Dampak Produksi Beras, Indeks Kemahalan Kontruksi, dan Diversifikasi Pangan Terhadap Prevalensi Ketidakcukupan Pangan di Kawasan Indonesia Timur
Abstract
Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) adalah menghapuskan kelaparan (Zero Hunger) pada tahun 2030. Pada 2022, Indonesia memiliki prevalence of undernourishment sebesar 5,9%, sekitar 16,2 juta orang. Kawasan Indonesia Timur memiliki tingkat ketahanan pangan terendah dan kesenjangan infrastruktur tinggi akibat indeks kemahalan konstruksi yang tinggi. Namun, di kawasan ini, makanan non-beras seperti sagu dan umbi-umbian juga digunakan sebagai makanan utama, sehingga ketergantungan pada beras lebih rendah dibandingkan dengan kawasan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak produksi beras, indeks kemahalan infrastruktur, dan diversifikasi pangan terhadap prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan di Indonesia Timur. Penelitian menggunakan data panel dari 7 provinsi di kawasan indonesia timur. Model yang terpilih adalah Random Effect. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Produksi beras berdampak negatif dan signifikan terhadap PoU, indeks kemahalan infrastruktur tidak berdampak yang signifikan terhadap PoU, dan diversifikasi pangan berdampak positif dan signifikan terhadap PoU. Pemangku kebijakan dan rumah tangga perlu memperhatikan nilai gizi makanan non-beras yang dikonsumsi, serta meningkatkan produksi beras di kawasan Indonesia Timur untuk mengurangi kelaparan.
Downloads
Copyright (c) 2025 M. A Sahal Baihaqi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.