Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol.7, No. 12, Desember 2022

 

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA MELAKSANAKAN PERAWATAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA LABIOPLASTY DI YPPCBL BANDUNG

 

Endang Merlina Fatmawati Simarmata, Dewi Sodja Laela,

Yenni Hendriani Praptiwi, Irwan Supriyanto

Poltekkes Kemenkes Bandung, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]�

[email protected]

 

Abstrak

Pendahuluan: Kepatuhan melakukan perawatan luka merupakan kunci keberhasilan dalam proses penyembuhan luka akibat tindakan operasi. Orang tua mempunyai peranan penting dalam melaksanakan perawatan pasca operasi labioplasty anaknya. Perawatan luka pasca operasi labioplasty membutuhkan kepatuhan dari orang tua yang tinggi. Rendahnya tingkat kepatuhan orang tua akan menyebabkan infeksi pada luka dan menghambat proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka dipengaruhi oleh faktor kebersihan daerah luka, pemberian salep dan obat serta kontrol rutin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty. Metode: Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian orang tua penderita celah bibir di YPPCBL Bandung. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling sebanyak 20 responden. Analisis uji hipotesis menggunakan Chi Square Test. Hasil: Orang tua yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi terhadap perawatan luka pasca operasi labioplasty sebanyak 13 responden (65%). Pasien labioplasty yang mempunyai penyembuhan luka dengan kriteria baik sebanyak 18 orang (90%). Analisis Chi Square Test dengan nilai p (0,002 < 0,05), menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan orang tua melakukan perawatan dengan penyembuhan luka pasca operasi labioplasty. Simpulan: Penyembuhan luka pasien pasca labioplasty yang baik dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan orang tua yang tinggi dalam melakukan perawatan sesuai SOP.

 

Kata Kunci: kepatuhan; penyembuhan; luka; labioplasty.

 

Abstract

Introduction: Compliance with wound care is the key to success in the wound healing process due to surgery. Parents have an important role in carrying out postoperative care for their child's labioplasty. Wound care after labioplasty surgery requires high parental obedience. The low level of parental obedience will cause infection in the wound and hinder the wound healing process. Wound healing is influenced by factors such as cleanliness of the wound area, administration of ointments and drugs as well as routine control. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of parental compliance in carrying out care for wound healing after labioplasty. Methods: This type of research is analytic with a cross-sectional design. The study population is parents with cleft lip at YPPCBL Bandung. Sampling was done by accidental sampling of 20 respondents. Analysis of hypothesis testing using the Chi Square Test. Results: Parents who had a high level of adherence to wound care after labioplasty surgery were 13 respondents (65%). Labioplasty patients who had wound healing with good criteria were 18 people (90%). Chi Square Test analysis with a p-value (0.002 <0.05), shows that there is a relationship between parental adherence to treatment and wound healing after labioplasty surgery. Conclusion: Good wound healing after labioplasty is influenced by a high level of parental compliance in carrying out care according to SOP.

 

Keywords: obedience; healing; wound; labioplasty.

 

Pendahuluan

Celah bibir atau bibir sumbing merupakan abnormalitas yang sering dijumpai di dunia. World Health Organization mengungkapkan bahwa data prevalensi celah bibir sebesar 24.42%. Menurut data WHO (World Health Organization) angka kejadian sumbing bibir dan celah langit sekitar 1 dari 700 kelahiran di seluruh dunia. Bayi yang lahir di Asia menduduki prevalensi tertinggi dengan angka kelahiran 14: 10.000 bayi. Penderita celah bibir membutuhkan perawatan pembedahan yang disebut labioplasty. Prinsip dari prosedur labioplasty adalah untuk mengisi celah pada bibir, memperbaiki kesimetrisan bibir karena kelainan bentuk (Sidhi, Prananda, & Balatif, 2021).

Operasi labioplasty biasa dilakukan pada anak usia dini mulai dari 6 � 24 bulan. Pasca operasi labioplasty yang telah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) akan memiliki penyembuhan luka yang baik. Perawatan luka pada pasien labioplasty merupakan teknik yang harus dikuasai juga oleh orang tua pasien. Peran orang tua dalam melakukan perawatan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter merupakan hal yang sangat penting. Hasil penyembuhan luka operasi ini juga dipengaruhi dengan kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan yang dilakukan setelah operasi. Kepatuhan yang tinggi merupakan kunci keberhasilan dari rencana perawatan. Kepatuhan dapat dilihat dari keberhasilan penyembuhan luka, kesadaran dalam melaksanakan kontrol dan pengendalian luka, dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya faktor ekstrinsik dan instrinsik meliputi pengetahuan, motivasi, sikap, pemahaman, presepsi dan dukungan social.(Wardani & Sari, 2018).

Penelitian Wardani & Sari (2018), menyatakan bahwa kepatuhan terapi berperan sangat penting dalam manajemen penyakit dan luka. Kepatuhan yang tinggi merupakan kunci keberhasilan dari rencana perawatan. Kepatuhan dapat dilihat dari keberhasilan penyembuhan luka, kesadaran dalam melaksanakan kontrol dan pengendalian luka, dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter. Rendahnya tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan luka akan menyebabkan infeksi pada luka.� Infeksi yang terjadi pada luka setelah operasi merupakan kasus yang krusial dalam prosedur pembedahan. Apabila terjadi infeksi pada luka maka dapat menimbulkan masa penyembuhan yang semakin lama dari yang seharusnya. (Rahim, Rompas, & Kallo, 2019), (Hafiz, Irfandy, Rahman, & Rahmadona, 2017), (Aminuddin, Sukmana, Nopriyanto, & Sholichin, 2020)

Berdasarkan observasi yang dilakukan di Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL) Bandung terdapat 1 dari 3 bayi memiliki penyembuhan luka yang kurang baik dan mempengaruhi estetika wajah. Kepatuhan orang tua dalam perawatan akan mempengaruhi proses penyembuhan luka. Penelitian mengenai tingkat kepatuhan orang tua terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty di YPPCBL Bandung belum pernah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan pasca labioplasty terhadap penyembuhan luka anak.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di YPPCBL Bandung pada bulan April-Mei Tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian adalah orang tua penderita celah bibir yang telah dilakukan operasi labioplasty di YPPCBL Bandung. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 20 sampel. Pengambilan data primer menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengetahui tingkat kepatuhan orang tua dalam melakukan perawatan pasca labioplasty. Data mengenai kritera penyembuhan luka pasien labioplasty diukur melalui lembar observasi yang diisi oleh dokter penanggung jawab pasien meliputi potensi infeksi luka operasi seperti warna kemerahan pada daerah luka, suhu, cairan pada luka, pembengkakan dan bau tidak sedap pada luka, nyeri dan demam. Analisis uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square untuk mengetahui adanya hubungan tingkat kepatuhan orang tua dalam melakukan perawatan pasca labioplasty terhadap penyembuhan luka. Penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari tim KEPK Poltekkes Kemenkes Bandung dengan nomor 74/KEPK/EC/IV/2022.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil

Karakteristik responden pada tabel 1. menunjukan bahwa dari 20 responden diantaranya berusia 31-35 tahun berjumlah 7 responden (35%), berjenis kelamin perempuan berjumlah 15 responden (75%), dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA/K) sebanyak 8 responden (40%), dan sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga berjumlah 12 responden (60%).

 

Tabel 1

Karakteristik Responden

Variabel

Frekuensi (n)

Presentase %

Usia

 

 

<25 Tahun

6

30%

26-30 Tahun

5

25%

31-35 Tahun

7

35%

> 40 Tahun

2

10%

Jenis Kelamin

 

 

Laki-laki

5

25%

Perempuan

15

75%

Pendidikan Terakhir

 

 

SD

6

30%

SMP

4

20%

SMA/SMK

8

40%

D3

2

10%

Pekerjaan

 

 

IRT

12

60%

Swasta

3

15%

Guru

1

5%

Petani/Pedagang

4

20%

Total

20

100%

 

 

Tabel 2

Tingkat Kepatuhan Orang Tua Melaksanakan

Perawatan Terhadap Penyembuhan

Luka Pasien Pasca Labioplasty

Kepatuhan

Frekuensi (n)

Presentase %

Tinggi

13

65%

Sedang

5

25%

Rendah

2

10%

Total

20

100%

 

Tabel 2. Memperlihatkan orang tua yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi dalam perawatan luka pada pasien pasca labioplasty berjumlah 13 responden (65%), pasien dengan penyembuhan luka pasca labioplasty kriteria baik.

 

Tabel 3

Kriteria Penyembuhan Luka Pasien Pasca Labioplasty

Penyembuhan Luka

Frekuensi (n)

Presentase %

Baik

18

90%

Buruk

2

10%

Total

20

100%

 

Tabel 3. Menunjukkan pasien dengan penyembuhan luka pasca labioplasty kriteria baik setelah dilakukan perawatan oleh orang tuanya berjumlah 18 responden (90%).

 

 

 

 

 

Tabel 4

Hubungan Tingkat Kepatuhan Orang Tua Melaksanakan Perawatan Terhadap Penyembuhan Luka Pasien Pasca Labioplasty

Kepatuhan

 

Penyembuhan Luka

Total

P-value

Baik

Buruk

n

%

n

%

n

%

Tinggi

13

100%

0

0%

13

100%

0,002

Sedang

5

100%

0

0%

5

100%

Rendah

0

0%

2

100%

2

100%

Total

18

90%

2

10%

20

100%

 

Hasil uji chi square dengan nilai Likelihood Ratio pada tabel 4, menunjukkan bahwa hubungan antara kepatuhan orang tua dengan penyembuhan luka pada pasien pasca labioplasty memiliki nilai G2 = 13,003 dengan p (0,002) < 0,05 yang berarti adanya hubungan signifikan antara kepatuhan orang tua dengan penyembuhan luka pada pasien pasca labioplasty.

B.  Pembahasan

Penelitian ini menganalisis hubungan kepatuhan orang tua dalam melakukan perawatan terhadap penyembuhan luka pasca labioplasty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua penderita celah bibir di YPPCBL Bandung berusia 31-35 tahun (35%). Usia 31 - 35 tahun tergolong dalam kategori dewasa awal. Pada usia dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola � pola kehidupan, harapan sosial serta tingkat kematangan seseorang. Semakin dewasa seseorang maka tingkat kematangan dalam berpikir dan bekerja akan lebih baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang baik. Usia dapat mempengaruhi kepatuhan individu karena seiring bertambahnya usia maka pengetahuan yang didapatkan lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi pola pikir. (Ar-Rasily; Puspita Kusuma Dewi, 2016), (Jannah, Kamsani, & Ariffin, 2021)

Karakteristik responden pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan (75%) dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (60%). Jenis kelamin termasuk faktor utama yang memberi pengaruh terhadap perilaku kesehatan seseorang). Seorang ibu memiliki naluri serta kewaspadaan yang tinggi sehingga akan berhati-hati dalam melakukan tindakan kepada anak Ibu rumah tangga mayoritas mempergunakan waktunya untuk mengajarkan dan mendidik anak. Seorang ibu rumah tangga cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk melihat dan membaca informasi mengenai kesehatan baik dalam bentuk digital dan non digital. (Kurniawati & Nurdianti, 2018) Tingkat pendidikan responden mempunyai pendidikan menengah (40%). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kepatuhan individu dimana pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi dan instruksi yang diberikan. (Dharmawati & Wirata, 2016)

Kriteria penyembuhan luka pada anak responden yang termasuk kategori baik sebanyak 90%. Kriteria penyembuhan luka yang baik terjadi dalam rentang 3-21 hari. penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks serta dinamis dimana terjadi kembalinya fungsi dari anatomi tubuh. Fase inflamasi dimulai pada hari ke 3-4 setelah pembedahan. Tahap terjadinya pembekuan darah untuk menutupi luka dan peningkatan aliran darah ke daerah luka. Fase proliferasi dimulai dari hari ke 3-4 dan berakhir pada hari ke 21. Fibroblast secara cepat membentuk jaringan baru yang disebut jaringan granulasi. Fase maturasi merupakan fase akhir dari penyembuhan luka, dimulai dari hari ke 21 sampai luka sembuh secara sempurna. Kolagen menyatu dan menekaan pembuluh darah sehingga bekas luka menjadi rata dan tipis.(Sidhi et al., 2021), (Antia, 2019), (Purnama, Sriwidodo, & Ratnawulan, 2017)

Luka dapat menutup sempurna melewati proses ketika bagian tepi luka dijahit. Keadaan yang perlu diperhatikan untuk mempercepat proses penyembuhan luka diantaranya kebersihan individu dan kebersihan daerah luka bekas pembedahan. Infeksi pada luka bukan hanya memperlambat proses dari penyembuhan luka, namun dapat menimbulkan kerusakan baru terhadap jaringan penunjang disekitarnya seperti bertambahnya ukuran pada luka yang dapat dilihat dari jarak dan kedalaman luka. Penyembuhan pada luka sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh tempat terjadinya luka, tingkat keparahan luka, serta luas dari luka. Selain faktor fisiologis, penyembuhan luka juga melibatkan kemampuan sel serta jaringan sekitar untuk melakukan regenerasi. Proses penyembuhan luka dapat dipercepat dengan melakukan perawatan pada luka sesuai prosedur. Perawatan yang buruk akan menimbulkan infeksi yang akan memperlambat proses penyembuhan. Reaksi inflamasi merupakan salah satu penghambat proses penyembuhan luka. Faktor pendukung yang dapat mengurangi reaksi inflamasi yang dapat mempercepat penyembuhan luka yaitu nutrisi, mobilisasi, personal hygiene, dan kepatuhan melaksanakan instruksi.(Sidhi et al., 2021), (Manurung, 2019).

Hasil operasi labioplasty yang optimal tanpa komplikasi merupakan hal yang diharapkan baik oleh operator maupun orangtua pasien, sehingga prosedur perawatan pasca operasi merupakan komponen penting dalam keseluruhan prosedur. Prosedur labioplasty memiliki tujuan untuk memperbaiki kesimetrisan pada wajah dan bentuk bagian permukaan jaringan, memperbaiki struktur anatomi dan fungsi yang dimiliki bibir seperti fungsi pelafalan saat berbicara dan estetika wajah (Purnama et al., 2017), (Manurung, 2019).

Analisis uji hipotesis dengan menggunakan uji chi square, menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan orang tua dengan penyembuhan luka pada pasca operasi labioplasty (G2 = 13,003 dengan p (0,002) < 0,05). Hasil ini sejalan oleh penelitian (Suhada & Putra, 2019) mengenai tingkat kepatuhan perawat terhadap SOP perawatan luka dengan proses penyembuhan luka. Menurut (Hafiz et al., 2017) dalam penyembuhan luka diperlukan perawatan yang baik untuk menghasilkan hasil jahitan yang baik. Penelitian Rena (2020) mengenai hubungan antara perawatan luka dengan penyembuhan luka menyebutkan responden yang melakukan perawatan yang sangat baik dapat mempercepat proses penyembuhan luka. (Alestari, 2020), (Suhada & Putra, 2019), (Rena, 2020)

Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam penyembuhan luka. Kepatuhan terhadap perawatan luka yang baik akan menghasilkan penyembuhan luka yang baik. Sesuai dengan penelitian (Rahman, 2018) menyatakan bahwa adanya hubungan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada pasien post operasi terhadap proses penyembuhan luka. Penelitian Setiawan (2015) mengenai gambaran kepatuhan pasien dalam melakukan instruksi setelah pencabutan menyatakan proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh perawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan instruksi. Instruksi yang diberikan mengenai kontrol rutin, pemberian obat dan salep serta kebersihan daerah luka. Luka yang tidak terinfeksi dapat membentuk jaringan secara sempurna.(Rahman, Haryanto, & Ardiyani, Maryah, 2018), (Setiawan et al., 2015).

Perawatan pasca operasi labioplasty memegang peranan penting dalam keberhasilan hasil operasi. Perawatan dimulai dari perawatan pra operasi, selama operasi dan pasca operasi Mengontrol kepatuhan orang tua dari pasien labioplasty dalam melakukan perawatan luka di rumah dapat menurunkan resiko infeksi luka operasi. Orang tua perlu dibekali edukasi pasca operasi yang meliputi perawatan luka labioplasty, tanda dan gejala terjadi infeksi, penanggulangan nyeri dan prosedur kontrol.

 

Kesimpulan

Penyembuhan luka pasien pasca labioplasty berhubungan dengan tingkat kepatuhan orang tua dalam melaksanakan perawatan yang sesuai prosedur.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alestari, Rena Oki. (2020). Hubungan Antara Perawatan Luka Perineum, Pola Makan dan Kepatuhan Minum Obat dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Jurnal Forum Kesehatan, 10(1), 29�35. Google Scholar

 

Aminuddin, Muhammad;, Sukmana, Mayusef;, Nopriyanto, Dwi;, & Sholichin. (2020). Modul Perawatan luka (Iwan Samsugito, ed.). Samarinda: Gunawarna Lestari. Google Scholar

 

Antia. (2019). Klasifikasi Karakteristik Pasien dan Waktu Penyembuhan Luka di Rawat Jalan. Ijonhs, 4(1), 1�6. Google Scholar

 

Ar-Rasily; Puspita Kusuma Dewi. (2016). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Mengenai Kelainan Genetik Penyebab Disabilitas Intelektual Di Kota Semarang. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(6), 1�19. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/dmj.v5i4. Google Scholar

 

Dharmawati, I. G. A. Ayu, & Wirata, I. Nyoman. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Guru Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 1�5. https://doi.org/https://doi.org/10.33992/jkg.v4i1.500. Google Scholar

 

Hafiz, Al, Irfandy, Dolly, Rahman, Sukri, & Rahmadona, Rahmadona. (2017). Labioplasti dengan Teknik Millard dan Tennison Randall. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 469. https://doi.org/10.25077/jka.v6.i2.p469-477.2017. Google Scholar

 

Jannah, Miftahul, Kamsani, Siti Rozaina, & Ariffin, Nurhazlina Mohd. (2021). Perkembangan Usia Dewasa : Tugas Dan Hambatan Pada Korban Konflik Pasca Damai. Jurnal Pendidikan Anak, 115�143. Google Scholar

 

Kurniawati, Ade, & Nurdianti, Dewi. (2018). Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahuan dan Sikap Dalam Mengenal Tanda Bahaya Kehamilan. Jurnal Bimtas, 2(1), 32�41. Google Scholar

 

Manurung, R. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Prosiding SINTAKS 2019, 550�556. Google Scholar

 

Purnama, Handi, Sriwidodo, & Ratnawulan, Soraya. (2017). Review Sistematik: Proses Penyembuhan dan Perawatan Luka. Farmaka, 15(2), 255�256. Google Scholar

 

Rahim, Wahyuni Abd., Rompas, Sefti, & Kallo, Vandri D. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan Perawatan Luka Pasca Bedah Sectio Caesarea (SC) dengan Tingkat Kemandirian Pasien di Ruang Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan Rumah sakit Bhayangkara Manado. Jurnal Keperawatan, 7(1). Google Scholar

 

 

 

 

Rahman, Miftahur, Haryanto, Tanto, & Ardiyani, Maryah, Vita. (2018). Hubungan Antara Pelaksanaan Prosedur Pencegahan Infeksi Pada Pasien Post Operasi dengan Proses Penyembuhan Luka di Rumah Sakit Islam Unisma Malang. Nursing News, 3(1), 12�21. Google Scholar

 

Rena, Oki Alestari. (2020). Hubungan antara perawatan luka perineum, pola makan dan kepatuhan minum obat dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri. Jurnal Forum Kesehatan, 10(1), 28�33. Google Scholar

 

Setiawan, Indra, Mariati, Ni Wayan, & Leman, Michael A. (2015). Gambaran Kepatuhan Pasien Melaksanakan Instruksi Setelah Pencabutan Gigi Di Rsgm Fk Unsrat. E-GIGI, 3(2). https://doi.org/10.35790/eg.3.2.2015.9606. Google Scholar

 

Sidhi, Sukma Purnama, Prananda, Arya Tjipta, & Balatif, Ridwan. (2021). Hubungan Antara Rule of Ten Terhadap Kejadian Komplikasi Pasca Labioplasty. Majalah Kedokteran Andalas, 44(4), 232�235. Google Scholar

 

Suhada, Muhammad;, & Putra, Farhandika; (2019). Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Perawat Terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur) Perawatan Luka Dengan Penyembuhan Luka. Nursing Science Journal (NSJ), 4(1). https://doi.org/10.53510/nsj.v2i2.70. Google Scholar

 

Wardani, Ni Nyoman Trisna, & Sari, Komang Ayu Kartika. (2018). Prediktor Kepatuhan Pengguna Antiretroviral Pada ODHA. E-Jurnal Medika, 7(8), 1�13. Google Scholar

�����������

Copyright holder:

Endang Merlina Fatmawati Simarmata, Dewi Sodja Laela,

Yenni Hendriani Praptiwi, Irwan Supriyanto (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: