Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
12, Desember 2022
PENGARUH PERSISTENSI LABA, UKURAN PERUSAHAAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS� LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2016-2020
Alma
Daniatun, Nurlaila
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui persistensi laba, ukuran perusahan dan Good Corporate Governance berpengaruh
terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah periode 2016-2020. Metodologi penelitian yang digunakan pada
penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah persistensi
laba tidak berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah
di Indonesia periode 2016-2020, yang dibuktikan dengan hasil t hitung -4,733 < t tabel 1,761. Ukuran
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba pada perusahaan
perbankan syariah di Indonesia periode 2016-2020, dibuktikan dengan hasil t
hitung 2,865 > t tabel 1,761. Untuk variabel Good corporate
governance memiliki nilai� t hitung < t tabel (-0,465 < 1,761)
yang artinya tidak adanya pengaruh good corporate govenance terhadap
kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia periode 2016-2020.
Kata Kunci: Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan, Good Corporate Governance, Kualitas
Laba.
Abstract
Abstract The purpose of this study is to
determine the persistence of profits, the size of the company and Good
Corporate Governance affect the quality of profits in Islamic banking companies
for the 2016-2020 period. The research methodology used in this study is
research with a quantitative approach. The result of this study is that profit
persistence does not affect the quality of profit in Islamic banking companies
in Indonesia for the 2016-2020 period, as evidenced by the results of the t
count -4,733 < t table 1,761. The size of the company has a significant
effect on the quality of profit in Islamic banking companies in Indonesia for
the 2016-2020 period, as evidenced by the results of the calculation of 2,865
> t table 1,761. For the variable Good corporate governance has a calculated
t value of < t table (-0.465 < 1.761) which means that there is no
influence of good corporate govenance on the quality of profits in Islamic
banking companies in Indonesia for the 2016-2020 period.
Keywords:�Profit Persistence,
Company Size, Good Corporate Governance, Profit Quality.
Pendahuluan
Laporan keuangan wajib dimiliki oleh
setiap perusahaan yang pembuatan laporan keuangan ini sangat penting karena
bertujuan memberikan informasi mengenai kondisi keuangan atau kestabilan
perusahaan pada tiap periode yang ditujukan untuk setiap orang-orang penting di
perusahaan atau para investor. Di dalam laporan keuangan ini memuat berbagai
informasi seperti laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas dan lain
sebagainya. Dengan penyajian laporan yang baik bisa menilai setiap individu
yang tertarik dalam membuat keputusan investasi atau kredit.
Salah satu komponen yang disajikan dalam
laporan keuangan memuat informasi terkait posisi laba, jumlah pegawai,
stabilisasi nilai keuangan, kemampuan menghasilkan profit serta mempertahankan
kinerja keuangan tetap baik. Laporan keuangan juga memuat rencana kedepannya
untuk jangka periode tertentu yang dibutuhkan dalam penentuan proses dan
kegiatan yang ingin dilakukan di tahun depan. Penilaian kinerja yang dijalankan
suatu perusahaan tercermin di dalam laporan laba rugi. Maka dari itu, tak ayal
bahwa laporan laba rugi bisa menjadi salah satu sasaran manipulasi yang dibuat
manajemen perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari para
investor secara sepihak. Hal ini akan dapat merugikan pihak-pihak pemberi
investasi atau para kreditor dan lain sebagainya.
Sofyan Syafri Harahap menjelaskan dalam teori ekonomi� dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Para ekonom dalam teori ekonomi mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapat yang di realisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 2010).
����������������������� Dhian Eka
Irawati menjelaskan bahwa kualitas laba adalah penilaian sejauh mana suatu laba
dapat diperoleh secara berulang dan dapat mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Para investor, calon investor, para analis
keuangan dan pengguna informasi keuangan lainnya harus mengetahui betul
bagaimana kualitas laba yang sebenarnya (Irawati, 2012).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan 13
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang
dijadikan sampel perusahaan perbankan syariah yang digunakan antara lain laba
bersih sebagai pengukuran kualitas laba, laba tahun berjalan atau persistensi
laba, total aset sebagai ukuran perusahaan dan jumlah dewan komisaris sebagai
pengukuran good corporate governance pada perusahaan perbankan syariah
berdasarkan annual report masing-masing bank periode 2016-2020.
Penelitian ini
dibuat berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada 3 bank syariah di
Indonesia. PT. Bank Rakyat
Indonesia Syari'ah pada tahun 2016 memiliki kualitas laba sebesar 170.209 dan persistensi laba sebesar 101.091, sedangkan pada
tahun 2017 mengalami penurunan kualitas laba sebesar 101.091 dan persistensi laba mengalami kenaikan yaitu
sebesar 106.600. Pada tahun 2018 kualitas laba BRI Syariah sebesar 106.00 dan persistensi labanya sebesar 74. 016. Pada tahun
2019 kualitas laba BRI Syariah sebesar 74.016 dan persistensi labanya sebesar 248.054. Dan pada
tahun 2020 kualitas laba BRI Syariah sebesar 248.054 dan persistensi laba sebesar 67.030 (Ismanto & Laksono, 2020)
Kualitas laba PT. Bank syariah Mandiri pada
tahun 2016 sebesar 325.414 dan persistensi labanya sebesar 365.166. Kualitas
laba pada tahun 2017 sebesar 365.166 dan persistensi laba nya sebesar 605.213. Kualitas
laba pada tahun 2018 sebesar 605.213 dan persistensi laba sebesar 1.275.034. Kualitas
laba pada tahun 2019 1.275.034 dan persistensi
labanya sebesar 1.434.488. Kualitas laba pada tahun 2020 sebesar 1.434.488 dan
persistensi labanya sebesar 67.030 (Chandra,
2016) (Bank Syariah Mandiri, 2020). Kualitas laba bank Muamalat Indonesia pada
tahun 2016 sebesar 80.511.090 dan persistensi
labanya sebesar 26.115.563. Kualitas laba pada tahun 2017 sebesar 26.115.563
dan persistensi labanya sebesar
46.002.044. Kualitas laba pada tahun 2018 sebesar 46.002.044 dan persistensi labanya sebesar 16.326.331. Kualitas
laba pada tahun 2019 sebesar 16.326.331 dan persistensi labanya sebesar 10.019.739. Kualitas
laba Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2020 sebesar10.019.739 dan persistensi labanya sebesar 8.927.051 (Ibrahim &
Rahmati, 2017) (Bank Muamalat,
2020).
Data yang dipaparkan di atas
merupakan daftar jumlah dewan komisaris, laba bersih dan laba tahun berjalan
(persistensi laba) pada Perusahaan Perbankan Syariah yang ada di Indonesia
periode 2016 sampai dengan 2020. Dimana laba bersih dijadikan sebagai acuan
dalam mengukur kualitas laba. Sedangkan laba tahun berjalan digunakan untuk
mengukur persistensi laba. Dapat dilihat bahwa perusahaan perbankan syariah
yang dapat mempertahankan kualitas laba nya dimana jumlah laba yang kian
meningkat atau tidak terlalu jauh prediksi dari laba tahun sebelumnya dari
tahun ke tahun. Pada bank BRI syariah, dan Bank Syariah mandiri dapat mempertahankan
kualitas laba nya dari tahun ke tahun namun persistensi laba di 2020 mengalami
penurunan yang mana terbentuknya merger antara ketiga bank syariah yaitu BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank
Syariah Mandiri. Bank muamalat mengalami penurunan kualitas laba dan
persistensi laba pada tahun 2020 dikarenakan dampak pandemi covid yang
berlangsung di tahun 2019.
Menurut penelitian (Silfi, 2016) bahwa komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas laba, sedangkan variabel dewan komisaris independen, struktur modal dan pertumbuhan laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba. Penelitian (Putri & Fitriasari, 2017) menunjukkan bahwa good corporate governance (ukuran kualitas audit dan kualitas audit) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kualitas laba. Sedangkan menurut penelitian (Septiani Fransisca, 2022) membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, komite audit dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba serta kepemilikan institusi berpengaruh terhadap kualitas laba.
Hasil
penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Beberapa
perbedaan hasil penelitian diatas membuat peneliti tertarik menguji �Pengaruh Persistensi Laba, Ukuran
Perusahaan Dan Good Corporate Governance
Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia Periode
2016-2020.� Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
persistensi laba berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan
syariah periode 2016-2020.
2.
Untuk mengetahui ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah
periode 2016-2020.
3. Untuk
mengetahui dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba pada
perusahaan perbankan syariah periode 2016-2020.
Penelitian ini juga bermanfaat
untuk memberikan informasi kepada akademisi dan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah mengenai
Pengaruh Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan Dan Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan
Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2016-2020. Penelitian ini juga
dapat berguna bagi praktisi, stakeholder,
maupun regulator dan pemerintah untuk senantiasa memperhatikan persistensi laba, ukuran
dan good corporate governance
dari bank tersebut.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskriptif adalah pendekatan yang menekankan pada pengujian teori-teori atau hipotesis-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statis dan permodelan sistematis (Sudarmanto et al., 2021). Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indicator (Hasanah, Anggraini, & Harahap, 2023).
Penelitian
ini dilakukan secara tidak langsung pada Perusahaan Perbankan Syariah yang ada
di Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report)
melalui website resmi masing-masing tiap bank dengan periode tahun yang
dibutuhkan oleh peneliti yaitu 2016-2020.
Hasil dan Pembahasan
Deskriptif Statistik
�����������
Tabel 2 Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Persistensi Laba (X1) |
15 |
,001 |
,010 |
,00560 |
,003942 |
Ukuran Perusahaan (X2) |
15 |
29,240 |
31,753 |
30,83480 |
,950846 |
GCG (X3) |
15 |
2,000 |
5,000 |
3,93333 |
,961150 |
Kualitas Laba (Y) |
15 |
,072 |
71,555 |
11,82027 |
18,055487 |
Valid N (listwise) |
15 |
|
|
|
|
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Untuk variabel dependen
kualitas laba dapat diketahui nilai minimum sebesar 0,72 nilai maksimum sebesar
71,555 nilai rata-ratanya (mean) sebesar 11,82027 dan standar deviasinya
sebesar 18,055487.
2.
Untuk variabel independen
persistensi laba dapat diketahui
nilai minimum sebesar 0,001, nilai maksimum sebesar 0,010, nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,00560 dan standar deviasinya sebesar 0,003942.
3.
Untuk variabel independen
ukuran perusahaan dapat diketahui nilai minimum sebesar 29,240, nilai maksimum
sebesar 31,753, nilai rata-rata (mean) sebesar 30,83480 dan standar deviasinya
sebesar 0,950846.
4.
Untuk variabel independen
Good Corporate Governance dapat
diketahui nilai minimum sebesar 2,000, nilai maksimum sebesar 5,000, nilai
rata-rata (mean) sebesar 3,93333 dan standar deviasinya sebesar 0,961150.
Uji Asumsi
Klasik
����������������������� Uji asumsi
klasik digunakan sebagai uji prasyarat dalam model regresi linear, yang terdiri
dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterodeksitas dan uji
autokorelasi. Model regresi yang baik tidak akan terdapat masalah antara
variabel setiap uji yang dilakukan, ini dapat dilihat dengan α > 5%
(0,05).
Uji Normalitas
����������������������� Uji ini digunakan untuk
melihat apakah data yang didapatkan dalam penelitian ini bersifat normal. Jika
nilai α > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
(ghozali, 2018).
Tabel 3 Uji
Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
15 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
1,70671654 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
,118 |
Positive |
,118 |
|
Negative |
-,091 |
|
Test Statistic |
,118 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan hasil uji spss tabel 3 dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > α (0,200 > 0,05). Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada masalah pada data yang digunakan untuk model regresi ini.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat hubungan yang signifikan antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Pendektesiannya digunakan dengan toleransi value > 0,10 dan VIF<10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Perdana, 2016).
Tabel 4 Uji
Multikolinearitas Coefficientsa |
|||
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
Persistensi Laba (X1) |
,516 |
1,939 |
Ukuran Perusahaan (X2) |
,554 |
1,806 |
|
GCG (X3) |
,856 |
1,168 |
|
a. Dependent Variable: Kualitas Laba (Y) |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan uji tabel 4 dapat diketahui bahwa setiap variabel independen tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance variabel persistensi laba lebih besar dari 0,1 (0,516 > 0,1) serta nilai VIF sebesar 1,939 < 10, nilai tolerance variabel ukuran perusahaan > 0,1 (0,554 > 0,1) serta nilai VIF sebesar 1,806 < 10, dan nilai tolerance variabel good corporate governance > 0,1 (0,856 > 0,1) serta nilai VIF sebesaar 1,168 < 10.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan terbebas dari gejala atau masalah heterokedastisitas agar tidak terjadi keraguan (ketidakakuratan) pada hasil analisis regresi. Model regresi yang baik harus terbebas dari gejala heterokedastisitas (Iqbal, 2015).
Tabel 5 Uji
Heterokedastisitas Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
,370 |
,613 |
|
,603 |
,559 |
Persistensi Laba (X1) |
30,375 |
30,706 |
,356 |
,989 |
,344 |
|
Ukuran Perusahaan (X2) |
-,058 |
,122 |
-,166 |
-,479 |
,641 |
|
GCG (X3) |
-,001 |
,005 |
-,075 |
-,269 |
,793 |
|
a. Dependent Variable: ABS_RES |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Dari uji data diatas setiap variabel dependen maupun independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas dan model regresi layak untuk digunakan.
Untuk melihat terdapat gejala heterokedastisitas atau tidak, dapat juga dibuat pengujian scatterplot sebagai berikut:
Gambar 1
Uji
Heterokedastisitas Scatterplot
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas, ini dapat dilihat dari data yang menyebar secara acak diantara angka 0 dan tidak membentuk pola apapun.
Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini digunakan uji run untuk mengetahui model regresi yang digunakan apakah terdapat autokorelasi atau tidak. Uji run digunakan untuk menguji apakah residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random (Wuryandari, Hoyyi, Kusumawardani, & Rahmawati, 2014)
Hipotesisnya sebagai berikut:
�Nilai Sig > 0,05, residual random (acak)
�Nilai Sig < 0,05, residual tidak random.
Tabel 6 Runs Test |
|
|
Unstandardized Residual |
Test Valuea |
-,01903 |
Cases < Test Value |
7 |
Cases >= Test Value |
8 |
Total Cases |
15 |
Number of Runs |
7 |
Z |
-,521 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,603 |
a. Median |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan
tabel 5, hasil pengujian
autokorelasi dengan menggunakan uji run test didapatkan hasil Asymp. Sig.
(2-tailed) > 5% (0,05) yaitu 0,603 yang artinya data yang digunakan tersebut
adalah data random. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi
antar variabel independen.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan secara linear antar dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen dengan persamaan sebagai berikut (Janie, 2012):
�+β3X3 + e
Keterangan:
Y ������� = Kualitas laba
α �������� = Konstanta.
β1 ������� = Koefisien regresi persistensi laba
β2 ������� = Koefisien regresi ukuran perusahaan
β3 ������� = Koefisien regresi good corporate governance
X1������� = Persistensi Laba
X2 ������ = Ukuran Perusahaan
X3 ������ = Good Corporate Governance
e �������� = Standart error
Tabel 7 Analisis
Regresi Berganda Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
32,436 |
,965 |
|
33,602 |
,000 |
Persistensi Laba (X1) |
-228,830 |
48,346 |
-,949 |
-4,733 |
,001 |
|
Ukuran Perusahaan (X2) |
,470 |
,191 |
,171 |
2,865 |
,024 |
|
GCG (X3) |
-,004 |
,008 |
-,072 |
-,465 |
,651 |
|
a. Dependent Variable: Kualitas Laba (Y) |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Dari data diatas dapat dihasilkan kesimpulan berikut:
a. Nilai
konstanta (α) adalah 32,436 yang merupakan variabel Y. Hal ini dapat
diartikan jika prediksi variabel X yaitu persistensi laba, ukuran perusahaan dan good corporate governance nilainya adalah 0, maka kualitas laba
nilainya 32,436.
b. Nilai
koefisien regresi variabel persistensi
laba (β1) bernilai negatif yaitu -228,830. Ini dapat diartikan
bahwa setiap kenaikan persistensi
laba sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan kualitas laba sebesar -228,830
satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
c. Nilai
koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (β2) bernilai
positif yaitu 0,470. ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan ukuran
perusahaan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan kualitas laba sebesar 0,470
satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
d. Nilai
koefisien regresi variabel good corporate
governance (β3) bernilai negatif yaitu -0,004. ini dapat
diartikan bahwa setiap kenaikan good
corporate governance sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan kualitas laba
sebesar -0,004 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Uji t (Parsial)
Uji t
parsial digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan signifikan level 0,05 (α = 5%) (Yuliara, 2016).
Berdasarkan
tabel 10 pada uji analisis regresi linear berganda dapat dilihat nilai t hitung
dan signifikan setiap variabel independen, maka dihasilkan kesimpulan:
a. Variabel
persistensi laba memperoleh t
hitung -4,733 < t tabel 1,761 dengan nilai signifikani sebesar 0,001 <
0,05 maka variabel persistensi laba tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel kualitas laba secara parsial dalam penelitian ini. Dengan demikian H1
ditolak.
b. Variabel
ukuran perusahaan memperoleh t hitung 2,865 > t tabel 1,761 dengan nilai
signifikani sebesar 0,024 < 0,05 maka variabel ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap variabel kualitas laba secara parsial dalam penelitian ini.
Dengan demikian H2 diterima.
c. Variabel
good corporate governance memperoleh
t hitung -0,465 < t tabel 1,761 dengan nilai signifikani sebesar 0,651 >
0,05 maka variabel good corporate
governance tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas laba
secara parsial dalam penelitian ini. Dengan demikian H3 ditolak.
Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan asumsi bahwa nilai α < 0,05 dan nilai F hitung > F tabel. Maka kesimpulannya variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Isvandiari & Al Idris, 2018).
Hipotesis yang digunakan:
H0 akan ditolak jika Fhitung > Ftabel artinya variabel independen (X) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y)
Tabel 8 Uji F ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
9,773 |
3 |
3,258 |
12,421 |
,001b |
Residual |
2,885 |
11 |
,262 |
|
|
|
Total |
12,658 |
14 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Kualitas Laba (Y) |
||||||
b. Predictors: (Constant), GCG (X3), Ukuran Perusahaan (X2), Persistensi Laba (X1) |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Berdasarkan uji SPSS dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 12,421 dan nilai Signifikansi sebesar 0,001. F tabel pada tingkat Signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel�1) = 3, dan df 2 (n-k-1) atau 15- 3- 1 = 11 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,98. F hitung > F tabel (12,421 > 3,98) dan Signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05) maka Ho ditolak. Itu artinya variabel independen persistensi laba, ukuran perusahaan dan good corporate governance secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen kualitas laba.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien
Determinasi digunakan untuk mengukur besaran presentase variabel bebas� dan variabel terikat. Besar koefisien
determinasi yaitu 0 sampai 1. Semakin mendekati 0 maka pengaruh variabel bebas
semakin kecil. Sebaliknya jika nilainya mendekati 1 maka pengaruh variabel
bebas semakin besar (Sujarweni, 2014).
Tabel 9 Uji
Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,879a |
,772 |
,710 |
,512114 |
1,351 |
a. Predictors: (Constant), GCG (X3), Ukuran Perusahaan (X2), Persistensi Laba (X1) |
|||||
b. Dependent Variable: Kualitas Laba (Y) |
Sumber: Hasil olah data SPSS.
Untuk koefisien
determinasi dilihat dari nilai R square (R2) menjelaskan bahwa variabel
persistensi laba, ukuran perusahaan dan good coorporate governance mampu
menjelaskan variasi kualitas laba sebesar 0,772 atau setara dengan
77,2%. Sedangkan sisanya sebesar 22,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Persistensi laba tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia
periode 2016-2020. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba pada
perusahaan perbankan syariah di Indonesia periode 2016-2020. Good corporate governance tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia
periode 2016-2020.
BIBLIOGRAFI
Chandra, Riandi. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Pt
Bank Syariah Mandiri Dan Pt Bank Mandiri Tbk Dengan Menggunakan Metode Camel. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(2).
Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan, Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 49.
Hasanah, Nurma, Anggraini, Tuti, & Harahap, Rahmat
Daim. (2023). Pengaruh Gaya Hidup, Media Sosial dan Lingkungan Sosial terhadap
Perilaku Konsumsi di Masa Pandemi Menurut Ekonomi Islam:: Studi pada Mahasiswa
Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara Medan.
MES Management Journal, 2(1), 1�13.
Ibrahim, Azharsyah, & Rahmati, Arinal. (2017).
Analisis solutif penyelesaian pembiayaan bermasalah di bank syariah: Kajian
pada produk murabahah di Bank Muamalat Indonesia Banda Aceh. Iqtishadia:
Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis Islam STAIN Kudus, 10(1), 71�96.
Iqbal, Muhammad. (2015). Regresi Data Panel (2): Tahap
Analisis. Retrived From Https://Dosen. Perbanas.
Id/Regresi-Data-Panel-2-Tahap-Analisis.
Irawati, Dhian Eka. (2012). Pengaruh struktur modal,
pertumbuhan laba, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap kualitas laba. Accounting
Analysis Journal, 1(2).
Ismanto, Deny, & Laksono, Dwi Keri Agung. (2020).
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah BUMN (Bank BRI
Syariah, Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah). Jurnal Pasar Modal Dan
Bisnis, 2(2), 99�114.
Isvandiari, Any, & Al Idris, Bagus. (2018).
Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt
Central Capital Futures Cabang Malang. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia,
12(1), 17�22.
Janie, Dyah Nirmala Arum. (2012). Statistik deskriptif
& regresi linier berganda dengan SPSS. Jurnal, April.
Perdana, E. K. (2016). Olah Data Dengan SPSS 22.
Bangka Belitung: Lab Kom Manajemen FE UBB.
Putri, Ghea Marisya, & Fitriasari, Pipin. (2017).
Pengaruh persistensi laba, good corporate governance dan kualitas audit
terhadap kualitas laba. Proceeding TEAM, 2, 394�411.
Septiani Fransisca, Septiani. (2022). Analisis Faktor
Audit Mutu Internal Iso 9001: 2015. Analisis Faktor Audit Mutu Internal Iso
9001: 2015.
Silfi, Alfiati. (2016). Pengaruh pertumbuhan laba,
struktur modal, likuiditas dan komite audit terhadap kualitas laba. VALUTA,
2(1), 17�26.
Sudarmanto, Eko, Kurniullah, Ardhariksa Zukhruf,
Revida, Erika, Ferinia, Rolyana, Butarbutar, Marisi, Abdilah, Leon A., Sudarso,
Andriasan, Purba, Bonaraja, Purba, Sukarman, & Yuniwati, Ika. (2021). Desain
penelitian bisnis: Pendekatan kuantitatif. Yayasan Kita Menulis.
Sujarweni, Wiratna. (2014). SPSS Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Wuryandari, Triastuti, Hoyyi, Abdul, Kusumawardani,
Dewi Setya, & Rahmawati, Dwi. (2014). Identifikasi Autokorelasi Spasial
Pada Jumlahpengangguran Di Jawa Tengah Menggunakan Indeks Moran. Media
Statistika, 7(1), 1�10.
Yuliara, I. Made. (2016). Regresi Linier Berganda. Denpasar:
Universitas Udayana.
Copyright holder: Alma Daniatun, Nurlaila (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |