Analisis Dampak Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan Pada Model Usahatani Terpadu Di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur

  • Maria Maria Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Hazairin Zubair Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Syatrianty A. Syaiful Universitas Hasanuddin, Indonesia
Keywords: Pertanian terpadu, dampak sosial, dampak ekonomi, dan dampak lingkungan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak sosial, ekonomi dan lingkungan pada model usaha tani terpadu di Desa Sindu Agung,  Kecamatan Mangkutana,  Kabupaten Luwu Timur dan berlangsung April sampai Juni 2021.  Penelitian ini menggunakan metode diskriptif (deskriftive analysis) kuantitatif  maupun  kualitatif.  Untuk mengkaji dampak sosial digunakan analisis  kuantitatif  deskriptif dan modal  sosial.dengan skala  ordinal. Untuk mengetahui dampak ekonomi menggunakan analisis penerimaan, pendapatan dan analisis kelayakan usaha serta efisiensi tenaga kerja, sedangkan dampak lingkungan menggunakan analisis  deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak sosial  diketahui dari karakteristik petani dan modal sosial meliputi sebagian besar petani yang terlibat dalam usahatani terpadu maupun monokultur berumur produktif, berpendidikan tinggi, lama berusahatani 1 – 10 tahun, luas lahan kepemilikan < 1 ha serta jumlah tanggungan keluarga 4 – 8 orang.  Modal  sosial  dari model usahatani terpadu dan monokultur terdiri dari kepercayaan dan kepedulian  terhadap sesama dan lingkungan masing-masing berkategori tinggi dan cukup tinggi, jaringan sosial dan tindakan proaktif berkategori tinggi, norma sosial berkategori cukup tinggi.  Dampak ekonomi diketahui dari penerimaan dan pendapatan petani usahatani terpadu yang lebih tinggi dengan penerimaan per tahun Rp 633,378,000 dan pendapatan Rp 294,731,000 dibandingkan monokultur dengan penerimaan Rp 19,900,000 - 409,500,000 dan pendapatan Rp  8,075,500 - 126,166,667.  Nilai rasio R/C usahatani terpadu 1,87, sedangkan monokultur yakni 1,39 sampai 3,50.   Tingkat  efisiensi  tenaga kerja pada usahatani terpadu antara 0,0044 sampai 45,74 sedangkan pada monokultur antara 0,05 sampai 44,82.  Indeks produktivitas tenaga kerja usahatani terpadu sebesar Rp 40.451/HKO sampai 1,073,888/HKO sedangkan usahatani monokultur 137,037/HKO sampai 15,933,193/HKO.  Dampak lingkungan dari model usahatani terpadu maupun monokultur dapat dilihat dari limbah yang dihasilkan.  Limbah yang dihasilkan oleh usahatani terpadu meliputi jerami, dedak, sekam, buah tomat busuk serta kotoran ayam termanfaatkan.  Sedangkan pada usahatani monokulktur, hanya sebagian limbah seperti jerami, sisa pertanaman kangkung serta kotoran ayam yang termanfaatkan.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-11-01