Analisis Variasi Terjemahan Kata “Muslim”, “Muslime” dan “muslimisch” pada Tujuh Artikel dalam Tema “Muslimisches Leben in Deutschland (Kehidupan Umat Muslim di Jerman)” di Situs Goethe Institut Indonesia Berdasarkan Pendekatan Proses Material dalam Metaf

  • Nur Hizzah Pulungan Universitas Indonesia
  • Leli Dwirika Universitas Indonesia
Keywords: muslim, artikel, metafungsi ideasional, Goethe Institut Indonesia, Jerman

Abstract

Diskriminasi terhadap umat muslim masih terus ditemukan di negara-negara Eropa, salah satunya adalah Jerman. Goethe Institut selaku pusat kebudayaan dan bahasa Jerman menjalankan salah satu program budaya dengan menulis artikel tentang kehidupan umat Islam di Jerman dalam upaya menginformasikan bahwa negara Jerman merupakan negara yang ramah bagi imigran Islam. Tujuh dari delapan artikel dalam topik muslimisches Leben in Deutschland di situs Goethe Institut Indonesia diterjemahkan oleh Hendarto Setiadi. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisis bagaimana penerjemah menentukan variasi terjemahan kata “Muslim”, “Muslime” dan “muslimisch” pada artikel-artikel dalam topik muslimisches Leben in Deutschland di situs Goethe Institut Indonesia berdasarkan pendekatan proses material dalam Metafungsi Ideasional dari teori Analisis Wacana Kritis. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sketch engine untuk membandingkan TSu dan TSa serta menemukan kolokasi kata “muslim” di TSa sebagai langkah awal analisis klausa-klausa yang mengandung terjemahan kata “muslim” di TSa. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa penerjemah memasangkan frasa “kaum muslim” pada klausa yang menunjukkan bahwa penganut Islam di Jerman telah melalui proses untuk mencapai kondisi yang saat ini mereka jalani di Jerman. Kemudian, penerjemah memasangkan terjemahan “umat muslim” pada kalimat yang menunjukkan identitas penganut Islam di Jerman. Sementara itu, frasa “warga muslim” digunakan oleh penerjemah pada kalimat-kalimat yang mengandung makna bahwa muslim sudah menyatu dengan Jerman dalam kegiatan-kegiatan sehari-harinya dan bukan lagi tentang proses menjadi diterima. Yang terakhir adalah penerjemah memasangkan kata “muslim” saja sebagai kata tunggal dengan klausa yang menunjukkan penggambaran opini penganut Islam di Jerman.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2024-11-27