Faktor Penentu Keterkendalian Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Rumah Sakit Bina Husada Cibinong

  • Eni Koniah Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia
  • Prih Sarnianto Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia
  • Sesilia A Keban Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia
  • Siti Rohmi Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia
Keywords: faktor penentu, keterkendalian glukosa darah

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat agar kadar gula darah pasien dapat terkendali serta mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu yang mempengaruhi kadar gula darah pada pasien DM di ruang Poliklinik Penyakit Dalam RS Bina Husada pada 2018. Sampel yang digunakan adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang dilakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu sebanyak 102 orang.Variabel indepenent yang diteliti adalah sosiodemografi pasien (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kepemilikan asuransi), aktifitas fisik, faktor biomedik (riwayat keturunan, lama menderita DM, komobiditas), dan faktor konsumsi obat (rasionalitas, pola pemberian obat dan kepatuhan mengkonsumsi obat)  yang diduga mempengaruhi keterkendalian kadar gula darah. Desain penelitian menggunakan studi observasional secara retrospektif dan prospektif.  Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 102 orang pasien, terdapat 75 orang (73,5%) glukosa darahnya  terkendali dan 27 orang  (26,5%) glukosa darahnya tidak terkendali. Faktor yang paling dominan menentukan keterkendalian glukosa darah adalah faktor kepatuhan dengan OR 3,873, yang artinya responden yang tidak patuh dalam minum obat akan berpeluang glukosa darahnya  menjadi tidak terkendali 3,9 kali dibanding responden yang patuh setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, rasionalitas dan komorbiditas.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. (2013). Profil RS Bina Husada 2013. Bogor : Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Duarsa, Made Dyah Vismita Indramila Duarsa, Nuryanti, Hanik, Kandarini, Yenny, Mahadita, Gede Wira, Aryani, Putu, & Juniada, Bagus. (2020). The proportion and characteristics of hypertension outpatients in productive age at Selemadeg Public Health Center, Tabanan in 2020. Bali Anatomy Journal, 3(2), 32–37. Google Scholar

Fadilah, Nurul Aini, Saraswati, Lintang Dian, & Adi, Mateus Sakundarno. (2016). Gambaran karakteristik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada wanita (Studi di RSUD Kardinah Kota Tegal). Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(1), 176–183. Google Scholar

Hapsari, Puspita Nur. (2014). Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat Dan Keberhasilan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Jalan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar

International Diabetes Federation (IDF). (2017). Diabetes Atlas Eighth edition 2017.

Kardela, Widya, Abdillah, Rahmad, & Handicka, Garmi. (2019). Rasionalitas Penggunaan Obat Diabetes Mellitus Tipe 2 komplikasi Nefropati di Rumah Sakit Umum Pusat dr. M. Djamil Padang. Jurnal Farmasi Higea, 11(2), 195–200. Google Scholar

Kartika, Tiara Tri. (2018). Kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Widya Mandala Catholic University Surabaya. Google Scholar

Kemenkes, R. I. (2013). Riskesdas 2013. Jakarta: Balitbangkes RI. Google Scholar

Kementrian kesehatan RI. (2018). Hasil utama riskesdas 2018. 61.

Lisiswanti, Rika, & Cordita, Raka Novadlu. (2016). Aktivitas fisik dalam menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes melitus tipe 2. Jurnal Majority, 5(3), 140–144. Google Scholar

Nanda, Oryza Dwi, Wiryanto, Bambang, & Triyono, Erwin Astha. (2018). Hubungan kepatuhan minum obat anti diabetik dengan regulasi kadar gula darah pada pasien perempuan diabetes mellitus. Amerta Nutrition, 2(4), 340–348. Google Scholar

Perkeni. (2011). Petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus. Perkumpulan Endokrinol Indonesia. Google Scholar

Ramdini, Dwi Aulia, Wahidah, Lilik Koernia, & Atika, Dwi. (2020). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Diabetes Melitus Tipe Ii Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pasir Sakti Tahun 2019. JFL: Jurnal Farmasi Lampung, 9(1), 67–76. Google Scholar

Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan Nasional Riset Kesehatan Nasional Jawa Timur 2018.

Rondonuwu, Regita Gebrila, Rompas, Sefty, & Bataha, Yolanda. (2016). Hubungan Antara Perilaku Olahraga Dengan Kadar Gula Darahpenderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmaswolaang Kecamatan Langowan Timur. Jurnal Keperawatan, 4(1). Google Scholar

Rudi, Abil, & Kwureh, Hendrikus Nara. (2017). Faktor risiko yang mempengaruhi kadar gula darah puasa pada pengguna layanan laboratorium. Google Scholar

Sari, Firni Dwi, Inayah, Inayah, & Hamidy, Muhammad Yulis. (2016). Pola penggunaan obat anti hiperglikemik oral pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit X Pekanbaru tahun 2014. Riau University. Google Scholar

Smeltzer, Suzanne C., & Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Egc, 1223, 21. Google Scholar

Sukmaningsih, Wahyu Ratri, Heru SubarisKasjono, S. K. M., & Werdani, Kusuma Estu. (2016). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar

Trilestari, Herni, & Suprayitno, Edy. (2016). Hubungan Perilaku Diet dengan Tingkat Kadar Gula Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Ambarketawang Yogyakarta. Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta. Google Scholar

WHO. (2015). World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health Organization; 2015. Google Scholar
Published
2021-06-19