Produksi Padi Sawah (Oriza Sativa L.) Dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus L.) Pada Berbagai Sistem Tanam Dan Kepadatan Ikan Dalam Mina Padi

  • Ketut Murtika Program Studi Sistem-Sistem Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
  • Elkawakib Syam’un Program Studi Sistem-Sistem Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
  • Sharifuddin Bin Andy Omar Program Studi Sistem-Sistem Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
Keywords: padi sawah, ikan nila, mina padi, sistem tanaman padi, kepadatan ikan

Abstract

Penurunan produksi padi disebabkan oleh degradasi lahan sawah, sementara program intensifikasi relatif tidak mengalami perbaikan. Saat  ini  diperlukan  upaya  untuk mengembangkan  teknologi  budidaya  padi  yang mampu  memberikan  kontribusi  positif  terhadap kesejahteraan petani dan optimalisasi lahan. Usaha tani sistem mina padi merupakan perpaduan antara usaha pertanian dan perikanan. Perubahan strategi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan termasuk dari segi protein dan menyejahterakan petani.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh integrasi ikan nila (O. niloticus) dan padi sawah (O. sativa) pada berbagai sistem tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi, kelangsungan hidup dan pertambahan bobot ikan nila di Desa Cendana Hitam Timur, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur.  Penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok  faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah sistem tanam yang terdiri atas sistem tanam tegel, jajar legowo 2:1, dan legowo 4:1.  Faktor kedua adalah kepadatan tebar ikan nila yang terdiri atas kepadatan 22 ekor bibit ikan/36 m2, kepadatan 28 ekor bibit ikan/36 m2, dan kepadatan 36 ekor bibit ikan/36 m2.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara sistem  tanam  dan  kepadatan tebar ikan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi, kelangsungan hidup, dan pertambahan bobot ikan nila.   Sistem tanam legowo 4:1 menghasilkan rata-rata jumlah anakan maksimum terbanyak (24,22) dan bobot 1000 butir gabah tertinggi (29,42 g).  Sistem tanam legowo 2:1 menghasilkan rata-rata bobot biomassa tanaman tanpa gabah (70,21 g) dan produksi gabah kering tertinggi (25,52 kg.36 m2 atau 7,09 ton.ha-1), sedangkan sistem tanam tegel menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak ikan nila tertinggi (3288,62 g) dan laju pertumbuhan spesifik ikan nila tertinggi (3,65%).  Kepadatan tebar ikan 36 ekor per 36 m2 menghasilkan rata-rata pertumbuhan bobot mutlak ikan nila tertinggi (3344,04 g) dan kepadatan tebar ikan 22 ekor per 36 m2 menghasilkan rata-rata laju pertumbuhan spesifik ikan nila tertinggi (4,37%) pada budidaya mina padi.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-11-07