Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 1, Januari
2023
OBJEKTIVITAS BERITA TVRI SULAWESI SELATAN: ANALISIS ISI
SEGMEN �BERITA 7 SULAWESI SELATAN HARI INI�
Muhammad Yusuf
AR, Ade Novitriani Ferman
Fakultas Ekonomi dan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Fajar, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini menganalisis secara kuantitatif
objektivitas berita "Sulawesi Selatan Hari Ini" Pada Segmen Berita 7
TVRI Sulawesi Selatan, periode 1 sampai 20 April 2019. Pengkajian objektivitas
dalam penelitian ini mengggunakan teori Wester Sthal�� meliputi dua kategori yaitu factuality
(faktualitas) dan impartiality (ketidakberpihakan). Pengukuran objektivitas
berita program �Sulawesi Selatan Hari Ini�, menggunakan empat dimensi
kategorisasi yaitu kebenaran, relevansi, netral, dan berimbang. Adapun
indikatornya mengandung 5W1H, aktualitas, signifikansi, kesesuaian
narasi/gambar, tidak ada tokoh paling dominan penyajian berita berlebihan, dan
keterangan video dari dua pihak. Hasil analisis menunjukkan, terdapat 49 berita
atau 65.21 persen saja yang memenuhi unsur 5W1H. Dimensi relevan yang memenuhi
indikator aktual terdapat 66 berita atau 80.50 persen. Pada indikator
kesesuaian narasi/gambar, mencapai persentase tertinggi yaitu 92.60%. Kemudian
pada indikator tidak adanya tokoh paling dominan dan penyajian berita berlebihan
yang termasuk netral, mencapai 88.89 persen. Sedangkan pada dimensi
keseimbangan, dengan indikator adanya keterangan/ video dari kedua pihak,
persentasenya lebih rendah, hanya 66.67 persen.
Kata Kunci: objektivitas; berita; analisis isi; TVRI sulsel.
Abstract
This study quantitatively analyzes the objectivity of the news
"South Sulawesi Today" in News Segment 7 TVRI South Sulawesi, period
1 to 20 April 2019. The objectivity study in this study uses the Wester Sthal
theory covering two categories, namely factuality and impartiality. . Measuring
the objectivity of the news program "South Sulawesi Today", using
four dimensions of categorization, namely truth, relevance, neutral and
balanced. The indicators contain 5W1H, actuality, significance, suitability of
narration/pictures, there is no dominant figure in the presentation of
exaggerated news, and video descriptions from two parties. The results of the
analysis show that there are 49 news stories or 65.21 percent that fulfill the
5W1H elements. Relevant dimensions that meet the actual indicators are 66 news
or 80.50 percent. In the narrative/picture suitability indicator, it reached
the highest percentage, namely 92.60%. Then on the indicator of the absence of
the most dominant figure and excessive presentation of news which is considered
neutral, it reaches 88.89 percent. Whereas in the balance dimension, with
indicators of information/videos from both parties, the percentage is lower,
only 66.67 percent.
Keywords: objectivity; news; content analysis; TVRI Sulsel.
Pendahuluan
Media
massa mampu menjangkau khalayak luas dimana dan kapanpun. Menyampaikan
informasi yang dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa batas
waktu tertentu.� Selain itu, media massa
mampu menambah pengetahuan, perilaku maupun pendapat dengan satu tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh (Tamburaka, 2016) media massa tidak sekadar memberikan informasi dan hiburan
semata, tetapi juga mengajak khalayak melakukan perubahan perilaku. Media massa
sendiri secara umum dibagi dua yaitu media massa cetak, media yang memiliki
fisik seperti koran ataupun majalah, dan media massa elektronik dalam hal ini
media dengan gabungan audio visual seperti radio dan televisi.
Program
berita menjadi salah satu ciri khas stasiun televisi dalam menyebarkan
informasi. Berita terdiri atas berbagai jenis, mulai dari berita politik,
ekonomi, sosial, budaya, hukum, olahraga, dan lain sebagainya. Dilihat dari
lokasi kejadian juga berbagai macam, mulai tingkat lokal sampai peristiwa di
tingkat nasional. Namun, sebuah program berita juga tak luput dari hal-hal yang
menyimpang Undang-Undang Penyiaran. Tayangan berita menyajikan sebuah informasi
kepada khalayak tanpa dibatasi kode etik pers, seperti pemuatan gambar atau
bahkan pemuatan nama di bawah umur yang tidak patut diperlihatkan ke khalayak
luas. Sebagai contoh, berita-berita kriminal bersumber dari kepolisian, namun
kadang-kadang dalam penayangannya menggiring pelaku seolah-olah telah menjadi
terdakwa, sehingga program berita kerap dituding mengabaikan prinsip azas
pra-duga tak bersalah. Dalam penyajian berita, keakuratan fakta dan opini
begitu penting diperhatikan. Kualitas berita ditentukan dari beberapa ketentuan
kelayakan suatu berita (Suprapto, 2013:30).
Menayangkan sebuah
berita
bukan hal yang mudah.
Jurnalis tv harus dipandu oleh etika
berdasarkan prinsip kebenaran dan keadilan.
Berita atau informasi diolah menjadi satu kesatuan dengan gambar, harus
memenuhi unsur 5W1H (what, who, when, where, why
dan how). Penerapan unsur 5W1H menjadi hal penting karena
gambar menjadi unsur visual yang memiliki kekuatan
besar. Dalam penulisan
berita, baik di
media cetak maupun media
elektronik mengenal rumusan 5W+1H. Namun perlu ditambah lagi dengan suatu
formula lain agar memudahkan
pengertian bagi pemirsa
televisi, yakni easy listening
formula. Formula untuk menuju easy listening
tersebut bermacam-macam, namun salah
satu yang mudah
diingat� �dan diaplikasikan
adalah
formula yang diketengahkan Soren H. Munhoff dalam Five Star Approach to News Writing
dengan
akronim ABC-SS yaitu singkatan dari Accuracy
(tepat), Brevity (singkat), Clarity (jelas), Simplicity (sederhana),
Sincerity
(jujur) (Deddy, 2005).
Dari�� segi��
kualitas�� program, Komisi�� Penyiaran��
Indonesia (KPI) telah melakukan survei mengenai kualitas program
televisi yang ditayangkan seluruh televisi nasional (publik dan swasta) di
Indonesia. KPI menetapkan standar kualitas program siaran TV adalah 3.0,
menggunakan skala 1�� hingga 4. Program
siaran disebut baik atau berkualitas jika nilai skor indeksnya minimal 3.00.
Gambar 1
Indeks Kualitas Program Siaran Berita
Berdasarkan Lembaga Penyiaran
Periode 1 Januari-Maret 2018
Sumber:�
www.kpi.go.id
Gambar
di atas menunjukkan program siaran berita sebagian besar Lembaga Penyiaran
memenuhi standar kualitas KPI. Kompas Tv dan TVRI berada di level tertinggi
sebesar 3,21 dan 3.20. Dengan demikian, sebagai LPP, TVRI yang bersifat
independen, netral, dan tidak komersial mampu bersaing dengan stasiun tv
komersial. Adapun beberapa aspek yang merupakan indikator yang digunakan KPI
untuk melihat kualitas sebuah program televisi nasional, antara lain:
keberagaman, pengawasan, faktualitas, akurasi, keadilan, kepentingan publik,
tidak berpihak, dan relevan.
TVRI
Sulawesi Selatan merupakan stasiun televisi daerah yang didirikan Televisi
Republik Indonesia pusat. Salah satu tanggung jawabnya, menyajikan program
berita berkualitas. Namun, kenyataannya dalam dua tahun terakhir setelah
menyabet predikat program berita terbaik KPID Sulawesi Selatan tahun 2016, TVRI
tidak mampu mempertahankan predikatnya sebagai pemenang Program Berita Terbaik.
Stasiun INews Tv dan Komoas Tv berturut-turut menang pada 2017 dan 2018. TVRI
Sulsel memiliki dua program siaran berita, yaitu "Sulawesi Pagi Ini" tayang pada pukul 08.30-09.00 Wita
dan "Sulawesi Selatan Hari Ini"
pada pukul 17.00-18.00 Wita. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan
indikator dari KPI melainkan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Wester
Sthal (dikutip dari McQuail, 1992) yang membagi objektivitas menjadi 2
komponen.
Gambar 2
Komponen
Kriteria Objektivitas (Wester Stahl, 1983)
Sumber: Denis
McQuail�s Mass Communication Theory, 4th Edition, London, 2000, hal. 173
Komponen pertama; faktualitas merujuk pada
kebenaran dan relevansi serta komponen kedua; ketidak berpihakan
meliputi keseimbangan dan netralitas. Pandangan McQuail tersebut pada dasarnya
sudah mencakup sejumlah peraturan perundangan mengenai penyiaran televisi di
Indonesia yang termuat dalam UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, juga dalam
Peraturan KPI tentang P3SPS, bahwa stasiun tv harus senantiasa mengindahkan
prinsip-prinsip jurnalistik yang terdiri atas tiga prinsip yaitu: 1) prinsip
akurasi; 2) prinsip keadilan; dan 3) prinsip ketidakberpihakan (imparsialitas).
Metode Penelitian
1. Rancangan
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif Metode deskriptif adalah �metode penelitian yang
berusaha melukiskan sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau
bidang tertentu secara faktual dan cermat� (Rakhmat, 2003) Penelitian
deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan dari metode deskriptif yaitu
mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada serta
mengidentifikasi masalah dan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku (Rakhmat, 2003).
Metode yang digunakan adalah analisis isi agar
mendapatkan deskripsi yang objektif, sistematik, dan kuantitatif mengenai isi
komunikasi yang tampak. Eriyanto
(2011:15) mengemukakan, pelopor analisis isi adalah Harold D.
Laswell, yang memelopori Teknik symbol
coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian
diberi interpretasi. Agar memudahkan mengetahui tingkat kualitas berita,
peneliti memfokuskan pada satu segmen di program berita Sulawesi Selatan
Hari Ini yaitu segmen "Berita 7", sebagai kumpulan berita yang
sedang hangat atau masuk dalam kategori hard
news.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
lokasi penelitian ini di kantor LPP TVRI Stasiun Sulawesi Selatan. Lokasi
tersebut terpilih disebabkan karena pemahaman tentang lokasi dan beberapa
informasi kunci penelitian telah diketahui sehingga relatif akan berjalan
efektif dan efisien. Rentang waktu yang digunakan dalam proses penelitian
berkisar satu bulan.
3. Populasi
dan Sampel
a) Populasi
Dalam penelitian ini, sumber isi media yang
dianalisa hanya berita yang ditayangkan pada segmen satu, yaitu segmen berita 7
dan tidak pada keseluruhan segmen program berita. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa segmen satu, sebagaimana segmen berita 7 merupakan segmen
yang menayangkan berita-berita terpenting dan yang sedang hangat terjadi.
Menurut Eriyanto (2011, 109) populasi adalah
semua anggota dari objek yang ingin kita ketahui isinya. Populasi harus didefinisikan
secara jelas agar anggota dari populasi dapat ditentukan secara cermat.
Populasi adalah keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti. Dalam penelitian
ini, populasi adalah semua berita yang masuk dalam segmen Berita 7 dalam
program siaran berita Sulawesi Selatan
Hari ini pada periode mulai tanggal 1 hingga 20 April 2019 sebanyak 102
berita.
b) Unit Sampel
Unit
sampel berkaitan dengan sampel (sampling) yakni isi apa yang akan diteliti dan
isi apa yang tidak menjadi perhatian dan karenanya tidak diteliti. Unit sampel
adalah unit yang dipilih (diseleksi) oleh peneliti untuk didalami. Unit sampel
ini ditentukan oleh topik dan tujuan riset. (Eriyanto
2011:63).
Sampel menurut (Tarsito, 2014) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut
harus betul-betul representatif (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya
sampel yang akan diambil dari suatu populasi. Sedangkan dalam penelitian ini
mengambil sampel dari sebagian populasi objek penelitian. Penarikan sampel yang
digunakan adalah sampel acak stratifikasi.
Penentuan
besaran sampel menggunakan rumus Slovin, yaitu sebuah rumus atau formula untuk
menghitung sampel minimal apabila prilaku dari sebuah populasi tidak diketauhi
secara pasti.
Dimana;
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = presesi (α) reabilitas
Berdasarkan
rumus tersebut, dengan menggunakan tingkat eror margin 5% maka nilai alfa
adalah 0,05 sehingga tingkat kepercayaan (reabilitas) data adalah 95%. Maka
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 81berita yang akan dianalisis.
4. Jenis
dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yakni data yang dapat dihitung��
dan diperoleh dalam bentuk perhitungan kuisioner serta berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Sementara sumber data dalam penelitian ini adalah:
a)
Data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari tempat penelitian. Adapun data penulis dapatkan secara langsung
dari tempat penelitian, yaitu naskah yang dibacakan langsung reporter dan paket
berita yang telah diedit sebelum diberikan ke VTR.
b)
Data pengcoder (Coding sheet) yaitu data khas untuk
penelitian analisis isi yang berisikan pertanyaan dan dibuat berdasarkan sub
unit analisis. Pertanyaan ini harus dijawab oleh dua coder dalam bentuk pilihan
jawab.
c)
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui
studi kepustakaan untuk memperoleh landasan teori yaitu dengan membaca berbagai
literatur atau buku-buku yang menyangkut penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis isi dalam
penelitian ini, penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a) Wawancara
Wawancara
adalah tanya jawab atau percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu,
untuk mencari, mengumpulkan data, informasi, seputar program berita pada
Sulawesi Selatan Hari ini. Wawancara dilakukan kepada redaktur di TVRI Sulsel.
b) Dokumentasi
Metode
atau� teknik� pengumpulan�
data� melalui� dokumentasi adalah salah satu metode data
yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang di dalam
nya yang terdapat sebuah peristiwa�
yang� sudah� berlalu,�
Dokumen� tersebut� bisa�
dalam� bentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental seseorang.
c) Studi Pustaka
Studi
kepustakaan� yaitu� mencari�
data-data� penunjang� yang relevan dengan penelitian. Data ini
diperoleh dari buku-buku, literatur, majalah, surat kabar, buku cacatan kuliah
dan dari data company profile perusahaan.
6. Instrumen
Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar koding
(coding sheet) yang berisi beberapa kategori dan indikator terkait
objektivitas menurut Westerthal.
Tabel 1
Lembar
Coding
Objektivitas Berita "Sulawesi
Selatan Hasi
Ini"
Pada Segmen Berita 7 Di
TVRI Sulawesi Selatan |
|||
Kategori |
Dimensi |
Indikator |
Skala |
Faktual |
Kebenaran |
Mengandung 5W1H |
1. Terpenuhi 2.Tidak Terpenuhi |
Relevansi |
Kepentingan Publik |
1. Terpenuhi 2. Tidak Terpenuhi |
|
Imparsialitas |
Netral |
Kesesuain Narasi/Gambar |
1. Terpenuhi 2. Tidak Terpenuhi |
Tidak Mengandung Narasi Yang Berlebihan
Dari Wartawan |
1. Terpenuhi 2.Tidak Terpenuhi |
||
Keseimbangan |
Adanya Keterangan Dari Dua Narasumber Yang Berkonflik |
1. Terpenuhi 2. Tidak Terpenuhi |
7. Pengukuran
Variabel
Pengukuran variabel merupakan kegiatan penetapan
atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan� tertentu.�
Penelitian� ini memilih
objektivitas berita sebagai objek penelitian. Untuk mengetahui sebuah instrumen
pengumpulan data agar reliabel alat ukur yang digunakan untuk mengukur� tingkat�
kesepakatan� pelaku� koding,�
yaitu� dengan uji� statistik�
Uji statistik Koefisien Korelasi
Person�s (c) Koefisien Korelasi Person�s (c) yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesepakatan koding atau reliabilitas koding yaitu:
Person�s C =
Keterangan
:
X
= Nilai Chi Kuadrat menghitung setiap variabel
N
= Ukuran sampel dalam tabel
C
= Koefisien korelasi contingency (Kriyanto
2014:178)
Untuk mencari X�
:
X�
= (0 � E)� E
��������������������
Untuk �mengetahui� persentase�
tingkat� kesepakatan� pengkoding�
dihitung dengan rumus: (1 � c) x 100%.
c = Persons�s Chi Kuadrat
Sedangkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya
kesepakatan yang terjadi diantara coder, maka penelitian ini menggunakan
penafsiran koefisien yang dikemukakan (Winarno, 1985) yaitu:
0 %-20% Korelasi rendah sekali
20%-40% Korelasi
yang rendah tapi
ada
40%-70% Korelasi
yang sedang
70%-90 % Korelasi yang tinggi
90%-100% Korelasi yang tinggi sekali
8.
Analisis Data
Dalam menganilisis data, peneliti menggunakan
deskriptif kauntitatif. Setelah peneliti memperoleh data maka selanjutnya
peneliti mengumpulkan unit analisis. Unit analisis dipilih berdasarkan
jenisnya, kemudian diteliti berdasarkan kategori-kategori yang akan dibuat,
selanjutnya data yang telah dihasilkan dibuat tabulasi. Dikarenakan jenis
penelitian ini deskriptif, maka dalam menganilisis data peneliti menggunakan
distribusi frekuensi. Untuk menghitung sebaran persetase dari frekuensi
tersebut, dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh Burhan Bungin:
P��� ��Keterangan :
P = Persentase
N = Jumlah berita
�= Frekuensi individu (Indikator
dari Kategori Objek Penelitian)
Selanjutnya untuk menentukan ukuran objektivitas
suatau berita, peneliti menggunakan skala pengukuran persentase dari hasil
masing-masing indikator.
Tabel 2
Skala Pengukuran Persentase
Skala Presentase |
Kategori |
76%- 100% |
Sangat Tinggi (Objektif) |
51%-75% |
Tinggi (Cukup Objektif) |
26%- 50% |
Rendah (Kurang Objektif) |
0% - 25% |
Sangat
Rendah (Tidak Objektif) |
�����������������������������
Sumber Champion (1981) dalam Kingcon 2010:61
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran
Umum Program Sulawesi Selatan Hari ini
Sulawesi Selatan Hari Ini
merupakan salah satu program berita TVRI Sulsel. Program ini tayang pukul
16.00-17.00 Wita.� Program berita
"Sulawesi Selatan Hari ini" awalnya bernama "Warta Sulsel",
tayang perdana pada 7 Desember 1972, bersamaan dengan diresmikannya LPP TVRI
Sulsel dengan durasi 60 menit. Kemudian diganti menjadi Berita Kota pada
2 Agustus 1979. Dua tahun kemudian kembali menjadi Warta Sulsel. Program
berita Warta Sulsel diresmikan pada 2007 dengan durasi 60 menit, hingga
akhirnya berganti nama menjadi "Sulawesi Selatan Hari Ini" sejak 1
April 2019. Perubahan nama program Warta Sulsel menjadi Sulawesi
Selatan Hari Ini salah satu wujud transformasi TVRI Sulsel untuk menjadi tv
publik terbaik mengikuti perubahan (re-branding) TVRI Nasional. Program
berita ini sendiri memiliki 4 hingga 5 segmen per-episode yaitu: segmen Berita
7, Lintas Daerah, Sulsel Membangun, Rona-rona, dan Olahraga.
B. Hasil Uji Realibilitas
Data yang dianalisis berupa teks dan video dari
sampel berita pada segmen berita 7 di Sulawesi
Selatan Hari Ini. Adapun dalam analisis isi ini dilakukan secara objektif
dan telah diuji untuk melihat kesepakatan para coder dengan uji
realibilitas. Terdapat 3 juri/coder. Pertama peneliti sendiri sebagai
juri/coder 1. Kedua, Sartika Muchtar S.I.Kom, M.M selaku� produser program berita di Fajar TV Makassar
sebagai juri/coder 2. Ketiga, Melki Loken selaku produser berita
di Celebes TV Makassar sebagai juri/coder 3. Kedua juri/coder yang
peneliti pilih untuk membantu penelitian ini dianggap memiliki kredibilitas dan
kemampuan� menilai� objektivitas�
berita� pada� program�
Sulawesi Selatan Hari Ini.
Dalam uji reliabilitas, rumus yang digunakan adalah
uji Chi-Kuadrat pengujian reliabilitas untuk mengetahui kesepakatan coder.
Adapun penafsiran korelasi yang dikemukakan �(Winarno, 1985), yaitu:
0 % - 20 %� :
Korelasi yang rendah sekali
20 % - 40 %� :
Korelasi yang rendah tapi ada
40 % - 70 %� :
Korelasi yang sedang
70 % - 90 %� :
Korelasi yang tinggi
90 % - 100 % : Korelasi yang tinggi sekali
C. Pembahasan
Data yang tercantum pada tabel 3 di bawah ini
menunjukkan indikator unsur 5W1H dalam berita dari dimensi kebenaran, hanya
60.50%, atau 49 dari 81 berita. Meski masuk kategori tinggi, temuan pada 32
berita lainnya dalam segmen Berita 7 pada program Sulawesi Selatan Hari Ini di
TVRI Sulsel masih kerap abai pada pencantuman keterangan waktu dalam berita,
yakni when (kapan).
Tabel
3
Frekuensi
Objektivitas Berita Sulawesi Selatan Hari Ini
Pada
Segmen Berita 7 di TVRI Sulawesi Selatan
Kategori |
Dimensi |
Indikator |
Persentase |
Faktual |
Kebenaran |
Mengandung 5W1H |
60.50 |
Relevansi |
Aktualitas |
80.50 |
|
Significance |
85.06 |
||
Imparsialitas |
Netral |
Kesesuaian
narasi/gambar |
92.60 |
Tidak adanya
tokoh
paling dominan dan
penyajian berita yang
berlebihan. |
88.89 |
||
Keseimbangan |
Adanya keterangan/video dari dua pihak yang berkonflik |
66.67 |
� Sumber: Diolah dari hasil penelitian
Masih pada tabel yang sama, dimensi relevansi,
indikator aktualitas, persentasenya mencapai 80.50%, sebanyak 66 berita masih
kategori terpenuhi. Walaupun masih terbilang sangat tinggi dalam persentase,
tapi hasil penelitian dari indikator aktualitas, tidak bisa lepas dari
indikator 5W1H. Seperti dikatakan Sartika Muchtar, produser program berita
Fajar TV Makassar, saat wawancara di kantornya Lantai 2 Graha Pena Makassar
pada 7 Juni 2019, bahwa "salah satu faktor untuk mengetahui aktual atau
tidaknya sebuah berita terdapat pada unsur when, karena suatu berita
disebut aktual jika peristiwa/kejadian tersebut baru terjadi".
Berita dengan kriteria terpenuhi hingga 92.60%,
terdapat pada indikator kesesuaian narasi/gambar. Ada 75 berita yang terpenuhi,
dan hanya menyisakan enam berita atau sebanyak 7.4% yang tidak memenuhi
kriteria. Kemudian pada indikator tidak adanya tokoh paling dominan dan
penyajian berita berlebihan yang termasuk dalam dimensi netral terlihat dari
tabel 3 di atas, mencapai 88.89 persen.
Pada dimensi keseimbangan, dengan indikator adanya
keterangan/video dari kedua pihak, terlihat pada tabel dengan persantase yang
cukup rendah, hanya 66.67 persen. Berita yang dianalisis hanya menampilkan dari
satu pihak saja.
Kesimpulan
Objektivitas berita dari dimensi
kebenaran yang memenuhi indikator 5W1H terbilang tinggi. Hal ini terlihat dari
berita yang memenuhi unsur 5W1H��
terdapat�� pada 49�� berita��
dengan�� persentase�� 65.21%. Sedangkan dari dimensi relevan yang
memenuhi indikator�� aktual terdapat 66
berita dengan persentase 80.50% terbilang sangat tinggi. Walaupun memiliki hasil
persentase sangat tinggi, hal ini tidak bisa lepas dari unsur 5W1H, seperti
yang penulis jelaskan di bab sebelumnya bahwa salah satu faktor berita
dikatakan aktual adalah peristiwa/kejadian yang baru saja terjadi. Namun, dalam
penyajian berita pada program berita Sulawesi Selatan Hari Ini pada segmen
Berita 7 di TVRI Sulsel tidak memperhatikan unsur when(kapan). Sementara�
dalam� segmen� berita�
7� adalah� segmen�
yang menayangkan berita-berita terpenting dan yang sedang hangat
terjadi. Untuk kategori imparsialitas pada dimensi keseimbangan, dengan
indikator adanya keterangan/video dari kedua pihak, memiliki persantase yang
tinggi yaitu 66.67%. Berita yang dianalisis hanya menampilkan dari satu pihak� saja.�
Kemudian tidak� adanya� tokoh paling dominan dan penyajian berita
yang berlebihan yang termasuk dalam dimensi netral, sangat tinggi dengan
persentase 88.89% dari 81 berita. Hal ini sangat baik jika dilihat bahwa TVRI
Sulsel yang merupakan Lembaga Penyiaran Publik milik pemerintah mampu menyajikan
berita yang netral.
BIBLIOGRAFI
Aan, Munawar Syamsudin. (2013). Metode riset
kuantitatif komunikasi. Google Scholar
Bakhtiar, Muh. (2018). Proses Kebijakan Redaksi
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dalam Menentukan Segmen Berita Tujuh dalam
Program Warta Sulsel. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Deddy, Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi Menjadi
Reporter Profesional. Bandung: Rosda Karya. Google Scholar
Indriarti, Imelda. (2016). Objektivitas Berita
Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan
Entertainment News Pada Stasiun Televisi NET Tv). University of
Muhammadiyah Malang. Google Scholar
Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi,
Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri. Google Scholar
Latif, Rusman, & Yusiatie, Utud. (2015). Siaran
Televisi Non Drma: Kreatif, Produksi, Public Relations, dan Iklan. Jakarta:
Kencana. Google Scholar
McQUAIL, Denis. (2000). Mass Communication Theory
[4. a edi��o]. Londres: Sage.
Morissan, M. A. (2010). Jurnalistik Televisi
Mutakhir. Kencana. Google Scholar
Morissan, M. A. (2018). Manajemen Media Penyiaran:
Strategi Mengelola Radio & Televisi Ed. Revisi. Prenada Media. Google Scholar
Morissan, Teori Komunikasi, & hingga Massa,
Individu. (2013). Jakarta. Kharisma Putera Utama. Google Scholar
Rakhmat, Jalaluddin. (2003). Metode Penelitian
Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya. Ruslan, Rosady. Google Scholar
Seto, Indiwan, & Morissan, Morissan. (2013). Menilai
Objektivitas Isi Berita Media Televisi Swasta Nasional. Jurnal Visi
Komunikasi, 12(1), 132�147. Google Scholar
Siahaan, Hotman. (2001). Pers yang gamang: Studi
pemberitaan jajak pendapat timor timur. Lembaga Studi Perubahan Sosial. Google Scholar
Sumadiria, A. S. Haris, & Jurnalistik, Bahasa.
(2006). Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Rosdakarya. Google Scholar
Suprapto, Tommy. (2013). Berkarir di Bidang
Broadcasting. Jakarta: PT Buku Seru. Google Scholar
Tamburaka, Apriadi. (2016). Literasi media; Cerdas
bermedia khalayak media massa. Raja Pers. Google Scholar
Tarsito, Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Google Scholar
Uchjana, Onong. (2007). Ilmu Komunikasi teori dan
praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Winarno, Surakhmad. (1985). Pengantar penelitian
ilmiah. Bandung: Tarsito. Google Scholar
Zulkarimein, Nasution. (2015). Etika Jurnalisme
(Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Google Scholar
Copyright holder: Muhammad Yusuf AR, Ade
Novitriani Ferman (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |