HUKUM IBADAH THAWAF BAGI WANITA HAIDH MENURUT IMAM IBNU MAS’UD AL-KASANI AL-HANAFY

  • May Dedu

Abstract

Penelitian ini menjelaskan bahwa Ibnu Masʼud al-Kasani berpendapat thaharah
dari hadats, janabah, haid dan nifas tidaklah menjadi syarat dari thawaf, hal
tersebut karena beliau membedakan antara fardhu Haji dan wajib Haji. Menurut
beliau, fardu ialah sesuatu yang harus dilaksanakan (dipenuhi), maka jika
ditinggalkan hajinya tidak sah, dan tidak diperbolehkan menggantinya dengan
membayar dam (denda), Sedangkan wajib haji ialah yang tidak harus dilaksanakan
(dipenuhi). Sehingga diperbolehkan melakukan thawaf tanpa thaharah (suci) dari
hadats, janabah, haidh dan nifas, dan harus menggantinya dengan membayar dam.
Imam Ibnu Mas'ud al-Kasani melihat adanya keumuman makna yang terkandung
dalam firman Allah Swt dalam surat al-Hajj ayat 29 yang memerintahkan orang
yang sedang beribadah haji untuk melakukan thawaf, sehingga Ibnu Mas'ud alKasani berpandangan bahwa ayat ini merupakan suatu perintah yang bersifat
mutlak dan tidak mensyaratkan adanya thaharah bagi pelakunya. Sehingga beliau
memperbolehkan wanita haid melakukan thawaf.
Kata Kunci: Ibnu Masʼud Al-Kasanî, Haji dan Thawaf.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-05-22