Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
Fika Afranuha Kasmis, Muhammad Fuad
Universitas Indonesia, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
�����������������������������������������������������������������������������������
Kata kunci: Kamala Harris, Keadilan Sosial, Gerakan Hak-hak Sipil.
Abstract
Kamala Harris made history as the first woman
of color to hold the second highest position in the Unites States of America.
Elected as vice president, making Harris as a form of hope for women and people
of color in America, although there are still several cases of injustice based
on race and gender. Therefore, Kamala Harris always addresses issues of social
justice in her speeches. This study aims to reveal Kamala Harris strategy that
is different from her former in raising social justice issues based on her
identity background. This study uses qualitative research methods, with data
analysis techniques that evaluate the framework and theoretical context with
the results of research on social justice issues contained in Kamala Harris'
five speeches. The results obtained show that there are several main ideas of
Kamala Harris which are influenced and developed from the legacies of the Civil
Rights Movement.
Keywords: Kamala Harris, Social Justice, Civil Rights
Movement.
Pendahuluan
Tahun 2020 adalah tahun ketika negara Amerika Serikat menyelenggarakan
pemilihan presiden yang diadakan empat tahun sekali. Pada Agustus 2020, Joseph
Robinette Biden Jr. atau lebih dikenal dengan Joe Biden diusung menjadi calon
presiden mewakili Partai Demokrat. Di saat bersamaan, Joe Biden memilih
pasangan untuk menemaninya memimpin Amerika yaitu, Kamala Devi Harris atau
lebih dikenal Kamala Harris sebagai calon wakil presiden. Saat Kamala Harris menerima
pinangan menjadi calon wakil presiden, sontak menarik perhatian bukan hanya
publik Amerika, tetapi juga publik internasional. Dalam semalam, Harris berubah
menjadi topik perbincangan hangat dengan pro dan kontra yang membayangi.
Kamala Devi Harris lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California.
Kamala Harris adalah senator pada tahun 2017-2021, pernah menjabat sebagai
Jaksa Agung California pada 2011-2017, dan sebagai Jaksa Wilayah San Franciso
pada 2004-2011, sampai pada Harris menjadi wakil presiden ke-49 Amerika Serikat
pada saat pengumuman hasil pemilu 14 Desember 2020 lalu dari Partai Demokrat
menemani Presiden Joe Biden. Harris adalah perempuan dan orang Afrika-Amerika
pertama yang memegang jabatan wakil presiden. Ayahnya, Donald J. Harris berasal
dari Jamaika dan mengajar di Universitas Stanford. Sedangkan ibunya, Shyamala
Gopalan Harris, yang merupakan putri dari seorang diplomat India, adalah
seorang peneliti kanker dari India. Harris memiliki adik wanita, Maya Harris
yang kemudian menjadi advokat kebijakan publik. Harris mengenyam pendidikan dan
mendapatkan gelar sarjana dari Howard University dengan mengambil
jurusan Imu Politik dan Ekonomi, serta dari Hastings College dengan
konsentrasi ilmu hukum (Harris, 2019).
Sebagai putri imigran, Harris dibesarkan di Oakland, California yang
sangat peduli dengan keadilan sosial, karena orang tuanya bertemu sebagai
aktivis dalam gerakan hak-hak sipil ketika mereka menjadi mahasiswa
pascasarjana di Berkeley. Tumbuh dewasa, Harris sendiri tidak pernah
menyembunyikan kecintaannya pada keadilan. Ketika menjadi Jaksa Penuntut Umum,
Harris dengan cepat membuktikan dirinya sebagai salah satu agen perubahan
paling inovatif dalam penegakan hukum Amerika. Selama menjadi Jaksa Wilayah, Harris
dikenal sebagai agen yang menyalurkan suara dan membantu masyarakat agar suara
ketidakadilan yang mereka rasakan selama ini didengar pemerintah Amerika (Jain, 2021). Sifat seperti inilah yang mempengaruhi karirnya sebagai pejabat penegak
hukum di California, dan membimbing jalannya sebagai senator dan wakil presiden
Amerika Serikat.
Dengan latar belakang keluarga, pendidikan, dan karirnya, Harris kerap
kali disamakan dengan mantan Presiden Barack Obama. Persamaan yang dimiliki
Kamala Harris dan Barack Obama adalah sama-sama memiliki kekuatan dan
ketenangan dengan pemahaman yang brilian tentang suatu masalah serta hukum yang
kompleks, dan juga memiliki keterampilan negosiasi yang hebat. Dengan demikian, kampanye dan retorika yang
digunakan oleh Kamala Harris menyentuh semua kalangan karena kerap mengangkat
isu-isu keadilan sosial, kesetaraan gender, memperjuangkan pemerataan ekonomi
masyarakat Amerika yang dikenal dengan program �Smart on Crime� dan �LIFT
Middle Class Act� (Dworkin & Stern, 2019). Retorika politik yang digunakan Kamala Harris akhirnya
menarik perhatian masyarakat internasional saat ia menyampaikan pidato
kemenangan (Victory Speech) pemilu pada 7 November 2020 lalu.
Saat Harris menyatakan pidato kemenangannya, publik
Amerika dan internasional tertarik dengan apa yang ia sampaikan. Harris
berbicara tentang peristiwa bersejarah, seperti amandemen ke-19, Voting
Rights Act, dan kemudian rencananya dalam memimpin Amerika. Dalam
pidato kemenangannya, ada beberapa kalimat yang menyentuh dan memotivasi pendengarnya.
Misalnya, ia berkata
�While I may be the first woman in this office,
I will not be the last, because every little girl watching tonight sees that
this is a country of possibilities.� Harris menambahkan, �to the
children of our country, regardless of your gender, our country has sent you a
clear message: dream with ambition, lead with conviction, and see yourselves in
a way that others may not, simply because they�ve never seen it before. But
know that we will applaud you every step of the way.�
Potongan kalimat dalam pidato kemenangan itu
menjadi buah bibir dalam beberapa platform sosial media seperti Twitter,
Instagram, dan TikTok. Kalimat itu menyentuh emosi individu atau
kelompok yang merasa terwakilkan. Dalam semalam terasa dampak dan motivasi dari
pidato kemenangan Harris, yang menunjukkan bahwa ia memikirkan nasib semua
perempuan, baik perempuan yang lebih tua maupun lebih muda dari Harris yang
akan tumbuh menjadi pemimpin di masa depan.
Dilihat dari beberapa pidato yang telah
disampaikan, Harris kerap kali mengangkat isu-isu keadilan sosial yang sering
terjadi di Amerika, seperti isu keluarga, isu imigran, isu kesetaraan gender
dan seksisme, keadilan ekonomi, dan lain-lainnya. Menurut penulis proposal ini,
masalah utama yang masih dihadapi Amerika adalah keterkaitan antara isu ras dan
gender, terutama dalam pengalaman hidup perempuan kulit hitam, maka dari itu
Kamala Harris kerap mengangkat isu tersebut dalam pidatonya. Munculnya Kamala
Harris selaku individu yang mewakili komunitas perempuan dan kulit berwarna (women
of color) memunculkan sentimental tertentu, khususnya di tengah masyarakat
Amerika yang mendukung maupun menolak fakta bahwa seorang perempuan dan warga
kulit berwarna berhasil menduduki jabatan wakil presiden Amerika. Jabatan
sebagai wakil presiden di negara dengan keberagaman etnis dan ras, yang diikuti
konflik, ketegangan, dan diskriminasi oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok
minoritas, seolah Kamala Harris membuka jalan untuk hal yang mustahil terjadi
sebelumnya, yaitu perempuan kulit berwarna menduduki jabatan tertinggi di
pemerintahan Amerika Serikat. Dengan demikian, hal ini menarik untuk diteliti
karena menunjukkan konsistensi isi pesan yang disampaikan dalam pidato, dan
tema atau isu yang diangkat merupakan hal-hal yang benar-benar yang sebenarnya
terjadi baik dalam sejarah maupun dalam konteks masa kini Amerika Serikat.
����������� Dari pemaparan diatas, tinjauan
pustaka yang didapatkan, belum terlalu banyak penelitian sebelumnya yang
mengangkat isu keadilan dalam pidato Kamala Harris. Pembahasan penelitian ini tidak hanya fokus pada isu
keadilan sosial berupa diskriminasi gender dan ras, tetapi juga akan mencakup
wacana keadilan sosial lain seperti keadilan upah yang didapat, pemerataan
kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat Amerika, isu imigrasi, dan isu
perubahan iklim yang diangkat Kamala Harris dalam lima pidatonya. Pada akhirnya, penelitian ini
diharapkan dapat melengkapi, mengeksplorasi lebih lanjut, dan berkontribusi
dalam mengembangkan topik terkait.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kulitatif (Sugiyono, 2018) yang mengeksplorasi
makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman dari
individu, kelompok, atau suatu fenomena. Penelitian ini akan menunjukkan adanya
hal baru dari pemikiran Kamala Harris terkait isu-isu keadilan sosial dalam
pidatonya yang dilihat dari konteks warisan gerakan hak-hak sipil. Data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah transkrip dari
lima pidato Kamala Harris. Data ini diperoleh dari website yang
mengarsip pidato-pidato sekunder pada penelitian ini adalah sumber-sumber tertulis seperti artikel
berita di internet, artikel hasil wawancara dengan tokoh-tokoh terkait, dan
hasil penelitian ilmiah terdahulu. Melalui pengumpulan data sekunder berupa Kamala Harris, yaitu dari laman Iowa State University: Archives of
Women�s Political Communication (Magazine, 2020). Sedangkan, data sekunder sumber-sumber tertulis, diharapkan penelitian ini
akan memperoleh gambaran yang lebih luas dan menyeluruh mengenai topik yang
diteliti.
Hasil dan Pembahasan
Analisis keadilan sosial akan memfokuskan membahas lima isu keadilan
sosial yang kerap muncul dan menjadi perhatian Kamala Harris dalam
pidato-pidatonya, terutama lima pidato yang menjadi objek penelitian. Analisis
keadilan sosial akan menonjolkan pemikiran Kamala Harris tentang keadilan
sosial dengan membahas lima isu yang diakhiri dengan implikasi/gagasan dalam
keadilan sosial. Lima isu keadilan tersebut meliputi Impian Amerika (American
Dream) dengan menyinggung perihal latar belakang keluarganya terutama
ibunya. Kedua adalah isu mengenai Kesetaran, Kebebasan, dan Keadilan (Equality,
Liberty, and Justice) yang berhubungan dengan gender dan ras. Isu ketiga
yaitu Pendidikan (Education), terkait dengan biaya pendidikan. Keempat
adalah isu Ekonomi (Economy), yang fokus pada perekonomian kelas
menengah dan para pekerja. Isu terakhir, kelima mengenai akses Kesehatan (Health
Care) yang merata untuk semua kalangan.
A. Impian
Amerika (American Dream) & Migrasi (Migration)
Kamala Harris dalam pidato-pidatonya selalu menyisipkan pengenalan
mengenai latar belakang ia dan keluarganya. Dalam setiap pidatonya pula, Harris
selalu menekankan pada suatu keadaan dimana Amerika adalah negara yang hebat,
negara yang akan memperjuangkan nilai dan cita-cita bangsanya, bangsa yang menjunjung
sejarah negaranya, terutama terkait peristiwa gerakan hak-hak sipil, dimana
kejadian itu merupakan tempat pertama ayah dan ibunya bertemu. Ibunya, Shyamala
Gopalan, pertama kali datang ke Amerika pada usia 19 tahun dengan cita-cita dan
impian untuk dapat mempelajari studi mengenai kanker, dan melanjutkan
pendidikannya di salah satu perguruan tinggi terbaik di Amerika, UC Berkeley.
Serupa seperti Shyamala, ayah Kamala, Donald Harris yang berasal dari Jamaika
pun memiliki impian untuk dapat mempelajari ilmu dan menekuni bidang ekonomi.
Lahir dari orang tua pendatang dan relawan gerakan hak-hak sipil, membuat
Harris menjadi putri imigran yang tumbuh dewasa bersama kesadaran akan adanya
keadilan dan kesetaraan untuk komunitasnya.
Keberadaan dan keberhasilan Harris sampai saat ini tidak lepas dari sosok
ibunda. Namun, Harris menyadari bahwa bukan hanya ibunya yang memegang peran
penting dalam perjalanan karirnya, tetapi terdapat dedikasi dan jejak
keberhasilan dari generasi wanita sebelum dirinya, terutama para pejuang
gerakan hak-hak sipil. Wanita yang percaya pada janji dan impian Amerika.
Mereka berjuang dan berbaris dalam satu gerakan agar suara mereka didengar dan
mendapatkan haknya, terutama untuk orang kulit hitam. Keberhasilan perjuangan
mereka membuka jalan dan kesempatan untuk para generasi muda dapat memimpin,
seperti Barack Obama mewakili komunitas kulit hitam, Hillary Clinton mewakili
wanita, dan Kamala Harris yang merupakan wanita kulit hitam. Menjadi wakil
presiden Amerika Serikat adalah impian dan bentuk dari kepercayaan Shyamala
pada American Dream-nya, bahwa kesempatan seperti ini dapat terwujud.
Bukan hanya Shyamala dan Donald saja yang percaya pada janji Amerika akan
keadilan, kebebasan, dan kesetaraan untuk semua orang tanpa memandang gender
dan ras, namun para imigran yang lain juga mengharapkan hal serupa. Dalam
kutipan pidato ketiga,
�I saw the
same thing with our Dreamers. They came by the thousands. By plane, train and
automobile. I�m sure they were sleeping ten-deep on someone�s living room
floor. They came because they believe in our democracy and the only
country they�ve ever known as home.�
Harris mengatakan bahwa imigran yang datang ke Amerika, merupakan para
pemimpi. Mereka datang dari negara asal membawa seribu impian akan kesempatan,
kebebasan, kehidupan, pendidikan, toleransi, dan perekonomian yang layak dan
lebih baik bagi diri mereka, keluarga, dan untuk generasi sesudah mereka.
Dengan demikian, perjuangan generasi sebelumnya harus dihargai, bahwa generasi
muda dapat mencapai impian dari kakek-neneknya, bahwa mereka nantinya dapat
memberikan masa depan yang baik untuk anak-anak mereka kelak, bahwa mereka
dapat meraih American Dream-nya.
Dalam pidatonya pula, Harris menyinggung perihal undocumented
immigrants, bahwa ia akan memperjuangkan keadilan bagi para imigran yang
terdaftar maupun tidak. Migrasi dan imigran menjadi salah satu isu kompleks
yang terjadi di Amerika, terutama mereka yang tidak terdaftar secara resmi.
Populasi tidak berdokumen termasuk orang-orang yang memasuki negara secara
tidak resmi, mereka yang masuk secara legal namun telah melampaui batas waktu
masuk, serta mereka yang memiliki status semi legal (diberikan status tindakan
yang ditangguhkan). Dalam survei yang dilakukan Pew Research Center (Budiman, 2020), bahwa sebagian besar imigran 77% berada di Amerika secara legal,
sementara 22% termasuk dalam imigran tidak sah.
Saat menjabat sebagai senator California, Harris pernah berpendapat bahwa
tindakan berada di Amerika Serikat tanpa izin bukanlah pelanggaran pidana
hukum, tetapi pelanggaran sipil, dan merujuk pada ungkapan Harris �an
undocumented immigrant is not a criminal�, bahwa semua imigran tidak boleh
diberi label atau diperlakukan sebagai penjahat. Pernah berkarir sebagai
seorang jaksa, Harris secara pribadi telah menuntut segala sesuatu kejahatan
mulai dari pelanggaran tingkat rendah hingga pembunuhan. Maka dari itu, ia
sangat mengetahui seperti apa penjahat yang melakukan kejahatan, namun seorang
imigran tidak berdokumen bukanlah salah satu penjahat.
Kemudian, Harris aktif memberikan suara dalam menentang RUU imigrasi dan
pembangunan tembok perbatasan saat masa pemerintahan presiden Donald Trump,
dengan alasan bahwa sebagian besar imigran yang datang ke Amerika adalah
orang-orang pekerja keras yang dapat membantu perekonomian negara dan akan
menciptakan jalur kewarganegaraan. Terkait imigrasi dan tembok perbatasan,
Harris menganggap bahwa pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko adalah
pemborosan anggaran negara dan tidak menjamin perbatasan Amerika. Selain itu,
Harris kerap menyampaikan pandangannya terkait imigrasi, ia tidak setuju dengan
kebijakan yang membuat Amerika membelakangi atau acuh terhadap imigran yang
melarikan diri dari negara mereka karena suatu bahaya, sebab hal itu
bertentangan dengan idealis Amerika yang akan mendukung dan memberikan suaka
serta perlindungan. Di lain kesempatan, saat melakukan debat utama partai
Demokrat, Harris menyatakan bahwa jika terpilih menjadi presiden, salah satu tindakan
pertama yang akan ia lakukan adalah mengembalikan Deferred Action for
Childhood Arrivals (DACA). Harris akan meninjau kasus suaka, akan
melepaskan anak-anak dari kurungan, dan mengamankan pusat-pusat penahan swasta (Impelli, 2021). Sebagai putri imigran, Kamala Harris melihat dirinya sebagai pelindung
dari mereka yang datan ke Amerika melalui gagasan dan kebijakannya. Harris
menjadi salah satu co-sponsor dari REUNITE Act, sebuah tindakan yang
akan menyatukan ribuan anak pengungsi yang dipisahkan saat pemerintahan Trump
dari orang tua mereka di perbatasan Selatan tanpa rencana untuk merawat mereka,
hal ini selaras dengan yang disampaikan Harris pada pidato ketiganya,
�Where we treat attacks on
voting rights and civil rights and women�s rights and immigrant rights as
attacks on our country itself. An America where we welcome refugees and bring
people out of the shadows, and provide a pathway to citizenship��
Menjabat sebagai wakil pesiden, pada tahun 2021, Kamala Harris telah ditugaskan
oleh Biden untuk mewakili Gedung Putih dalam memberikan tanggapan, mengatasi
akar penyebab dan membendung migrasi dari Amerika Tengah bagian Utara ke
Amerika Serikat. Beberapa negara Amerika Tengah bagian Utara seperti El
Salvador, Guatemala dan Honduras masih menghadapi masalah signifikan dengan
kemiskinan, kekerasan geng, korupsi pemerintah, bencana alam, serta masih
berjuang untuk pulih dari pandemic COVID-19, telah mendorong banyak orang untuk
melarikan diri untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Harris membuat tiga pengumuman dan gagasan
yang bergantung pada publik, swasta, dan filantropi. Pengumuman pertama yaitu
seruannya untuk bertindak telah mendapatkan lebih dari $1,9 miliar dalam komitmen
sektor swasta untuk menciptakan peluang ekonomi di Amerika Tengah bagian utara,
sehingga total yang dijanjikan sejauh ini menjadi $3,2 miliar. Kedua,
terbentuknya Central American Service Corps untuk memberi kaum muda di
kawasan itu peluang layanan masyarakat berbayar, bimbingan, dan mendapatkan
pekerjaan di masa depan. Ketiga, perusahaan Mastercard, Microsoft, dan PepsiCo
telah berkomitmen untuk berinvestasi dalam program terpisah yang berupaya
meningkatkan akses wanita agar dapat memiliki pekerjaan berkualitas dan peluang
untuk� pengembangan karier di Belahan
Barat (Western Hemisphere), Harris memilihi harapan bahwa seorang ibu
tunggal tanpa pendidikan formal dan yang tidak pernah memiliki pekerjaan tetap
dipekerjakan oleh perusahaan besar, mendapatkan penghasilan yang bisa
dibelanjakan, memiliki tabungan, memiliki cukup uang untuk mendapatkan akses
kesehatan, serta memungkinkan untuk membuka usahad dan lapangan pekerjaan. Hal
ini merupakan upaya jangka panjang yang Kamala Harris harapkan untuk dapat
membuat kemajuan (Chatelain, 2022); (Bierman, 2021).
B. Kesetaran,
Kebebasan, dan Keadilan (Equality, Liberty, and Justice)
Kesetaraan, kebebasan, dan keadilan selalu menjadi
salah satu tema pembicaraan dan perhatian utama Kamala Harris dalam
pidato-pidatonya, terutama ketidakadilan dalam warna kulit atau ras suatu
kelompok. Sebagai anak dari kedua orang tua yang berasal dari India dan
Jamaika, Harris termasuk dalam kelompok minoritas di Amerika karena tidak
memiliki kulit putih.
Amerika Serikat memiliki sejarah panjang dalam isu
rasisme, seksisme, anti-semitisme, homofobia, dan transfobia. Dengan adanya isu-isu
tersebut, memperlihatkan bahwa tidak adanya keadilan dan kebebasan di Amerika
yang telah dijanjikan, terlihat dalam pidato ketiga,
�And let�s speak an uncomfortable but honest truth with one another:
racism, sexism, anti-Semitism, homophobia, transphobia are real in this
country�
Diskriminasi ras masih
menjadi salah satu masalah yang berkembang dari zaman ke zaman di Amerika
Serikat, terutama diskriminasi atas ras kulit hitam. Kelompok kulit hitam telah
memiliki gerakan massa yang menuntut keadilan dari diskriminasi yang mereka
alami, dimulai dari Gerakan Hak-Hak Sipil di tahun 1800-an sampai 1970-an,
hingga sekarang berkembang gerakan massa Black Lives Matter. Meskipun telah beberapa dekade berlalu, namun pada kenyataannya, orang
kulit hitam masih merasakan diskriminasi dan rasisme berkelanjutan. Berakhirnya
gerakan hak-hak sipil tidak sepenuhnya memberikan kemenangan untuk orang
Afrika-Amerika, karena lahir gerakan baru sebagai warisan dari gerakan hak-hak
sipil yaitu gerakan Black Lives Matter (BLM) pada tahun 2010-an.
BLM fokus pada beberapa masalah yang sama dengan Civil Rights Movement, terutama
pada prasangka rasial bahwa orang kulit hitam adalah kriminal, kekerasan yang
didapat dari polisi, dan tubuh mereka yang dianggap tidak berharga. Stimulus
untuk penciptaan BLM tidak terjadi dalam semalam, melainkan berkembang dari
waktu ke waktu, yang akhirnya membentuk organisasi gerakan sosial sebagai
bentuk reaksi terhadap masalah yang mengakar di Amerika (Clayton, 2018); (Budiman, 2020).
Sebagai salah satu bagian dari kelompok kulit
hitam, dan dengan jabatan yang ia miliki, Harris akan selalu memberikan
perhatian dan berjuang untuk kelompoknya, ia akan mendukung gerakan Black
Lives Matter yang dipercaya merupakan lanjutan dari perjuangan gerakan
hak-hak sipil. Harris akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya untuk
generasi sekarang dan yang akan datang, karena keadilan, kebebasan, dan
kesetaraan yang telah diraih bukanlah sebuah hasil yang tetap dan abadi, maka dari
itu mereka harus waspada agar apa yang telah diperjuangkan oleh generasi
sebelumnya tidak sepenuhnya hilang. Salah satu
tragedi BLM yang mendapat perhatian Kamala Harris dan menimbulkan reaksi
gerakan BLM adalah penembakan warga sipil tak bersenjata kulit hitam George
Floyd dan Breonna Taylor oleh polisi kulit putih. Kebrutalan polisi kulit putih
bukan yang pertama terjadi, namun telah terjadi lebih dari seribu tragedi di
Amerika pada tahun 2019, dan orang kulit hitam merupakan koban terbanyak, hal
ini memicu protes berkepanjangan terkait rasisme di Amerika (BBCNews, 2020); (Capehart, 2021)�Harris menyampaikan keresahannya dalam pidato ketiga,
�Let�s speak the
truth that too many unarmed black men and women are killed in America. Too many
black and brown Americans are locked up. From mass incarceration to cash bail
to policing, our criminal justice system needs drastic repair. Let�s speak that
truth.�
Terkait kebrutalan polisi, Harris memiliki beberapa
catatan reformasi kepolisian selama bertahun-tahun ketika menjadi jaksa dan
jaksa agung, senator, dan sebagai calon presiden. Harris bertahan dengan
pendiriannya yang menentang keras kejahatan yang berkaitan dengan sistem
peradilan pidana. Misalnya, Harris menolak tuntutan penyelidikan atas
penembakan polisi terhadap pria kulit hitam pada tahun 2014 dan 2015. Harris
telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam membasmi bias rasial dalam
kepolisian dan menentang undang-undang uang jaminan, termasuk mendukung penuh
terhadap kasus George Floyd (Bierman, 2021). Di Gedung Putih, Harris mengatakan bahwa ia kagum dengan keluarga Floyd
setelah kunjungan mereka ke Gedung Putih, karena upaya mereka untuk reformasi
sistem kepolisian di tengah kesedihan keluarga mereka. Reformasi yang dimaksud
adalah George Floyd Justice in Policing Act, yang ditulis oleh Harris
ketika masih menjadi senator, bersama Senator Cory Booker (D-N.J) (Capehart, 2021).
Kamala Harris ketika menjadi senator turut
mengambil andil dalam kebijakan di Justice in Policing Act, yang
berkaitan dengan kasus-kasus kepolisian dan peradilan pidana. Selain itu, Harris
juga memperjuangkan undang-undang komprehensif yang akan memberi komunitas
rentan, sesuatu yang mereka butuhkan untuk mengatasi kesenjangan lingkungan,
dengan memperkenalkan RUU pendamping di senat untuk Environmental Justice
for All Act. Menurutnya, keadilan lingkungan saling berhubungan dengan
setiap aspek perjuangan keadilan, dari keadilan rasial, keadilan ekonomi,
hingga keadilan perumahan dan pendidikan. Harris juga telah memperkenalkan
reformasi hak-hak sipil dan peradilan pidana lainnya saat berada di Senat,
termasuk Justice of Victims of Lynching Act, yang diusulkan untuk
mengklasifikasikan hukuman mati tanpa pengadilan sebagai kejahatan kebencian
federal di Amerika Serikat, dan Do No Harm Act yang akan
mengamandemenkan Religious Freedom Restoration Act untuk memastikan
bahwa hak-hak sipil orang-orang LGBT dan orang lain dihormati (Dworkin & Stern, 2019); (Connley, 2019).
Dengan demikian, terpilihnya Harris sebagai wakil
presiden seperti mengobati dan memberikan harapan untuk kelompok kulit hitam
untuk masa depan yang baik bagi mereka. Harris pun menjanjikan hal yang sama
untuk kelompoknya, ia dan presiden terpilih Joe Biden akan berusaha untuk
menyatukan semua ras dan warna kulit, tanpa adanya diskriminasi dan rasisme,
yang ada hanyalah keadilan untuk semua orang, seperti yang disampaikannya pada
pidato pencalonan presiden,
�I�m running to
fight for an America where no mother or father has to teach their young son
that people may stop him, arrest him, chase him, or kill him, because of his
race. An America where every parent can send their children to school without
being haunted by the horror of another killing spree.�
Selain ketidakadilan dalam ras, Harris pula
menyoroti isu mengenai ketidaksetaraan gender. Sebagai seorang wanita yang
merasakan diskriminasi gender, Harris dalam pidato-pidatonya berusaha
menyuarakan hal tersebut, dan memotivasi wanita lain bahwa mereka bisa
melakukan apa yang dilakukan oleh seorang pria, bahwa mereka diciptakan dengan
kesempatan dan hak yang sama.
Dalam pidato-pidatonya Harris percaya bahwa setiap wanita memiliki
kesempatan dan kemampuan yang sama seperti pria. Harris menggambarkan hal itu
dalam perkembangan ekonomi dengan bila semua wanita di setiap negara memiliki
kapasitas yang sama untuk berpartisipasi, maka akan menambahkan $28 triliun ke dalam
Gross Domestic Product (GDP) secara global, lebih besar dari jumlah GDP
Amerika Serikat dan China bila disatukan, hal ini disampaikan Harris dalam
pidato keduanya.
�You know, it's interesting having been the first
woman in many of these offices, from time-to-time reporters will come up to me
and they'll say, "Ok, so you know now, Senator, did you please talk to us
about women's issues?" And I just look at them and I say, "You know,
I am so glad you want to talk about the economy." Because what we all know
is when you lift up the economic status of women, you lift up the economic
status of families, of neighbourhoods, communities and societies.�
Dalam pidato-pidatonya, Harris mengharapkan ketika
lebih banyak wanita yang bekerja, maka ekonomi akan tumbuh, karena pemberdayaan
ekonomi perempuan meningkatkan produktivitas dan diversifikasi ekonomi, serta
kesetaraan pendapatan. Namun pada kenyataannya, terdapat perbedaan gender dalam
undang-undang yang mempengaruhi wanita dan ekonomi untuk berkembang. Secara global,
lebih dari 2,7 miliar wanita secara hukum dilarang memiliki pilihan pekerjaan
yang sama dengan pria. Dari 189 negara pada tahun 2018, 104 negara masih
memiliki undang-undang yang melarang wanita bekerja di pekerjaan tertentu (Women, 2018); (Friedman, 2022). Selain itu, salah satu yang menjadi perhatian Harris adalah adanya
kesenjangan upah berdasarkan gender diperkirakan 16%. Hal ini menunjukkan bahwa
wanita memperoleh 84% dari 100% yang diperoleh laki-laki, maka dari itu wanita
mendapatkan upah lebih rendah daripada pria (PRC, 2021).
Kamala Harris ingin menghapuskan kesenjangan upah,
dengan rencana Equal Pay. Rata-rata wanita di AS mendapatkan 80 sen
untuk setiap dolar yang dibayarkan kepada seorang pria. Untuk wanita kulit
berwarna, angka itu jauh lebih sedikit, wanita Afrika-Amerika mendapatkan 61
sen untuk setiap dolar yang diperoleh pria kulit putih, wanita asli Amerika
mendapatkan 58 sen, dan wanita Latina mendapatkan 53 sen. Proposal rencananya
akan memberi perusahaan dengan 100 atau lebih karyawan tiga tahun untuk
mendapatkan Equal Pay Certification dari Equal Employment Opportunity
Commission (EEOC), Perusahaan dengan 500 atau lebih karyawan akan memiliki
waktu dua tahun untuk mendapatkan sertifikasi. Untuk mendapatkan sertifikasi
ini, perusahaan harus membuktikan bahwa mereka telah menghilangkan peraturan
perbedaan upah antara pria dan wanita yang melakukan pekerjaan yang sama.
Namun, apabila kesenjangan upah memang ada, maka perusahaan harus menunjukkan
bahwa kesenjangan itu ada berdasarkan prestasi, kinerja atau senioritas, dan
bukan gender.�Setiap perusahaan yang
gagal memenuhi kualifikasi untuk Equal Pay Certification akan didenda 1%
dari keuntungan untuk setiap 1% kesenjangan upah.
Selain mengatasi kesenjangan gaji yang dihadapi
wanita di tempat kerja, Harris juga berencana untuk mengatasi dilema cuti
berbayar yang dihadapi banyak wanita ketika harus merawat anak baru atau
anggota keluarga yang sakit. Saat ini, Amerika Serikat adalah satu-satunya
negara industri di dunia yang tidak menawarkan cuti berbayar, dan Harris akan
memperkenalkan undang-undang baru, dikenal sebagai FAMILY Act, yang akan
memberikan pekerja hingga 12 minggu cuti medis dan cuti keluarga dengan tetap
dibayar (Connley, 2019).
Dalam bidang politik, seperti yang Kamala Harris
sampaikan dalam pidatonya pada tahun 2017 bahwa populasi wanita di Amerika
adalah 51% dari jumlah keseluruhan, namun di bawah 23,7% wanita yang menjadi
anggota kongres Amerika, dan seperempatnya menjadi legislator negara bagian.
Harris berniat untuk mengganti jumlah angka ini agar lebih banyak wanita yang
dapat berkontribusi di politik dan menempati kursi pemimpin di Amerika Serikat.
Perkembangannya pada tahun 2020, presentase jumlah wanita sebagai anggota
kongres hanya bertambah sedikit menjadi 25,2%. Selain adanya peningkatan jumlah
wanita secara keseluruhan dalam politik, presentasi terlibatnya wanita kulit
berwarna juga bertambah. Semakin banyak wanita kulit berwarna yang mendapatkan
kesempatan terlepas dari warna kulit dan ras mereka, yaitu sejumlah 14% dalam
anggota kongres, yang mana 10% dari DPR dan 4% dari Senat (Rodgers, 2020). Harris menyampaikan opininya terkait wanita yang berkarir di bidang politik
dalam pidato keduanya,
�And so let's dig
into then why that matters to all of us, why the work that we do and must do is
so important. Because here's the thing we all know and that more people, I
think, need to understand � bringing women into government is not just the
right thing to do, it's the smart thing to do. It yields better policy, it
yields healthier democracies and it makes stronger communities.�
Inilah yang diharapkan oleh Kamala Harris, bahwa
setiap wanita, terlebih wanita dengan warna kulit berbeda dapat menjadi
pemimpin di negara demokratis ini, meskipun banyak di luar sana orang-orang
terlebih lagi para pria yang masih memandang wanita sebelah mata dalam hal
memimpin atau berpartisipasi dalam politik Amerika Serikat. Oleh sebab itu,
dalam setiap pidatonya jika menyampaikan mengenai isu ini, Harris selalu
menegaskan dan memberikan nasihat serta motivasi bahwa meskipun dipandang atau
dianggap tidak layak untuk dapat menduduki kursi di pemerintahan, jangan pernah
didengarkan. Wanita harus bisa membutikan bahwa mereka dapat berhasil meskipun
diremehkan, terutama wanita kulit berwarna yang masih kerap mendapatkan
tindakan diskriminasi dan rasisme dalam kehidupan sehari-hari. Harris
menempatkan posisinya sebagai salah satu figur wanita kulit berwarna yang
berhasil membuktikannya, bahwa meskipun ia berhasil menjadi wanita kulit
berwarna yang menduduki kursi tertinggi kedua di Amerika sebagai wakil presiden,
namun ia dan generasi selanjutnya akan memastikan hal itu bukanlah menjadi yang
terakhir, karena Harris percaya bahwa masa depan dunia berwajah wanita, wanita
akan memenuhi setiap bidang politik, budaya, ekonomi, dan dunia hiburan.
Dengan terpilihnya Harris sebagai wakil presiden
wanita kulit berwarna pertama membuktikkan bahwa hal ini dapat terjadi dari
bentuk perjuangan wanita generasi sebelumnya. Wanita-wanita yang berjuang dalam
mendapatkan dan melindungi hak memilih untuk kaumnya, serta hak-hak sipil demi
kesetaraan, kebebasan, dan keadilan. Hal ini menunjukkan bahwa suara wanita
patut untuk didengar dan dipertimbangkan. Sebagai negara dengan kepercayaan American
Dream-nya, Harris percaya kedepannya Amerika dapat menjadi negara di mana
anak-anak perempuan, juga seorang ibu dan nenek, akan merasa dihormati dan
merasa aman karena hak-hak mereka dilindungi oleh negara, seperti yang
disampaikan oleh Harris di pidato kedua,
�So we need to
keep speaking up on behalf of every woman's right to be heard and to realize
her power. My mother used to tell my sister and me, "You may be the first
to do many things, but make sure you're not the last." We have a lot of
work to do.�
C. Pendidikan
(Education)
Biaya pendidikan di Amerika tidaklah murah. Oleh
karena itu, utang pendidikan menjadi salah satu pilihan yang dapat diambil oleh
masyarakat Amerika. Utang pendidikan (student loan) adalah salah satu
kenyataan pahit yang harus diahadapi oleh sebagian mahasiswa yang sedang
mengenyam pendidikan maupun mahasiswa yang telah lulus belasan bahkan puluhan
tahun lalu. Lebih dari 44 juta masyarakat Amerika yang memiliki pinjaman
pendidikan sejumlah $1,749 triliun, karena rata-rata lulusan perguruan tinggi
baik dari program Sarjana sampai Doktor meninggalkan utang pendidikan sebanyak
$30.000 pada Federal Student Loans. Adanya pinjaman pendidikan ini akan
memberikan dampak berkepanjangan pada industri perumahan karena akan
berkuranganya kepemilikan rumah, dan dalam masa pensiun masyarakat Amerika (Hanson, 2022). Isu
ini selalu menjadi perhatian Harris dalam karirnya saat memegang jabatan
sebagai senator.
Ketika Harris menduduki jabatan sebagai senator,
sampai sekarang menjadi wakil presiden Amerika Serikat, ia telah mengusulkan
beberapa reformasi untuk pinjaman mahasiswa. Harris mengusulkan untuk
membatalkan utang pinjaman mahasiswa sebesar $10.000 hingga $20.000 per
peminjam. Namun, rencana ini tidak akan diberlakukan untuk semua orang,
melainkan pengampunan pinjaman (student loan forgiveness) hanya akan diberikan
kepada peminjam tertentu. Misalnya, peminjam yang menerima Pell Grants,
yang tersedia bagi siswa berpenghasilan rendah untuk membantu membayar biaya
kuliah. Selain itu, Harris telah mengusulkan pula untuk membuat rencana kuliah
dua sampai empat tahun bebas biaya pendidikan untuk peminjam yang memperoleh
pendapatan tahunan hingga $125.000, dan menggandakan penghargaan Pell
Grants. Harris pun telah menganjurkan membatalkan utang pinjaman pendidikan
untuk peminjam mahasiswa di Historically Black Colleges and Universities
(HCBU) dan Minority-Serving Institutions (MSI). Sebagai presiden dan
wakil presiden, Biden dan Harris memainkan peran penting dalam masa depan
pinjaman mahasiswa, rencana pengampunan dan keringan pinjaman pendidikan. Salah
satu yang telah mereka lakukan terkait isu ini adalah keringanan perpanjangan
waktu untuk membayar pinjaman selama 90 hari dari tenggat sebelumnya (Friedman, 2022).
Harris telah menentang proposal anggaran yang akan
menyebabkan pemotongan besar dalam pendidikan. Biden dan Harris menjanjikan
peningkatan dramatis pada pendanaan federal untuk pendidikan, dari pra-K hingga
sekolah pascasarjana. Harris mendukung kebijakan Kuliah Gratis (Free
College) dan Beberapa Jenis Pengampunan Utang (Some Types of Debt
Forgiveness), karena ia memiliki catatan dalam mendukung pendanaan federal
untuk Community College, institusi yang melayani minoritas, dan
kebutuhan dasar mahasiswa. Hal ini disampaikan Harris dalam pidato ketiganya,
�I am running to declare education is a fundamental right, and we will
guarantee that right with universal pre-k and debt free college!�
Kamala Harris juga mendukung Sanders' College
for All yang diresmikan pada tahun 2017. Rancangan ini membuat Community
College gratis untuk semua selama empat tahun bagi siswa yang pendapatan
keluarga tahunannya kurang dari $125.000. Rencana tersebut juga akan mengurangi
separuh suku bunga pinjaman mahasiswa dan tiga kali lipat pendanaan untuk Federal
Work-Study Program. Selain itu, Harris ingin meningkatkan pendanaan untuk
mendukung siswa dari pra-K melalui persiapan karir. Harris juga menekankan
bahwa dukungan ini pertama-tama harus mengalir ke institusi yang melayani siswa
berpenghasilan rendah dan minoritas. Ketika Harris mencalonkan diri sebagai
presiden, rencana Harris untuk meningkatkan gaji guru menjadi sangat populer.
Usulannya adalah menaikkan gaji rata-rata guru sebesar $13.500 (Dennon, 2021).
Harris telah menyadari persoalan krisis pinjaman
pendidikan ini adalah hal nyata dan mengakui untuk dapat menemukan solusi
kreatifnya untuk dapat meringankan tekanan yang dirasakan mahasiswa karena
hutang pinjaman mereka. Karena, utang pinjaman pendidikan dapat melumpuhkan
masyarakat Amerika secara finansial dan memaksa mereka untuk membuat pilihan
sulit dalam hidup mereka. Dengan demikian, dalam pidato-pidatonya Harris selalu
menyuarakan isu ini. Harris hendak memperjuangkan isu ini karena ia percaya
bahwa masa depan Amerika berada ditangan generasi muda yang berpendidikan, dan
pendidikan adalah salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan. Harris akan
menjamin hak setiap orang untuk dapat menempuh pendidikan dari usia dini sampai
di perguruan tinggi, sebab pendidikan adalah hak fundamental setiap orang yang
bernyawa. Maka dari itu, Harris akan memperjuangkan permasalahan ini.
D. Ekonomi
(Economy)
������� Kamala
Harris saat menjadi jaksa memiliki reputasi yang baik tentang posisinya yang
melawan perusahaan-perusahaan besar yang telah merugikan masyarakat kelas
bawah, dan tentang masalah ekonomi terkait perumahan yang terjangkau. Saat itu
sampai ketika menjadi senator dari California pada akhir 2018, Harris
mengusulkan sebuah proposal atau rencana programnya yang dikenal dengan LIFT
the Middle-Class Act, sebuah undang-undang yang ditujukan untuk mengatasi
meningkatnya biaya hidup dengan memberikan kredit pajak yang signifikan kepada
keluarga kelas menengah dan pekerja. Program ini pun gencar diperkenalkan dalam
kampanye saat ia dinominasikan Partai Demokrat untuk menjadi presiden.
Dalam pidato-pidatonya, Harris dengan tegas
menempatkan posisinya sebagai pemimpin yang mendukung maasyarakat kelas
menengah dan pekerja, hal ini berkaitan dengan rancangan undang-undang yang ia
perkenalkan. Undang-undang LIFT the Middle-Class Act akan menyediakan
dana hingga akan memberikan kredit pajak yang dapat dikembalikan hingga $3.000
per tahun untuk pekerja dewasa berpenghasilan rendah dan menengah dan $6.000
per pasangan menikah. Rancangan ini mencakup rencana hampir $3 triliun untuk
mengurangi pajak bagi keluarga kelas menengah dan pekerja, miliaran dolar dalam
kredit pajak untuk penyewa berpenghasilan rendah dan mereformasi sistem jaminan
tunai. Bila disahkan, UU ini akan melengkapi kredit pajak yang ada dan akan
bermanfaat bagi publik Amerika yang berpenghasilan rendah karena hasil survey
yang diperoleh oleh tim Harris bahwa 57% masyarakat Amerika tidak memiliki
cukup uang tunai untuk menutupi pengeluaran tak terduga sebesar $500 (CRFB, 2019),
seperti yang disampaikan Harris dalam pidato ketiga,
�I am running to
guarantee working and middle class families an overdue pay increase. We will
deliver the largest working and middle-class tax cut in a generation. Up to
$500 a month to help America's families make ends meet. And we�ll pay for it by
reversing this administration�s give away to big corporations and the top one
percent.�
Harris mengatasi krisis ekonomi dalam beberapa
bulan terakhir masa jabatan senatornya dengan mensponsori undang-undang untuk
memberi puluhan juta orang Amerika $2.000 per bulan dan melarang penggusuran,
penyitaan, kenaikan sewa, dan penghentian utilitas selama pandemi. Hal ini
dilakukan Harris untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki uang yang
diperlukan untuk menyediakan makanan di meja.
Seperti yang telah disuarakan dalam setiap
pidatonya, rancangan undang-undang LIFT the Middle-Class Act pada dasarnya
adalah upaya Harris untuk menutup kesenjangan kekayaan. Harris juga menggunakan
kebijakan tersebut sebagai gambaran menyeluruh tentang visi ekonominya, dengan
membingkai ulang pertanyaan tentang kesenjangan kekayaan rasial dan reparasi,
misalnya, ke dalam diskusi yang lebih luas tentang perbedaan ras dan ekonomi.
Harris bersama Biden mempunyai rencana untuk melakukan investasi dalam bisnis
pengusaha orang Afrika-Amerika, karena pengusaha kulit hitam biasanya
menghadapi kendala mengenai kekurangan modal. Rencana Biden-Harris akan
menyuntik dana modal dengan menggunakan State Small Business Credit Initiative untuk mendukung usaha-usaha
kecil, serta Biden-Harris hendak memperluas New Market Tax Credit, dan
menambahkan pendanaan atas Community Development Financial Institutions (BidenHarris, 2020).
Harris telah menempatkan
perhatiannya pada masalah ekonomi yang berdampak pada orang kulit berwarna
sejak awal karir politiknya. Sepanjang waktunya sebagai jaksa agung California,
Harris selalu mengambil alih bank-bank besar, dan ia dengan sepenuh hati
menganjurkan bantuan serta pemulihan bagi pemili rumah yang telah menderita
karena diskriminasi pinjaman hipotek selama masa Resesi Hebat.
�Fokus yang lebih tajam Harris tekankan pada
ketidaksetaraan ras dan gender dalam perekonomian negara ini, terutama terkait
upah kerja wanita yang di bawah rata-rata. Kesenjangan upah gender adalah
ukuran seberapa jauh Amerika masih harus melangkah untuk memastikan bahwa
wanita dapat berpartisipasi secara penuh dan setara dalam perekonomian negara,
terlebih bagi wanita kulit berwarna. Wanita kulit berwarna mengalami tekanan
ini secara tidak proporsional. Upah yang didapatkan wanita kulit putih
non-Hispanik dibayar 79 sen, wanita kulit hitam biasanya dibayar 64 sen, wanita
asli Amerika 60 sen, Latina hanya 57 sen, dan orang Amerika-Asia dan wanita
Kepulauan Pasifik dibayar hanya 52 sen.�
Rata-rata, wanita yang bekerja penuh waktu di Amerika Serikat kehilangan
jumlah keseluruhan hampir $930 miliar setiap tahun karena kesenjangan upah.
Upah yang hilang ini menunjukkan bahwa wanita dan keluarga mereka memiliki
lebih sedikit uang untuk menghidupi diri mereka sendiri, untuk menabung dan
berinvestasi buat masa depan, dan membelanjakan barang dan jasa. Sebagai akibatnya,
wanita, keluarga mereka, bisnis, dan ekonomi negara dapat terpengaruh. Oleh
karena itu, Harris ingin membentuk perekonomian yang adil dan setara baik untuk
semua masyarakat menengah dan pekerja, serta wanita kulit berwarna yang
seringkali merasakan ketidakadilan, seperti yang Harris sampaikan dalam pidato
ketiganya,
�Let�s speak another
truth about our economy. Women are paid on average 80 cents on the dollar.
Black women, 63 cents. Latinas, 53 cents. And here�s the thing. When we lift up
the women of our country, we lift up the children of our country. We lift up
the families of our country. And the whole of society benefits.�
Seperti yang telah dibahas
pada sub-bab sebelumnya terkait keadilan dalam ekonomi terhadap gender,
sehubungan dengan cuti berbayar untuk wanita, dan akan memberikan cuti berbayar
enam bulan kepada semua pekerja wanita, termasuk pekerja paruh waktu dan
wiraswasta. Harris juga telah mendukung kebijakan perguruan tinggi dan
pendidikan dini bebas utang. Ketika menjadi senator, Harris juga mengenalkan UU
21st Century Skills Act yang akan memungkinkan pekerja mendapatkan
pelatihan di bidang tertentu untuk menambahkan kemampuan pekerja dan mengurangi
resiko kehilangan pekerjaan. Kamala Harris memiliki program Reparations,
yang dikenal juga sebagai bentuk kompensasi atas ketidakadilan yang dialami
oleh orang kulit hitam Amerika atas perbudakan, rasisme, dan diskriminasi.
Gagasan ini mendapatkan dukungan dan popularitas di kalangan partai Demokrat
dan gerakan Black Lives Matter. Bentuk gagasan ini akan memberikan
bantuan yang mendanai perawatan kesehatan mental, karena rasisme dan
diskriminasi secara material merugikan kesehatan fisik dan mental orang kulit
hitam (Igoe, 2020).
������� �Pada 28 Juli 2022,
Kamala Harris melakukan perjalanan ke Brooklyn, New York untuk mengumumkan
adanya investasi baru sebesar $201,9 juta dari lebih 20 organisasi, dan
tindakan dari pemerintah federal untuk menciptakan peluang di komunitas yang
tidak mendapatkan perhatian lebih. Melalui pembentukan Economic Opportunity
Coalition (EOC), 24 perusahaan dan organisasi akan menginvestasikan puluhan
miliar dolar pada masyarakat yang kurang mampu dan minoritas, serta
pemerintahan Biden-Harris akan meluncurkan inisiatif kebijakan baru untuk
mendukung Community Development Financial Institutions Funds (CDFIs).
Kepemimpinan Biden-Harris, EOC, dan The U.S. Department of the Treasury
akan bekerja sama untuk memastikan komitmen saat ini dan masa depan akan
diinvestasikan secara adil untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dalam komunitas
yang kurang terlayani, sehingga memperkuat ekonomi negara Amerika Serikat
secara keseluruhan, karena ketika sektor swasta dan publik bergabung, seluruh
bangsa diuntungkan (Peters & Wooley, 2022). Sejak hari pertama
pemerintahan Biden-Harris, presiden Biden dan wakil presiden Harris telah
mengambil tindakan tegas untuk memimpin pemulihan ekonomi yang paling adil dan
melakukan investasi yang telah lama tertunda di masyarakat yang secara historis
tertinggal.
E. Kesehatan (Health Care)
Perawatan kesehatan adalah salah satu hak dasar
untuk setiap individu. Meskipun rumah sakit dibangun untuk semua komunitas,
namun tidak semua orang mendapatkan akses yang merata, terutama mereka yang
tidak memiliki asuransi kesehatan. Rumah sakit yang sebelumnya dianggap sebagai
tempat yang dapat memulihkan setiap orang dari semua latar belakang ekonomi,
gender, mau pun ras, dihindari oleh mereka yang tidak memiliki asuransi dan
harus membayar biaya sendiri untuk kunjungan medisnya. Agar dapat mengurangi jumlah
orang yang semakin banyak tanpa mempunyai asuransi kesehatan, wakil Harris yang
saat menjabat sebagai senator pada tahun 2017 mengusulkan rencana asuransi
kesehatan Medicare for All yang akan dikelola pemerintah. Medicare
for All pada awalnya adalah rancangan kebijakan dari senator Bernie
Sanders. Hal utama yang Harris lakukan saat menjabat sebagai senator adalah
menandatangani dan menjadi co-sponsor dalam undang-undang yang
diperkenalkan oleh senator Sanders. Harris mendukung proposal itu karena ia
percaya bahwa perawatan kesehatan harusnya menjadi hak untuk semua dengan akses
yang adil, namun kenyataannya bahwa hal ini masih menjadi sesuatu yang
eksklusif bagi sebagian masyarakat Amerika.
Pada 2019, Harris memperkenalkan rancangan Medicare
for All nya sendiri dengan lebih terperinci dibandingkan dengan proposal
Sanders. Harris menyatakan bahwa semua masyarakat Amerika akan segera mampu
untuk membayar biaya medis. Tidak seperti rancangan Sanders, proposal Harris
akan�mencakup peran substantif
untuk perusahaan asuransi swasta, yang masih dapat menawarkan rencana di bawah
sistem yang diatur secara ketat, serupa dengan cara yang dilakukan perusahaan
asuransi swasta saat ini melalui Medicare Advantage. Rencana Harris
mencakup adanya perubahan transisi periode dalam 10 tahun dari 4 tahun, di mana
anak yang baru lahir dan yang tidak diasuransikan akan secara otomatis
terdaftar ke Medicare. Harris juga mengizinkan perusahaan asuransi
swasta untuk menawarkan paket Medicare sebagai bagian dari sistem yang
baru selama masyarakat Amerika mematuhi persyaratan. Harris pun menegaskan
bahwa rencana Medicare for All akan memperluas program untuk memasukkan
manfaat lain, termasuk memperluas akses untuk perawatan kesehatan mental.
Sebagai cara parsial untuk membayar rencana tersebut, Harris akan membebani
perdagangan saham Wall Street sebesar 0,2%, perdagangan obligasi sebesar
0,1%, dan transaksi derivatif sebesar 0,002%, serta mengenakan pajak
penghasilan perusahaan luar negeri pada tingkat yang sama dengan penghasilan
perusahaan domestik (Feller & Minutaglio, 2020). Hal ini disampaikan Harris dalam pidato ketiganya,
�I am running to declare, once and for all, that health care is a
fundamental right, and we will deliver that right with Medicare for All!�
Pada tahun 2019 saat menjabat sebagai senator pun,
harris mengumumkan rancangan Children�s Agenda yang membuat program cuti
berbayar yang akan menjamin hingga enam bulan cuti keluarga dan cuti kesehatan
untuk semua pekerja Amerika, termasuk karyawan paruh waktu dan kontraktor
independen. Melalui rencananya ini, para pekerja dapat mengambil cuti karena
kondisi kesehatan yang serius, merawat anak yang baru lahir, merawat anggota
keluarga dengan kondisi kesehatan yang serius, dan menangani segala kebutuhan
yang berasal dari kekerasan seksual atau kekerasan dalam rumah tangga (Harris, 2019).
Selain isu perawatan kesehatan, Harris pun
menyoroti masalah terkait kesehatan reproduksi. Harris merupakan politisi yang
pro-pilihan (pro-choice), dan telah didukung oleh organisasi Planned
Parenthood yang menyediakan layanan kesehatan reproduksi di Amerika dan
global (Feller & Minutaglio, 2020). Harris menegaskan komitmennya terhadap hak aborsi, bahwa seorang wanita
memiliki hak untuk membuat keputusan tentang tubuhnya sendiri. Harris bertekad
untuk selalu memperjuangkan hak wanita untuk membuat keputusan tentang tubuhnya
sendiri, karena hal ini harus menjadi keputusan sendiri, bukan keputusan yang
diatur pemerintah, seperti yang ia sampaikan pada pidato ketiganya,
��An America where our daughters, where our sisters, where our mothers
and grandmothers are respected where they live and where they work. Where
reproductive rights are not just protected by the Constitution of the United
States but guaranteed in every state.�
Bersamaan dengan itu, Harris juga berencana untuk
mengatasi kesenjangan rasial dalam akses kesehatan wanita. Harris tidak bisa
mengabaikan krisis kesehatan wanita kulit hitam yang terjadi di Amerika, karena
menurutnya bahwa setiap wanita apa pun warna kulitnya berhak mendapatkan akses
yang aman dan terjangkau dalam perawatan kesehatan dan reproduksi yang
komprehensif, termasuk aborsi. Harris memahami pentingnya kesehatan reproduksi
wanita dan bagaimana perlu memberikan akses bagi wanita, apakah itu aborsi,
perawatan kontrasepsi, atau keluarga berencana. Semua itu benar-benar berjalan
bersama ketika mengambil sikap bahwa harus mendukung wanita dalam apapun
pilihan mereka terkait reproduksinya, daripada mengucilkan dan mengasingkan
mereka, seperti yang Harris sampaikan dalam pidato keempatnya,
�The injustice in
reproductive and maternal health care and the excessive use of force by police
and in our broader criminal justice system�
Ketika menjadi senator, Kamala Harris
memperkenalkan kembali RUU Maternal Care Access and Reducing Emergencies
(CARE) yang berupaya mengatasi krisis nasional terkait angka kematian ibu dan
bayi, terutama wanita kulit hitam yang mengalami diskriminasi rasial dalam
industri perawatan kesehatan. Maternal CARE Act akan menetapkan
pelatihan bias implisit di seluruh profesi medis dan membantu memastikan bahwa
wanita, terutama wanita kulit hitam, memiliki akses ke perawatan yang
komprehensif dan kompeten secara budaya. Amerika Serikat memiliki angka
kematian ibu tertinggi di dunia. Penelitian menunjukkan bahwa antara 700 dan
900 wanita meninggal karena penyebab terkait kehamilan atau persalinan setiap
tahun, dan sekitan 65.000 meninggal karena sakit. Menurut Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) tiga dari lima kematian terkait
kehamilan di Amerika Serikat dapat dicegah. Wanita kulit hitam dan pribumi
khususnya tiga sampai empat kali lebih mungkin meninggal sebelum, selama, dan
setelah melahirkan dibandingkan wanita kulit putih (Gonzalez-Ramirez, 2022); (Impelli, 2021).
RUU Harris menciptakan dua program hibah untuk
memastikan bahwa wanita, khususnya kulit berwarna, memiliki akses ke perawatan
ibu holistik yang kompeten, yang dapat membantu mengurangi morbiditas dan
mortalitas. Hibah pertama mengalokasikan $25 juta untuk sekolah kedokteran,
sekolah perawat, dan program pelatihan profesional terkait kesehatan lainnya
untuk mengatasi bias implisit, alasan utama wanita kulit hitam secara khusus
menerima perawatan kesehatan di bawah standar.�Bagian kedua
dari RUU Harris akan mengalokasikan $125 juta untuk membangun program Pregnancy
Medical Home (PMH).
Kesimpulan
Isu-isu yang diangkat oleh Kamala Harris dalam kelima pidatonya, baik
melalui lisan atau tindakan yang ia lakukan berupa kebijakan yang telah
disahkan atau rancangan undang-undang, memiliki perkembangan atau sumbangan
dari pengaruh Civil Rights Movement. Beberapa kebijakan yang diajukan
Kamala Harris berdampak baik bagi masyarakat Amerika yang terdampak, meskipun
pasti ada beberapa pihak yang kontra akan kebijakan itu. Beberapa masyarakat
Amerika dan pengamat politik melihat Harris berdasarkan kebijakan-kebijakan
yang dibuat atau diusulkan lebih menguntungkan pihak kelas menengah dan pekerja
apa pun warna kulitnya, dan semua wanita, meskipun Harris sendiri adalah wanita
kulit hitam. Namun, Kamala Harris tidak dapat mengikuti dan memenuhi semua
harapan masyarakat Amerika karena ada beberapa kebijakannya tidak disahkan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat sepanjang perjalanan karir politik Kamala
Harris.
����������� Mengacu pada hasil dari Civil
Rights Movement, Kamala Harris akan terus mengutamakan kepentingan untuk
menciptakan keadilan sosial yang merata bagi semua kalangan masyarakat yang
tidak mementingkan ras dan gender.
BBCNews. (2020). George Floyd dan Kematian Warga
Kulit Hitam Lain di Amerika Serikat Yang Memicu Gelombang Protes Besar.
Bierman, N. (2021). For Black pioneers Harris and Obama, Different Times Mean
Different Approaches on Race. Latimes.Com.
Budiman, A. (2020). Key Findings about U.S. Immigrants. Pewresearch.Org.
Capehart, J. (2021). Kamala Harris Speaks the Truth About Race, Unafraid. Phillytrib.Com.
Clayton, D. M. (2018). Black lives matter and the
civil rights movement: A comparative analysis of two social movements in the
United States. Journal of Black Studies, 49(5), 448�480.
https://doi.org/10.1177/0021934718764099. Google Scholar
Connley, C. (2019). Kamala Harris Announces �Equal Pay Certification� Plan
Aimed at Closing the Gender Wage Gap. Cnbc.Com.
Dworkin, S., & Stern, G. (2019). Meet the
Candidates 2020: Kamala Harris: A Voter�s Guide. New York: Simon and
Schuster. Google
Scholar
Friedman, Z. (2022). What Kamala Harris Means For Your Student Loans. Forbes.Com.
Gonzalez-Ramirez, A. (2022). Kamala Harris
Reintroduces Maternal Mortality Bill, Aiming To Prevent Healthcare Bias Against
Black Women.
Harris, K. (2019). The truths we hold: An American
journey. United States: Penguin Books. Google
Scholar
Impelli, M. (2021). What Kamala Harris Has Said About Immigration Before
Leading White House Border Response. Newsweek.Com.
Jain, H. M. (2021). Kamala Harris: The American
Story that Began on India�s Shores. United Kingdom: Hachette UK. Google
Scholar
Magazine, P. (2020). Harris Has the Potential To Change the Face of U.S.
Politics�. Politico.Com.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Google
Scholar
Women, U. N. (2018). Facts and figures: Economic
empowerment. Last Updated July.
Copyright holder: Fika Afranuha Kasmis, Muhammad
Fuad (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |