Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, CITRA PERUSAHAAN, KOMITMEN PERUSAHAAN DAN
DUKUNGAN ORGANISASI MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PADA JASA EKSPEDISI ANGKUTAN LAUT
Devita Nur Ekasari, Farah Margaretha,
Triwulandari
Magister
Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Perusahaan Indonesia menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) sebagai bagian integral dari strategi bisnis mereka. Namun,
praktik CSR masing-masing perusahaan berbeda karena sangat dipengaruhi oleh
hasil pemetaan sosial kondisi kehidupan masyarakat di wilayah bisnis perusahaan. Penelitian ini bertujuan tanggung jawab
sosial perusahaan, citra perusahaan, Komitmen organisasi, dan dukungan
organisasi terhadap� kinerja organisasi
organisasi pada perusahaan ekspedisi angkutan laut. Pada penelitian ini menggunakan variabel
tanggung jawab sosial perusahaan, citra perusahaan, Komitmen organisasi,
terhadap� kinerja organisasi penelitian
ini menambahkan
variable dukungan organisasi� sebagai
kebaruan dari peelitian sebelumnya. Pengumpulan data menggunakan penyebaran
kuisioner kepada karyawan
perusahaan EMKL melalui folmulir dengan jumlah sample dalam
penelitian sebanyak 113 responden. Dalam pengujian hipotesis menggunakan SMART
PLS versi 3.2.9. Hasil penelitian ini�
bahwa Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap
Citra perusahaan., Mengetahui Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh
positif terhadap Komitmen organisasi, Mengetahui Tanggung jawab sosial
perusahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi, Mengetahui Citra
perusahaan berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi, Mengetahui Citra
perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi, Mengetahui
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi,Mengetahui
Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap Dukungan
organisasi, dan Mengetahui Dukungan organisasi berpengaruh positif terhadap
Kinerja organisasi.
Kata
kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Citra Perusahaan, Komitmen Organisasi,
Dukungan organisasi, Kinerja
organisasi, Pengiriman Barang
ekspedisi Angkutan Laut.
Abstract
Indonesian companies use
corporate social responsibility (CSR) activities as an integral part of their
business strategy. However, each company's CSR practices are different because
it is heavily influenced by the results of the recession of the social
conditions of life of the people in the company's business area. This study aims at corporate social responsibility,
corporate image, organizational commitment, and organizational support to the
organizational performance of the organization in sea freight forwarding
companies. In this study using the variables of corporate social
responsibility, corporate image, organizational commitment, to organizational
performance this research adds organizational support variables as a novelty
from previous research. Collecting data using questionnaires to employees of
the EMKL company through a form with a total sample of 113 respondents. In
testing the hypothesis using SMART PLS version 3.2.9. The results of this study
that corporate social responsibility has a positive effect on corporate image,
knowing corporate social responsibility has a positive effect on organizational
commitment, knowing corporate social responsibility has a positive effect on
organizational performance, knowing corporate image has a positive effect on
organizational commitment, knowing corporate image does not positive effect on
organizational performance, knowing organizational commitment has a positive
effect on organizational performance, knowing corporate social responsibility
has a positive effect on organizational support, and knowing organizational
support has a positive effect on organizational performance.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Corporate Image,
Organizational Commitment, Organizational Support, Organizational Performance, Freight
Forwarding Sea Freight.
Pendahuluan
Perusahaan-perusahaan� Indonesia melaksanakan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan bagian integral dari strategi bisnis mereka.
Namun, praktik CSR berbeda-beda di setiap perusahaan� karena sangat dipengaruhi oleh hasil pemetaan
sosial� kondisi kehidupan masyarakat� di�
wilayah bisnis perusahaan. Selain itu, kinerja CSR terutama
ditentukan� oleh perspektif dan komitmen
manajemen dan karyawan. Pelaksanaan CSR pada dasarnya merupakan kewajiban� perusahaan yang melakukan bisnis di
Indonesia, sebagaimana� diatur� dalam peraturan terkait. Program-program yang
dilaksanakan dalam program CSR diharapkan dapat memberikan manfaat atau dampak
positif bagi para pemangku kepentingan dan harus dikelola dan dibakukan dengan
baik (Amelia, 2018).
Beberapa dekade terakhir,
konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) telah menerima minat besar dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif. Akibatnya, beberapa perusahaan sekarang
mengambil pendekatan aktif untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka. Perusahaan
umumnya cenderung mengejar keuntungan namun, dengan mempertimbangkan faktor
sosial ekonomi, tanggung jawab sosial suatu organisasi lebih dari sekadar
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, perusahaan diharapkan untuk terlibat
dalam kegiatan CSR untuk melengkapi
tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan filantropi mereka. Dengan meningkatnya
kesadaran akan kepentingan konsumen, kepentingan karyawan dan ancaman terhadap
lingkungan, beberapa perusahaan telah mengadopsi prinsip CSR untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan (Wardani, 2018).
Menyelidiki tanggung
jawab sosial terkait manajemen rantai pasokan dengan mengevaluasi sampel 178
perusahaan. Penelitian Anda menegaskan hubungan antara tanggung jawab social dan strategi
perusahaan. Secara khusus, hasil menunjukkan bahwa manajemen rantai pasokan
yang bertanggung jawab secara sosial dapat masuk akal di sektor
perusahaan-ke-konsumen. Pengembangan masyarakat yang berkelanjutan dan
pengembangan strategi perusahaan menjadi saling bergantung, terutama ketika
perusahaan menerima sumber daya dan modal kelembagaan dari para pemangku
kepentingan (Simanjuntak, Purnomo, Filipus, & Haryady, 2020).
Pertimbangan yang digunakan adalah CSR dalam SCM dan
mengusulkan pendekatan tanggung jawab penuh yang menambahkan perhatian sosial
pada tata kelola ekonomi rantai pasokan (Sulaiman, 2021).
Selain pertimbangan etis, kritik�
konsumen terhadap praktik CSR dianggap sangat merusak atau menghambat
profitabilitas perusahaan dan strategi penguatan pasar. Mengintegrasikan SCM
perusahaan dengan CSR memperumit pengelolaan CSR perusahaan. Hubungan antara
CSR dan SCM dapat dipahami sebagai hubungan yang diterapkan dengan tujuan untuk
mengatasi isu-isu yang muncul dalam�
mekanisme CSR dan SCM perusahaan.
Fenomena
berkembangnya topik Corporate
Sosial Responsibility
(CSR) sudah dikenal di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Banyak perusahaan yang
mulai menyadari pentingnya CSR, dan terlibat dalam kegiatan CSR karena berbagai
alasan, seperti menambah nilai perusahaan dan berkontribusi langsung terhadap
lingkungan untuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Pemerintah juga� mengatur tanggung jawab sosial perusahaan
melalui peraturan
yang berlaku (Jannah, Yusmardono, & Fathoni, 2022).
Semakin
banyak bisnis yang memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
di seluruh rantai pasokan. Ini berasal dari keluhan langsung atau tidak
langsung yang diterima dari pemangku kepentingan atau kesalahan yang terlihat
di perusahaan lain. Dalam beberapa tahun terakhir, ada kecenderungan yang
berkembang dari perusahaan yang melakukan audit dan atau
mengirimkan survei CSR kepada pemasok mereka, menetapkan kebijakan pengadaan
CSR, dan menunjukkan perlakuan istimewa kepada pemasok yang bekerja sama dalam
upaya CSR. Menganggap citra perusahaan sebagai segenap keyakinan, emosi, dan perasaan yang
dimiliki oleh konsumen terhadap perusahaan. Oleh sebab itu citra perusahaan adalah campuran
dari persepsi konsumen dan perspektifnya terhadap perusahaan, segala sesuatu
yang kemudian muncul di pemikiran orang ketika orang berpikir tentang
perusahaan adalah bagian dari citra perusahaannya (Deviyanti, 2022).
Pengusaha
yang terlibat dalam perdagangan internasional lebih tertarik pada bisnis mereka
daripada memperhatikan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk prosedur impor dan ekspor. Mereka menyerahkan pengelolaan/penyelesaian
barang di pelabuhan kepada perusahaan Shipping Freight Forwarding (FF).
Temuan berikut diperoleh dari temuan sebelumnya berdasarkan Aker (1989), yang
mengangkat subjek "keunggulan kompetitif yang berkelanjutan".
Keunggulan kompetitif berkelanjutan memberikan tiga aspek praktik manajemen
strategis: strategi yang tepat (lebih tepat) yang berakar pada
keberhasilan� pengelolaan fondasi
kompetitif, peluang kompetitif, dan area kompetitif yang unggul, yang merupakan
hasil perumusan dan implementasi. Oleh karena itu, berakar pada pemilihan aset
yang tepat, menggunakan kemampuan dan keterampilan yang tepat sebagai dasar
persaingan. Keunggulan bersaing adalah apa yang dimiliki setiap perusahaan dan
setiap produk di pasar yang dimasukinya (Prayoga, 2022).
Pada total
volume barang yang dimuat pada pelayaran dalam negri 25 pelabuhan tahun 2020 mengalami
peningkatan sebesar 3.86 persen�
disbanding tahun lalu. Meskipun demikian terjadi penerunan� volume muat yang diamati. Pelabuhan tanjong
priok mengalami penurunan volume� muat
barang sebesar 18.67 persen pada tahun 2020 . Penurunan terjadi di tahun 2019
di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 14,79 persen. Sementara pada kenaikan volume pelni pada tahun 2020
naik sebesar 300%, setara 3.681 teus (twenty foot
equivalent unit) dan pada tahun 2019 naik sebesar
hamper 300% setara dengan 3.536 teus (twenty foot
equivalent unit). Sementara
itu, Saat ini, para pengusaha sedang giat meningkatkan kinerja ekonomi,
produktivitas dan daya saing dengan menggerakkan perekonomian dalam negeri.
Tujuan perekonomian dalam negeri adalah untuk meningkatkan layanan angkutan
laut yang� tergabung dalam EMKL atau
angkutan laut, dan terdapat perusahaan jasa angkutan yang berpengalaman luas di
bidang jasa logistik. Alasan utama memilih EMKL adalah untuk mendapatkan respon
yang baik, terutama bagi perusahaan yang sering mendistribusikan produknya ke
tempat lain melalui jalur laut karena lebih efektif dari segi biaya dan
kapasitas barang. Mengingat penggunaan angkutan laut� dapat menekan biaya. Oleh karena itu, selain
pengiriman gratis dalam jumlah dan dimensi yang tidak terbatas, ada juga biaya
yang� jauh lebih rendah (Rizki et al., 2022).
Badan usaha
yang mendukung berjalannya proses bisnis ini adalah perusahaan logistik,
perusahaan ini merupakan penyedia jasa transportasi bagi eksportir maupun
importir (Baeti, 2021).
Dalam hal ini perusahaan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) yang
berperan sebagai penyedia jasa transportasi atau� ekspeditur.�
Pada� dasarnya� EMKL�
memperlancar� pengangkutan� baik di�
darat� maupun� di�
laut� dan� berperan sebagai� perantara�
dalam� pengurusan� dokumen�
pengiriman� dan� penerimaan�
importir� dan� eksportir.�
Posisi perusahaan� EMKL� adalah�
sebagai� pihak� pengirim�
atau� shipper� yang�
diberikan� kuasa� dari�
pihak� pengirim. Walaupun� untuk�
kepentingan� pengirim,� EMKL�
melakukan� runtutan� tanggung�
jawabnya� atas� nama�
perusahaan EMKL itu sendiri. Kendala yang harus dihadapi merupakan
bagian tugas dan tanggung jawab EMKL itu sendiri, termasuk apabila barang impor
memasuki jalur merah.
Letak persaingan perusahaan penyedia jasa ekspedisi adalah pada pelayanan dan
efektifitasnya (Baeti, 2021).
Pengirim kebanyakan menggunakan jasa pengirim untuk kemudahan
dalam pengurusan dokumen dan penyimpanan barang sementara. Kini, banyak perusahaan EMKL baru bermunculan, memberi banyak
pilihan orang untuk menentukan layanan perusahaan mana yang lebih baik dan
lebih memuaskan. Ini adalah persyaratan bagi para
pelaku bisnis untuk dapat bertahanhidup dan terus memberikan layanan
berkualitas kepada pelanggan.
Hal ini dilakukan agar pebisnis lebih
fokus dalam memaksimalkan dan mengembangkan bisnisnya seperti menyetok barang
dan memproduksi barang. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah suatu badan
usaha yang bersifat umum dalam hal ini memberi kemudahan bagi eksportir maupun
importir yang tidak ingin menanggung risiko sendiri yang terlalu besar seperti
pembahasan diatas. EMKL mewakili kepentinganpemilik barang untuk
mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman barang
maupun penerimaan barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat
mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan,
pengukuran, penimbangan, pengurusan penyalesaian dokumen kepabeanan, penerbitan
dokumen angkutan yang berkenaan dengan pengiriman barang sampai diterimanya
barang oleh yang berhak menerimanya. Peranan EMKL untuk menangani proses
penyelesaian dokumen impor, diperlukan adanya dokumen-dokumen pokok untuk
mengurus penyelesaian dokumen impor, barang dari pemasok, sampai di penerima
barang. Penyelesaian dokumen tersebut diurus pada
instansi-instansi yang terdiri atas instansi pemerintah maupun swasta yang
terkait dengan jasa-jasanya. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)
bertanggung jawab sebagai perantara antara penjual dan pembeli dalam hal
pengiriman, pengangkutan maupun penerimaan barang, dan bertanggung jawab penuh
selama barang dalam posisi dikirim, diangkut dan masih berada di perjalanan dan
masih menjadi pengawasan pihak Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) (Galang, 2021).
CSR memiliki
dampak yang kuat pada citra perusahaan dengan menciptakan persepsi pelanggan
yang positif, untuk meningkatkan supply chain pada perusahaan pelayaran.
reputasi telah ditemukan memiliki dampak positif pada pangsa pasar perusahaan
dan pengembalian pasarnya dalam hal aset dan ekuitas (Kompyurini, 2019).
Perusahaan umumnya cenderung mengejar keuntungan namun, dengan mempertimbangkan
faktor sosial ekonomi, tanggung jawab sosial suatu organisasi lebih dari sekadar
menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, perusahaan diharapkan untuk terlibat
dalam kegiatan CSR untuk melengkapi tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan filantropi
mereka. Dengan meningkatnya kesadaran akan kepentingan konsumen, kepentingan
karyawan dan ancaman terhadap lingkungan, beberapa perusahaan telah mengadopsi
prinsip CSR untuk mencapai supply chain berkelanjutan.
Penelitian
ini bertujuan tanggung jawab sosial perusahaan, citra perusahaan, Komitmen
organisasi, dan dukungan organisasi terhadap�
kinerja organisasi organisasi pada perusahaan ekspedisi angkutan laut.
Berkenaan dengan rumusan masalah di atas, maka secara rinci tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh Tanggung
jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap Citra perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi. 3. Untuk menganalisis pengaruh Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi. 4. Untuk menganalisis pengaruh Citra perusahaan berpengaruh positif
terhadap Komitmen organisasi. 5. Untuk menganalisis pengaruh
Citra perusahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi. 6. Untuk menganalisis pengaruh Komitmen organisasi berpengaruh
positif terhadap Kinerja organisasi. 7. Untuk menganalisis pengaruh Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Dukungan organisasi. 8. Untuk menganalisis pengaruh Dukungan organisasi berpengaruh
positif terhadap Kinerja organisasi.
Citra perusahaan perusahaan
bisa mempengaruhi kemampuannya guna menaikkan harga bagi konsumen dan dapat
menciptakan hambatan mobilitas dalam industry. Di antara industri terkait
maritim, CSR terus diperkenalkan. Dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Agenda
2030 dan� tujuan pembangunan
berkelanjutan, mengacu pada pengembangan regulasi yang signifikan, yang telah
menghasilkan penyebaran CSR yang drastis di bidang perkapalan. Berdasarkan,
International Maritime Organization (IMO's) juga menekankan visi dan
komitmennya untuk membentuk pola pikir CSR di bidang pelayaran. Selain itu, CSR
telah diakui oleh IMO sebagai komponen vital untuk pencapaian industri
pelayaran yang berkelanjutan (Purwadi, Sudiyono, Yufridawati, Jauhari, & Waspodo, 2019).
Namun, dibandingkan dengan industri lain, penelitian tentang implementasi CSR
di bidang pelayaran masih terfragmentasi (Islahuddin, Eppang, Salim, Darmayasa, & Masatip, 2022).
CSR dianggap oleh
perusahaan pelayaran sebagai kunci untuk membedakan layanan mereka kepada
pelanggan dan memastikan kepatuhan dan efisiensi lingkungan. bahwa, dengan
pengecualian sektor peti kemas dan pelayaran, yang tampaknya berada pada
kondisi yang lebih maju, tidak banyak penelitian yang dilakukan untuk
menyelidiki persepsi perusahaan pelayaran atas pengemudi dan hambatan yang
memengaruhi keputusan mereka untuk mengadopsi kebijakan dan pelaporan CSR.
program. Kegiatan CSR perusahaan harus menangani hak
asasi manusia, kepentingan karyawan, lingkungan, masyarakat, hubungan pemasok,
audit dan kepentingan pemangku kepentingan untuk meningkatkan nilai inti (Yasin & Rohman, 2022).
Citra perusahaan perusahaan
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk menaikkan harga bagi konsumen dan dapat
menciptakan hambatan mobilitas dalam industry. Di antara industri terkait
maritim, CSR terus diperkenalkan. Dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Agenda
2030 dan� tujuan pembangunan
berkelanjutan, mengacu pada pengembangan regulasi yang signifikan, yang telah
menghasilkan penyebaran CSR yang drastis di bidang perkapalan. Berdasarkan,
International Maritime Organization (IMO's) juga menekankan visi dan komitmennya
untuk membentuk pola pikir CSR di bidang pelayaran. Selain itu, CSR telah
diakui oleh IMO sebagai komponen vital untuk pencapaian industri pelayaran yang
berkelanjutan. Namun, dibandingkan dengan industri lain, penelitian tentang
implementasi CSR di bidang pelayaran masih terfragmentasi (Islahuddin et al., 2022).
Metode Penelitian
Penelitian ini mengumpulkan sampel
staff operasional yang bekerja di perusahaan logistik besar yang beroperasi di
Indonesia yang termasuk ke kriteria-kriteria sampel yang sudah ditetapkan oleh
peneliti (Ilmi, 2021).
Emkl yang beroperasi di Jakarta Utara khususnya pengguna peti kemas dari pelni
logistik akan menjadi ruang lingkup dalam penelitian
ini. Penelitian akan menggunakan teknik random
sampling. Proses pendistribusian kuesioner akan
dilakukan melalui online dengan bantuan media sosial mengingat situasi
Covid-19 yang sedang terjadi. Pembagian sampel akan
dilakukan dengan proporsi yang sama agar didapatkan data yang sama.
Populasi adalah domain umum yang terdiri dari objek atau subjek yang menunjukkan kualitas dan karakteristik tertentu (Gunawan & Yuliadi, 2022). Subyek survei ini adalah karyawan perusahaan emkl yang beroperasi di Jakarta Utara, khususnya pengguna peti kemas Pelni logistik.. Pada situasi Covid-19 ini, pemerintah lebih memerhatikan kegiatan pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan peningkatan permintaaan pengiriman cargo secara keseluruhan telah menunjukkan bertumbuhnya aktivitas ekonomi domestik dengan diiringi perkembangan positif penanganan Covid19 (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2021).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik� populasi. Jika populasinya besar dan peneliti tidak dapat mempelajari seluruh populasi karena alasan seperti uang, sumber daya manusia, atau waktu,� peneliti dapat menggunakan sampel� dari populasi tersebut. menjadi. (Sugiyono, 2016 : 118).
Penelitian ini menggunakan sampel staff yang bekerja di beberapa perusahaan logistik yang beroperasi di Indonesia yang termasuk ke kriteria-kriteria sampel yang sudah ditetapkan oleh peneliti. emkl dan logistic yang beroperasi di Jakarta Utara khususnya pengguna peti kemas dari pelni logistic akan menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini. Menurut (Wildan, 2016), ada sepuluh perusahan logistik terbesar didunia yang berada di Indonesia. Penelitian akan menggunakan teknik random sampling.
Menurut (Hair et al., 2014),
penentuan jumlah sampel yang representive adalah indikator variabel dikali 5
sampai 10. Sehingga jumlah sampel yang ada dipenilitian ini adalah 22
indikator x 5 = 110. Jadi sampel penelitian ini harus
mempunyai paling sedikit 110 responden.
Analisis data membagi keseluruhan menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, menemukan komponen utama, membandingkan satu komponen dengan komponen lainnya, dan� satu atau lebih komponen dengan keseluruhan. Penelitian ini menggunakan software smartPLS3.0 untuk pengelolaan datanya. Structural equation modeling (SEM) merupakan� Metode yang digunakan untuk menutupi kelemahan metode regresi. Metode kuadrat terkecil parsial adalah metode analisis yang kuat yang tidak bergantung pada banyak asumsi. Pendekatan PLS adalah nonparametrik (dapat berupa nominal, kategori, orde, interval, dan rasio tanpa mengasumsikan data tertentu) (Gozali, 2008).
Tujuan menggunakan PLS� adalah untuk membuat prediksi. Membuat
prediksi ini adalah tentang memprediksi hubungan antara konstruk dan membantu
peneliti menemukan nilai variabel laten yang ingin mereka prediksi. Variabel
laten adalah� agregat
linier indicator.
Hasil dan Pembahasan
A. Deskripsi
Data Penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer.
Populasi penelitian ini adalah Kariawan yang bekerja di di perusahaan EMKL
Sampel yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak113 individu yang bekerja
di Jakarta Utara dengan mengisi kuesioner melalui google form.
Karakteristik responden dalam penelitian ini didasarkan atas jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan jabatan. Karakteristik responden ini diidentifikasi berdasarkan angket yang terkumpul yakni sesuai dengan sampel dalam penelitian ini yakni 113 responden. Hasil analisis statistik deskriptif untuk karakteristik responden disajikan sebagai berikut:
Karakteristik pertama dari responden yang dianalisis adalah perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 1.
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin |
Jumlah |
persentase |
Laki-Laki |
58 |
51% |
Perempuan |
55 |
49% |
Jumlah |
113 |
100% |
Berdasarkan data diatas dari 113 respoden terdapat 55 sebesar 49% berjenis kelamin perempuan, dan sebesar 58 sebesar 51% berjenis kelamin laki-laki. Sehingga, responden laki-laki lebih banyak dari wanita.
Karakteristik pertama dari responden yang dianalisis adalah perbandingan jumlah responden berdasarkan umur.
Tabel 2.
Usia Responden
Usia |
Jumlah |
persentase |
<22 tahun |
46 |
41% |
23-30 tahun |
56 |
50% |
31-38 tahun |
6 |
5% |
>39 tahun |
5 |
4% |
Jumlah |
113 |
100% |
�
Berdasarkan data diatas
dari 113 responden,sebesar 46 sebesar 41%�
memiliki usia antara <22 tahun, sebesar 56 sebesar 50%� memiliki usia antara 23-30 tahun, sebesar 6
sebesar 5%� memiliki usia antara 31-38 tahun
sedangkan rensponden berusia diatas 39 tahun sebesar 5 persentase 4%.
Karakteristik pertama dari responden yang dianalisis adalah perbandingan jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Tabel 3.
Pendidikan terakhir responden
Pendidikan |
Jumlah |
Persentase |
Sma |
28 |
25% |
Diploma/ Sarjana |
80 |
71% |
Pasca Sarjana |
5 |
4% |
Doktor |
0 |
0% |
Jumlah |
113 |
100% |
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari 113 responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 28 sebesar 25%, untuk responden yang memiliki gelar diploma/sarjana sebanyak 80 sebesar 71%, untuk responden yang memiliki gelar pasca sarjana seanyak 5 sebesar 4%, serta responden yang memiliki gelas doktor tidak ada atau nihil
Karakteristik pertama dari responden yang dianalisis adalah perbandingan jumlah responden berdasarkan Jabatan.
Table 4.
Jabatan Responden
Jabatan |
Jumlah |
persentase |
Staff |
57 |
50% |
Operational |
44 |
39% |
Manager |
10 |
9% |
Supervisior |
2 |
2% |
Jumlah |
113 |
100% |
Berdasarkan data diatas dapat diketahui
bahwa dari 113 responden yang di possisi staff sebanyak 57 sebesar 50%, untuk
responden di possisi operational sebanyak 44 sebesar 39%, untuk responden di
posisi Manajer sebanyak 10 sebesar 9%, dan untuk responden di possisi
Supervisior sebanyak 2 sebesar 2%.
Karakteristik pertama dari responden yang dianalisis adalah perbandingan jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja.
Tabel 5.
Lama Bekerja Responden
Lama Bekerja |
Jumlah |
persentase |
1-2 Tahun |
76 |
67% |
3-4 Tahun |
15 |
13% |
5-6 Tahun |
6 |
5% |
> 7 Tahun |
16 |
14% |
Jumlah |
113 |
100% |
Berdasarkan data diatas
dapat diketahui bahwa dari 113 responden yang memiliki lama bekerja 1-2 tahun
sebanyak 76 sebessar 67%, untuk responden yang memiliki lama bekerja 3-4 tahun
sebanyak 15 sebessar 13%, untuk responden yang memiliki lama bekerja 5-6 tahun
sebanyak 6 sebessar 5% dan responden yang memiliki lama bekerja >7 tahun
sebanyak 16 sebessar 14%.
Analisis Partial Least Square dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SmartPls versi 3.2.9. menurut Ghozali (2015) secara umum evaluasi model dalam analisis Partial Least Square yaitu evaluasi pengukuran model (outer model) dan evaluasi model structural (inner model). Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menilai validitas dan realibilitas model. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler dalam Jogiyanto dan Abdillah 2009). sedangkan model struktural (inner model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses boot strapping, parameter uji T-statistik diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas. Model struktural (innermodel) dievaluasi dengan melihat persentase varian yang dijelaskan oleh nilai R2 untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-square test (Stone, 1974; Geisser, 1975 dalam Kalnadi 2013).
Evaluasi outer model penelitian dilakukan dengan memperhatikan empat kriteria pengukuran outer model, adapu keempat kriteria tersebut adalah Convergent Validity, Discriminant Validity, Composite Reliability dan Cronbach Alpha.
Gambar 1. Pengukuran outer model
penelitian
Uji Validitas digunkan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam penbelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan convergent validity dan AVE. Validitas menggunakan convergent validity yang mana model pengukurannya dengan refleksi indikator dinilai berdasarakan korelasi anatra item score/ component score yang dihitung dengan PLS. ukuran refleksi individual dikatakan tinggi jika berkolerasi lebih dari 0,7 dengan kontruksi yang diukur. Namun menurut Dahri, (2017) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala penukuran niali loading 0,5 sampai 0,6 sianggap cukup memadai.
Tabel 6.
Hasil Uji Validitas
Variabel |
Indikator |
Outer Loading |
Keterangan |
Citra Perusahaan |
CP.1 |
0,864 |
VALID |
CP.2 |
0,934 |
VALID |
|
CP.3 |
0,899 |
VALID |
|
Dukungan
organisasi |
DO.1 |
0,817 |
VALID |
DO.2 |
0,803 |
VALID |
|
DO.3 |
0,806 |
VALID |
|
DO.4 |
0,738 |
VALID |
|
Kinerja
Organisasi |
PO.1 |
0,843 |
VALID |
PO.2 |
0,886 |
VALID |
|
PO.3 |
0,858 |
VALID |
|
PO.4 |
0,867 |
VALID |
|
PO.5 |
0,859 |
VALID |
|
PO.6 |
0,869 |
VALID |
|
Komitmen
Organisasi |
KO.1 |
0,864 |
VALID |
KO.2 |
0,805 |
VALID |
|
KO.3 |
0,783 |
VALID |
|
Tanggung jawab
sosial perusahaan |
CSR.1 |
0,831 |
VALID |
CSR.2 |
0,786 |
VALID |
|
CSR.3 |
0,835 |
VALID |
|
CSR.4 |
0,744 |
VALID |
|
CSR.5 |
0,814 |
VALID |
|
CSR.6 |
0,808 |
VALID |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan
hasil pengukuran outer loading pada
indicator reflektif dikethui bahwa seluruh indicator penelitian telah memenuhi
kriteria untuk digunakan sebagai indicator pengukuran variable disebabkan
memiliki nilai outer loading lebih besar dari 0.7 (outer loading > 0.7).
Data di atas menunjukkan tidak ada indikator variabel yang
nilai outer loading-nya di bawah 0.7, sehingga semua abletor dinyatakan layak
atau valid untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih
lanjut.
Discriminat validity dari model pengukuran dengan abletor refleksif dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal itu menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya (Ghozali, 2014). Adapun hasil pengukuran CrossLoading dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 7.
Hasil Pengukuran Cross Loading
|
Citra Perusahaan |
Dukungan Organisasi |
Kinerja Organisasi |
Komitmen Organisasi |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan |
cp1 |
0,864 |
0,016 |
0,539 |
0,596 |
0,518 |
cp2 |
0,934 |
0,072 |
0,640 |
0,787 |
0,596 |
cp3 |
0,899 |
0,075 |
0,637 |
0,772 |
0,574 |
csr1 |
0,552 |
0,366 |
0,796 |
0,629 |
0,831 |
csr2 |
0,536 |
0,430 |
0,765 |
0,591 |
0,786 |
csr3 |
0,565 |
0,256 |
0,686 |
0,518 |
0,835 |
csr4 |
0,473 |
0,238 |
0,710 |
0,524 |
0,744 |
csr5 |
0,425 |
0,320 |
0,678 |
0,476 |
0,814 |
csr6 |
0,450 |
0,172 |
0,638 |
0,521 |
0,808 |
do1 |
0,115 |
0,817 |
0,343 |
0,186 |
0,341 |
do2 |
0,049 |
0,803 |
0,333 |
0,131 |
0,303 |
do3 |
0,004 |
0,806 |
0,339 |
0,142 |
0,333 |
do4 |
0,020 |
0,738 |
0,248 |
0,148 |
0,184 |
ko1 |
0,744 |
0,116 |
0,599 |
0,864 |
0,585 |
ko2 |
0,701 |
0,060 |
0,473 |
0,805 |
0,426 |
ko3 |
0,538 |
0,280 |
0,740 |
0,783 |
0,642 |
po1 |
0,574 |
0,375 |
0,843 |
0,622 |
0,726 |
po2 |
0,650 |
0,302 |
0,886 |
0,675 |
0,770 |
po3 |
0,588 |
0,377 |
0,858 |
0,644 |
0,701 |
po4 |
0,603 |
0,307 |
0,867 |
0,643 |
0,805 |
po5 |
0,535 |
0,321 |
0,859 |
0,631 |
0,810 |
po6 |
0,557 |
0,418 |
0,869 |
0,653 |
0,804 |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan sajian data pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing indikator pada variabel penelitian memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat dinyatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing.
Cara lain mengukur discriminat validity adalah melihat nilai square root of average variance extracted (AVE). Nilai yang disarankan adalah di atas 0,5 (Ghozali, 2014). Berikut adalah nilai AVE dalam penelitian yang dihasilkan pada tabel 8.
Tabel 8.
Average Variance Extracted (AVE)
|
Rata-rata Varians Diekstrak (AVE) |
rho_A |
KETERANGAN |
Citra Perusahaan |
0,809 |
0,893 |
VALID |
Dukungan Organisasi |
0,627 |
0,817 |
VALID |
Kinerja Organisasi |
0,746 |
0,933 |
VALID |
Komitmen Organisasi |
0,670 |
0,757 |
VALID |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan |
0,646 |
0,894 |
VALID |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa seluruh variable penelitian telah memenuhi nilai standar AVE di atas 0.5 (AVE > 0.5). Variable citra perusahaan� memiliki nilai AVE sebesar 0.809, variable dukungan organisasi memiliki nilai AVE sebesar 0.627, variable kinerja organisasi memiliki nilai AVE sebesar 0.746, variable komitmen organisasi memiliki nilai AVE sebesar 0.670, variable tanggung jawab sosial responsibility memiliki nilai AVE sebesar 0.646. Berdasarkan pertimbangan nilai AVE yang dimiliki oleh masing-masing variable maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variable memenuhi nilai Discriminant Validity disebabkan memiliki nilai AVE lebih besar dari 0.5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah memiliki discriminant validity yang baik.
Uji
realibilitas dengan composite reability di atas dapat diperkuat dengan
menggunakan nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan
reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai cronbach alpha
> 0,7 (Ghozali, 2014).� Berikut ini adalah nilai cronbach alpha dari
masing-masing variabel:
Tabel 9.
Cronbach's Alpha
|
Cronbach's Alpha |
Keterangan |
Citra Perusahaan |
0,882 |
Reliabel |
Dukungan Organisasi |
0,804 |
Reliabel |
Kinerja Organisasi |
0,932 |
Reliabel |
Komitmen Organisasi |
0,753 |
Reliabel |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan |
0,890 |
Reliabel |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan sajian data di
atas pada tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha dari
masing-masing variabel penelitian >0,7. Dengan
demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian
telah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, Citra Perusahaan sebesar 0.882 >0,7, Dukungan Organisasi sebesar 0.804 >0,7, Kinerja Organisasi sebesar 0.932 >0,7, Komitmen Organisasi sebesar 0.753 >0,7, �dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan sebesar 0.890 >0,7. sehingga
dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi.
Pengujian selanjutnya adalah composite reliability dari blok indikator yang mengukur konstruk. Suatu konstruk
dikatakan reliable jika nilai composite reliability di atas 0,60
(Ghozali, 2014). Berikut ini hasil outer model loading yang menunjukkan
composite relaibilty masing-masing konstruk:
Tabel 10.
Composite Reliability
|
Reliabilitas Komposit |
Keterangan |
Citra Perusahaan |
0,927 |
Reliabel |
Dukungan Organisasi |
0,870 |
Reliabel |
Kinerja Organisasi |
0,946 |
Reliabel |
Komitmen Organisasi |
0,859 |
Reliabel |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan |
0,916 |
Reliabel |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan hasil composite reliablity yang
memuaskan yaitu citra perusahaan memiliki nilai Composite Reliability 0.872,
Dukungan organisasi memiliki nilai Composite Reliability 0.894, kinerja
organisasi� memiliki nilai Composite
Reliability 0.936, komitmen organisasi memiliki nilai Composite Reliability
0.906, dan� tanggung jawab sosial
perusahaan memiliki nilai Composite Reliability 0.909. Hal ini dapat dilihat
dari nilai composite reliability seluruh konstruk lebih besar dari 0,60. Hasil ini menunjukkan bahwa
masing-masing variabel telah memenuhi composite realibility sehingga dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang
tinggi.
Menilai inner model adalah mengevaluasi hubungan antar konstruk laten
seperti yang telah dihipotesiskan dalam penelitian ini. Setelah
pengujian outer model yang telah memenuhi, berikutnya dilakukan pengujian inner
model (model structural). Inner model dapat dievaluasi
dengan melihat r-square (reliabilitas indikator) untuk konstrak dependen dan
nilai t-statistik dari pengujian koefisien jalur (path coefficient). Semakin tinggi nilai r-square berarti semakin baik model prediksi
dari model penelitian yang diajukan. Nilai path
coefficients menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian
hipotesis.Analisis Variant (R2) atau Uji Determinasi yaitu untuk mengetahui besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tersebut.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk menggunakan adjusted R Square (R2) pada saat mengevaluasi model terbaik
(Ghozali, 2015). Nilai dari koefisien determinasi dapat ditunjukkan pada Tabel 11:
Tabel
11.
R Square
|
R Square |
Citra Perusahaan |
0,394 |
Dukungan Organisasi |
0,142 |
Kinerja Organisasi |
0,844 |
Komitmen Organisasi |
0,700 |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh skor R-Square untuk citra
perusahaan sebesar 0,394 yang artinya sedang di pengaruhi tanggung jawab sosial
perusahaan sebesar 39.4% dan 60.6% yang lain dipengaruhi oleh variabel yang
belum dijelaskan dalam penelitian ini. Dukungan organisasi sebesar 0,142 yang
artinya sedang di pengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 14.2% dan
85.8% yang lain dipengaruhi oleh variabel yang belum
dijelaskan dalam penelitian ini. Kinerja organisasi sebesar 0.844 yang artinya
sedang di pengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 84.4% dan 15.6%
yang lain dipengaruhi oleh variabel yang belum
dijelaskan dalam penelitian ini.�
Komitmen organisasi sebesar 0,700 yang artinya sedang di pengaruhi
tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 70% dan 30% yang lain
dipengaruhi oleh variabel yang belum dijelaskan dalam penelitian ini.�
Menguji hipotesis dapat dilihat melalui
nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik
maka untuk alpha 5% dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Sehingga kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah H0
ditolak jika t-statistik > t hitung. Untuk menolak/menerima Hipotesis
menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika nilai p < 0,05.
Tabel 12.
Hasil
Uji T
|
Original
Sample (O) |
Sample
Mean (M) |
Standard
Deviation (STDEV) |
T
Statistiks (|O/STDEV|) |
P
Values |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan -> Citra Perusahaan |
0,627 |
0,610 |
0,101 |
6,224 |
0,000 |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan -> Komitmen Organisasi |
0,290 |
0,300 |
0,069 |
4,183 |
0,000 |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan -> Kinerja Organisasi |
0,649 |
0,644 |
0,060 |
10,771 |
0,000 |
Citra Perusahaan -> Komitmen Organisasi |
0,624 |
0,622 |
0,065 |
9,586 |
0,000 |
Citra Perusahaan -> Kinerja Organisasi |
0,098 |
0,099 |
0,075 |
1,315 |
0,189 |
Komitmen Organisasi -> Kinerja Organisasi |
0,203 |
0,205 |
0,076 |
2,656 |
0,008 |
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan -> Dukungan Organisasi |
0,377 |
0,394 |
0,093 |
4,042 |
0,000 |
Dukungan Organisasi -> Kinerja Organisasi |
0,115 |
0,115 |
0,049 |
2,328 |
0,020 |
Sumber: Data Primer Diolah (2020)
H1 ����� : Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Citra perusahaan
Hasil
pengujian hipotesis menunjukan pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap� citra
perusahaan memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.101 serta memiliki nilai T
statistik sebesar 6.224 dan nilai P-Value sebesar 0.000. Nilai T statistik
lebih besar dari T tabel (6.224 > 1.981) serta nilai P value sebesar 0.000 atau lebih kecil dari standar
alpha 5% (0.000<0.05) menunjukan terdapat pengaruh signifikan budaya
kompetitif terhadap citra perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat� pengaruh positif oleh tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap citra perusahaan. Dengan kata lain,
tanggung jawab sosial perusahaan yang semakin baik mampu meningkatkan citra
perusahaan atau Hipotesis pertama (H1) diterima.
H2������ : Tanggung jawab sosial
perusahaan berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi
Hasil
pengujian hipotesis menunjukan pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap� citra
perusahaan memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.069 serta memiliki nilai T
statistik sebesar 4.183 dan nilai P-Value sebesar 0.000. Nilai
T statistik lebih besar dari T tabel (4183 > 1.981) serta nilai P value
sebesar 0.000 atau lebih kecil dari standar alpha 5% (0.000<0.05) menunjukan
terdapat pengaruh signifikan budaya kompetitif terhadap komitmen organisasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat� pengaruh positif oleh tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap komitmen organisasi Dengan kata lain, tanggung jawab
sosial perusahaan yang semakin baik mampu meningkatkan komitmen perusahaan atau
Hipotesis kedua (H2) diterima.
H3������ : Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan pengaruh tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap kinerja organisasi memiliki nilai koefisien jalur sebesar
0.060 serta memiliki nilai T statistik sebesar 10.771 dan nilai P-Value sebesar
0.000. Nilai T statistik
lebih besar dari T tabel (10.771 < 1.981) serta nilai P value sebesar 0.082 atau lebih besar dari standar
alpha 5% (0.000<0.05) menunjukan terdapat pengaruh signifikan modal sosial
terhadap kinerja organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat� pengaruh
positif oleh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi.
Dengan kata lain, tanggung jawab sosial perusahaan
yang semakin baik mampu meningkatkan kinerja organisasi atau Hipotesis ketiga
(H3) diterima.
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian terdahulu, tanggung jawab
perusahaan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. Ini memiliki dampak
positif pada kinerja organisasi seperti dijelaskan pada teori pemangku
kepentingan. (Freeman, 2010) Menurut teori ini,
perusahaan harus menjaga semua pemangku kepentingannya dengan senang hati
memastikan hasil maksimal dari mereka. Teori tersebut
juga menekankan bahwa manajemen harus memperhatikan semua kepentingan perusahaan.
CSR berfungsi sebagai instrumen .
H4: Citra
perusahaan berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukan pengaruh citra perusahaan kompititif terhadap
komitmen organisasi�
memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.065 serta memiliki nilai
T statistik sebesar 9.586 dan nilai P-Value sebesar 0.000. Nilai
T statistik lebih besar dari T tabel (9.586<1.981) serta nilai P value
sebesar 0.000 atau lebih besar dari standar alpha 5% (0.00<0.05) menunjukan
terdapat pengaruh signifikan Citra Perusahaan terhadap komitmen organisasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan� signifikan oleh citra perusahaan
terhadap komitmen organisasi. Dengan kata lain, citra
perusahaan yang mampu meningkatkan komitmen organisasi atau Hipotesis (H4)
diterima.
H5: Citra
perusahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan pengaruh citra perusahaan terhadap
kinerja organisasi memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.75 serta memiliki
nilai T statistik sebesar 1.315 dan nilai P-Value sebesar 0.000. Nilai T statistik lebih
besar dari T tabel (0.1315<1.981) serta nilai P value sebesar 0.261 atau
lebih besar dari standar alpha 5% (0.261>0.05) menunjukan terdapat tidak
pengaruh signifikan citra perusahaan terhadap kinerja organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif
dan tidak signifikan oleh citra perusahaan terhadap komitmen organisasi.
Dengan kata lain, citra perusahaan yang belum mampu
meningkatkan kinerja organisasi atau Hipotesis (H5) ditolak.
Studi ini tidak hanya memberikan kontribusi pada studi empiris tetapi
juga menawarkan beberapa rekomendasi. Analisis menunjukkan bahwa� citra perusahaan� yang lebih baik mungkin tidak mempengaruhi
sehingga sulit untuk mengantisipasi kinerja organisasi dari suatu perusahaan.
Pada
penelitian terdahulu untuk hipotesis ke lima diterima
dengan pernyataan Perusahaan dengan citra atau reputasi yang baik bisa
meningkatkan kinerja karyawan terhadap organisasi. (Brammer et al., 2007) menemukan bahwa adopsi
Inisiatif CSR secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan terhadap
organisasi. Kim dkk. (2010) tetapi pada
penelitian ini hipotesi ke lima di tolak karena citra perusahaan tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja organisasi meskipu [pelanggan
terkesan dengan adanya reputasi yang bagus� pada perusahaan belum tentu para
pelanggan berminat melakukan pengiriman barang, hal ini disebabkan oleh kondisi
keuangan dan kondisi barang (Ida, 2016) ini berbanding lurus dengan ketentuan
pada pengiriman cargo laut dimana ada ketentuan minimal berat pada pengiriman.
H6������ : Komitmen organisasi berpengaruh positif
terhadap Kinerja organisasi
Hasil pengujian hipotesis menunjukan pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja organisasi memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.076 serta
memiliki nilai T statistik sebesar 2.656 dan nilai P-Value sebesar 0.008. Nilai T statistik lebih
besar dari T tabel (2.656<1.981) serta nilai P value sebesar 0.008 atau
lebih besar dari standar alpha 5% (0.008<0.05) menunjukan terdapat pengaruh
signifikan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa�
terdapat pengaruh positif dan�
signifikan oleh komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi. Dengan
kata lain, komitmen organisasi yang belum mampu
meningkatkan kinerja organisasi atau Hipotesis (H6) di terima.
H7������ : Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh positif terhadap Dukungan organisasi.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap dukungan organisasi memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.09. serta memiliki
nilai T statistik sebesar 4.042 dan nilai P-Value sebesar 0.000. Nilai T
statistik lebih besar dari T tabel (4.042 > 1.981) serta nilai P value
sebesar 0.000 atau lebih kecil dari standar alpha 5% (0.000<0.05) menunjukan
terdapat pengaruh signifikan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap dukungan
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan oleh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
dukungan organisasi. Dengan kata lain, tanggung
jawab sosial perusahaan yang semakin baik mampu meningkatkan dukungan
organisasi atau Hipotesis ketujuh (H7) diterima.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
dukungan organisasi memiliki konsekuensi positif pada karyawan dan organisasi (Caesens et al., 2016). Dukungan organisasi
mengukur bagaimana persepsi karyawan tentang seberapa besar perhatian majikan
perusahaan terhadap mereka di tingkat mikro. Dukungan organisasi
mewakili keyakinan umum yang dibuat oleh perhatian karyawan atas kontribusi
mereka dari pihak pemberi kerja (Lamm et al., 2015)
Penelitian sebelumnya telah menemukan relasi positif yang besar antara CSR dan
dukungan organisasi (Glavas, 2016). Pada penelitian ini dukungan oragnisasi
mewakili keyakinan umum yang dibuat oleh pperhatian karyawan atas kontribusi
mereka dan perusahaan, kontriusi peduli tentang kesejahteraan karyawan dukungan
organisasi mengukur bagaimana presepsi karyawan tentang seberapa besar
perhatian perusahaan terhadap karyawan.
H8: Dukungan
organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan dukungan organisasi terhadap
kinerja organisasi memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.049 serta memiliki
nilai T statistik sebesar 2.328 dan nilai P-Value sebesar 0.020. Nilai T statistik lebih
besar dari T tabel (2.328>1.981) serta nilai P value sebesar 0.020 atau
lebih kecil dari standar alpha 5% (0.027<0.05) menunjukan terdapat pengaruh
signifikan dukungan organisasi terhadap kinerja organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan oleh dukungan organisasi terhadap kinerja organisasi. Dengan
kata lain, dukungan organisasi yang semakin baik mampu
meningkatkan kinerja organisasi atau Hipotesis kedelapan (H8) diterima.
Penelitian ini sejalan
fdenga penelitian terdahulu, Dukungan organisasi dianggap sebagai elemen utama
untuk berkontribusi pada output positif organisasi. Dukungan orgaisasi
mendorong kinerja individu dengan berkolaborasi dan mengidentifikasi cara kerja baru yang menghasilkan kinerja tinggi. Dengan demikian, setelah organisasi memastikan mampu pola pikir
pada persepsi dukungan organisasi maka memiliki kinerja yang lebih tinggi (Karatepe & Aga, 2016).
Penelitian ini menunjukan bahwa dukungan organisasi sebagai elemen utama untuk
kontribusi pada output positif oraganisasi, dukungan organisasi mendorong
kinerja individu dengan berkolaborasi dan mengidentifikasi cara
kerja baru yang dihasilkan kinerja tinggi setelah oraganisasi memastikan mampu
pola piker pada presepsi dukungan organisasi maka kinerja akan lebih tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis
pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan, citra perusahaan, komitmen
perusahaan, dan dukungan organisasi terhadap kinerja organsasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap Citra perusahaan. Tanggung jawab sosial
perusahaan juga berpengaruh positif terhadap Komitmen organisasi dan kinerja
organisasi. Citra perusahaan pun berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi dan kinerja organisasi. Serta
komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja organisasi.
BIBLIOGRAFI
Amelia, Fitri. (2018). Environmental Accounting
dalam Konsep Sosial Maslaha: Sebuah Pendekatan Kritis (Studi pada PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk. Palangisan Estate). Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Google Scholar
Baeti, Amalia Nur.
(2021). Peranan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dalam Tata Laksana Impor
Barang Oleh PT. Cahaya Moda Indonesia di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Jurnal
Ilmiah Kemaritiman Nusantara, 1(1), 7�12. Google Scholar
Deviyanti, Yuni.
(2022). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Capital
Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi pada Perusahaan Sektor Barang dan
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020).
Universitas Pasundan Bandung. Google Scholar
Galang, Putra Pratama.
(2021). Pelayanan Dokumen Ekspor Tekstil Milik CV. Mega Briquette oleh
Perusahaan EMKL PT. Dhana Persada Manunggal Semarang. Karya tulis. Google Scholar
Gunawan, Iwan, &
Yuliadi, Erizka Trinurfa. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan Saluran
Distribusi Terhadap Penjualan Kacang Kedele (Studi Kasus Pada Konsumen PT.
Agrico International�). Prosiding: Ekonomi Dan Bisnis, 1(2),
450�456. Google Scholar
Ilmi, Nur. (2021). Pengaruh
Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) dan Zakat Perusahaan Terhadap
Kinerja Perbankan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada
Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2015-2019. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Google Scholar
Islahuddin,
Islahuddin, Eppang, Buntu Marannu, Salim, Muhammad Arfin Muhammad, Darmayasa,
Darmayasa, & Masatip, Anwari. (2022). Book-Inovasi, Adaptasi, Dan
Kolaborasi: Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Inovasi, Adaptasi, Dan
Kolaborasi di Destinasi Super Prioritas Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19.
CV Amerta Media. Google Scholar
Jannah, Ratu Chika
Fathiatul, Yusmardono, Yusmardono, & Fathoni, Fajar Sidiq. (2022). Konservasi
dan Pengelolaan Penyu: Peran Swasta dalam Perlindungan Satwa Langka. Learning
Society: Jurnal CSR, Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(1),
57�70. Google Scholar
Kompyurini, Nurul.
(2019). Menuju Sistem Pengendalian Manajemen Bertanggung Jawab Sosial Studi
pada PT. Pelindo Marine Service Surabaya. InFestasi, 15(1),
46�56. Google Scholar
Prayoga, Ajib. (2022).
Usahatani Dan Strategi Pemasaran Bibit Durian Unggul Di Desa Balam Jaya
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Islam Riau. Google Scholar
Purwadi, Agung,
Sudiyono, Sudiyono, Yufridawati, Yufridawati, Jauhari, Moh Rif�an, &
Waspodo, R.Muktiono. (2019). Model kerjasama SMK dengan kementerian/lembaga
serta dunia usaha dan industri: kasus SMK bidang keahlian kemaritiman.
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan. Google Scholar
Rizki, Irma Herliza,
Chaniago, Sabarrudin, Yogi Putra SE, M. M., Aristantya, Selvi, Sutejo, Bambang,
Kom, S., Nurhadi, Aan, Dewi, Henny Purnama, Nasution, M.Indra Mulia, & Sos,
S. (2022). UKM MANDIRI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Cattleya Darmaya
Fortuna. Google Scholar
Simanjuntak,
Pinondang, Purnomo, Candra C., Filipus, Carlos, & Haryady, Haryady. (2020).
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Teknologi Digital dan Keragaman
Budaya Kerja Terhadap Efektivitas Tim Pelaksana Konstruksi. Google Scholar
Sulaiman, Fatah.
(2021). Desain Simbiosis Industri dalam Suatu Kawasan Industri Menuju
Eco-Industrial Park (Pidato Pengukuhan Guru Besar). UNTIRTA PRESS. Google Scholar
Wardani, Bunga Putri
Kusuma. (2018). Penerimaan Konsumen The Body Shop Di Kota Malang Terhadap
Identitas Perusahaan Dalam Iklan Kampanye Online �Forever Against Animal
Testing. Universitas Brawijaya. Google Scholar
Yasin, Muhammad, &
Rohman, Fatchur. (2022). The Impactof PT PLN Tanjung Jati B�s Corporate Social
Responsibility on the Welfare of Micro, Small and Medium Enterprises. Jurnal
Rekoginisi Ekonomi Islam, 1(1), 120�134. Google Scholar
������
Copyright holder: Devita
Nur Ekasari, Farah Margaretha, Triwulandari (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |