Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PENGETAHUAN KADER DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM
PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K).
Serlyansie V. Boimau, Hasri Yulianti
Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia
Email : [email protected],
[email protected]
Abstrak
Latar
Belakang: Angka kematian di Indonesia Cukup tinggi, dari pencatatan
program kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian Ibu. Jumlah
kematian Ibu di propinsi NTT tahun 2020 sebanyak� 151 kasus Puskesmas Tarus pada tahun
2020 terjadi 2 kematian
yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi( Profil Dinkes Kupang). Beberapa keadaan menyebabkan kondisi ibu hamil tidak
sehat antaralain penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil dengan
diabetes, hipertensi, malaria, Data awal yang diperoleh melalui wawancara dengan bidan di Puskesmas Tarus bahwa upaya
yang dilakukan puskesmas adalah melakukan sosialisasi� tapi tidak rutin
dilakukan dan peran kader posyandu
dalam penerapan P4K di Puskesmas Tarus masih belum optimal. Tujuan:
mengetahui hubungan pengetahuan kader dengan kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan
Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi. Metode Penelitian:� Desain penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.�� Hasil penelitian : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa dari hasil uji Chi Square didapatkan nilai p > 0,005 sehingga tidak ada hubungan pengetahuan
kader dengan kepatuhan Ibu hamil
dalam melaksanakan P4K.
Kara kunci: pengetahuan, kepatuhan Ibu Hamil, Kader,� P4K
Abstract
Background: The mortality rate in Indonesia is quite high, from the recording of health programs in 2020 showed 4,627 maternal deaths. The number of maternal deaths in NTT province in 2020 was 151 cases. Tarus Health Center in 2020 there were 2 deaths caused by bleeding and infection (Profile of Kupang Health Office). Several circumstances cause the condition of pregnant women to be unhealthy, including handling complications, anemia, pregnant women with diabetes, hypertension, malaria, Initial data obtained through interviews with midwives at the Tarus Health Center that the efforts made by the Puskesmas are to carry out socialization but are not routinely carried out and the role of Posyandu cadres. in the application of P4K at the Tarus Health Center is still not optimal. Objective: to determine the relationship between knowledge of cadres and the compliance of pregnant women in implementing the Childbirth Planning and Complications Prevention Program. Research Methods: The design of this study was an analytic observational study with a cross sectional approach. The results of the study: Based on the table above, it shows that the Chi Square test results obtained a p value > 0.005 so that there is no relationship between cadre knowledge and the compliance of pregnant women in carrying out P4K.
Key factors: knowledge, obedient pregnant women, cadres, P4K
Pendahuluan
Angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi, dari pencatatan program kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian (Desi Pramita Sari, Margiyanti, Ridmadhanti, & Tarigan, 2021). Berdasarkan penyebab sebagian besar disebabkan karena perdarahan� sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. Jumlah kematian Ibu di propinsi NTT tahun 2019 sebanyak 93 kasus sedangkan pada tahun 2020 meningkat menjadi 151 kasus. Penyebabnya perdarahan 63 kasus, hipertensi dalam kehamilan 20 kasus, infeksi 7 kasus, gangguan sistem peredaran darah 7 kasus (Kemenkes, 2021).
Menurut data pada profil dinkes kabupaten Kupang Puskesmas Tarus pada tahun 2020 terjadi 2 kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi (Dinkes Provinsi NTT, 2019). Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan kurangnya edukasi dari pendamping ibu hamil (Ajeng, 2020). Berdasarkan penyebab kematian karena komplikasi selama kehamilan maka program perencanaan persalinan pencegahan komplikasi (P4K) di jalankan untuk mencapai target penurunan angka kematian ibu (AKI).� Perlunya peran keluarga , masyarakat , kader dan tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam mengingatkan komplikasi dan tanda bahaya yang bisa saja terjadi pada ibu hami (Komplikasi, Monika, & Septiawan, 2019).
Peran kader memiliki pengaruh yang sangat besar merubah perilaku ibu hamil untuk rutin dalam melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan, memberikan informasi, bimbingan dan dukungan kepada ibu hamil dan keluarga (Kolifah, 2017). Kompetensi yang harus dimiliki oleh kader yaitu, memberikan informasi mengenai kehamilan, persalinan dan nifas, mengetahui tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya, penyuluhan gizi dan keluarga berencana, serta pencatatan kelahiran dan kematian bayi juga ibu (Pratamaningtyas, 2019). Keahlian kader ini merupakan penunjang keberhasilan pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). P4K dicanangkan untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga ibu sehat melahirkan bayi yang sehat.
Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini yaitu penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden kader dan 30 responden ibu hamil. Teknik random sampling.� Instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup.� Wawancara dilakukan kepada setiap kader atau ibu hamil yang datang ke posyandu atau puskesmas. Analisi statistik menggunakan uji chi aquare.
Hasil dan Pembahasan
Tabel
1.
Distribusi
Frekuensi Pengetahuan Kader
dalam melaksanakan P4K di Puskesmas Tarus Tahun 2022
Tingkat Pengetahuan |
f |
% |
Baik |
7 |
23.33 |
Cukup |
2 |
6.67 |
Kurang |
21 |
70 |
Total |
30 |
100 |
����������� �����������
Pada table 1 menunjukkan
ebagian besar kader (70%) memiliki pengetahuan yang kurang dalam melaksanakan P4K.
Tabel 2
Distribusi
Frekuensi Kepatuhan Ibu Hamil dalam
melaksanakan P4K di Puskesmas
Tarus Tahun 2022
Tingkat Kepatuhan |
f |
% |
Baik |
2 |
6,67 |
Cukup |
3 |
10 |
Kurang |
25 |
83,33 |
Total |
30 |
100 |
����������� �����������
Pada table 2 menunjukkan
sebagian besar ibu hamil (83,33 %) memiliki kepatuhan yang kurang dalam melaksanakan
P4K.
Tabel 3.
Hubungan
Pengetahuan Kader dengan Kepatuhan Ibu Hamil dalam melaksanakan P4K di
Puskesmas Tarus Tahun 2022
|
Kepatuhan
Ibu Hamil dalam Melaksanakan P4K |
Total |
Nilai
p* |
|||
Kurang |
Cukup |
Baik |
|
|||
Pengetahuan Kader |
Kurang |
17 |
2 |
1 |
20 |
0, 818 |
Cukup |
3 |
0 |
0 |
3 |
||
Baik |
5 |
1 |
1 |
7 |
||
Total |
|
25 |
3 |
2 |
30 |
|
Berdasarkan
tabel 3 menunjukkan bahwa dari
hasil uji Chi Square didapatkan nilai p > 0,005 sehingga tidak ada hubungan
pengetahuan kader dengan kepatuhan Ibu hamil dalam melaksanakan P4K.
Pembahasan
Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan salah satu
upaya�� percepatan�� penurunan��
Angka�� Kematian�� Ibu��
dan�� Bayi�� Baru��
Lahir�� melalui peningkatan� akses�
dan� mutu� pelayanan�
antenatal,� pertolongan� persalinan,�
pencegahan komplikasi� dan� keluarga�
berencana �oleh� bidan.�
Pelayanan� bidan� sangat�
berperan� dalam keberhasilan�� suatu��
program�� pemerintah�� dalam��
rangka�� meningkatkan�� pembangunan kesehatan. Kerjasama bidan
dengan pihak - pihak terkait pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan� dan�
Pencegahan� Komplikasi� (P4K) (Marlynda Happy Nurmalita Sari et al.,
2022).� Pihak - pihak�
yang� dimaksud� disini�
salah �satunya� yaitu���
kader� posyandu.
Kader
pemberdayaan� masyarakat bidang kesehatan
yang selanjutnya disebut kader adalah setiap orang yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menggerakkan masyarakat berpatisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan (Permenkes No 19 Tahun 2019). Fungsi kader adalah
mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang ada di lingkungannya. Kegiatan yang
dilakukan oleh kader kesehatan, misalnya pemberian obat cacing, diare, larutan
gula garam, dan lain-lain. Melakukan penimbangan bayi dan balita, serta
memberikan penyuluhan tentang gizi masyarakat secara rutin (Sehat, 2017).
Berdasarkan
hasil penelitian yang terlihat dari tabel 1 tentang pengetahuan kader dalam melaksanakan P4K, terlihat sebagian
besar kader (70%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang P4K. hal ini bisa berdampak pada tidak
pahamnya ibu tentang manfaat kartu P4K. Menurut�
hasil penelitian monika dkk, program P4K pada ibu hamil dipengaruhi oleh
beberapa faktor yakni ketersediaan fasilitas (22,92%), Pengetahuan (7,28%),
dukungan suami (19,20%), peran bidan (12,81%)�
dan persepsi (19,23%). Pengaruh langsung pemanfaatan P4K pada ibu hamil
sebesar 81,5% dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,25%. Pengetahuan merupakan
faktor yang dominan mempengaruhi pemanfaataan program P4K . semakin baik
pengetahuan semakin baik pula ibu hamil dalam memanfaatkan program P4K (Komplikasi
et al., 2019). Program Perencanaan dan pencegahan
komplikasi (P4K) merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan untuk
meningkatkan perak aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan meghadapi komplikasi persalinan. Program
perencanaan menggunakan stiker menjadi salah satu kegiatan desa siaga (Aulia, 2019).
Menurut hasil penelitian Mujianti,
adanya peran bidan sebagai fasilitator dan sebagai� pelaksana P4K dalam persiapan persalinan (Persiapan,
Ibu, & Palu, 2009). Peran bidan dalam pelaksanaan P4K
sebagai fasillitator, pendidik, pelaksana, dan peneliti yaitu melakukan
pendataan ibu hamil untuk mengetahu jumlah ibu hamil untuk merencanakan
persalinan yang aman, persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya ke bidan
sehingga melahirkan bayi yang sehat dan ibu selamat dengan mengikutsertakan
suami dan keluarga, serta menggerakkan masyarakat dengan memberikan penyuluhan
dan mengadakan pertemuan tiap bulan (Persiapan
et al., 2009). Penyuluhan kesehatan bertujuan
merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Notoatmodjo,
2018). Berdasarkan penelitian ada pengaruh
penyuluhan kesehatan tentang P4K terhadap pemilihan penolong persalinan
sehingga mencegah terjadinya komplikasi (Indonesia,
Dewi, Masyarakat, & Komunitas, 2012). Dengan penyuluhan dapat mengubah
Pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan merupakan suatu pola piker dan perilaku
suatu kelompok masyarakat.
Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K adalah Program yang
ditujukan untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi. Program ini
sesungguhnya sudah lama ada sejak program Safe Motherhood dan program Kesehatan
Ibu dan Anak ada. Penerapan program P4K ini merupakan tindak lanjut yang lebih
konkrit yang melibatkan masyarakat. Dengan P4K dapat meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan
peran aktif keluuarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu
sehingga melahirkan bayi yang sehat (Ajar, Ibu, & Anak, n.d.).
Menurut
World Health Organization� (WHO)� bahwa kepatuhan sangat diperlukan untuk
keberhasilan suatu program. Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang
ditentukan oleh lima dimensi yang saling terkait, yaitu faktor pasien, faktor
terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan keluarga serta faktor
sosial ekonomi . Studi yang dilakukan Morisky et all dalam WHO (2003)
menyebutkan� bahwa dalam meningkatkan
kepatuhan pasien dapat dilakukan intervensi utama yaitu konseling dari tenaga
kesehatan dan dukungan keluarga/ lingkungan sekitar (Suardana & Susanti Trisna, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 2 yaitu masih
kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan P4K (83,33 %). Dengan demikian peran kader dibutuhkan dalam mendukung
terselengaranya program P4K.
Peran
kader memiliki pengaruh yang sangat besar merubah perilaku ibu hamil untuk
rutin dalam melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan, memberikan informasi,
bimbingan dan dukungan kepada ibu hamil dan keluarga. Kompetensi yang harus
dimiliki oleh kader yaitu, memberikan informasi mengenai kehamilan dan
persalinan, mengetahui, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya, penyuluhan gizi dan keluarga berencana, seta pencatatan kelahiran
dan kematian bayi juga ibu. Keahlian kader ini merupakan penunjang keberhasilan
pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Sehat, 2017).
Berdasarkan
hasil penelitian yang terlihat pada tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan pengetahuan
kader dengan kepatuhan Ibu hamil dalam melaksanakan P4K. Hal ini bertolak belakang dengan
hasil penelitian Monika dkk, dimana berdasarkan hasil uji pengetahuan
berpengaruh terhadap pemanfaatan program persiapan persalinan pencegahan
komplikasi (Komplikasi
et al., 2019). Sedangkan menurut hasil penelitian
Mariani, Kader terlibat langsung dalam pelaksanaan P4K dan ibu hamil yang sudah
terpasang stiker. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan, dan sikap kader
baik, tetapi perilaku kurang mendukung pelaksanaan P4K (Mariani,
Widarini, & Pangkahila, 2013).
Hasil penelitian Herlina, dkk
mengatakan secara umum pelaksanaan P4K sudah cukup baik, pelayanan dan
kerjasama bidan, serta peran kader cukup baik, namun ada beberapa kegiatan yang
masih belum dilaksanakan karena beberapa hambatan yang ada sehingga
pelaksanaanya belum optimal (Dan,
Komplikasi, & Sawahlunto, n.d.).
Sesuai�� dengan��
pernyataan�� Soekidjo�� dalam bukunya�� bahwa �pengetahuan��
(knowledge)�� merupakan�� hasil��
dari�� tahu,�� dan��
ini�� terjadi�� setelah��
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telingan. Pengetahuan atau kognitif merupakan� domain�
yang� sangat� penting�
dalam� membentuk� tindakan�
seseorang� (overt behavior).� Sebelum�
orang� mengadopsi� perilaku�
baru� di� dalam�
diri� orang tersebut� terjadi proses�� yang��
berurutan,�� yakni�� awareness��
(kesadaran),�� interest�� (tertarik),��
evaluation (menimbang-nimbang�
baik� dan� tidaknya�
stimulus� tersebut� tersebut�
bagi� dirinya),� trial (orang telah mulai mencoba perilaku
baru), adoption (subjek telah berperilaku baru sesuai dengan� pengetahuan,�
kesadaran� dan� sikapnya�
terhadap� stimulus).
Kesimpulan
Seseorang� harus�
mendapatkan� pengetahuan� yang�
baik sebelum� orang� tersebut�
menentukan� sikapnya.� Apabila terjadi� masalah�
dalam� penerimaan kemungkinan
sikap yang ditentukan tidak sesuai. Dalam penelitian kader diharapkan memiliki
pengetahuan yang baik sehingga dapat membantu bidan dalam mendukung program
P4K.� Program� Perencanaan�
Persalinan� dan� Pencegahan�
Komplikasi� (P4K) ini� merupakan�
upaya� terobosan� percepatan�
penurunan� angka� kematian�
ibu� dan merupakan salah satu
kegiatan dari Desa Siaga. Melalui P4K dengan stiker yang ditempel di rumah ibu
hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat.
Setiap ibu hamil diharapkan memiliki pengetahuan yang baik� yang berdampak pada kepatuhan ibu hamil dalam
melaksanakan program P4K.
BIBLIOGRAFI
Ajar, Buku, Ibu, Kesehatan, & Anak, D. A. N.
(n.d.). BUKU KIA.
Ajeng, Dila Rahmawati. (2020). Hasil laporan tugas
akhir asuhan kebidanan komprehensif pada ny. N g6p32123 dengan usia≥ 35
tahun dan multipara di wilayah kerja puskesmas karang rejo kota balikpapan.
Aulia, Devy Lestari Nurul. (2019). Pemberian informasi
terhadap pengetahuan ibu hamil tentang program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi. Jurnal Kebidanan, 5(1), 61�68.
Dan, Persalinan, Komplikasi, Pencegahan, &
Sawahlunto, D. I. Kota. (n.d.). Oleh : Elma Sayuti Program Studi
Kesehatan Masyarakat.
Dinkes Provinsi NTT. (2019). Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2019-2023. 53(9),
1689�1699.
Indonesia, Universitas, Dewi, Willa Susiani,
Masyarakat, Fakultas Kesehatan, & Komunitas, Peminatan Kebidanan. (2012). Pengaruh
penyuluhan kesehatan tentang P4K terhadap pemilihan pertolongan persalinan.
Kemenkes, R. I. (2021). Profil Kesehatan Indonesia
2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Https://Pusdatin. Kemkes. Go.
Id/Resources/Download/Pusdatin/Profil-Kesehatan-Indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.
Pdf.
Kolifah, Kolifah. (2017). Pengaruh pelaksanaan
pendampingan kader terhadap kunjungan antenatal care (anc) ibu hamil resiko
tinggi di megaluh jombang. Journal of Health Sciences, 10(1).
Komplikasi, Pencegahan, Monika, Anggrisa, &
Septiawan, Catur. (2019). Determinan Pemanfaatan Program Perencanaan
Persalinan. 56�70.
Mariani, Putri, Widarini, Putu, & Pangkahila,
Alex. (2013). Barriers to the implementation of plan initiative ( P4K ) in
Badung District Hambatan dalam implementasi program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) di Kabupaten Badung. 1(2), 109�114.
https://doi.org/10.15562/phpma.v1i2.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metode Penelitian.
Jakarta: Rineke Cipta.
Persiapan, Terhadap, Ibu, Persalinan, & Palu,
Kamonji Kota. (2009). Peran Bidan dalam pelaksanaan P4K terhadap persiapan
persalinan. 100�114.
Pratamaningtyas, Susanti. (2019). Revitalisasi Buku
Kia Sebagai Sarana Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Di Puskesmas Sukorame
Kota Kediri. PROSIDING SEMINAR NASIONAL, 92�98.
Sari, Desi Pramita, Margiyanti, Norma Jeepi,
Ridmadhanti, Suci, & Tarigan, Reni Adelia. (2021). Peningkatan Pengetahuan
Ibu Hamil Melalui Kelas Ibu Hamil. Jurnal Inovasi & Terapan Pengabdian
Masyarakat, 1(2), 72�76.
Sari, Marlynda Happy Nurmalita, Nainggolan, Lenny,
Harahap, Nur Afifah, Suryani, Suryani, Siahaan, Vera Renta, Sembiring, Ribka
Nova Sartika, Hutabarat, Julietta, Rangkuti, Nur Aliyah, Rini, Puspita, &
Batubara, Ardiana. (2022). Pengantar Konsep Kebidanan. Yayasan Kita
Menulis.
Sehat, Kartu Menuju. (2017). Motivasi Kader Dan
Kelengkapan Pengisian Kartu P4K. I(I), 1�11.
Suardana, I. Ketut, & Susanti Trisna, Ni Nyoman.
(2010). Monitoring kinerja dalam meningkatkan kepatuhan perawat melaksanakan
standar prosedur operasional. Politeknik Kesehatan Denpasar.
���������
Copyright holder: Serlyansie V. Boimau, Hasri Yulianti |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |