Strategi Perang Semesta: Pertempuran Pangeran Diponegoro Menghadapi Belanda 1825-1830
Abstract
Sejarah bangsa Indonesia telah mencatat perjuangan Pangeran Diponegoro pada tahun 1825 sampai dengan 1830 merebut hak bangsa atas kemerdekaan, hak kepemilikan tanah airnya sendiri secara berdaulat. Perjuangan yang selanjutnya dikenal dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa (Java War), memiliki arti strategis bangsa melawan penindasan kolonialisme bangsa Eropa pada masa itu. Sejarah sakral tersebut melegenda sampai ke manca negara, dalam peperangannya menghadapi Belanda selama 5 (lima) tahun, Pangeran Diponegoro tentunya menerapkan strategi perang semesta untuk memenangkan perang tersebut, namun kemenangan dari pertempuran selama lima tahun berakhir di pihak Belanda dengan akhir cerita tertawannya pangeran Diponegoro pada saat perjanjian yang dilakukan ternyata hanya tipu muslihat untuk menangkapnya. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa latar belakang pertempuran Diponegoro dan strategi perlawanan dalam menghadapi Belanda. Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode studi pustaka (library research) yang diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan (buku, literatur, website, artikel jurnal, majalah, hasil penelitian dan sebagainya) dengan analisa data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah strategi pemikiran gerilya yang diadopsi oleh pangeran Diponegoro berupa cara penyampaian kepada pimpinan perang wilayah, perekrutan pengikut, memobilisasi, cara bertahan dalam pertempuran selama lima tahun yang dilakukan oleh pasukan keraton dan kehidupan pada saat pertempuran dari wilayah ke wilayah lainnya.