Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
EVALUASI KEBIJAKAN DAMPAK PTM TERBATAS TERHADAP CAPAIAN BELAJAR SISWA SMP DI KOTA MOJOKERTO
Galoh Putra Pamungkas
Program Studi Strata Dua Kebijakan Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Pembelajaran Tatap Muka Terbatas siswa
Sekolah Menengah Pertama di Kota Mojokerto, secara spesifik terhadap capaian
belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas terhadap capaian belajar siswa di Sekolah
Menengah Pertama di Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan tipe penilitian deskriptif. Adapun penelitian
dilakukan di SMP Negeri 2 Kota Mojokerto, SMP Taruna Nusa Harapan, SMP Mambaul
Ihsan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari
tiga kepala sekolah, dua wali murid, dan tiga siswa serta satu Kepala Bidang
Pendidikan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto. Selain itu,
observasi dan studi dokumen juga dilakukan untuk memperkuat penelitian. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan kebijakan PTM terbatas terhadap capaian
belajar siswa mengalami perubahan sejak pembelajaran daring dilakukan.
Perubahan capaian belajar mengalami kenaikan karena pada masa pembelajaran
daring siswa melakukan pembelajaran yang kurang efektif dibandingkan pada masa
PTM terbatas. Temuan lain yaitu perubahan capaian belajar menunjukkan penurunan
karena ada indikasi kecurangan yang dilakukan siswa pada saat melakukan pembelajaran
daring berlangsung sehingga terjadi perubahan capaian belajar yang terlihat
pada masa PTM terbatas. Dampak yang timbul adalah meningkatnya kembali motivasi
siswa untuk bersekolah karena proses sosialisasi yang terjadi antarsiswa, siswa
dengan guru, dan siswa dengan warga sekolah lain kembali terjadi. Selain itu,
dengan adanya pelaksanaan PTM terbatas, inovasi dalam pembelajaran lebih
berkembang sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan meningkat.
Kata Kunci: � Evaluasi
Dampak, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas,
Sekolah Menengah Pertama, Capaian Belajar.
Abstract
This study aims to
evaluate the impact of Limited Face-to-Face Learning for junior high school
students in Mojokerto City, specifically on student learning outcomes. The formulation
of the problem in this study is how is the impact of Limited Face-to-Face
Learning on student learning outcomes in junior high schools in Mojokerto City.
This study used a qualitative research method with a descriptive research type.
The research was conducted at SMP Negeri 2 Kota Mojokerto, SMP Taruna Nusa
Harapan, SMP Mambaul Ihsan and the Department of Education and Culture of
Mojokerto City. The data collection technique was carried out by means of
in-depth interviews with informants consisting of three school principals, two
student's parents, and three students as well as one Head of the Junior High
School Education Department of the Mojokerto City Education and Culture. Apart
from that, observation and document study were also carried out to strengthen
the research. The results of the study show that the implementation of the
face-to-face learning policy to student learning outcomes, which have changed
since online learning was carried out. Changes in learning achievement have
increased because during the online learning period students did less effective
learning compared to the face-to-face learning period. Another finding is that
changes in learning achievement show a decrease because there are indications
of cheating by students when online learning takes place so that changes in
learning achievement are seen during the face-to-face learning period. The
impact that arises is that students' motivation to attend school increases
again because the socialization process that occurs among students, students
with teachers, and students with other school members is re-occurring. In
addition, with the implementation of face-to-face learning, innovation in
learning is more developed so that students' understanding of the subjects
increases.
Keywords: Impact Evaluation, Face-to-Face Learning, Junior
High School, Student Learning Outcome
Pendahuluan
Coronavirus disease (COVID-19) ialah penyakit menular
karena adanya virus baru yakni korona. Banyak orang terkena virus COVID-19 akan
alami penyakit pernapasan ringan sampai sedang dan sembuh tanpa membutuhkan
perawatan khusus. Orang tua, dan mereka yang miliki masalah medis semacam
penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih
mungkin untuk kembangkan penyakit serius. Virus COVID-19 menyebar terkhusus
lewat tetesan air liur atau cairan dari hidung ketika orang yang terinfeksi
batuk atau bersin (WHO,
2020a).
����������������������� Pandemi yang awalnya dari Wuhan, Hubei,
Tiongkok ini sudah menimbulkan banyak tantang baru untuk kesehatan masyarakat
di bermacam negara. Sejarah memperlihatkan wabah COVID-19 bukan pandemi pertama
yang dunia alami. Sejak Abad Pertengahan di tahun 1347-1351, pandemi sudah
ditemukan, saat bubonic plague (�black death��) dialami di Eurasia yang menelan
korban 30 sampai 50% populasi Eropa. Dunia juga pernah alami pandemi yang
menelan korban jutaan orang saat Spanish Flu pada 1918. Pada sejarah
kontemporer, pasca-Perang Dunia II, pandemi yang ancam jutaan manusia serta
berefek serius pada kehidupan sosial dan ekonomi juga terjadi, yakni HIV-AIDS.
Avian Influenza, SARS, MERS, Ebola dan lain-lain (Madhav,
2018). Namun dari semua itu, COVID-19 hadirkan tantangan baru
dan kompleks.
����������������������� Di samping itu, COVID-19 ada saat dunia
tengah galami kemajuan yang luar biasa pada teknologi informasi. Keadaan ini
menuntut kemampuan komunikasi publik pemerintah sebuah negara di tengah
masyarakat yang makin terbuka pada kemajuan teknologi informasi. COVID-19 juga
hadir pada dinamika politik global yang terlihat dari perang dagang AS dan Tiongkok,
dan kecenderungan proteksionisme perdagangan yang sebabkan koordinasi dan
kerjasama antar negara lebih sulit dijalankan. Keadaan ini hadirkan tantangan
tersendiri untuk pengelolaan pandemi di tingkat global (Winanti,
2020).
Kasus terjangkit COVID-19 secara global per tanggal 10
Januari 2023 tercatat sebanyak 659.108.952 kasus dengan angka kematian mencapai
6.684.756 jiwa di seluruh dunia. Dalam cakupan Regional, Eropa menempati
peringkat pertama dengan 270.518.301 kasus, diikuti dengan Amerika dengan
186.408.289 kasus, Pasifik Barat dengan 108.753.265 kasus, Asia Tenggara dengan
60.744.418 kasus, Mediterania Timur dengan 23.227.543 kasus, dan Afrika dengan
9.456.372 kasus. (WHO,
2022).
�
Gambar 1
Data Kasus Terkonfirmasi
dan Meninggal di Seluruh Dunia
Sumber: (WHO,
2023)
Di Indonesia, per tanggal 18 Januari 2023 tercatat sebanyak
6.727.007 kasus dengan 6.515 kasus aktif, 6.559.736 kasus sembuh, dan kematian
mencapai 160.756 jiwa. Kasus pertama menimpa dua orang yakni seorang ibu dan putrinya
di Depok, Jawa Barat. Keduanya diperkirakan tertular virus sebab sebelumnya
melakukan kontak langsung bersama warga negara Jepang yang datang ke Indonesia (Kompas.com,
2020).
�
Gambar 2
Data Kasus COVID-19 di
Indonesia
Sumber: 1,25 (Satgas
COVID-19, 2023)
Pada Juni 2020, Indonesia mulai longgarkan beberapa langkah
pembatasan. DKI Jakarta memulai fase transisi dari pembatasan sosial skala
besar (PSBB) pada 5 Juni 2020 serta berikutnya longgarkan pembatasan pada mal
(pada 15 Juni 2020) dan taman serta area rekreasi (pada 20 Juni 2020). Tapi,
DKI Jakarta sudah memperpanjang fase transisi dari PSBB sampai 10 September
2020 dengan tidak adanya penurunan berkelanjutan pada kasus virus baru tiap
hari. Pada 9 September 2020, Gubernur Jakarta umumkan, PSBB akan diperketat
guna menekan� virus tersebar (IMF,
2020).
Selama 2021, Indonesia alami bermacam dinamika serta
rintangan guna mengelola pandemi COVID-19. Ini dimulai lewat peningkatan
pertama di bulan Januari, lalu ada lonjakan kedua di bulan Juli-Desember. Pada
peningkatan pertama di bulan Januari, butuh waktu 15 minggu untuk berhasil
menekan penyebaran dengan menggunakan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Mikro dan posko di setiap desa atau kelurahan. Kebijakan ini mampu menekan
jumlah kasus sampai 70,5% dari puncak kenaikan pertama pada 25 Januari 2022,
dan titik nadir pada pertengahan Mei 2022.
Peningkatan kedua di bulan Juli dibarengi dengan varian
Delta yang menawarkan peluang penyebaran lebih besar karena mobilitas yang
meningkat selama musim Idul Fitri 2021. Kasus telah meningkat tajam menjadi
1.200 persen hanya dalam sembilan minggu dari level terendah di bulan Mei. Saat
itu, penghapusan mudik tidak cukup membatasi mobilitas penduduk. Namun, berkat
kerja keras semua pihak, terutama peran aktif masyarakat, gelombang kedua
berhasil dilalui dan menurun selama 23 minggu berturut-turut. Selain itu, kasus
menurun sekitar 99,6%, lebih sedikit dari jumlah kasus positif pada Januari
2022 atau lebih sedikit dari periode pertama.
Progres persentase kasus aktif, persentase sembuh
serta� jumlah kematian juga baik. Sebagai
persentase kasus aktif, puncaknya capai 18,84% pada peningkatan kedua dan turun
menjadi 0,11%. Meski persentase kesembuhan menyentuh paling rendah dari 79,28%
menjadi 96,51%. Tingkat kematian harian capai titik tertinggi selama
peningkatan kedua, yang merenggut 2.048 nyawa per hari. Tapi pada Desember
2021, turun drastis jadi 8 orang per hari. Lalu pada 28 November 2021, angka
harian mencapai level terendah 1 kematian per hari.
Perkembangan baik berikutnya adalah angka positivity rate,
yakni angka yang memperlihatkan banyaknya orang yang terdeteksi positif dari
keseluruhan orang yang di tes. Pada Desember 2021 berada di angka 0,07% meski
sebelumnya sempat mencapai 33,25% di lonjakan kedua. Untuk angka testing, pada
akhir 2020, jumlah angka testing dipenuhi masyarakat yang berkepentingan
skrining semacam guna syarat perjalanan. Ini memperlihatkan kebijakan testing
menjadi syarat perjalanan efektif mendukung aktivitas masyarakat yang produktif
aman dari COVID-19. Maka bisa hindarkan penularan antar wilayah. Namun, tahun
ini angka testing patut ditingkatkan lewat cakupan orang yang dites guna
tracing kontak erat dan testing pada orang bergejala.
Pada tahun 2021 dilakukan beberapa upaya antara lain:
Peningkatan jumlah RS rujukan, laboratorium rujukan, fasilitas isolasi terpusat
dan posko tingkat desa/kelurahan. Lebih spesifiknya, tes pertama dilakukan di
tempat tidur di ruang isolasi dan di ruang perawatan intensif rumah sakit
rujukan. Pada tahun 2021 terdapat total 45.000 tempat tidur, dan pada akhir
tahun meningkat dua kali lipat menjadi 81.000. Dilihat dari tingkat hunian
tempat tidur (BOR), BOR isolasi adalah 2,24% sedangkan BOR ICU adalah 3,88%.
Jumlah laboratorium rujukan COVID-19 sebanyak 510 laboratorium pada Januari
2021 dan hampir dua kali lipat menjadi 902 laboratorium pada akhir tahun.
Selain itu, tingkat pengujian laboratorium ini secara signifikan melampaui
target pengujian WHO sebesar 503 persen, dibandingkan 85 persen pada awal tahun
lalu. Tempat tidur isolasi terpusat Per Juli 2021, terdapat 20.000 tempat tidur
isolasi terpusat di seluruh Indonesia. Posko di desa/kelurahan selama 2021
meningkat menjadi 29.000 posko. Berarti, 35,81% dari seluruh desa/kelurahan di
Indonesia sudah miliki posko.
Metode Penelitian
Bogdan
1. Reduksi Data
Yakni
tahap pemilihan dan penyederhanaan data yang didapat� di lapangan. Reduksi data ini guna
mengarahkan, menyederhanakan, serta� mengorganisasi
data guna menyesuaikan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Data yang
sudah direduksi akan memberi gambaran yang jelas sehingga kesimpulan dapat
ditarik dan diverifikasi.
2.
Penyajian Data
Lewat
menyajikan data maka akan permudah guna mempertajam pemahanan penelitian
terhadap apa yang terjadi, maka bisa merencanakan kerja berikutnya sesuai apa
yang sudah dipahami itu. Miles, Huberman, dan Sadana mengatakan, Selain itu
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk teks singkat, bagan, hubungan antar
kategori, tabel, flowchart, dan sejenisnya. Di studi ini, data akan
disajukan pada bentuk bagan, tabel, uraian singkat, serta akan disajikan sesuai
dengan klasifikasi pertanyaan yang diajukan kepada informan.
3.
Menarik Kesimpulan
Penarikan
kesimpulan berdasarkan variabel masalah penelitian ini dilakukan sepanjang
proses penelitian, baik pada saat penggalian data maupun penyajian data, dan
pengujian terhadap data yang diperoleh. Kegiatan ini dilakukan untuk dapat
memenuhi rumusan masalah yang jadi pokok bahasan penelitian ini. Sesuai dengan
rumusan masalah, kesimpulan yang disampaikan akan menjelaskan tentang evaluasi
dampak sosial program PTM Terbatas.
Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisikan data dan informasi yang
berhasil peneliti kumpulkan selama berada di lapangan. Data dan informasi
dikumpulkan melalui berbagai metode seperti in-dept interview dengan berbagai
informan, observasi lapangan, dan studi literatur serta dokumentasi. Setelah
data berhasil dikumpulkan oleh peneliti, kemudian dijelaskan melalui proses
data condentation dan data display yang diarahkan untuk menjawab research
question yaitu bagaimana dampak Pembelajaran Tatap Muka Terbatas terhadap
capaian belajar siswa di tengah pandemi COVID-19 di tingkat Sekolah Menengah
Pertama di Kota Mojokerto.
����������������������� Bab
ini memiliki tiga subbab yang mendukung untuk menjelaskan dampak Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas terhadap capaian belajar siswa di tengah pandemi COVID-19
di tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Mojokerto. Responden merupakan
Kepala Sekolah, Wali Murid, dan Siswa dan masing-masing berasal dari sekolah
negeri, swasta, dan madrasah. Subbab pertama merupakan penyajian dan analisis
data dari kepala sekolah. Subbab kedua merupakan penyajian dan analisis data
dari wali murid. Subbab ketiga merupakan penyajian dan analisis data dari
siswa.
1.
Capaian
Belajar Siswa menurut Kepala Sekolah
Menurut keterangan dari Ahmad Muthi Jailani, selaku kepala sekolah
SMP Manbaul Ihsan Kota Mojokerto, sekolah melakukan berbagai aturan dalam
menjalankan PTM terbatas seperti misalnya mengimplementasikan protokol
kesehatan ketat yang terdiri dari wajib memakai masker, menjaga jarak, dan
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum masuk ke kelas.
Diagram 1
Capaian Belajar Siswa SMP Manbaul Ihsan
Sumber: SMP Manbaul Ihsan
����������������������� Berdasarkan
diagram batang di atas, data capaian belajar dari siswa SMP Manbaul Ihsan
menunjukkan kecenderungan hasil yang positif. Namun, untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan penurunan. Pada masa
pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), rata-rata nilai Seni
Budaya mencapai 91.75, Bahasa Indonesia 93.68, Ilmu Pengetahuan Alam 89.25,
Ilmu Pengetahuan Sosial 92.15, dan Matematika 89.97. Sementara pada� masa PTM terbatas, rata-rata nilai Seni
Budaya mencapai 92.87, Bahasa Indonesia 90.15, Ilmu Pengetahuan Alam 91.68,
Ilmu Pengetahuan Sosial 90.27, dan Matematika 90.42.
Hal serupa juga disampaikan oleh Abdul Mulib,
selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Kota Mojokerto, bahwa dampak umum yang
timbul pada saat berlangsungnya PTM terbatas terhadap sekolah adalah berubahnya
aturan yang berhubungan dengan penggunaan gawai. SMP Manbaul Ihsan adalah SMP
berbasis pondok, sehingga secara prinsip, penggunaan gawai sangat diatur.
Pada SMPN 2 Kota Mojokerto, ketika PTM terbatas
mulai diwajibkan, sekolah menyambut hal ini dengan baik. Interaksi antara guru
dan siswa menunjukkan perbaikan daripada waktu pembelajaran daring. Selain itu
interaksi antarsiswa juga menjadi dampak positif yang timbul pada saat PTM
terbatas diimplementasikan. Hal ini sangat bagus untuk semua pihak termasuk
siswa, guru, dan sekolah secara keseluruhan.
Tolak ukur capaian belajar siswa yang digunakan di SMP
Manbaul Ihsan dan SMPN 2 Kota Mojokerto adalah dengan penilaian sumatif dan
formatif, hasil rapor sekolah, nilai dari tugas-tugas dan ujian penilaian
harian sampai ujian sekolah. Pada saat pembelajaran daring berlangsung,
mayoritas capaian belajar siswa cenderung menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan. Namun pada saat PTM terbatas berlangsung, capaian belajar yang
diperoleh siswa menunjukkan perbedaan. Hasil capaian belajar tiap siswa
memiliki keragaman nilai tergantung pada minat mata pelajaran tiap siswa. Siswa
yang memiliki kemampuan rata-rata juga menunjukkan penurunan capaian belajar.
Sementara siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata menunjukkan hasil
yang stabil atau cenderung tetap memuaskan pada model pembelajaran yang
berbeda.
Menurut Mulib, pembelajaran daring yang
dilakukan SMPN 2 Kota Mojokerto sangat tidak efektif karena kurang bisa
mengawasi proses belajar siswa secara langsung dan terjadi hal demikian.
Walaupun secara kuantitatif capaian belajar siswanya menunjukkan tren negatif
pada saat PTM terbatas, namun secara kualitatif, menunjukkan tren positif.
Artinya, secara motivasi belajar dari pembelajaran daring ke PTM terbatas
menjadi lebih baik.
Pada saat PTM terbatas berlangsung, Pak Muthi melakukan
penyelidikan dan mendapat laporan bahwa pada saat pembelajaran daring
berlangsung, terdapat indikasi kecurangan pada beberapa siswa dalam bentuk
kerja sama antarsiswa. Fakta ini juga dibuktikan pada saat ujian di masa PTM
terbatas berlangsung. Capaian belajar siswa dengan kemampuan rata-rata mengalami
penurunan dari pada saat pembelajaran daring. Akan tetapi bagi siswa yang
memiliki kemampuan yang di atas rata-rata, tidak ada perubahan capaian belajar
yang signifikan.
Sementara di SMPN 2 Kota Mojokerto, tidak ada suatu
penyelidikan khusus terkait perbedaan hasil belajar siswa pada masa
pembelajaran daring dengan PTM terbatas atau terhadap adanya indikasi
kecurangan yang dilakukan oleh siswa. Pak Mulib selaku kepala sekolah hanya
berasumsi bahwa ada potensi siswanya melakukan tindakan kecurangan.
Sekolah terus mendorong siswanya untuk tetap mandiri dalam
hal menuntaskan kewajibannya sebagai seorang siswa. Pak Mulib menerangkan bahwa
sampai saat ini, orientasi siswa dan wali murid yang bersekolah di SMPN 2 masih
terpaku pada nilai, bukan pada prosesnya. Hal yang paling penting menurut Pak
Mulib adalah kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi dan minatnya
masing-masing. Faktor yang memengaruhi beberapa siswa yang memiliki kemampuan
akademik di atas rata-rata untuk tetap mempertahankan nilainya adalah karena
pembiasaan.
Diagram 2
Capaian Belajar Siswa SMP Negeri 2 Kota Mojokerto
Sumber: SMP Negeri 2 Kota Mojokerto
Berdasarkan diagram batang di atas, data capaian
belajar dari siswa SMP Negeri 2 Kota Mojokerto menunjukkan kecenderungan hasil
yang negatif. Namun, untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika
menunjukkan kenaikan. Pada masa pembelajaran daring atau pembelajaran jarak
jauh (PJJ), rata-rata nilai Seni Budaya mencapai 91.28, Bahasa Indonesia 94.78,
Ilmu Pengetahuan Alam 92.68, Ilmu Pengetahuan Sosial 92.5, dan Matematika
91.93. Sementara pada� masa PTM terbatas,
rata-rata nilai Seni Budaya mencapai 87.84, Bahasa Indonesia 89.38, Ilmu
Pengetahuan Alam 93.28, Ilmu Pengetahuan Sosial 88.65, dan Matematika 92.72.
Inovasi yang dilakukan oleh guru di SMP Manbaul
Ihsan juga menjadi faktor meningkatnya tren capaian belajar siswa. Keragaman
metode belajar seperti praktikum dan kegiatan luar kelas menjadi penyemangat
siswa untuk belajar dan mencintai mata pelajaran.
����������������������� Sementara
di SMPN 2 Kota Mojokerto, cara meningkatkan capaian belajar siswa adalah lebih
meningkatkan perhatian dan interaksi kepada siswa. Selain itu, sekolah juga
menjembatani hubungan dengan wali murid agar terus memberikan perhatian kepada
siswa pada masa pandemi dengan membentuk suatu grup antara wali murid dengan
wali kelas siswa supaya siswa tetap mendapatkan perhatian dari orang tua dan
tidak sepenuhnya pasrah terhadap sekolah dalam membimbing anaknya. Sekolah juga
memfasilitasi perpustakaan daring 24 jam agar bisa diakses oleh siswa dimanapun
dan kapanpun.
����������������������� Pada
SMP Taruna Nusa Harapan, para guru secara terpaksa beradaptasi dengan situasi
pandemi dengan mempelajari perangkat teknologi untuk mendukung pembelajaran
secara daring. Pelaksanaan PTM terbatas di sekolah ini mendapat tantangan yang
justru dari wali murid. Para wali murid masih ketakutan terhadap kondisi
pandemi yang terjadi dan khawatir apabila anaknya akan tertular virus COVID-19
di sekolah.
Diagram 3
Capaian Belajar Siswa SMP Taruna Nusa Harapan
Sumber: SMP Taruna Nusa Harapan
Berdasarkan diagram batang di atas, data capaian
belajar dari siswa SMP Taruna Nusa Harapan menunjukkan kecenderungan hasil yang
negatif. Namun, untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika
menunjukkan kenaikan. Pada masa pembelajaran daring atau pembelajaran jarak
jauh (PJJ), rata-rata nilai Seni Budaya mencapai 92.4, Bahasa Indonesia 90.64,
Ilmu Pengetahuan Alam 93.55, Ilmu Pengetahuan Sosial 94.75, dan Matematika
93.35. Sementara pada� masa PTM terbatas,
rata-rata nilai Seni Budaya mencapai 86.81, Bahasa Indonesia 88.25, Ilmu
Pengetahuan Alam 94.64, Ilmu Pengetahuan Sosial 89.75, dan Matematika 94.47
Berbeda dengan dua sekolah sebelumnya, SMP Taruna Nusa
Harapan memiliki bukti otentik dalam menanggapi adanya indikasi kecurangan yang
dilakukan oleh siswa pada saat melaksanaan ujian. Pihak SMP Taruna Nusa Harapan
melalui guru yang bersangkutan melakukan pemanggilan terhadap siswa dengan
indikasi melakukan kecurangan dan meminta untuk siswa tersebut mengerjakan
ulang secara langsung. Hasilnya menunjukkan perbedaan. Nilai pada tes pertama
sangat bagus, tetapi pada tes kedua menurun secara signifikan. Indikasi
kecurangan yang di lakukan oleh siswa tersebut adalah penggunaan alat peramban
lain saat berlangsungnya ujian dan bekerjasama dengan teman melalui sosial
media.
2.
Capaian
Belajar Siswa menurut Wali Murid
����������� ����������� Menurut keterangan dari responden
yang bernama Susilo Utomo, dampak umum yang diterima bagi wali murid pada saat
dilakukannya PTM terbatas adalah dapat merasakan semangat positif yang
dikeluarkan dari anaknya karena anak merasa senang dapat bersosialisasi kembali
dengan teman sebayanya secara normal.
Sementara menurut keterangan dari responden yang bernama
Blasius Purwa, dampak umum yang dirasakan pada saat PTM terbatas berlangsung
adalah senang dan sangat menyambut karena sebelumnya pada waktu pembelajaran
daring, anak cenderung pasif ketika berada di rumah.
����������� ����������� Pada saat PTM terbatas berlangsung,
terjadi perbedaan capaian belajar dari anak Pak Susilo karena menurutnya proses
sosialisasi yang terjadi juga ikut berubah sehingga metode pembelajaran yang
disampaikan para guru ikut berubah. Perubahan metode pembelajaran membawa
dampak besar terhadap kesuksesan capaian belajar siswa. Kegiatan diluar
akademik sekolah yang diikuti oleh anak juga menjadi faktor kesuksesan capaian
belajar.
����������� Menurut
Pak Blasius, terjadi sedikit peningkatan capaian belajar anaknya pada saat
pembelajaran daring ke PTM terbatas. Wali murid merasa lega karena pada
akhirnya PTM terbatas berlangsung dan seiring berjalannya waktu, nilai dari
anaknya juga berangsur membaik.
Berbeda pada saat PTM terbatas berlangsung, proses
pembelajaran yang diterima juga berbeda sehingga anak lebih bisa mengerti
tentang materi-materi sulit dan menghasilkan nilai yang memuaskan pada saat
ujian berlangsung.
����������� Kedua
responden juga memiliki kepekaan terhadap indikasi kecurangan yang terjadi
diantara siswa-siswa lain pada saat pembelajaran daring berlangsung. Kedua
responden khawatir apabila tindakan kecurangan ini terus berlangsung karena
kemampuan anak tidak akan terlihat secara nyata. Responden mengamati capaian
belajar teman sejawat dari anaknya dan menemukan bahwa pada saat pembelajaran
daring berlangsung, nilai yang didapat cenderung tinggi dan mengalami penurunan
signifikan pada waktu PTM terbatas berlangsung. Tetapi bagi anaknya sendiri,
dan menurut nilai yang diajarkan oleh responden kepada anaknya, tindakan
kecurangan tersebut sangat dihindari karena anak responden dibekali dengan
sikap kejujuran yang tinggi.
3.
Capaian
Belajar Siswa menurut Siswa
Menurut keterangan dari responden yang bernama
Sabrina Naysa, terdapat perbedaan capaian belajar mereka pada waktu mengikuti
pembelajaran secara daring dengan pada saat PTM terbatas. Pengalaman siswa pada
saat melaksanakan pembelajaran daring dinilai kurang bisa melakukan proses
sosialisasi dengan baik karena adanya jarak. Naysa mengeluhkan buruknya proses
sosialisasi sehingga menyebabkan gangguan mental.
Disisi yang lain, responden yang bernama Berlian
Cindy, memiliki pengalaman yang berbeda. Ia menghadapi pandemi dengan
menghasilkan karya tangan seperti menggambar dan� membuat miniatur rumah dari stik es krim.
Secara emosional, Cindy merasa senang karena bisa menggunakan gawai dengan
waktu yang lama. Namun pada saat pembelajaran daring berlangsung, ia mengalami
kesulitan.
Responden ketiga yang bernama Gusti Ayu Kalula merasa kaget
pada waktu ia tiba-tiba harus belajar di rumah dalam waktu yang lama karena
pandemi. Secara pribadi ia kurang merasa paham dalam penggunaan gawai untuk
pembelajaran karena sebelumnya pembelajaran dilakukan dengan media bukan dan
praktikum secara langsung. Ia merasakan kesepian karena harus belajar tanpa
adanya kehadiran teman-teman sekelasnya secara langsung. Hambatan jaringan juga
menjadi masalah sendiri bagi Kalula dan teman-teman sekelas dalam menjalani
pembelajaran daring.
Dampak umum yang timbul pada saat PTM terbatas
terhadap tiga responden diantaranya adalah kecanggungan komunikasi dengan teman
sekelas. Pada waktu awal masuk sebagai siswa SMP, semua berjalan secara daring.
Pada waktu PTM terbatas berjalan, siswa perlu menyesuaikan lagi cara
berkomunikasi dengan teman dan gurunya. Tetapi dalam keterangannya, ketiga
responden masih tetap suka cara berkomunikasi langsung dengan teman atau dengan
gurunya daripada berkomunikasi melalui sosial media saja. Selain itu, siswa
juga mengadaptasi kebiasaan baru di sekolah seperti mencuci tangan menggunakan
sabun, dan mengecek suhu tubuh sebelum masuk ke kelas.
Dampak dari PTM terbatas terhadap capaian
belajar siswa justru memperlihatkan tren yang positif. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran secara langsung dinilai lebih bisa dimengerti oleh siswa.
Menurut Naysa, tidak ada permasalahan jaringan yang dapat menjadi penghalang
komunikasi dua arah antara guru dengan siswa.
Hal ini yang menjadikan Naysa memperoleh tren yang positif
atas hasil capaian belajarnya. Naysa menilai bahwa keragaman metode belajar
berdampak langsung terhadap capaian belajar. Adapun cara Naysa untuk
meningkatkan capaian belajar siswa yaitu dengan tetap tenang, mengikuti semua
pembelajaran dengan perasaan senang, dan melakukan kegiatan yang disukai
sehingga menimbulkan motivasi yang dapat meningkatkan capaian belajarnya.
Hasil yang agak berbeda dialami oleh Kalula,
pada awal PTM terbatas, capaian belajarnya menunjukkan tingkat rata-rata dan
berangsur membaik sampai di pertengahan masa PTM terbatas. Semangat belajar
dari Kalula juga menunjukkan tren positif. Ia merasa karena semakin terbiasanya
melakukan PTM terbatas dan semakin sering bertemu dengan teman-teman
sekelasnya, banyak melakukan kolaborasi dengan guru dan siswa lain menjadikan
hasil capain belajarnya menunjukkan tren positif.
Hasil berbeda juga di kemukakan oleh Cindy. Pada
waktu pembelajaran daring, capaian belajarnya mengalami penurunan karena
sebagian besar soal-soal ujian mayoritas berasal dari penjelasan guru.
Sementara pada saat pembelajaran berlangsung, ia kurang bisa menangkap
penjelasan dari guru sehingga menyebabkan capaian belajarnya kurang maksimal.
Pada waktu PTM terbatas dilaksanakan, capaian belajar Cindy mengalami
peningkatan. Guru sempat mengulas kembali materi yang pernah diajarkan pada
saat daring dan ia dapat mengerti kembali tentang materi tersebut. Selain itu,
guru juga sangat memotivasi siswanya sehingga mendapatkan capaian belajar yang
memuaskan. Menurut keterangannya, guru sangat peka terhadap keadaan mental dan motivasi
siswanya pada saat pembelajaran daring berlangsung sehingga berusaha
memperbaiki pada saat PTM� terbatas
berlangsung.
Cindy juga menyebutkan bahwa ia memanfaatkan
waktu belajar di rumah untuk melakukan kecurangan pada saat ujian dengan cara
bertanya kepada kakak mengenai soal yang tidak bisa ia jawab. Orang tuanya juga
mengetahui apa yang dilakukan oleh Cindy tetapi tetap menghimbau agar jangan
melakukan terlalu sering dan harus lebih mengandalkan kemampuannya sendiri
dalam mengerjakan ujian. Menurut kesaksiannya, beberapa teman juga melakukan
kecurangan serupa.
Hasil capaian belajar dari melakukan kecurangan tersebut
dinilai cukup membantu dia dan temannya untuk mendapatkan nilai yang cukup di
atas batas minimal. Bahkan, ia menilai kalau kecurangan tidak dilakukan, akan
berdampak pada kemerosotan nilai yang signifikan yang mengakibatkan ia dan
temannya harus mengulang mata pelajaran tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kalula. Pada waktu
pembelajaran daring, ia juga sempat melakukan kecurangan pada waktu mengerjakan
tugas. Bentuk kecurangan yang dilakukan oleh Kalula berupa bertanya kepada
saudara yang dianggap lebih paham akan materinya. Lambat laun ia menyadari
bahwa hal tersebut menjadi bumerang bagiKalula, karena dengan terus menerus
bertanya kepada orang lain, ia tidak bisa menyerap materi yang diajarkan atau
diujikan sehingga pada akhirnya ia berhenti melakukan tindakan kecurangan. Ia
menganggap setiap latihan soal dan ujian adalah sarana untuk mengetahui
kemampuan diri terhadap ilmu pengetahuan yang diajarkan. Ia juga bersaksi bahwa
beberapa temannya melakukan kecurangan dalam bentuk yang serupa dan dengan
bentuk yang lain seperti menggunakan dua gawai sebagai media mirroring terhadap
soal ujian yang dikerjakan. Hasil yang didapatkan oleh Kalula dengan melakukan
kecurangan ini juga tidak terlalu signifikan atau bahkan cenderung sama dengan
ketika ia mengerjakan ujian dengan cara yang jujur.
4.
Capaian
Belajar Siswa menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Menurut keterangan dari Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Lucky Harianti, implementasi yang
dilakukan oleh Dinas P&K dalam penyelenggaraan pembelajaran daring adalah
dengan membagikan paket internet gratis ke siswa-siswi di kota Mojokerto.
Selain itu, dinas P&K menyelenggarakan rapat koordinasi
dengan semua kepala sekolah yang ada di kota Mojokerto. Rapat koordinasi
bertujuan untuk menyosialisasikan metode pembelajaran yang efektif ketika
pembelajaran daring. Guru dituntut menciptakan metode belajar kreatif agar
siswa-siswi tetap termotivasi walaupun berada di masa pandemi COVID-19.
Monitoring dan evaluasi juga dilakukan oleh dinas dalam lingkup pembelajaran
pada masa pandemi ke setiap sekolah. Namun tidak hanya dalam lingkup
pembelajaran, sisi kesehatan juga diperhatikan. Monitoring dan evaluasi dari
Dinas P&K dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak seperti Polres, Kodim,
dan Puskesmas yang ada di Kota Mojokerto.
Mengenai capaian belajar, Dinas P&K mendapat
laporan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dari masa pembelajaran daring
ke PTM terbatas, terutama di tingkat SMP.
Responden tidak mengetahui secara pasti mengapa bisa
terjadi hal demikian karena tidak adanya bukti yang mendukung. Dinas P&K
juga tidak melakukan penelusuran terkait fenomena ini dan diserahkan seluruhnya
kepada sekolah terkait. Hal yang penting adalah bagaimana cara agar menaikkan
kembali tren positif dari capaian belajar siswa SMP di Kota Mojokerto. Selain
itu, pelaksanaan kurikulum Merdeka juga menjadi fokus utama bagi Dinas P&K.
Sekolah juga dituntut untuk lebih memperhatikan
siswa-siswinya agar motivasi mereka kembali pada saat melaksanakan PTM terbatas.
Bapak ibu guru menyapa siswa-siswinya di pagi hari sebelum masuk ke lingkungan
sekolah, mendampingi siswa yang bermasalah, dan membimbing siswa dengan
kemampuan yang kurang menjadi beberapa contoh konrit yang diajukan oleh Dinas
P&K untuk setiap satuan pendidikan di Kota Mojokerto. Kompetensi dari guru
juga perlu ditingkatkan agar siswa mendapatkan pembelajaran yang beragam dan
meningkatkan motivasinya dalam belajar.
5.
Capaian
Belajar Siswa menurut Guru
Kumbini Kundaliniwati atau kerap disebut Bu Wati mempunyai
pengalaman mengenai pembelajaran di masa pandemi. Bu Wati sendiri mempersiapkan
perangkat yang akan menunjang pembelajaran, seperti buku dan lembar kerja siswa
elektronik, baru mulai fokus dengan mempersiapkan konten pembelajaran dan pembangunan
mental siswa dalam pembelajaran.
Akan tetapi pada kenyataannya, para siswa masih saja
mengabaikan kelas yang berlangsung. Ketika pembelajaran, siswa memang berada di
dalam room Zoom Meeting, namun mereka tidak merespon apabila diajak
berkomunikasi. Hal ini yang menjadi keresahan dari para guru, khususnya Bu
Wati.
Sementara pada waktu PTM terbatas, Bu Wati merasa kesulitan
dalam mengembalikan semangat para siswa setelah sekian lama melakukan
pembelajaran daring.
Capaian belajar yang diperoleh dari siswa yang diampu oleh
Bu Wati dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada saat pembelajaran daring dengan
PTM terbatas mengalami perubahan. Pada saat pembelajaran daring, nilai siswa
menunjukkan angka yang memuaskan. Namun pada saat PTM terbatas, nilai mengalami
penurunan, khususnya pada nilai keterampilan menulis dan berbicara.
Dampak sosial dan psikologis yang diungkapkan oleh Bu Wati
mengenai PTM terbatas ini agak berbeda dengan keterangan informan sebelumnya.
Pada masa awal PTM terbatas, siswa masih cenderung individualis karena sudah
terbiasa melakukan aktivitasnya sendiri dengan gawai pintar sehingga proses
sosialisasi antarsiswa cenderung lambat. Motivasi siswa juga sulit dikembalikan
pada pembelajaran biasa seperti sebelum pandemi karena masih terbawa suasana
santai seperti di rumah. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu, kedua dampak
tersebut menunjukkan perbaikan. Proses sosialisasi berjalan cepat dan motivasi
dalam belajar kembali muncul.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Erlin
Permana, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam menghadapi pandemi
yang baru pertama kali terjadi, sangatlah luar biasa. Guru di tuntut untuk
lebih kreatif dalam pemanfaatan IT dan penggunaan metode pembelajaran yang
efektif di tengah keterbatasan jam pembelajaran maupun pertemuan yang ada,
sehingga secara garis besar, tujuan pembelajaran dapat tersampaikan kepada
siswa serta tercapai meski tidak 100% seperti sebelum pandemi.
Pengalaman Bu Erlin dalam menghadapi PTM terbatas adalah sangat
melelahkan karena harus bisa lebih fokus dan berlaku adil saat mendidik siswa.
Selain itu guru juga harus mampu menarik perhatian siswa yang terkadang bisa
dengan mudah teralihkan akibat jenuh. Di sisi lain, capaian belajar pada saat
pembelajaran daring dengan PTM terbatas mengalami perbedaan.
Selain itu, pada saat PTM terbatas, siswa dapat lebih mudah
untuk bertanya langsung, berdiskusi, berinteraksi dengan gurunya sehingga dalam
hal materi anak menjadi lebih paham atau hafal materi. Pembelajaran saat
pandemi umumnya juga bergantung pada koneksi internet. Jika internet
terkendala, maka guru dan siswa akan kesulitan dalam melakukan pembelajaran.
Hal ini juga berpengaruh pada capaian pembelajaran.
Sementara bagi Fajar Putra Iqomaddin atau yang
kerap dipanggil Pak Fajar yang mengajar mata pelajaran Seni Rupa mengungkapkan
bahwa pengalaman pembelajaran yang dialami pada saat pembelajaran di era
pandemi sangat seru, karena banyak sekali yang harus disiapkan dan dipelajari.
Menurutnya, PTM terbatas memiliki tantangan untuk
menghilangkan gagap bersosial dan komunikasi secara langsung, sehingga lebih
banyak memberikan motivasi pada peserta didik. Ketika pembelajaran daring, yang
paling sering terjadi adalah salah tangkap dalam mengerjakan tugas karena
komunikasi yang terbatas, tapi tugas yang dikerjakan lebih cepat selesai. Pada
saat PTM karena waktu belajar yang relatif singkat dan lebih sering digunakan
untuk memotivasi belajar, beberapa anak mengalami kemerosotan nilai.
Diagram 4
Before-After Pembelajaran Jarak Jauh dengan PTM Terbatas
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Dampak Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas Terhadap Capaian Belajar Siswa di Tingkat Sekolah Menengah
Pertama Di Kota Mojokerto, capaian belajar siswa di tiga jenis sekolah yang
berbeda yaitu SMP Taruna Nusa Harapan, SMP Negeri 2, dan SMP Manbaul Ihsan Kota
Mojokerto menunjukkan peningkatan hasil belajar. Faktor yang memengaruhi
meningkatnya hasil capaian belajar tersebut adalah siswa dari ketiga sekolah
tersebut mendapatkan kembali motivasi belajarnya karena sosialisasi yang
terjadi di sekolah kembali timbul. Interaksi yang dibangun kepada teman dan
guru menjadi lebih baik sehingga siswa juga merasa nyaman dalam melaksanakan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang tidak lagi hanya terpaku pada
penyampaian teori secara klasik dan penggunaan berbagai metode belajar lain
seperti praktikum dan kegiatan luar kelas menjadikan siswa lebih merasa punya
alternatif lain dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Disisi lain, penurunan capaian belajar beberapa siswa juga
masih terjadi. Hal ini disampaikan oleh beberapa informan bahwa terdapat
indikasi kecurangan yang dilakukan oleh beberapa siswa. Ini dikarenakan pada
saat mereka melakukan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing, mereka
merasa tidak ada guru yang mengawasi sehingga ada potensi untuk melakukan
tindakan curang. Hasil dari tindakan kecurangan ini membawa capaian belajar
mereka menjadi sangat memuaskan. Akan tetapi, pada saat PTM terbatas mulai
dilaksanakan, capaian belajar mereka menurun karena sudah mulai ada pengawasan
dari guru pada saat melakukan ujian tertentu.
BIBLIOGRAFI
Anderson, J. E. (1997). Public
Policy Making: Third Edition. New York: Rinchart And Winston.
Arikunto, S.
(2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azzahra, N. F.
(2020). Addressing Distance Learning Barriers In Indonesia Amid The Covid-19
Pandemic. Cips.
Bps Kota Mojokerto.
(2022, Desember 13). Angka Melek Huruf. Retrieved From Bps Kota
Mojokerto:
Https://Mojokertokota.Bps.Go.Id/Indicator/26/82/1/Angka-Melek-Huruf.Html
Bps Kota
Mojokerto. (2022). Kota Mojokerto Dalam Angka. Mojokerto: Bps Kota
Mojokerto.
Bungin, B. (2011).
Metode Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif.
Surabaya: Airlangga University Press.
Creswell, J.
(2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dedi Robandi, M. (2020).
Dampak Pembelajaran Dari Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Smpdi Kota Bukittinggi. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Denzim, N. (1978).
Sociological Methods. New York: Mcgraw-Hill.
Department Of
Education Usa. (2021). Ed Covid-19 Handbook. Department Of Education
Usa.
Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan Kota Mojokerto. (2019). Profil Pendidikan Tahun 2019 Kota
Mojokerto. Mojokerto: Ppid Kota Mojokerto.
Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan Kota Mojokerto. (2022, Januari 3). Ptm Siswa Sd Dan Smp
Masuk 100 Persen. Retrieved From Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota
Mojokerto:
Https://Disdikbud.Mojokertokota.Go.Id/Berita/221332140-Ptm-Siswa-Sd-Dan-Smp-Masuk-100-Persen.Html
Dunn, W. N.
(1999). Analisis Kebijakan Publik I (Edisi Kedua). Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Dunn, W. N.
(2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Elly Fitriyani, H.
P. (2022). Evaluasi Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (Ptm) Terbatas Di Masa
Pandemi Covid-19 : Studi Kasus Pada Smp Negeri 2 Telukjambe Timur, Karawang. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan.
Faridha Nurhayati,
S. W. (2022). Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Olahraga Kesehatan
& Rekreasi.
G20. (2020).
Extraordinary G20 Leaders� Summit Statement On Covid-19.
Hadi, S. P.
(1995). Aspek Sosial Amdal. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hoffman, K. S.
(2021). Cross-National Variation In School Reopening Measures During The Covid-19
Pandemic. Aera Open.
Imf. (2020,
November 19). Policy Responses To Covid-19. Retrieved From
International Monetary Fund:
Https://Www.Imf.Org/En/Topics/Imf-And-Covid19/Policy-Responses-To-Covid-19#I
Copyright holder: Galoh
Putra Pamungkas (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |