Pengaruh Edukasi Farmasis terhadap Hasil Terapi dan Kualitas Hidup Pasien Prolanis Diabetes Melitus Tipe 2
Abstract
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid sebagai akibat insufiensi fungsi insulin. Penyakit DM memerlukan pengelolaan secara benar, terpadu, dan berkesinambungan sehingga glukosa darah dapat terkontrol dan kualitas hidup yang optimal akan tercapai. Tujuan penelitian ini adalah dengan adanya konseling farmasis dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 sehingga tercapai hasil terapi kualitas hidup yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain Two Group Pretest-Posttest. Hasil penelitian pada kelompok intervensi setelah diuji Wilcoxon terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan, peningkatan nilai kepatuhan, penurunan kadar gula darah puasa (GDP), penurunan kadar Gula Darah Setelah Makan (GDPP) dan peningkatan nilai kualitas hidup yang signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan nilai rata-rata pengetahuan, peningkatan nilai kepatuhan, penurunan kadar GDP, dan peningkatan nilai kualitas hidup tidak signifikan, hanya pada penurunan kadar GDPP yang signifikan. Dari hasil uji Mann Whitney ada perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada tingkat pengetahuan, kepatuhan, GDPP, dan kualitas hidup, sedangkan pada GDP tidak ada perbedaan yang bermakna. Dengan uji Spearmen’s terlihat adanya hubungan antara pengetahuan, kepatuhan, kadar gula darah, dan kualitas hidup. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya konseling oleh farmasis dapat meningkatkan pengetahuan, dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe II sehingga tercapai hasil terapi dan kualitas hidup yang optimal.