Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol.8, No.12, Januari 2023

 

ANALISIS PENINGKATAN TREN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA INDONESIA

 

Nia Primilies, Bagoes Widjanarko, Zahroh shaluhiyah

Universitas Diponegoro, Semarang Jawa Tengah, Indonesia

Email: [email protected], [email protected],

[email protected]

 

Abstrak

Perilaku merokok di Indonesia terus meningkat terutama pada remaja berusia 10- 19 tahun. Berdasarkan survei berbagai kelompok umur di Indonesia selama bertahun- tahun secara konsisten menunjukkan tren peningkatan perilaku merokok di kalangan penduduk muda Indonesia. Meskipun di tingkat global rata-rata perilaku merokok di kalangan remaja menurun 20,8% pada tahun 2000 dan menjadi 14,2% pada tahun 2020. Tujuan Untuk mengetahui penyebab perilaku merokok pada remaja di Indonesia dengan mengunakan tinjauan literatur dari artikel publikasi sebelumnya. Metode Penelitian menggunakan data pencarian melalui 4 data base akademik yaitu: Scopus, ProQuest, Science Direct dan Springer Link. Hasil pencarian menggunakan identifikasi artikel dengan publikasi 3 tahun terahir (2020- 2022), full teks, Open Access & archive diperoleh 17 artikel yang berasal dari Science Direct 2 artikel, Springer Link 9 artikel, Scopus 4 artikel dan Pro Quest 2 artikel. Hasil dan Pembahasan dari penelitian berdasarkan artikel yang diperoleh, penelitian perilaku merokok pada remaja di tingkat global lebih banyak menggunakan metoda crossectional 88,24%. Sedangkan perilaku merokok pada remaja di benua Amerika, Asia dan Eropa berdasarkan sumber data empiris dipengaruhi oleh lingkungan tempat remaja tersebut sekolah 29,41%. Analisis tren perilaku merokok pada remaja ditingkat global selain dipengaruhi oleh faktor sekolah juga dipengaruhi oleh faktor keluarga dan faktor lingkungan fisik sosial komunitas serta faktor individu dan faktor kebijakan pemerintah. Untuk Indonesia perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor penyebab baik individu, keluarga, sekolah, lingkungan fisik dan sosial komunitas juga adanya kebijakan berpengaruh terhadap perilaku. Sehingga akan lebih baik jika penelitian perilaku merokok di Indonesia tidak hanya dari satu variabel permasalahan individu saja, namun juga melihat lingkungan tempat remaja tersebut tinggal. Analisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja di Indonesia selanjutnya dapat dikembangkan dengan melihat kerangka fikir bahwa faktor keluarga, faktor sekolah, faktor lingkungan fisik dan sosial komunitas serta faktor kebijakan secara bersama-sama dapat mempengaruhi perilaku individu untuk merokok.

Kata Kunci: perilaku merokok, remaja, tren

 

Abstract

Smoking behavior in Indonesia continues to increase, especially in adolescents aged 10-19 years. Based on surveys of various age groups in Indonesia over the years, it has consistently shown a trend of increasing smoking behavior among the young population of Indonesia. Although at the global level the average smoking behavior among adolescents decreased by 20.8% in 2000 and to 14.2% in 2020. Purpose To find out the causes of smoking behavior in adolescents in Indonesia by using literature reviews from previous published articles. The research method uses search data through 4 academic data bases, namely: Scopus, ProQuest, Science Direct and Springer Link. The search results used article identification with the latest 3 years of publication (2020- 2022), full text, Open Access & archive obtained 17 articles derived from Science Direct 2 articles, Springer Link 9 articles, Scopus 4 articles and Pro Quest 2 articles. Results and Discussion from the study based on the articles obtained, research on smoking behavior in adolescents at the global level uses more crossectional methods 88.24%. Meanwhile, smoking behavior in adolescents in the Americas, Asia and Europe based on empirical data sources was influenced by the environment in which the teenager went to school 29.41%. Analysis of trends in smoking behavior in adolescents at the global level, in addition to being influenced by school factors, is also influenced by family factors and social physical environment factors of the community as well as individual factors and government policy factors. For Indonesia, smoking behavior in adolescents is influenced by many factors that cause both individuals, families, schools, physical and social environment of the community as well as the existence of policies affecting behavior. So it would be better if the research on smoking behavior in Indonesia is not only from one variable individual problem, but also looks at the environment where the teenager lives. Analysis of trends in increasing smoking behavior in adolescents in Indonesia can then be developed by looking at the framework of thinking that family factors, school factors, physical and social community environmental factors and policy factors together can influence individual behavior to smoke.

Keywords: smoking behavior, adolescent, tren

 

Pendahuluan

Perilaku merokok di tingkat global berdasarkan laporan WHO tahun 2021 mengalami tren penurunan penggunaan tembakau. Hal tersebut menggambarkan upaya yang sudah dilakukan di banyak negara dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau. Diketahui pada tahun 2000, ada sekitar sepertiga (32,70%) dari populasi global pengguna tembakau saat ini. Sedangkan populasi global perilaku merokok pada tahun 2020, menurun hingga seperempat (22,30%) untuk prevalensi perilaku merokok berdasarkan usia. Penurunan tercepat di wilayah Amerika dengan pengurangan rata- rata 33%. Target penurunan penggunaan tembakau mencakup target mengurangi prevalensi global perilaku merokok pada usia 15 tahun keatas sebesar 30% pada tahun 2025. Pencapaian target perilaku merokok dilihat dari 194 negara anggota WHO di mana terdapat 150 negara yang diperkirakan mengalami tren penurunan, 9 negara tidak mengalami penurunan dan peningkatan, 6 negara mengalami peningkatan sisanya 29 negara tidak memiliki perkiraan tren karena tidak ada data survei. Wilayah Asia Tenggara diperkirakan memiliki rata-rata perilaku merokok tertinggi dibandingkan dengan semua wilayah WHO lainnya, dengan prevalensi 50% pada tahun 2000 dan 25% pada tahun 2020 (Organization, 2021).

Epidemi tembakau global menunjukkan bahwa negara-negara terus menerapkan kebijakan yang membantu mengurangi perilaku merokok, bahkan saat mengalami pandemi Covid-19. Namun tidak ada negara yang sepenuhnya melaksanakan komitmen dari Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Target global bertujuan untuk mengurangi semua penggunaan tembakau tanpa asap melalui penggunaan kebijakan yang terbukti dapat mengurangi kebiasaan merokok terutama di wilayah Asia Tenggara. Tindakan pengendalian tembakau FCTC mendorong pengguna untuk berhenti merokok. Dampak dari pengendalian tembakau FCTC, oleh WHO dihubungkan dengan prevalensi merokok dan implementasi yang kuat dari langkah-langkah target spesifik SDGs. Pengendalian tembakau FCTC pada penggunaan tembakau cenderung menurun dari waktu ke waktu di semua kelompok pendapatan di dunia. Pada tahun 2000, tingkat rata-rata tertinggi ditemukan di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, Mengurangi penggunaan tembakau tidak hanya menjadi prioritas Kesehatan global, tetapi juga masalah ekonomi, pembangunan berkelanjutan dan hak asasi manusia (Who Report On The Global Tobacco Epidemic, 2021 Addressing New And Emerging Products Executive Summary Fresh And Alive, 2021).

Bertentangan dengan tren global, perilaku merokok di Indonesia terus meningkat bahkan di kalangan remaja. Survei di Indonesia pada berbagai kelompok umur secara konsisten menunjukkan adanya tren peningkatan perilaku merokok di kalangan penduduk muda. Hasil survei kesehatan nasional mengungkapkan bahwa 62,9% pria dan 4,8% wanita usia 15 tahun ke atas merokok. Data survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 pada anggota rumah tangga umur ≥ 10 tahun, diperoleh hasil proporsi merokok setiap hari sebesar 24,3%. Proporsi tertinggi merokok pada umur 15-19 tahun dengan kriteria umur pertama kali merokok 52,1% dan umur pertama kali merokok setiap hari 48,2% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020 menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) dengan penyakit kardiovaskular (CVD). Sedangkan berdasarkan data The Global Burden of Disease (GBD) tahun 2020 memperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian dan kematian dini nomor satu di Indonesia. Proporsi yang signifikan dari kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia dihubungkan dengan perilaku merokok. Perilaku merokok memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat Indonesia dan dapat menyebabkan berkembangnya penyakit kronis pada usia produktif serta tingginya angka kesakitan dan kematian dini. Penyebab utama kematian akibat perilaku merokok di Indonesia adalah penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit pernapasan, khususnya penyakit paru obstruktif kronik. Perilaku merokok di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar hampir 15% dari semua kasus kematian. Hal tersebut menjadikan Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi merokok tertinggi di dunia dan menjadi penyebab 225.700 kematian setiap tahunnya Peningkatan perilaku merokok pada sistem kesehatan nasional, mengancam kemajuan Indonesia menuju Universal Health Coverage UHC (Organization, 2020). Kajian literatur review untuk mengetahui penyebab meningkatnya perilaku merokok pada remaja di Indonesia dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan penelitian perilaku merokok selanjutnya.

 

Metode Penelitian

Artikel ini menggunakan literatur review terdiri dari uraian teori, temuan dari artikel penelitian sebelumnya yang diperoleh untuk dijadikan kerangka fikir dan rumusan masalah yang ingin di teliti. Telusur literatur ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran tren perilaku merokok pada remaja di tingkat global. Pencarian literatur berdasarkan sumber yang relevan dari Science Direct, Springer Link, Proquest dan Scopus. Hasil pencarian diperoleh 774 artikel dengan pembatasan tahun terbit dari tahun 2020- 2022, full teks dan open access dan archive diperoleh 34 artikel yang berasal dari Science Direct 2 artikel, Springer Link 22 artikel, Proquest 2 artikel dan Scopus 8 artikel. Pencarian dengan menggunakan kesesuaian jurnal dengan judul diperoleh 17 artikel yang membahas tentang perilaku merokok pada remaja. Dari 17 artikel ini dijadikan pembahasan tren peningkatan merokok pada remaja di Indonesia.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tabel 1. Rangkuman dan Sintesis hasil Literatur Review

Author

Tahun

Volume, Angka

Jenis

Judul

Metode

Hasil Penelitian

 

Christie Anuli Okonkwo

2021

ProQuest28318573

Disertasi

Factors Associated with Electronic Cigarette Use Among Adolescents in Texas

Penelitian kuantitatif, disain penelitian cross-sectional menggunakan analisis Chi-Square dan Regresi Logistik Pearson

Hasil penelitian disertasi menunjukkan bahwa usia (p < .001) dan tingkat kelas (p <0,01) adalah prediktor paling signifikan dari ECU remaja.

 

Ryan A. Sutherland

2020

Nomor ProQuest: 27961809

Tesis

Tobacco Use, Knowledge of Tobacco Risks, and Perception of Smoking Behaviors Among Urban and Rural Youth in South Sulawesi, Indonesia

penelitian kuantitatif, disain penelitian studi observasional menggunakan survei kuantitatif pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP)

Dalam penelitian ini, jenis kelamin (OR=0,27, p=0,0003), usia (OR=2,31,p=0,9368),  teman merokok (OR=3,68, p 0,0030), pendidikan ayah (Or =0,20, p=0,0123), pengetahuan (OR=0,39, p=0.0002) dibandingkan dengan non perokok (OR=0,54, p=0,0001) mempengaruhi remaja untuk merokok

 

 

2021

Pengobatan Pencegahan 148 (2001) 106553

Jurnal Elsevier

Smoking behavior in 18–20 year-olds after tobacco 21 policy implementation in California: A difference-in-differences analysis with other states

Penelitian kuantitatif, disain penelitian BRFSS adalah survei cross-sectional dengan menggunakan analisis statistik uji chi-kuadrat dan Model regresi logistik

Ada hubungan kebijakan T21 California dengan penurunan 26% perilaku merokok pada usia 18-20 tahun dengan DID 0,80 (95% CI 0,57,1,14) dibandingkan dengan usia 21-23 tahun DID 0,62(95%, CI 0,41:0,95)

 

Graham F More, Lianna Angel, Linsag lauren copeland, jordan van godwin, Jeremy segrott gyay dan Britt Halling berg

2020

Kesehatan Masyarakat 2020, 17, 683

Jurnal MDPI

Associations of Socioeconomic Status, Parental Smoking and Parental E-Cigarette Use with 10–11-Year-Old Children’s Perceptions of Tobacco Cigarettes and E-Cigarettes: Cross Sectional Analysis of the CHETS Wales 3 Survey

Survei

Secara keseluruhan, 36% dilaporkan bahwa sosok orang tua merokok dibandingkan dengan 21% untuk vaping, dengan orang tua yang merokok lebih rendah pada orang kaya keluarga (OR = 0,72; 95% CI = 0,68 hingga 0,76). Secara keseluruhan, 1% telah mencoba rokok, sementara 5% telah mencoba sebuah rokok elektrik

 

Yuki Kuwabara,Aya Kinjo , Maya Fujii, Aya Imamoto, Yoneatsu Osaki

2020

Kesehatan Masyarakat BMC (2020) 20:741

Jurnal Kesehatan Masyarakat BMC

Heat-not-burn tobacco, electronic cigarettes, and combustible cigarette use among Japanese adolescents: a nationwide population survey 2017

Penelitian kuantitatif, disain penelitian survei Gaya Hidup Remaja

hasil tingkat penggunaan rokok elektronik dengan usia 2,1%(0,7%) di SMP, 3,5%(0,1%) di SMU, penggunaan rokok2,6%(0,6%)di SMP dan 5,1%(1,5%) di SMU, penggunaan tembakau panas tidak bakar 1,1%(0,5%) di SMP dan 2,2% (0,9%) di SMU. Pemeriksaan penggunaan gabungan dari ketiga produk tersebut mengidentifikasi sejumlah besar pengguna ganda. Perbandingan antara berbagai jenis pengguna menunjukkan latar belakang yang berbeda untuk pengguna rokok mudah terbakar dan pengguna produk baru.

 

Li-Chuan Chang, Yue-Chune Lee, Chieh Hsu, Pei-Ching ChenI

2020

PLoS ONE 15(12): e0244218

Jurnal plos one

Prevalence of heated tobacco product use among adolescents in Taiwan

Survei Tembakau Pemuda Global 2018

Pada tahun 2018, 2,33% remaja Taiwan saat ini menggunakan IQOS dan 4,17% telah mencoba IQOS. Penggunaan rokok konvensional dan rokok elektrik (secara individu dan bersama-sama) dikaitkan dengan peningkatan risiko penggunaan IQOS saat ini dan yang pernah digunakan.

 

Sunday Azagba, PhD,a Lauren Manzione, MPH,a Lingpeng Shan, MS,a Jessica King, PhDb

2020

PEDIATRICS Volume 145, number 3, March 2020:e20193047

Jurnal the American Academy of Pediatrics

Trends in Smoking Behaviors Among US Adolescent Cigarette Smokers

Penelitian kuantitatif, jenis penelitian menggunakan data National Youth Tobacco Survey 2011–2018, regresi logistik/linier digunakan untuk menganalisis tren frekuensi merokok, intensitas, usia penggunaan rokok pertama, dan frekuensi penggunaan rokok elektronik (e-rokok) di kalangan perokok saat ini.

Dari 2011 hingga 2018, ada penurunan merokok $10 hari (50,0% menjadi 38,3%), $20 hari (37,2% menjadi 26,3%), dan 30 hari (26,6% menjadi 18,2%) di antara perokok saat ini. Prevalensi merokok menurun di antara siswa laki-laki, perempuan, sekolah menengah, kulit putih non-Hispanik, dan non-Hispanik lainnya.

Doireann O'Brien , Jean Long , Joan Quigley, Caitriona Lee , Anne McCarthy dan Paul Kavanagh

2021

Kesehatan Masyarakat BMC (2021) 21:954

Jurnal BMC Public health

Association between electronic cigarette use and tobacco cigarette smoking initiation in adolescents: a systematic review and meta-analysis

penelitian kuantitatif, disain penelitian tinjauan sistematis dan meta-analisis

meta-analisis menghitung 4,06 (95% confidence interval (CI): 3,00– 5,48, I2 68%, 9 studi primer) kali lebih tinggi untuk memulai merokok tembakau untuk remaja yang pernah menggunakan rokok elektrik pada awal, meskipun rasio odds sedikit lebih rendah (untuk 3,71 kali odds, 95% CI: 2,83-4. 86, I2 35%, 4 studi utama)

 

Fitria Fitria, Muhammad Adlim, Syarifah Rauzatul Jannah dan Teuku Tahlil

2021

Kesehatan Masyarakat (2021) 21:82

Jurnal BMC Public health

Indonesian adolescents’ perspectives on smoking habits: a qualitative study

Penelitian kualitatif, disain penelitian fenomenologis

Perspektif remaja tentang merokok dikelompokkan menjadi dua tema yaitu persepsi tentang merokok dan faktor yang berhubungan dengan merokok. Persepsi tentang merokok meliputi tiga subtema: merokok sebagai kebiasaan sosial, perasaan kontradiktif, dan perspektif Islam. Faktor yang berhubungan dengan merokok termasuk tekanan teman sebaya, status merokok orang tua, maskulinitas dan rasa ingin tahu

 

Joan Hanafin, Salome Sunday dan Luke Clancy

2021

Kesehatan Masyarakat BMC (2021) 21:1988

Jurnal BMC Public health

Friends and family matter Most: a trend analysis of increasing e-cigarette use among Irish teenagers and socio demographic, personal, peer and familial associations

Penelitian kuantitatif, disain penelitian survei cross-sectional

Penggunaan saat ini (aOR 5,45) lebih tinggi di antara anak laki-laki (aOR 7,07) tetapi anak perempuan semakin berisiko, penggunaan rokok elektrik (aOR 3,96) tidak ada kontrol orang tua (aOR 5,42) memiliki peluang lebih tinggi menjadi peguna e-rokok dengan faktor risiko terbesar teman sebaya dan orang tua

 

Parisa Amiri, Hasti Masihay-Akbar, Sara Jalali-Farahani, Mehrdad Karimi, Amir Abbas Momentan,  Fereidoun Azizi

2020

Jurnal Internasional Kedokteran Perilaku (2020) 27:698–706

Jurnal Internasional Kedokteran Perilaku

The First Cigarette Smoking Experience and Future Smoking Behaviors Among Adolescents with Different Parental Risk: a Longitudinal Analysis in an Urban Iranian Population

penelitian kuantitatif, jenis penelitian studi prosfektif Tehran Lipid and Glucose Study (TLGS)

Hasil Usia rata-rata remaja adalah 14,63 ± 2,07 tahun pada awal. Remaja dalam kelompok cluster berisiko tinggi 49% lebih mungkin untuk mencoba merokok untuk pertama kalinya, dan 55% lebih mungkin untuk merokok di masa depan. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki memiliki kesempatan 83% lebih tinggi untuk mencoba rokok pertama mereka.

 

Eunmee Lee, Amy M. Kwon

2022

Jurnal kesehatan masyarakat: From Theory to Practice (2022) 30:1251–1256

Journal of Public Health: From Theory to Practice

Primary social factors and smoking in Korean adolescents

penelitian kuantitatif, disain penelitian cross sectional regresi logistik klaster

faktor sosial utama secara signifikan mempengaruhi remaja merokok di kedua tahap, dan efek teman sebaya untuk remaja merokok jauh lebih jelas di tahap kelanjutan merokok uji signifikan (p<0,0001)

 

Jessica Rath, Shreya Tulsian,  W. Douglas Evans , Shiyang Liu , Donna Vallone dan Elizabeth C. Rambut

2021

Kesehatan Masyarakat BMC (2021) 21:1144

Jurnal Kesehatan Masyarakat BMC

Effects of branded health messages on e-cigarette attitudes, intentions, and behaviors: a longitudinal study among youth and young adults

Penelitian kuantitaif, disain penelitian survei dikumpulkan dari The Truth Longitudinal Cohort (TLC)

Rata-rata skor ekuitas merek di Musim Semi 2018 secara signifikan terkait dengan sikap anti-rokok yang lebih besar (ÿ = 0,17, 95% CI: 0,15, 0,19), kemungkinan niat yang lebih rendah untuk menggunakan (OR = 0,75, 95% CI: 0,66 , 0,85), dan peluang penggunaan saat ini yang lebih rendah (OR = 0,81, 95% CI: 0,72, 0,92).  tetapi tidak terkait dengan perilaku penggunaan saat ini.

 

Sakshi Sapru , Mridula Vardhan, Qianhao Li , Yuqi Guo , Xin Li dan Deepak Saxena

2020

Kesehatan Masyarakat BMC (2020) 20:1518

Jurnal Kesehatan Masyarakat BMC

E-cigarettes use in the United States: reasons for use, perceptions, and effects on health

Penelitian kuantitatif, disain penelitian survei Wawancara Kesehatan Nasional

E-rokok lebih menarik daripada c-rokok karena berbagai alasan, termasuk biaya, pilihan rasa yang berbeda, kemudahan aksesibilitas, dan penggunaan serta dampak media sosial.

 

Muhammad Usman, Nik Daliana Nik Farid, Nasrin Aghamohammadi dan Mahmoud Danaee

2021

Arsip Kesehatan Masyarakat (2021) 79:176

Arsip Kesehatan Masyarakat

Determinants of smokeless tobacco use and prevalence among Sudanese adolescent

Penelitian kuantitatif, disain penelitian studi cross-sectional

 Prevalensi keseluruhan dari mereka yang pernah menggunakan tembakau tanpa asap adalah 7,6%, di mana prevalensi pada siswa laki-laki adalah 11,0% dan pada perempuan adalah 5,0%. Faktor penentu jenis kelamin laki-laki (OR1,53, CI 95% 1,03-2,28), keluarga (OR1,52, CI 95%, 1.03-2,23), paparan perokok pasif (OR 1,60, CI 95% 1,11-2,31)teman merokok (OR 1,78 CI95% 1,22-2,60), tidak ada pembatasan usia pembelian (OR 1,73 CI 95% 1,25-2,39), promosi tembakau tanpa asap(OR2,12 CI 95% 1,20-3,72), kepercayaan (OR 7,47 CI 95% 4,45-12,52)

 

Mohammad Reza Hashemi‑Aghdam, Gita Shafee, Mehdi Ebrahimi, Hanieh‑Sadat Ejtahed Mehdi Yaseri, Mohammad Esmaeil Motlagh, Mostafa Qorbani, Ramin Heshmat and Roya Kelishad

 

2022

Kesehatan Masyarakat BMC (2022) 22:603

Jurnal BMC Public health

Determinants of smokeless tobacco use and prevalence among Sudanese adolescent

 

survei

Secara keseluruhan, peserta penelitian terdiri dari 33.288 siswa (50,5% laki-laki) dengan usia rata-rata (± SD) 12,8±3,2 tahun. Tingkat perokok pasif meningkat secara signifikan dari 35,6% pada tahun 2008 menjadi 43,2% pada tahun 2015 di kalangan anak-anak dan remaja

 

Seth M. Noara, Jacob A Rohdea, Hannah Prentice-Dunnb, alex Kresovicha

2020

Perilaku Adidiktif 109(2020) 106473

Jurnal Elsevier

Evaluating the actual and perceived effectiveness of E-cigarette prevention advertisements among adolescents

Penelitian kuantitatif, disain penelitian survei

Iklan The real cost FDA menyebabkan keyakinan bahaya vaping (P<0,01) sikap negatif (p<0,01) niat )p<0,05) dibandingkan video.Persepsi pesan (p<0,01), persepsi efek (P<0,01)dibandingkan video kontrol. Persepsi dihub dengan ke tiga hasil (p<0,001) pada kedua jenis PME.

 

 

Tabel 2.  Karakteristik umum dalam penyelesaian studi (n=17)

Kategori

N

%

Tahun Publikasi

 

 

2020

8

47.06

2021

7

41.18

2022

2

11.76

Metode Penelitian

 

 

Crossectional

15

88,24

Fenomenologis

1

5.88

metaanalisis

1

5.88

           

Dari tabel 2. diperoleh 17 artikel dengan kategori tahun publikasi 2020- 2022 diperoleh hasil terbanyak tahun 2020 yaitu 8 artikel (47.06%). Sedangkan berdasarkan kategori metoda penelitian yang paling banyak digunakan yaitu metoda crossectional sebanyak 15 artikel (88,24%).

  

Tabel 3. Analisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja studi (n=17)

Kategori

Sumber Empiris Data

Individu

 

Usia

Christie Anuli Okonkwo (2021)

Jenis kelamin

Ryan A. Sutherland (2020)

Pendidikan

Doireann O’Brien, et.al (2021)

Uang saku bulanan

Pengetahuan bahaya merokok

Keluarga

 

Status Merokok Keluarga

Graham F More, et.al (2020)

Pendidikan Orang tua

Fitria Fitria (2020)

Pekerjaan Orang tua                                                                             

Keyakinan Orang tua

Parisa Amiri (2020)

Muhammad usman, et.al (2021)

Sekolah

 

Status Merokok Guru

Sunday Azagba, et.al (2020)

Status Merokok teman

Joan Hanafin, et.al (2021)

Eunmee Lee, Amy M. Kwon (2022)

 

Mohammad Reza, et.al (2022)

Yuki Kuwabara, et.al (2020)

Lingkungan Fisik dan sosial komunitas

 

Akses INT-D

Li-Chuan Chang, et.al (2020)

Akses Media

Jessica Rath, et.al (2021)

Sakshi Sapru, et.al (2020)

 

Seth M. Noara,et al (2020)

Kebijakan

 

Peraturan

Melanie S, Dove, et.al (2021)

 

Pada tabel 3 Analisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja dikelompokan dalam kategori individu, keluarga, sekolah, lingkungan fisik dan sosial komunitas serta kebijakan. Hasil analisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja berdasarkan sumber data empiris kategori faktor sekolah mempunyai pengaruh terbesar 29,41%. Sedangkan kategori faktor keluarga serta lingkungan fisik dan sosial komunitas memiliki pengaruh yang sama sebesar 23,53%. Untuk kategori Individu meskipun bukan menjadi faktor penyebab utama namun memberikan kontribusi 17,65% terhadap perilaku merokok pada remaja. Peran penguat dalam memberikan pengaruh perilaku merokok pada remaja berasal dari kebijakan peraturan yang berlaku.

Perilaku merokok pada usia remaja menjadi gambaran epidemiologi penelitian disparitas kesehatan terkait tembakau (TRHD). Faktor individu, keluarga, sekolah, lingkungan fisik dan sosial komunitas serta kebijakan mempengaruhi kesenjangan kesehatan. Sejalan dengan berkembangan sosial epidemiologi yang dihubungkan dengan pendekatan determinan perkembangan upaya kesehatan memerlukan perubahan paradigma promosi kesehatan dalam menganalisis perilaku merokok pada remaja (Who Report On The Global Tobacco Epidemic, 2021 Addressing New and Emerging Products Executive Summary Fresh and Alive, 2021).

Tren perilaku merokok pada remaja di benua Amerika lebih banyak dipengaruhi oleh faktor individu, sekolah, lingkungan fisik dan sosial komunitas serta kebijakan. Frekuensi merokok, intensitas dan usia penggunaan rokok pertama kali lebih banyak dipengaruhi oleh faktor individu remaja dan sekolah (Azagba et al., 2020). Penggunaan rokok pada remaja di Amerika Serikat mengalami pergeseran ke penggunaan rokok elektrik dengan alasan penggunaan, persepsi dan efeknya terhadap kesehatan. E-rokok menjadi lebih menarik dikarenakan dampak dari media sosial sebagai faktor yang mempengaruhi lingkungan fisik dan sosial komunitas (Sapru et al., 2020). Faktor yang berhubungan dengan penggunaan rokok elektrik diantara remaja di Texas menunjukan bahwa usia menjadi prediktor paling signifikan dari ECU remaja (Okonkwo et al., 2021). Penerapan kebijakan peraturan T21 california berpengaruh terhadap perilaku merokok pada kelompok usia 18-20 tahun (Dove et al., 2021). Pesan kesehatan berpengaruh terhadap individu terhadap sikap, niat dan perilaku merokok di kalangan remaja dan dewasa muda (Rath et al., 2021). Iklan the real cost FDA lebih berpengaruh terhadap kenyakinan seseorang akan bahaya vaping dibandingkan video persepsi pesan (Noar et al., 2020).

Sedangkan penggunaan tembakau di benua Eropa dipengaruhi oleh individu, keluarga dan sekolah, melalui survey CHETS Wales 3 diperoleh hasil bahwa figur orang tua merupakan faktor resiko penyebab merokok pada masa anak- anak (Moore et al., 2020). Penelitian lain menyebutkan faktor resiko yang paling penting dalam penggunaan rokok elektrik pada remaja adalah teman sebaya dan orang tua (Hanafin et al., 2021). Hubungan antara penggunaan rokok elektrik pada remaja di benua Eropa sebagai awal merokok dan inisiasi penggunaan produk tembakau selanjutnya pada remaja (O’Brien et al., 2021).

Berbeda dengan penggunaan tembakau di benua Afrika, hasil penelitian tinjauan sistematis di Sudan menyampaikan bahwa paparan iklan promosi tembakau maupun iklan anti tembakau tidak berpengaruh terhadap tren penggunaan dan pencegahan tembakau pada remaja. hal tersebut dikarenakan keluarga dalam hal ini orang tua dan masyarakat di sana menentang penggunaan produk tembakau pada remaja (Usman et al., 2021).

Penelitian penggunaan tembakau di benua Asia diantaranya dilakukan di negara Korea, jepang dan Taiwan dipengaruhi oleh faktor individu, sekolah serta lingkungan fisik dan sosial komunitas. Faktor sosial secara signifikan mempengaruhi remaja merokok, remaja yang mulai merokok sejak dini cenderung untuk melanjutkan kebiasaan merokoknya dan pengaruh teman sebaya menjadi penyebab utama untuk merokok pada remaja di Korea (Lee & Kwon, 2022). Sedangkan survei populasi nasional pada prevalensi produk baru dalam prilaku merokok ramaja Jepang lebih banyak ke pengguna ganda. Pengguna ganda menjadi hal biasa digunakan oleh kaum muda Jepang (Kuwabara et al., 2020). Prevalensi penggunaan produk tembakau yang dipanaskan meski secara hukum tidak disetujui, namun remaja Taiwan dapat memperoleh melalui kemudahan akses untuk mendapatkannya melalui penjualan online dari Jepang dan Korea Selatan. Hal tersebut dikarenakan produk tembakau di jual secara legal di kedua negara tersebut (Chang et al., 2021). Sedangkan pada penelitian di Iran perokok dewasa mulai merokok sebelum 18 tahun dan menjadikan pengalaman merokok pertama pada usia remaja untuk terus merokok saat dewasa (Amiri et al., 2020).

Sedangkan hasil penelitian di Indonesia peningkatan tren perilaku merokok pada remaja di pengaruhi oleh banyak faktor diantaranya individu, keluarga, sekolah dan lingkungan fisik dan sosial komunitas. Penelitian observasional di Indonesia menyebutkan bahwa jenis kelamin, usia, sekolah, lingkungan, pendidikan ayah, uang jajan dan kelompok teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan remaja untuk merokok. Selain itu iklan rokok, akses ke perangkat teknologi penghubung internet (INT-D) juga dapat mempengaruhi remaja dalam menggunakan rokok (Sutherland et al., n.d.).

Tren perilaku merokok di Indonesia menjadi kerentanan remaja terhadap merokok, inisiasi merokok, prevalensi merokok dan prevalensi penggunaan produk tembakau lainnya. Perspektif  remaja tentang merokok dikelompokan sebagai persepsi dan faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok yang berpengaruh terhadap individu dan keluarga (Fithria et al., 2021).

 

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan data literatur review diperoleh 17 artikel yang membahas perilaku merokok pada remaja di Indonesia dengan kategori publikasi terbanyak tahun 2020 yaitu 8 artikel (47.06%). Sedangkan berdasarkan kategori metoda penelitian yang paling banyak digunakan yaitu metoda crossectional sebanyak 15 artikel (88,24%). Analisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja berdasarkan sumber data empiris diperoleh hasil kategori faktor sekolah mempunyai pengaruh terbesar terhadap perilaku merokok pada remaja sebanyak 29,41%. Hasil tinjauan literatur review penelitian di benua Amerika dan Asia faktor individu, sekolah serta lingkungan fisik sosial komunitas berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja Sedangkan di benua Eropa selain faktor individu dan sekolah, keluarga berperan terhadap perilaku merokok pada remaja. Sedikit berbeda dengan benua Afrika di mana keluarga memberikan pengaruh besar terhadap perilaku merokok pada remaja. Sedangkan untuk Indonesia sendiri meskipun berada di benua Asia namun perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor penyebab yaitu individu, keluarga, sekolah serta lingkungan fisik dan sosial komunitas. Dari hasil tinjauan literatur tren peningkatan perilaku merokok pada remaja di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga diperlukan penelitian untuk menganalisis faktor individu, keluarga, sekolah, lingkungan fisik sosial dan kebijakan perilaku merokok pada remaja di Indonesia. Untuk menganalisis tren peningkatan perilaku merokok pada remaja di Indonesia sebaiknya tidak hanya menggunakan pendekatan individu saja namun dilihat juga masalah lingkungannya. Tren peningkatan perilaku merokok pada remaja di Indonesia dapat dilakukan dengan mengembangkan kerangka fikir bahwa tingkatan dalam lapisan masyarakat seperti keluarga, komunitas, lingkungan dan kebijakan dapat mempengaruhi perilaku individu. Sehingga penelitian berikutnya hendaknya menggunakan pendekatan yang dapat menganalisis tidak hanya dari salah satu variabel individu, keluarga dan sekolah saja namun dapat melihat lebih banyak variabel penyebabnya seperti lingkungan fisik dan sosial komunitas serta kebijakan yang berlaku secara bersamaan.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Amiri, P., Masihay-Akbar, H., Jalali-Farahani, S., Karimi, M., Momenan, A. A., &

Azizi, F. (2020). The First Cigarette Smoking Experience and Future Smoking Behaviors Among Adolescents with Different Parental Risk: a Longitudinal Analysis in an Urban Iranian Population. International Journal of Behavioral Medicine, 27(6), 698–706.

Azagba, S., Manzione, L., Shan, L., & King, J. (2020). Trends in smoking behaviors among us adolescent cigarette smokers. Pediatrics, 145(3).

Chang, L. C., Lee, Y. C., Hsu, C., & Chen, P. C. (2021). Prevalence of heated tobacco product use among adolescents in Taiwan. PLoS ONE, 15(12 December), 1–14.

Dove, M. S., Stewart, S. L., & Tong, E. K. (2021). Smoking behavior in 18–20 year-olds after tobacco 21 policy implementation in California: A difference-in-differences analysis with other states. Preventive Medicine, 148, 106553.

Fithria, F., Adlim, M., Jannah, S. R., & Tahlil, T. (2021). Indonesian adolescents’ perspectives on smoking habits: a qualitative study. BMC Public Health, 21(1), 1–8.

 

Hanafin, J., Sunday, S., & Clancy, L. (2021). Friends and family matter Most: a trend analysis of increasing e-cigarette use among Irish teenagers and socio-demographic, personal, peer and familial associations. BMC Public Health, 21(1), 1–12.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Laporan Riskesdas 2018 Nasional. 674.

Kuwabara, Y., Kinjo, A., Fujii, M., Imamoto, A., Osaki, Y., Jike, M., Otsuka, Y., Itani, O., Kaneita, Y., Minobe, R., Maezato, H., Higuchi, S., Yoshimoto, H., & Kanda, H. (2020). Heat-not-burn tobacco, electronic cigarettes, and combustible cigarette use among Japanese adolescents: A nationwide population survey 2017. BMC Public Health, 20(1), 1–9.

Lee, E., & Kwon, A. M. (2022). Primary social factors and smoking in Korean adolescents. Journal of Public Health (Germany), 30(5), 1251–1256.

Moore, G. F., Angel, L., Gray, L., Copeland, L., Van Godwin, J., Segrott, J., & Hallingberg, B. (2020). Associations of socioeconomic status, parental smoking and parental e-cigarette use with 10–11-year-old children’s perceptions of tobacco cigarettes and e-cigarettes: Cross sectional analysis of the CHETS wales 3 survey. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(3), 1–16.

Noar, S. M., Rohde, J. A., Prentice-Dunn, H., Kresovich, A., Hall, M. G., & Brewer, N. T. (2020). Evaluating the actual and perceived effectiveness of E-cigarette prevention advertisements among adolescents. Addictive Behaviors, 109(February), 106473.

O’Brien, D., Long, J., Quigley, J., Lee, C., McCarthy, A., & Kavanagh, P. (2021). Association between electronic cigarette use and tobacco cigarette smoking initiation in adolescents: a systematic review and meta-analysis. BMC Public Health, 21(1), 1–10.

Okonkwo, C. A., Committee, R., Chairperson, C., Faculty, P. H., Member, C., Faculty, P. H., Faculty, P. H., Officer, C. A., & Subocz, S. (2021). Walden University.

Organization, W. H. (2020). Raise tobacco taxes and prices for a healthy and prosperous Indonesia.

Organization, W. H. (2021). WHO global report on trends in prevalence of tobacco use 2000–2025.

Rath, J., Tulsiani, S., Evans, W. D., Liu, S., Vallone, D., & Hair, E. C. (2021). Effects of branded health messages on e-cigarette attitudes, intentions, and behaviors: a longitudinal study among youth and young adults. BMC Public Health, 21(1), 1–8.

Sapru, S., Vardhan, M., Li, Q., Guo, Y., Li, X., & Saxena, D. (2020). E-cigarettes use in the United States: Reasons for use, perceptions, and effects on health. BMC Public Health, 20(1), 1–10.

Sutherland, R. A., White, M., & Shibata, T. (n.d.). Tobacco Use, Knowledge of Tobacco Risks, and Perception of Smoking Behaviors Among Urban and Rural Youth in South Sulawesi, Indonesia.

Usman, M., Daliana, N., Farid, N., & Aghamohammadi, N. (2021). Penentu penggunaan tembakau tanpa asap dan prevalensi di kalangan remaja Sudan. 1–10.

Who Report On The Global Tobacco Epidemic, 2021 Addressing new and emerging products Executive summary fresh and alive. (2021).

 

Copyright holder:

Nia Primilies, Bagoes Widjanarko, Zahroh shaluhiyah (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: