Rosasea Phymatous yang Diterapi dengan Isotretinoin Oral dan Asam Azaleat Topikal

  • Budi Eko Prasetyorini Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
  • Minna Hasniah Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
  • Moerbono Mochtar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
  • Arie Kusumawardhani Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Keywords: asam azaleat, isotretinoin, rosasea phymatous

Abstract

Rosasea phymatous adalah penyakit inflamasi kulit kronik dengan manifestasi kulit berupa penebalan kulit, edema, permukaan nodul tidak rata pada hidung, dagu, kening telinga dan kelopak mata. Insidensi kebanyakan berusia 40-60 tahun, wanita lebih sering 2-3 kali. Eritema wajah pada rosasea sulit diobati dan berdampak negatif pada kualitas hidup penderita. Seorang perempuan usia 54 tahun datang dengan keluhanbercak kemerahan di wajah. Bercak kemerahan semakin menebal dan meluas, terasa gatal dan perih terutama bila terkena sinar matahari. Pemeriksaan fisik terdapat plak dan nodul eritem multiple sebagian berkonfluens dengan teleangiktasis pda bagian sentral wajah. Pemeriksaan histopatologi menunjukan epidermis intak, dermis tampak hiperplasia kelenjar sebasea, penyumbatan folikel, penebalan dan fibrosis serta endapan mucin kulit, inflamasi sel plasma dan sebukan limfosit diantara folikel rambut. Pemeriksaan imunohistokimia (IHC) dengan CD138 menunjukan positif pada sel plasma. Diagnosis rosasea phymatous ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi dan lesi kulit berupa edema, plak, phyma, flushing persisten, burning dan stinging pada bagian wajah. Pasien mendapat terapi sistemik berupa oral isotretinoin 40 mg perhari selama 2 bulan dan terapi topikal pada lesi kulit krim dengan krim asam azaleat 20% pada area erosi malam hari dan sunscreen sepanjang hari oles seluruh wajah. Pengamatan pada hari ke 60 perawatan pasien menunjukan perbaikan lesi kulit. Rosasea phymatous merupakan kelainan kulit kronik yang sulit diobati. Terapi pada rosasea bertujuan untuk memperingan gejala, menunda dan mencegah progesivitas, menjaga keadaan remisi, mencegah terjadinya eksaserbasi, menjaga kulit dalam keadaan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2021-12-29