Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7 , No. 11, November
2022
Determinan Perilaku Konsumsi
Sayur Dan Buah Pada Remaja Sma Di Jakarta Selatan Tahun 2017 Kejadian
Rilantias Utami1*, Besral2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia1, 2
Email: rilantias28@gmail1*, [email protected]2
Abstrak
Sayur dan buah
merupakan salah satu sumber vitamin, mineral dan serat. Konsumsi sayur dan buah
pada remaja sangatlah penting untuk mencegah
terjadinya penyakit degeneratif dimasa yang akan datang. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA di Jakarta Selatan. Penelitian ini
menggunakan desain cross-sectional, dilakukan selama
Maret-April 2017, dengan total sampel 156 siswa. Berdasarkan hasil analisis
data, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumsi
sayur dan buah dengan preferensi (p = 0,023), dukungan orang tua (p = 0,027)
dan ketersediaan sayur dan buah di rumah (p = 0,0001). Terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja di Jakarta
Selatan yaitu, preferensi, dukungan orang tua dan ketersediaan sayur dan buah di rumah. Faktor terkuat yang mempengaruhi perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja adalah ketersediaan sayur dan buah di rumah.
Kata kunci: Central obesity, metabolic syndrome, urban population, waist
circumference.
Abstract
Vegetables
and fruit are a source of vitamins, minerals and fiber. Consumption of
vegetables and fruit in adolescents is very important to prevent degenerative
diseases in the future. The purpose of this study was to determine the factors
related to the consumption behavior of vegetables and fruit among high school
adolescents in South Jakarta. This study used a cross-sectional design,
conducted during March-April 2017, with a total sample of 156 students. Based
on the results of data analysis, it is known that there is a significant
relationship between the behavior of vegetable and fruit consumption with
preferences (p = 0.023), parental support (p = 0.027) and the availability of
vegetables and fruit at home (p = 0.0001). There are 3 factors related to the
behavior of consuming vegetables and fruit in adolescents in South Jakarta, namely
preferences, parental support and the availability of vegetables and fruit at
home. The strongest factor influencing the behavior of consuming vegetables and
fruit in adolescents is the availability of vegetables and fruit at home.
Keywords: Central
obesity, metabolic syndrome, urban population, waist circumference.
Pendahuluan
Sayur dan buah memiliki manfaat bagi tubuh kita
antara lain sebagai sumber vitamin, mineral dan serat
yang berguna untuk menjaga tubuh agar tetap sehat(Hamidah, 2015).
Sayur dan buah juga merupakan sumber zat gizi mikro
yang diperlukan untuk metabolisme tubuh diantaranya sebagai zat pengatur dan antibodi. Selain itu konsumsi sayur
dan buah juga bermanfaat untuk mengurangi resiko terkena penyakit kronis dan penyakit tidak menular lainnya(Soegeng Santoso, 2014).
Konsumsi sayur dan buah di Indonesia adalah salah satu pesan penting
dalam Pedoman Gizi Seimbang untuk
menuju masyarakat hidup sehat(Kementerian Kesehatan, 2014).
Kurang konsumsi
sayur dan buah menjadi salah satu dari tiga faktor
risiko terjadinya penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes
mellitus, kanker, stroke, dan penyakit
paru obstruktif akut(Riskesdas, 2007). Laporan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 19% kanker di saluran pencernaan, 31% penyakit jantung dan 11% penyakit stroke di seluruh dunia
yang disebabkan oleh kurangnya
konsumsi sayur dan buah(WHO, 2002).
World Health Organization
(WHO) dalam Pedoman Gizi Seimbang menganjurkan
konsumsi sayur dan buah untuk hidup
sehat sejumlah 400 gram perorang dalam sehari, yang terdiri dari 250 gram sayur dan 150 gram buah. Bagi penduduk Indonesia dianjurkan konsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram perorang dalam sehari bagi balita
dan anak usia sekolah dan 400-600 gram perorang
dalam sehari bagi remaja dan orang dewasa. Jumlah tersebut setara dengan 3-4 porsi sayur dalam satu
hari dan konsumsi buah yang baik adalah 2-3 porsi dalam satu hari(Kementerian Kesehatan, 2014).
Konsumsi sayur dan buah di seluruh dunia menunjukkan sebanyak 20-50% dibawah rekomendasi minimal dari WHO(FAO, 2015).
Hasil laporan di Amerika Serikat
menyebutkan remaja di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas memiliki
persentase konsumsi sayur dan buah yang cukup rendah yaitu
33,6% dengan rata-rata asupan
buah sebanyak 1 kali/hari dan rata-rata asupan sayur sebanyak 1,3 kali/hari (Centers for Disease Control and Prevention, 2013).
Sedangkan di Indonesia menunjukkan,
konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia hanya 30,35 dan 34,55 per kapita dalam satu tahun
(Priherdityo, 2016).
Remaja merupakan salah satu kelompok usia
yang paling rentan gizi apabila kurang mengonsumsi sayur dan buah(Arisman, 2009).
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang memerlukan kebutuhan gizi yang cukup untuk pertumbuhan
dan kematangan manusia.
Karena itu remaja memerlukan energid an zat gizi seperti protein, kalsium, seng, zat besi, vitamin dan serat untuk memenuhi
kecukupan gizi pada masa pertumbuhan(Lestari, 2013).
Berdasarkan laporan hasil Riskesdas tahun 2007 dan 2013, DKI Jakarta merupakan
salah satu provinsi dengan prevalensi sebesar 94,5% penduduk berusia 10 tahun keatas yang kurang konsumsi sayur dan buah (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013; Riskesdas, 2007).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
konsumsi sayur dan buah di 4 SMA Jakarta Barat menunjukkan
terdapat 92,1% remaja yang kurang konsumsi buah dan 77,1% remaja yang kurang konsusmsi sayur(Bahria & Triyanti, 2010).
Sedangkan penelitian lain menunjukkan 42,3% remaja yang mengonsumsi 2-3 porsi buah dan 3-5 porsi sayur dalam sehari(Mandira, 2013).
Kurangnya konsumsi sayur dan buah pada masa remaja dapat menyebabkan
timbulnya resiko gangguan kesehatan di masa yang akan datang. Kurangnya
kosumsi sayur dan buah menjadi salah satu faktor resiko
untuk menderita penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes
mellitus, kanker, stroke, dan penyakit
paru obstruktif akut (Riskesdas, 2007).
Berdasarkan
beberapa penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya, rendahnya konsumsi sayur dan buah pada remaja disebabkan karena berbagai faktor yaitu, jenis kelamin,
pengetahuan, preferensi, keterpaparan media massa, dukungan orang tua, pengaruh teman sebaya, dan ketersediaan sayur dan buah dirumah
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan desain Cross
Sectional atau potong lintang. Studi cross sectional merupakan metode pengumpulan data variabel dependen dan independen penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan dalam
rentang waktu Maret sampai Agustus
Tahun 2017. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Bakti Mulya 400 dan SMA Muhammadiyah 3. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 156 responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah siswa
siswi yang hadir pada saat penelitian sedang berlangsung. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat persentase
masing-masing variabel. Analisis
bivariat dilakukan untuk melihat apakah
ada faktor internal maupun eksternal yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah menggunakan Uji Chi Square. Analisis
multivariat dilakukan untuk melihat hubungan
dari faktor independen dengan faktor dependen.
�Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor perilaku konsumsi sayur dan buah menggunakan kuesioner dan Food
Frequency Quetionaire (FFQ) semi kuantitatif.
Kuesioner digunakan untuk menggambarkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari umur,
jenis kelamin dan preferensi/kesukaan sedangkan faktor eksternal terdiri dari jenis sekolah,
dukungan orangtua, pengaruh teman sebaya, paparan media massa, keragaman sayur dan buah di rumah dan di sekolah, sedangkan FFQ semi kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah konsumsi sayur dan buah selama 1 minggu.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang ikut dalam penelitian
totalnya adalah 156 responden. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa perilaku konsumsi sayur dan buah pada siswa-siswi sebagian besar masih termasuk dalam kategori kurang baik (84,1%), dengan responden terbanyak adalah laki-laki (56,1%).
Sebagian besar responden memiliki preferensi yang kurang baik (94,9%). Berdasarkan pengetahuan sebagian responden memiliki pengetahuan yang kurang baik (60,5%). Berdasarkan dukungan orang tua sebagian besar
responden mendapatkan dukungan yang kurang baik dari orang tuanya (80,9%). Berdasarkan pengaruh teman sebaya sebagian besar responden mendapat pengaruh yang kurang baik (54,1%). Berdasarkan paparan media massa sebagian besar responden kurang terpapar media massa (56,1%). Berdasarkan ketersediaan sayur dan buah di rumah sebagian
besar responden menyatakan jarang tersedia (92,4%).
Tabel 1. Hasil Analisis Univariat
Variabel |
Kategori |
n |
% |
Konsumsi Sayur dan Buah |
Kurang Baik |
132 |
84,1 |
Baik |
25 |
15,9 |
|
Jenis Sekolah |
Sekolah 1 |
78 |
49,7 |
Sekolah 2 |
79 |
50,3 |
|
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
88 |
56,1 |
Perempuan |
69 |
43,9 |
|
Preferensi |
Kurang Baik |
149 |
94,9 |
Baik |
8 |
5,1 |
|
Pengetahuan |
Kurang Baik |
94 |
60,5 |
Baik |
62 |
39,5 |
|
Dukungan Orang Tua |
Kurang Baik |
127 |
80,9 |
Baik |
30 |
19,1 |
|
Pengaruh Teman Sebaya |
Kurang Baik |
85 |
54,1 |
Baik |
72 |
45,9 |
|
Paparan Media Massa |
Kurang Terpapar |
88 |
56,1 |
Terpapar |
69 |
43,9 |
|
Ketersediaan Sayur dan Buah Di rumah |
Jarang Tersedia |
145 |
92,4 |
Tersedia |
12 |
7,6 |
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan tabulasi silang, membuktikkannya dengan menggunakan uji chi-square. Berdasarkan
hasil dari chi-square (tabel
2) diketahui bahwa nilai signifikan jenis sekolah, jenis kelamin, pengetahuan, pengaruh teman sebaya, dan paparan media massa memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang artinya faktor tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
preferensi memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Pvalue = 0,023) artinya preferensi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah. Hasil uji chi-square
menunjukkan bahwa dukungan orang tua memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Pvalue = 0,027) artinya dukungan orang tua memiliki hubungan
yang signifikan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah. Hasil uji chi-square menunjukkan
bahwa ketersediaan sayur dan buah dirumah memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Pvalue = 0,0001) artinya keragaman sayur dan buah yang ada di rumah memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah.
Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat
Konsumsi
Variabel |
Kategori |
Konsumsi Sayur
dan Buah |
Pvalue |
OR |
||||
Kurang Baik |
Baik |
|||||||
n |
% |
n |
% |
|||||
Jenis
Sekolah |
Sekolah
1 |
66 |
84,6 |
12 |
15,4 |
1,000 |
1,083 |
|
Sekolah
2 |
66 |
83,5 |
13 |
16,5 |
||||
Jenis
Kelamin |
Laki-laki |
72 |
81,8 |
16 |
18,2 |
0,513 |
0,675 |
|
Perempuan |
60 |
87,0 |
9 |
13,0 |
||||
Preferensi |
Kurang Baik |
128 |
85,9 |
21 |
14,1 |
0,023 |
6,095 |
|
Baik |
4 |
50,0 |
4 |
50,0 |
||||
Pengetahuan |
Kurang Baik |
79 |
83,2 |
16 |
16,8 |
0,825 |
0,838 |
|
Baik |
53 |
85,5 |
9 |
14,8 |
||||
Dukungan� Orang Tua |
Kurang Baik |
111 |
87,4 |
16 |
12,6 |
0,027 |
2,973 |
|
Baik |
21 |
70,0 |
9 |
30,0 |
||||
Pengaruh
Teman Sebaya |
Kurang Baik |
74 |
87,1 |
11 |
12,9 |
0,373 |
1,624 |
|
Baik |
58 |
80,6 |
14 |
19,4 |
||||
Paparan �Media Massa |
Kurang Terpapar |
71 |
80,7 |
17 |
19,3 |
0,274 |
0,548 |
|
Terapar |
61 |
88,4 |
8 |
11,6 |
||||
Ketersediaan Sayur dan Buah
Di rumah |
Jarang
Tersedia |
128 |
88,3 |
17 |
11,7 |
0,0001 |
15,059 |
|
Tersedia |
4 |
33,3 |
8 |
66,7 |
||||
Tabel 3 adalah Hasil analisis regresi logistik ganda model prediksi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja SMA di Jakarta
Selatan.
Tabel 3. Hasil Analisis
Multivariat
Variabel |
B |
Pvalue |
OR |
95%CI |
Preferensi |
1,437 |
0,081 |
4,206 |
0,836 - 21,162 |
Dukungan Orang Tua |
0,776 |
0,150 |
2,172 |
0,755 - 6,247 |
Ketersediaan Sayur dan Buah Di Rumah |
2,473 |
0,000 |
11,854 |
3,090 - 45,475 |
Pembahasan
Hasil uji statistik
yang dilakukan menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan perilaku konsumsi sayur dan buah (Pvalue 1,000). Tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi sayur dan buah disebabkan karena baik laki-laki maupun perempuan memiliki pola konsumsi
yang sama. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh Anggraeni, mengatakan tidak ada hubungan
yang signifikan antara konsumsi sayur dan buah dengan jenis
kelamin(Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018).
Meskipun demikian, konsumsi sayur dan buah cenderung lebih banyak pada responden perempuan hal ini dikarena
responden laki-laki lebih memiliki hak untuk memilih
makanan dan lebih sering makan yang dianggap mengenyangkan padahal memiliki risiko terhadap makanan yang tidak sehat(Asih Anggraeni & Sudiarti, 2018).
Preferensi dalam penelitian ini artinya adalah kebiasaan responden untuk mengonsumsi sayur dan buah yang tersedia di rumah atau di sekolah meskipun sayur dan buah yang tersedia bukan yang disukai. Banyak studi yang menyatakan bahwa rasa adalah alasan utama anak
dan remaja untuk tidak suka dan tidak mengonsumsi sayur dan buah(Kr�lner et al., 2011).
Berdasarkan penelitian ini, sebanyak 94,9% responden memiliki preferensi yang kurang baik terhadap sayur
dan buah. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai Pvalue sebesar 0,023. Nilai tersebut mengatakan adanya hubungan antara preferensi dengan perilaku konsumsi sayur dan buah. Preferensi sayur dan buah yang kurang baik akan
mempengaruhi 6 kali untuk tidak mengonsumsi sayur dan buah. Preferensi akan dipengaruhi oleh rasa, penampilan,
teksur, dan aroma dari suatu makanan(Lestari, 2013).
Faktor lain yang mempengaruhi
preferensi adalah ketersediaan. Seseorang akan mengonumsi sayur dan buah yang tersedia di rumah maupun di sekolah. Jika ketersediaannya kurang, maka paparan seseorang
terhadap sayur dan buah akan berkurang,
sehingga akan mempengaruhi preferensi dari orang tersebut(Rachman, Mustika, & Kusumawati, 2017).
�Pada hasil penelitian ini menunjukkan responden yang memiliki perilaku yang kurang baik dalam
mengonsumsi sayur dan buah ditunjukan para responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik yaitu
sebesar 83,2%. Hasil uji statistik
menunjukkan tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah (Pvalue 0,825). Tingkat pengetahuan
ini bisa mempengaruhi seseorang dalam hal pemilihan
makanan. Pada umumnya remaja mengetahui bahwa sayur dan buah baik untuk
dikonsumsi, tetapi tidak mengetahui secara spesifik berhubungan dengan kesehatan(Kr�lner et al., 2011).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramadhani(Ramadhani & Hidayati, 2017),
terdapat kecenderungan dimana tingkat pengetahuan gizi yang tinggi belum tentu
diikuti dengan perilaku konsumsi sayur dan buah yang baik. Sedangkan hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Rachman yang menujukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi sayur dan buah(Rachman et al., 2017).
Perilaku konsumsi sayur dan buah juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti paparan media massa, dukungan orang tua, pengaruh teman
sebaya dan ketersediaan sayur dan buah dirumah maupun di sekolah.
Pada penelitian
ini perilaku konsumsi sayur dan buah yang kurang baik dalam mengonsumsi
sayur dan buah ditunjukkan pada responden yang mendapatkan dukungan orang tua kurang baik
(87,4%). Penelitian ini menunjukkan dukungan orang tua memiliki hubungan
yang signifikan dengan konsumsi sayur dan buah (Pvalue 0,027). Responden cenderung 2,9 kali kurang mengonsumsi sayur dan buah apabila mendapat dukungan orang tua yang kurang baik. Anak akan mengonsumsi sayur dan buah bila orangtuanya juga suka mengonsumsi sayur dan buah, sebab perilaku orang tua sebagai pendorong
anak untuk mengonsumsi makanan(Pearson, Atkin, Biddle, Gorely, & Edwardson, 2010).
Penelitian ini tidak sejalan dengan
Bahria yang mengatakan tidak
adanya hubungan yang bermakna antara dukungan orang tua dengan konsumsi sayur dan buah(Bahria & Triyanti, 2010).
Dukungan orang tua mendorong juga tersedianya sayur dan buah di rumah, oleh karena itu dukungan orang tua yang baik akan
mendorong ketersedian sayur dan buah yang baik pula.
Pengaruh teman sebaya dapat memberikan
dampak yang posited maupun negatif. Apabila pengatuh teman sebaya yang diberikan bersifat positif, maka dampak yang dihasilkan akan bersifat posited, dan begitu pula
sebaliknya. Pengaruh itu timbul apabila
mereka sedang pergi bersama, berkumpul dan melakukan hal-hal diwaktu luang bersama dengan
teman. Teman sebaya sangat mempengaruhi perilaku konsumsi makan para remaja, termasuk dalam hal konsumsi sayur
dan buah. Pengaruh teman sebaya menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan dengan konsumsi sayur dan buah (Pvalue 0,373). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
Krolner et al,
teman sebaya tidak serta merta
mempengaruhi remaja untuk mengonsumsi sayur dan buah, melainkan menjadi tekanan yang kuat untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat juga sebagai faktor utama(Kr�lner et al., 2011).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari dan Bahria yang menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya dengan
perilaku konsumsi sayur dan buah(Bahria & Triyanti, 2010; Lestari, 2013).
Tidak adanya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi
sayur dan buah bisa saja disebabkan
karena faktor ketersediaan sayur dan buah di sekolah yang kurang dan banyaknya jenis janan yang tidak sehat dan sering dijumpai di lungkungan sekolah seperti makanan ringan, mie goreng, nasi goreng, tahu isi, usus, dan masih banyak jajanan
lainnya(Ramadhani & Hidayati, 2017).
Paparan media massa
menjadi salah satu pengaruh yang besar terhadap pemilihan makanan dan perilaku konsumsi makan pada remaja(Rasmussen et al., 2006).
Iklan menjadi salah satu salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja. Selain menjadi media pemasaran makanan, media massa juga menjadi sarana informasi yang penting sebagai promosi mengenai informasi gizi(Freisling, Haas, & Elmadfa, 2010).
Media untuk mendapatkan informasi ada berbagai
jenis seperti media elektronik atau media cetak. Media elektronik terdiri dari radio, televisi, internet sedangkan
media cetak terdiri dari majalah, koran
dan tabloid. Berdasarkan penelitian
ini, paparan media massa menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan dengan konsumsi sayur dan buah (Pvalue 0,274). Namun, didalam penelitian ini terdapat kecenderungan konsumsi sayur dan buah yang cukup baik pada responden yang pernah membaca atau mendengar informasi mengenai hubungan konsumsi sayur dan buah terhadap kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bahria yang mengatakan tidak
ada hubungan antara paparan media massa dengan konsumsi
sayur dan buah(Bahria & Triyanti, 2010).
Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachman dan Farisa, yang mengatakan adanya hubungan yang signifikan antara paparan media massa dengan konsumsi sayur dan buah dimana responden yang terpapar media massa lebih banyak mengonsumsi
sayur dan buah(Farisa, 2012; Rachman et al., 2017). Terpaparnya seseorang terhadap suatu informasi maka pengetahuan seseorang pun akan lebih terbuka
sehingga pemilihan makanan sehat seperti
sayur dan buah menjadi lebih baik(Bahria & Triyanti, 2010).
Ketersediaan sayur dan
buah di rumah menunjukkan ada hubungan yan signifikan
dengan konsumsi sayur dan buah (Pvalue 0,0001) dan diperoleh nilai OR = 3,188 yang artinya responden yang memiliki ketersediaan sayur dan buah di rumah �kurang baik� memiliki
peluang 3 kali lebih besar kurang mengonsumsi
sayur dan buah dibandingkan dengan responden yang memiliki ketersediaan sayur dan buah di rumah �baik�. Penelitian ini berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiana dimana hasilnya menujukkan adanya hubungan yang signifikan antara ketersediaan sayur dan buah dirumah dengan konsumsi sayur dan buah pada remaja(Mardiana, Wahyud, & Simbolon, 2017).
Sedangkan penelitian lain
yang dilakukan oleh Nurlidyawati
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara ketersediaan sayur dan buah di rumah dengan
konsumsi sayur dan buah(Nurlidyawati, 2015).
Ketersediaan sayur dan buah di rumah juga di karenakan adanya dukungan orang tua yang baik. Dukungan orang tua terutama ibu
menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam rumah tangga, sehingga
dapat mendorong tersedia atau tidaknya
sayur dan buah (Ramadhani & Hidayati, 2017).
Berdasarkan uji regresi logistik berganda menunjukkan ketersediaan sayur dan buah di rumah menjadi faktor
terkuat yang mendukung perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja. Berdasarkan tabel 3 didapatkan nilai signifikan yang lebih kecil dari
0,05 dan nilai OR terbesar adalah ketersediaan sayur dan buah dirumah yaitu 11,854, artinya keragaman sayur dan buah yang ada di rumah akan
mempengaruhi 11,854 kali perilaku
konsumsi sayur dan buah yang baik
Kesimpulan
Terdapat 3 faktor yang
berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja di Jakarta
Selatan yaitu, preferensi, dukungan orang tua dan ketersediaan sayur dan buah
di rumah. Faktor terkuat yang mempengaruhi perilaku konsumsi sayur dan buah
pada remaja adalah ketersediaan sayur dan buah di rumah.
Arisman. (2009). Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Egc. Google Scholar.
Asih Anggraeni, Nur, & Sudiarti, Trini. (2018).
Faktor Dominan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Remaja Di Smpn 98 Jakarta. Indonesian
Journal Of Human Nutrition. Https://Doi.Org/10.21776/Ub.Ijhn.2018.005.01.3.
Google Scholar.
�
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. (2013).
Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Google Scholar.
Bahria, & Triyanti. (2010). Faktor-Faktor Yang
Terkait Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Remaja Di 4 Sma Jakarta Barat. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Google Scholar.
Centers For Disease Control And Prevention. (2013).
State Indicator Report On Fruits And Vegetables 2013. Atlanta, Ga: Centers
For Disease Control And Prevention, U.S. Department Of Health And Human Services.
Google Scholar.
�
Fao. (2015). Promotion Of Fruit And Vegetables For
Health: Report Of The Pacific Regional Workshop. Google Scholar.
�
Farisa, Soraya. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan,
Ketersediaan Dan Keterpaparan Media Massa Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada
Siswa Smpn 8 Depok Tahun 2012. Skripsi. Google Scholar.
Freisling, Heinz, Haas, Karin, & Elmadfa, Ibrahim.
(2010). Mass Media Nutrition Information Sources And Associations With Fruit
And Vegetable Consumption Among Adolescents. Public Health Nutrition.
Https://Doi.Org/10.1017/S1368980009991297. Google Scholar.
Hamidah, Siti. (2015). Sayuran Dan Buah Serta
Manfaatnya Bagi Kesehatan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Google Scholar.
Kementerian Kesehatan. Pedoman Gizi Seimbang. , Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tentang Pedoman Gizi Seimbang �
(2014). Google Scholar.
Kr�lner, Rikke, Rasmussen, Mette, Brug, Johannes,
Klepp, Knut Inge, Wind, Marianne, & Due, Pernille. (2011). Determinants Of
Fruit And Vegetable Consumption Among Children And Adolescents: A Review Of The
Literature. Part Ii: Qualitative Studies. International Journal Of
Behavioral Nutrition And Physical Activity.
Https://Doi.Org/10.1186/1479-5868-8-112. Google Scholar.
Lestari, A. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa Smpn 226 Jakarta Selatan
Tahun 2012. Fkik Uin. Google Scholar.
Mandira, Febby. (2013). Konsumsi Buah Dan Sayur
Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, Dan Keterpaparan
Media Massa Pada Siswa Di Sma Negeri 115 Jakarta Tahun 2013. Universitas
Indonesia. Google Scholar.
Mardiana, Helda Dwi, Wahyud, Anang, & Simbolon,
Demsa. (2017). Hubungan Ketersediaan Buah Dan Sayur Dengan Tingkat Konsumsi
Pada Remaja Di Smpn 14 Kota Bengkulu Tahun 2017. 498�507. Google Scholar.
Nurlidyawati. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa Kelas Viii Dan Ix Smp Negeri
127 Jakarta Barat Tahun 2015. In Fkik Uin. Google Scholar.
Pearson, Natalie, Atkin, Andrew J., Biddle, Stuart J.
H., Gorely, Trish, & Edwardson, Charlotte. (2010). Parenting Styles, Family
Structure And Adolescent Dietary Behaviour. Public Health Nutrition.
Https://Doi.Org/10.1017/S1368980009992217. Google Scholar.
Priherdityo, Endro. (2016). Konsumsi Buah Indonesia
Paling Rendah Se-Asia. Google Scholar.
Rachman, Bella Nadya, Mustika, I. Gede, &
Kusumawati, I. G. A. Wita. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Konsumsi Buah Dan Sayur Siswa Smp Di Denpasar. Jurnal Gizi Indonesia (The
Indonesian Journal Of Nutrition). Https://Doi.Org/10.14710/Jgi.6.1.9-16. Google Scholar.
Ramadhani, Devi Trisna, & Hidayati, Listyani.
(2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Remaja
Putri Smpn 3 Surakarta. Seminar Nasional Gizi. Google Scholar.
Rasmussen, Mette, Kr�lner, Rikke, Klepp, Knut Inge,
Lytle, Leslie, Brug, Johannes, Bere, Elling, & Due, Pernille. (2006).
Determinants Of Fruit And Vegetable Consumption Among Children And Adolescents:
A Review Of The Literature. Part I: Quantitative Studies. International
Journal Of Behavioral Nutrition And Physical Activity.
Https://Doi.Org/10.1186/1479-5868-3-22. Google Scholar.
Riskesdas. (2007). Laporan Nasional Riskesdas 2007. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
Desember 2008. Google Scholar.
Soegeng Santoso, Anne Lies Ranti. (2014). Kesehatan
Dan Gizi. In American Ethnologist. Google Scholar.
Who. (2002). World Health Report: Reducing Risks,
Promoting Healthy Life. Jenewa, Swiss. Google Scholar.
Copyright holder: Nama Author (Tahun Terbit) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |