Analisis Faktor Risiko Lingkungan terhadap Kejadian Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi

  • Julifent Julifent Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
  • Hasanuddin Ishak Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
  • Paulina Taba Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
Keywords: Schistosomiasis, Pengelolaan Lahan, Pengembalaan Hewan Trnak, Jarak Tempat Tinggal

Abstract

Schistosomiasis sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Schistosomiasis adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh cacing Schistosoma dan bersifat endemik. Prevalensi Schistosomiasis di dataran tinggi Lindu dalam lima tahun (2015-2019) berturut-turut 0,7% ,93%, 0,36%, 0,44% dan 0,97%, terjadi fluktuasi infeksi meski program pengobatan dan tindakan pengendalian terus dilakukan yang menandakan adanya faktor penyebab reinfeksi masih tetap terjadi.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kejadian Schistosomiasis yang terjadi di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi.

Desain penelitian yang diapakai dalam penelitian ini adalah mix method dengan kuantitatif sebagai rancang bangun utama menggunakan pendekatan Case Control Study yaitu studi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian dengan penyakit) dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kontrol berdasarkan status paparannya, dan kualitatif sebagai pendukung (indepth interview). Sampel sebanyak 42 responden yang terdiri dari kelompok kasus 21 responden da kelompok control 21 responden. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunkan uji odd ratio (OR) dilanjutkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian pengelolaan lahan, kelompok kasus 16 responden (76,2%) melakukan penelolaan lahan berjangka, 5 responden (23,8%) melakukan pengelolaan lahan terus menerus, Kelompok Kontrol 7 responden (33,3%) melakukan penelolaan lahan berjangka, 14 responden (66,7%) melakukan pengelolaan lahan terus menerus dengan nilai p = 0,005. Pengembalaan hewan ternak, kelompok kasus 15 responden (71,4%) tidak menggunakan kandang (bebas), 6 responden (28,6%) menggunakan kandang, kelompok kontrol 8 responden (38,1%) tidak menggunakan kandang, 13 responden (61,9%) menggunakan kandang, nilai p = 0,019. Jarak tempat tinggal, kelompok kasus 17 responden (81,0%) jarak tempat tinggal dengan lokasi fokus ≤ 75 m, 4 responden (19,0%) jarak tempat tinggal dengan lokasi fokus > 75 m, kelompok kontrol 9 responden (42,9%) jarak tempat tinggal dengan lokasi fokus ≤ 75 m, 12 responden (57,1%) jarak tempat tinggal dengan lokasi fokus > 75 m, dengan nilai p = 0,011. Kesimpulan, yang menjadi faktor risiko kejadian Schistosomiasis adalah Pengolahan Lahan (OR = 6,40 Cl =1,65-24,77), Pengembalaan Hewan Ternak (OR = 4,06 Cl = 1,11-14,0), dan Jarak Tempat Tinggal (OR = 5,66 Cl = 1,41- 22,6).

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-10-22