Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PENGETAHUAN, PERSEPSI RESIKO DAN PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19
Trisna Vitaliati
Universitas Dr. Soebandi, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
COVID-19 oleh infeksi SARS-CoV-2 dan dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet). Untuk mencegah penularan COVID-19 tergantung pada kepatuhan masyarakat dengan protokol kesehatan, hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan, perilaku dan persepsi resiko tentang covid-19. Keyakinan atau kepercayaan seseorang tentang potensi bahaya sangat penting dalam membentuk perilaku kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan anta variable pengetahuan, persepsi resiko dan perilaku pencegahan covid-19. Metode penelitian ini adalah cros sectional yang digunakan untuk mensurvey masyarakat yang berusia 22-60 tahun sebanyak 128 responden yang dilakukan secara online. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Rho Spearman.� Hasil analisis Rho Spearman menunjukkan pengetahuan berkorelasi positif dengan perilaku pencegahan (rho=0,376; p<0,01). Hasil analisis Rho Spearman persepsi resiko berkorelasi positif dengan perilaku pencegahan (rho=0,591; p<0,01). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik, persepsi resiko yang tinggi dan perilaku pencegahan yang tinggi sehingga Perlu adanya edukasi kesehatan terkait pencegahan Covid-19 untuk meningkatkan perilaku mencegah tertularnya Covid-19 di masyarakat.
Kata kunci: Pengetahuan; Persepsi Resiko; Prilaku Pencegahan.
Abstract
COVID-19 by infection with SARS-CoV-2 and can
be transmitted from human to human through coughing/sneezing droplets
(droplets). To prevent transmission of COVID-19 depends on public compliance
with health protocols, this is closely related to knowledge, behavior and risk
perceptions about Covid-19. A person's beliefs or beliefs about potential
dangers are very important in shaping health behavior by complying with health
protocols. The purpose of this study was to find a relationship between the
variables of knowledge, risk perception and Covid-19 prevention behavior. This
research method is cross-sectional which is used to survey people aged 22-60
years as many as 128 respondents who are conducted online. Data analysis
techniques in this study used the Rho Spearman test. The results of the Rho
Spearman analysis showed that knowledge had a positive correlation with
prevention behavior (rho=0.376; p<0.01). The results of the Rho Spearman
analysis of risk perception have a positive correlation with prevention behavior
(rho=0.591; p<0.01). The conclusion of this study shows that the majority of
respondents have good knowledge, high risk perception and high preventive
behavior so that there is a need for health education related to Covid-19
prevention to improve behavior to prevent transmission of Covid-19 in the
community
Keywords: Knowledge;
Preventive Behavior; Risk Percepsion.
Pendahuluan
Dunia�dihebohkan dengan munculnya virus jenis baru yaitu Corona viruses (CoV) yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) and Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Arslanca, Fidan, Daggez, & Dursun, 2021). Penyakit ini selain menimbulkan
gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk dan sesak
nafas juga dapat menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Gejala penyakit ini dapat muncul
dalam 2-14 hari setelah terpapar virus tersebut (Munster et al., 2020). Sebagian besar kasus infeksi
covid-19 memiliki tanda dan gejala yang tidak spesifik sehingga menyebabkan inveksi vrus ini
susah dikenali seperti influenza seperti demam, batuk, pilek,
pusing dan dalam kondisi berat
bisa mengalami sesak napas yang berat (Fitriyani,
Nafilata, & Syukri, 2021).
Untuk�memperbaiki situasi ini, maka focus untuk mencegah penularan yaitu merapkan protokol pencegahan penularan covid-19 dengan menerapkan protocol kesehatan antara lain memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi (Diana & Noviekayati, 2021). Masyarakat harus tetap menerapkan
dan perlu melakukan protokol kesehatan, baik yang sudah pernah terinfeksi,
orang yang tidak terinfeksi,
orang yang sudah divaksinasi
maupun belum divaksinasi COVID-19.
Respon�masyarakat dalam mematuhi protocol kesehatan tergantung dari tingkat pengetahuan maupun persepsi resiko terhadap penyakit Covid-19. Masyarakat harus memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang kuat terkait COVID-19 (Mansour, Rallapalli, Baidwan, Razai, &
Abou-Abbas, 2022). Selain hal tersebut, adanya
persepsi masyarakat yang kurang tepat mengenai
COVID-19 dapat mempengaruhi
Tindakan seseorang berdasarkan apa yang dipersepsikan sehingga hal tersebut berkaitan
dengan tindakan kepatuhan seseorang atas peraturan protokol Kesehatan (Herbawani
& Erwandi, 2019).
Terkait�tidak memadai pengetahuan
dan perilaku preventif masyarakat dapat menyebabkan keterlambatan pengobatan dan mengakibatkan penyebaran infeksi yang cepat. Oleh karena
itu, penelitian dalam penelitian ini mengevaluasi pengetahuan dan persepsi resiko masyarakat terkait COVID-19 dan dievaluasi bagaimana masyarakat melakukan perilaku pencegahan penularan covid-19.
Metode Penelitian
Penelitian�ini merupakan survei
dengan
pedekatan cross sectional,�yang dilakukan pada masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas Silo 2 dengan menggunakan teknik accidental Sampling didapatkan
128 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur
secara elektronik yang disebar melalui media Sosial WhatsApp dalam bentuk
google form melalui daring. Sebelum melakukan pengisian kuesiner, calon
responden diminta mengisi informed concent yang menjadi satu kesatuan dengan
pertanyaan pada kuesioner penelitian ini.
Penelitian�ini menggunakan tipe penelitian korelasional
yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel, yaitu
pengetahuan, persepsi resiko dan perilaku pencegahan covid-19. Selanjutnya
dilakukan analisa data menggunakan teknik analisis data uji Rho Spearman untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan covid-19 dan
hubungan persepsi risiko dengan perilaku pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat. Penelitian telah mendapatkan surat layak etik dari KEPK STIKES dr
Soebandi.
Hasil dan Pembahasan
Tabel�1
Data Deskriptif Variabel
Penelitian (n=128)
Variabel |
Kategori |
F |
% |
Pengetahuan |
Sangat
kurang |
0 |
0% |
Kurang
|
0 |
0% |
|
Cukup
|
6 |
4,7% |
|
Baik
|
83 |
64,8% |
|
Sangat
Baik |
40 |
31.3% |
|
Persepsi
Risiko |
Sangat
Rendah |
0 |
0% |
Rendah |
8 |
6,3% |
|
Sedang |
22 |
17,2% |
|
Tinggi |
62 |
48,4% |
|
Sangat
Tinggi |
36 |
28,1% |
|
Perilaku
Pencegahan |
Sangat
Rendah |
2 |
1,6% |
Rendah |
4 |
3,1% |
|
Sedang |
20 |
15,6% |
|
Tinggi |
53 |
41,4% |
|
Sangat
Tinggi |
48 |
37,5% |
Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan
yang baik Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden tentang
pencegahan COVID-19 baik dari internal maupun ekternal�(Mujiburrahman, Riyadi, & Ningsih, 2020). Asumsinya pengetahuan
yang baik tentang covid-19 dapat diperoleh dari pendidikan non formal dan
pengalaman masyarakat. Selama pandemi berlangsung, pemerintah telah melakukan
komunikasi secara masif melalui berbagai media tentang cara pencegahan Covid-19
(Aini & Purwasari,
2021).
Dari
Variabel persepsi resiko menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi risiko
yang tinggi. Persepsi risiko dari COVID-19 adalah penentu utama dalam
perilaku pencegahan (Herbawani & Erwandi, 2019). Beberapa responden masih ada yang menganggap bahwa masyarakat memiliki kemungkinan kecil untuk tertular
penyakit ini. Pengetahuan masyarakat dapat mempengaruhi persepsi resiko sehingga abai terhadap
perilaku pencegahan yang seharusnya dilakukan (Herbawani & Erwandi, 2019).
Selanjutnya
dari variabel perilaku pencegahan diketahui bahwa masyarakat memiliki perilaku
pencegahan covid-19 yang tinggi.�Dalam hal ini responden
sudah melakukan protocol pencegahan yang telah dianjurkan seperti mencuci tangan pakai sabun, social distancing dan menggunakan masker saat bepergian. Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa enam langkah
cuci tangan termasuk menggunakan sabun dengan air mengalir selama 20 detik efektif dalam
pencegahan penyakit infeksi (Fitriyani et al., 2021). Antiseptik yang terdapat di dalam sabun/ hand hygiene untuk mencuci tangan efektif digunakan untuk mencegah penularan Covid-19 (Sinanto & Djannah, 2020). Penelitian ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki kesadaran untuk memakai masker, hal ini dapat dipengaruhi
oleh kemungkinan pengetahuan masyarakat tentang protocol kesehatan. Namun untuk perilaku social distancing belum bisa dilakukan
oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat mempunyai stigma yang rendah terhadap Covid-19, sehingga perilaku pencegahannya yaitu menaga jarak
sesuai aturan yaitu 1-2 meter tidak dilaksanakan. Padalah, penularan akan semakin banyak dan tidak bisa
dihindari apabila perilaku pencegahan tidak diikuti dengan
pembatasan jarak antara penderita maupun pembawa (Simanjorang, Tooy, Wuaten, & Pangandaheng, 2021).
Tabel�2�
Hasil Uji Hipotesis
Penelitian (n=128)
Variabel |
Perilaku Pencegahan |
|
Koefien Korelasi |
Sig. |
|
Pengetahuan |
0,376 |
0,000 |
Persepsi Resiko |
0,591 |
0,000 |
Hasil
analisis menggunakan Rho-Spearman menunjukkan korelasi positif sangat
signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan Covid-19 sebesar 0,376
dengan sig.=0,000 (p<0,01). Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis yang
menyatakan pengetahuan berkorelasi positif dengan perilaku pencegahan covid-19
yang dilakukan oleh masyarakat, diterima. Asumsinya, semakin baik pengetahuan
masyarakat maka akan semakin tinggi perilaku pencegahan covid-19 yang
dilakukan. Dan semakin kurang pengetahuan maka akan semakin rendah tingkat
perilaku pencegahan yang dialkukan oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan
pendapat (Tarallo, Neri, &
Cachioni, 2017)�bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan merupakan elemen penting dalam
membentuk keyakinan serta sikap positif�
yang akan berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, hal ini dikarenakan
dengan pengetahuan yang didapat akan memperoleh pengetahuan dan akan tercipta
upaya pencegahan suatu penyakit. Oleh karena itu, pengetahuan masyarakat
tentang COVID-19 merupakan aspek yang sangat penting dalam masa pandemik
seperti sekarang ini. Masyarakat perlu mengetahui penyebab COVID-19,
karakteristik virusnya, tanda dan gejala, istilah yang terkait dengan COVID-19,
pemeriksaan yang diperlukan dan proses transmisi serta upaya pencegahan
penyakit tersebut.
Berdasarkan�dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga yaitu
pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), dan praktik
(practice) (Rosyid, Hudiawati, & Kristinawati, 2019). Pengetahuan adalah hasil dari
tahu, yang terjadi�setelah�orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sikap adalah respon
tertutup individu terhadap stimulus atau obyek tertentu yang melibatkan aspek pendapat dan emosi.
Tindakan dapat disebut pula perilaku setelah melalui�proses
yaitu merujuk pada situasi ketika
individu atau subyek telah melakukan
sesuatu, walaupun tindakan itu masih
tergantung pada panduan atau melakukannya
secara otomotis maupun dilakukan sekedar rutinitas.
Begitu
juga dengan hasil analisis Rho-Spearman antara persepsi risiko COVID-19 dengan
perilaku pencegahan menunjukkan ada korelasi positif sebesar 0,591 dengan
sig.=0,000 (p<0,01). Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa persepsi risiko COVID-19 berkorelasi positif dengan perilaku
pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat, diterima. Asumsinya, semakin tinggi
persepsi terhadap risiko COVID-19 maka akan semakin tinggi tingkat perilaku
pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat. Dan semakin rendah persepsi terhadap
risiko COVID-19 maka akan semakin rendah tingkat perilaku pencegahan yang
dilakukan oleh masyarakat.�
Persepsi�risiko virus COVID-19 dapat menjadi penentu utama dalam kesediaan
masyarakat untuk terlibat dalam perilaku pencegahan penularan penyakit (Herbawani & Erwandi, 2019). Seseorang yang mempersepsikan Covid-19 sebagai risiko berbahaya, maka semakin tinggi
kemungkinan untuk melaksanakan perilaku yang melindungi diri dari COVID-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitia sebelumnya yang dilakukan oleh (Carlucci, D�ambrosio, & Balsamo, 2020)�juga menunjukkan bahwa seseorang yang patuh dengan pedoman
karantina selama pandemic secara signifikan berhubungan dengan individu yang memiliki persepsi risiko, kecemasan, dan risiko kerentanan tertular COVID-19.
Masyarakat�yang memiliki persepsi�risiko bahwa�COVID-19 dapat menyebabkan�masalah�kesehatan�bahkan�kematian akan�cenderung�patuh�terhadap�protocol�kesehatan�yang telah ditetapkan atau pedoman karantina selama pandemi�(Carlucci et al., 2020)�Selain
itu persepsi risiko masyarakat yang menganggap COVID-19 sebagai ancaman serius
lebih cenderung berperilaku patuh terhadap pencegahan covid-19�(Cori, Bianchi, Cadum, & Anthonj, 2020).
Covid-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, tindakan
pencegahan terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dilakukan secepat mungkin. Protokol� tersebut� akan dilaksanakan�� di�� seluruh��
Indonesia�� oleh�� pemerintah�� dengan�� dipandu�� secara�� terpusat�� oleh Kementerian Kesehatan RI (2020), dengan demikian pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara yang telah dianjurkan oleh pemerintah yaitu social distancing, mencuci tangan, dan menggunakan
masker saat berpergian (Wulandari, 2020). Namun tindakan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh WHO dan Kementerian
Kesehatan RI tidak akan berjalan sebelum
masyarakat dibekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang baik dalam pelaksanaannya.
Kesimpulan
Kesimpulan�pada penelitian ini menunjukan bahwa (1) mayoritas�responden memiliki pengetahuan yang baik, persepsi resiko yang tinggi dan perilaku
pencegahan yang tinggi, (2)
terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku pencegahan penularan Covid-19 pada masyarakat. Artinya semakin tinggi
pengetahuan maka akan semakin tinggi perilaku pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat, (3)
terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi resiko dengan
perilaku pencegahan penularan Covid-19 pada masyarakat. Artinya semakin tinggi
persepsi resiko maka akan semakin tinggi perilaku pencegahan yang dilakukan
oleh masyarakat.
Aini, Nurul, & Purwasari, Milla Dwi. (2021). Sikap
dan Perilaku Pencegahan Covid-19 di Desa Kemuningsari Kidul Kabupaten Jember. Jurnal
Kesehatan, 8(3), 171�177. Google
Scholar
Arslanca, Tufan, Fidan, Cihan, Daggez, Mine, &
Dursun, Polat. (2021). Knowledge, preventive behaviors and risk perception of
the COVID-19 pandemic: A cross-sectional study in Turkish health care workers. PloS
One, 16(4), e0250017. Google
Scholar
Carlucci, Leonardo, D�ambrosio, Ines, & Balsamo,
Michela. (2020). Demographic and attitudinal factors of adherence to quarantine
guidelines during COVID-19: the Italian model. Frontiers in Psychology, 11,
559288. Google
Scholar
Cori, Liliana, Bianchi, Fabrizio, Cadum, Ennio, &
Anthonj, Carmen. (2020). Risk perception and COVID-19. International Journal
of Environmental Research and Public Health, Vol. 17, p. 3114. MDPI. Google
Scholar
Diana, Zakirotul, & Noviekayati, IGAA. (2021).
Hubungan antara Persepsi Risiko COVID-19 dan Self-Efficacy Menghadapi COVID-19
dengan Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan pada Masyarakat Surabaya. Jurnal
Ilmiah Psikologi MIND SET, 1(01), 105�116. Google
Scholar
Fitriyani, Novita Endang, Nafilata, Ikrimah, &
Syukri, Muhammad. (2021). Survei Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada Masyarakat
di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(4),
246�252. Google
Scholar
Herbawani, Chahya Kharin, & Erwandi, Dadan.
(2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan
human immunodeficiency virus (hiv) oleh ibu rumah tangga di Nganjuk, Jawa
Timur. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 89�99. Google
Scholar
Kusuma, Tio, & Nurchayati, N. (2021). Sikap dan
Perilaku Masyarakat terhadap Pandemi COVID-19. Jurnal Penelitian Psikologi,
8(2), 1�12. Google
Scholar
Mansour, Rania, Rallapalli, Smrithi, Baidwan, Hamreet
Kaur, Razai, Mohammad S., & Abou-Abbas, Linda. (2022). Knowledge and
experience of physicians during the COVID-19 Pandemic: A global cross-sectional
study. Google
Scholar
Mujiburrahman, Mujiburrahman, Riyadi, Muskhab Eko,
& Ningsih, Mira Utami. (2020). Hubungan pengetahuan dengan perilaku
pencegahan COVID-19 di masyarakat. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated
Nursing Journal), 2(2), 130�140. Google
Scholar
Munster, Vincent J., Feldmann, Friederike, Williamson,
Brandi N., van Doremalen, Neeltje, P�rez-P�rez, Lizzette, Schulz, Jonathan,
Meade-White, Kimberly, Okumura, Atsushi, Callison, Julie, & Brumbaugh, Beniah.
(2020). Respiratory disease in rhesus macaques inoculated with SARS-CoV-2. Nature,
585(7824), 268�272. Google
Scholar
Permatasari, Putri, Herbawani, Chahya Kharin, Karima,
Ulya Qoulan, Oktafiyanti, Arnur, & Ramadhanty, Nadia. (2020). A Descriptive
Study of Covid-19: Risk Perception and Preventive Behavior in West Java, Banten
and Jakarta. International Conference of Health Development. Covid-19 and
the Role of Healthcare Workers in the Industrial Era (ICHD 2020), 478�483.
Atlantis Press. Google
Scholar
Rosyid, Fahrun Nur, Hudiawati, Dian, &
Kristinawati, Beti. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Upaya Pencegahan
Diabetes Melitus Melalui Pendidikan Kesehatan. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat), 7(2), 91�94. Google
Scholar
Simanjorang, Chandrayani, Tooy, Gracia Christy,
Wuaten, Grace, & Pangandaheng, Nancy. (2021). Knowledge, Attitudes, and
Practices Towards COVID-19 among North Sulawesi Indonesia Residents. JHE
(Journal of Health Education), 6(2), 57�64. Google
Scholar
Sinanto, Rendi Ariyanto, & Djannah, Sitti Nur.
(2020). Efektivitas Cuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Upaya Pencegahan
Infeksi: Tinjauan Literatur. Jurnal Kesehatan Karya Husada, 8(2),
96�111. Google
Scholar
Sugihantono, Anang, Burhan, E., Erlang, S., &
Aryati, Weny R. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(Covid-19). Jakarta Selatan: Kemenkes RI. Google
Scholar
Tarallo, Roberta dos Santos, Neri, Anita Liberalesso,
& Cachioni, Meire. (2017). Attitudes of elderly persons and professionals
towards intergenerational exchanges. Revista Brasileira de Geriatria e
Gerontologia, 20, 421�429. Google
Scholar
Wulandari, Indra Murti. (2020). Peran Guru Terhadap
Mengoptimalkan Unit Kesehatan Sekolah Untuk Melakukan Pencegahan Covid-19. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 2(1). Google
Scholar
Copyright holder: Trisna Vitaliati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |