Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel AHA (Alpha Hydroxy Acid) Kombinasi BHA (Beta Hydroxy Acid) Sebagai Ekspolieting dalam Penanganan Melasma
Abstract
Melasma adalah hiperpigmentasi simetris kelainan dengan etiopatogenesis multifaktor diduga akibat interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan juga fototipe kulit. Terapi yang sering digunakan dalam penangganan melasma salah satunya yaitu chemical peeling. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi AHA (Alpha Hydroxy Acid) Kombinasi BHA (Beta Hydroxy Acid) dalam sediaan gel dan untuk mengetahui stabilitas gel selama penyimpanan pada suhu 40±2o C. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. AHA yang digunakan Glycolic Acid 10% dan BHA yang digunakan adalah Salicylic Acid 1% diformulasi menjadi sediaan gel dengan basis karbopol. Sediaan gel dilakukan uji stabilitas selama 21 hari dan dilakukan stabilitas dipercepat metode cycling test dengan menyimpan sediaan gel pada suhu 5±2 oC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven yang bersuhu 40±2oC selama 24 jam. Perlakuan ini terhitung 1 siklus dan dilakukan sebanyak 6 siklus (12 hari). Selanjutnya dilakukan pengamatan organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, daya tercuci dan viskositas. Hasil uji stabilitas menunjukkan sediaan gel kombinasi AHA dengan BHA baik secara fisik, homogenitas, daya sebar, daya tercuci, viskositas dan pH selama 21 hari penyimpanan, tetapi tidak stabil pada pengujian cycling test karena terjadi perubahan stabilitas sediaan pada parameter viskositas dan pH. Pengaruh kombinasi konsentrasi pada sediaan gel terhadap stabilitas sediaan gel mempengaruhi pH dan viskositas.