Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 2, Desember 2022

 

ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA (STUDI KASUS PULAU PANJANG KABUPATEN SERANG)

 

Agus Suwandi

Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Tama Jaga Karsa

Email: [email protected]

 

Abstrak

Pulau panjang merupakan salah satu dari pulau-pulau� kecil yang berada di Teluk Banten, yang berada di kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang provinsi Banten. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, masyarakat di tempat ini mengambil� dari sumur. Di pulau ini tidak ada sumber air permukaan, seperti sungai,situ, rawa, dan mata air. Air yang berasal dari sumur tersebut� rata-rata airnya payau. Tentunya air tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai air baku. Air untuk keperluan masak dan minum masyarakat harus mendatangkan dari luar pulau. Dengan latar belakang tersebut diatas maka penulis merasa perlu melaklukan kajian di lokasi ini. Macam Penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan persoalan ini yaitu dengan menghitung ketersediaan air, melakukan perhitungan kebutuhan air penduduk setempat, serta menentukan macam teknologi yang cocok digunakan di tempat tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini� adalah metode kuantitatif, yaitu dengan cara melakukan survey di lokasi penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data kualitas air yang biasa digunakan penduduk setempat. Pengujian air dilakukan� dengan menggunakan alat ukur Electrical Conductivity (EC) Meter, untuk mengukur DHL dan TDS dalam larutan air yang berasal dari sumur-sumur milik warga.

 

Kata kunci: pulau kecil, instrusi air laut, air payau, konservasi air

 

Abstract

Abstract Panjang Island is one of the small islands in Banten Bay, which is located in Pulo Ampel district, Serang Regency, Banten province. In order to meet their daily water needs, the people in this place take from the well. On this island there are no surface water sources, such as rivers, situ, swamps, and springs. The water coming from the well is brackish on average. Of course, the water does not meet the requirements as raw water. Water for cooking and drinking purposes must be brought in from outside the island. With the background mentioned above, the author felt the need to conduct a study in this location. The kinds of research carried out to solve this problem are by calculating water availability, calculating the water needs of local residents, and determining the types of technology that are suitable for use in the place. The research method used in this study is a quantitative method, namely by conducting a survey at the research site which aims to collect water quality data commonly used by local residents. Water testing is carried out using an Electrical Conductivity (EC) Meter measuring instrument, to measure DHL and TDS in water solutions coming from wells owned by residents.

 

Keywords:�small island, seawater intrusion, brackish water, water conservation

 

Pendahuluan

Hingga saat ini masih terdapat penduduk di Kabupaten Serang yang belum mendapatkan pelayanan air baku dan penyehatan lingkungan yang memadai. Sebagian besar masyarakat yang belum mendapat pelayanan adalah masyarakat yang bertempat di kawasan perdesaan (Suryani, 2018). Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pemerintah dalam dekade ini memberikan perhatian khusus terhadap penyediaan air baku, khususnya masyarakat berpendapatan rendah (Wattimena, 2021). Sesuai dengan arah kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah maka pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan penyediaan air baku kepada masyarakat sesuai dengan kondisi dan keinginan masyarakat (Suryani, 2018) dan (Haris, 2005).

Agar peningkatan pelayanan air baku khususnya di Kabupaten Serang pada kawasan rawan air dapat tercapai dan tepat sasaran sesuai dengan keinginan masyarakat, maka sebagai langkah awal yang dilakukan adalah survey investigasi dan menentukan macam penyediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat (Lindawaty, Dharmaningtias, Ardiyanti, & Katharina, 2018). Adapun permasalah pokok penyediaan air baku di pedesaan adalah :

1.     Kesulitan/kekurangan air baku pada setiap musim kemarau sudah� merupakan isu nasional dan menjadi materi publikasi di media masa.

2.     Merupakan prioritas penanganan penyediaan air baku yang merupakan program mendesak dan jangka pendek.

Salah satu daerah yang terpencil� yang mengalami kekurangan air baku adalah Pulau Panjang yang secara administrastif� termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang Provinsi Banten (Khairani, 2017). Di� pulau ini terdapat sebuah Desa yaitu Desa Pulo Panjang Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang. Di pulau ini� tidak memiliki air permukaan seperti sungai, danau, situ, rawa, dan mata air. Sumber air bagi warga untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya diambil dari sumur (air tanah) dengan airnya yang payau, yang tentunya tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan air untuk keperluan memasak dan minum diambil dari Kota Cilegon melalui pelabuhan Grenyang yang diangkut dengan kapal kecil dengan waktu penyebrangan kurang lebih 30 menit, selain dari Kota Cilegon bisa juga dari Kota Serang melalui Pelabuhan Karangantu dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit. Tentunya hal ini sangat memberatkan warga yang berada di Pulau Panjang. Maka dengan latar belakang seperti diatas, saya tertarik dan bermaksud untuk melakukan penelitian terkait dengan Penyediaan Air Baku di Pulau Panjang ini.

Sampai dengan saat ini desa Pulo Panjang masih belum terlayani oleh PDAM kabupaten Serang, baik menggunakan sumber air yang berasal dari luar Pulau Panjang maupun sumber air yang berasal dari Pulau Panjang sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu maka jumlah penduduk pun bertambah banyak, kebutuhan air khususnya air baku untuk berbagai keperluan semakin meningkat, akibatnya ekploitasi air tanah semakin meningkat, yang bisa menyababkan intrusi air laut semakin jauh masuk ke daratan.�

 

Metode Penelitian

Pada bagian ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang meliputi�� pengumpulan data, survey pendahuluan, survey detail, dan analisis data (Pakpahan et al., 2021).� Metode penelitian merupakan hal yang harus dilakukan sebagai pedoman dalam suatu penelitian dan merupakan langkah-langkah yang sistematis dalam suatu rangkaian kegiatan penelitian (Priadana & Sunarsi, 2021) dan (Rukajat, 2018).

Data dalam kegiatan penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer (Martono, 2010). Yang termasuk data sekunder antara lain data curah hujan, peta, laporan terdahulu dan lain sebagainya (Simarmata, Armagustini, & Bisara, 2012). Sedangkan data primer didapat dari hasil kegiatan survey dan investigasi, seperti inventarisir letak sumber air eksisting, inventarisir kualitas air dari sumber air eksisting, dan lain-lain (Kalyvas & Albertson, 2015).

Tahapan Pekerjaan pada penelitian ini dikelompokkan pada 4 (empat) tahapan, keempat tahapan adalah sebagai berikut (Rahardjo, 2011) :

1.     Pengumpulan Data Sekunder :

Pada tahap Pengumpulan Data Sekunder ini diantaranya meliputi pengumpulan peta, laporan terdahulu dan lain-lain.

2.     Survey Pendahuluan :����

Kegiatan pada tahapan survey Pendahuluan ini diantaranya melakukan orientasi lapangan, dan persiapan untuk survey detail, dan lain-lain.

3.     Survey Detail�����

Kegiatan pada Survey Detail ini antara lain :

a.     Menginventarisir sumber air yang biasa dimanfaatkan warga,� untuk mengetahui daya hantar listrik dengan menggunakan alat EC meter dan TDS.

b.     Menginventarisir luas atap bangunan rumah warga yang berada di� daerah penelitian, sebagai area tangkapan air hujan bagi setiap sumur. Hal ini diperlukan untuk menghitung volume air hujan yang jatuh pada atap bangunan rumah, dengan melalui pipa dialirkan ke dalam bangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) atau ke dalam sumur (Sumur Resapan dan Pemanfaatan)

c.     Menginventarisir jumlah penduduk, hal ini untuk menentukan kebutuhan air baku di daerah tersebut.

d.     Analisis Data�����������

Pada tahapan Analisis Data ini meliputi diantaranya :

1.     Menganalisis kualitas air yang ada di lokasi penelitian, apakah air yang ada memenuhi persyaratan atau tidak.

2.     Menganalisis data curah hujan dan luas atap masing-masing bangunan rumah untuk mengetahui air hujan yang tersedia yang akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku.

3.     Dari data jumlah penduduk, kemudian dihitung kebutuhan air baku warga warga yang berada di daerah penelitian.

4.     Menentukan teknologi pengelolaan sumber daya air, yaitu dengan mengkaji sumber air yang tersedia yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku, dan teknologi digunakan adalah teknologi yang sesuai dengan kondisi masyarakat di lokasi studi dan merupakan teknologi pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

 

Hasil dan Pembahasan

Pulau Panjang termasuk pulau kecil dengan lahannya yang datar (tidak ada perbukitan) (Tarumingkeng, 2004). Seperti pada umumnya pulau-pulau keci pulau Panjang tidak memiliki mata air yang bersifat perenial maupun yang intermittent (tidak perenial), tidak memiliki air permukaan seperti�� sungai, danau, situ, embung dan rawa (Marsudi & Lufira, 2021).

Survey inventarisir (Kuntadi, Retnoningsih, & Finlandia, 2022) yang dilakukan di Pulau Panjang ini� tujuannya yaitu untuk mengamati kondisi sumber daya air eksisting yang biasa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya dan sumber daya air lainnya� yang berpotensi untuk dimanfaatkan di pulau ini. Dari hasil survey inventarisasi ini� diharapkan mendapatkan gambaran tentang kuantitas dan kualitas air dari sumber air eksisting, serta mendapatkan konklusi tentang kemungkinan penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi di daerah tersebut.

Dari data hasil survey inventarisasi yang dilakukan oleh peneliti di Pulau Panjang dapat diketahui sebagai berikut �:


 

1. Kualitas Air Di Wilayah RW 01

��������� Dibawah ini adalah data kualitas air hasil survey inventarisasi dari sumur-sumur yang berada di lingkungan RW 01 yang diklasifikasikan berdasarkan nilai DHL dan TDS.�

Tabel 1 Klasifikasi Air Berdasarkan DHL di RW 01

NO

RW

KOORDINAT

JENIS SUMUR

KEDALAMAN MUKA AIR TANAH

(M)

DIAMTER SUMUR

(M)

DHL (s�/cm)

KLASIFIKASI AIR

KET

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

A

01

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.9420177

106.155513

Sumur Gali

1

0.8

1637

1500≤1637≤3000

Air agak payau

2

 

-5.9419686

106.1563126

Sumur Gali

0.7

1

3338

3000<3338≤5000

Air payau

3

 

-5.94201

106.1563673

Sumur Gali

0.7

0.8

4363

3000<4364≤5000

Air payau

4

 

-5.9423535

106.1565685

Sumur Gali

0.7

0.8

3988

3000<3988≤5000

Air payau

5

 

-5.9427272

106.1564246

Sumur Bor

60

 

1490

1490<1500

Air tawar

6

 

-5.9428683

106.1561560709

Sumur Gali

0.5

0.8

3107

3000<3107≤5000

Air payau

7

 

-5.9407266

107.1557095

Sumur Gali

0.7

0.8

3642

3000<3642≤5000

Air payau

8

 

-5.9407266

108.1561282

Sumur Gali

0.7

0.7

2534

1500≤2534≤3000

Air agak payau

9

 

-5.9405733

109.1562546

Sumur Gali

0.6

0.7

3122

3000<4364≤5000

Air payau

10

 

-5.9437601

106.1567005

Sumur Bor

60

 

1486

1486<1500

Air tawar

11

 

-5.9438983

107.1565412

Sumur Gali

0.7

0.8

5734

3000<4364≤5000

Air payau

Sumber hasil survey dan analisis

2.     Kualitas Air Di Wilayah RW 02

Tabel 3 Klasifikasi Air Berdasarkan DHL di RW 02

NO.

RW

KOORDINAT

JENIS SUMUR

KEDALAM MUKA AIR TANAH

(M)

DIAMETER SUMUR (M)

DHL (s�/cm)

KLASIFIKASI AIR

 

KET

 

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

B

02

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.944029

106.1554774

Sumur Gali

0.7

0.7

4500

1500≤4500≤30000

Air payau

2

 

-5.9443735

106.1553272

Sumur Gali

0.6

0.8

4968

3000<4968≤5000

Air payau

3

 

-5.9442814

106.1554264

Sumur Gali

0.8

0.7

3348

3000<3348≤5000

Air payau

4

 

-5.9441566

106.1550676

Sumur Gali

0.6

0.7

3304

3000<3304≤5000

Air payau

5

 

-5.944105

106.1552415

Sumur Gali

0.7

0.8

3558

3000<3558≤5000

Air tawar

6

 

-5.9441399

106.1553763

Sumur Gali

0.8

1

2594

1500≤2594≤3000

Air payau

7

 

-5.9440313

106.1552189

Sumur Bor

60

 

1460

1460<1500

Air tawar

8

 

-5.9435835

106.1551044

�Sumur Gali

0.8

0.7

2760

1500≤2760≤3000

Air agak payau

9

 

-5.9436817

106.1549677

Sumur Gali

0.8

1

4470

3000<4364≤5000

Air payau

10

 

-5.9434207

106.1548952

Sumur Gali

0.8

0.8

1752

1500≤1752≤3000

Air tawar

11

 

-5.9437775

106.155159

Sumur Gali

0.8

0.7

3526

3000<4364≤5000

Air payau

12

 

-5.9437775

106.154474

Sumur Gali

0.8

0.7

4620

3000<4620≤5000

Air payau

13

 

-59435845.

106.1543403

Sumur Gali

0.9

0.8

3566

3000<3566≤5000

Airpayau

14

 

-5.9434366

106.1539483

Sumur Gali

0.9

0.8

1960

1500≤1960≤3000

Air agak payau

15

 

-5.9438876

106.1533757

Sumur Gali

0.9

0.8

3632

3000<3632≤5000

Air payau

16

 

-5.9439577

106.1536458

Sumur Bor

60

 

1496

1496<1500

Air tawar

17

 

-5.9441961

106.1540277

Sumur Gali

0.9

0.7

1946

1500≤1946≤3000

Air agak payau

18

 

-5.9435988

106.1444166

�Sumur Gali

0.7

0.9

4189

3000<4189≤5000

Air payau

19

 

-5.9420725

106.1542557

Sumur Gali

0.6

1

1899

1500≤1899≤3000

Air agak payau

Sumber hasil survey dan analisis

 

3.     Kualitas Air Di Wilayah RW 03

Tabel 5 Klasifikasi Air Berdasarkan DHL di RW 03

NO.

RW

KOORDINAT

JENIS SUMUR

KEDALAMAN KUKA AIR TANAH

(M)

DIAMETER SUMUR

(M)

 

DHL

(s�/cm)

KLASIFIKASI AIR

KET

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

 

C

03

0303

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.9317483

106.14569

Sumur Gali

1.2

0.7

 

1284

1284<500

Air tawar

2

 

-5.9317416

106.1456617

Sumur Galii

1.2

0.7

 

1486

1486<1500

Air tawar

3

 

-5.93112649

106.1455158

Sumur Gali

1.6

0.7

 

1344

1344<1500

Air tawar

4

 

-5.9303827

106.1453513

Sumur Gali

1.6

0.7

 

1266

1266<1500

Air tawar

5

 

-5.9292491

106.1455074

Sumur Gali

1.6

0.7

 

1126

1126<1500

Air tawar

6

 

-5.9290733

106.1458718

Sumur Gali

1.6

0.7

 

1034

1034<1500

Air tawar

7

 

-5.9289184

106.1463207

Sumur Gali

1.6

0.7

 

912

912<1500

Air tawr

8

 

-5.9285235

106.1469319

Sumur Gali

1.6

0.8

 

974

974<1500

Air tawar

9

 

-5.9285349

106.146776

Sumur Gali

1.6

0.8

 

1034

1034<1500

Air tawar

Sumber hasil survey dan analisis

Tabel� 6 Klasifikasi Air Berdasarkan Nilai TDS di RW 03

NO.

RW

KOORDINAT

JENIS SUMUR

KEDALAMAN KUKA AIR TANAH

(M)

DIAMETER SUMUR (M)

TDS (PPM)

KLASIFIKASI AIR

KET

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

C

03

0303

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.9317483

106.14569

Sumur Gali

1.2

0.7

610

600<610<900

Cukup

2

 

-5.9317416

106.1456617

Sumur Galii

1.2

0.7

775

600<775<900

Cukup

3

 

-5.93112649

106.1455158

Sumur Gali

1.6

0.7

551

300<551<600

Baik

4

 

-5.9303827

106.1453513

Sumur Gali

1.6

0.7

448

300<448<600

Baik

5

 

-5.9292491

106.1455074

�� Sumur Gali

1.6

0.7

543

300<543<600

Baik

6

 

-5.9290733

106.1458718

Sumur Gali

1.6

0.7

435

300<435<600

Baik

7

 

-5.9289184

106.1463207

Sumur Gali

1.6

0.7

364

300<364<600

Baik

8

 

-5.9285235

106.1469319

Sumur Gali

1.6

0.8

401

300<401<600

Baik

9

 

-5.9285349

106.146776

Sumur Gali

1.6

0.8

515

300<515<600

Baik

 

1)             Kualitas Air Di Wilayah RW 04

Tabel 7 Klasifikasi Air Berdasarkan DHL di RW 04

 

�������������������������������������������������� NO

RW

KOORDINASI

JENIS SUMUR

KEDALAMAN MUKA AIR TANAH

(M)

DIAMETER SUMUR (M)

DHL

(s�/cm)

KLASIFIKASI AIR

KET

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

 

D

04

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.9352645

106.1407209

Sumur Bor

60

 

1492

1492<1500

Air tawar

2

 

-5.9350756

106.1406727

Sumur Gali

0.7

0.6

4735

3000<4735≤5000

Air payau

3

 

-59350955

106.1411895

Sumur Gali

0.8

0.8

3145

3000<3145≤5000

Air payau

4

 

-5.9344247

106.1419195

Sumur Gali

0.8

0.8

3470

3000<3470≤5000

Air payau

5

 

-5.9343628

106.1416785

�Sumur Gali

0.8

0.7

3179

1500<3179≤3000

Air agak payau

6

 

-5.9335596

106.1425836

�Sumur Gali

0.8

0.7

1943

1500<1943≤3000

Air agak payaw

7

 

-5.933925

106.1429978

Sumur Bor

60

 

1486

1486<1500

Air tawar

8

 

-5.9339919

106.142981

Sumur Gali

0.8

0.8

4675

3000<1484≤5000

Air payau

9

 

-5.9333856

106.141012

Sumur Gali

0.8

0.7

1677

1500<1677≤3000

Air agak payau

10

 

-5.9329477

106.1458967

Sumur Bor

60

 

1484

1484<1500

Air tawar

11

 

-5.9328597

106.1459224

Sumur Gali

0.8

0.7

1571

1500<1571≤3000

Air agak payau

Sumber� hasil survey dan analisis

Tabel 8 Klasifikasi Air Berdasarkan Nilai TDS di RW 04

NO

RW

KOORDINASI

JENIS SUMUR

KEDALAMAN MUKA AIR TANAH

(M)

DIAMETER SUMUR

�(M)

TDS

(PPM)

KLASIFIKASI AIR

KETERANGAN

GARIS LINTANG

GARIS BUJUR

D

04

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

-5.9352645

106.1407209

Sumur Bor

60

 

941

900<941<1200

Kurang baik

2

 

-5.9350756

106.1406727

Sumur Gali

0.7

0.6

2868

2868>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

3

 

-59350955

106.1411895

Sumur Gali

0.8

0.8

1252

1252>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

4

 

-5.9344247

106.1419195

Sumur Gali

0.8

0.8

2300

2300>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

5

 

-5.9343628

106.1416785

�Sumur Gali

0.8

0.7

1047

900<1047<1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

6

 

-5.9335596

106.1425836

�Sumur Gali

0.8

0.7

2017

2017>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

7

 

-5.933925

106.1429978

Sumur Bor

60

 

872

600<872<900

Cukup Baik

8

 

-5.9339919

106.142981

Sumur Gali

0.8

0.8

6943

6943>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

9

 

-5.9333856

106.141012

Sumur Gali

0.8

0.7

6849

6849>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

10

 

-5.9329477

106.1458967

Sumur Bor

60

 

736

600<736<900

Cukup Baik

11

 

-5.9328597

106.1459224

Sumur Gali

0.8

0.7

2151

2151>1200

Tidak Layak Digunakan Untuk Air Minum

Sumber� hasil survey dan analisis

 

Jumlah penduduk desa Pulo Panjang adalah 3760 jiwa yang tersebar di 4 (empat) RW, kebutuhan air baku di Pulau Panjang yaitu :

 

Tabel 9 Kebutuhan Air Baku di Pulau Panjang

NO

RW

JUMLAH PENDUDUK

KEBUTUHAN AIR BAKU PER ORANG

(L/O/H)

KEBUTUHAN AIR BAKU (L/H)

1

01

884

60

53040

2

02

946

60

56760

3

03

863

60

51780

4

04

583

60

34980

 

KEBUTUHAN AIR BAKU DI PULAU PANJANG

196560

Sumber Perhitungan

Kebutuhan air baku di Pulau Panjang seperti pada tabel 9 adalah 196560 l/h atau 196.56 m3 per hari.

Sesuai dengan kondisi alamnya maka alternatif penyediaan air baku di Pulau Panjang, peneliti menyarankan agar memanfatkan teknologi yang sumber airnya tidak berasal dari dalam tanah, tujuannya supaya tidak menambah besar� instrusi air laut, selain itu teknologi yang digunakan harus yang berkelanjutan dengan pemeliharaannya yang sederhana dan tidak mahal sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar. Dalam hal ini teknologi yang direkomendasikan yaitu bangunan ABSAH.

Air hujan yang jatuh pada atap bangunan yang mengalir menuju gutter kemudian secara grafitasi air hujan tersebut dialirkan melalui pipa ke dalam Bangunan ABSAH. Sebelum ke ruang tampungan pada bangunan ABSAH, air hujan tersebut disaring, dan mendapatkan mineral yang berasal dari batuan seperti yang terjadi di alam.

����������������������� Pada penelitian ini Perhitungan dimensi ABSAH dengan luas atap bangunan rumah 154 m2 (milik warga setempat) yang terletak pada titik koordinat -5.9343628 � 106.1416785 dan luas atap bangunan sekolah SDN Pulo Panjang dengan luas atap 500 m2, seperti dibawah ini.���

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 10 Perhitungan Dimensi Absah Dengan Luas Atap Bangunan Rumah 154 m2

������������������������� Sumber hasil perhitungan

Dimensi ABSAH dengan luas atap bangunan 154 m2 adalah 10 x 2.5 x 2.5� (panjang 10 m, lebar 2.5 m, tinggi 2.5 m). jumlah orang yang terlayani oleh bangunan ABSAH ini yaitu 9 orang. Dimensi ABSAH dengan luas atap bangunan 500 m2 adalah 10 x 8.4 x 2.5. bangunan ini bisa melayani kebutuhan air bersih untuk 29 orang.

 

 

 

 

 

 

Tabel 10 Perhitungan Dimensi ABSAH Dengan Luas Atap Bangunan Rumah 500 m2

Sumber hasil survey dan analisis

Dimensi ABSAH dengan luas atap bangunan 500 m2 adalah 10 x 8.4 x 2.5. bangunan ini bisa melayani kebutuhan air bersih untuk 29 orang.


Kesimpulan

Kualitas air baku di Pulau Panjang yang berada dekat dengan pantai seperti lingkungan RW 01, RW 02, dan RW 04 air yang bersumber dari sumur gali Pada umumnya agak payau sampai dengan payau. Air yang berasal dari sumur bor pada umumnya tawar. Kawasan yang relatif lebih jauh dari pantai seperti wilayah RW 03 airnya tawar baik air yang berasal dari sumur gali maupun air yang berasal dari sumur bor.Kebutuhan air baku di Pulau Panjang sesuai dengan jumlah penduduk yang ada sekarang yaitu 3760 jiwa adalah 196560 lt/h atau 196.560 m3 per hari. Sesuai dengan kondisi alam di Pulau Panjang, teknologi yang cocok untuk diterapkan adalah teknologi penyediaan air baku yang bukan bersumber dari dalam tanah, dan bukan bersumber dari air permukaan karena tidak ada air permukaan. Jadi teknologi yang cocok adalah teknologi yang memanfaatkan air hujan seperti bangunan ABSAH, yang berfungsi sebagi sumber daya air dan konsrvasi air hujan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Haris, Syamsuddin. (2005). Desentralisasi Dan Otonomi Daerah: Desentralisasi, Demokratisasi & Akuntabilitas Pemerintahan Daerah. Yayasan Obor Indonesia.

Kalyvas, James R., & Albertson, David R. (2015). A Big Data Primer For Executives. Big Data: A Business And Legal Guide. CRC Press, Boca Rat�n, 1.

Khairani, Nadhira. (2017). Gambaran Spasial Kasus Diare Pada Anak Balita Berdasarkan Faktor Lingkungan Di Kabupaten Serang Tahun 2013-2015. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmukesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

Kuntadi, Cris, Retnoningsih, Arum Indri, & Finlandia, Dian Asri. (2022). Literature Review: Pengaruh Inventarisasi Aset, Legal Audit Aset Dan Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Aset. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 3(4), 414�425.

Lindawaty, Debora Sanur, Dharmaningtias, Dewi Sendhikasari, Ardiyanti, Handrini, & Katharina, Riris. (2018). Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Marsudi, Suwanto, & Lufira, Rahmah Dara. (2021). Morfologi Sungai. CV. AE MEDIA GRAFIKA.

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder (Sampel Halaman Gratis). Rajagrafindo Persada.

Pakpahan, Andrew Fernando, Prasetio, Adhi, Negara, Edi Surya, Gurning, Kasta, Situmorang, Risanti Febrine Ropita, Tasnim, Tasnim, Sipayung, Parlin Dony, Sesilia, Ayudia Popy, Rahayu, Puspita Puji, & Purba, Bonaraja. (2021). Metodologi Penelitian Ilmiah. Yayasan Kita Menulis.

Priadana, M. Sidik, & Sunarsi, Denok. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal Books.

Rahardjo, Mudjia. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif.

Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach. Deepublish.

Simarmata, Oster Suriani, Armagustini, Yetti, & Bisara, Dina. (2012). Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007). Indonesian Journal Of Health Ecology, 11(1), 79711.

Suryani, Anih Sri. (2018). Pengaruh Kualitas Lingkungan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar Di Provinsi Banten. Jurnal Aspirasi, 9(1), 35�63.

Tarumingkeng, Ir Rudy C. (2004). Wikanti Asriningrum.

Wattimena, Josina Augusthina Yvonne. (2021). Pemenuhan Hak Atas Air Bersih Dan Sehat, Serta Hak Menggugat Masyarakat. Balobe Law Journal, 1(1), 1�16.

 

Copyright holder:

Agus Suwandi (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: