Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
VIRTUAL EVENT
SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PARIWISATA
Mochamad Amboro Alfianto,
Fetty Nurmala Rossi, Nungki
Hanif Aulia
Fakultas Pariwisata, Universitas Pancasila, Indonesia
Email : [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
New Normal yang diakibatkan oleh pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia, saat ini sudah
tidak dapat dihindari lagi. Bukan hanya menyasar
ke sektor kesehatan, tetapi juga ke berbagai sektor
lain seperti ekonomi, sosial, pariwisata, pendidikan, dan lain-lain. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis virtual event sebagai media komunikasi pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, penelitian
yang dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis
data. Penelitian ini dilaksanakan
di Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Jakarta. Dalam virtual event ini fungsi komunikasi pariwisata sudah berjalan dengan sangat baik, di mana aspek komunikasi pariwisata sudah terjalankan secara otomatis dalam virtual event ini sendiri. Komunikasi pariwisata yang
di maksud berupa promosi pariwisata dan aspek komunikasi online yaitu menyimpan informasi, mengolah informasi, mengeluarkan informasi, menyebarkan informasi dan citra informasi. Dan semua bentuk komunikasi pariwisata yang terjadi dalam virtual event ini memberikan dampak positif yang cukup signifikan terkait industri pariwisata di bali.
Kata Kunci : virtual event, media komunikasi,
pariwisata
Abstract
The New Normal, which is caused by a
pandemic that has hit almost all countries in the world, is now unavoidable.
Not only targeting the health sector, but also various other sectors such as
the economy, social, tourism, education, and others. �This study aims to
determine the results of virtual event analysis as a medium of tourism
communication. �The method used in this study is descriptive
qualitative, and the research carried
out includes data collection activities, data preparation, and data analysis. �This research was conducted at the Ministry of
Communication and Informatics, Jakarta. In this virtual event, the tourism
communication function has been running very well, whereas aspects of tourism
communication have been run automatically in this virtual event itself. Tourism
communication yang is intended in the form of tourism promotion and online
communication aspects, namely storing information, processing information,
issuing information, disseminating information and information imagery. And all
forms of tourism communication that occur in this virtual event have a
significant positive impact related to the tourism industry in Bali.
Keywords : virtual event, communication media, tourism
PENDAHULUAN
����������� Event adalah
sebuah solusi bagi institusi untuk melakukan komunikasi kepada para pelanggan yang dimana event ini mampu memaparkan
sebuah misi ataupun visi dari
sebuah produk baik untuk korporasi
ataupun pemerintahan. Namun dalam masa pandemic ini event tidak berjalan mulus dalam penyelenggaraannya karena pada dasarnya event merupakan sebuah acara kerumunan yang dapat menularkan corona virus secara cepat jika sebuah
acara event tidak di lakukan
secara protocol kesehatan.
New Normal yang diakibatkan
oleh pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia, saat ini sudah
tidak dapat dihindari lagi. Bukan hanya menyasar
ke sektor kesehatan, tetapi juga ke berbagai sektor
lain seperti ekonomi, sosial, pariwisata, pendidikan, dan lain-lain. Berbagai
kegiatan sehari-hari yang bisa menimbulkan kerumunan atau orang berkumpul mulai diatur sedemikian rupa dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat demi memutus pandemi supaya tidak meluas. Kegiatan
yang sebelumnya harus dilakukan secara tatap muka sekarang
harus dilakukan secara virtual.
����������� Namun para
penyelenggara event tidak lah putus asa
di masa pandemic ini, ada sebuah solusi dalam
metode penyelenggaraan
event di mana event di laksanakan berbasis
online sehingga sebuah
event dapat terlaksana tanpa harus berkerumunan.
Virtual event ini sekarang menjadi sebuah solusi bagi para institusi pemerintah dan corporasi untuk bisa berkomunikasi lagi dengan baik
dengan para customer dan pelanggannya.
LOKET mencatat banyak jenis event yang lahir di tengah pandemi COVID-19. Selain unik, event-event yang dihasilkan dapat menarik antusiasme tinggi masyarakat, seperti event keuangan, memasak, kelas olahraga, hingga konferensi bisnis. �Setiap event juga memiliki penjualan yang bagus hingga ribuan tiket per acaranya. Ke depannya, kami optimistis akan menghadirkan lebih banyak variasi event online di LOKET,� kata Tubagus Utama, Head of LOKET.
Bagus menjelaskan, dari banyaknya event online yang terselenggara, MICE menjadi tren kelas online paling diminati masyarakat. Adanya perubahan rutinitas harian yang kian menitikberatkan kegiatan online turut mendorong lahirnya berbagai jenis event MICE baru yang unik dan menarik.
LOKET mencatat ada lebih dari 600.000 tiket terjual di kategori MICE selama tahun 2020. Jumlah ini meningkat 200 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kegiatan yang paling banyak diminati meliputi kelas keuangan, memasak, serta bisnis dan marketing. (Bagus, 2021)
Di beberapa kementerian
di Indonesia pun virtual event di jadikan sebuah inisiasi untuk berkomunikasi dengan khalayak umum salah satunya adalah Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik
Indonesia yang dimana kementerian
ini adalah kementerian yang sangat di andalkan
pemerintah dalam menyebarkan informasi yang penting dalam agenda pemerintahan. Di dalam struktur kemkominfo pun ada satu bagian
yang menaungi salah satu penyebaran informasi tersebut dan selalu bersinggungan dengan Media-media baik media elektronik maupun media online yaitu media centre kemkominfo.
����������� Peneliti tertarik untuk meneliti sebuah event virtual
yang di laksanakan oleh Media Centre karena event virtual ini menjadi salah satu inisiasi yang di laksanakan sebagai bentuk media komunikasi yang lebih efektif baik penyampaian
informasi antara pemerintah ke pemerintah
maupun pemerintah ke para khalayak umum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait, antara lain pemerintah Indonesia khususnya
Kementerian, event organizer, masyarakat umum, pelajar akademisi
�
Menurut Cvent (2020) pada buku
Ultimate Guide to Virtual Events, Virtual event adalah pengalaman indvidu sesorang mengalami sebuah event dengan konten online dan tidak berkumpul bersama. Virtual event dapat merupakan perpaduan dari event fisik. Virtual tidak merupkan pengganti event yang lain namun merupakan tipe baru dan menambah luas dari dari
jenis tipe event. Adapaun tipe dari
virtual event adalah:
1. Webinar,
biasanya berlangsung 45-80 menit, dapat menampung
peserta dari seluruh belahan dunia, dapat bilaksanakan secara gratis ataupun berbayar. Webinar biasanaya menggunakan perangkat video
conference dengan menyediakan
fitur tanya jawab, dapat berupa
siaran langsng atau direkam sebelumnya,
sesuai dengan nature awalnya yang bersifat edukatif, webinar berkembang kea
rah 100% virtual.
2. Virtual
Conferences, sama halnya dengan conference seacara fisik, virtual conferences disusun
dengan agenda yang komplkes
teramsuk keynote, dibagi beberapa sesi, breakout. Dengan banyak sesi
dalam virtual conferences, maka
diperlukan konten dan ikatan yang kuat dengan peserta. Membangun jaringan tidak sefektif di dalam conference yang bersifat fisik, namun peserta
dapat mengahadi sesi utama kemudian
mengatur diri dalam ruang-ruang online yang disediakan untuk mengembankan jaringan, dapat menggunakan platform khusus untuk melaksanakan
ini termasuk pameran yang sifatnya virtual.
3. Yoga
and Wellnes Sesssions, adalah pemberian sesi yoga dan atau Kesehatan secara live stream dalam situasi pandemic sesorang akan lebih memeprhatikan
kesehatanya namun dengan biaya terjangkau
dan dikerjakan di rumah
4. Musik dan Pertunjukan, sebagai Bahasa universal, musik
dan pertunjukan jika disajikan secara virtual merangkum makana sesungguhnya sebagai Bahasa
universal dengan jangkauan
yang lebih luas. Selama pertunjukan penonton dapat memberikan komentar, kemudian meminta lagu jika diinginkan,
talk shows dan podcasts, adalah sebuah
event pertunjukan yang membawa
isu isu terkini
untuk diperbincangkan atau debat, dan dilakukan melalui portal digital.
Sedangkan menurut
vcube.co.id (2020), bahwa virtual event sebagai acara online. Salah satu perbedaan antara acara online dan
offline terletak pada kehadiran
peserta yang bergabung dari jarak jauh
di seluruh dunia tanpa hambatan geografis dan batasan fisik lainnya.
Virtual event terbagi menjadi
5 jenis diantaranya
1.
Webinar,
adalah komunikasi besar yang dilakukan oleh sekumpulan orang serta dapat menjangkau peserta online dari satu lokasi. Biasanya
ada beberapa alat interaktif seperti tanya jawab
(Q&A) bagi peserta untuk bertukar ide dan pemikiran mereka melalui komunikasi verbal maupun non verbal.
2.
Virtual
Conference, memiliki kemiripan
dengan webinar. Perbedaannya
terletak pada skala acara. Pertama, dapat mencakup sejumlah peserta yang besar. Virtual
Conference membantu peserta
untuk mendapatkan kerjsama atau networking.
3.
Virtual
Annual General Meeting, merupakan rapat
pemegang saham yang dilakukan secara eksklusif melalui online. Selain siaran live, pengalaman bagi pemegang saham dapat melakukan kegiatan tanya jawab, polling dan interaksi lainnya yang dilakukan dari jarak jauh
dan aman
4. Virtual
Trade Show, Pameran
dagang online (Virtual Exhibition) dapat dianggap
sebagai jenis pameran online di mana barang dan
jasa untuk industri tertentu diperagakan di bilik virtual yang
berbeda. Ada juga beberapa
platform yang dapat mendukung
stan secara virtual yang menawarkan
pengalaman acara yang imersif
dan interaktif. Platform perlu
mendukung banyak unggahan file, seperti pdf mp4
dan sebagainya.
5. Vurtual Career Fair, merupakan
acara perekrutan virtual yang diadakan
secara online melalui
platform virtual dimana peserta
yaitu pencari kerja dan perwakilan SDM dari perusahaan dapat terhubung dan berinteraksi satu sama lain sehingga memungkinakan untuk mendapatkan pekerjaan melalui kegiatan ini.
Komunikasi massa adalah proses dimana seorang atau sekelompok orang atau organisasi yang besar menyusun sebuah pesan dan mengirimkannya melalui beragam media kepada khalayak luas yang anonim dan heterogen. Kehadiran media komunikasi modern
sebagai dampak makin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi cenderung mengaburkan batasan antara komunikasi antar pribadi atau
komunikasi interpersonal tradisional
dan komunikasi massa.
Misalnya seorang
yang memiliki perangkat komputer dan keterampilan mengoperasikan komputer dapat mempublikasikan majalah sendiri. Hal ini menjadi pertanyaan
para peneliti apakah berbagai bentuk komunikasi baru tersebut dapat dikategorikan ke dalam komunikasi massa.
Para peneliti telah mengkaji media dan komunikasi selama lebih dari seabad.
Terdapat tiga paradigma dimana media menjadi kajian utama dalam penelitian
komunikasi massa:
�
Paradigma pertama adalah paradigma kekuatan efek media yang melihat kuatnya pengaruh media terhadap khalayak massa.
�
Paradigma kedua adalah paradigma efek terbatas atau
efek minimalis media terhadap khalayak massa.
�
Paradigma ketiga, paradigma efek kumulatif media terhadap khalayak massa (Littlejohn
dan Foss, 2009).
Komunikasi Pariwisata
Bidang komunikasi sekarang berkembang pesat seiring perkembangan jaman teknologi. Penggunaan komunikasi dalam berbidang tertentu juga mengalami perkembangan. Salah satunya adalah berkembang ke arah bidang
pariwisata. Komunikasi pariwisata merupakan salah satu bukti perkembangan
komunikasi dalam sektor pariwisata. Hal tersebut bisa terjadi
karena pariwisata memiliki potensi besar sebagai salah satu sarana komunikasi
(Paramita,
2017).
Pariwisata merupakan kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha (Ismayanti, 2004).
Peran komunikasi dalam pariwisata sangatlah penting baik itu
pada aspek ataupun komponen pariwisata. Komunikasi membantu pemasaran pariwisata di berbagai elemen pemasaran, komunikasi verperan baik di media komunikasi maupun konten komunikasi. Di media komunikasi, tersedia berbagai macam media komunikasi sebagai saluran pemasaran, destinasi, aksebilitas maupun saluran media SDM dan kelembagaan 9 pariwisata. Komunikasi juga berperan menyiapkan konten pesan yang harus disampaikan kepada masyarakat atau wisatawan tentang apa yang seharusnya mereka tahu tentang
media � media pemasaran, tentang
destinasi, aksebilitas SDM serta kelembagaan pariwisata.
Sehubungan dengan itu semua,
peran komunikasi sangat penting di dalam bidang bidang pariwisata,
baik pada aspek komponen maupun elemen elemen pariwisata.
Peranan penting komunikasi bukan saja pada komponen pemasaran pariwisata, namun pada semua komponen dan elemen pariwisata, memerlukan peran komunikasi, baik komunikasi personal, komunikasi massa, komunikasi persuasif, serta komunikasi lainnya. Dunia pariwisata sebagai kompleks produk, memerlukan komunikasi untuk mengkomunikasikan pemasaran pariwisata, mengkomunikasikan aksebilitas, mengkomunikasikan destinasi, dan sumber daya kepada wisatawan
dan seluruh stakeholder pariwisata
termasuk membentuk kelembagaan pariwisata. Pariwisaa modern dapat diklasifikasikan dalam beberapa komponen penting yaitu : (1) destinasi, (2) transportasi, (3) pemasaran pariwisata, (4) sumber daya. Dalam perspektif
yang lain, pemerintah Indonesia mengklasifikasikan
komponen pariwisata kedalam beberapa bagian penting seperti :
(1) Industri pariwisata,
(2) destinasi pariwisata,
(3) pemasaran pariwisata,
(4) kelembagaan pariwisata (Bungin, 2015).
Menurut
Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul �Komunikasi Pariwisata Pemasaran dan Brand Destinasi� menuliskan 10 bahwa komunikasi pariwisata memiliki beberapa bidang kajian utama
yang dapat dikembangkan sebagai bidang bidang kajian yang menarik. Bidang bidang yang dimaksud salah satunya adalah sebagai berikut :
1.
Komunikasi Online Wisata
Media online menjadi
kajian tersendiri di dalam komunikasi pariwisata, karena itu media online tidak saja dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan di dalam dunia pariwisata. Ada lima kemampuan
media online saat ini, yaitu kemampuan menyimpan (upload) informasi, kemampuan mengolah informasi, kemampuan mengeluarkan informasi
(download), menyebarkan komunikasi
dan kemampuan mengkronstruksi
citra informasi. Jadi kelima-lima kemampuan media
online ini dikaji di dalam penerapannya di dalam komunikasi pariwisata. Di dalam kajian ini pula dibincangkan tentang media baru (new media), media online baru
(new media online), diverifikasi media, media metafora, dan semiotika media serta media virtual yang dapat diaplikasikan ke dalam komunikasi pariwisata.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang terjadi pada masa sekarang, serta untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diteliti. (Moleong, 2007)
Dalam metode penelitian kualitatif, hasil analisis tidak tergantung dengan jumlah, tetapi data yang dianalisis dari berbagai pandangan. Penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis data. Penelitian ini dilaksanakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Jakarta.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini pihak yang
dijadikan responden berasal dari Pegawai Kominfo dan Organizer penyelenggara
virtual event di Kemkominfo.
a.
Pegawai kementerian Komunikasi dan Informatika
Proses
mendapatkan informasi dalam penelitian dibantu oleh salah satu pihak kemkominfo yaitu Ibu Dewi sebagai PIC di Media Centre Di Kemkominfo
dan Bapak Iwans selaku Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Tribun EO
Tribun EO merupakan EO berbasis Media yang ada di Indonesia di mana EO ini lahir dari inisiasi
perusahaan media Tribun
networks dalam usaha untuk memperluas unit bisnis di bidang event. tribun EO lahir pada tahun 2015 dimana klien yang menangani adalah korporasi besar seperti Isuzu, HP, Lotte
Mart dan juga beberapa instansi
pemerintah salah satunya adalah Kemkominfo.
Sumber Data
Sumber
data didalam penelitian merupakan faktor
yang sangat penting,
karena sumber
data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian.
Oleh karenanya, sumber data
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan
data. Sumber data terdiri dari sumber
data primer dan sumber data sekunder.
(Purhantara, 2010)
a.
Data Primer
Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperoleh
data atau informasi langsung dengan menggunakan
instrument-instrumen yang telah ditetapkan.
Data primer dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
b.
Data Sekunder
Dalam penelitian ini
data sekunder didapat dari lembaga maupun perusahaan atau pihak-pihak
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Definisi Operasional Variabel
Tabel.1
Definisi Operasioanal Variabel
Variabel |
Indikator |
Teknik Pengumpulan |
Narasumber |
Virtual Event |
� Webinar |
Wawancara, Observasi |
Kemkominfo |
Teori Agenda Setting |
� Pengaturan
Konten |
Wawancara, Observasi |
Producer Pelaksana Event |
Komunikasi Online Pariwisata |
� Kemampuan menyimpan (upload) informasi, � Kemampuan mengolah informasi, � Kemampuan mengeluarkan informasi (download), � Menyebarkan komunikasi � Kemampuan mengkronstruksi
citra informasi. |
Wawancara, Observasi |
Producer Pelaksana Event |
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk itu penulis secara individu akan terjun kelapangan guna memperoleh
data informan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Tim Kemkominfo dan Producer Pelaksana.
1.
Wawancara
Dalam
penelitian ini, wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara-mendalam (In-depth Interview) dengan tiga responden yang berasal dari Tim kemkominfo dan Organizer yang
pernah melaksanakan kegiatan Virtual
Event di Kemkominfo. Pengertian
wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006). Dalam wawancara mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap
satu topik yang telah ditentukan berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara
tersebut dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk
mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden
dalam memandang sebuah permasalahan.
Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu
orang secara tatap muka (face to face).
2.
Observasi
Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti. Dalam hal ini focus penelitian
yang diteliti adalah identifikasi virtual event sebagai
Media Komunikasi Massa. Untuk observasi
yang peneliti lakukan untuk memperoleh
data tersebut dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penyelenggaraan virtual event
tersebut.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik non interaksi yang dilakukan oleh si peneliti
agar data yang diperoleh semakin kuat.
Untuk memperoleh
data ini dengan cara melakukan suatu pengamatan berkas sebagai acuan dalam hasil penelitian.
Analisis Data
Tujuan analisis
data adalah mengendalikan
data agar sistematis dan sesuai dengan perumusan masalah.
Pada penelitian ini,
penulis menggunakan analisis
data secara induktif yaitu analisis diawali dengan melakukan wawancara,
pembahasan, bukti pendukung
dan diakhiri dengan kesimpulan.
Agar validasi data tetap terjaga dalam teknik penelitian kualitatif penulis menggunakan teknik Triangulasi Sumber.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan berbagai sumber informasi yang menjadi objek penelitian. (Lawrence, 2013). Dalam penelitian ini
yang menjadi sumber informasi yaitu mulai dari PegawVirtual
Event ini. Setelah itu peneliti melakukan pengecheckan
data tersebut dengan hasil wawancara mendalam
yang sudah diperoleh dari informan.��������
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Event Dialogue
Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9
Media
centre Kemkominfo merupakan salah satu wadah komunikasi yang dimiliki oleh kemkominfo dan melalui media centre ini pun, Kemkominfo RI menyebarkan informasi-informasi terupdate yang ada di pemerintahan. Selain itu media centre kemkominfo mempunyai tugas untuk melakukan
tiga (3) tugas utama yaitu menyalurkan
informasi, mengedukasi dan mengklarifikasi, dalam melaksanakan tiga (3) tugas ini media centre membuat beberapa program pada saat pandemi yang dapat mengakomodir semua tugas tersebut, salah satu nya media centre KPCPEN dan program FMB9.
Dalam
program media centre KPCPEN ini
terdapat tiga (3) program utama yaitu program Virtual
event Dialogue Interaktif, Press Conference dan acara
Tapping Edukasi Infonomic.
Pada acara Dialogue Interaktif merupakan
program yang mengusung konsep
virtual event dalam bentuk edukasi yang dikemas dengan konsep talkshow
secara hybrid. Dalam acara
dialogue interaktif rabu ini biasanya akan
disajikan berupa acara talkshow mengenai sebuah current issue yang terjadi
di indonesia, dan narasumber
yang hadir pun adalah berupa narasumber A1 yang merupakan sumber utamanya.
Menurut Ibu dewi (PIC Media Centre Kemkominfo
RI) program dialogue interaktif ini
di buat sebagai salah satu bentuk cara
kemkominfo untuk menyalurkan informasi secara langsung kepada para khalayak umum, dan dapat di pastikan informasi melalui acara dialogue interaktif
ini merupakan informasi A1 langsung dari sumber yang bersangkutan tanpa ada perantara. Dan diharapkan program ini mampu menjangkau masyarakat yang tadi tidak aware dengan berita dari pemerintah,
sekarang akan mendapatkan informasi yang mudah dicerna dan bukan berita yang mengada-ngada atau hoax.
Untuk
gambaran kegiatan dialogue interaktif, merupakan salah satu kegiatan talkshow
yang di kemas menjadi sebuah acara virtual menggunakan
platform Zoom Webinar yang di mana dalam penyelenggaraan acara ini di tentukan juga oleh pemilihan
current issue yang sedang menjadi
trending topic di masa pandemi, baik
itu mengenai pemulihan ekonomi, penanganan covid 19 serta pembenaran berita yang merupakan berita hoax. Untuk durasi kegiatan
dialogue interaktif ini biasanya 45 menit sampai 90 menit tergantung dari topic yang di bahas dan narasumbernya. Karena alur acara di tentukan juga terkait mengenai pembahasan dan narasumber yg memberikan informasi
semakin themanya menarik makan biasanya
pembahasan akan semakin lama durasinya.
Gambar 4.1. Acara dialogue interaktif secara hybrid
Sumber : (youtube.com,
2022)
Dalam
acara dialogue interaktifnya platform utama yang di gunakan adalah platform Youtube Media centre Kemkominfo RI yaitu (FMB9, Kemkominfo TV), dan
juga paltform yang di gunakan
ada facebook, Instagram serta promosi di twitter juga. Dalam acara ini di dudkung oleh narasumber yang dimana mereka adalah
informan A1 yang di mana mewakili
institusi- institusi terkait, mulai dari Profesor, Gubernur, Walikota, Dirjen, Direktur utama, Staff Khusus bahkan Menteri. Dan dalam acara ini di hadiri oleh teman-teman wartawan yang di tunjuk oleh kemkominfo untuk bantu menyebarluaskan
informasi tersebut, selain itu para peserta pun bisa berinteraksi dengan dengan narasumber melalui kolom chat serta aplikasi slido yang di sediakan melalui platform youtube.
Gambar
4.2. Acara dialogue interaktif secara
hybrid
Sumber : (youtube.com,
2022)
B. Pengaturan Konten pada kegiatan Dialogue
Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9 pada Event Tanggal 13
oktober 2021
Dalam
pembuatan konten tentunya ada agenda setting yang dimana ada agenda setting Ini dibuat dengan
tujuan pengaturan konten yang ingin di naikan dan momentumnya, karena tujuan dari
pengaturan konten agar berita yang disampaikan sesuai dengan informasi
yang valid dari kemkominfo
RI dan setpress. Selain daripada itu sasaran
konten ini dibuat agar menjadi salah satu informasi yang bisa dikonsumsi oleh media-media
yang ada di indonesia dengan tujuan agar tidak ada simpang
siur informasi yang bisa mengakibatkan berita menjadi hoax atau penyalahgunaan informasi. Dalam pengaturan konten ini atau yang biasa
dikenal dengan agenda
setting tim yang terlibat adalah tim tenaga
profesional yang di mana sudah
mampu membuat konten serta momentum yang tepat untuk bisa
membuat konten tersebut bisa dikonsumsi
oleh khalayak umum, serta dalam agenda setting ini informasi yang disampaikan pun sudah melalui penyaringan tim research yang ditunjuk oleh tim kemkominfo RI. Dalam tahapan riset
yang dilakukan, informasi
di dapatkan berdasarkan
proses komunikasi antara institusi terkait, dan mandat yang di keluarkan oleh presiden dalam menentukan prioritas utama untuk penanganan
covid serta pemulihan ekonomi daerah.
Dalam
studi kasus kali ini yang menjadi prioritas adalah pemulihan ekonomi destinasi wilayah bali sebagai icon pariwisata indonesia. Pengaturan konten dalam acara dialogue interaksi di buat melalui dasar pendalaman
current issue (isu sebelumnya)
yang di dapat dari hasil riset mendalam
serta jalur informasi dari pemerintah pusat. Mengenai hal tersebut
si pembuat konten, biasanya akan di dampingi oleh perwakilan kemkominfo serta perwakilan Setpress (sekertariat presiden) dalam membuat konten dan materi untuk para nanrasumber, karena informasi tersebut merupakan suara dari para delegasi pemerintah yang bahkan mewakili institusi-institusi pemerintah.
C. Komunikasi Online Pariwisata melalui Kegiatan Virtual Event� �Dialogue
Interaktif Rabu Kemkominfo Fmb9�
Komunikasi adalah tahapan
lebih jauh dari ekspresi diri.
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan saluran perumusan maksud komunikator, melahirkan perasaan, (Titah Pratyaksa, 2018). Salah satu nya media online yang menjadi kajian tersendiri di dalam komunikasi pariwisata. Pada kegiatan Dialogue Interaktif yang
diselenggarakan melalui
platform online yaitu youtube,
facebook dan instagram menjadi salah satu tantangan menyampaikan pesan kepada khalayak
luas. Beberapa indikator yang menjadi hal utama dalam
menyampaikan pesan melalui platform online adalah
1.����
Menyimpan Informasi
Dalam
kegiatan dialogue Interaktif
Rabu Kemkominfo Fm9 ini informasi yang sudah disampaikan melalui kegiatan event virtual ini tentunya sudah tersimpan di platform youtube Kemkominfo RI, yang dimana
Virtual event ini tetap bisa dikonsumsi oleh publik walaupun acaranya sudah selesai. Hal ini sangat menguntungkan bagi penonton yang belum sempat melihat acara secara live, dapat menyaksikan melalui rekaman yang disimpan pada
platform youtube. Adapun penyimpanan
melalui platform yotube dibeberapa channel yaitu : FMB9ID_IKP, Kemkominfo TV, Tribunnews, Lawan Covid 19. Selain itu tersimpan
juga melalui facebook kemkominfo, dan Instagram @fmb9.id
Gambar
4.3. Proses upload atau menyimpan
informasi di channel youtube
�� Sumber : youtube.com
2.����
Mengolah Informasi
Dalam
sistem pengolahan informasi, informasi yang di sampaikan yang biasanya hanya melalui bentuk
suara saja ataupun video yang di mana ini menjadi salah satu keunggulan acara dalam bentuk virtual event, melalui
platform youtube ini informasi disajikan secara aktual dan menarik serta mengusung
standard live broadcasting selayaknya informasi yang patut dan biasa dikonsumsi oleh khalayak publik.
3.����
Mengeluarkan Informasi
(download)
Output
yang dikeluarkan oleh virtual event ini bentuknya berupa
video tayangan ataupun bentuk suara, kerena
virtual event ini sudah ter recording secara langsung dalam 2 bentuk berupa tampilan
video dan hanya bentuk tampilan suara. Hal ini selaras dengan
teori yang disampaikan oleh
Bungin (2004) bahwa mengeluarkan informasi pada kegiatan virtual event dengan cara mendownload materi yang sudah terekam dalam platform tersebut, dalam hal ini para penikmat
informasi dapat mendowload materi tersebut melalui platform youtube serta media sosial lain yang di gunakan dalam kegiatan virtual event tersebut.
Gambar 4.4. Proses menyimpan informasi atau download
Sumber : youtube.com
4.����
Menyebarkan komunikasi
Isi
konten yang disampaikan melalui kegiatan ini sifatnya hanya
sebagai informasi yang membangun. Sebelum sampai ke masyarakat,
Informasi konten tersebut telah melalui beberapa tahapan tracing terutama dalam bahasa yang digunakan agar menjadi lebih soft (mudah dipahami) sehingga apa yang diucapkan dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat
yang menyaksikan melalui
media online. Informasi yang disampaikan
menggunakan beberapa
platform seperti youtube, facebook dan Instagram.
����������� Pada saat
kegiatan virtual terupload
di beberapa media online dan jumlah
viewers yang melihat pada acara ini
meningkat sangat signifikan.
Beberapa media online youtube
seperti FMB9ID_KP sebesar
13.202 viewers dan Tribunnews sebesar
13.680 viewers menyaksikan acara ini.� Interaksi yang dilakukan pada saat acara sedang live banyak sekali komentar
dari beberapa penonton yang hadir secara online di berbagai
wilayah. Kegiatan ini menunjukkan bahwa antusias dari peserta
yang menonton sangat besar.
Gambar
4.5 Komentar Penonton pada
Acara Dialgoue Interaktif Produktif �Kesiapan Bali sambut Wisatawan Mancangera�
Sumber : Slidoevent.com, 2022
5.����
Citra Informasi
Citra sebagaimana
disimpulkan adalah gambaran-gambaran seseorang mengenai sifat-sifat segala sesuatu (besar-kecil, modern-kuno, dan sebagainya), berasal dari pengalaman mengenai hal-hal tersebut (persepsi) sebagai hasil penginderaan
ditambah dengan cara ia mengelola
informasi tersebut. Dalam pemahaman case ini citra informasi yang terbentuk menjadi tujuan utama karena
diharapkan citra yang terbentuk bisa memberikan trend positif terhadap informasi yang disampaikan dalam meeting tersebut. Hal ini selaras dengan teori yang disampaikan oleh Bungin (2004) bahwa citra informasi pada kegiatan virtual event ini di bentuk berdasarkan ke validan informasi
yang di sampaikan dan di pengaruhi
oleh siapa narasumber yang
di undang dalam acara tersebut.
Informasi yang di sampaikan dalam virtual event ini banyak mendapatkan respons positif dari khalayak umum
yang dimana itu menjadi target output kemkominfo dalam penyelenggaran virtual
event tersebut.
D. Virtual Event sebagai Media Komunikasi Pariwisata pada
kegiatan Dialogue Interaktif Rabu Kemkominfo
Fmb9
Virtual Event pengalaman indvidu seseorang mengalami sebuah event dengan konten online dan tidak berkumpul bersama
(Cvent,
2020). Acara virtual biasanya acara online
multi-sesi yang sering menampilkan webinar dan webcast. Di masa pandemi virtual event ini menjadi salah satu alternatif sebuah korporasi maupun institusi untuk membuat sebuah event dan dalam bentuk virtual event ini bisa mengakomodir
banyak event salah satunya untuk event meeting, event webinar, event sportainment bahkan event yang berbasis edutainment.
Pada
kasus acara yang diteliti
oleh peneliti adalah acara
dialogue rabu yang membahas
mengenai persiapan pariwisata pada masa pandemi.
Gambar 4.5 Acara Dialgoue Interaktif Produktif �Kesiapan Bali sambut Wisatawan Mancangera�
Sumber : youtube.com, 2022
Di
dalam acara tersebut tema yang diangkat adalah kesiapan bali sambut wisatawan
mancanegara, dengan narasumbernya Prof. Dr. Ir Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati M.Si selaku
Wakil Gubernur Bali, Henky Hotma P. Manurung Staff Ahli Kemenparekraf dan Dr. Ratih C.
Sari. Dalam acara ini dibahas mengenai �Kesiapan bali sambu
wisatawan Mancanegara� pada
masa pandemi. Secara garis besar di dalam acara ini membahas terkait
persiapan bali setelah bali ditutup
secara total selama 6 bulan untuk wisatawan
mancanegara. Kegiatan
dialogue interaktif berfokus
pada issue bali dimana bali membuka akses
penerbangan untuk wisman kembali ke indonesia dengan
asumsi 18 negara yang akan dibuka aksesnya untuk kunjungan ke indonesia. Dalam
hal tersebut Cok Ace mengemukakan
bahwasanya bali sudah mempersiapkan bali baik secara
protocol dan CHSE (Standarisasi yang dibuat Kementerian Pariwisata untuk hotel dalam masa Pandemi Covid19), Hampir 80%
hotel di bali sudah menggunakan CHSE dalam menjalankan prokes covid19 menurut Cok Ace. Pada pemahaman ini seharusnya
bali sudah siap untuk menyambut
wisman ke indonesia menurut Pak Hotma Manurung selaku staf ahli Kemenparekraf,
selain itu indonesia juga siap hidup berdampingan dengan covid 19 dalam hal pengentasan covid 19.
Dalam
event virtual ini bisa dikategorikan bahwasanya Virtual ini bisa membantu
bentuk komunikasi pariwisata yang dimana dari virtual event tersebut beberapa narasumber menginformasikan bahwasanya bali sudah siap
sebagai destinasi yang aman di masa pandemi covid19 serta dalam virtual event ini narasumber berperan sebagai delegasi yang menyampaikan informasi valid mengenai kondisi destinasi wisata di bali serta keamanan (protocol yang sudah di lakukan oleh bali dalam penanganan
covid 19 di bali dan daerah
sekitar bali). Selain itu virtual event ini menjalankan fungsi utama komunikasi
pariwisata yaitu memberikan informasi terkait kondisi destinasi dan membantu menbuat citra informasi
yang baik terkait destinasi bali pada masa pandemi serta menjalankan
fungsi promosi pariwisata secara tidak langsung.
E. Validasi
Validasi hasil temuan
dilakukan dengan triangulasi sumber. Sumber triangulasi pertama adalah Bapak Arif selaku Produser
Event pada acara ini. Menyampaikan
virtual event sebagai media komunikasi
dalam penyebaran informasi khususnya dibidang pariwisata:
��Virtual event merupakan bentuk lain dari pariwisata (pariwisata model baru), karena virtual event itu membagikan informasi secara langsung dan saling berinteraksi secara live bukan menonton sebuah tayangan�
Tak hanya itu, Pak Iwan dari Kemkonminfo
menjelaskan bahwa :
�Bahwa kemudian digitalisasi kemajuan di bidang informasi itu adalah keniscayaan
dalam perdaban manusia saat ini
jadi apapun itu bentuk platform atau event yang rekan rekan stage holder di pariwisata itu jalankan bahwa
kemajuan digitalisasi kemajuan teknologi itu ya mau
gamau suka gasuka yaa kita
harus ikuti dan jalani�
Menurut Ibu dewi selaku PIC
Media Centre Kemkominfo RI
�Dalam menetapkan
konten pada kegiatan
virtual event pun diperlukan sumber
informasi yang valid dan sumber yang terpercaya, baik sumber itu dari instansi yg di tunjuk pemerintah ataupun instansi yang terlibat
langsung dalam suatu kegiatan ataupun suatu momentum. Selain sumber informasi �
Kesimpulan
����������� Virtual event merupakan
sebuah inovasi baru dalam perkembangan
dunia event, yang dimana bentuk
virtual event ini menjadi
salah satu alat komunikasi dan promosi dalam sebuah industri
event, tidak menutup juga dalam semua industri
dimana virtual event ini terfokuskan untuk tetap menjaga ataupun
menjalin komunikasi antara stake holder dengan para kolega dan cutomer.
����������� Dalam virtual event ini fungsi komunikasi pariwisata sudah berjalan dengan sangat baik, di mana aspek komunikasi pariwisata sudah terjalankan secara otomatis dalam virtual event ini sendiri. Komunikasi pariwisata yang di maksud
berupa promosi pariwisata dan aspek komunikasi online yaitu menyimpan informasi, mengolah informasi, mengeluarkan informasi, menyebarkan informasi dan citra informasi. Dan semua bentuk komunikasi
pariwisata yang terjadi dalam virtual event ini memberikan dampak positif yang cukup signifikan terkait industri pariwisata di bali.
����������� Salah satu bentuk
dampak positif nya adalah dengan adanya stimulasi
baru berupa image positif bahwa bali sudah bisa
kembali seperti dulu, yang dimana itu menjadi
motivasi bagi para peaku industri pariwisata di bali
untuk kembali melakukan aktivitas pariwisata di bali.
Baran, S.
J., & Davis, D. K. (2010). Teori komunikasi massa: Dasar, pergolakan, dan
masa depan. Jakarta: Salemba Humanika. Google Scholar.
Bungin. (2008). Sosiologi� Komunkasi,� Teori,
Paradigma,� Dan� Diskursus� Komunikasi di masyarakat, Jakarta: Kencana. Google Scholar.
Bungin (2015). Komunikasi Pariwisata, Pemasaran dan Brand Destinasi,
Jakarta : Kencana. Google Scholar.
Cohen, Bernard C.
(1969). The Press and Foreign Policy, 3th ed , New
Jersey : Princeton University Press. Google Scholar.
Cvent, (2020).
Ultimate Guide to Virtual Events.Cvent. E-book. Google Scholar.
Daniel, Moehar .2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara.
Google Scholar.
Ismayanti. (2010). Pengantar
Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Google Scholar.
Littlejohn,
Stephen W & Karen A. Foss. (2009). Teori Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika. Google Scholar.
McCombs, Maxwell
E & Donald L. Shaw, (1972), The Agenda setting Function of Mass Media,
Oxford, Public Opinion quarterly Vol 36. Google Scholar.
Mulyana, Deddy (2009).
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Google Scholar.
Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar.
Neuman, W.
Lawrence. (2013). Metodologi Penelitian
Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitaif.
Jakarta: PT Indeks. Google Scholar.
Nurudin. (2004) Komunikasi
Massa. Pustaka Pelajar, Bandung. Google Scholar.
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi
Massa. Raja Gafindo Persada:
Jakarta. �Google Scholar.
Paramita, S.
(2017). Lokal perspektif
komunikasi pariwisata masyarakat Di Desa Sade
Lombok. 14 (2): 146-156. Google Scholar.
Pratyaksa, I Gede Titah Pratyaksa. (2019). Strategi
Komunikasi Persuasif oleh
Opinion Leader dalam Implementasi
Penggunaan Aksara Sastra
dan Busana Adat Bali. Calathu:
Jurnal Ilmu Komunikasi. Google Scholar.
Purhantara, Wahyu, Metode
Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Google Scholar.
Sutopo. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Surakarta: UNS. Google Scholar.
Copyright
holder: Mochamad Amboro Alfianto, Fetty Nurmala Rossi, Nungki Hanif Aulia (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is
licensed under: |
�