Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PERANCANGAN PROGRAM WETALK RADIO K-LITE DENGAN MENGGUNAKAN METODE
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
Yusuf Syarif Iqbal , Yati Rohayati , Ima Normalia Kusmayanti
Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom Bandung,
Indonesia
Email: [email protected]
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Radio K-Lite memiliki salah satu program siaran yang berada pada prime time yaitu Program �WeTalk�. Program �WeTalk� merupakan program talkshow yang membahas permasalahan seputar� wanita yang disiarkan secara rutin setiap hari Selasa. Program tersebut sampai saat ini belum memberikan kontribusi karena minimnya iklan yang dipasangkan oleh biro iklan pada program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelemahan yang dimiliki oleh Program �WeTalk� sehingga nanti dapat diberikan rekomendasi perbaikan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan melalui dua iterasi yaitu, iterasi pertama (House of Quality) yang bertujuan untuk menerjemahkan kebutuhan pendengar ke dalam karakteristik teknis dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan, dan iterasi kedua (Part Deployment) yang bertujuan untuk menentukan critical part yang diprioritaskan. Perbaikan terhadap kualitas Program �WeTalk� didasarkan pada 6 true customer needs yang diperoleh dari pendengar program dan pada QFD iterasi pertama dihasilkan output berupa 5 karakteristik teknis yang diprioritaskan untuk dikembangkan pada iterasi berikutnya. Kemudian, pada QFD iterasi kedua output yang dihasilkan dari hasil yang dikembangkan pada tahap sebelumnya yaitu berupa 8 critical part yang diprioritaskan.
Kata kunci:
Perbaikan
Program, Quality Function
Deployment, True Customer Needs, Siaran Program Radio.
Abstract
Radio
K-Lite has one broadcast program that is in prime time, namely the 'WeTalk' program. The 'WeTalk'
program is a talk show program that discusses issues surrounding women which is
broadcast regularly every Tuesday. The program has not yet contributed due to
the lack of advertisements placed by advertising agencies on the program.
Therefore, this study aims to examine the weaknesses of the 'WeTalk' Program so that later recommendations for
improvement can be given. The research was conducted using the Quality Function
Deployment (QFD) method through two iterations, namely, the first iteration
(House of Quality) which aims to translate the listener's needs into technical
characteristics by considering the company's capabilities, and the second
iteration (Part Deployment) which aims to determine priority critical parts.
Improvements to the quality of the 'WeTalk' program
are based on 6 true customer needs obtained from program listeners and the
first iteration QFD produces output in the form of 5 technical characteristics
that are prioritized to be developed in the next iteration. Then, in the second
iteration of QFD, the output generated from the results developed in the
previous stage is in the form of 8 prioritized critical parts.
Keywords: Program Improvement, Quality Function
Deployment, True Customer Needs, Radio Program Broadcast.
Pendahuluan
Radio K-Lite merupakan
perusahaan yang bergerak di
bidang penyiaran radio yang
memiliki segmentasi dewasa muda (Hardyanti, Rohayati, & Pratami, 2017). Radio
K-Lite memiliki salah satu program siaran yang berada pada prime time yaitu Program �WeTalk� yang membahas permasalahan seputar wanita yang disiarkan secara rutin setiap hari
Selasa. Program siaran
pada prime time merupakan
program yang disiarkan pada
waktu yang terdapat banyak pendengar yang mengikuti dan mendengarkan
suatu program siaran (Jabbar & Rosmalah, 2018).
Lamanya Radio K-Lite dalam mengudara selama 52 tahun tidak menjamin pendapatan yang diperoleh stabil setiap tahunnya. Pada saat kasus Pandemi
Covid-19 yang melanda pada tahun 2020 menyebabkan penurunan pendapatan pada Radio K-Lite dan target pendapatan yang ditetapkan oleh Radio K-Lite harus disesuaikan dengan kondisi pada saat
itu. Terdapat informasi pendapatan total dari aktivitas on-air Radio
K-Lite pada Gambar 1.
Gambar 1. Data
Pendapatan On-Air K-Lite
Pendapatan Radio K-Lite mengalami
kenaikan pada tahun 2020 hingga 2021, namun tidak semua
program siaran dapat menghasilkan kontribusi pada pendapatan Radio K-Lite (Simbolon, 2021). Pendapatan yang diperoleh Radio K-Lite didapatkan dari biro iklan yang memasangkan iklannya pada program siaran Radio K-Lite. Biro iklan
biasanya memasangkan iklannya dalam bentuk berbentuk AdLibs yang merupakan jenis iklan yang dibawakan oleh penyiar secara langsung dan bentuk
Spot yang merupakan jenis iklan yang dikombinasikan bersama dengan musik dan kata-kata dalam durasi yang singkat (Daiputra, 2019).
Terdapat salah satu faktor yang menyebabkan program tidak dapat menghasilkan pendapatan dari iklan yaitu kurang
menariknya program siaran dan jumlah pendengar
yang sedikit (Fikarina, 2012). Hal tersebut
dapat menyebabkan peralihan kerjasama biro iklan dari Radio K-Lite kepada radio kompetitor lainnya yang lebih menarik dan memiliki
jumlah pendengar yang banyak. Menurut direktur program Radio K-Lite, biro iklan
lebih mengincar program siaran yang matang dari segi kesiapan
program. Selain itu, biro iklan
juga menyasar program dengan segmen yang jelas supaya dapat
menyasar tujuan iklan yang dipasangkan.
Program �WeTalk�
merupakan program siaran baru dan masih
memiliki pendengar yang sedikit. Hal tersebut dibuktikan oleh perbandingan jumlah audiens Program �WeTalk� dengan program talkshow lainnya yang tergolong baru. Berikut adalah
rekapitulasi perbandingan jumlah audiens Program �WeTalk� dengan program talkshow baru lainnya.
Tabel 1.
Data Streaming Program Talkshow
No |
Program |
Oktober � Desember 2021 |
Januari � Maret 2022 |
1 |
WeTalk |
276 |
166 |
2 |
Jabar Juara |
159 |
188 |
3 |
WeOn |
257 |
714 |
Selain itu, terdapat data keluhan dari pendengar
Program �WeTalk� yang diperoleh
dari hasil in-depth
interview atau wawancara kepada 10 pendengar Radio K-Lite
yang pernah mendengarkan
Program �WeTalk�. Wawancara dilakukan
dengan pendengar yang pernah mendengarkan Program �WeTalk� dengan rentang umur 20 � 55 tahun. Berikut merupakan hasil
in-depth interview dengan pendengar
terhadap Program �WeTalk�.
Tabel 2.
Data Keluhan Pendengar
WeTalk
No. |
Keluhan |
Persentase |
1 |
Informasi materi program
tidak beragam |
60% |
2 |
Informasi jadwal siaran
program tidak diketahui |
20% |
3 |
Pengucapan kata penyiar
tidak tepat |
10% |
4 |
Penyiar sering memotong
pembicaraan narasumber |
30% |
5 |
Narasumber memberikan
informasi yang bias |
40% |
6 |
Sering terjadi gangguan jaringan
siaran pada saat hujan |
40% |
7 |
Informasi program pada web
dan aplikasi tidak lengkap |
20% |
8 |
Media komunikasi pendengar
tidak beragam (WhatsApp, Telepon, dan SMS) |
30% |
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
bahwa Program �WeTalk� memiliki beberapa keluhan dari pendengar
programnya. Keluhan yang dipaparkan
oleh pendengar lebih banyak berhubungan
dengan kualitas program siarannya. Selain itu, eksistensi
Program �WeTalk� yang kurang
diketahui oleh pendengar menjadi salah satu aspek
yang perlu diperbaiki.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini yaitu Metode Quality Function Deployment (QFD) (Prabowo & Zoelangga, 2019). Metode ini merupakan metode yang bertujuan untuk mempertemukan
kebutuhan pelanggan terhadap produk atau jasa dengan kemampuan perusahaan
terkait. Kebutuhan pelanggan tersebut akan diterjemahkan ke dalam suatu
karakteristik teknis. Pada awalnya, QFD digunakan sebagai metode pengembangan
produk, namun seiring perkembangan implementasi tersebut terdapat beberapa
kegunaan QFD yang meluas meliputi pengembangan produk, manajemen kualitas,
analisis kebutuhan konsumen, desain produk, perencanaan, engineering,
pengambilan keputusan, manajemen, kerjasama, waktu, dan biaya (Chan & Wu, 2002).
Pada Gambar 5 dijelaskan
mengenai Model Konseptual yang akan dilakukan pada penelitian ini. Tahapan QFD
dimulai dengan memperoleh true customer needs dari penelitian sebelumnya yaitu
Integrasi Service Quality dan Kano.
Gambar 2. Model Konseptual
Untuk memenuhi kebutuhan
QFD diperlukan customer requirement atau Voice of Customer. Penelitian ini akan
menggunakan Voice of Customer yang sudah diterjemahkan menjadi true customer
needs dari penelitian sebelumnya yaitu Perancangan Atribut Kebutuhan Pendengar
pada Program �WeTalk� Radio K-Lite FM dengan Menggunakan Integrasi Service
Quality dan Model Kano (Andrianingrum, Rohayati, & Kusmayanti, 2022). Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan QFD tidak hanya memerlukan voice
of customer saja, namun harus memiliki kompetitor serupa sebagai referensi
pembanding pada pengolahan QFD.
Hasil dan Pembahasan
A.
Data True Customer Needs
Input dari penelitian ini diperoleh dari
true customer needs yang didapat dari penelitian pada Integrasi Service
Quality dan Model Kano kebutuhan atribut pendengar Program �WeTalk�
Radio K-Lite radio (Aulia, Rohayati, & Kusmayanti, 2019). Kemudian, dari
setiap true customer needs tersebut diidentifikasi karakteristik teknis
untuk memenuhinya. Pada Tabel 3 ditampilkan true customer needs yang
telah diperoleh dari penelitian sebelumnya.
Tabel 3.
True Customer Needs
No. |
Dimensi |
Kode |
True Customer
Needs |
1 |
Content Quality |
CQ3 |
Menyediakan materi yang variatif
seputar wanita |
2 |
Announcer Competences |
AC2 |
Penyiar dapat berperilaku dengan sopan |
3 |
|
AC3 |
Penyiar tepat dalam pengucapan kata |
4 |
Ease of Contact |
EC1 |
Tersedia layanan kontak yang beragam (WhatsApp,
Telepon, dan SMS) |
5 |
Program Awareness |
PA3 |
Identitas program dapat diketahui dengan mudah |
6 |
Speaker Competences |
SC2 |
Narasumber memiliki wawasan yang luas |
B.
Penentuan Karakteristik Teknis
Pada tahap ini dilakukan penentuan karakteristik teknis
yang dibutuhkan Radio K-Lite untuk memenuhi true customer needs yang
sudah diperoleh sebelumnya. Penentuan karakteristik teknis bertujuan untuk
mengetahui bagaimana cara perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pendengar program
(Nefori, 2020). Karakteristik teknis diperoleh dengan cara berdiskusi
dengan direktur
program Radio K-Lite dan studi banding karakteristik teknis yang
dimiliki oleh radio kompetitor lain yaitu B-Radio FM. Studi banding dilakukan dengan
mewawancarai pihak manajemen Radio B-Radio FM. Terdapat daftar karakteristik
teknis untuk memenuhi true customer needs pada Tabel 4.
Tabel 4.
Karakteristik Teknis
No |
True Customer
Needs |
Karakteristik Teknis |
1 |
Menyediakan
materi yang variatif seputar wanita |
Kriteria
program talkshow |
2 |
Komponen teknis siaran program talkshow |
|
3 |
Penyiar dapat berperilaku dengan sopan |
Kriteria kualifikasi penyiar |
4 |
Penyiar tepat dalam pengucapan
kata |
Kriteria kualifikasi penyiar |
5 |
Tersedia
layanan kontak yang beragam (WhatsApp, Telepon, dan SMS) |
Saluran komunikasi pendengar |
6 |
Kriteria pelayanan kontak |
|
7 |
Identitas
program dapat diketahui dengan mudah |
Kriteria program talkshow |
8 |
Media promosi program |
|
9 |
Kriteria kualifikasi penyiar |
|
10 |
Kriteria kualifikasi narasumber |
|
11 |
Narasumber
memiliki wawasan yang luas |
Kriteria kualifikasi narasumber |
C.
Matriks House of Quality
Pengolahan data karakteristik teknis akan dilakukan pada House
of Quality yang merupakan tahap pertama dari Metode QFD. Pengolahan data
pada House of Quality dilakukan bersama dengan pihak Radio K-Lite dan
juga mengandalkan hasil benchmarking bersama dengan radio competitor
(Syarifani, 2009).
Pengolahan data pada House of Quality dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 3.
House of Quality
Berdasarkan hasil pengolahan data House of Quality pada
Gambar 6, dapat dilihat bahwa karakteristik teknis yang diprioritaskan adalah kriteria
program talkshow dengan persentase kolom bobot sebesar 25,68%. Hasil dari pengolahan data pada House of Quality juga
didasarkan pada kemampuan perusahaan, sehingga karakteristik teknis yang akan
ditindaklanjuti berhubungan dengan keputusan direktur
program Radio K-Lite. Oleh karena itu, karakteristik target yang
diperlukan untuk memenuhi true customer needs dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5.
Pemenuhan Target
Karakteristik Teknis
No |
Karakteristik Teknis |
Keterangan |
1 |
Kriteria program talkshow |
Target belum terpenuhi |
2 |
Kriteria kualifikasi penyiar |
Target belum terpenuhi |
3 |
Saluran komunikasi pendengar |
Target belum terpenuhi |
4 |
Jumlah narasumber program talkshow |
Target belum terpenuhi |
5 |
Kriteria kualifikasi narasumber |
Target belum terpenuhi |
D.
Pengembangan Konsep (Concept
Development)
Pencarian konsep secara internal dan eksternal akan
menghasilkan konsep referensi yang akan dijadikan sebagai acuan perbaikan
Program WeTalk Radio K-Lite. Konsep yang dirancang meliputi tiga konsep
yaitu Konsep A yang merupakan konsep efisiensi perusahaan, Konsep B yaitu
konsep substitusi, dan Konsep C yaitu konsep kombinasi dari kedua konsep
sebelumnya. Konsep yang dirancang akan dipilih dengan menggunakan decision
matrices yang berdasarkan empat aspek dalam pertimbangannya yaitu
efektivitas dan efisiensi konsep, kelayakan konsep, kemudahan dalam
realisasinya, dan biaya yang diperlukan (Ardinata, Rahmat, Andres, & Waryono, 2022). Perancangan dan pemilihan konsep akan ditentukan dengan
cara brainstorming bersama pihak Radio K-Lite. Pada Tabel
6 terdapat konsep pengembangan yang ditentukan
berdasarkan karakteristik teknis yang targetnya belum terpenuhi.
Tabel 6.
Pengembangan Konsep
Karakteristik
Teknis |
Perancangan
Konsep |
||
Konsep A (Efisiensi) |
Konsep B
(Substitusi) |
Konsep C
(Kombinasi) |
|
Kriteria program
talkshow |
Menggunakan
kemasan program talkshow edukatif Waktu
talkshow 60 menit Tema
talkshow terdiri dari Agama, Kesehatan, Karir, dan Pendidikan Melakukan
promosi program dengan membuat poster pada media sosial dan iklan on-air. |
Menggunakan
kemasan program talkshow argumen Waktu
talkshow 120 menit Tema
talkshow terdiri dari Gaya hidup, Kesehatan, Karir, Pendidikan, Agama,
Sosial, dan Lingkungan hidup Mengadakan
aktivitas off-air program. |
Menggunakan
kemasan program talkshow sosial inspiratif Waktu
talkshow 90 menit Tema
talkshow terdiri dari Kesehatan, Karir, Pendidikan, Sosial, dan
Lingkungan hidup Melakukan
promosi program dengan membuat infografis dan variasi konten masa pada media
sosial dan iklan on-air. |
Kriteria
kualifikasi penyiar |
Meningkatkan
evaluasi penyiar. |
Meningkatkan
pelatihan untuk penyiar. |
Meningkatkan
aktivitas pelatihan dan evaluasi untuk penyiar. |
Saluran
komunikasi pendengar |
Menggunakan
media komunikasi WhatsApp dan Telepon. |
Menggunakan
media komunikasi WhatsApp, Telepon, Instagram, Facebook,
dan Telegram. |
Menggunakan
media komunikasi WhatsApp, Telepon, Instagram, Facebook,
dan Telegram. |
Jumlah narasumber
program talkshow |
Menggunakan
satu narasumber untuk program talkshow. |
Menggunakan
dua narasumber untuk program talkshow. |
Menggunakan
dua narasumber untuk program talkshow. |
Kriteria
kualifikasi narasumber |
Meningkatkan
tahap seleksi narasumber. |
Mengadakan
sesi geladi bersih untuk narasumber. |
Meningkatkan
tahap seleksi dan mengadakan evaluasi untuk narasumber. |
Setelah tahap perancangan konsep dilakukan selanjutnya
yaitu dilakukan pemilihan konsep dengan menggunakan decision matrices dengan
Matriks Concept Screening (Putra, Iqbal, & Wulandari, 2015). Tahap concept screening yaitu memberikan
penilaian yang dilakukan dengan memberikan kategori pada setiap konsepnya.
Nilai tersebut terdiri dari nilai relatif baik (+), sama dengan (0), atau
relatif lebih buruk (-). Konsep yang diberikan nilai positif jika konsep
alternatif lebih baik dan memenuhi kriteria seleksi daripada konsep referensi,
konsep yang diberikan nilai nol jika konsep alternatif bernilai sama dengan
konsep referensi, dan konsep yang diberikan nilai negatif jika konsep
alternatif lebih buruk dan tidak memenuhi kriteria seleksi daripada konsep
referensi. Pada Tabel 7 terdapat Matriks Concept Screening untuk
pemilihan konsep yang akan dilanjutkan.
Tabel 7.
Concept Screening
|
Konsep
A (Efisiensi) |
Konsep
B (Inovasi) |
Konsep
C (Kombinasi) |
Selection Criteria |
A |
B |
C |
Efektivitas |
� |
+ + + |
+ + |
Efisiensi |
+ + + |
� |
+ |
Kelayakan |
0 |
+ |
+ + |
Kemudahan
realisasi |
+ |
0 |
+ |
Perkiraan
biaya |
0 |
� � |
� |
Total
Nilai Positif (+) |
4 |
4 |
6 |
Total
Nilai Nol (0) |
2 |
0 |
0 |
Total
Nilai Negatif (-) |
1 |
3 |
1 |
Total
Nilai Keseluruhan |
3 |
1 |
5 |
Peringkat |
2 |
3 |
1 |
Lanjutkan? |
Tidak |
Tidak |
Lanjutkan |
E.
Penentuan Critical Part
Penentuan critical part pada tahap ini dilakukan
untuk mewujudkan customer requirements dari
karakteristik teknis dan merealisasikan pengembangan konsep yang telah
ditentukan sebelumnya. Penentuan critical part dilakukan dengan brainstorming
dengan pihak Radio K-Lite untuk menyesuaikan kondisi yang dimiliki oleh
perusahaan (Rachmawati, Rohayati, & Pratami, 2017). Selain itu, penentuan critical part juga
dilakukan dengan benchmarking kepada B-Radio FM. Terdapat daftar
karakteristik teknis untuk memenuhi true customer needs pada Tabel 8.
Tabel 8.
Critical Part
No |
Kebutuhan Teknis |
Critical Part |
1 |
Kriteria program talkshow |
Komponen kemasan program |
2 |
Durasi program |
|
3 |
Jenis tema program |
|
4 |
Jenis aktivitas promosi program |
|
5 |
Kriteria kualifikasi penyiar |
Tahap
seleksi penyiar |
6 |
Frekuensi
pelatihan penyiar dalam setahun |
|
7 |
Frekuensi
evaluasi penyiar dalam setahun |
|
8 |
Saluran komunikasi pendengar |
Jenis
media komunikasi |
9 |
Jumlah narasumber program talkshow |
Jumlah narasumber talkshow |
10 |
Kriteria kualifikasi narasumber |
Tahap
seleksi narasumber |
11 |
Frekuensi
aktivitas evaluasi
pendengar terhadap narasumber setelah siaran |
Critical part yang telah ditentukan akan dilakukan pengolahan untuk
menentukan prioritas perbaikan pada Program �WeTalk� Radio K-Lite. Pengolahan
data critical part akan dilakukan pada QFD iterasi dua atau Part
Deployment (Emmer & Stough, 2001).
F.
Pengolahan Data Part Deployment
Penentuan Matriks Hubungan critical part dilakukan
seperti pada tahap QFD iterasi satu. Namun, nilai kekuatan hubungan yang
disandingkan yaitu antara critical part dengan kebutuhan
teknis.
Gambar 7. Part Deployment
Berdasarkan hasil
pengolahan data Part Deployment, bahwa critical part yang
diprioritaskan adalah jenis tema program
dengan persentase sebesar 18,94%. Hasil dari pengolahan data pada Part Deployment juga didasarkan
pada kemampuan perusahaan, sehingga critical part yang akan
diprioritaskan berhubungan dengan keputusan program director Radio
K-Lite. Oleh karena itu, critical part yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan teknis dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.
Prioritas Pengembangan Critical Part
No |
Critical Part |
Keterangan |
1 |
Komponen kemasan program |
Target belum terpenuhi |
2 |
Jenis tema program |
Target belum terpenuhi |
3 |
Jenis aktivitas promosi program |
Target belum terpenuhi |
4 |
Frekuensi pelatihan penyiar dalam setahun |
Target belum terpenuhi |
5 |
Jenis media komunikasi |
Target belum terpenuhi |
6 |
Jumlah narasumber talkshow |
Target belum terpenuhi |
7 |
Tahap seleksi narasumber |
Target belum terpenuhi |
8 |
Frekuensi aktivitas evaluasi narasumber setelah siaran |
Target belum terpenuhi |
Kesimpulan
Kesimpulan yang dihasilkan
dari penelitian ini yaitu terdapat
5 prioritas dari 8 karakteristik teknis berdasarkan true customer needs pada
QFD iterasi pertama, dan terdapat 8 prioritas dari 11 critical part berdasarkan karakteristik teknis pada QFD iterasi kedua. Perancangan perbaikan program dilakukan dengan cara membuat
rekomendasi untuk mencapai setiap target yang telah ditetapkan. Terdapat tujuh rekomendasi yang dapat dijadikan referensi oleh pihak K-Lite radio dalam melakukan perbaikan Program �WeTalk� Radio K-Lite.
Andrianingrum, Tania Alya, Rohayati, Yati, &
Kusmayanti, Ima Normalia. (2022). Perancangan Atribut Kebutuhan Pendengar Pada
Program We Talk Radio K-Lite Fm Dengan Menggunakan Integrasi Service Quality
Dan Model Kano. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(10),
15202�15211. Google
Scholar
Ardinata, Rayhand Putra, Rahmat, Hayatul Khairul,
Andres, Frans Serano, & Waryono, W. (2022). Kepemimpinan transformasional
sebagai solusi pengembangan konsep smart city menuju era society 5.0: sebuah
kajian literatur [Transformational leadership as a solution for the development
of the smart city concept in the society era: a literature review]. Al-Ihtiram:
Multidisciplinary Journal of Counseling and Social Research, 1(1). Google
Scholar
Aulia, Siva, Rohayati, Yati, & Kusmayanti, Ima
Normalia. (2019). Rancangan Peningkatan Kualitas Layanan Aplikasi Manajemen
Pergudangan Inaventory Berbasis True Customer Needs Menggunakan Quality
Function Deployment (qfd). EProceedings of Engineering, 6(1). Google
Scholar
Chan, Lai Kow, & Wu, Ming Lu. (2002). Quality
function deployment: A literature review. European Journal of Operational
Research, 143(3), 463�497. Google
Scholar
Diputra, Muchlis Santri. (2019). Strategi
Komunikasi Radio Star 107, 3 FM Tangerang Dalam Produksi Program Siaran Acara
Star In The Morning. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif �. Google
Scholar
Emmer, Edmund T., & Stough, Laura M. (2001). Classroom
management: A critical part of educational psychology, with implications for
teacher education. Educational Psychologist, 36(2), 103�112. Google
Scholar
Fikarina, Miranda. (2012). Strategi Komunikasi
Pemasaran Radio UTY FMedari Dan Radio JIZ FM Dalam Menarik Pengiklan Dan
Pendengar (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Radio UTY
FMedari dan Radi JIZ FM dalamMenarik Pendengar dan Pengiklan). Google
Scholar
Hardyanti, Afina, Rohayati, Yati, & Pratami, Devi.
(2017). Perancangan Kebutuhan Program Prime Time Sore Pada Radio K-lite Bandung
Dengan Menggunakan Integrasi Service Quality Model Dan Model Kano. EProceedings
of Engineering, 4(2). Google
Scholar
Jabbar, Malik Abdul, & Rosmalah, Kartini. (2018).
Strategi Programming Televisi Swasta dalam Program Tayangan Prime Time. CoverAge:
Journal of Strategic Communication, 9(1), 17�25. Google
Scholar
Nefori, Kartika Ramadhan Dewi. (2020). Karakter
Lagu dan Segmentasi Pendengar Radio Dalam Program Siaran Pick n Play di Pro 2 FM
Rri Surakarta. Isi Surakarta. Google
Scholar
Prabowo, Rony, & Zoelangga, Maulana Idris. (2019).
Pengembangan Produk Power Charger Portable dengan Menggunakan Metode Quality
Function Deployment (QFD). Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 8(1),
55�62. Google
Scholar
Putra, Ridho Fadrian, Iqbal, Muhammad, &
Wulandari, Sari. (2015). Usulan Peningkatan Kualitas Produk Tas Ransel Tipe
Corduro Segundo Pada Esgotado Dengan Menggunakan Metode Quality Function
Deployment. EProceedings of Engineering, 2(2). Google
Scholar
Rachmawati, Fitriana, Rohayati, Yati, & Pratami,
Devi. (2017). Perancangan Perbaikan Program Afternoon Lite K-lite Radio
Menggunakan Metode Quality Function Deployment (qfd). EProceedings of
Engineering, 4(2). Google
Scholar
Simbolon, Bontor I. (2021). Strategi Komunikasi
Pemasaran dalam Meningkatkan Pendapatan dari Iklan (Studi Kasus ada Radio
Samosir Green 101.5 FM). Google
Scholar
Syarifani, M. Zamakh. (2009). Tips Anti Komputer
Error. Penerbit Mediakom. Google
Scholar
������
Copyright holder: Yusuf Syarif
Iqbal , Yati Rohayati , Ima Normalia Kusmayanti (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |