Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.7, No. 12, Desember
2022
HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA MELAKSANAKAN
PERAWATAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA
LABIOPLASTY DI YPPCBL BANDUNG
Endang Merlina Fatmawati Simarmata, Dewi Sodja Laela,
Yenni Hendriani Praptiwi, Irwan Supriyanto
Poltekkes Kemenkes Bandung, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]�
Abstrak
Pendahuluan:
Kepatuhan melakukan perawatan luka merupakan kunci keberhasilan dalam proses penyembuhan luka akibat
tindakan operasi. Orang tua mempunyai peranan
penting dalam melaksanakan perawatan pasca operasi labioplasty anaknya. Perawatan luka pasca operasi labioplasty membutuhkan
kepatuhan dari orang tua yang tinggi. Rendahnya tingkat kepatuhan orang tua
akan menyebabkan infeksi pada luka dan menghambat proses penyembuhan luka.
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh faktor kebersihan daerah luka, pemberian salep dan obat serta kontrol rutin. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan
terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty. Metode: Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional.
Populasi penelitian orang tua penderita celah bibir di YPPCBL Bandung. Pengambilan
sampel dilakukan secara accidental sampling sebanyak 20 responden.
Analisis uji hipotesis menggunakan Chi Square Test. Hasil: Orang tua yang memiliki
tingkat kepatuhan tinggi terhadap perawatan luka pasca operasi labioplasty sebanyak 13 responden (65%).
Pasien labioplasty yang mempunyai penyembuhan luka dengan kriteria baik
sebanyak 18 orang (90%). Analisis Chi Square Test dengan nilai p (0,002
< 0,05), menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan orang tua melakukan
perawatan dengan penyembuhan luka pasca operasi labioplasty.
Simpulan: Penyembuhan luka pasien pasca labioplasty yang baik dipengaruhi oleh
tingkat kepatuhan orang tua yang tinggi dalam melakukan perawatan sesuai SOP.
Kata Kunci: kepatuhan; penyembuhan; luka; labioplasty.
Abstract
Introduction:
Compliance with wound care is the key to success in the wound healing process
due to surgery. Parents have an important role in carrying out postoperative
care for their child's labioplasty. Wound care after labioplasty surgery
requires high parental obedience. The low level of parental obedience will
cause infection in the wound and hinder the wound healing process. Wound
healing is influenced by factors such as cleanliness of the wound area,
administration of ointments and drugs as well as routine control. The purpose
of this study was to determine the relationship between the level of parental
compliance in carrying out care for wound healing after labioplasty. Methods:
This type of research is analytic with a cross-sectional design. The study
population is parents with cleft lip at YPPCBL Bandung. Sampling was done by
accidental sampling of 20 respondents. Analysis of hypothesis testing using the
Chi Square Test. Results: Parents who had a high level of adherence to wound
care after labioplasty surgery were 13 respondents (65%). Labioplasty patients
who had wound healing with good criteria were 18 people (90%). Chi Square Test
analysis with a p-value (0.002 <0.05), shows that there is a relationship
between parental adherence to treatment and wound healing after labioplasty
surgery. Conclusion: Good wound healing after labioplasty is influenced by a
high level of parental compliance in carrying out care according to SOP.
Keywords: obedience; healing; wound; labioplasty.
Pendahuluan
Celah
bibir atau bibir sumbing merupakan abnormalitas yang sering dijumpai di dunia.
World Health Organization mengungkapkan bahwa data prevalensi celah bibir
sebesar 24.42%. Menurut data WHO (World Health
Organization) angka kejadian sumbing bibir dan celah langit sekitar 1 dari
700 kelahiran di seluruh dunia. Bayi yang lahir di Asia menduduki prevalensi
tertinggi dengan angka kelahiran 14: 10.000 bayi. Penderita celah bibir membutuhkan perawatan pembedahan yang
disebut labioplasty. Prinsip dari prosedur labioplasty adalah
untuk mengisi celah pada bibir, memperbaiki kesimetrisan bibir karena kelainan
bentuk (Sidhi, Prananda, & Balatif, 2021).
Operasi labioplasty biasa dilakukan
pada anak usia dini mulai dari 6 � 24 bulan. Pasca operasi labioplasty yang
telah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) akan memiliki penyembuhan
luka yang baik. Perawatan luka pada pasien labioplasty merupakan teknik yang
harus dikuasai juga oleh orang tua pasien. Peran orang tua dalam melakukan
perawatan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter merupakan hal yang
sangat penting. Hasil penyembuhan luka operasi ini juga dipengaruhi dengan
kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan yang dilakukan setelah
operasi. Kepatuhan yang tinggi merupakan kunci keberhasilan dari rencana
perawatan. Kepatuhan dapat dilihat dari keberhasilan penyembuhan luka,
kesadaran dalam melaksanakan kontrol dan pengendalian luka, dan konsumsi obat
sesuai anjuran dokter. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan
diantaranya faktor ekstrinsik dan instrinsik meliputi pengetahuan, motivasi,
sikap, pemahaman, presepsi dan dukungan social.(Wardani & Sari, 2018).
Penelitian Wardani & Sari (2018), menyatakan bahwa
kepatuhan terapi berperan sangat penting dalam manajemen penyakit dan luka.
Kepatuhan yang tinggi merupakan kunci keberhasilan dari rencana perawatan.
Kepatuhan dapat dilihat dari keberhasilan penyembuhan luka, kesadaran dalam
melaksanakan kontrol dan pengendalian luka, dan konsumsi obat sesuai anjuran
dokter. Rendahnya tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan luka
akan menyebabkan infeksi pada luka.�
Infeksi yang terjadi pada luka setelah operasi merupakan kasus yang
krusial dalam prosedur pembedahan. Apabila terjadi infeksi pada luka maka dapat
menimbulkan masa penyembuhan yang semakin lama dari yang seharusnya. (Rahim, Rompas, & Kallo, 2019), (Hafiz, Irfandy, Rahman, & Rahmadona, 2017), (Aminuddin, Sukmana, Nopriyanto, & Sholichin, 2020)
Berdasarkan observasi yang
dilakukan di Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL)
Bandung terdapat 1 dari 3 bayi memiliki penyembuhan luka yang kurang baik dan
mempengaruhi estetika wajah. Kepatuhan orang tua dalam perawatan akan
mempengaruhi proses penyembuhan luka. Penelitian mengenai tingkat kepatuhan
orang tua terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty di YPPCBL Bandung
belum pernah dilakukan. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan pasca
labioplasty terhadap penyembuhan luka anak.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di YPPCBL Bandung pada bulan April-Mei Tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
analitik
dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian adalah orang tua
penderita celah bibir yang telah dilakukan operasi labioplasty di YPPCBL
Bandung. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 20 sampel.
Pengambilan data primer menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk
mengetahui tingkat kepatuhan orang tua dalam melakukan perawatan pasca labioplasty. Data mengenai kritera
penyembuhan luka pasien labioplasty diukur melalui lembar observasi yang diisi
oleh dokter penanggung jawab pasien meliputi potensi infeksi luka operasi
seperti warna kemerahan pada daerah luka, suhu, cairan pada luka, pembengkakan
dan bau tidak sedap pada luka, nyeri dan demam. Analisis uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square untuk mengetahui adanya hubungan tingkat kepatuhan orang tua
dalam melakukan perawatan pasca labioplasty terhadap penyembuhan luka.
Penelitian ini telah mendapatkan ethical
clearance dari tim KEPK Poltekkes Kemenkes Bandung dengan nomor 74/KEPK/EC/IV/2022.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Karakteristik responden pada tabel 1. menunjukan bahwa dari 20
responden diantaranya berusia 31-35 tahun berjumlah 7 responden (35%), berjenis
kelamin perempuan berjumlah 15 responden (75%), dengan tingkat pendidikan
sekolah menengah atas (SMA/K) sebanyak 8 responden (40%), dan sebagian besar
responden adalah ibu rumah tangga berjumlah 12 responden (60%).
Tabel 1
Karakteristik Responden
Variabel |
Frekuensi (n) |
Presentase % |
Usia |
|
|
<25 Tahun |
6 |
30% |
26-30 Tahun |
5 |
25% |
31-35 Tahun |
7 |
35% |
> 40 Tahun |
2 |
10% |
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-laki |
5 |
25% |
Perempuan |
15 |
75% |
Pendidikan Terakhir |
|
|
SD |
6 |
30% |
SMP |
4 |
20% |
SMA/SMK |
8 |
40% |
D3 |
2 |
10% |
Pekerjaan |
|
|
IRT |
12 |
60% |
Swasta |
3 |
15% |
Guru |
1 |
5% |
Petani/Pedagang |
4 |
20% |
Total |
20 |
100% |
Tabel
2
Tingkat
Kepatuhan Orang Tua Melaksanakan
Perawatan
Terhadap Penyembuhan
Luka
Pasien Pasca Labioplasty
Kepatuhan |
Frekuensi (n) |
Presentase % |
Tinggi |
13 |
65% |
Sedang |
5 |
25% |
Rendah |
2 |
10% |
Total |
20 |
100% |
Tabel 2. Memperlihatkan orang tua yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi dalam perawatan luka pada
pasien pasca labioplasty berjumlah 13 responden (65%), pasien dengan
penyembuhan luka pasca labioplasty kriteria baik.
Tabel 3
Kriteria Penyembuhan Luka Pasien Pasca Labioplasty
Penyembuhan
Luka |
Frekuensi (n) |
Presentase % |
Baik |
18 |
90% |
Buruk |
2 |
10% |
Total |
20 |
100% |
Tabel 3. Menunjukkan pasien dengan penyembuhan luka pasca labioplasty
kriteria baik setelah dilakukan perawatan oleh orang tuanya berjumlah 18
responden (90%).
Tabel 4
Hubungan Tingkat Kepatuhan Orang Tua
Melaksanakan Perawatan Terhadap Penyembuhan Luka Pasien Pasca Labioplasty
Kepatuhan |
|
Penyembuhan
Luka |
Total |
P-value |
|||
Baik |
Buruk |
||||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
||
Tinggi |
13 |
100% |
0 |
0% |
13 |
100% |
0,002 |
Sedang |
5 |
100% |
0 |
0% |
5 |
100% |
|
Rendah |
0 |
0% |
2 |
100% |
2 |
100% |
|
Total |
18 |
90% |
2 |
10% |
20 |
100% |
Hasil uji chi square dengan
nilai Likelihood Ratio pada tabel 4, menunjukkan bahwa hubungan antara
kepatuhan orang tua dengan penyembuhan luka pada pasien pasca labioplasty
memiliki nilai G2 = 13,003 dengan p (0,002) < 0,05 yang berarti
adanya hubungan signifikan antara kepatuhan orang tua dengan penyembuhan luka
pada pasien pasca labioplasty.
B. Pembahasan
Penelitian ini menganalisis hubungan
kepatuhan orang tua dalam melakukan perawatan terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang tua penderita celah bibir di YPPCBL Bandung berusia
31-35 tahun (35%). Usia 31 - 35 tahun tergolong dalam kategori dewasa awal. Pada usia dewasa awal merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola � pola kehidupan, harapan sosial serta tingkat
kematangan seseorang.
Semakin dewasa seseorang maka tingkat kematangan dalam berpikir dan bekerja
akan lebih baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang baik. Usia dapat mempengaruhi kepatuhan individu
karena seiring bertambahnya usia maka pengetahuan yang didapatkan lebih banyak
sehingga dapat mempengaruhi pola pikir. (Ar-Rasily; Puspita Kusuma Dewi, 2016), (Jannah,
Kamsani, & Ariffin, 2021)
Karakteristik responden pada penelitian
ini mayoritas berjenis kelamin perempuan (75%) dengan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga (60%). Jenis kelamin termasuk faktor utama yang memberi pengaruh
terhadap perilaku kesehatan seseorang). Seorang ibu memiliki naluri serta
kewaspadaan yang tinggi sehingga akan berhati-hati dalam melakukan tindakan
kepada anak Ibu rumah tangga mayoritas mempergunakan waktunya untuk mengajarkan
dan mendidik anak. Seorang ibu rumah tangga cenderung memiliki lebih banyak
waktu untuk melihat dan membaca informasi mengenai kesehatan baik dalam bentuk
digital dan non digital. (Kurniawati & Nurdianti, 2018) Tingkat pendidikan responden mempunyai
pendidikan menengah (40%). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kepatuhan
individu dimana pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan
lebih mudah menerima informasi dan instruksi yang diberikan. (Dharmawati & Wirata, 2016)
Kriteria penyembuhan luka pada anak
responden yang termasuk kategori baik sebanyak 90%. Kriteria penyembuhan luka
yang baik terjadi dalam rentang 3-21 hari. penyembuhan luka merupakan suatu
proses yang kompleks serta dinamis dimana terjadi kembalinya fungsi dari
anatomi tubuh. Fase inflamasi dimulai pada hari ke 3-4 setelah pembedahan.
Tahap terjadinya pembekuan darah untuk menutupi luka dan peningkatan aliran
darah ke daerah luka. Fase proliferasi dimulai dari hari ke 3-4 dan berakhir
pada hari ke 21. Fibroblast secara cepat membentuk jaringan baru yang disebut
jaringan granulasi. Fase maturasi merupakan fase akhir dari penyembuhan luka,
dimulai dari hari ke 21 sampai luka sembuh secara sempurna. Kolagen menyatu dan
menekaan pembuluh darah sehingga bekas luka menjadi rata dan tipis.(Sidhi et al., 2021), (Antia, 2019), (Purnama,
Sriwidodo, & Ratnawulan, 2017)
Luka dapat menutup sempurna melewati
proses ketika bagian tepi luka dijahit. Keadaan yang perlu diperhatikan untuk
mempercepat proses penyembuhan luka diantaranya kebersihan individu dan
kebersihan daerah luka bekas pembedahan. Infeksi pada luka bukan hanya
memperlambat proses dari penyembuhan luka, namun dapat menimbulkan kerusakan
baru terhadap jaringan penunjang disekitarnya seperti bertambahnya ukuran pada luka
yang dapat dilihat dari jarak dan kedalaman luka. Penyembuhan pada luka sangat
bervariasi yang dipengaruhi oleh tempat terjadinya luka, tingkat keparahan
luka, serta luas dari luka. Selain faktor fisiologis, penyembuhan luka juga
melibatkan kemampuan sel serta jaringan sekitar untuk melakukan regenerasi. Proses penyembuhan luka dapat dipercepat dengan
melakukan perawatan pada luka sesuai prosedur. Perawatan yang buruk akan
menimbulkan infeksi yang akan memperlambat proses penyembuhan. Reaksi inflamasi
merupakan salah satu penghambat proses penyembuhan luka. Faktor pendukung yang
dapat mengurangi reaksi inflamasi yang dapat mempercepat penyembuhan luka yaitu
nutrisi, mobilisasi, personal hygiene, dan kepatuhan melaksanakan instruksi.(Sidhi et al., 2021), (Manurung, 2019).
Hasil operasi labioplasty yang optimal tanpa komplikasi merupakan hal yang
diharapkan baik oleh operator maupun orangtua pasien, sehingga prosedur
perawatan pasca operasi merupakan komponen penting dalam keseluruhan prosedur. Prosedur
labioplasty memiliki tujuan untuk memperbaiki kesimetrisan pada wajah
dan bentuk bagian permukaan jaringan, memperbaiki struktur anatomi dan fungsi
yang dimiliki bibir seperti fungsi pelafalan saat berbicara dan estetika wajah (Purnama et
al., 2017), (Manurung, 2019).
Analisis uji hipotesis dengan menggunakan uji
chi square, menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan orang tua dengan
penyembuhan luka pada pasca operasi labioplasty (G2 = 13,003 dengan p (0,002) < 0,05).
Hasil ini sejalan oleh penelitian (Suhada & Putra, 2019) mengenai tingkat
kepatuhan perawat terhadap SOP perawatan luka dengan proses penyembuhan luka. Menurut (Hafiz et al., 2017) dalam penyembuhan luka diperlukan
perawatan yang baik untuk menghasilkan hasil jahitan yang baik. Penelitian Rena
(2020) mengenai hubungan antara perawatan luka dengan penyembuhan luka
menyebutkan responden yang melakukan perawatan yang sangat baik dapat
mempercepat proses penyembuhan luka. (Alestari, 2020), (Suhada & Putra, 2019), (Rena, 2020)
Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh dalam penyembuhan luka. Kepatuhan terhadap perawatan luka yang baik
akan menghasilkan penyembuhan luka yang baik. Sesuai dengan penelitian (Rahman, 2018) menyatakan bahwa adanya hubungan
pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada pasien post operasi terhadap
proses penyembuhan luka. Penelitian Setiawan (2015) mengenai gambaran kepatuhan pasien dalam
melakukan instruksi setelah pencabutan menyatakan proses penyembuhan luka
dipengaruhi oleh perawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan instruksi.
Instruksi yang diberikan mengenai kontrol rutin, pemberian obat dan salep serta
kebersihan daerah luka. Luka yang tidak terinfeksi dapat membentuk jaringan
secara sempurna.(Rahman,
Haryanto, & Ardiyani, Maryah, 2018), (Setiawan et al., 2015).
Perawatan pasca operasi labioplasty
memegang peranan penting dalam keberhasilan hasil operasi. Perawatan dimulai dari perawatan pra
operasi, selama operasi dan pasca operasi Mengontrol kepatuhan orang tua dari
pasien labioplasty dalam melakukan perawatan luka di rumah dapat menurunkan
resiko infeksi luka operasi. Orang tua perlu dibekali edukasi pasca operasi
yang meliputi perawatan luka labioplasty, tanda dan gejala terjadi infeksi,
penanggulangan nyeri dan prosedur kontrol.
Kesimpulan
Penyembuhan
luka pasien pasca labioplasty berhubungan dengan tingkat kepatuhan orang
tua dalam melaksanakan perawatan yang sesuai prosedur.
Alestari, Rena Oki. (2020). Hubungan Antara Perawatan
Luka Perineum, Pola Makan dan Kepatuhan Minum Obat dengan Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu Nifas di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Jurnal Forum
Kesehatan, 10(1), 29�35. Google Scholar
Aminuddin,
Muhammad;, Sukmana, Mayusef;, Nopriyanto, Dwi;, & Sholichin. (2020). Modul
Perawatan luka (Iwan Samsugito, ed.). Samarinda: Gunawarna Lestari. Google Scholar
Antia.
(2019). Klasifikasi Karakteristik Pasien dan Waktu Penyembuhan Luka di Rawat
Jalan. Ijonhs, 4(1), 1�6. Google Scholar
Ar-Rasily;
Puspita Kusuma Dewi. (2016). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Mengenai Kelainan Genetik Penyebab Disabilitas
Intelektual Di Kota Semarang. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(6),
1�19. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/dmj.v5i4. Google Scholar
Dharmawati,
I. G. A. Ayu, & Wirata, I. Nyoman. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur,
Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Guru
Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1),
1�5. https://doi.org/https://doi.org/10.33992/jkg.v4i1.500. Google Scholar
Hafiz,
Al, Irfandy, Dolly, Rahman, Sukri, & Rahmadona, Rahmadona. (2017).
Labioplasti dengan Teknik Millard dan Tennison Randall. Jurnal Kesehatan
Andalas, 6(2), 469. https://doi.org/10.25077/jka.v6.i2.p469-477.2017.
Google Scholar
Jannah,
Miftahul, Kamsani, Siti Rozaina, & Ariffin, Nurhazlina Mohd. (2021).
Perkembangan Usia Dewasa : Tugas Dan Hambatan Pada Korban Konflik Pasca
Damai. Jurnal Pendidikan Anak, 115�143. Google Scholar
Kurniawati,
Ade, & Nurdianti, Dewi. (2018). Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahuan
dan Sikap Dalam Mengenal Tanda Bahaya Kehamilan. Jurnal Bimtas, 2(1),
32�41. Google Scholar
Manurung,
R. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Proses Penyembuhan Luka pada
Pasien Post Sectio Caesarea di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Prosiding
SINTAKS 2019, 550�556. Google Scholar
Purnama,
Handi, Sriwidodo, & Ratnawulan, Soraya. (2017). Review Sistematik: Proses
Penyembuhan dan Perawatan Luka. Farmaka, 15(2), 255�256. Google Scholar
Rahim,
Wahyuni Abd., Rompas, Sefti, & Kallo, Vandri D. (2019). Hubungan Antara
Pengetahuan Perawatan Luka Pasca Bedah Sectio Caesarea (SC) dengan Tingkat
Kemandirian Pasien di Ruang Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan Rumah
sakit Bhayangkara Manado. Jurnal Keperawatan, 7(1). Google Scholar
Rahman,
Miftahur, Haryanto, Tanto, & Ardiyani, Maryah, Vita. (2018). Hubungan
Antara Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi Pada Pasien Post Operasi dengan
Proses Penyembuhan Luka di Rumah Sakit Islam Unisma Malang. Nursing News,
3(1), 12�21. Google Scholar
Rena,
Oki Alestari. (2020). Hubungan antara perawatan luka perineum, pola makan dan
kepatuhan minum obat dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di RSIA
Aura Syifa Kabupaten Kediri. Jurnal Forum Kesehatan, 10(1),
28�33. Google Scholar
Setiawan,
Indra, Mariati, Ni Wayan, & Leman, Michael A. (2015). Gambaran Kepatuhan
Pasien Melaksanakan Instruksi Setelah Pencabutan Gigi Di Rsgm Fk Unsrat. E-GIGI,
3(2). https://doi.org/10.35790/eg.3.2.2015.9606. Google Scholar
Sidhi,
Sukma Purnama, Prananda, Arya Tjipta, & Balatif, Ridwan. (2021). Hubungan
Antara Rule of Ten Terhadap Kejadian Komplikasi Pasca Labioplasty. Majalah
Kedokteran Andalas, 44(4), 232�235. Google Scholar
Suhada,
Muhammad;, & Putra, Farhandika; (2019). Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan
Perawat Terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur) Perawatan Luka Dengan
Penyembuhan Luka. Nursing Science Journal (NSJ), 4(1).
https://doi.org/10.53510/nsj.v2i2.70. Google Scholar
Wardani,
Ni Nyoman Trisna, & Sari, Komang Ayu Kartika. (2018). Prediktor Kepatuhan
Pengguna Antiretroviral Pada ODHA. E-Jurnal Medika, 7(8), 1�13. Google Scholar
�����������
Copyright holder: Endang Merlina Fatmawati
Simarmata, Dewi Sodja Laela, Yenni Hendriani Praptiwi, Irwan
Supriyanto (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |