ANALISA PENGARUH BEBAN DAN CAMPURAN BATUBARA TERHADAP BIAYA PRODUKSI PEMBANGKITAN LISTRIK DI PLTU INDRAMAYU
Abstract
- PJB UBJ O&M PLTU Indramayu berkapasitas 3x330 MW yang artinya mempunyai 3 unit dan setiap unitnya dapat membangkitkan sebesar 330MW. PLTU Indramayu menggunakan bahan bakar fosil yaitu batubara untuk proses produksinya. Batubara saat ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada perusahaan pembangkit listrik. Menurut ASTM batubara diklasifikasikan berdasarkan besar kalori yang terkandung pada batubara tersebut. Dari beberapa jenis batubara, PLTU Indramayu menggunakan batubara jenis sub-bituminous coal yang disebut dengan medium range coal (MRC) dan lignite yang disebut dengan low range coal (LRC). Jenis batubara yang berbeda tersebut akan dicampur untuk menghemat biaya produksi pembangkitan. Pada beban yang berbeda dan campuran batubara yang berbeda akan mempengaruhi biaya produksi pembangkitan. Oleh karena itu, penulis dalam tugas akhir ini mengambil judul tentang analisa pengaruh beban dan campuran batubara terhadap biaya produksi pembangkitan listrik PT PJB UBJ O&M PLTU Indramayu dengan tujuan untuk memahami dan menganalisa campuran batubara mana yang lebih efisien biaya produksi pembangkitannya dengan beban yang sesuai dengan desain di PLTU Indramayu. Campuran batubara yang digunakan antara lain 100% LRC, 80% LRC dengan 20% MRC, dan 60% LRC dengan 40% MRC. Variasi beban yang digunakan yaitu 175MW, 220MW, 265 MW dan 310MW. Dari hasil analisa didapatkan, hubungan antara beban dan biaya produksi pembangkitan listrik ialah berbanding terbalik karena pada beban rendah maka biaya produksi pembangkitan listrik menjadi tinggi dan sebaliknya dan PLTU Indramayu yang didesain dengan kapasitas 330MW pada beban tertinggi (100%) atau 310 MW yang efisien menggunakan campuran batubara 60% LRC dan 40% MRC dengan biaya produksi pembangkitan sebesar Rp 356,890/kWh.
Kata kunci: Batubara, Beban, MRC, LRC, Biaya Produksi Pembangkitan