Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol 7, No
11, November 2022
PENERAPAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TGT MATERI INTERAKSI SOSIAL MATA
PELAJARAN IPS KELAS V DI SDN MANGUNHARJO 7 PROBOLINGGO
Ryzca Siti Qomariyah1, Anifatur
Rizqiyah2, Eka Nurhayati3, Nadya Dwi
Luckita4, dan Siti Nur Hidayati5
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar,
Universitas Panca Marga
Email : 1[email protected],
2[email protected]
Abstrak
Kurang
maksimalnya dalam menggunakan media sebagai alat untuk menyalurkan materi
mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Sehingga tujuan penelitian ini
adalah menggunakan model pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar Cooperative learning tipe TGT
pada siswa kelas 6 SD. Pembelajaran ini tergolong penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian. Setiap siklus memiliki 4 tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan evaluasi serta refleksi
tindakan. Penelitian ini melibatkan 30 siswa SD kelas V yang terlibat. Data
untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes. Tes tersebut digunakan
untuk mengukur keberhasilan hasil belajar siswa, dan dianalisis menggunakan
analisis data deskriptif, yaitu mencari rata-rata siswa, tingkat penyerapan,
dan persentase belajar. Analisis penelitian menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 2,5 dengan kategori kurang
aktif dan siklus II sebesar 5,6 kategori aktif. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada siswa kelas 6 SD secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar
IPS.
Kata kunci: Interaksi
Sosial, IPS, Turnamen Teams Games.
Abstract
Lack of maximum in using the media as a tool to distribute material resulting in decreased student learning outcomes. So the
purpose of this research is
to use the
model to improve social studies learning outcomes Cooperative learning type TGT for 6th grade elementary school students. This lesson is
classified as a classroom action study conducted in 2 research cycles. Each cycle has 4 stages of planning,
implementing, observing, and evaluating and reflecting on actions. This
study involved 30 elementary
school students V class involved.
The data for this study was carried out
using tests. The test is used
to measure student success learning outcomes, and analyzed using
descriptive data analysis, namely finding the average student,
absorption rate, and percentage of learning. Research
analysis shows that there is
an increase in learning outcomes during cycle I is 2.5 with less active
category and cycle II is 5.6 active category. Based on these results,
we can conclude
that: The application of the TGT type
of cooperative learning model to 6th grade elementary school students can significantly improve social studies learning outcomes.
Keywords: Social Interaction, Social Studies, Teams Games Tournament.
Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu pokok dasar bagi setiap manusia. Pasal 1 Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 mengungkapkan bahwa �pendidikan adalah pengembangan potensi untuk memiliki kemampuan spiritual, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan
siswa, masyarakat bangsa maupun negara (Nasional, 2003). Sedangkan,
pengertian pendidikan menurut Armidi (2022) mengungkapkan pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih mapan, baik bagi
diri sendiri maupun bagi masyarakat
(Armidi, 2022).
Sekolah merupakan faktor utama dalam
proses pendidikan. Menurut Sumini (2019), sekolah adalah lembaga pendidikan
formal tempat berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diraihnya. Tiap individu yang mendapatkan pengetahuan
akan terlihat jelas perubahan yang ada dalam dirinya, sebab orang yang akan
paham pendidikan dengan orang yang tidak paham akan pendidikan akan sangat
berbeda.
Dengan adanya pendidikan, kita dapat mempelajari suatu permasalahan atau konflik yang terjadi dalam proses
pembelajaran di sekolah maupun di masyarakat. Suatu pembelajaran akan berhasil apabila siswa dapat
memahami materi pembelajaran yang disampaikan gurunya, berperan aktif serta
mendapatkan hasil belajar siswa yang diharapkan. Namun dalam kenyataannya,
Suatu proses pembelajaran dianggap berhasil dan secara prosedural berkualitas
tinggi apabila semua atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran, baik secara fisik, mental maupun sosial. Penerapan
pembelajaran kelompok kecil, kolaborasi dan partisipasi aktif siswa bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman siswa, interaksi sosial dan hasil belajar
khususnya pada mata pelajaran IPS.
Menurut Lasmawan
(2010), model pembelajaran kolaboratif adalah model pembelajaran yang
menggunakan siswa sebagai agen pembelajaran (student
centered). Dalam suasana kelas yang demokratis, ini menawarkan peluang lebih besar
untuk menawarkan nuansa baru dalam pelaksanaan pembelajaran di semua bidang studi F (Hakim & Syofyan, 2017).
Menggunakan model seperti itu tidak
menjamin bahwa guru akan dapat memperhitungkan
perbedaan individu siswa mereka dalam
pelajaran mereka. Akibatnya kemampuan hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi rendah. Pentingnya penerapan model pembelajaran bagi kelangsungan proses pembelajaran.
Hal ini membuat pembelajaran tanpa penerapan model berdampak baik bagi siswa
dalam proses maupun hasil belajar itu
sendiri. Oleh karena itu, metode atau
model pembelajaran yang cocok
harus digunakan secara sememaksimalkan mungkin dalam pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan
oleh Hasim (2016) menyatakan bahwa
�pembelajaran yang optimal adalah
pembelajaran dengan menggunakan metode atau model dalam media pembelajaran yang sesuai�. Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan
masalah yaitu bagaimana penerapan model cooperative
learning type Teams Games Tournament (TGT) pada materi
interaksi sosial mata pelajaran IPS kelas V di SDN Mangunharjo 7 Probolinggo?.
Model ini memiliki beberapa
fase. fase pengajaran, fase pembelajaran kelompok, fase permainan, fase turnamen, dan pengenalan tim. Model ini tepat karena
termasuk permainan akademik pada tahap implementasi dan dapat mendorong aktivitas belajar aktif pada siswa.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model cooperative
learning type Teams Games Tournament (TGT) pada materi
interaksi sosial mata pelajaran IPS kelas V di SDN Mangunharjo 7 Probolinggo.
Metode
Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian
perilaku pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk perbaiki
kegiatan belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian ini akan dilakukan
dalam dua siklus. Setiap siklus penelitian terdiri dari empat
fase terdiri dari tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi tindakan. Di bawah ini adalah diagram untuk melakukan penelitian.
Subjek
penelitian ini yaitu 30 siswa kelas V
SDN Mangunharjo 7 Probolinggo, di antaranya 16 laki-laki dan 14 perempuan.
Pengumpulan data pada
penelitian adalah dengan menggunakan
tes. Tes digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar setelah mempelajari
materi yang diberikan. Kemudian,
menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan analisis
data deskriptif, yaitu mencari rata-rata siswa, tingkat pencapaiannya tingkat
penyerapan dan persentase pembelajaran yang dikuasai.
Gambar 1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Hasil Dan
Pembahasan
Gambar 2 Proses Pembelajaran TGT
Penelitian ini dimulai dengan siklus
I dari perencanaan, misalnya membenahi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran
cooperative
jenis TGT dan melakukan penyusunan tes hasil belajar pada pembelajaran IPS. Pada fase pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses belajar dengan mengikuti pedoman pada RPP yang telah disusunnya. Proses pembelajaran dilakukan
dengan cara membagi beberapa kelompok belajar yang terbentuk dari 4-5 siswa
yang berbeda-beda (pembagian telah ditentukan dengan perhitungan jumlah siswa),
siswa diberi beberapa pertanyaan kemudian untuk menjawab pertanyaan tersebut
dengan berdiskusi bersama kelompoknya. Dalam diskusi tersebut peneliti
membimbing siswa dalam kelompok dan memberikan nilai bagi siswa yang mampu
menyelesaikan serta dalam mengadakan tournamen
dilakukan dengan mengatur meja yang berbentuk kelompok yang anggotanya heterogen dalam hal prestasi
akademik, jenis kelamin, ras atau etnis. Dalam menjawab tournament,
perwakilan kelompok mengambil pertanyaan didalam box dan mendiskusikan jawaban dengan anggota kelompoknya. Apabila mereka berhasil menjawab maka aka mendapatkan poin, jika tidak
berhasil menjawab pertanyaan tersebut maka pertanyaan tersebut akan dilemparkan
ke kelompok selanjutnya. Kelompok yang berhasil mendapatkan poin bintang terbanyak,
maka akan� mendapatkan
reward. �
Observasi dilakukan pada setiap pertemuan
dengan cara mengamati serta mencatat peristiwa yang muncul, baik berupa hambatan maupun masalah
yang dihadapi selama pelaksanaan perilaku, maupun yang positif yang muncul
dalam proses pembelajaran. Observasi juga digunakan untuk memperoleh data
berupa aktivitas siswa. Penilaian hasil belajar siswa diberikan pada akhir
siklus dengan mengikuti tes hasil belajar IPS. Refleksi berlangsung di akhir
siklus, dan hasil belajar siswa menginformasikan refleksi ini. Hasil refleksi
ini akan digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan finalisasi perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Tujuan dari Siklus I ini adalah
untuk meninjau kembali kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada tindakan
sebelumnya dan berkontribusi pada tindakan siklus berikutnya untuk meminimalkan
kekurangan dan mencapai hasil yang terbaik untuk siklus berikutnya. Berikut hasil yang telah diperoleh pada pelaksaan pembelajaran siklus dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ketercapaian Siklus I dan Siklus II Pembelajaran Kooperatif TGT
Tes |
Jumlah Skor |
∑
Skor aktivitas |
Rata-rata |
Kategori |
|||||
1 |
�2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||||
Siklus I |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
15 |
2,5 |
Cukup Aktif |
7 |
7 |
7 |
3 |
3 |
3 |
||||
Siklus II |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
5 |
28,4 |
5,6 |
Aktif |
7 |
7 |
7 |
5 |
5 |
7 |
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan
bahwa hasil siklus I siswa adalah 2,5 dengan kategori kurang aktif dan siklus 2 adalah 3,4 kategori aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tipe TGT dapat menjadi model
pembelajaran kolaboratif yang dapat
meningkatkan hasil belajar IPS. Teams Games Tournament
(TGT) merupakan konsep dengan pembelajaran kelompok dan permainan, serta
relevansi manfaat penuh dari cara seseorang belajar, atau gaya belajar/metode
belajar siswa (Hariyadi et al., 2021). proses belajar siswa dilatih untuk
mengembangkan sikap kerjasama kelompok dan antar
kelompok maupun interaksi siswa yang baik diperlukan untuk hasil yang maksimal (Lasmawan, 2010). Model pembelajaran kolaboratif type TGT dapat dikembangkan dengan cara memperhatikan yang tidak hanya
membuat siswa lebih pintar (akademik) paling penting dalam pembelajaran, tetapi
siswa yang mampu secara akademis pada tingkat bawah juga aktif berpartisipasi
dan memainkan peran penting dalam kelompok. Dengan model pembelajaran cooperative tipe TGT dapat mengembangkan solidaritas dan saling
menghargai sesama anggota kelompok.
Gambar 3 Siswa Sedang Berdiskusi Dengan Kelompoknya
Hasil yang telah didapatkan dalam penelitian ini dapat menunjukkan
hasil bahwa model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yang secara signifikan berpengaruh positif dalam meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa
SD, terutama pada keaktifan
siswa saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan
dalam penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe TGT sangat sesuai untuk meningkatkan proses belajar siswa di SDN Mangunharjo 7 Gambar 4 Tes Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung
Probolinggo.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan, model pembelajaran kolaboratif tipe TGT dapat meningkatkan proses pembelajaran
IPS pada siswa kelas V di
SDN Mangunharjo 7 Probolinggo.
Peneliti mengemukakan meningkatnya hasil belajar siswa dengan
setiap siklusnya. Penerapan model pembelajaran kolaboratif type Teams Games Turnamen
(TGT) pada pembelajaran IPS di SDN Mangunharjo 7 Probolinggo, mendapatkan nilai kategori baik. Untuk interaksi sosial siswa pada pembelajaran IPS siswa dapat berinteraksi dengan dan dapat bekerja sama dengan
tim masing-masing untuk menyelesaikan pertanyaan yang berbasis permainan.
BIBLIOGRAFI
Armidi, N. L. S. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa
Kelas VI SD. Journal of Education Action Research, 6(2). Google Scholar.
Hakim, S. A., & Syofyan, H. (2017). Pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap motivasi
belajar IPA di kelas IV SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta Barat. International
Journal of Elementary Education, 1(4), 249�263. Google Scholar.
Hariyadi, A., Matin, F., & Putri, A. (2021). PEMBELAJARAN
KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 12(1),
110�116. Google Scholar.
Hasim, M., Wibawa, I. M. C., & Renda, N. T. (2016).
Penerapan Model Pembelajaran TGT Berbantuan Media Gambar Seri Untuk
Meningkantkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA. MIMBAR PGSD Undiksha, 4(3). Google Scholar.
Ilmiyah, Rosikhatul, dkk. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Teams Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Refleksi
Edukatika. Vol 4, No. 2. Google Scholar.
Lasmawan, W. (2010). Menelisik Pendidikan IPS dalam
Perspektif Kontekstual-Empiris. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali. Google Scholar.
Nasional, I. D. P. (2003). Undang-undang republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Google Scholar.
Mukminah, dkk. (2020). Efektifitas Model Pembelajaran Cooperative
Tipe Teams Games Tournament Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar.
Jurnal Sains Dan Teknologi.
Vol. 2, No. 2. Google Scholar.
Mulyani, Rini. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Kerja Sama Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Vol 3, No. 2. Google Scholar.
Muslim, Asrul. (2013). Interaksi Sosial Dalam Masyarakat Multietnis. Jurnal Diskursus
Islam. Vol 1, No.
3. Google Scholar.
Qomariyah, dkk. (2020). Penerapan Cognitive Style Mapping (Csm)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol.7, No.1. Google Scholar.
Sobandi. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe
TGT (Teams Games Tournaments) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Educatio FKIP UNMA. Vol 5,
No. 2. Google Scholar.
Soleh, Maulana Ibnu, dkk. (2017).
Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Pada Pembelajaran Pips Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam
Dan Kegiatan Ekonomi. Jurnal
Pena Ilmiah. Vol 2, No 1. Google Scholar.
Sumini. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Teams Games Tournament Terhadap Interaksi
Sosial Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas III Di MI Al-Ikhlas
Setupatok Kec. Mundu Kab. Cirebon. Google Scholar.
Yudianto, Wisnu D., dkk. (2014). Model Pembelajaran
Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa SMK. Journal
of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2. Google Scholar.
Copyright holder: Ryzca Siti Qomariyah, Anifatur Rizqiyah,
Eka Nurhayati, Nadya Dwi Luckita, �Siti
Nur Hidayati (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |