Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Anak Usia 36 – 48 Bulan di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Tahun 2019

  • Loriana L Manalor Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
  • Matje M. Huru Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
  • Ummi K.S. Saleh Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
  • Melinda R. Wariyaka Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
Keywords: bicara; bahasa; anak

Abstract

Latar belakang Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa. Anak usia 0-5 tahun yang disebut balita merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa kritis terjadi pada anak usia 1-3 tahun dimana diperlukan stimulasi yang berguna agar potensi berkembang sehingga perlu mendapat perhatian. Kecerdasan anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diterimanya dalam tahun-tahun awal kehidupannya, terutama dua tahun pertama yang sering kita sebut dengan the golden years. Stimulasi yang tepat, baik jenis maupun frekuensinya, akan melatih panca indera anak dan akan mempengaruhi kecerdasannya. Melalui stimulasi ini juga dapat menjalin komunikasi efektif. Tugas orangtua dan pendidik untuk mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak. Metode penelitian penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in depth Interview) & dokumentasi di Puskesmas Oebobo Kota Kupang pada Bulan Mei - Agustus 2019. Hasil penelitian Perkembangan bahasa dan bicara khususnya pada anak dengan gangguan keterlambatan bicara (speech delay), deteksi dini sangat dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada awal masa tumbuh kembang seorang anak, karena bahasa menjadi faktor utama dalam tumbuh kembang anak yang dapat mempengaruhi banyak aspek tumbuh kembang lainnya, seperti, aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan bahasa seorang anak mampu untuk berkomunikasi, menyampaikan isi pikiran, perasaan, ekspresi dan interaksi dengan orang-orang dan lingkungan yang ada disekitarnya. Dengan deteksi sedini mungkin, akan dapat mengetahui lebih awal dalam pemberian stimulasi yang sesuai dengan  masalah yang dialami seorang anak. Stimulasi merupakan salah satu bentuk program intervensi yang di berikan kepada anak, khususnya anak dengan masalah keterlambatan bahasa dan  bicara (speech delay) dengan dibantu oleh ahli seperti dokter, terapis dan  intervensi yang di berikan oleh orang tua, sebagai contoh pola asuh yang sangat mempengaruhi perkembangan tumbuh kembang seorang anak. Perkembangan bicara yang terlambat biasanya disertai dengan perkembangan sensorik motorik, perseptual motoric yang terlambat pula. Karena bicara dan berbahasa berhubungan erat dengan system motoric, yang diatur oleh system syaraf pusat. Pada usia dini anak yang mengalami gangguan keterlambatan bicara harus dengan cepat diberikan intervensi berupa kegiatan terapi sebagai usaha preventif dalam masa tumbuh kembangnya. Diagnosis keterlambatan bicara dan berbahasa tidak mudah ditegakkan, karena berhubungan dengan fungsi otak, kegiatan motoric mulut, lidah, kerongkongan, pernafasan, pita suara dan tonus otot. (Etty Indriati, 2011).

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-05-21