Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 12, Desember 2022

 

INDONESIA-PACIFIC FORUM ON DEVELOPMENT (IPFD) DAN DAMPAKNYA BAGI KAWASAN PASIFIK

 

Melyana R Pugu

Universitas Cenderawasih, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Tulisan ini bertujuan memberikan analisa mendalam terkait forum Indonesia- Pasifik dalam pembangunan dan dampak dari terselenggaranya forum ini bagi negara-negara kawasan Pasifik. Tentu saja sebagai platform baru yang dibentuk atau di inisiasi Indonesia, forum IPFD (Indonesia-Pacific Forum on Development) ini masih merupakan rancang awal penyatuan komitmen bersama negara-negara Pasifik terhadap Indonesia dengan isu yang dibahas antara lain pentingnya membangun saling percaya dan solidaritas antara negara negara Pasifik dengan Indonesia sehingga berbagai agenda pembangunan kedepannya dapat terselenggara dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat di kawasan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data baik secara langsung dalam event IPDF di Bali pada tanggal 7-8 Desember 2022 lalu dan juga data sekunder melalui studi pustaka. Data yang dikumpulkan diuji kesahihannya dan disajikan dalam analisa data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Luaran penelitian ini adalah bahwa IPFD sebagai langkah awal yang baik bagi perubahan kejayaan negara-negara di kawasan Pasifik dimana Indonesia berperan penting dan strategis untuk membantu pembangunan beberapa negara di Pasifik dan pentingnya meningkatkan rasa saling percaya dan solidaritas diantara sesama negara kawasan Pasifik melalui berbagai kerjasama baik di tingkat pemerintah maupun antara masyarakat sebagai wujud people to people contact yang adalah sarana diplomasi publik yang baik sehingga terwujud kawasan Pasifik yang aman, maju dan sejahtera sesuai tujuan Indonesia dalam penyelenggaraan forum IPFD ini.

 

Kata Kunci: forum; Indonesia; kawasan; pasifik; pembangunan.

 

Abstract

This paper aims to provide an in-depth analysis regarding the Indonesia-Pacific forum in development and the impact of holding this forum on the countries of the Pacific region. Of course, as a new platform that was formed or initiated by Indonesia, the IPFD (Indonesia-Pacific Forum on Development) forum is still an initial draft for unifying the joint commitment of Pacific countries to Indonesia with issues discussed including the importance of building mutual trust and solidarity between countries. Pacific countries with Indonesia so that various development agendas in the future can be well implemented for the welfare of the people in this region. The method used in this study is a qualitative research method, namely by collecting data both directly at the IPDF event in Bali on 7-8 December 2022 and also secondary data through literature study. The data collected was tested for validity and presented in data analysis to answer research questions. The output of this research is that IPFD is a good first step for changing the glory of countries in the Pacific region where Indonesia plays an important and strategic role in helping the development of several countries in the Pacific and the importance of increasing mutual trust and solidarity among fellow countries in the Pacific region through various good cooperation. at the government level and between communities as a form of people to people contact which is a means of good public diplomacy so as to create a safe, advanced and prosperous Pacific region according to Indonesia's goals in organizing this IPFD forum.

 

Keywords: forum; indonesia; area; pacific; development

 

Pendahuluan

Indonesia sebagai negara yang terletak secara geografis dalam kawasan pasifik mempunyai tanggungjawab moral terhadap terciptanya kawasan Pasifik yang aman dan damai (Indonesia, 2012). Wujud dari upaya tersebut adalah Indonesia menginisiasi terbentuknya forum Indonesia-Pasifik untuk pembangunan (Yadav, 2022). Forum ini merupakan forum kerjasama yang memungkinkan tercapainya berbagai kesepakatan Indonesia dan negara-negara Pasifik dalam agenda pembangunan sebagai upaya meningkatkan pembangunan negara-negara dikawasan ini dan utamanya terbangun saling percaya dan saling mendukung dalam berbagai agenda kerjasama dalam kerangka menjaga kedaulatan masing-masing negara sehingga hubungan bertetangga baik dalam kawasan Pasifik memberikan dampak positip bagi negara-negara dikawasan ini termasuk bagi Indonesia (Seba, 2021).

Indonesia dalam forum ini bertindak sebagai inisiator dengan melibatkan banyak negara dalam forum IPFD yang pertama kali di gelar di Bali pada tanggal 7-8 Desember 2022 lalu. Negara-negara yang hadir dalam penyelenggaraan Indonesia-Pasifik forum on Development antara lain dihadiri oleh 17 negara dan teritori Pasifik, 4 organisasi sub-regional dan multilateral, serta 5 negara undangan. Termasuk diantara yang hadir adalah Perdana Menteri Nieu dan 6 menteri dari Australia, Cook Islands, Micronesia, New Zealand, Papua New Guinea, dan Timor Leste serta 1 wakil menteri dari Tonga. Tema yang diangkat dalam pertemuan adalah Grow and Prosper Together (Al Hasyim, 2017). IPFD membahas dua isu utama, yaitu Economic Development (Pembangunan Ekonomi) dan Human Development atau People's Welfare (Pengembangan SDM) (Maftuchan et al., 2020). Dua organisasi negara Pasifik Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF) juga hadir dalam forum (Wahyudin, 2020).

Pentingnya meningkatkan hubungan kerjasama antara negara-negara Pasifik dan Indonesia menjadi kekuatan utama menjaga kawasan Pasifik tetap aman dan damai dimana dalam forum ini juga telah dilakukan beberapa komitmen dalam pertemuanbilateral antara Indonesia dengan negara-negara kawasan ini antara lain Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan rangkaian pertemuan bilateral dengan negara-negara dan organisasi internasional Pasifik untuk memperkokoh kerja sama Indonesia dengan negara-negara di Pasifik, di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali, pada Rabu (Sari & Delanova, 2021). Ada pun Menlu Retno telah bertemu dengan Sekjen Pacific Islands Forum (PIF) Ym Henry Puna, Menteri Urusan Pasifik Selandia Baru Ym. Aupito William Sio, Perdana Menteri Niue Ym.Dalton Tagelagi dan Menteri Hukum Federasi Mikronesia Joses R. Gallen. Dalam tatap muka Menlu RI dengan Punya, keduanya bertukar pandangan mengenai berbagai tantangan di kawasan dan menyepakati pentingnya hubungan baik antar blok di wilayah Indo Pasifik. Kawasan Pasifik adalah bagian tak terpisahkan dari Indo-Pasifik. Tantangan yang dihadapi juga sama (Shabrina, Yusuf, Laksana, Wahyuni, & Apriyanti, 2018). Oleh karenanya, hubungan yang baik antar blok di Asia Tenggara dan Pasifik, akan menjadi fondasi bangun yang baik bagi terciptanya kawasan Indo Pasifik yang stabil dan sejahtera,� ujar Retno dalam pernyataan tertulis, dalam sambutannya pun Sekjen PIF menyampaikan apresiasi atas kunjungan Retno ke Sekretariat PIF di Suva pada September 2022 lalu. Sementara itu, dalam pertemuan dengan otoritas Selandia Baru, Menteri Urusan Pasifik Selandia Baru Aupito William Sio menyampaikan apresiasinya atas kepemimpinan Indonesia di kawasan dan dunia, termasuk presidensi Indonesia di G20. Sio juga mengungkapkan apresiasi atas keaktifan Indonesia dalam berhubungan dan bekerjasama dengan negara-negara Pasifik. Apalagi, terkait langkah Menlu Retno mendorong kerjasama triangular dengan Selandia Baru untuk Pasifik yang dapat memberikan dampak kepada Pasifik.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian Kualitatif menurut pendapat dari (Creswell, 2013), penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (Sugiyono, 2014). Sedangkan Menurut pendapat dari Sugiyono, penelitian kualitatif adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono juga menambahkan bahwa analisis data dalam metode penelitian kualitatif adalah dengan mengorganisasikan semua data yang terkumpul baik melalui wawancara maupun studi pustaka, menjabarkan ke unit-unit analisa, memilah mana data yang penting sehingga memudahkan dalam mengambil kesimpulan. Metode penelitian ini digunakan dalam penulisan ini sehingga memudahkan dalam menganalisis bagaimana IPFD dan dampaknya bagi kawasan Pasifik termasuk bagi Indonesia.

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Indonesia-Pacific Forum on Development (IPFD)

Indonesia-Pacific Forum on Development (IPFD) dihadiri oleh 17 negara dan teritori Pasifik, 4 organisasi sub-regional dan multilateral, serta 5 negara undangan. Termasuk di antara yang hadir adalah Perdana Menteri Nieu dan 6 menteri dari Australia, Cook Islands, Micronesia, New Zealand, Papua New Guinea, dan Timor Leste serta 1 wakil menteri dari Tonga. Tema yang diangkat dalam pertemuan adalah Grow and Prosper Together. IPFD membahas dua isu utama, yaitu Economic Development (Pembangunan Ekonomi) dan Human Development atau People's Welfare (Pengembangan Sumber daya Manusia) (Nugrahadi, Maipita, & Situmeang, 2016). Dalam pertemuan itu, Menlu RI Retno Marsudi ingin negara di kawasan Pasifik memastikan bahwa wilayah itu menjadi wilayah yang damai, stabil, dan sejahtera. Komitmen ini menjadi salah satu dari tiga pesan yang di sampaikan dalam pidato pembukaan IPFD. Untuk memastikan kawasan ini damai, Menlu Retno berpendapat, negara-negara Pasifik harus terus mendorong kepercayaan strategis (strategic trust) dan semangat kolaborasi (spirit of collaboration) (Hidayah, 2020). Lalu, menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional termasuk penghormatan kepada kedaulatan dan integritas wilayah. Dia juga mengajak semua pihak untuk membangun arsitektur regional yang kuat dan inklusif. Bahwa Pasifik harus menjadi bagian integral dari kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.

Pentingnya membangun kerjasama yang konktret atau nyata merupakan pesan berikutnya yang disampaikan Menlu RI Retno Marsudi dalam IPFD. Kerja sama konkret ini adalah kerja sama dengan pencapaian tujuan tertentu, bukan hanya sebatas melakukan pembicaraan dalam forum tapi aksi nyata dalam tindakan kerjasama diantara negara-negara Pasifik. Tentu saja kerja sama ini memerlukan sebuah komitmen yang kuat dinatra negara-negara di kawasan Pasifik karena hanya dengan komitmen kuat yang dapat mewujudkan kerja sama yang menguntungkan masyarakat semua negara di Pasifik. "Jadi kita tidak boleh hanya bicara, jadi kita harus kerjakan apa yang kita katakan. Yang tadi saya sebutkan walk the talk," ucap dia. Retno menyebut, kerja sama ini dapat dimulai dari isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, penanganan risiko bencana (Ulya, 2022).

Selain kerja sama di bidang prioritas, pihaknya ingin memajukan kerja sama bidang ekonomi kelautan berkelanjutan. Begitu pula kerja sama di bidang olahraga, pendidikan, dan pertukaran budaya. "Meningkatkan people to people contact juga penting mendorong konektivitas dan ikatan kekeluargaan antara negara Pasifik. Dan ini dapat kita lakukan dengan people to people contact, misalnya melalui olahraga, pendidikan, dan pertukaran budaya," ungkap Retno. Kemudian, pesan ketiga adalah membuat platform pembangunan yang komprehensif dan inklusif. Retno menyampaikan, kesempatan kerja sama pembangunan harus dibuka yang seluas-luasnya kepada semua negara tanpa kecuali. IPFD, kata dia, dapat menghubungkan antara negara-negara pasifik dengan mitra pembangunan di kawasan dan di luar kawasan.

Luaran pertemuan IPFD adalah Bali Message on Development Cooperation in The Pacific yang berisi komitmen Indonesia dan negara Pasifik untuk meningkatkan kemitraan. "Bali message juga mengukuhkan komitmen Indonesia untuk mengimplementasikan secara konkret visi Pasifik Elevation melalui bantuan teknis dan bantuan pembangunan yang lebih intensif," sebut Retno. Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah dalam IPFD, di samping tiga pertemuan lain, yaitu Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum), Bali Democracy Forum (BDF), dan International Conference on Afghan Women's Education (ICAWE). IPFD diselenggarakan sebagai manifestasi komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama termasuk kerja sama pembangunan dengan negara-negara Pasifik dengan visi Pacific Elevation (Ulya, 2022).

Penguatan hubungan dengan negara-negara Pasifik telah menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia, selama delapan tahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai melakukan pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Delevopment (IPFD) di Bali, Rabu 7 Desember 2022 lalu.

Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama, termasuk kerja sama pembangunan dengan negara-negara Pasifik dalam IPFD. �Dengan visi Pacific Elevation, Indonesia secara konsisten terus memperkuat kerja sama dengan Pasifik,� kata Retno saat konferensi pers. IPFD sendiri merupakan manifestasi visi Pacific Elevation Indonesia dan digunakan sebagai platform untuk engagement yang lebih luas antara Indonesia dan Pasifik. Retno menyarankan tiga hal yang cukup penting bagi hubungan Indonesia dan Pasifik ke depannya. Salah satunya adalah memastikan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.menurut Menlu Retno untuk mencapai ini, negara-negara kawasan Pasifikharus memajukan strategic trust dan spirit kolaborasi. Prinsip-prinsip hukum internasional termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah harus ditegakkan. Pasifik harus menjadi bagian integral dari Kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera. Selain itu menurut menurut Menlu RI. pentingnya membangun kerja sama yang konkret dan yang ketiga adalah membuat platform pembangunan yang komprehensif dan inklusif.

Perlu diingat bahwa sejak tahun 1999 hingga tahun 2021, Indonesia telah memberikan 211 bantuan teknis dan pembangunan yang melibatkan sekitar 1.900 peserta dari negara-negara Pasifik. Dimana bantuan tersebut diberikan secara tailor-made, menyesuaikan dengan keperluan negara-negara penerima, sehingga di situ ada ownership dari partner Indonesia yaitu negara-negara Pasifik.Indonesia juga akan membangun Regional Agriculture Training Center (pusat pelatihan untuk pertanian di kawasan) yang berpusat di Fiji untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan Pasifik. Di bidang kesehatan, Indonesia juga memulai pembangunan rumah sakit di Kepulauan Solomon. Selanjutnya sebagai agenda kedepannya Indonesia akan mempererat kerja sama perdagangan dan investasi dengan fokus pada pembangunan UMKM, serta memberikan beasiswa untuk mahasiswa dari negara Pasifik (Www.idntimes.com, 2022).

2.      Dampak IPFD bagi Kawasan Pasifik

Indonesia dan negara-negara Pasifik memiliki banyak tantangan yang sama, sehingga sudah sewajarnya secara bersama-sama mengatasi hal tersebut "sebagai satu keluarga besar." Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pembukaan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) di Nusa Dua, Bali, Rabu, 7 Desember 2022. "Selama delapan tahun, memperkuat hubungan dengan negara-negara Pasifik telah menjadi salah satu prioritas kebijakan luar Indonesia," ujar Menlu Retno. "Komitmen Indonesia terhadap Pasifik tak pernah goyah. Keluarga tidak akan meninggalkan anggotanya yang lain di belakang," sambung dia. Untuk lebih meningkatkan hubungan antara Indonesia dan negara-negara Pasifik, Menlu Retno menyebutkan tiga hal yang harus menjadi fokus Bersama (Haryono, 2022). "Pertama, kita harus bisa menjaga Pasifik sebagai kawasan damai, stabil dan sejahtera. Untuk dapat melakukan hal tersebut, kita harus dapat memelihara rasa saling percaya dan semangat kolaborasi," ungkap Menlu Retno. Di waktu bersamaan, Indonesia dan Pasifik juga harus menghormati prinsip-prinsip fundamental hukum internasional, termasuk kedaulatan dan integritas wilayah.

Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan akan mendorong keterlibatan yang lebih tinggi antara ASEAN dan Pasifik, termasuk dalam implementasi ASEAN Outlook on the Indo- Pacific. "Kedua, kita harus mengembangkan kerja sama konkret. Saya tekankan bahwa berbicara itu mudah, siapa pun dapat melakukannya. Tapi menjalani apa yang sudah dikatakan, itu merupakan hal yang berbeda sama sekali," sebut Menlu Retno. "Hanya dengan menjalani apa yang sudah dikatakan, kita dapat membentuk kerja sama konkret bagi masyarakat kita semua," lanjutnya. Kerja sama konkret ini dapat dimulai di beberapa isu bersama, seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pengurangan risiko bencana. Bidang lain yang perlu menjadi perhatian adalah pengembangan kerja sama ekonomi kelautan berkelanjutan serta hubungan people-to-people untuk memperkuat jalinan keluarga Pasifik. Menlu Retno mengatkan bahwa IPFD adalah manifestasi dari meningkatnya hubungan antara Indonesia dengan negara-negara pasifik. Menurutnya IPFD harus bisa menjadi sebuah platform untuk keterlibatan yang lebih besar antar kedua pihak (Haryono, 2022).

Berdasarkan ulasan diatas maka sesuai dengan teori dan Konsep yang digunakan diatas maka jelas bahwa IPFD merupan forum yang digunakan oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mempererat kerjasama dalam berbagai bidang terutama ekonomi dan isu-isu social budaya serta olahraga termasuk masalah keamanan manusia dan meminimalisir pembahasan tentang militer. Dalam hubungan bertetangga baik dengan negara kawasan apa yang telah dilakukan Indonesia merupakan hal positip yang perlu terus di tingkatkan menginat politikluar negeri negara kita yang bebas dan aktif dalam menyuarakan perdamaian termasuk bagi kawasan Pasifik.

Dampak yang ditimbulkan bagi kawasan dengan pertemuan IPFD ini adalah terwujudnya diplomasi ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik berupa pemberian bantuan pembangunan, pemberian beasiswa, terwujudnya diplomasi public yang baik antara sesama warga masyarakat di kawasan Pasifik termasuk nantinya dalam forum internasional dimana saling mendukung dan menghormati kedaulatan setiap negara akan semakin meningkat dan adanya spirit yang sama untuk menciptakan perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Pasifik. Selain itu dampak positip lainnya adalah Indonesia dan Pasifik semakin memperkuat hubungan bertetangga baik sebagai saudara terdekat sehingga saling membantu dalam isu pembangunan demi kesejahteraan masyarakat di kawasan ini. Sungguh forum IPFD ini adalah forum kemanusiaan yang akan memberikan kebaikan bagi kawasan Pasifik.

Kesimpulan

Indonesia-Pacific Forum on Development (IPFD) merupakan forum regional yang menyatukan negara-negara kawasan Pasifik termasuk Indonesia sebagai inisiator. Forum ini terbentuk untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik melalui pembangunan dengan mengutamakan semangat kerja nyata dan kolaborasi antara negara-negara kawasan pasifik serta saling mendukung dalam menjaga kedaulatan setiap negara dikawasan ini.

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya forum IPFD ini adalah meningkatkan kerjasama dan meminimalisir konflik atau ketegangan diantara negara-negara kawasan Pasifik. Tentu saja dampak positip lainnya adalah terciptanya kawasan yang aman, sejahtera dan damai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Al Hasyim, M. Musa. (2017). Diplomasi Indonesia dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) terhadap Penjagaan Kedaulatan NKRI di Papua Barat Periode 2013-2016. FISIP UIN Jakarta.

 

Creswell, John W. (2013). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications, Inc.

 

Haryono, Willy. (2022). Indonesia dan Pasifik Bersama-sama Atasi Tantangan Sebagai Satu Keluarga Besar.

 

Hidayah, Intan Fithri Noor. (2020). Kepentingan Indonesia Dalam Naasp (New Asia Africa Strategic Partnership) Bagi Memperkuat Kerjasama Ekonomi Indonesia Dengan Afrika. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

 

Indonesia, Ahlul Bait. (2012). Buku Putih. Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya Yang Muktabar. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

 

Maftuchan, Ah, Pertiwi, Angelita Titis, Djamhari, Eka Afrina, Ramdlaningrum, Herni, Bahagijo, Sugeng, & Prasetyo, Yanu. (2020). PRAKARSA Working Paper 02-Universal Basic Income.

 

Nugrahadi, Eko Wahyu, Maipita, Indra, & Situmeang, Chandra. (2016). Pengembangan Model Kebijakan Pembangunan Ekonomi Sektor Immt Dalam Mengatasi Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga di Sumatera Utara.

 

Sari, Suwarti, & Delanova, Mariane. (2021). Strategi Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Meningkatkan Daya Tawar Di Kawasan Indo-Pasifik. Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 6(01).

 

Seba, David William. (2021). Peran Indonesia Sebagai Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2019. POLITICO: Jurnal Ilmu Politik, 10(4).

 

Shabrina, Fidya, Yusuf, Rima Ranintya, Laksana, Lutfi Untung Angga, Wahyuni, Sri, & Apriyanti, Susi. (2018). Pelayanan Prima: Pedoman Penerapan Momen Kritis Pelayanan dari A sampai Z. UGM PRESS.

 

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.). Bandung: CV Alfabeta.

 

Ulya, Fika Nurul. (2022). Dalam IPFD, Menlu Retno Minta Kawasan Pasifik jadi Wilayah Damai, Stabil, Sejahtera.

 

Wahyudin, Bayu. (2020). Ancaman kenaikan muka air laut bagi negara-negara di Kepulauan Pasifik. Review of International Relations, 2(1).

 

Www.idntimes.com. (2022). Negara Pasifik Kini Jadi Prioritas Politik Luar Negeri Indonesia Terutama dalam penguatan dan pengembangan kerja sama.

 

Yadav, Abhiram Singh. (2022). Indo-Pasifik: Sebuah Konstruksi Geopolitik. Elex Media Komputindo.

 

Copyright holder:

Melyana R Pugu (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: