Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT
PEGADAIAN (PERSERO) AREA PALEMBANG
Eka Ramadhanty Sibarani, Asmanita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas
Bina Darma Palembang
Email : [email protected]
Abstrak
Kinerja karyawan adalah
suatu gambaran dari kinerja perusahaan. Adapun faktor untuk meningkatkan
kinerja karyawan melainkan cara menciptakan budaya kerja yang kuat yaitu budaya
kaizen. Budaya kaizen sendiri merupakan perbaikan kecil dalam suatu proses
secara terus menerus dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu manajemen puncak,
manajer hingga karyawan. Budaya kaizen membuktikan keberhasilannya di Jepang,
dengan demikian akan ada peluang untuk membawa keberhasilan pada perusahaan di
Indonesia dalam menerapkannya, penelitian ini berjudul Pengaruh Budaya Kaizen
terhadap Kinerja Karyawan pada PT Pegadaian Area Palembang. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya kaizen terhadap kinerja
karyawan. Objek penelitian yang diambil adalah PT Pegadaian Area Palembang
dengan simple random sampling terhadap 36 (tiga puluh enam) karyawan yang
menjadi responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi sederhana
untuk menguji pengaruh secara parsial. Uji parsial menunjukkan budaya kaisen
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian menyatakan bahwa
ada pengaruh yang siginifikan antara budaya kaizen terhadap kinerja karyawan
pada PT Pegadaian Area Palembang. Berdasarkan indikator-indikator yang telah di
uji mak hasil sebelumnya menunjukkan budaya kaizen dengan sesudah menggunakan budaya
kaizen, memiliki perbedaan yang signifikan. Terdapat makna dalam menggunakan
budaya kaizen yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan jauh lebih baik
dari sebelum menggunakan budaya kaizen.
Kata Kunci: Budaya Kaizen, Kinerja Karyawan
Abstract
Employee
performance is a description of the company's performance. The factor to
improve employee performance is how to create a strong work culture, namely the
kaizen culture. Kaizen culture itself is a small improvement in a process that
can continuously involve all aspects, namely top management, managers to
employees. Kaizen culture proves its success in Japan, thus there will be an
opportunity to bring success to companies in Indonesia in implementing it, this
study entitled The Effect of Kaizen Culture on Employee Performance at PT
Pegadaian Palembang Area. The purpose of this study was to determine the
influence of kaizen culture on employee performance. The object of this
research is PT Pegadaian Area Palembang with simple random sampling of 36
(thirty six) employees who become respondents. The data analysis technique used
simple regression analysis to partially test the effect. The partial test shows
that kaisen culture has an influence on employee performance. The results of
the study stated that there was a significant influence between kaizen culture
on employee performance at PT Pegadaian Area Palembang. Based on the indicators
that have been tested, the previous results show that the kaizen culture and
after using the kaizen culture have significant differences. There is meaning
in using kaizen culture which greatly influences employee performance much
better than before using kaizen culture.
Kata
Kunci: Kaizen Culture, Employee Performance
Pendahuluan
Didirikannya sebuah
perusahaan bukan hanya sekedar tujuan sesaat namun juga untuk mendapatkan
keuntungan. Tujuan utamanya didirikan perusahaan, baik itu perusahaan jasa
ataupun perusahaan dagang adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal secara
terus-menerus selama beroperasi dan menjaga kelangsungan hidup sebuah
perusahaan serta dapat memperluaskan ruang usaha perusahaan dengan mengelola
dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang memegang peranan sangat
dominan dalam kegiatan perusahaan, sumber daya manusia merupakan perencana, pelaku
dan pengendali setiap aktivitas yang dilakukan agar perusahaan mampu mencapai
tujuan. Faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang dapat ditentukannya
lancar atau tidak suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan (Ramdhani,
2011). Namun dalam arti lain sumber daya
manusia ialah faktor dari perusahaan yang harus diperhatikan, dibina dan
dikembangkan agar perusahaan mampu mencapai tujuan dengan baik.
Sumber daya manusia
sangat berpengaruh bagi kesuksesan perusahaan, oleh sebab itu perusahaan juga
harus senantiasa memperlakukan karyawan dengan sangat baik agar upaya penting
perusahaan untuk dapat mewujudkan cita-cita nya adalah mengoptimalkan kinerja
karyawan dengan memperhatikan dan memperlakukan sumber daya manusia sebagai
mitra kerja dan aset jangka panjang perusahaan dengan cara menjaga,
mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dengan tujuan
yang maksimal (Dr.
Tubagus Achmad Darojat, 2015) . Dalam membina sumber daya manusia
(human resource development) sangat butuh budaya kerja yang dapat memberikan
kenyamanan, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa memiliki perusahaan dan
dedikasi terhadap perusahaan. Meningkatkan kerja sama dalam tim, komunikasi
antar divisi dan menciptakan hubungan yang baik sesama karyawan agar senantiasa
meningkatkan efetivitas dan efesiensi kerja untuk mencapai produktivitas
perusahaan yang tinggi.
Budaya perusahaan juga
sering disebut budaya kerja karena tidak dapat dipisahkan dengan kinerja
(performance) sumber daya manusia. Budaya kerja Jepang ini dikenal dengan
istilah Kaizen, yang merupakan budaya yang terbukti membawa keberhasilan bagi
perusahaan-perusahaan di Jepang (Imai,
2001). Kaizen menurut Kusnandar (2018) adalah �kemajuan dan perbaikan terus
menerus dalam kehidupan seseorang, kehidupan berumah tangga, kehidupan
bermasyarakat dan kehidupan kerja�. Budaya Kaizen di Indonesia memang masih
terdengar sangat asing, tetapi dengan adanya budaya ini banyak perusahaan yang
terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan karyawan dan perusahaan akan
melakukan semua hal dengan benar secara efisien dan efektif. Sedangkan Zebua (2020) mengemukakan definisi budaya kerja
merupakan kebiasaan suatu pekerjaan yang dibudayakan dalam suatu kelompok
sebagai bentuk kerja yang tercermin dari perilaku mereka dari waktu ke waktu
mereka bekerja sehingga perilaku atau kebiasaan secara otomatis tertanam dalam
diri mereka sendiri.
Di Indonesia sendiri,
menurut para ahli Budaya kaizen secara sosial merupakan budaya yang cocok untuk
diterapkan, dikarenakan kaizen sendiri dalam implementasinya mengikutsertakan
banyak orang dan juga sesuai dengan budaya Indonesia yang mengedepankan kerja
sama dan bergotong royong dalam bekerja (Bintoro
& Daryanto, 2017).
Perusahaan menginginkan
hasil maksimal dalam mencapai target perusahaan. Perusahaan yang berjalan
secara efektif dan efisien diperoleh dari pengelolaan sumber daya manusia, hal
ini paling mempengaruhi kinerja perusahaan. Pada perusahaan yang memberikan
pelayanan baik jasa maupun pemodalan tentu dituntut untuk bekerja secara
maksimal demi pencapaian target dan kemajuan perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan sangat bergantung pada kinerja karyawan. Suatu kinerja
perusahaan tercerminkan oleh kinerja karyawannya. Namun pada kenyataannya,
kinerja seorang karyawan tentu akan berbeda dengan karyawan lain nya. Oleh
karena itu, perlu ada nya suatu pendorong atau faktor yang dimiliki karyawan
agar dapat meningkatkan suatu kinerja karyawan yang diharapkan perusahaan.
Adapun pencapaian dalam keberhasilan perusahaan dapat dilakukan dengan
meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
dan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati Bersama
(Rivai,
2009).
PT Pegadaian Palembang
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
jasa penyaluran kredit kepada masyarakat menengah kebawah atas dasar hukum
gadai. Dalam Laporan Tahunan PT Pegadaian (2020), tertera visi perusahaan
yaitu, �Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen
Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat�. Dan sebagaimana slogannya,
�Mengatasi Masalah Tanpa Masalah�, pegadaian mampu menarik minat masyarakat
menengah bawah untuk menjadikan pegadaian sebagai salah satu mitra yang
memberikan alternatif sumber pembiayaan guna memenuhi kebutuhan investasi
jangka panjang, seperti biaya sekolah/kuliah hingga modal untuk wirausaha.
PT Pegadaian optimis
dalam impian perusahaan akan semakin mudah terwujud dengan dukungan teknologi
informasi dan ribuan outlet yang disebut dengan Unit Pelayan Cabang (UPC) dan
Unit Pelayanan Syariah (UPS). Per 31 Desember 2014, PT Pegadaian memiliki 610
kantor cabang konvensional, 115 kantor cabang syariah, 3.231unit pelayanan
cabang, dan 500 unit pelayanan syariah yang tersebar luas di wilayah Indonesia.
Unit pelayanan tersebut merupakan perpanjangan tangan kantor cabang induk dalam
memberikan pelayanan. Pegadaian menyakini bahwa Perseroan akan bertumbuh
semakin besar dengan pondasi organisasi yang semakin kuat dan modern.
Untuk meningkatkan kinerja
pada perusahaan salah satunya peningkatan karyawannya, maka PT Pegadaian Area
Palembang memiliki data penilaian kinerja karyawan seperti terlihat pada Tabel
1.
Tabel 1
Penilaian Kinerja PT Pegadaian Area
Palembang
No |
Uraian |
Hasil Penilaian Kinerja
Karyawan |
|||
1 |
Grade |
A |
B |
C |
D |
2 |
Angka |
05-01 |
10-06 |
14-11 |
18-15 |
3 |
Keterangan |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
Sumber: PT Pegadaian Area Palembang
Pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa dari penilaian kinerja karyawan pada PT Pegadaian Area Palembang. Sebagai
seorang karyawan yang akan mendapatkan Grade A (sangat baik) apabila
mendapatkan nilai 05-01. Grade B (baik) mendapatkan nilai 10-06, nilai 14-11
akan mendapatkan Grade C (cukup), nilai 18-15 mendapatkan Grade D (kurang),
nilai 18-15 akan mendapatkan Grade E (lemah). Sistem dalam penilaian kinerja
karyawan akan dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung sesuai dengan
prosedur yang berlaku yaitu Sistem Manajemen Kinerja (SMK) yang berlaku pada PT
Pegadaian Area Palembang.
Table 2
Hasil Penilaian Kinerja PT Pegadaian
Area Palembang
Kriteria |
Uraian |
2020 (Karyawan) |
2021 |
||
Semester |
Semester |
||||
I |
II |
I |
II |
||
Sangat Baik |
05-01 |
18 |
16 |
20 |
17 |
Baik |
10-06 |
11 |
8 |
10 |
6 |
Cukup |
14-11 |
5 |
10 |
6 |
13 |
Kurang |
18-15 |
- |
- |
- |
- |
Jumlah Karyawan |
34 |
34 |
36 |
36 |
Sumber: PT Pegadaian Area Palembang
Pada Table 2 PT Pegadaian
Area Palembang mengalami penurunan dikategori A (sangat baik) selama dua
semester dari semester I dan II. Pada kategori B (baik) dan C (cukup) penilaian
kinerja karyawannya mengalami fluktuasi. Tingkat penilaian kinerja terendah di
kategori A pada tahun 2020 yaitu sebanyak 2 karyawan dan pada tahun 2021
tingkat penilaian kinerja menurun sebanyak 3 karyawan. Sementara pada kategori
B tingkat penilaian kinerja menurun tahun 2020 sebanyak 3 karyawan dan pada
tahun 2021 tingkat penilaian kinerja karyawan menurun sebanyak 4 karyawan. Pada
kategori C penilaian dari kategori A dan B, pada tahun 2020 mengalami
peningkatan sebanyak 5 karyawan dan pada tahun 2021 mengalami peningkatan
sebanyak 7 karyawan, dan jumlah karyawan pada tahun 2020 berkurang sebanyak 4
karyawan, dan jumlah karyawan pada tahun 2021 berkurang sebanyak 4 karyawan.
Hal ini disebabkan adanya karyawan yang sudah pensiun. Perbandingan tersebut
menggambarkan terjadinya penurunan penilaian kinerja karyawan pada PT Pegadaian
Area Palembang yang fluktuatif cenderung menurun. Apabila hal ini terus
berlanjut untuk setiap semester berikutnya maka akan membawa pengaruh buruk
bagi perusahaan.
Sistem penilaian kinerja
karyawan dilakukan oleh pimpinan langsung sesuai dengan prosedur Sistem
Manajemen Kinerja yang berlaku pada PT Pegadaian Area Palembang yang mana
diukur dengan adanya pencapaian target, posisi, kedisiplinan, kualitas dan
kuantitas kerja dan mangkir tidak sah (ketidakhadiran yang tidak jelas) jika
hal ini di langgar maka akan ada nya penurunan grade (Mangkunegara,
2014).
Nilai-nilai budaya kerja
yang telah diterapkan oleh perusahaan dan ada nya budaya kerja tersebut
perusahaan akan mendukung sikap dan perilaku karyawan dalam menuangkan
kemampuan serta potensi yang dimiliki karyawan untuk mewujudkan impian
perusahaan yang tercermin dari kinerja yang akan diperoleh karyawan (Hasibuan,
2005). Dengan kesadaran ini, maka PT
Pegadaian memahami dan menetapkan budaya perusahaan yang disebut sebagai AKHLAK
(Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai pedoman
yang harus diterapkan dapat membentuk dan mengarahkan sikap dan� tingkah laku karyawan bagi perusahaan dalam
sasaran-sasaran perusahaan dengan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan
dapat menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan
yang memberikan efek positif bagi setiap karyawan dalam memperoleh kinerja
optimal yang dapat mendukung perusahaan menuju keberhasilan (Bintoro
& Daryanto, 2017).
Kaizen adalah budaya yang
telah lama digunakan perusahaan � perusahaan di Jepang dan sangat memberikan
perubahan dan perbaikan kinerja yang sangat pesat untuk perusahaan � perusahaan
terserbut. Berkaca dari hal tersebut, menarik untuk diteliti apakah PT
Pegadaian juga mengadopsi Budaya Kaizen dalam aktivitas perusahaannya
sehari-hari. Adapun ciri-ciri Budaya kaizen sebagai berikut (Wellington,
1995): 1) Menurut Budaya Kaizen waktu
adalah sumber daya yang paling penting dan berharga. 2) �Budaya kaizen juga lebih memperhatikan proses
dan bukan hasil. 3) Serta pengurangan waste (pekerjaan yang tidak penting dan
tidak memberikan nilai tambah.
Program 5S pada dasarnya
merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan, dan
kedisiplinan di tempat kerja. Pada PT Pegadaian, terdapat beberapa masalah pada
program 5S (Osada,
2002). S yang pertama yakni Seiri,
karyawan terkadang menumpuk barang yang sudah dipakai dan barang yang tidak
diperlukan lagi untuk aktivitas kerja di meja kerjanya. S yang kedua yaitu
Seiton, karena kapasitas kantor yang minim menyebabkan pengarsipan berkas
kurang memadai sehingga menimbulkan berkas yang tertumpuk. S yang ketiga yakni
Seiso, karyawan setelah selesai makan terkadang tidak membereskan kembali
tempat makan nya yang mengakibatkan meja kerja menjadi tidak bersih. Adapun
kondisi ruangan yang sempit dan panas menimbulkan ketidaknyamanan yang dapat
membuat karyawan tidak bisa fokus dalam bekerja. S yang keempat yakni
Seitketsu, karyawan terkadang tidak membersihkan kembali meja kerja setelah
selesai kerja atau waktu jam kerja selesai sehingga keesokan pagi nya kondisi
meja yang tidak bersih membuat karyawan membereskan meja kerja dan dapat
menyita jam kerja (Suwondo
& ASMI, 2012). Dan S yang kelima yakni Shitsuke,
jika berkaitan dengan masalah kedisiplinan, terkadang karyawan sering terlambat
masuk kerja yang seharusnya masuk jam 07.30 WIB, masih ada yang datang jam
08.00 bahkan jam 09.00 WIB. Dan juga, terkadang ada karyawan yang belum
disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaannya.
Dengan demikian budaya
kaizen bisa menambah nilai produktivitas pada perusahaan yang dapat bersaing
dengan perusahaan lainnya. Budaya Kaizen dapat memberikan motivasi yang luar
biasa untuk karyawan dalam memberikan kemampuan terbaik dalam memanfaatkan
kesempatan yang akan diberikan oleh organisasi kepada karyawan yang dapat
meningkatkan kinerjanya dan memperoleh prestasi yang gemilang. Selain itu,
perusahaan berharap dengan menerapkan budaya kaizen dapat mendorong karyawan
agar terus menerus memperbaiki tempat kerja/workplace.� Hal inilah yang membuat peneliti tertarik
untuk mengkaji pengaruh budaya kaizen secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT Pegadaian Area Palembang. Berdasarkan pemaparan masalah dan
fenomena yang telah dipaparkan maka peneliti mengambil judul �Pengaruh Budaya
Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Pegadaian Area Palembang�.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antarvariabel. Variabel variabel ini diukur (biasanya dengan
instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat
dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Sugiyono,
2013).
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah bentuk verbal atau
kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian (informasi)
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti (Arikunto,
2010). Data primer bersumber dari
responden yaitu karyawan kantor PT. Pegadaian Area Palembang. Adapun metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut yaitu observasi dan kuisioner
(angket).
Populasi yang akan
digunakan pada penelitian ini ialah karyawan PT Pegadaian (Persero) Area
Palembang yang berjumlah 36 orang, dengan sesuai rumusan masalah yang akan
diteliti mengenai pengaruh budaya kaizen sebagai variabel bebas dan kinerja
sebagai variabel terikat. Peneliti menggunakan teknik sampel jenuh, sehingga
sampel yang digunakan berjumlah 36 karyawan yang dapat digunakan oleh
penelitian ini merupakan seluruh karyawan PT Pegadaian (Persero) Area Palembang
(Sugiyono,
2013).
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier sederhana yang
dimana terdapat satu buah variable bebas ddan satu buah variabel terikat. Juga
dilakukan uji T dan uji kualitas data dengan cara uji validitas dan uji
reabilitas.
Uji
Instrumen Data
Uji
Validitas
����������� Uji validitas instrument budaya
kaizen terhadap kinerja karyawan berupa angket dengan jumlah 30 butir soal yang
disebar ke 36 karyawan. Hasil uji validitas disajikan dalam table berikut:
Tabel 5
Uji Validitas ( 15 Pertanyaan Buday Kaizen (X)
No |
Soal |
Pearson Correlation |
R Tabel (N=30), taraf
Signifikansi 5% |
Keterangan |
1 |
Soal 1 |
0.446 |
0.3291 |
Valid |
2 |
Soal 2 |
0.632 |
0.3291 |
Valid |
3 |
Soal 3 |
0.359 |
0.3291 |
Valid |
4 |
Soal 4 |
0.339 |
0.3291 |
Valid |
5 |
Soal 5 |
0.479 |
0.3291 |
Valid |
6 |
Soal 6 |
0.532 |
0.3291 |
Valid |
7 |
Soal 7 |
0.509 |
0.3291 |
Valid |
8 |
Soal 8 |
0.598 |
0.3291 |
Valid |
9 |
Soal 9 |
0.394 |
0.3291 |
Valid |
10 |
Soal 10 |
0.581 |
0.3291 |
Valid |
11 |
Soal 11 |
0.596 |
0.3291 |
Valid |
12 |
Soal 12 |
0.728 |
0.3291 |
Valid |
13 |
Soal 13 |
0.349 |
0.3291 |
Valid |
14 |
Soal 14 |
0.483 |
0.3291 |
Valid |
15 |
Soal 15 |
0.420 |
0.3291 |
Valid |
Sumber : Data Diolah, 2022
Tabel 6
Uji Validitas (15 Pertanyaan Kinerja Karyawan (X))
No. |
Soal |
Pearson Correlation |
R Tabel (N=30), taraf Signifikansi 5% |
Keterangan |
1 |
Soal 1 |
0.600 |
0.3291 |
Valid |
2 |
Soal 2 |
0.636 |
0.3291 |
Valid |
3 |
Soal 3 |
0.568 |
0.3291 |
Valid |
4 |
Soal 4 |
0.625 |
0.3291 |
Valid |
5 |
Soal 5 |
0.400 |
0.3291 |
Valid |
6 |
Soal 6 |
0.489 |
0.3291 |
Valid |
7 |
Soal 7 |
0.495 |
0.3291 |
Valid |
8 |
Soal 8 |
0.385 |
0.3291 |
Valid |
9 |
Soal 9 |
0.592 |
0.3291 |
Valid |
10 |
Soal 10 |
0.533 |
0.3291 |
Valid |
11 |
Soal 11 |
0.402 |
0.3291 |
Valid |
12 |
Soal 12 |
0.350 |
0.3291 |
Valid |
13 |
Soal 13 |
0.458 |
0.3291 |
Valid |
14 |
Soal 14 |
0.544 |
0.3291 |
Valid |
15 |
Soal 15 |
0.580 |
0.3291 |
Valid |
Sumber : Data Diolah, 2022
Uji
Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel penelitian. Reliabilitas diukur dengan menggunakan
uji statistik Cronbach Alpha (�). Instrumen untuk mengukur variabel dikatakan
reliabel jika memiliki nilai Cronbach�s Alpha (�) > 0,60, sebaliknya apabila
nilai dari Cronbach�s Alpha (�) < 0,60 maka artinya indikator yang digunakan
dalam variabel tersebut tidak reliabel. Dalam penelitian ini uji reliabilitas
yang digunakan adalah metode Cronbach�s Alpha (�). Berikut ini adalah hasil uji
reliabilitas instrumen penelitian :
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. |
Variabel |
Standar |
Cronbach�s Alpha |
Keterangan |
1. |
Budaya
Kaizen (X) |
0,60 |
0,784 |
Reliabel |
2. |
Kinerja Karyawan (Y) |
0,60 |
0,797 |
Reliabel |
Sumber: Data Diolah, 2022.
Analisis
Deskriptif Statistik
Tabel 8
Hasil Analisis Deskriptif Statistik
Descriptive
Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
Budaya
Kaizen (X) |
36 |
34 |
68 |
59.61 |
7.228 |
Kinerja
Karywan (Y) |
36 |
41 |
71 |
61.36 |
7.047 |
Valid N
(listwise) |
36 |
|
|
|
|
Sumber: Data Diolah, 2022
Dari tabel output Statistik Deskriptif di atas dapat dilihat
bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36
observasi atau responden. Dari tabel di atas dapat dijelaskan hasil sebagai
berikut :
1. Berdasarkan pada tabel deskriptif
statistik di atas variebel Budaya Kaizen memiliki total skor paling kecil atau
minimum yaitu 34 dan skor maksimum sebesar 68 berdasarkan pada jawaban yang
diberikan oleh 36 responden pada kuesioner. Dengan rata-rata skor kuesioner
sebesar 59.61 dan standar deviasi dari skor kuesioner sebesar 7.228.
2. Berdasarkan pada tabel deskriptif
statistik di atas variebel Kinerja Karyawan memiliki total skor jawaban minimum
yaitu 41 dan maksimum sebesar 71 bersasarkan pada jawaban yang diberikan oleh
36 responden pada kuesioner. Dengan rata-rata skor sebesar 61.36 dan standar
deviasi skor kuesioner sebesar 7.047.
Uji
Asumsi Klasik
Uji
Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variable independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Asumsi normalitas dapat diuji dengan analisis grafik atau analisis
statistic. Dalam penelitian ini diuji dengan kolmogrov-Smirnov dengan tingkat
signifikansi 5%, data dikatakan berdistribusi normal jika angka probabilitasnya
lebih dari 0.05. Berikut table perhitungannya.
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
36 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std.
Deviation |
4.55200431 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
.097 |
Positive |
.066 |
|
Negative |
-.097 |
|
Test
Statistic |
.097 |
|
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test
distribution is Normal. |
||
b.
Calculated from data. |
Sumber
:Data Diolah, 2022
Dari tabel One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test diperoleh angka
probabilitas atau Asym.Sig. Nilai ini dibandingkan dengan 0.05 (dalam kasus ini
menggunakan taraf signifikansi atau α = 5%). Dari output diatas diketahui
nilai Sig sebesar 0.200, karena angka tersebut lebih besar 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal.
Uji
Linearitas
Secara umum uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah
dua variable mempunyai hubungan yang linear secara signifikansi atau tidak.
Korelasi yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variable
independen (X) dengan variable dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan dalam
uji linearitas dilakukan dengan cara:
1. Jika nilai Deviation from Linearity
Sig > 0.05, maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara variable
independen dengan variable dependen.
2. Jika nilai Deviation from Linearity
Sig < 0.05, maka tidak ada hubungan yang linear secara signifikan antara
variable independen dengan variable dependen.
Tabel 10
Hasil Uji Linearitas
ANOVA
Table |
|||||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
Y * X |
Between
Groups |
(Combined) |
1352.972 |
17 |
79.587 |
3.718 |
.004 |
Linearity |
1013.080 |
1 |
1013.080 |
47.324 |
.000 |
||
Deviation
from Linearity |
339.893 |
16 |
21.243 |
.992 |
.502 |
||
Within
Groups |
385.333 |
18 |
21.407 |
|
|
||
Total |
1738.306 |
35 |
|
|
|
Sumber : Data Diolah, 2022
Berdasarkan Nilai signifikansi (Sig.) dari output diatas,
diperoleh nilai Deviation from Linearity Sig. 0.502 lebih besar dari 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linearitas antara variable X dan variable
Y.
Uji
Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan
Uji Glesjer. Uji Glesjer yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolut
residual terhadap variable independen. Dasar pengambilan keputusannya dengan
melihat nilai Sig., jika nilai Sig. > 0.05 maka data tersebut lulus uji
heterokedastisitas.
Tabel 11
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4.433 |
4.090 |
|
1.815 |
.078 |
Budaya
Kaizen(X) |
-.067 |
.068 |
-.165 |
-.978 |
.335 |
|
a.
Dependent Variable: Res_Abs |
Sumber : Data Diolah, 2022
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan variable
independen mempunyai nilai Sig. 0.335 yang lebih besar dari 0.05. Jadi, tidak
ada variable independen yang signifikansi secara statistic mempengaruhi
variable dependen Res_abs. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas.
Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi yang terjadi diantara anggota atau data observasi yang terletak
berderetan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin
Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika angka DW dibawah -2 berarti ada
autokorelasi positif
2. Jika abgka DW diantara _2 sampai +2
berarti tidak ada terautokorelasi
3. Jika DW +2 berarti ada autokorelasi
positif.
Tabel 12
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.763a |
.583 |
.571 |
4.618 |
1.875 |
a.
Predictors: (Constant), Budaya Kaizen(X) |
|||||
b.
Dependent Variable: Kinerja Karyawan(Y) |
Sumber : Data Diolah, 2022
Nilai Durbin Watson pada Model Summary adalah sebesar 1.875.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, nilai dari Durbin-Watson pada model
regresi penelitian ini berada di antara -2 sampai +2, maka dapat di simpulkan
bahwa model regresi dari penelitian ini tidak mengalami gejala autokorelasi.
Analisis
Regresi Sederhana
Tabel 13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
|||
Model |
Unstandardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
||
1 |
(Constant) |
16.991 |
6.484 |
Budaya Kaizen
(X) |
0.744 |
0.108 |
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
(Y)
Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi
sederhana sebagai berikut:
Y=
16.991β + 0.744 X.
Pernsamaan
regresi tersebut memiliki makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 16.991
Jika
variable Budaya Kaizen dianggap sama dengan nol maka variable kinerja karyawan
sebesar 16.991.
2. Koefisien X = 0.744
Jika
variable Budaya Kaizen mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan
menyebabkan kenaikan variable kinerja karyawan sebesar 0.744.
Uji
Hipotesis
Uji
T (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
secara parsial (individu) dari variable independen (Budaya Kaizen) terhadap
variable dependen (Kinerja Karyawan). Pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Ha : Jika nilai sig < 0.05 atau T
hitung > T table maka terdapat pengaruh variable X terhadap variable Y.
2. Ho : Jika nilai sig > 0.05 atau T
hitung < T table maka tidak terdapat pengaruh variable X terhadap variable
Y.
Tabel 14
Pengaruh Budaya Kaizen
Terhadap Kinerja Karyawan Secara Parsial
Model |
Standardized
Coefficients Beta |
T |
Sig. |
||
1 |
(Constant) |
|
2.620 |
0.013 |
|
Budaya Kaizen (X) |
0.763 |
6.892 |
0.000 |
|
Sumber: Data Diolah, 2022.
Berdasarkan table diatas, maka dapat diketahui pengaruh
variable independen (Budaya kaizen) secara parsial terhadap variable dependen
(Kinerja karyawan). Hasil pengujian terhadap SPSS 22 variabel X (Budaya Kaizen)
diperoleh nilai t hitung 6.892 dan t table sebesar 2.032 (6.892 >2.032)
dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 maka (df= 36-1-1=34) dengan signifikansi
0.000 lebih kecil dari 0.05. Maka hal ini dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Budaya Kaizen terhadap Kinerja Karyawan.
Koefisien
Determinasi (Adjusted R Square)
Pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) bertujuan
untuk melihat seberapa besar variable Kinerja Karyawan dapat dijelaskan oleh
variable Budaya Kaizen. Tabel koefisien determinasi dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Model |
Adjusted
R Square |
1 |
0,571 |
Sumber:
Data Diolah, 2022.
Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 22, maka dapat di lihat dari tabel diatas nilai koefisien
determinasi (Adjusted R Square) dari pengujian model regresi adalah sebesar
0,571 atau 57,1 %. Sehingga dapat di artikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh
variabel independen yaitu Budaya Kaizen terhadap variabel dependen yakni
Kinerja Karyawan adalah sebesar 57,1%. Atau dapat di artikan bahwa variabel
Budaya Kaizen dapat menjelaskan variabel Kinerja Karyawan sebesar 57,1 %.
Pembahasan
Pengaruh
Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan oleh
penulis, maka dapat diketahui bahwa Budaya Kaizen berpengaruh terhadap Kinerja
karyawan pada PT Pegadaian Area Palembang. Hal ini di dapat dari uji t
statistik.
Dari hasil regresi sederhana, diperoleh nilai koefisien
Regresi X Budaya Kaizen sebesar = 0,744 sedangkan Konstanta sebesar = 16.991
maka dari itu terbentuklah persamaan untul Regresi Sederhana sebagai berikut :
Y= 16.991β + 0.744 X.
Adapun penjelasan dari persamaan Regresi Sederhana diatas
adalah konstanta sebesar 16.991 artinya nilai tersebut menunjukkan bahwa budaya
kaizen atau X = 0 maka kinerja karyawan sebesar 16.991. koefisien variable X
(Kinerja Karyawan) 0,744 artinya jika Budaya Kaizen meningkat 1% maka akan
terjadi peningkatan terhadap Kinerja Karyawan yaitu 0,744. Pengujian terhadap
SPSS 22 variabel X (Budaya Kaizen) diperoleh nilai t hitung 6.892 dan t table
sebesar 2.032 (6.892 >2.032) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 maka (df=
36-1-1=34) dengan signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05 yang artinya Ha diterima
dan H0 ditolak, dengan demikian hipotesis dapat diterima. Semakin baik Budaya
Kaizen maka semakin tinggi kinerja karyawan ketika bekerja di perusahaan.
Budaya Kaizen mampu memperbaiki standar-standar yang telah ada sehingga menjadi
lebih baik oleh karenanya akan diikuti pula dengan peningkatan kinerja karyawan
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam (2020) yang menunjukkan bahwa Budaya Kaizen
berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
�Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka
dapat dibuat kesimpulan yaitu Variabel budaya kaizen menunjukkan bahwa secara
parsial variabel independen (Budaya Kaizen) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan) pada PT. Pegadaian Area
Palembang. Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien regresi (B) sebesar
0.744 yang memiliki nilai positif dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang
lebih kecil dari ɑ = 0,05 serta hasil thitung sebesar 6.892 lebih besar
dari ttabel sebesar 2.620.
Variabel-variabel Budaya kaizen yang terdiri
Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat) dan Shitsuke
(Rajin) secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja (Y) karyawan PT. Pegadaian Area Palembang pada taraf nyata α =
0.05. sehingga menolak Ho dan menerima Hi. Hal ini juga membuktikan bahwa
semakin baik Budaya Kaizen maka semakin tinggi kinerja karyawan ketika bekerja
di perusahaan. Budaya Kaizen mampu memperbaiki standar-standar yang telah ada
sehingga menjadi lebih baik oleh karenanya akan diikuti pula dengan peningkatan
kinerja karyawan.
R square (R2) sebesar 0,571 hal ini menunjukkan
bahwa variabel bebas secara bersama-sama memberikan konstribusi atau sumbangan
terhadap perubahan variabel terikat Y sebesar 57,1% dan sisanya sebesar 42,9%
dipengaruhi oleh variabel lain dalam lingkup permasalahan yang lain.
BIBLIOGRAFI
Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bintoro, D., &
Daryanto, D. (2017). Manajemen penilaian kinerja karyawan. Yogyakarta: Gava
Media, 15.
Dr. Tubagus Achmad
Darojat, M. P. (2015). Pentingnya Budaya Kerja Tinggi & Kuat Absolute.
Hasibuan, M. S. P.
(2005). Manajemen sumber daya manusia edisi revisi. Bumi Aksara, Jakarta,
288.
Imai, M. (2001). Kaizen:
Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan. PPM. Jakarta.
Kusnandar, D. L., &
Kurniawan, D. (2018). Literasi Keuangan Dan Gaya Hidup Ibu Rumah Tangga Dalam
Membentuk Perilaku Keuangan Keluarga Di Kota Tasikmalaya. Sustainable
Competitive Advantage (SCA), 8(1).
Mangkunegara, A. A. A. P.
(2014). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Maryam, S., Purwanti, R.
S., & Faruk, M. (2020). Pengaruh Budaya Kaizen dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Pegawai (Suatu Studi pada Kantor Kementerian Agama Kota Banjar). Business
Management and Entrepreneurship Journal, 2(1), 20�27.
Osada, T. (2002). Sikap
Kerja 5S Seri Manajemen Operasi. Jakarta: PPM.
Ramdhani, A. (2011).
Penilaian Kinerja. PT. Sarana Panca Karya Nusa, Bandung.
Rivai, V. (2009). Manajemen
sumber daya manusia untuk perusahaan: Dari teori ke praktik. Rajawali Pers.
Sugiyono, D. (2013). Metode
penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Suwondo, C., & ASMI,
P. Pp. M. M. I. B. M. (2012). Penerapan budaya kerja unggulan 5S (seiri,
seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) di Indonesia. Jurnal Magister
Manajemen, 1(1), 29�48.
Wellington, P. (1995). Kaizen
Strategies for Customer Care: How to Create a Powerful Customer-care
Program--and Make it Work. Financial Times Management.
Zebua, Y. (2020).
Pengaruh Budaya Kerja Dan Promosi Jabatan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
Pada Pt. Perkebunan Nusantara Iii Labuhan Haji Labuhanbatu Utara. Ecobisma
(Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 7(2), 109�124.
Copyright holder: Eka
Ramadhanty Sibarani, Asmanita (2023) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |