Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.12,
Desember 2022
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR LEARNING ACTIVITY MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MUSIK BAGI SISWA SMP KELAS VIII
Alisiananda Dewi Nurani, Syamsul Sodiq, Diding Wahyudin
Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected].
Abstrak
���� Program Sekolah Penggerak merupakan program guna mendesak cara
alih bentuk dasar pembelajaran supaya bisa menaikkan
capain hasil berlatih partisipan ajar dengan cara holistik
bagus dari pandangan kompetensi kognitif ataupun non-kognitif guna menciptakan
profil siswa Pancasila. Tipe riset ini merupakan riset
pengembangan. Riset ini mengembangkan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media musik di kelas VIII SMP. Pengembangan media pembelajaran menulis teks puisi dengan
model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran
musik bagi siswa SMP Kelas VIII dengan pendekatan saintifik berdasarkan
kualitas media pembelajaran yaitu kevalidan media pembelajaran menulis teks
puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII diperoleh sebesar 96% sehingga
dapat dikategorikan bahwa media pembelajaran tersebut dinyatakan sangat valid.
Kata kunci: Media Pembelajaran
Musik; Outdoor Learning Activity; Menulis Puisi
Abstract
The
Mobilization School Program is a program to encourage ways to transfer the
basic forms of learning so that it can increase the learning outcomes of
teaching participants in a holistic way, both from a cognitive and
non-cognitive competency viewpoint, in order to create a profile of Pancasila
students. This type of research is development research. This research improves
the form of Outdoor Learning Activity courses using tone-adjusting tools in the
course of writing poetry readings for students of category VIII SMP.
development of learning media to write poetry texts using the Outdoor Learning
Activity learning model using music learning media for Grade VIII Middle School
students with a scientific approach based on the quality of the learning media,
namely the Validity of learning media to write poetry texts using the Outdoor
Learning Activity learning model using music learning media for Grade VIII
Middle School students obtained by 96% so that it can be categorized that the
learning media is stated to be very valid.
Keywords: Learning Media; Outdoor Learning Activities; Writing
poetry
Pendahuluan
Model pembelajaran mengajar
di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap
berbagai permainan, sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan
dalam pembelajaran. Model pembelajaran mengajar di luar kelas merupakan upaya
mengajak siswa lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam
dan masyarakat. Sementara itu, Menurut (Husamah, 2013) menyatakan bahwa model pembelajaran Outdoor Learning Activity adalah model
pembelajaran di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat
beberapa peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa
dengan lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa mengajar di luar kelas lebih melibatkan siswa secara langsung
dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan.
Pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan pendidikan
lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan para siswa dan mengakrabkan
siswa dengan lingkungannya. Ada beberapa contoh cara mengajar Bahasa Indonesia
di luar kelas (Vera, 2012) sebagai berikut (1) pengajaran dapat
dijalankan dengan cara membaca puisi. Para siswa wajib membuat puisi berbahasa
Indonesia dengan bahasa yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan
(EYD) serta dibaca di hadapan siswa yang lain. Cara semacam ini bias
menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, (2) pelajaran dapat
dilakukan dengan cara dialog atau diskusi. Caranya, guru mewajibkan para siswa
berdialog dengan kalimat yang sedang diajarkan. Jadi, ketika berdiskusi, mereka
tidak boleh lepas dari kalimat yang ditekankan. Dari dialog inilah, seorang
guru bisa menilai siswa menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau
tidak, (3) pelajaran bisa dilakukan dengan cara mengarang cerita. Adapun cerita
yang ditulis harus bertemakan yang diwajibkan oleh guru. Oleh karena itu, guru
harus dapat memilih tema yang sesuai dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang
sedang dibahas. Dan guru mesti mewajibkan dalam karangan dengan pemakaian
kalimat lengkap. Misalnya setiap paragraf harus memenuhi kriteria SPOK (subjek,
predikat, objek, dan keterangan), (4) belajar bahasa Indonesia di luar kelas
juga bisa dijalankan dalam bentuk permainan. Misalnya, para siswa dibagi ke
dalam lima kelompok. Setiap kelompok harus memilih dua kertas yang disediakan
oleh guru. Di dalam dua kertas yang dipilih dua kelompok tersebut harus
tertulis kata yang berbeda, namun mengandung makna yang sama. Di sinilah para
siswa diajari mengenai sinonim kata. Contoh, dalam kertas satu tertulis kata
bapak, dan dalam kertas dua tertulis kata ayah. Kelompok yang memilih dua
kertas tersebut mendapat nilai 10 karena benar. Permainan semacam ini juga
diganti pelajaran antonim (kata yang berlawanan). Jadi, setiap kelompok harus
mencari dua kertas yang memuat kata berlawanan. Dengan cara belajar semacam
itu, para siswa akan cepat menguasai Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan langkah model pembelajaran Outdoor Learning Activity yang pertama yaitu cara mengajar Bahasa
Indonesia pada menulis kreatif puisi.
Program Sekolah Penggerak adalah program
untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan
capain hasil belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek kompetensi
kognitif (literasi, dan numerasi) maupun non-kognitif (karakter) untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila. Sekolah penggerak adalah sekolah yang
berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan
mewujudkan profil pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang
diawali dengan sumber daya manusia yang unggul (kepala sekolah, dan guru).
Salah satu prinsip kurikulum sekolah penggerak beserta keunggulan adalah adanya
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan satuan pendidikan pemerintah
daerah. Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk menetapkan profil pelajar
Pancasila, struktur dasar mata pelajaran dan program penguatan profil pelajar
Pancasila serta prinsip pembelajaran dan asesmen. Buku teks dan buku panduan
guru dibuat oleh pemerintah pusat sebagai salah satu sumber belajar. Sementara
pengembangan perangkat ajar dan kurikulum operasional sekolah merupakan
kewenangan satuan pendidikan namun pemerintah pusat menyediakan beberapa contoh
untuk menjadi menu pilihan dan atau digunakan sebagai rujukan untuk diadaptasi
sesuai dengan konteks satuan pendidikan. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan
dalam merancang kurikulum operasional sekolah dan modul ajar untuk
memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kompetensi siswa.
Kurikulum sekolah penggerak beserta keunggulan diharapkan dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih mendalam pada kompetensi
tertentu.�
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan
berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang
kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi
menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan komunikasi dalam konteks sosial
budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran
menyimak, membaca, memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk
berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam
kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir,
struktur, khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat
mengoptimalkan penggunaan bahasa ntuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Model
utama yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pedagogi genre (Noeroel, 2021). Model ini memiliki empat tahapan yaitu
untuk membangun konteks, pemodelan, pembibingan, dan pemandirian. Di samping
pedagogi genre, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan
model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.�
Kompetensi berbahasa ini berdasarkan pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yaitu Bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra), dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang dimiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila. Pembelajaran teks dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan kompleks, yaitu memberi model atau contoh, dan menguraikan struktur serta satuan-satuan kebahasaan yang menjadi penanda keberadaan teks itu (pemodelan) sampai pada upaya menciptakan kemampuan siswa untuk memproduksi sendiri teks yang diajarkan, yang dapat diperantarai dengan kegiatan secara bersama-sama menghasilkan teks (Mahsun, 2014).
Berdasarkan kompetensi dasar dalam
Kurikulum Sekolah Penggerak mata pelajaran Bahasa Indonesia mengedapankan
materi berbasis teks. Satu di antara teks yang terdapat di Kurikulum Sekolah
Penggerak adalah teks puisi. Teks puisi merupakan satu di antara teks, dan
materi pokok pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII pada siswa SMP. Sebagai
awal perkenalan secara sederhana puisi dapat dirumuskan sebagai �sebentuk
pengucapan Bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya,
yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair
yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya yang diungkapkan dengan
teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman
tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarpendengarnya. Menulis puisi merupakan salah satu cara
untuk mengekspresikan dan melepaskan kepenatan jiwa. Dalam mempelajari teks
puisi peserta didik harus mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti.�
Hasil penelitian (ROSYID, 2021) dinyatakan bahwa meningkatkan
keterampilan menulis puisi melalui model pembelajaran Outdoor Learning Activity merupakan salah satu upaya tepat dalam
pembelajaran menulis puisi. Model pembelajaran Outdoor Learning Activity
merupakan upaya untuk mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat
membawa mereka mengamati lingkungan sekitar, sesuai dengan materi yang
diajarkan. Sehingga, pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan
pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan siswa. Hal itu
dilakukan agar terciptanya sistem pendidikan yang menyenangkan dan lebih
mempengaruhi mental peserta didik sehingga pembelajaran yang mereka alami
melekat dan tidak mudah untuk dilupakan.�
Misalnya, bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan, pertanian,
nelayan, berkemah dan kegiatan bersifat petualangan serta pengembangan aspek
pengetahuan yang relevan. Kegiatan belajar para siswa akan lebih menarik dan
tidak membosankan sehingga motivasi belajar siswa lebih tinggi, hakikat belajar
lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan sebenarnya atau
penggunaan media konkret, bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih
faktual sehingga kebenarannya lebih akurat, kegiatan belajar siswa lebih
komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
bertanya, kerja kelompok, mengamati, membuktikan, menguji fakta.
Pendidikan di luar kelas berguna untuk
murid sekolah secara luas memiliki dampak positif terhadap pengembangan
pribadi, sosial, dan akademik murid (Scrutton, 2020). Hasil penelitian (Adams & Beauchamp,
2021) dinyatakan bahwa menyoroti bagaimana
peningkatan pembelajaran di luar kelas dapat berdampak pada pembelajaran
dikarenakan belajar di tempat terbuka karena berada di luar kelas menawarkan
kesempatan untuk bergerak melalui ruang dan bergerak dengan cara yang berbeda
secara kualitatif. Oleh karena itu, alam terbuka terbuka untuk pengalaman yang
lebih kaya karena ruangnya yang lebih luas dan kemungkinan estetika dan kreatif
yang dihadirkannya.�
Setiap model
pembelajaran pasti memiliki
kelebihan, begitu pula model pembelajaran Outdoor Learning Activity berikut kelebihan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity.
Kelebihan Outdoor Learning Activity
menurut (Widiasworo, 2017) yaitu (1) peserta didik lebih termotivasi
untuk belajar, (2) peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, (3) daya pikir peserta didik lebih berkembang, (4) pembelajaran
lebih menginspirasi peserta didik, (5) pembelajaran lebih menyenangkan, (6)
lebih mengembangkan kreativitas guru dan peserta didik, (7) melatih peserta
didik untuk dapat bersosialisasi secara langsung dengan masyarakat, (8)
kegiatan belajar lebih komunikatif, (9) lebih menyeimbangkan antara pencapaian
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, (10) pembelajaran lebih dapat
mengembangkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia.�
Penelitian tentang pengembangan model pembelajaran
Outdoor Learning Activity telah dilakukan sebelumnya. Pertama,
penelitian pengembangan dilakukan
oleh (Blaine & Akhurst, 2020) berjudul �A Journey into Understanding
Gendered Experiences Of Outdoor Adventure Education�. Penelitian ini
bertujuan untuk Outdoor Adventure Education (OAE) secara tradisional
digambarkan sebagai domain hegemonik maskulin. Dengan demikian, hal
mendasar untuk setiap dialog tentang gender di OAE adalah apakah pengalaman di
luar ruangan membenarkan atau memperdebatkan stereotip peran gender.
Kedua, penelitian relevansi berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Larsson & R�nnlund, 2021) berjudul �The Spatial Practice of The
Schoolyard. A Comparison Between Swedish and French Teachers� and Principals�
Perceptions of Educational Outdoor Spaces�. Penelitian ini bertujuan
untuk pendapat guru, dan kepala sekolah Prancis, dan Swedia serta penggunaan
halaman sekolah sehari-hari menjadi fokus apa yang mereka anggap diinginkan,
dan tidak diinginkan di halaman sekolah, persamaan, dan perbedaan apa yang ada
antara kedua kelompok pendidik, dan bagaimana hal ini dapat terjadi? dipahami?
Studi ini menggunakan desain lintas budaya, dan didasarkan pada wawancara
dengan 10 pendidik.
Ketiga, penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Fortington et al.,
2022). berjudul �Heat
and Sun Related Medical Concerns in Australian Led Outdoor
Activities: A Three-Year Prospective Study�. Penelitian ini bertujuan
untuk partisipasi aktif di alam bebas bermanfaat bagi kesehatan, dan
kesejahteraan.
Keempat, penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Kelly et al., 2022) berjudul �Universal Design for Learning-A Framework for Inclusion in
Outdoor Learning�. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan penerapan
prinsip-prinsip Desain Universal untuk Pembelajaran (UDL) sebagai kerangka
kerja untuk mempromosikan inklusi dalam pembelajaran luar ruang di lingkungan
sekolah dasar.
Kelima, penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Scrutton, 2020) berjudul �Investigating the Process of Learning for School Pupils on
Residential Outdoor Education Courses�. Penelitian ini bertujuan untuk proses belajar siswa pada
kursus pendidikan luar ruang perumahan dirasakan oleh beberapa penyedia,
pelanggan dan peneliti sebagai proses linier di mana pembelajaran berlangsung
dalam domain afektif sosial diikuti oleh domain afektif akademik dan kemudian,
tergantung pada tujuan kursus, domain kognitif.
Keenam, penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Brookes, 2022) berjudul �A Paradigm
Shift that Never was. (A Critique of Neo‑Hahnian Outdoor
Education Theory Part Three)�. Penelitian ini bertujuan untuk program
pendidikan luar ruang (OE) tertentu secara konsisten meningkatkan karakter
telah menjadi tema yang berulang tidak hanya dalam praktik OE tetapi juga dalam
beberapa pendekatan penelitian dan teori.
Keenam penelitian tersebut masih ada kaitannya dengan penelitian ini, karena
sama-sama mengembangkan model pembelajaran. Hanya saja objek materi pembelajaran dan subjek penelitian
berbeda. Langkah-langkah dalam rancangan pengembangan penelitian juga terdapat
kesamaan yakni dengan menggunakan model pembelajaran Outdoor Learning Activity. Dalam penelitian ini, pembelajaran
menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity
menggunakan media pembelajaran musik diharapkan sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya
menganalisis unsur puisi. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam menganalisis unsur puisi adalah dengan mengajak siswa belajar di luar
kelas serta memperdengarkan musik instrumental yang menenangkan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah tersebut, tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
proses pembelajaran menulis puisi dengan model
pembelajaran Outdoor Learning Activity
menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP kelas VIII.
2. Mendeskripsikan
kualitas pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media pembelajaran musik bagi siswa SMP kelas VIII ditinjau dari:
a. Mendeskripsikan
kevalidan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media pembelajaran musik bagi siswa SMP kelas VIII.
b. Mendeskripsikan
keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media pembelajaran musik bagi siswa SMP kelas VIII.
c. Mendeskripsikan
kepraktisan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media pembelajaran musik bagi siswa SMP kelas VIII.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan. Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan
media pembelajaran musik dalam pembelajaran menulis teks puisi bagi siswa kelas
VIII SMP. Hasil pengembangan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik
dalam pembelajaran menulis teks puisi diujicobakan. Hasil uji coba ini akan
dianalisis secara deskriptif kualitatif, dan kuantitatif berdasarkan rumusan
masalah.
Model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Four-D
yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Model ini terdiri atas
empat tahap, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasi menjadi model 4-P,
yaitu (1) pendefinisian (define) yang
meliputi analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tujuan, analisis materi
pembelajaran, (2) perancangan (design)
yang meliputi desain awal media, validasi ahli media dan ahli materi, (3)
pengembangan (develop) yang meliputi
revisi I produk, uji coba kelompok kecil, revisi II produk, uji coba kelompok
besar, revisi III produk dan produk akhir, dan (4) penyebaran (disseminate) yang meliputi duplikasi,
tidak melakukan penyebaran karena keterbatasan waktu, dan situasi.
Beberapa alasan pemilihan model Four-D
adalah (1) memenuhi prosedur penelitian pengembangan sebagaimana menurut (Sugiyono., 2016) yakni (a) potensi masalah, (b)
pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) uji coba
pemakaian, (f) revisi produk, (g) uji coba produk, (h) revisi desain (revisi
produk) dan produk masal, (2) tahap-tahap pengembangannya tertata sehingga memudahkan
untuk melakukan proses pengembangan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah
ditetapkan, (3) dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga
sebelum dilakukan uji coba di lapangan model pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran, dan masukan dari para ahli.
Penelitian ini adalah penelitian
pengembangan karena penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian pengembangan harus
dapat menghasilkan produk berdasarkan kebutuhan. Hasil produk tersebut
dijadikan alat untuk menguji kualitas produk yang dikembangkan supaya dapat
berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian pengembangan model perangkat Four-D yang dikemukakan oleh
Thiagarajan. Model pengembangan ini terdiri atas empat tahap pengembangan,
yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Pemilihan rancangan pengembangan tersebut
dapat menunjukkan masalah siswa yang terlebih dahulu menganalisis kebutuhan,
dan karakteristik siswa yang selanjutnya akan dirumuskan tujuan
instruksionalnya. Pengembangan model pembelajaran sebelum diujicobakan terlebih
dahulu dinilai oleh validator sebagai penilaian model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan analisis karateritik, dan kebutuhan siswa.
1. Teknik Validasi
Teknik
validasi digunakan untuk memperoleh data mengenai kualitas model pembelajaran
Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik dalam
meningkatkan menulis teks puisi. Teknik validasi ini melibatkan dua ahli yaitu
dosen Pascasarjana Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sedati Kabupaten Sidoarjo. Pada tahap ini, validator memberikan
penilaian terhadap penggunaan model pembelajaran Outdoor Learning Activity
menggunakan media pembelajaran musik dalam meningkatkan menulis teks puisi.
Berikut ini disajikan prosedur pengumpulan data dengan teknik validasi.
2. Teknik Observasi
Teknik
observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Teknik observasi ini juga merupakan salah satu teknik yang
digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik dalam meningkatkan
menulis teks puisi dalam proses pembelajaran di luar kelas. Teknik observasi
dalam penelitian melibatkan seorang pengamat, yaitu guru Bahasa Indonesia SMP
Negeri 1 Sedati Kabupaten Sidoarjo. Peran mengajar guru Bahasa Indonesia
digantikan oleh peneliti ketika tahap uji coba model pembelajaran, sehingga
tugas guru tersebut berganti menjadi pengamat. Guru Bahasa Indonesia akan
memberikan penilaian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh guru (peneliti),
dan siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung.�
3. Teknik Tes
Teknik tes
merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keefektifan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik dalam meningkatkan menulis teks puisi. Peneliti
mengkondisikan siswa untuk menulis teks puisi dalam model pembelajaran. Siswa
menentukan tema yang telah ditentukan, kemudian siswa menggarang sesuai dengan
struktur, dan kebahasaan teks puisi. Siswa diminta untuk menulis berdasarkan
kemampuan untuk mengukur hasil belajarnya. Soal tes ini diberikan sesudah
penggunaan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik dalam meningkatkan menulis teks puisi.�
Instrumen
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur melalui tes.
Pada penelitian ini tes dilakukan melalui lembar kerja siswa yang telah disusun
oleh peneliti sebagai alat untuk mengukur keterampilan siswa. Pada lembar kerja
yang akan diberikan kepada siswa berisi perintah untuk membuat puisi dengan
berbagai ketentuan yang terkait dengan materi yang telah diberikan sebelumnya.
Melalui tes yang terdapat dalam lembar kerja siswa tersebut guru mampu
mengetahui materi yang telah diajarkan dapat diterima oleh siswa dengan baik
atau tidak. Hasil tes direkap, dan dimasukan ke dalam lembar hasil tes belajar
menulis teks puisi pascatindakan pada produk. Objek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Sedati Kabupaten Sidoarjo.
4. Teknik Angket
Teknik angket
merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kepraktisan pada model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik dalam meningkatkan menulis teks puisi. Peneliti menyusun
angket respon yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kepraktisan
siswa dalam memahami materi dengan penggunaan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik untuk meningkatkan
menulis teks puisi dalam proses pembelajaran. Pengumpulan data menggunakan
angket ini diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam angket tersebut. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien digunakan oleh peneliti ketika
mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur, mengetahui apa yang
diharapkan oleh responden, dan penerapan angket juga cocok ketika jumlah
responden cukup besar. Angket yang digunakan pada penelitian ini berupa angket
validasi ahli materi, angket validasi ahli kegrafikan, angket validasi ahli
praktisi, dan angket siswa.�
Hasil dan Pembahasan
A. Model
Pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan Media Pembelajaran
Musik mampu Memotivasi Siswa SMP Kelas VIII dalam Menulis Teks Puisi
Diskusi
diawali dengan penerapan kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Sedati pada
tahun 2021/2022. Satu prinsip untuk mencapai kualitas yang dirancang dalam
kurikulum bahwa kegiatan pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Outdoor Learning Activity dengan media
pembelajaran musik, maka suasana belajar lebih menyenangkan, dan menantang.
Namun, guru mengalami kesulitan untuk mendapatkan model pembelajaran yang tepat
untuk mengajarkan teks puisi. Selama ini masih menggunakan pembelajaran
langsung yang bersifat verbalitas sehingga siswa pasif dalam mengikuti
pelajaran. Bagi siswa pembelajaran yang demikian sedikit membosankan. Hal itu
terbukti saat disuruh menulis teks anak-anak kurang serius. Kurang serius anak
dalam belajar di dalam kelas salah satu penyebabnya adalah kurang bervariasi
guru mata pelajaran dalam menyampaikan materi dan penggunaan media
pembelajaran. Terbukti media yang digunakan dalam pembelajaran hanya mengacu
pada buku teks dan modul.
Pendidik
akan selalu dituntut untuk kreatif, inovatif dalam mencari trobosan materi
pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik dapat menambah motivasi siswa
selama proses belajar mengajar hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Oleh karena itu, media pembelajaran mampu memvisualisasikan materi
yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekadar dengan penjelasan atau
alat peraga yang konvensional. Media juga dapat melatih siswa untuk lebih
mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Penelitian
berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran menulis teks puisi dengan
model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII diharapkan dapat menggugah
semangat belajar siswa. Adanya pembelajaran di luar kelas dan ditentukan tema
yang dimasukkan dalam media dapat mengajak siswa berimajinasi dan dapat
memahami teks puisi. Media pembelajaran tersebut dimaksudkan supaya siswa lebih
aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa SMP Negeri 1 Sedati
menyukai penggunaan media pembelajaran menulis teks puisi dengan model
pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran
musik bagi siswa SMP Kelas VIII.
Tahap
perumusan tujuan pembelajaran dan materi ajar yang disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa kelas VIII. Tahap perumusan tujuan pembelajaran didasarkan
dengan pemetaan alur tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran. Alur tujuan
pembelajaran dilakukan untuk menentukan CP yang akan dimasukkan dalam perangkat
pembelajaran teks puisi dengan pendekatan saintifik. Setelah penentuan CP, maka
disusun langkah-langkah penerapannya ke dalam proses pembelajarannya melalui
modul untuk mencapai tujuan pembelajaran.
�Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dalam modul guru mata pelajaran hendaknya menyiapkan materi pembelajaran sesuai
dengan tingkat atau kelas, dan kemampuan siswa. Materi pembelajaran yang
berkualitas dan bervariasi akan menumbuhkan semangat belajar siswa di kelas,
ruang praktik, maupun di luar kelas. Untuk itu perlu didukung media
pembelajaran yang bervariatif. Dalam penelitian ini, pengembang berusaha
menyajikan media pembelajaran dalam bentuk musik sehingga dapat memudahkan
siswa belajar di luar kelas. Media pembelajaran yaitu musik instrumental dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
dituangkan dalam modul materi teks puisi.
Produk
media berupa musik yang divalidasi oleh dua orang validator yaitu validator
ahli materi atau isi dan validator ahli media. Media yang sudah divalidasi
diuji cobakan pada kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Setelah
mengetahui hasil uji coba kelompok kecil, maka produk disempurnakan atas saran
dan komentar dari tim validator ahli. Uji coba kelompok besar dilakukan di
kelas VIII-1 yang berjumlah 35 siswa dengan kegiatan pembelajaran teks puisi
dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII.
Saat
uji coba terbatas dan luas ternyata media pembelajaran menulis teks puisi
dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII direspon siswa positif, aktifitas
siswa dalam pembelajaran sangat baik, komentar, dan saran siswa menyebutkan
mereka sangat senang dengan pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran
sebelumnya. Oleh karena itu, produk pengembangan media menulis teks puisi
dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media
pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII disukai oleh siswa SMP Negeri 1
Sedati.
B. Kualitas
Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Pembelajaran Outdoor Learning
Activity menggunakan Media Pembelajaran Musik bagi Siswa SMP Kelas VIII
Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji coba media dalam pembelajaran yang sesungguhnya. Tahap ini melibatkan subjek uji coba siswa kelas VIII-7 sejumlah 35 siswa. Kegiatan uji coba dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sedati. Subjek pada tahap ini berbeda dengan subjek pada uji coba sebelumya dengan materi teks puisi pada pemetaan fase-D tujuan pembelajaran 8.24 menggunakan dan mengembangkan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk menulis teks puisi modern.
Media yang dikembangkan telah melewati proses validasi dan dinyatakan valid. Kemudian hasil penelitian keterlaksanaan modul, dan respon siswa dinyatakan sangat praktis oleh pengamat. Keefektifan media pembelajaran diperoleh dari aktivitas siswa, aktivitas guru, dan tes yang dinyatakan sangat baik dan signifikan. Berikut ini hasil kegiatan dalam penilaian kualitas media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII meliputi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan produk.
1. Kevalidan
Media
menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity
menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII berdasarkan
penilaian tim validator dinyatakan valid. Hasil rekapitulasi penilaian dari tim
validator diperoleh hasil kelayakan materi atau isi produk dan keefektifan,
keefisienan, daya tarik media untuk pembelajaran di luar kelas. Validasai media
pembelajaran menulis teks puisi oleh ahli materi diperoleh nilai 87% dengan
kategori hasil sangat layak. Validasi ahli media diperoleh nilai 91% dengan
kategori sangat layak. Hasil ini diinterpretasikan ke dalam skala 86%-100%,
maka media dinyatakan valid dengan kategori sangan baik atau sangat layak.
2. Kepraktisan
Tingkat
kepraktisan media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas
VIII diperoleh dari hasil pengamatan keterlaksanaan modul, respon siswa, dan
kendala lapangan selama uji coba dilaksanakan. Berdasarkan hasil rekapitulasi
tingkat ketercapaian kepraktisan diperoleh nilai keterlaksanaan modul sebesar
(92%) dengan kategori sangat baik, angket respon siswa dengan nilai (80%) yang
berarti menunjukkan respon positif. Ada keseimbangan antara kegiatan yang
dilakukan guru berdasarkan langkah-langkah dalam modul teks puisi dengan respon
siswa selama kegiatan berlangsung.
Selama
kegiatan uji coba produk berlangsung ada beberapa kendala lapangan yang sedikit
menghambat pembelajaran. Namun berkat bantuan dari guru SMP Negeri 1 Sedati
biasa teratasi karena di masa pandemi covid-19 siswa harus menjaga jarak dengan
temannya di sekolah dengan tetap dipantau oleh guru masing-masing. Selain itu,
kendala lapangan berkaitan dengan kesulitan siswa selama kegiatan pembelajaran
di sekolah dapat teratasi oleh guru peneliti dan siswa. Demikian dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran menulis teks puisi dengan model
pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran
musik bagi siswa SMP Kelas VIII dalam kategori sangat praktis.
3. Keefektifan
Keefektifan
media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas
VIII diperoleh dari data aktivitas siswa, aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung. Hal tersebut diperoleh dari hasil pengamatan oleh guru Bahasa
Indonesia sebagai mitra pengamat. Selain itu, hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran dan setelah kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru peneliti.
Berdasarkan
rekapitulasi hasil data aktivitas siswa pada proses pembelajaran berada dalam
kategori baik, dengan presentase (84%). Siswa merespon pembelajaran dengan
sangat aktif. Hasil data aktivitas guru pada proses pembelajaran juga
berkategori baik dengan persentase nilai sebesar (93%). Guru berhasil
menjalankan semua komponen aktivitas dalam kegiatan pembelajaran mulai dari
persiapan awal secara keseluruhan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang
berbasis saintifik dengan melakukan bimbingan dengan baik kepada siswa, sampai
pada kegiatan penutup, diantaranya melakuakan simpulan dan refleksi, serta
penilaian.
Waktu
pembelajaran bisa dikelola dengan baik serta suasana di luar kelas yang
menyenangkan dengan kegiatan belajar yang variatif, sedangkan hasil data
ketuntasan belajar siswa pada akhir proses pembelajaran teks puisi berada dalam
kategori sangat baik dengan persentase nilai (91%). Siswa mampu mengerjakan
tugas dengan baik dengan adanya pandemi covid-19 yang mulai menurun siswa bisa
aktif di luar kelas dengan menggunakan media pembelajaran menulis teks puisi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis keefektifan, dapat disimpulkan bahwa
media menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning Activity
menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII dengan
pendekatan saintifik yang dikembangkan tersebut dalam kriteria sangat efektif
dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan
hasil analisis kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas
VIII dengan pendekatan saintifik sangat valid,sangat praktis, dan sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas
VIII. Media pembelajaran menulis teks puisi dengan model
pembelajaran Outdoor Learning Activity menggunakan media pembelajaran
musik bagi siswa SMP Kelas VIII dengan pendekatan saintifik dinilai sangat
berkualitas dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan bahwa pengembangan media
pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning
Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII dengan
pendekatan saintifik berdasarkan kualitas media pembelajaran yaitu Kevalidan
media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas
VIII diperoleh sebesar 96% sehingga dapat dikategorikan bahwa media
pembelajaran tersebut dinyatakan sangat valid. Kepraktisan media
pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor Learning
Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas VIII
diperoleh nilai sebesar 87% sehingga dikategorikan sangat praktis. Keefektifan
media pembelajaran menulis teks puisi dengan model pembelajaran Outdoor
Learning Activity menggunakan media pembelajaran musik bagi siswa SMP Kelas
VIII diperoleh 89% dan dikategorikan sangat efektif.
BIBLIOGRAFI
Adams, D., & Beauchamp, G. (2021). The impact of
music making outdoors on primary school aged pupils (aged 7�10 years) in the
soundscape of nature from the perspective of their primary school teachers. Journal
of Outdoor and Environmental Education, 24(1), 37�53.
Blaine, J., & Akhurst, J. (2020). A South African
exploration into outdoor adventure education and adolescent psychosocial
development. Journal of Psychology in Africa, 30(5), 440�450.
Brookes, A. (2022). A paradigm shift that never was.(A
critique of Neo-Hahnian outdoor education theory part three). Journal of
Outdoor and Environmental Education, 1�13.
Fortington, L. V, Goode, N., Finch AO, C. F., &
Salmon, P. M. (2022). Heat and sun related medical concerns in Australian led
outdoor activities: a three-year prospective study. Journal of Outdoor and
Environmental Education, 1�13.
Husamah, H. (2013). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor
Learning). Research Report.
Kelly, O., Buckley, K., Lieberman, L. J., & Arndt,
K. (2022). Universal Design for Learning-A framework for inclusion in Outdoor
Learning. Journal of Outdoor and Environmental Education, 1�15.
Larsson, A., & R�nnlund, M. (2021). The spatial
practice of the schoolyard. A comparison between Swedish and French teachers�
and principals� perceptions of educational outdoor spaces. Journal of
Adventure Education and Outdoor Learning, 21(2), 139�150.
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Noeroel. (2021). Capaian Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD SMP SMA Sekolah Penggerak. Diakses pada 01 September 2021, dari
https://www.ainamulyana.info/2021/09/capaianpembelajaran-bahasa-indonesia.html.
ROSYID, M. O. H. Z. (2021). Outdoor Learning
Belajar di Luar Kelas. CV Literasi Nusantara Abadi.
Scrutton, R. (2020). Investigating the process of
learning for school pupils on residential outdoor education courses. Journal
of Outdoor and Environmental Education, 23(1), 39�56.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian &
Pengembangan: Research and Development. Bandung: Alfabeta.
Vera, A. (2012). Metode mengajar anak di luar kelas
(outdoor study). Yogyakarta: Divapress.
Widiasworo, E. (2017). Strategi dan Metode Mengajar
Siswa di Luar Kelas (Outdoor Learning). Yogyakarta: AR- Ruzz Media.
Copyright holder: Alisiananda Dewi Nurani,
Syamsul Sodiq, Diding Wahyudin (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
�������������������������������������������������������������������������������������������������� ��������