Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
KESALAHAN
BERBAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH
SISWA
SMAK YAYASAN PERSEKOLAHAN ST. PETRUS KEUSKUPAN AGUNG ENDE
Maria Yulita C. Age
Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan ejaan, diksi,
kalimat, dan faktor penyebab kesalahan berbahasa dalam karya tulis ilmiah siswa
kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus Keuskupan Agung Ende. Sumber data
penelitian ini adalah enam artikel karya tulis ilmiah siswa. Penelitian ini
bersifat deskritif kualitatif. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kesalahan ejaan: kesalahan penulisan huruf
kapital, huruf miring, angka dan bilangan, kata sandang (si dan sang),
singkatan, partikel, kata depan, kata turunan (kata berimbuhan, bentuk ulang,
dan gabungan kata), dan kata ganti. kesalahan diksi: ketepatan meliputi
sinonim, denotatif-konotatif, penggunaan kata secara ekonomis. kesesuaian
meliputi penggunaan kata baku dan penghindaran kata cakapan. kesalahan kalimat:
subyek ganda, kemabiguan, ketidakjelasan subyek, dan konjungsi yang berlebihan.
faktor penyebab terjadinya kesalahan berasal dari guru pembimbing, siswa
(interferensi bahasa daerah), dan pihak luar.
Kata kunci: Kesalahan Berbahasa, Karya Tulis
Ilmiah, Berbahasa Indonesia.
Abstract
This study aims to
describe language errors which include spelling errors, diction, sentences, and
factors causing language errors in the scientific papers of class XI SMAK
students of St. Peter's School Foundation, Archdiocese of Ende. The source of
this research data is six articles of student scientific papers. This research
is descriptive qualitative. Samples were selected using purposive sampling
techniques. Data collection techniques are observation, documentation, and
interview techniques. The results showed spelling errors: capitalized writing
errors, italics, numbers and numbers, clothing words (si and sang),
abbreviations, particles, prepositions, derived words (affirmative words,
reforms, and word combinations), and pronouns. Diction errors: accuracy
includes synonyms, denotative-connotative, economical use of the word.
Conformity includes the use of standard words and the avoidance of words.
sentence errors: double subjects, indifference, vagueness of subjects, and
excessive conjunctions. Factors causing errors come from the guidance teacher,
students (regional language interference), and outsiders.
Keywords: Language Errors, Scientific Papers, Indonesian Language.
Pendahuluan
Karya ilmiah
adalah karya tulis yang disusun atau dikembangkan berdasarkan prosedur ilmiah
dan tujuannya untuk menyampaikan hasil pemikiran logis dan pengkajian empiris
dengan prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif (Suyitno, 2012). Sebuah karya ilmiah yang baik harus
mampu menjembatani pemikiran penulis sehingga maksud, gagasan, pendapat, dan
idenya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Kemelut penulisan karya ilmiah
saat ini sangat dirasakan dan mempengaruhi kreativitas seseorang untuk menuangkan gagasan atau ide yang bermanfaat bagi
orang lain.
Keluhan tentang
rendahnya kemampuan menulis siswa, khususnya siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
bukan masalah yang baru lagi dalam dunia pendidikan. Rendahnya kemampuan
menulis siswa juga dilontarkan oleh (Tarigan, 1987) bahwa kualitas hasil belajar bahasa
Indonesia siswa sampai saat ini belum memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat di
lapangan bahwa siswa jarang mengunjungi perpustakaan saat jam istirahat
sekolah. Dengan demikian, dapat dipastikan kegiatan membaca mereka berkurang.
Padahal secara tidak langsung membaca dapat menambah pengetahuan dan repertoar
kebahasaan dalam memori siswa sehingga apabila siswa rajin membaca buku maka
akan lebih mudah dalam menuangkan ide ataupun gagasan dalam bahasa tulis yang
lancar dan tertib. Selain membaca, kemampuan menguasai bahasa terutama dalam
hal menulis dapat dilakukan dengan cara berlatih berulang-berulang.
Materi
tentang karya ilmiah telah diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI SMA terdapat salah satu pokok bahasan tentang karya ilmiah. Kompetensi
Dasar yang ditetapkan dalam Kurikulum 13 yaitu (1) Pengetahuan dengan KD 3.15
Menganalisis isi, sistematika, dan kebahasaan karya ilmiah, (2) Keterampilan
dengan KD 4.15 Mengontruksi sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi,
sistematika, dan kebahasaan, sehingga para peserta didik akan ditugaskan untuk
menulis sebuah karya ilmiah baik dalam bentuk karya ilmiah utuh ataupun laporan
hasil pengamatan.
Dalam karya
tulis ilmiah siswa kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus Keuskupan
Agung Ende ditemukan kesalahan berbahasa sehingga perlu dilakukan analisis
terhadap kesalahan tersebut. Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu
prosedur yang digunakan oleh peneliti maupun guru yang meliputi pengumpulan
sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan
kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya,
serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan & Tarigan, 2011). Jadi, dengan adanya analisis
kesalahan berbahasa ini diharapkan memberikan banyak keuntungan, khususnya yang
berhubungan dengan kegiatan pengajaran bahasa Indonesia, sebab dengan analisis
kesalahan berbahasa tersebut akan dipahami dan diungkapkan berbagai kesalahan
dalam karya tulis ilmiah siswa kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus
Keuskupan Agung Ende.
Penelitian
tentang kesalahan berbahasa telah banyak dilakukan antara lain tahun 2018 Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia Pada Teks
Ilmiah Mahasiswa oleh Bayu Dwi Nurwicaksono dan Diah Amelia.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa kategori
error mencapai 89,08%. Dari 424 temuan kesalahan, kesalahan pemakaian huruf
mencapai 183 item atau 43,16% dengan dominasi kesalahan pada pemakaian huruf
miring, kesalahan penulisan kata mencapai 145 item atau 34,20% dengan dominasi
kesalahan pada penulisan kata berimbuhan awal di- dan kata depan di, kesalahan
pemakaian tanda baca mencapai 68 item atau 16,04% dengan dominasi kesalahan
pada penggunaan spasi yang mubazir, dan kesalahan penulisan unsur serapan
mencapai 28 item atau 6,6% dengan dominasi kesalahan pada penulisan kosakata
bahasa Indonesia yang diadaptasi dari bahasa Inggris dan Arab.
Penelitian
lainnya dilakukan oleh (Lutfi Anjarwati, 2021) tentang Analisis Kesalahan Berbahasa
Pada Karangan Siswa Sekolah Menengah Pertama. Hasil penelitiannya pertama
ditemukan empat bidang kesalahan, yakni (1) kesalahan ejaan yang meliputi
kesalahan pemakaian tanda baca, kesalahan pemakaian huruf, dan kesalahan
penulisan kata, (2) kesalahan fonologi yang meliputi kesalahan penggunaan huruf
kapital dan kesalahan penulisan partikel -pun, (3) kesalahan morfologi yang
meliputi kesalahan penulisan kata depan, (4) kesalahan sintaksis yang meliputi
penggunaan kata mubazir, dan (5) kesalahan semantik yang tidak ditemukan
kesalahan dalam karangan. Adanya kesalahan berbahasa yang terjadi disebabkan
karena ketidak telitinya sebuah penulisa dalam menulis dengan adanya kaidah
dalam penggunaan berbahasa dalam menulis. Maka dengan itu perlu sebuah ketelitian
dan belajar kembali dan terus tetang kaidah dan peraturan dalam menulisan untuk
terbentuknya tulisan yang baik dan akurat.
Kedua penelitian di atas menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa
masih terjadi hingga saat ini baik di lembaga pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi. Berdasarkan
latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian di SMAK Yayasan
Persekolahan St. Petrus Keuskupan Agung Ende. Hal ini dilakukan karena sebagai
pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia peneliti menemukan kesalahan berbahasa
yang dilakukan mahasiswa semester I Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende.
Mahasiswa semester I tersebut merupakan alumni dari SMAK-SMAK di wilayah
Keuskupan Agung Ende.
Penelitian
ini bertujuan mengdeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan penulisan
kalimat serta faktor penyebab kesalahan berbahasa. Hasil penelitin ini dapat
digunakan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki, menyempurnakan, dan mengefektifkan
pengajaran Bahasa Indonesia, yang difokuskan pada pembinaan kemampuan menulis
siswa.
Metode Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus Keuskupan Agung Ende.
Subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus
Keuskupan Agung Ende. Penelitian
ini menggunakan jenis
pendekatan kualitatif dengan
jenis deskriptif, artinya penelitian
ini
memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan gambaran
yang jelas dan juga terperinci mengenai kesalahan
berbahasa dalam menulis teks
narasi (Moleong, 2017).
Metode penelitian kualitatif bertumpu pada masalah yang
akan dilakukan pendalaman untuk mencari akar persoalan atau penyebab masalah
tersebut terjadi (Sukestriyarno,
2021). Menurut
(Sugiyono, 2019) metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik
pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Data dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen dan informan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini
menggunakan purposive sampling
dimana purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu
(Sugiyono,
2019). Data dikumpulkan dengan cara mengkaji
dokumen yang berupa karya tulis ilmiah siswa dan melakukan in-dept interview atau wawancara mendalam dengan beberapa siswa
kelas XI, serta guru Bahasa Indonesia untuk memperoleh data mengenai faktor
penyebab terjadinya kesalahan ejaan, diksi, dan kalimat dalam karya tulis
ilmiah siswa. Selanjutnya, data divalidasi dengan menggunakan teknik
triangulasi dan review informan. Data dianalisis berpedoman pada (Rochmadi & Yakub, 2017) yang menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data,
dan (4) penarikan simpulan.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian
ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan, kesalahan penggunaan
pilihan kata atau diksi, kesalahan
penggunaan kalimat, dan penyebab kesalahan berbahasa
Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMAK Yayasan
Persekolahan St. Petrus Keuskupan Agung Ende. Penelitian
dilakukan di empat lokasi yaitu SMAK St. Petrus Ende, SMAK St. Freinademetz Mukusaki,
SMK Restorasi Wonda, dan SMAK Mukureku. Keempat sekolah tersebut dijadikan
lokasi penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah miliki Keuskupan
Agung Ende. Tamatan sekolah-sekolah tersebut pun banyak yang melanjutkan
pendidikannya sebagai guru agama Katolik di Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa
Ende.
Sampel
penelitian yang berupa karya tulis ilmiah siswa-siswi kelas XI. Adapun beberapa
hal yang perlu dijelaskan sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian, bahwa
data dalam penelitian ini akan dibahas berdasarkan pedomaan ejaan yang baru
nomor Nomor 0424/I/Bs.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan Edisi V yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek RI dan Badan
Pengembangan Bahasa pada tanggal 16 Agustus 2022. Penelitian ini terjadi saat
situasi pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran tatap muka dilaksanakan secara
bergantian dan jam tatap muka terbatas.
Penelitian
yang telah dilaksanakan tersebut pun perlu ditindaklanjuti karena tahapan atau
langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini masih sebatas mengoreksi
kesalahan. Berikut ini adalah uraian tahapan analisis kesalahan berbahasa yang
dimodifikasi peneliti setelah melihat hasil penelitian ini. Modifikasi ini pun
diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dalam bentuk kerjasama antara
peneliti dan pihak sekolah agar kesalahan yang terjadi tidak terulang kembali
dan dapat diminimalisir.
1. Mengumpulkan data
2. Mengidentifikasi kesalahan
berdasarkan tataran kebahasaan,
3. Merangking atau memperingkat kesalahan.
Mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensi terjadinya kesalahan.
4. Menjelaskan keadaan.
Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan, dan cara memperbaiki kesalahan.
5. Memprediksi tataran
kebahasaan yang rawan kesalahan.
6. Mengoreksi kesalahan.
Memperbaiki
kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan bila dapat menghilangkan kesalahan
itu. Hal ini dapat dilakukan dengan menyempurnakan
komponen proses belajar-mengajar bahasa seperti tujuan, bahan, metode, media,
dan penilaian.
7. Membuat
rencana pelaksanaan perbaikan dan melaksanakan rencana bimbingan/pendampingan
pelatihan
8. Melakukan
refleksi (melihat kembali apakah ada bagian yang gagal untuk dijalankan)
9. Melakukan
pembimbingan secara terus menerus (pembiasaan, dan kontak langsung) sehingga
siswa terbiasa dan langsung mengetahui kesalahan yang dibuat.
Temuan
kesalahan berbahasa Indonesia dalam penelitian ini cukup banyak, maka tidak
semua jenis kesalahan yang ada dijelaskan disini. Peneliti hanya menjelaskan
kesalahan berbahasa dalam karya tulis ilmiah siswa sebagai contoh. Berikut
beberapa hasil temuan kesalahan berbahasa.
A. Penulisan Huruf
Data Kesalahan Penulisan Huruf Kapital
Contoh (1)
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa atas kasihnya penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Pembetulan:
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.
Penulisan huruf kapital digunakan
sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan. Dengan demikian, pada data di atas, terdapat kesalahan
pada kalimat Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa
atas kasihnya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Apabila dituliskan sesuai kaidah poin
ke-7 maka kata kata yang seharusnya
ditulis dengan huruf kapital Yang. Demikian pula kata yang mahakuasa seharusnya tidak disambung dan penulisan yang benar
adalah Maha Kuasa. Hal ini merupakan
salah satu perbedaan antara PUEBI dan EYD Edisi V. Selanjutnya, kata kasihnya seharusnya ditulis menjadi
kasih-Nya, sehingga apabila diperbaiki maka kalimat tersebut menjadi Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.
Contoh (2)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia budaya diartikan sebagai pikiran, akal
budi, atau adat istiadat.
Pembetulan:
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau adat istiadat.
Kaidah penulisan huruf kapital
poin 20 menyatakan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua
kata (termasuk unsur bentuk ulang
utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas. Dengan demikian, contoh(2) pada kalimat Menurut kamus besar bahasa Indonesia budaya
diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau adat istiadat. Kata kamus besar bahasa Indonesia seharusnya diawali dengan huruf kapital pada setiap kata karena merupakan
nama dokumen, sehingga pembetulannya menjadi Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau
adat istiadat.
Contoh (3)
Mereka meletakan persembahan itu
dekat Sungai, karena menurut
kepercayaan suku lio disanalah
tempat paa loka.
Pembetulan:
Mereka meletakan persembahan itu dekat sungai, karena menurut kepercayaan Suku Lio disanalah tempat paa
loka.
Data contoh (3) pada kalimat Mereka meletakan persembahan itu dekat Sungai, karena menurut kepercayaan suku
lio disanalah tempat paa loka.
Kalimat tersebut menunjukkan kesalahan kaidah penulisan huruf kapital poin (17)
yaitu huruf
pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf nonkapital sehingga kata
Sungai tidak ditulis menggunakan huruf kapital. Pembetulannya menjadi Mereka meletakan persembahan itu dekat
sungai, karena menurut kepercayaan suku Lio disanalah tempat paa loka. Data
nomor 12 pun menyalahi aturan penulisan huruf kapital nomor 11 yaitu huruf kapital digunakan sebagai
huruf pertama seperti
pada nama bangsa,
suku, bahasa, dan aksara.
Pada kata suku lio seharusnya Suku Lio.
Data
Kesalahan Penulisan Huruf Miring
Contoh:
(1) Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya ilmiah tradisi belis dalam adat perkawinan
masyarakat desa ndetundora iii kecamatan ende kabupaten ende.
Pembetulan:
Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya ilmiah Tradisi Belis Dalam
Adat Perkawinan Masyarakat Desa Ndetundora III Kecamatan Ende Kabupaten Ende.
(2) Mereka
meletakan persembahan itu dekat Sungai, karena menurut kepercayaan suku lio
disanalah tempat paa loka.
Pembetulan:
Mereka
meletakan persembahan itu dekat sungai, karena menurut kepercayaan Suku Lio di
sanalah tempat paa loka.
Kesalahan
penulisan huruf miring juga ditemukan dalam karya ilmiah terdapat lima
kesalahan yang terdiri atas kesalahan penulisan huruf miring pada poin 1 yaitu huruf
miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu,
judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Kesalahan ini terdapat
pada data (1) pada kalimat Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya ilmiah tradisi belis dalam
adat perkawinan masyarakat desa ndetundora iii kecamatan ende kabupaten ende. Penulisan judul seharusnya dicetak miring. Pembetulannya
menjadi Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya ilmiah Tradisi Belis Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Desa Ndetundora III
Kecamatan Ende Kabupaten Ende.
Data
(2) pada kalimat Mereka meletakan
persembahan itu dekat Sungai, karena menurut kepercayaan suku lio disanalah
tempat paa loka. Seharusnya paa loka
�kasi makan� dicetak miring maka menjadi Mereka
meletakan persembahan itu dekat sungai, karena menurut kepercayaan Suku Lio disanalah tempat paa loka.
Data
Kesalahan Penulisan Angka dan Bilangan
Contoh:
(1)
Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya ilmiah tradisi belis dalam
adat perkawinan masyarakat desa ndetundora iii
kecamatan ende kabupaten ende.
Pembetulan:
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul karya
ilmiah Tradisi Belis Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Desa Ndetundora
III Kecamatan Ende Kabupaten Ende.
(2)
. .. tugas mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas xi ips sma St.
Petrus ende.
Pembetulan:
..
tugas mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IPS SMA St. Petrus Ende.
(3)
Jumlah penduduk
desa wologai kurang dari 1500 orang menurut
data statistik sejak tahun 2009 - 2020.
Pembetulan:
Jumlah penduduk Desa Wologai sebanyak 1.500 orang menurut data statistik sejak tahun
2009---2020.
(4)
Lukas 12 : 15
Pembetulan:
Lukas 12:15.
Kaidah
penulisan angka dan bilangan dalam EYD Edisi V terdiri dari 12 aturan. Kaidah
pertama yaitu angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang
bilangan atau nomor. Kesalahan kaidah pertama juga ditemukan dalam penelitian
ini. Hal ini dapat dilihat pada keempat data di atas. Data (1) terdapat
kesalahan penulisan angka Romawi iii seharusnya III. Data (2) terdapat
kesalahan penulisan angka Romawi xi seharusnya XI.
Kaidah keempat yaitu Bilangan berupa angka
pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari
satu kata didahului kata seperti sebanyak,
sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan kalimatnya. Kesalahan yang berkaitan dengan
kaidah keempat terlihat pada data (3) pada jumlah penduduk 1500 orang seharusnya ditulis sebanyak
1.500 orang. Kesalahan lainnya berupa
ketidaktepatan penulisan angka dan bilangan yang tidak sesuai dengan kaidah
ketujuh yakni angka digunakan untuk menomori bagian
karangan atau bagian
kitab suci. Data kesalahan
tersebut terlihat pada data (4) Lukas 12:
15 penulisannya tersebut kurang tepat sebab tanda baca baca titik dua pada
penulisan angka digunakan untuk menomori bagian
karangan atau bagian
kitab suci tidak dispasi
sehingga penulisan yang benar adalah Lukas
12: 15.
Data
Kesalahan Penulisan Kata Sandang Si dan Sang
Contoh:
(1)
Belis juga
mempunyai arti untuk menentukan sahnya perkawinan sebagai imbalan jasah atau
jerih payah orangtua, sebagai tanda
penggantian nama sigadis artinya
menurunkan nama keluarga sigadis dan
menaikan nama keluarga laki-laki.
Pembetulan:
Belis juga mempunyai arti untuk menentukan sahnya perkawinan
sebagai imbalan jasah atau jerih payah orang tua, sebagai tanda penggantian
nama si gadis artinya menurunkan nama keluarga si gadis dan menaikan nama keluarga
laki-laki.
Kaidah
penulisan kata sandang Si dan Sang dalam EYD Edisi V terdiri atas dua kaidah
yakni pertama kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kaidah kedua yakni kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan
unsur nama Tuhan.
Kesalahan
penulisan kata sandang pun terlihat pada kedua data di atas yakni pada data (1)
kalimat Belis juga mempunyai arti untuk menentukan
sahnya perkawinan sebagai imbalan jasah atau jerih payah orangtua, sebagai tanda penggantian nama sigadis artinya menurunkan nama keluarga sigadis dan menaikan nama keluarga laki-laki. Penulisan kata sigadis seharusnya dipisah menjadi si gadis.
Jadi, kesalahan penulisan kata sandang Si dan Sang yang ditemukan
dalam karya tulis siswa-siswi kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus
Keuskupan Agung Ende hanya berkaitan dengan kaidah pertama kata si dan
sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Data Kesalahan Penulisan Kata Turunan
(Kata Berimbuhan, Bentuk Ulang, dan Gabungan Kata)
Contoh:
(1) Hal
ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua yang telah membesarkannya.
Pembetulan:
Hal
ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua yang telah
membesarkannya
(2) Dalam
peminangan ada kala disertai nasihat
yang berupa peri bahasa kepada kedua
mempelai.
Pembetulan:
Dalam
peminangan adakala disertai nasihat yang berupa peribahasa kepada kedua
mempelai.
Kaidah
penulisan kata turunan pada bagian gabungan kata poin (a) menyatakan Unsur
gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Kesalahan yang
bertalian dengan pernyataan ini dapat ditemukan pada contoh (1) kalimat Hal ini dilakukan
sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua
yang telah membesarkannya. Kata orangtua
acapkali ditulis serangkai tetapi dalam EYD Edisi V kata tersebut merupakan
gabungan kata yang seharusnya ditulis terpisah, sehingga kalimat tersebut akan
menjadi Hal ini dilakukan sebagai bentuk
penghormatan kepada orang tua yang telah membesarkannya.
Contoh
(2) pada kalimat Dalam peminangan ada kala disertai nasihat yang berupa peri bahasa kepada kedua mempelai, kata
yang bercetak tebal ada kala dan peri bahasa menunjukkan kesalahan
penulisan kata turunan pada bagian penulisan gabungan kata poin (e) yang
bertuliskan gabungan kata berikut ditulis serangkai. Pembetulannya menjadi
Dalam peminangan adakala disertai nasihat yang berupa peribahasa kepada kedua
mempelai.
Data
Kesalahan Penulisan Singkatan
Contoh:
1) ...
tugas mata pelajaran bahasa Indonesia kelas xi ips sma St. Petrus ende.
Pembetulan:
�
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI IPS SMA st. Petrus Ende.
2) Kami
ucapkan terima kasih kepada bapak Yosep Borgias Rigas, Spd sebagai guru
pendamping yang memberikan banyak masukan.
Pembetulan:
Kami
ucapkan terima kasih kepada bapak Yosep Borgias Rigas, S.Pd. sebagai guru
pendamping yang memberikan banyak masukan.
Contoh
(1) merupakan contoh kesalahan penulisan singkatan. Hal ini terlihat pada
kalimat ... tugas mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas xi ips sma St. Petrus
ende. Kalimat tersebut harus diperbaiki menjadi ... tugas mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas XI IPS SMA St. Petrus Ende. Kalimat tersebut salah
karena dalam kaidah penulisan singkatan yang termuat dalam Ejaan Yang
Disempurnakan Edisi V poin (3) menyatakan bahwa singkatan, termasuk akronim,
yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf capital tanpa
tanda titik. Jadi, penulisan xi ips sma St. Petrus ende perlu diperbaiki karena sma dan ips
seharusnya ditulis menjadi SMA dan IPS. Hal ini pun bertalian dengan kesalahan
penulisan angka dan bilangan yakni penulisan angka Romawi xi �XI�.
Kaidah
penulisan singkatan poin pertama menyatakan singkatan nama orang, gelar,
sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatan itu. Contoh
(2) menunjukkan kesalahan penulisan pada gelar Spd pada kalimat Kami ucapkan
terima kasih kepada bapak Yosep Borgias Rigas, Spd sebagai guru pendamping yang
memberikan banyak masukan. Pembetulannya adalah Kami ucapkan terima kasih
kepada bapak Yosep Borgias Rigas, S.Pd. sebagai guru pendamping yang memberikan
banyak masukan.
Data Kesalahan Penulisan Partikel
Contoh:
a) Tuntutan adat yang semakin tinggipun
menimbulkan perasaan trauma, rasa frustrasi bahkan cenderung menjadi alasan
pelarian bagi pasangan muda untuk merantau ke luar negeri.
Pembetulan:
Tuntutan adat yang semakin tinggi pun menimbulkan perasaan trauma,
rasa frustrasi bahkan cenderung menjadi alasan pelarian bagi pasangan muda
untuk merantau ke luar negeri
b) Harga kamar di penginapan itu rp.150.000 permalam.
Pembetulan:
Harga kamar di penginapan itu Rp 150.0000 per malam.
Kaidah
penulisan penulisan partikel pada point kedua tentang partikel pun dalam EYD
Edisi V bahwa partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya dan
pada poin ketiga yaitu partikel pun yang merupakan bagian kata penghubung
seperti meskipun, walaupun, adapun, andaipun, dan sekalipun ditulis serangkai.
Berdasarkan data hasil penelitian contoh (1) satu menunjukkan bahwa terdapat
kesalahan penulisan partikel pun pada kalimat Tuntutan adat yang semakin tinggipun
menimbulkan perasaan trauma, rasa frustrasi bahkan cenderung menjadi alasan
pelarian bagi pasangan muda untuk merantau ke luar negeri. Penulisan kata
tinggipun seharusnya dipisah tinggi pun.
Contoh
(2) pun menunjukkan kesalahan pada penulisan partikel per pada kalimat Harga kamar di
penginapan itu rp 150.0000 permalam.
Kalimat ini salah karena pada penulisan rp tidak menggunakan huruf kapitaldan
pada partikel permalam penulisannya harus dipisah menjadi Harga kamar
dipenginapan itu Rp 150.000 per malam.
Data Kesalahan Penulisan
Kata Ganti
Contoh:
1) Pemilik
homestay akan menyewa kamar nya
kepada tamu sesuai harga yang telah ditentukan.
Kaidah penulisan kata ganti dalam Ejaan
Yang Disempurnakan Edisi V terdiri atas dua kaidah, akan tetapi yang ditemukan
dalam penelitian ini adalah kesalahan yang bertalian dengan kaidah pertama
yakni kata ganti ku- dan kau-
ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan tersebut dapat
dilihat pada kalimat Pemilik homestay
akan menyewa kamar nya kepada tamu
sesuai harga yang telah ditentukan. Kata ganti kamar nya seharusnya dituliskan serangkai dengan kata yang
mendahuluinya, maka pembetulannya adalah Pemilik homestay akan menyewa kamarnya kepada tamu sesuai harga yang telah
ditentukan.
Data Kesalahan Penulisan Kata Depan
Contoh:
1.
Ayam yang didapat
kemudian langsung dibakar didepan
halaman ruamh adat.
Pembetulan:
Ayam yang didapat kemudian langsung dibakar di depan
halaman rumah adat.
Berdasarkan
data hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan penulisan kata
depan yakni pada data nomor 1, pada kalimat Ayam yang didapat kemudian langsung dibakar didepan
halaman rumah adat. Kata didepan seharusnya ditulis terpisah menjadi di depan.
B. Penulisan Tanda Baca
Dalam
artikel ini hanya disajikan dua kesalahan penulisan antara lain kesalahan
penulisan tanda titik dua dan tanda petik tunggal.
Data Kesalahan Penulisan
Tanda Titik
1) Berenang
adalah gerakan sewaktu bergerak diair,dan biasanya tanpa perlengkapan buatan.kegiatan ini dapat di manfaatkan
untuk rekreasi dan olahraga (1)
Pembetulan:
Berenang
adalah gerakan sewaktu bergerak di air dan biasanya tanpa perlengkapan buatan.
Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.
2) Keluarga
merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal anak, oleh karena itu nilai-nilai yang ditanam keluarga sangat mempengaruhi
perkembangan anak (1)
Pembetulan:
Keluarga
merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal anak. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang ditanam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak.
Kaidah penulisan
tanda titik yang terdapat Ejaan Yang Disempurnakan Edisi V berisi sebelas
aturan. Pada keenam data di atas dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan
penulisan tanda titik, misalnya pada data (1) kegiatan ini dapat di manfaatkan untuk
rekreasi dan olahraga dan
(2) Keluarga merupakan
lembaga sosial pertama yang dikenal anak, oleh karena itu
nilai-nilai yang ditanam keluarga sangat mepengaruhi perkembangan anak terlihat kesalahan pada kaidah pertama yang menyatakan tanda titik
digunakan pada akhir kalimat pernyataan. Pada kedua kalimat di atas tidak
diakhiri tanda titik. Kalimat yang benar seharusnya setelah kata anak diakhiri
tanda titik bukan tanda koma dan kata oleh seharusnya ditulis dengan huruh awal
capital dan diakhir kata anak harus dibubuhi tanda titik.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Koma
Contoh:
1)
Penyakit ini dapat menyerang manusia, hewan dan tanaman yang ada
disekitarnya. (1)
Pembetulan:
Penyakit
ini dapat menyerang manusia, hewan, dan tanaman yang ada disekitarnya.
2)
Hal ini tentunya menimbulkan
kecemasan, dan keresahan masyarakat Manggarai yang terus dilanda kemiskinan.
(1)
Pembetulan:
Hal ini tentunya
menimbulkan kecemasan dan keresahan masyarakat Manggarai yang terus dilanda
kemiskinan.
Data
kesalahan penulisan tanda koma yang ditemukan dalam karya illmiah siswa-siswi
kelas XI SMAK Yayasan Persekolahan St. Petrus Keuskupan Agung Ende, merujuk
pada kaidah penulisan tanda koma poin pertama yaitu tanda koma digunakan di
antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan, sedangkan
pada data (1) dan (2) menunjukkan kesalahan penulisan unsur-unsur dalam
perincian berupa kata misalnya pada data (1) penulisan yang benar pada kata
manusia, hewan, dan tanaman, sehingga setelah kata hewan diberi tanda koma.
Data (2) pada kata kecemasan dan keresahan tidak perlu dibubuhi tanda koma
karena hanya terdiri dari dua perincian.
Data
Kesalahan Penulisan Tanda Titik Dua (:)
Contoh:
1)
Mereka ditugaskan membaca Injil Lukas 2 :
12- 15.
2) Hal-hal yang harus disiapkan saat upacara adat adalah
bahan makanan are mera, are gau, dan kibi.
Kesalahan penulisan tanda titik dua pada contoh (1)
berhubungan dengan kaidah penulisannya pada poin kelima yaitu tanda titik
dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu
karangan. Kalimat di atas seharusnya Mereka ditugaskan membaca Injil Lukas 2:
12-15. Penulisan tanda baca tidak boleh dispasi.
Contoh
(2) pada kalimat Hal-hal yang harus disiapkan saat upacara adat adalah bahan makanan
are mera, are gau, dan kibi.
Kalimat ini menunjukkan kesalahan yang berhubungan dengan kaidah penulisan
tanda titik dua poin kedua yaitu tanda titik dua digunakan pada akhir suatu
pernyataan lengkap yang langsung diikuti perincian atau penjelasan, sehingga
penulisan yang benar adalah Hal-hal yang harus disiapkan saat upacara adat
adalah bahan makanan: are mera, are gau,
dan kibi Kalimat di atas menunjukkan
pernyataan tentang bahan makanan yang disiapkan dalam upacara adat yang diikuti
perincian jenis-jenis makanannya sehingga sebelum menyebutkan rinciannya harus
dibubuhi tanda titik dua.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Petik
Tunggal (���)
Contoh:
Upacara
adat itu dipimpin mosalaki ketua adat
Pembetulan:
Upacara
adat itu dipimpin mosalaki �ketua adat�.
Data tersebut menunjukkan
kesalahan penulisan tanda petik tunggal (�) pada poin kedua yaitu tanda petik tunggal
digunakan untuk mengapit
makna, padanan, atau penjelasan kata atau ungkapan sehingga kata mosalaki yang berasal dari bahasa daerah
perlu diberi penjelasan pembaca yang berasal dari daerah lain memahami maksud
atau arti dari kata mosalaki �ketua
adat�.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Tanya
(?)
Contoh:
Bagaimanakah
gambaran umum masyarakat Ekoleta
Pembetulan:
Bagaimanakah
gambaran umum masyarakat Ekoleta?
Kaidah
penulisan tanda tanya poin pertama yaitu tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Hubung
(-)
Contoh:
Dalam karya ilmiah ini, kita akan membahas beberapa
ragam seni dan budaya yang ada di saga ende, untuk mengingatkan kembali akan
hal � hal yang berbau ciri khas kesenian dan kebudayaan di ende.
Pembetulan:
Dalam karya ilmiah ini, kita akan membahas beberapa
ragam seni dan budaya yang ada di Saga Ende, untuk mengingatkan kembali akan
hal-hal yang berbau ciri khas kesenian dan kebudayaan di Ende.
Data di atas menunjukkan
kesalahan penulisan tanda hubung pada kata ulang hal-hal dan suku-suku, jika
diperhatikan dengan baik penulisan tanda hubung pada kedua kalimat di atas
seharusnya tidak diberi spasi.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Petik
(�...�)
Gambaran
upacara perladangan masyarakat Ende Lio dapat dibaca dalam buku Nggua Bapu pada
bagian ritual-ritual perladangan Lio-Ende. (2)
Pembetulan:
Gambaran
upacara perladangan masyarakat Ende Lio dapat dibaca dalam buku Nggua Bapu pada bagian �Ritual-ritual
Perladangan Lio-Ende�.
Kaidah
penulisan tanda petik dua poin dua yaitu tanda
petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.
Kesalahan
penulisan tanda petik dua pada kalimat di atas salah karena pada bab buku Nggua
Bapu �Upacara Adat� yang tersurat dalam kalimat seharusnya diapiti tanda petik
dua yakni pada judul bab �Ritual-Ritual Perladangan Lio-Ende�.
Data Kesalahan Penulisan Tanda Pisah (
������)
Jumlah
penduduk desa wologai kurang dari 1500 orang menurut data statistik sejak tahun
2009 � 2020.
Pembetulan:
Jumlah
penduduk Desa Wologai kurang dari 1.500 orang menurut data statistik sejak tahun
2009-2020.
Kesalahan
penulisan tanda baca pisaha pada kalimat di atas terdapat pada penulisan 2009 �
2020 seharusnya tanda hubung tersebut penulisan diganti dengan tanda pisah dan
tidak diberi spasi. Kesalahan ini berkaitan dengan aturan penulisan tanda pisah
poin dua yaitu tanda pisah digunakan
di antara dua bilangan, tanggal
(hari, bulan, tahun),
atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
C. Kesalahan Diksi/Pilihan Kata
Menurut KBBI (Depdikbud, 2005), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan dengan pokok
pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau
pendengar pilihan kata�kata.
(Kridalaksana, 2001) menjelaskan pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan
lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara
di depan umum atau karang
mengarang.
Pemilihan kata dalam sebuah karya tulis
sangat berpengaruh terhadap makna yang terkandung dalam sebuah kalimat.
Pemilihan kata tersebut meliputi ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan dalam hal
ini mencakup penggunaan denotatif-konotatif, sinonim, verba berpreposisi, dan
penggunaan kata secara ekonomis. Kesesuaian meliputi kebakuan kata dan
penghindaran kata cakapan.
a. Ketepatan
Penggunaan Kata Denotatif-Konotatif
Sebagaimana
telah dikemukakan analisis ketepatan pilihan kata dilihat dari segi denotatif dan konotatif
kata, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada ketepatan denotasi. Berikut ini
dikemukakan kata yang tidak tepat dari segi denotasinya.
Contoh:
Pekerja homestay
perlu meningkatkan profesionalisme dalam pelayan mereka.
Imbuhan
�isasi dalam kata profesionalisasi pada kalimat e) dapat diartikan proses
profesional. Sedang bila kita cermati kata profesionalisasi tidak akan cocok
bila digunakan dalam kalimat tersebut. Kata tersebut akan menjadi benar jika
kata profesionalisasi diganti dengan kata profesionalitas. Profesionalitas
dalam (KBBI, 2005)
diartikan �perihal profesi; keprofesian; kemampuan bertindak secara
profesional�.
Sinonim
Penggunaaan
kata bersinonim terlihat pada kalimat Adapun maksud dan tujuan
penyusunan karya tulis ini adalah untuk laporan hasil karya tulis. Kata maksud,
antara lain berarti �yang dikehendaki; tujuan; niat; kehendak� (KBBI, 2005). Dengan demikian
jelaslah bahwa kata maksud bersinonim dengan kata tujuan.
Penggunaan
Kata secara Ekonomis
Penggunaan
kalimat secara tidak ekonomis dalam sampel terlihat pada kalimat Semua bapak
ibu guru serta para orang tua yang kami hormati. Kata semua menunjukkan makna jamak. Sehingga kalimat di atas tidak
digunakan secara ekonomis. Apabila diperbaiki menjadi Bapak ibu guru serta para orang tua yang kami hormati.
b.
Kesesuaian
Penggunaan Kata Baku
Penggunaan kata tidak baku pada sampel
dapat dilihat berikut ini.
1)
� tapi tidak dijalankan dengan baik.
2)
... Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih kurnia dan rahmadnya.
3)
Pada mulanya acara ini terus dilaksanakan tapi
makin lama makin sedikit yang tetap melaksanakannya.
4)
Saat ritual berlangsung hanya kaum
laki-laki yang bole ikut karna hal ini merupakan aturan adat.
5)
Karya tulis ini telah disetujui dan disyahkan
pada.
6)
Kedua pasangan yang mau menikah
harus dengar nasehat orang tua.
7)
Pelayanan yang diberikan tergantung kwalitas
masing-masing.
8)
Atas terselesainya karya tulis ini kami
ucapkan terimakasih kepada:
Kata-kata
yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas tidak baku. Adapun bentuk
bakunya adalah sebagai berikut.
Bentuk
Tidak Baku |
Bentuk
Baku |
tapi |
tetapi |
kurnia |
karunia |
rahmadnya |
rahmat-Nya |
makin |
semakin |
bole |
boleh |
ikut |
mengikuti |
karna |
karena |
disyahkan |
disahkan |
nasehat |
nasihat |
kwalitas |
kualitas |
ucapkan |
mengucapkan |
menunjukan |
menunjukkan |
Penghindaran Kata Cakapan
Karya tulis siswa merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah,
maka dalam penulisannya hendaknya dihindari penggunaan kata-kata cakapan.
Berikut kata-kata ucapan
yang peneliti temukan pada sampel.
a) Penulis
haturkan terima kasih kepada semua pihak.
b) Akhir
kata
semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Kata haturkan yang berarti sama dengan
ucapkan termasuk kata cakapan. Dalam tulisan ilmiah kata tersebut dapat diganti
dengan kata mengucapkan. Kata akhir kata tidak pernah digunakan dalam ragam
bahasa ilmiah. Dalam ragam ilmiah kata tersebut dapat diganti akhirnya bila
kata tersebut mengakhiri suatu uraian atau pernyataan. Kalimat-kalimat di atas
dapat diperbaiki menjadi kalimat-kalimat berikut ini.
a) Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak.
b) Akhirnya semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat
bagi kita semua.
D. Kesalahan Kalimat
Menurut
(Chaer, 2011) kalimat merupakan
sebuah satuan Bahasa yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai pengertian yang
lengkap. Jadi, kalimat yang baik terdiri atas subyek dan predikat. Kesalahan
penulisan kalimat dalam penelitian ini merujuk pada kesalahan unsur subyek
ganda, kehematan, kalimat yang menggunakan konjungsi berlebihan, dan kalimat
yang ambigu.
a) Subyek
Ganda
Penulisan
kalimat dalam sebuah karya tulis ilmiah terkadang tidak memiliki kepaduan. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan subyek ganda.
(1) Kepala
desa bapak geradus juga menyampaikan hal yang sama mengenai tentang pelaksanaan
ritual adat.
(2) Yang pasti adalah bahwa orang yang dipercayakan melakukan
ritual adat adalah orang dalam suku
itu sendiri yang terseleksi secara alamiah dan telah melalui berbagai proses
adat.
b) Keambiguan
Gagasan
Ambiguitas
merupakan kegandaan arti kalimat, sehingga tidak dipahami orang lain. Biasanya
hal ini disebabkan oleh beberapa hal dengan penggunaan intonasi yang tidak
tepat, pemakaian kata yang berpolisemi, dan struktur yang tidak tepat. Berikut
ini data kesalahannya.
(1) Di
akir penulisan karya ilmiah ini kami ucapkan terima kasih agar dapat menjadi
masukan ke depannya.
(2) ...
sebelum nama Desa Wologai Tengah terdahulunya adalah Kapitan Wologai yang jabat
oleh: �
c) Ketidakjelasan
Subyek
Kalimat
yang dituliskan akan sulit dipahami maksudnya apabila terdapat ketidakjelasan
subyek di dalamnya.
(1) Dimana dalam
acara peminangan seperti antar belis, yang selalu menjadi persoalan ketika
kedua belah pihak.
Kalimat yang benar:
Acara
peminangan seperti antar belis, selalu menjadi persoalan ketika kedua belah
pihak akan melangsungkan pernikahan.
d) Penggunaan
Konjungsi yang Berlebihan
Contoh:
Belis
yang di antar kemudian diberikan
kepada pihak keluarga perempuan dan
selanjutnya dilanjutkan dengan tahap
berikutnya dan akan ditetapkan
tanggal pernikahan.
Kesalahan penulisan kalimat di atas
merupakan kesalahan penggunaan konjungsi yang berlebihan pada sebuah kalimat.
Data (1) ada beberapa konjungsi yakni kemudian,
dan, dengan. Apabila diperbaiki kalimat ini akan menjadi Belis yang diantar akan diberikan kepada
pihak keluarga perempuan, setelah itu akan ditetapkan tanggal pernikahan.
E. Faktor-faktor
Penyebab Kesalahan Berbahasa
Pembahasan masalah sumber penyebab
terjadinya kesalahan berbahasa, tidak lepas dari berbagai macam kesalahan yang
dihasilkan. Artinya, membahas kesalahan tertentu sekaligus sumber dan faktor
penyebabnya. Terjadinya berbagai bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dalam
karya tulis siswa ini tidak lepas dari sumber-sumber yang mempengaruhinya. Berdasarkan
hasil wawancara dengan para narasumber YBR, WL, PS, KW, MCN, MDG, MMW, TYO, FR,
DY, FNM, dan PKSM menguraikan sumber-sumber tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. �Kesalahan yang Berasal dari Guru Pembimbing
Sumber kesalahan yang berasal dari guru
pembimbing ini terjadi karena pembimbing tidak sungguh-sungguh membimbing siswa
dalam membuat karya tulis. Guru hanya sekilas dan tidak teliti dalam meneliti.
Hal ini disebabkan guru pembimbing bukan guru bahasa Indonesia, maka
pengetahuan tentang kebahasaan tersebut sering diabaikan atau bahkan terkadangg
guru pembimbing kurang mengetahui secara benar tentang kebahasaan. Akibatnya
karya tulis yang dibuat oleh siswapun masih banyak terdapat kesalahan.
2. Kesalahan
yang Berasal dari Siswa Sendiri
Kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam
karya tulis siswa tersebut tidak semuanya diakibatkan karena ketidaksungguhan
guru pembimbing dalam melakukan bimbingan. Kesalahan tersebut juga berasal dari
diri siswa sendiri. Siswa banyak yang kurang teliti dalam membuat karya tulis.
Banyak siswa yang hanya mengandalkan guru pembimbing mereka, kalau tidak
disalahkan berarti sudah benar.
3. Kesalahan
yang Berasal dari Pihak Lain
Kesalahan
penulisan karya tulis siswa tidak hanya berasal dari guru pembimbing dan siswa.
Kesalahan tersebut juga berasal dari pihak lain, dalam hal ini yaitu kesalahan
yang berasal dari pihak luar yang membantu dalam pembuatan karya tulis siswa.
Siswa terkadang malas karena tugas pembuatan karya tulis tersebut tugas
kelompok, maka agar tidak bingung bagaimana membagi tugas dan saling iri, siswa
tidak mengetik sendiri tugas mereka. Tugas karya tulis tersebut sebagian besar
direntalkan pada jasa perentalan. Oleh karena itu, banyak kesalahan-kesalahan
sepele yang seharusnya tidak terjadi masih peneliti temukan.
Berdasarkan
hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa ada hal lain yang dapat
menyebabkan kesalahan berbahasa yakni interferensi. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Marwan Pandeangan, 2020) tentang Analisis Kesalahan Berbahasa
di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat kesalahan siswa dalam tulisan meliputi: kesalahan pemakaian ejaan (kesalahan
penulisan kata dasar, kesalahan pemakaian huruf kapital, kesalahan penulisan
awalan, kesalahan penulisan preposisi, kesalahan penulisan singkatan, dan
kesalahan pemakaian tanda baca), kesalahan pemilihan kata (penggunaan kata
tutur), dan kesalahan penyusunan kalimat (kalimat tidak lengkap, kalimat tidak
hemat, dan kalimat mengandung interferensi). Dengan demikian, kesalahan siswa
dalam menulis harus dapat diminimalisir sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis siswa di SD. Interferensi adalah pengaruh bahasa lain (bahasa
daerah) yang bersifat mengganggu atau merusak. Hal ini mengakibatkan terjadi
kesalahan penulisan seperti mau, tau, karna, pigi, dan lainnya.
Hasil
penelitian ini pun sejalan dengan penelitian (Feny Oktaviani, Muhamad Rohmadi, & Purwadi,
2018) tentang Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas
X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta). Pertama,
bentuk kesalahan berbahasa pada bidang fonologi yang ditemukan dalam karangan
eksposisi siswa kelas X MIPA SMA N 4 Surakarta meliputi kesalahan penggunaan
huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penggunaan partikel,
kesalahan penulisan kata ulang, kesalahan ortografis, dan kesalahan penulisan
kata baku.
Kesalahan
paling dominan pada bidang fonologi adalah kesalahan penggunaan tanda titik.
Kedua, bentuk kesalahan berbahasa pada bidang morfologi yang ditemukan dalam
karangan eksposisi siswa kelas X MIPA SMA N 4 Surakarta meliputi kesalahan
penulisan kata depan, kesalahan penulisan kata bentukan, dan kesalahan akibat
pleonasme. Kesalahan paling dominan pada bidang morfologi dalam penelitian ini
adalah kesalahan akibat pleonasme. Ketiga, bentuk kesalahan berbahasa pada
bidang sintaksis yang ditemukan dalam karangan eksposisi siswa kelas X MIPA SMA
N 4 Surakarta meliputi kesalahan struktur frasa dan struktur kalimat. Kesalahan
struktur frasa meliputi susunan kata yang tidak tepat, penggunaan unsur
berlebihan, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, dan penjamakan bentuk
jamak. Kesalahan struktur kalimat terdiri dari kalimat tidak lengkap,
penggunaan konjungsi berlebihan, struktur kalimat tidak sejajar, dan kalimat
tidak logis.
Faktor-faktor
yang menyebabkan adanya kesalahan berbahasa tidak sepenuhnya berasal dari siswa
melainkan juga berasal dari guru. Penggunaan metode pembelajaran yang tidak
tepat menyebabkan pemahaman siswa tentang kaidah berbahasa tidak maksimal. Ada
banyak cara untuk menanggulangi kesalahan berbahasa yang terjadi, salah satunya
adalah melalui analisis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh guru untuk
mengetahui jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh
siswa. Selain itu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia
bagi siswa dengan mengembangkan budaya literasi juga perlu dilakukan agar siswa
secara mandiri dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang kaidah berbahasa
guna meminimalisasi kesalahan berbahasa yang mungkin terjadi kembali.
Berdasarkan definisi dan pendapat para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa baik
secara lisan maupun tulisan yang menyimpang
dari kaidah bahasa yang berlaku secara sistemis yang sedang dipelajari oleh pembelajar. Kesalahan berbahasa
dapat berupa faktor internal dan eksternal.
Faktor internal kesalahan berbahasa berupa usia si pembelajar, situasi sosiolinguistik pembelajar bahasa, dan
kerumitan bahasa yang dipelajari, sedangkan
faktor eksternal kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh pemilihan bahan ajar, pemilihan metode pembelajaran dan faktor
cara guru mengajar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan banyaknya kesalahan
yang terjadi tersebut
tidak hanya terjadi
karena ketidaktahuan siswa, namun juga karena kesalahan
dari guru pembimbing. Guru pembimbing terkadang kurang dalam penguasaan bahasa dan tidak sungguh-sungguh dalam membimbing. Penguasaan
kebahasaan pada siswa dan guru
pembimbing tersebut akhirnya berimplikasi pada penulisan karya tulis siswa yang juga menjadi lebih baik dan lebih mudah dipahami. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
perbaikan pada pembelajaran dengan
menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan karya tulis siswa maka secara tidak
langsung siswa dapat menghasilkan
karya tulis yang baik, sehingga kemudian siswa dapat membedakan penggunaan bahasa yang benar dan yang kurang benar,
dan pada akhirnya
kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan mereka lakukan lagi. Dalam hal ini peran guru bahasa (terutama guru bahasa Indonesia
atau guru pembimbing karya tulis) sangat penting
dalam pembinaan bahasa Indonesia bagi
para siswanya. Guru pembimbing harus dapat mengoreksi penggunaan bahasa yang digunakan siswa dalam karya
tulis yang mereka hasilkan. Apabila ternyata
masih ada yang kurang benar maka menjadi tugas guru pembimbing untuk dapat menunjukkan kepada siswa kesalahan
mereka agar dapat diperbaiki.
Hal ini harus diketahui dikarenakan kelas XII merupakan tingkat akhir di SMA yang merupakan
pembelajaran terakhir sebelum
memasuki perguruan tinggi.
BIBLIOGRAFI
Anjarwati, Lutfi.
2021. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada
Karangan Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Pena Indonesia Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Volume 7, Nomor
1, April 2021, ISSN: 22477-5150, e-ISSN: 2549-2195 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpi
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Depdikbud. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Feny
Oktaviani, Muhamad Rohmadi, dan Purwadi. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi
Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta). BASASTRA
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 94
Volume 6 Nomor 1, April 2018, ISSN I2302-6405. DOI:
https://doi.org/10.20961/basastra.v6i1.37657
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Meleong, J Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Miles,
B Matthew dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis
Data Kualitatif: Buku Sumber Tentan Metode-Metode Baru (Terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.
Nurwicaksono,
Bayu Dwi dan Amelia Diah. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada
Teks
Ilmiah Mahasiswa. AKSIS
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 2, Desember 2018
e-ISSN: 2580-9040------e-Journal: http://doi.org/10.21009/AKSIS
halaman 138-153 doi.org/10.21009/AKSIS.020201
Pandeangan Marwan, Siburian Jangkontua, Sari, Livia
Olga Indah, dan Sari Novita. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar.
SEJ (School
Education Journal) Vol. 10 No. 2 Juni 2020.
Universitas Negeri Medan
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfa
Beta
Sukestriyarno. 2021. Metode Penelitian Pendidikan. Semarang: UnnesPress
Suyitno, Imam. 2012.
Menulis
Makalah dan Artikel. Bandung: Refika Aditama
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan.
1990. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Ejaan
Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Guntur
H. 1997. Analisis Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.
Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia. 2022. Ejaan Yang
Disempurnakan Edisi V. Jakarta: Badan
Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Copyright holder: Maria
Yulita C. Age (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |