Evaluasi District Meter Area (DMA) Zona Mojolangu Dalam Penurunan Non Revenue Water (NRW) Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang

  • Anwar Romdloni Balai Prasarana Permukiman Wilayah Maluku Utara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Indonesia
Keywords: DMA, NRW, Zona Mojolangu

Abstract

Pertumbuhan penduduk di Kota Malang memberikan dampak peningkatan kebutuhan air minum. Untuk menjamin ketersediaan air minum, Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang berupaya untuk menurunkan Non Revenue Water (NRW). Data NRW yang didapatkan dari neraca air tahunan sebesar 28,57 % yang mengakibatkan kerugian sebesar 80 milyar per tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi DMA dengan tingkat NRW dibawah 25 % di Zona Mojolangu, mengkaji kondisi DMA yang masih tinggi diatas 25 % di Zona Mojolangu, melakukan analisis faktor-faktor penyebab tingginya angka Non Revenue Water (NRW) dan kontinuitas pengaliran air minum yang kurang maksimal pada District Meter Area (DMA) di wilayah Zona Mojolangu melalui pembuatan neraca air (water balance) dan simulasi perangkat lunak EPANET 2.2, melakukan analisis kelayakan investasi dan biaya operasional DMA di wilayah Zona Mojolangu, melakukan analisis strategi dalam peningkatan bagian kehilangan air terhadap penurunan Non Revenue Water (NRW). Metode secara teknis yaitu pengendalian secara aktif seperti kegiatan steptest, pencarian kehilangan air komersial, neraca air dan simulasi jaringan distribusi eksisting menggunakan Epanet 2.2 untuk melakukan analisa hidrolik. Metode analisa pembiayaan dengan perhitungan NPV, IRR, BCR, PP. Metode analisa strategi dalam peningkatan bagian kehilangan air yaitu pengelolaan tekanan, pengendalian secara aktif, kecepatan dan kualitas perbaikan serta manajemen aset. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan pipa HDPE salah satu upaya menekan kebocoran. DMA dengan NRW diatas 25 % terjadi kebocoran pada saat jam minimum. Penyebab NRW disebabkan konsumsi air tak bermeter 17,28 %, kehilangan air fisik 16,39 % dan kehilangan air non fisik 4,72 %. Biaya operasional dan nilai investasi layak dijalankan dengan NPV yaitu Rp. 9.350.245 > 0, IRR yaitu 10,2 % > Suku Bunga 7 %, BCR yaitu 2,4 > 1 dan PP yaitu 4 Tahun 3 Bulan. Upaya strategi bagian kelembagaan yaitu pengaturan PRV dengan penurunan tekanan pada jam minimum, kegiatan steptest dan penulusuran secara rutin dengan prioritas NRW, memenuhi target realisasi dengan memperhatikan kualitas perbaikan hingga selesai flushing, peningkatan pengelolaan aset.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-10-24