Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.12, Desember 2022
HUBUNGAN DURASI DAN POSISI PENGGUNAAN
SMARTPHONE TERHADAP ASTENOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH ANGKATAN 2019
Raihana Rustam
Fakultas Kedokteran, Universitas Baiturrahmah, Kota Padang, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Astenopia atau kelelahan mata ialah gejala yang disebabkan karna adanya upaya indra penglihatan yang berlebihan untuk memperoleh ketajaman penglihatan yang ada di kondisi tidak nyaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Durasi, Jarak dan Posisi Penggunaan Smartphone Terhadap Astenopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019. Studi potong lintang ini menganalisis 86 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019 yang diambil kuesioner secara online. Analisis data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Tiga puluh empat mahasiswa (39,5%) mengalami asthenopia. Sebanyak 47 mahasiswa (54,7%) menggunakan smartphone selama 3-8 jam, 50 mahasiswa (58,1%) menggunakan smartphone dalam posisi berbaring/tengkurap. Terdapat hubungan antara durasi (p = 0,021) dan posisi (p = 0,050) penggunaan smartphone dengan asthenopia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019. (p=0,083). Durasi penggunaan smartphone yang paling berpengaruh terhadap asthenopia. Durasi penggunaan smartphone yang paling berpengaruh terhadap asthenopia dari pada posisi.
Kata kunci: Durasi, Jarak, Posisi, Penggunaan Smartphone.
Abstract
Asthenopia or eye fatigue is
a symptom caused by excessive sense of sight efforts to obtain visual acuity in
uncomfortable conditions. The purpose of this study was to determine the
relationship between the Duration, Distance and Position of Smartphone Use to Astenopia in students of the Faculty of Medicine, Baiturrahmah University class of 2019. This cross-sectional
study analyzed 86 students of the Faculty of Medicine, Baiturrahmah
University class of 2019 who were taken online questionnaires. Univariate data analysis is presented in the form of
frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and
multivariate analysis using logistic regression test. Thirty-four students
(39.5%) had asthenopia. A total of 47 students
(54.7%) used smartphones for 3-8 hours, 50 students (58.1%) used smartphones in
a lying down/prone position. There is a relationship between the duration (p =
0.021) and position (p = 0.050) of smartphone use with asthenopia
in the medical faculty students of Baiturrahmah
University class of 2019. (p=0.083). The duration of smartphone use that most
affects asthenopia. The duration of smartphone use
that most affects asthenopia than the position.
Keywords: Duration, Distance, Position, Smartphone Use.
Pendahuluan
Astenopia atau kelelahan
mata terjadi ketika mata terlampau
lelah digunakan untuk waktu yang intens atau lama. Kelelahan mata
ini juga bisa diakibatkan oleh konsentrasi dalam jangka Panjang
(Ganie
et al., 2019). Otot-otot mata
dipaksa berkonsentrasi berlebihan memicu iritasi di antaranya kelopak berwarna merah, mata berair,
kering/gatal, perih, tegang, mengantuk, sakit kepala, penglihatan ganda, kekuatan konvergensi dan akomodasi menurun, penurunan ketajaman penglihatan, serta kesulitan focus (Efriliani,
2017).
Menurut World Health Organization (WHO) kejadian
astenopia didunia mencapai sekitar 75% sampai 90%. Sebanyak
60 juta orang menderita astenopia di Indonesia dan terjadi peningkatan 1 juta per tahun (Gumunggilung
et al., 2021).
Indonesia termasuk peringkat
ke-5 di dunia yang menggunakan
smartphone. Penggunaan
smartphone yang dekat bisa mengakibatkan daya akomodasi mata meningkat sehingga akan semakin besar
beban kerja otot siliaris (Sarumpaet,
2021). Durasi yang lama serta
posisi tidak tepat juga juga
bisa memicu kelelahan mata (Ganie
et al., 2019). Baru-baru ini
diperkirakan bahwa >50% dan 10% pengguna smartphone menggunakan Internet selama >30
menit dan >4 jam setiap hari (Buctot
et al., 2021).
Penelitian tahun 2018 dari
Ganie dkk didapatkan bahwa antara durasi dan
jarak penggunaan smartphone
terhadap kelelahan mata terdapat hubungan
yang bermakna. (Ganie
et al., 2019) Sedangkan penelitian
dari Della dkk tidak terdapat hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap kelelahan mata dan ada hubungan
jarak pemakaian smartphone terhadap kelelahan mata (Efriliani,
2017).
Berdasarkan pemaparan tersebut,
perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan durasi dan posisi penggunaan
smartphone terhadap kelelahan
mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif dengan pendekatan potong lintang (Wahyuningsih
et al., 2015). Data dikumpulkan dari kuesioner online dari mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019. Populasi sasaran adalah seluruh mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019 yang menggunakan
smartphone (Jefri
et al., 2022). Penelitian dilakukan di bulan
Maret hingga Desember 2021. dengan
mengumpulkan sampel yang diambil dari survei
yang beredar secara online.
Kriteria inklusi peserta adalah 86 mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019 yang menggunakan smartphone dan berkenan sebagai responden. Mahasiswa yang menggunakan kacamata/softlens dan data yang tidak lengkap dikeluarkan
dari penelitian ini.
Kami menghubungi komisi
tingkat mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019. Perwakilan
orang tersebut membantu menyebarkan tautan Survey ke mahasiswa lain. Mahasiswa yang tidak mengisi survei
sepenuhnya dikeluarkan dari penelitian ini. Semua responden mengisi
formulir persetujuan sebelum melanjutkan ke halaman survei.
Survei berisikan demografi,
durasi dan posisi menggunkan smartpone, dan penilaian kelelahan mata berdasarkan visual fatigue
index (VFI) yang diedarkan dari
bulan Maret hingga Desember 2021. Durasi penggunaan dinyatakan
ringan (total ≤2 jam sehari),
sedang (total 3-8 jam sehari),
berat (total ≥8 jam sehari).
Posisi pengunaan dinyatakan dengan baik (jika
duduk), buruk (jika berbaring/tengkurap).� Kuesioner visual
fatigue index (VFI) terdiri dari
22 item tentang keluhan subjektif kelelahan mata. Semua item dihitung menggunakan
skala Likert dengan 4 rentang. Setiap pertanyaan memiliki empat pilihan jawaban yang diberi skor dari
1 sampai 4 (1 = tidak pernah sampai 4 = selalu). Skor maksimal 88 dan
skor minimal 22. Astenopia
dinyatakan iya jika total skor ≥ 0,4 sedangkan tidak
jia total skor < 0,4. Struktur dan isi kuesioner
disediakan dalam data tambahan.
Data yang hilang tidak
dimasukan. Data kategorik disajikan dalam bentuk jumlah,
frekuensi, dan persentase. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat yang dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel terikat dan variabel bebas
untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel bebas. Analisis bivariat membandingkan
antar kelompok menggunakan uji chi-square atau Fisher dengan taraf signifikansi 5%. Pengolahan data menggunakan aplikasi statistical
package for the social science version 18 (SPSS Ver. 18).
Hasil dan Pembahasan
Sebanyak 60 orang (69,8%) merupakan
mahasiswi, sisanya merupakan mahasiswa. Tiga puluh empat mahasiswa (39,5%)
mengalami asthenopia. (Tabel 1).
Tabel 1.
Distribusi Demografi Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019
Variabel |
f |
% |
Jenis kelamin |
|
|
Laki-laki |
26 |
30,2 |
Perempuan |
60 |
69,8 |
Astenopia |
|
|
Ya |
34 |
39,5 |
Tidak |
52 |
60,5 |
Sebanyak 54,7% dari 86 mahasiswa fakultas kedokteran
menggunakan smartphone dengan durasi sedang (3-8 jam), sisanya menggunakan
smartphone dengan durasi > 8 jam (41,9%) dan durasi ≤ 2 jam (3,5%). Durasi penggunaan smartphone berat (> 8 jam) paling
besar menyebabkan astenopia, sedangkan durasi ≤ 2 jam tidak menyebabkan
astenopia (Tabel 2).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Smartphone Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019
Durasi Penggunaan Smartphone |
Astenopia |
Total |
||||
Tidak |
Ya |
|||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|
Ringan (<2
jam) |
3 |
3,5 |
0 |
0,0 |
3 |
3,5 |
Sedang (3-8
jam) |
33 |
38,4 |
14 |
16,3 |
47 |
54,7 |
Berat
(>8 jam) |
16 |
18,6 |
20 |
23,3 |
36 |
41,9 |
Total |
52 |
60,5 |
34 |
39,5 |
86 |
100,0 |
Posisi penggunaan smartphone terbanyak
adalah berbaring/tengkurap sebesar 54,7%, sedangkan posisi duduk menempati
45,3%. Posisi yang buruk seperti berbaring/tengkurap menyebabkan astenopia.
(tabel 3)
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Posisi Penggunaan Smartphone Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019
Posisi Penggunaan Smartphone |
Astenopia |
Total |
||||
Tidak |
Ya |
|||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|
Baik (duduk) |
28 |
32,6 |
11 |
12,8 |
39 |
45,3 |
Buruk (berbaring/tengkurap) |
24 |
27,9 |
23 |
26,7 |
47 |
54,7 |
Total |
52 |
60,5 |
34 |
39,5 |
86 |
100,0 |
Terdapat hubungan antara durasi (p = 0,021) dan posisi (p = 0,050) penggunaan smartphone dengan asthenopia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019. (tabel 4)
Tabel 4.
Hubungan Antara Durasi
dan Posisi Penggunaan Smartphone terhadap Astenopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019
Variabel |
p
value |
|
Durasi penggunaan smartphone |
0.021* |
|
Posisi penggunaan smartphone |
0,050* |
|
*P < 0.050 with chi-square test.
Durasi penggunaan
smartphone yang paling berpengaruh terhadap asthenopia dari pada posisi. (table
5)
Table 5.
Multivariat Penggunaan Smartphone terhadap Astenopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019
Variabel |
B |
S.E |
Wald |
Df |
P |
OR |
|
Durasi penggunaan smartphone |
1,064 |
0,454 |
5,497 |
1 |
0,019 |
2,899 |
|
Posisi penggunaan smartphone |
0,584 |
0,492 |
1,405 |
1 |
0,236 |
1,793 |
Pembahasan
A. Karakteristik responden
Sejumlah 86 mahasiswa fakultas
kedokteran Universitas Baiturrahmah Angkatan 2019 yang menggunakan smartphone
sebagian besar perempuan (69,8%) berhasil terjaring dengan mengisi kuesioner
dengan baik dan sesuai kriteria inklusi maupun eksklusi. Berdasarkan penelitian
di salah satu universitas di Cina, dengan respondennya mahasiswa dengan umur
rata-rata sekitar 21.4 tahun, tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dan
jenis kelamin terhadap astenopia. (Gumunggilung et al., 2021).
B. Hubungan Durasi dan Posisi
terhadap Astenopia
Berdasarkan tabel 2, sebanyak 54,7%
mahasiswa fakultas kedokteran menggunakan smartphone dengan durasi sedang (3-8
jam). Penggunaan smartphone secara terus menerus dapat menyebabkan ketegangan
otot orbicularis oculi pars orbitalis dan kekeringan air mata akibat� cahaya dari smartphone. Penjedaan waktu
penggunaan smartphone dapat memberikan otot mata untuk berisitirahat sehingga
dapat terhindar dari kelelahan.
Sejalan dengan penelitian Bawelle,
2016 diperoleh hasil durasi penggunaan smartphone mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2016 terbanyak adalah > 4 jam.
Berbeda dengan penelitian Gumunggilung, 2021 diperoleh durasi penggunaan
smartphone terbanyak adalah baik (<3 jam) (Bawelle et al., 2016); (Gumunggilung et al., 2021).� Perbedaan hasil penelitian tersebut
disebabkan karena hasil ukur variabel penelitian yang berbeda sehingga kategori
yang diperoleh juga berbeda.
Berdasarkan tabel 3, posisi penggunaan
smartphone terbanyak adalah berbaring/tengkurap (54,7%) paling besar
menyebabkan astenopia. Posisi
membaca atau melihat sesuatu benda dengan berbaring cukup berisiko, posisi ini
akan menyebabkan mata mudah lelah. Saat berbaring, tubuh tidak bisa relaks
karena otot mata akan menarik bola mata ke arah bawah, mengikuti letak buku
yang sedang dibaca. Mata yang sering berakomodasi dalam waktu lama akan cepat
menurunkan kemampuan melihat jauh.
Sejalan dengan penelitian Rabbani,
2021 diperoleh posisi penggunaan smartphone pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman menggunakan smartphone dengan posisi berbaring. Berbeda
dengan penelitian Smanungkalit, 2020 diperoleh paling banyak responden
menggunakan smartphone dengan posisi duduk (Rabbani et al., 2021); (Sitompul et al., 2020). Perbedaan
hasil penelitian ini bisa disebabkan karena kebutuhan smartphone pada mahasiswa
kedokteran Universitas Kristen Indonesia lebih banyak di luar rumah, sehingga
melakukan aktivitas lebih banyak duduk daripada berbaring.
Berdasarkan tabel 4, Terdapat hubungan
antara durasi (p = 0,021) dan posisi (p = 0,050) penggunaan smartphone dengan
asthenopia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan
2019.
Sejalan dengan penelitian Ganie, 2018
diperoleh ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan astenopia
pada mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Lampung (p=0,022) dan penelitian
Ningsih, 2017 diperoleh hasil terdapat hubungan posisi menggunakan smartphone terhadap
keluhan mata (P=0,006) (Ganie et al., 2019); (Ningsih, 2017).
Berbeda dengan dengan penelitian
Bawelle, 2016 diperoleh hasil tidak terdapat hubungan durasi penggunaan
smartphone terhadap kelelahan mata dengan (p=0,786) dan Simaremare, 2020
diperoleh hasil kebiasaan posisi membaca tidak mempengaruhi keluhan mata dengan
nilai p=0,388. Perbedaan disebabkan karena adanya pemberian jeda dan tidak statis
dalam posisi yang lama ketika menggunakan smartphone sehingga tidak
mempengaruhi kelelahan mata (Syifa, 2020).
Berdasarkan tabel 5, lama penggunaan
smartphone yang paling berpengaruh terhadap asthenopia dari pada posisi.
Semakin lama durasi penggunaan smartphone, semakin besar menyebabkan astenopia.
Menurut peneliti, durasi yang semakin lama, menyebabkan semakin lama mata
terpapar cahaya dari smartphone dan
semakin tegang otot orbicularis oculi pars orbitalis (Kasim, 2017).
Sehingga hal ini menyebabkan mata cepat lelah dan kering.
Menurut (Gifary, 2015)�Tingginya durasi penggunaan smartphone
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Baiturrahmah dikarenakan semakin
bertambahnya tugas-tugas seperti mencari jurnal, artikel dan buku- buku online
yang berjudul tentang kedokteran. Juga ada pandemic covid-19 ini dimana
mahasiswa harus belajar online dengan menggunakan smartphone. Dengan adanya
smartphone yang dapat menyediakan aplikasi-aplikasi seperti games, menoton
film, membaca email dan chatting, sehingga para mahasiswa lebih banyak waktu
untuk menggunakan smartphone untuk lebih mengeksplor ilmu yang didapatkan (Thalib, 2016).
Sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Pendra, 2021 yang menyatakan bahwa salah satu penyebab kelelahan mata itu
sendiri yaitu penggunaan smartphone/gadget yang terlalu sering. Penggunaan
perangkat digital (smartphone) dalam waktu yang lama merupakan salah satu
akibat dari mata lelah (asthenopia) (Yuni et al., 2022).
Kesimpulan
Terdapat hubungan
antara durasi (p = 0,021) dan posisi (p = 0,050) penggunaan smartphone dengan asthenopia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2019.
(p=0,083). Durasi penggunaan smartphone yang paling berpengaruh terhadap asthenopia.
Bawelle, C. F. N., Lintong, F., & Rumamp��� uk, J. (2016). Hubungan penggunaan
smartphone dengan fungsi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2016. EBiomedik, 4(2). Google Scholar
Buctot, D. B., Kim, N., &
Kim, S.-H. (2021). Personal profiles, family environment, patterns of
smartphone use, nomophobia, and smartphone addiction across low, average, and
high perceived academic performance levels among high school students in The
Philippines. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 18(10), 5219. Google Scholar
Efriliani, E. (2017). Hubungan
Kebiasaan Penggunaan Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Siswa Smp Negeri
3 Cimahi. Google Scholar
Ganie, M. A., Himayani, R.,
& Kurniawan, B. (2019). Hubungan Jarak dan Durasi Pemakaian Smartphone
dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Jurnal Majority, 8(1), 136�140. Google Scholar
Gifary, S. (2015). Intensitas
penggunaan smartphone dan perilaku komunikasi (Studi pada pengguna smartphone
di kalangan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Telkom). Jurnal
Sosioteknologi, 14(2), 41719. Google Scholar
Gumunggilung, D., Doda, D. V.
D., & Mantjoro, E. M. (2021). Hubungan Jarak Dan Durasi Pemakaian
Smartphone Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Unsrat Di Era Pandemi Covid-19. Kesmas, 10(2). Google Scholar
Jefri, M., Anggraini, D.,
& Oktora, M. Z. (2022). Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penilaian
Pembelajaran Skills Lab Secara Daring pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah Padang. Scientific Journal, 1(1). Google Scholar
Kasim, N. A. B. (2017). Hubungan
Antara Intensitas Penggunaan Smartphone Dengan Kejadian Computer Vision
Syndrome Pada Mahasiswa Angkatan 2014-2016 Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin (FKUH) Tahun 2017. Makassar. Google Scholar
Ningsih, A. (2017). Hubungan
Lama Penggunaan. Tampilan Layar, Dan Posisi Tubuh Saat Menggunakan
Smartphone Terhadap Keluhan Mata Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Google Scholar
Rabbani, A., Ibrahim, A.,
& Iskandar, A. (2021). Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Keluhan
Tension Type Headache pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman: Relationship between Smartphone Use and Tension Type Headache
Complaints in Students of the Faculty of Medicine, University of Mulawarman. Jurnal
Sains Dan Kesehatan, 3(4), 411�416. Google Scholar
Sarumpaet, R. G. (2021). Hubungan
Antara Jarak, Posisi Serta Durasi Penggunaan Smartphone dengan Derajat
Kelelahan Mata pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2018 dan 2019. Google Scholar
Sitompul, Y. R. M. B.,
Simanungkalit, B., Siagan, F. E., Tolanda, J. Y., Elvira, V., Wijaya, G. A.,
Mustamu, D. P., Othadinar, K., & Abdinyo, S. (2020). Hubungan Penggunaan
Gawai dengan Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrom (CVS) pada Mahasiswa
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Majalah Kedokteran
UKI, 36(3), 92�97. Google Scholar
Syifa, A. (2020). Intensitas
penggunaan smartphone, prokrastinasi akademik, dan perilaku phubbing Mahasiswa.
Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 10(1), 83�96. Google Scholar
Thalib, R. T. W. (2016). Smartphone
Sebagai Hidup di Kalangan Mahasiswa Stikper Gunung Sari Jurusan Keperawatan Angkatan
2014. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Wahyuningsih, N., Yuliaswati,
E., & Widayati, R. S. (2015). Karakteristik Akseptor Kontrasepsi Suntik
DMPA Di Desa Gringging, Sambungmacan, Sragen. Gaster, 12(1),
28�35. Google Scholar
Yuni, Y. L., Nurbaiti, M.,
& Akhriansyah, M. (2022). Edukasi Pencegahan Asthenopia (Kelelahan Mata)
Selama Pembelajaran Daring Pada Mahasiswa. Empowerment: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(4), 508�515. Google Scholar
Copyright holder: Raihana Rustam (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |