Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
PENGEMBANGAN APLIKASI E-MARKETPLACE UMKM
SEKTOR PERIKANAN MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
Muhammad Rafi Haqqi Ramadhan, Asih Rohmani, Fikri Budiman, Edi Sugiarto Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Wilayah negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terhadap sumber daya kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah wilayah Kabupaten Kendal yang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang menghasilkan hampir 40,1 juta produksi perikanan di tahun 2019. Penelitian ini berfokus untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada pembudidaya ikan yang mayoritas tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan. Mereka menghadapi beberapa permasalahan mulai dari tidak adanya bursa khusus untuk memasarkan hasil panen, patokan harga jual ikan yang berbeda di setiap wilayah dalam satu Kabupaten, adanya potongan harga yang justru ditentukan oleh pengepul sebagai pembeli ikan hasil panen dan harga pakan yang relatif tinggi, sehingga keuntungan yang didapatkan rendah. Untuk itu dibangunlah aplikasi e-marketplace yang bertujuan untuk menyelesaikan semua permasalahan diatas. Transaksi yang dilakukan melalui e-marketplace akan diawasi oleh Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Kendal, sehingga diharapkan bisa mengendalikan harga standar untuk seluruh wilayah, mengurangi praktik-praktik kecurangan terkait potongan harga hasil panen, dan memudahkan para pembudidaya untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga terbaik. Pengembangan aplikasi ini dirancang menggunakan metode pengembangan software Rapid Application Development. Pengujian sistem menggunakan metode Black Box Testing dan User Acceptance Test. Hasil uji menunjukkan angka 84.72%yang berarti aplikasi telah dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan hasil sangat sesuai.
Kata kunci: e-marketplace, ikan, rapid application development, user acceptance test.
Abstract
Indonesia�s territory has enormous potential for marine and
fishery resources. One of the regions is the Kendal Regency located in Central
Java, this region produced nearly 40,1 million fish in 2019. This research
focuses on solving problems among fish farmers who mainly live in hill and
mountain areas. They are confronted with several issues, starting from the absence
of a special trade exchange to market their fish yields, there is no standard
market price for fish resulting in different standard prices in each district
within one region, the discounted prices are determined by collectors as they
are the buyers of the fish yields, and fish feed prices are relatively high so
the profits that can be obtained become lower. Therefore, an e-marketplace
application is built with the objective of solving all the above issues.
Transactions made through the e-marketplace will be supervised by the Maritime
Affairs and Fisheries Service of the Kendal Regency, by doing so it is expected
to have control over standard market prices for fish within all districts in
the region, reduce fraudulent practices related to discounted prices for fish
yields, and make it easier for farmers to get best prices for fish feed. The
development of this application is designed using the Rapid Application
Development software method. The system of the application is tested using the
Black Box Testing and User Acceptance Test methods. The system�s test shows a
figure of 84.72% as a result, which means the application that was built is
suitable to the user requirements that�s why it has very appropriate results.
Keywords: e-marketplace, fish, rapid application development,
user acceptance test.
Pendahuluan
Wilayah Indonesia sebagai negara maritim memiliki lahan
yang sangat luas untuk budidaya perikanan baik laut, tambak dan daratan yang
dibangun kolam-kolam buatan. Terdapat sekitar 17,91 juta hektar daerah yang bisa digunakan
untuk usaha perikanan, yaitu sebesar 12,12 juta hektar
untuk budidaya kelautan, 2,96 juta hektar air payau dan 2,83 juta hektar untuk
air tawar. Luasnya
lahan yang tersedia sangat berpotensi untuk bisa menyediakan produk ikan
sepanjang tahun. Bahkan hampir setiap tahun produksi ikan selalu meningkat.
Pada tahun 2019 produksi budidaya ikan air tawar meningkat dari 7,3 juta ton
di tahun 2015 menjadi 10,36 juta ton.
Pendapatan rata � rata pembudidaya melonjak dari Rp. 3 juta pada tahun 2016
menjadi Rp. 3,3 juta pada tahun 2019 (KKP, 2020). Sementara itu untuk wilayah Kabupaten Kendal, terjadi peningkatan nilai
produksi perikanan air
tawar dari Rp. 33,5 juta pada tahun 2018 menjadi Rp. 40,1 juta pada tahun 2019 (Produksi dan
Nilai Produksi Perikanan di Kolam, n.d.).
Meskipun ada
peningkatan nilai produksi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Kendal,
namun tidak semua pembudidaya merasakan dampaknya. Wilayah Kabupaten Kendal
terdiri dari dataran
rendah, perbukitan dan daerah pegunungan yang menimbulkan
beberapa masalah terutama kesulitan untuk memasarkan hasil panen. Jauhnya
daerah pegunungan dan perbukitan dari tempat pelelangan ikan atau pasar ikan
tradisional menjadi salah satu alasan. Tidak ada media khusus yang bisa dipakai
oleh para pembudidaya untuk menawarkan hasil panen, sehingga para pembeli pun
tidak mendapatkan informasi tersebut. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh beberapa
pengepul atau makelar dengan membeli hasil panen dengan harga rendah, bahkan mereka memberlakukan aturan
adanya potongan harga, misal untuk sekali timbang dengan berat 50 kg ikan, maka
hanya akan dibayar 48 kg saja. Jika pembudidaya tidak menyetujui kesepakatan
tersebut, maka pembudidaya ini akan sulit mendapatkan pengepul sebagai pembeli
hasil panen mereka. Sementara itu, harga pakan tinggi dan cenderung naik yang mengakibatkan pembudidaya tidak mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Kondisi ini diperparah dengan adanya fakta bahwa harga jual bisa
berbeda untuk wilayah yang berbeda karena tidak ada alat untuk memantau proses
bisnis jual beli ikan yang terjadi di kelompok-kelompok pembudidaya.
Sulitnya mendistribusikan hasil panen juga dialami oleh pembudidaya ikan lele di Kabupaten Pringsewu, Kecamatan
Pagelaran. A.Damayanti
mengusulkan dibangunnya sebuah sistem informasi e-marketplace ikan lele untuk mengatasi masalah tersebut (Alfiah & Damayanti, 2020). Sementara itu Windane juga membuat aplikasi berbasis android untuk menjembatani pembudidaya ikan
Cupang dengan pelanggannya. Sebelumnya, tidak ada media yang disediakan bagi
pelanggan untuk mengecek apakah produk ikan Cupang yang diinginkan tersedia
atau tidak (Windane & Lathifah, 2021). Aplikasi e-marketplace juga dikembangkan Y. Hoely untuk mengatasi
masalah sulitnya mendistribusikan produk yang dihadapi oleh para pelaku usaha
pembuatan kain tenun di Nusa Tenggara Timur (NTT) (Hoely & Snae, 2017).
Berdasarkan beberapa pengalaman penelitian yang pernah
dilakukan tersebut, maka pengembangan aplikasi e-marketplace bisa menjadi referensi untuk menyelesaikan masalah
dalam penelitian ini. Diperlukan tingkat ketelitian tinggi dan waktu yang cukup
dalam proses pengembangan sebuah aplikasi. Beberapa metode pengembangan sistem
bisa diadopsi, akan tetapi untuk mempersingat waktu, penulis menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) sebagai
metode pengembangan sistem. Metode ini disebut-sebut sebagai metode pengembangan yang cepat dan menciptakan kualitas aplikasi
yang bagus (Sasmito, Wibowo, & Dairoh, 2020). Jika
pengembangan sistem yang normal bisa memakan waktu 180 hari, maka dengan
menggunakan metode RAD sistem bisa dibangun dalam waktu 60 � 90 hari saja (Aswati, Ramadhan, Firmansyah, & Anwar, 2017). Kelebihan yang utama pada metode ini
adalah adanya keterlibatan pengguna dalam proses pengembangannya, sehingga
diharapkan sistem yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan bisa
digunakan (Syarifudin, 2018).
Metode Penelitian
Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah para pelaku usaha budidaya
ikan air tawar di wilayah Kabupaten Kendal. Mereka terdiri dari 35 orang
pembudidaya ikan, 5 penjual bibit ikan, 5 penjual pakan ikan dan 5 pengepul
sebagai pembeli ikan hasil panen. Data pengguna tersebut didapatkan dari Dinas
Kelautan Dan Perikanan sebagai dinas yang menaungi kegiatan perekonomian di
sektor perikanan. Sedangkan data permasalahan yang dihadapi, didapatkan langsung dari para pengguna yang berupa keluhan-keluhan, data rekam
jejak budidaya dan berbagai pengalaman serta harapan-harapan baik dari para
pembudidaya. Data ini digunakan pada tahap Requirement
Planning pada metode pengembangan sistem RAD.
Metode
Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan, menganalisis dan
merancang aplikasi. Gambar 1 menjelaskan�
tahapan pengembangan dalam RAD yaitu requirements
planning, RAD design workshop dan
implementation (Subianto, 2020).
Gambar 1. Tahapan Metode RAD
Tahap Requirement Planning
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mengidentifikasi kebutuhan sistem
guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut (Putri & Effendi, 2018). Pengumpulan data dilakukan secara
langsung melalui Dinas Kelautan Dan Perikanan dan dari para pengguna yang
berupa keluhan-keluhan, data rekam jejak budidaya dan berbagai pengalaman serta
harapan-harapan baik dari para pembudidaya. Dari data yang didapatkan,
masalah-masalah yang dihadapi antara lain 1) tidak ada media khusus yang bisa dipakai untuk menawarkan hasil panen; 2) harga jual hasil panen
rendah dan berbeda-beda
untuk setiap wilayah; 3) adanya aturan potongan harga yang disyaratkan oleh
pengepul sebagai pembeli hasil panen; 4) harga pakan tinggi dan cenderung naik.
Dari hasil identifikasi masalah tersbut
maka sistem yang dibutuhkan adalah sistem yang bisa digunakan sebagai: 1)
tempat jual beli hasil panen ikan; 2) pengendali harga jual hasil panen; 3) pengendali praktik-praktik kecurangan pada proses
jual beli dan 4) pengendali harga pakan.
RAD Design Workshop
Fase kedua ini
bertujuan untuk mendesain agar bisa digambarkan sebagai workshop. Pemrogram dan
penganalisis melakukan rancangan visualisasi desain dan pola kerja kepada
pengguna. Tahapan ini memakan waktu beberapa hari tergantung dari aplikasi yang
dikembangkan. Saat terjadinya tahapan ini pengguna menanggapi rancangan yang
sudah dibuat kemudian menentukan apa - apa saja yang perlu disetujui dan
dirubah sebelum masuk ke tahap implementasi (Susilowati & Negara, 2018). Desain yang dimaksud dalam RAD ini adalah gambaran umum dan detail desain
sistem nya dirancang menggunakan Unified Modeling Languange (UML) (Sasmito et al., 2020). Dalam penggambaran kebutuhan aplikasi digunakan use case diagram
dan sequence diagram. Use case berguna untuk penggambaran sebuah fungsi
dasar dari sistem informasi. Use case meggambarkan bagaimana
sistem tersebut berinteraksi. Use Case berfungsi sebagai pendiskripsian
sebuah interaksi yang terjadi antara pengguna dengan sebuah sistem dan
bagaimana sistem tersebut dioperasikan. Sementara itu
Sequence diagram memperlihatkan alur pesan yang terjadi antara objek untuk use case pada waktu tertentu. Sequence diagram dapat
memvisualisasikan objek yang berkaitan di use
case tersebut (Indriyani, Yunita, Muthia, Surniandari, &
Sriyadi, 2019).
Implementation
Pada fase ketiga pemrogram bekerja dengan pengguna secara kritis saat
workshop guna mendesain rancangan bisnis perusahaan . Setelah proses perancangan disetujui oleh masing �
masing pihak, proses implementasi dilakukan dengan membangun sistem berdasarkan
rancangan sebelumnya, kemudian dilakukan uji coba sebelum diperlihatkan kepada
organisasi (Aswati et al., 2017) (Aini, N., Wicaksono, S. A., & Arwani, 2019). Aplikasi e-marketplace yang dibuat akan berbasis android dengan
menggunakan android studio sebagai media untuk menulis kode berdasarkan
kebutuhan konsumen. Dalam pembuatan aplikasi android ini menggunakan bahasa
pemgrograman seperti Java, PHP, CodeIgniter dan database
MySQL.
Hasil dan Pembahasan
A. Desain
Sistem
Dari hasil identifikasi masalah dan
kebutuhan sistem yang telah dilakukan, maka desain sistem yang akan
dikembangkan disajikan dalam use case diagram pada gambar 2 berikut:
Gambar 2. Use Case Diagram
Terdapat 4
(empat) aktor
yang terdiri dari penjual, konsumen, admin DKP dan admin marketplace. Actor pertama yaitu
penjual dapat menambahkan produk untuk dijual dan tampil di aplikasi. Kemudian
konsumen merupakan actor yang dapat membeli produk yang dijual dalam
aplikasi. Sementara itu admin DKP dan admin
marketplace memiliki fungsi hampir sama yaitu pengawasan, namun
admin marketplace memiliki
tanggung jawab lebih,
antara lain adalah melakukan pengecekan dan mengkonfirmasi keaslian bukti pembayaran saat
terjadinya transaksi.
Alur proses penggunaan aplikasi digambarkan dalam sequence diagram
berikut :
Gambar 3. Sequence Diagram
Gambar 3 menjelaskan alur konsumen dalam menggunakan
aplikasi. Pertama�tama konsumen harus melakukan daftar dan juga login sebelum
bisa melakukan transaksi. Setelah akun dibuat dan berhasil login akan diarahkan
ke halaman dashboard yang menampilkan rekomendasi produk. Kemudian pada bagian
navigation bar kedua terdapat menu katalog produk yang bisa digunakan untuk
melihat dan memilih produk yang akan dibeli. Kemudian jika produk sudah dipilih
akan diarahkan ke bagian keranjang untuk melakukan checkout produk dan
melakukan pembayaran. Setelah itu konsumen mengupload bukti pembayaran seperti
struk transfer yang kemudian akan di check dan diverifikasi oleh admin
marketplace. Konsumen hanya tinggal menunggu produk untuk diantarkan.
Menu login dibuat untuk mengelompokkan user yang akan masuk berdasarkan perannya
masing � masing, seperti login sebagai penjual, konsumen,
DKP atau admin. Hal ini dibedakan karena antarmuka pengguna pada masing-masing user juga berbeda. Gambar 4 menunjukkan antarmuka halaman
login dan halaman registrasi. Jika user baru pertama kali mengakses aplikasi
ini, maka harus melakukan registrasi di menu registrasi. Form
registrasi yang ada digunakan untuk konsumen atau penjual mendaftar jika belum
memiliki akun atau ingin bergabung menjadi mitra. Dengan adanya form registrasi
pihak marketplace bisa memiliki biodata untuk masing - masing konsumen dan
penjual supaya
admin dapat mengawasi transaksi yang dilakukan agar semua
pihak merasa aman.
Gambar 4 Antarmuka Halaman Login dan
Registrasi
Pada halaman
dashboard yang ditunjukkan
pada gambar 5, ditampilkan nama konsumen yang dimasukan saat login
kemudian adanya banner yang digunakan untuk menginformasikan bila ada potongan
harga atau produk baru yang dijual. Kemudian ada pula daftar rekomendasi produk
yang sering dibeli atau dilihat oleh konsumen.
Gambar 5 Halaman Dashboard
Kemudian pada
navigation bar kedua ditampilkan daftar katalog produk yang dijual dan
tersedia. Disediakan juga beberapa fitur seperti search bar yang digunakan
untuk mencari produk berdasarkan kata kunci, kemudian filter untuk mengurutkan
produk berdasarkan harga, dan juga tombol keranjang yang digunakan setelah anda
akan melakukan checkout barang. Anda dapat menambah dan mengurangi jumlah
produk yang akan dibeli pada halaman checkout barang. Anda juga diharuskan
melengkapi alamat yang akan dituju pengirim untuk mengirimkan produk. Yang
terakhir anda diharuskan memilih nama rekening sebelum anda melakukan upload
bukti transfer pembayaran.
��
Gambar 6 Halaman Katalog, Halaman Checkout dan Halaman
Metode Bayar
Pada navigation
bar ketiga terdapat daftar riwayat pembelian produk yang telah dilakukan
sebelumnya, fitur ini sangat berguna sewaktu � waktu kita akan membeli
produk yang sama nantinya.
Gambar 7 Halaman Riwayat Order
Produk
Kemudian pada navigation bar terakhir ada tampilan profile
untuk melihat dan mengedit biodata kita, kemudian ada pula menu testimoni untuk
menilai produk yang telah kita beli, dan juga tersedia menu pembayaran untuk
mengecek apakah pembayaran kita sudah terkonfirmasi oleh admin atau belum.
�Gambar 8 Halaman Profil dan Halaman Edit Profile
B.
Pengujian
Metode pengujian
yang digunakan dalam aplikasi e-marketplace pasariwak kali
ini adalah Black Box dan User Acceptance Test (UAT). Black box
testing adalah hasil pengujian untuk melihat tampilan fungsionalitas apakah
sudah berjalan semestinya atau belum (Syarifudin, 2018). User
Acceptance Test (UAT) adalah sebuah proses untuk menverifikasi solusi untuk
user. Hal ini bertujuan untuk mengambil input dari user yang menggunakan
aplikasi tersebut dan memiliki pengalaman dalam menggunakan proses bisnis pada
aplikasi (Mohamad & Yassin, 2016). Berikut adalah
hasil pengujian yang dilakukan pada aplikasi.
Tabel 1. Pengujian Black Box Sistem Konsumen
No. |
Skenario yang diuji |
Hasil yang diharapkan |
Hasil |
1 |
Login |
Sistem menampilkan halaman login dan dapat masuk. |
Sesuai |
2 |
Register |
Sistem menampilkan halaman daftar akun dan dapat membuat
akun baru. |
Sesuai |
3 |
Dashboard |
Sistem menampilkan halaman dashboard dengan banner
potongan harga dan juga informasi penjualan ikan terbaru. Halaman ini juga
menampilkan rekomendasi produk. |
Sesuai |
4 |
Katalog |
Sistem menampilkan daftar katalog produk yang dijual,
harga produk, filter urutan berdasarkan harga, search box, keranjang untuk
checkout. |
Sesuai |
5 |
Filter |
Sistem menampilkan urutan produk berdasarkan harga
tertinggi atau harga terendah. |
Sesuai |
6 |
Detail Produk |
Sistem menampilkan halaman detail produk, harga produk
dan bisa menambah nominal beli untuk masuk keranjang. |
Sesuai |
7 |
Keranjang |
Sistem bisa menampilkan produk yang akan di beli dan di
bayar. Halaman ini juga menampilkan jumlah harga yang harus di bayarkan. |
Sesuai |
8 |
Tambah Alamat |
Sistem bisa menampilkan alamat dan mengambil informasi
melalui profile. Halaman ini juga mengharuskan konsumen mengisi beberapa
alamat lagi. |
Sesuai |
9 |
Metode Bayar |
Sistem menampilkan daftar bank yang digunakan untuk
pembayaran, kemudian kolom untuk mengupload foto bukti pembayaran |
Sesuai |
10 |
Riwayat Order |
Sistem menampilkan daftar pembelian produk yang telah
dilakukan sebelumnya dengan informasi tertentu. |
Sesuai |
11 |
Profile |
Sistem menampilkan profile dan juga menampilkan informasi
akun konsumen. |
Sesuai |
12 |
Testimoni |
Sistem menampilkan rating bar yang digunakan konsumen
untuk menilai produk yang telah dibeli sebelumnya. |
Sesuai |
Tabel 2 menyajikan beberapa pertanyaaan yang disampaikan pada
responden. Pertanyaan bertujuan untuk menggali tentang kemudahan aplikasi,
kesesuaian fungsi dan apakah responden terbantu dengan adanya aplikasi
tersebut. Dari pertanyaan yang disampaikan responden cukup menilai SS (Sangat
Sesuai), S (Sesuai), CS (Cukup Sesuai), dan TS (Tidak Sesuai). Pertanyaan �
pertanyaan yang disampaikan adalah :
Tabel 2. Tabel Pertanyaan
No. |
Pertanyaan |
Presentase Penilaian (Skor) |
|||
SS |
S |
CS |
TS |
||
1 |
Tampilan aplikasi pasariwak telah sesuai dengan fungsi
marketplace pada umumnya. |
20 (40%) |
17 (34%) |
11 (22%) |
2 (4%) |
2 |
Menu � menu pada aplikasi mudah untuk digunakan dan
dipahami. |
20 �(40%) |
18 (36%) |
9 (18%) |
3 (6%) |
3 |
Aplikasi mampu dalam memberikan rekomendasi produk ikan. |
29 (58%) |
20 (40%) |
1 �(2%) |
0 (0%) |
4 |
Aplikasi pasariwak mudah digunakan. |
30 (60%) |
17 (34%) |
3 (6%) |
0 (0%) |
5 |
Aplikasi ini mempermudah penggunanya dalam membeli
produk ikan. |
15 (30%) |
20 (40%) |
10 (20%) |
5 (10%) |
6 |
Aplikasi ini secara keseluruhan sudah membantu secara
efesien untuk penjualan produk ikan. |
32 �(64%) |
13 (26%) |
2 �(4%) |
3 (6%) |
No |
Pertanyaan |
Presentase Penilaian (Skor) |
Jml |
Total Persentase |
|||
SS (4) |
S (3) |
CS (2) |
TS (1) |
||||
1 |
Tampilan aplikasi pasariwak telah sesuai dengan fungsi
marketplace pada umumnya. |
80 |
51 |
22 |
2 |
155 |
78% |
2 |
Menu � menu pada aplikasi mudah untuk digunakan dan
dipahami. |
80 |
54 |
18 |
3 |
155 |
78% |
3 |
Aplikasi mampu dalam memberikan rekomendasi produk ikan. |
116 |
60 |
2 |
0 |
178 |
89% |
4 |
Aplikasi pasariwak mudah digunakan. |
120 |
51 |
6 |
0 |
177 |
89% |
5 |
Aplikasi ini mempermudah penggunanya dalam membeli
produk ikan. |
60 |
60 |
20 |
5 |
145 |
73% |
6 |
Aplikasi ini secara keseluruhan sudah membantu secara
efesien untuk penjualan produk ikan. |
128 |
39 |
4 |
3 |
174 |
87% |
Tabel 3. Tabel Hasil Pertanyaan
Hasil |
Nilai |
Sangat Sesuai |
4 |
Sesuai |
3 |
Cukup Sesuai |
2 |
Tidak Sesuai |
1 |
Tabel 4. Tabel Range Persetujuan Pengguna
Keterangan |
Range |
Sangat Sesuai |
81% - 100% |
Sesuai |
61% - 80% |
Cukup Sesuai |
41% - 60% |
Tidak Sesuai |
0% � 40% |
Dari hasil perhitungan hasil nilai UAT menurut responden aplikasi mampu menampilkan produk rekomendasi, mudah digunakan dan secara efisien dapat membantu penjualan dianggap sangat sesuai karena masuk range 81% - 100%. Sementara itu untuk tampilan, menu pada aplikasi dan juga mempermudah pengguna dalam melakukan transaksi dinilai sesuai karena masuk range 61% - 80%.
Kesimpulan
Dengan dibangun nya sistem aplikasi marketplace pasariwak
dengan menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) diharapkan dapat
membantu pihak yang terkait dalam melakukan proses transaksi produk. Pihak
pemerintah kota Kendal juga terbantu dalam melakukan penjualan dan melakukan
transaksi produk ikan segar. Sehingga aplikasi ini menjadi salah satu solusi
dari permasalahan yang dihadapi selama ini. Penjual diuntungkan dalam
mendistribusikan dan menjual produk mereka secara lebih mudah. Mereka tidak
perlu secara repot � repot mencari calon pelanggan yang ingin melihat ataupun
membeli produk. Sedangkan keuntungan yang dirasakan pihak konsumen adalah
mereka merasa terbantu dalam melakukan transaksi secara online dan terpercaya
karena langsung diawasi oleh pihak terkait kemudian dalam mendapatkan informasi
penjualan stok produk secara real time, sehingga hal ini dapat mengatasi
permasalahan sebelumnya yaitu timbangan yang sering berubah � ubah, harga yang
sering tinggi, informasi produk yang tidak akurat dan juga sulitnya mencari
penjual ikan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menggunakan
Black Box dan User Acceptance Test (UAT) hasilnya sistem telah berjalan dengan
sebagaimana mestinya. Bisa dilihat dari kuesioner yang telah dibagikan kepada
beberapa responden yang memiliki presentasi 84.72%sehingga dengan ini dapat
disimpulkan bahwa konsumen telah merasa aplikasi yang dibuat bisa membantu proses
transaksi produk ikan segar dan mendapatkan berbagai kemudahan lain dalam
menggunakan aplikasi tersebut. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan
fitur tracking produk yang baru saja dikirim sehingga konsumen tau sampai
produk yang mereka beli.
BIBLIOGRAFI
Aini, N., Wicaksono, S. A., & Arwani, I. (2019).
Pembangunan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web menggunakan Metode Rapid
Application Development (RAD)(Studi pada: SMK Negeri 11 Malang). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 3(9), 8647�8655.
Alfiah, & Damayanti. (2020). Aplikasi E-Marketplace
Penjualan Hasil Panen Ikan Lele (Studi Kasus: Kabupaten Pringsewu Kecamatan
Pagelaran). Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi (JTSI), 1(1), 111�117.
Aswati, Safrian, Ramadhan, M. Sabir, Firmansyah, Ada
Udi, & Anwar, Khairil. (2017). Studi Analisis Model Rapid Application
Development Dalam Pengembangan Sistem Informasi. Jurnal Matrik, 16(2), 20.
https://doi.org/10.30812/matrik.v16i2.10
Hoely, Yosafat, & Snae, Menhya. (2017). Penerapan
E-Commerce Penjualan Kain Tenun Berbasis Android. Jurnal Teknologi Terpadu,
3(1), 9�16. https://doi.org/10.54914/jtt.v3i1.75
Indriyani, Fintri, Yunita, Muthia, Dinda Ayu,
Surniandari, Artika, & Sriyadi. (2019). Analisa Perancangan Sistem
Informasi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689�1699.
KKP. (2020). Statistik Kementrian Kelautan dan
Perikanan. Renstra DJPB ,Kementerian Kelautan Dan Perikanan, (272), 2�3.
Mohamad, Radziah, & Yassin, Noraniah Mohd. (2016).
Comparative Evaluation of Automated User Acceptance Testing Tool for Web Based.
International Journal of Software Engineering and Technology, 2(2), 1�6.
Najwa, Nina Fadilah, Furqon, Muhammad Ariful, &
Kartika, Vera. (2022). Rancang Bangun Sistem E-Commerce untuk Usaha Penjualan
Elektronik. Jurnal Nasional Teknologi Dan Sistem Informasi, 8(1), 34�43.
https://doi.org/10.25077/teknosi.v8i1.2022.34-43
Produksi dan Nilai Produksi Perikanan di Kolam. (n.d.).
Putri, Meidyan Permata, & Effendi, Hendra. (2018).
Implementasi metode rapid application development pada website service guide
�waterfall tour South Sumatera.� Jurnal SISFOKOM, 07(02), 130�136.
Sasmito, Ginanjar Wiro, Wibowo, Dega Surono, &
Dairoh, D. (2020). Implementation of Rapid Application Development Method in
the Development of Geographic Information Systems of Industrial Centers.
Journal of Information and Communication Convergence Engineering, 18(3),
194�200. https://doi.org/10.6109/jicce.2020.18.3.194
Subianto. (2020). Penerapan Metode Rapid Application
Development dalam Perancangan Sistem Informasi Pendataan. Jurnal Infokam,
16(1), 46�54.
Susilowati, Susi, & Negara, Mohamad Tirta. (2018).
Implementasi model rapid aplication development (rad). Jurnal TECHNO Nusa
Mandiri, 15(1), 25�30.
Syarifudin, Gusti. (2018). Perancangan E-Marketplace
Dalam Menghasilkan Sistem Laundry di Pontianak. Sensitek, 1(1), 137�142.
Windane, Wayan Windane, & Lathifah, Lathifah.
(2021). E-Commerce Toko Fisago.Co Berbasis Android. Jurnal Informatika Dan
Rekayasa Perangkat Lunak, 2(3), 285�303. https://doi.org/10.33365/jatika.v2i3.1139
Copyright holder: Muhammad Rafi Haqqi Ramadhan,
Asih Rohmani, Fikri Budiman, Edi Sugiarto (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |