KONSTRUKSI IDENTITAS DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI PASANGAN SUAMI ISTRI PENYANDANG TUNANETRA DI KOTA BANDUNG
Abstract
Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan menemukan makna yang telah dikonstruksi oleh pasangan suami istri penyandang tunanetra yaitu mengenai identitas diri mereka sebagai penyandang tunanetra, motif pasangan suami istri penyandang tunanetra menikah, serta untuk mengungkap perilaku komunikasi keluarga penyandang tunanetra baik dengan pasangan, anak, keluarga, lingkungan masyarakat dan pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi dengan pendekatan kualitatif tentang pola komunikasi dan konsep diri para penyandang tunanetra. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri penyandang tunanetra di Kota Bandung dengan klasifikasi kebutaan yang beragam. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam, observasi, dan studi komunikasi kepada keenam informan. Penelitian ini menggunakan Teori Identitas Diri, Teori Interaksi Simbolik dan Teori Konstruksi Sosial Atas Realitas. Hasil dari penelitian ini adalah para penyandang tunanetra dalam memaknai dirinya sebagai penyandang tunanetra dipengaruhi oleh berbagai kerangka pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta proses kebutaan yang terjadi sehingga membuat sebuah pemaknaan diri sebagai seorang yang pasrah, patut dikasihani, tidak berguna, kurang percaya diri, kecewa, trauma dan harus memiliki semangat lebih dibanding manusia yang memiliki penglihatan normal lainnya. Dalam membesarkan anak-anak mereka yang memiliki penglihatan normal, para pasangan suami istri penyandang tunanetra memasangkan gelang kaki krincing kepada anak mereka dan mengikat tangan anak mereka dengan tangannya dengan tujuan agar tidak kehilangan jejak saat pengasuhan di rumah. Meski memiliki kendala dalam penglihatan tetapi para penyandang tunanetra dalam penelitian ini memiliki kelebihan dalam pemaksimalan indera-indera lainnya. Mereka memiliki kepekaan terhadap suara, indera peraba, penciuman, serta felling yang kuat dalam menjalani kehidupan.