Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 1, Januari 2023
THE EFFECT OF SUSTAINABILITY REPORT
DISCLOSURE ON FINANCIAL COMPANY PERFORMANCE
Ago Rival Pramono, Jawoto Nusantoro, Gustin Padwa Sari
Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstract
This study aims to examine the Effect of Sustainability
Report Disclosure on the Company's Financial Performance. This study uses a
quantitative descriptive research method. The data used in this research is
secondary data. The population in this study are companies listed in the LQ45
index and listed on the Indonesia Stock Exchange, which reached 45. The data
analysis technique used was multiple linear regression and was carried out with
the help of IBM SPSS Version 21.0. The results show that the Sustainability
Report has an effect on the Company's Financial Performance, namely
Environmental Performance has a negative effect, Social Performance has a
positive effect and Economic Performance has a positive effect. The research is
limited to companies listed on the LQ45 Index of the Indonesia Stock Exchange
from 2017 to 2019 and only focuses on the Company's Financial Performance
Sustainability Report. Companies listed on the LQ45 Index of the Indonesian
Stock Exchange must improve their social and economic performance to improve
the company's financial performance.
Keywords: Environmental Performance, Social
Performance, Economic Performance, Return on Assets.
Pendahuluan
Pada masa globalisasi dikala ini, perusahaan wajib
berupaya untuk berinovasi dan meningkatkan strategi supaya sanggup bersaing.
Inovasi dicoba demi melindungi keberlangsungan hidup perusahaan dan pula selaku
upaya perusahaan dalam tingkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan merupakan
standar utama buat mengukur tingkatan kesehatan perusahaan, bisa dilihat dalam
laporan keuangan perusahaan, bisa didefinisikan lewat 2 sisi, antara lain:
aspek internal dengan melihat laporan keuangan perusahaan dan aspek eksternal
melalui kinerja keuangan. Informasi mengenai kondisi keuangan tidak cukup untuk
menjamin nilai perusahaan, dikarenakan tuntuan dari pemangku kepentingan (stakeholders)
ingin mengetahui bukan sekedar kinerja keuangan saja tetapi juga non kinerja
keuangan seperti lingkungan dan sosial.
Dalam perihal ini, laporan keuangan yang sejauh
ini disajikan, belum cukup untuk mengukur keberhasilan perusahaan tanpa
mengatakan akibat area dan sosial yang ditimbulkan sebab aktivitas ekonomi.
Bersamaan terdapatnya tuntutan dari warga terhadap perusahaan buat membagikan
pertanggungjawaban sosialnya, perusahaan meningkatkan triple bottom line ialah
people, planet, dan profit, dengan melaporkan triple bottom line dalam
sustainability report bisa tingkatkan transparansi menimpa akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan area dari aktivitas perusahaan sehingga perusahaan bisa
mengenali besarnya resiko dan ancaman yang dialami dan memperhitungkan
kesempatan ke depannya (Dewi dan Sudana, 2015).
Pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) sudah tumbuh serta jadi ialah satu perihal yang berarti untuk tiap orgainisasi (Tarigan,2014). Sustainability report jadi media untuk perusahaan buat mengiinformasikan kinerja orgainisasi dalam aspek ekonomi, sosial serta lingkungannya kepada segala pemangku kepentingan (stakeholders). Banyak orgainisasi telah mulai bergeser dari metode tradisional yang cuma memberi tahu aspek keuangan, berganti ke arah yang lebih modern, ialah memberi tahu seluruh aspek, baik keuangan ataupun non keuangan (ukuran sosial serta area) kepada para pemangku kepentingan. Pelaporan sustainability report sendiri sifatnya masih sukarela yang maksudnya belum terdapat ketentuan yang mengharuskan perusahaan menerbitkan Sustainability Report (laporan berkepanjangan). Meski masih bertabiat sukarela, telah ada nyaris 9% perusahaan yang sudah listing di Bursa efek indonesia (BEI) sudah menerbitkan laporan keberlanjutan (OJK, 20).
Bersumber pada karya dokumenter karya Watchdoc
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) semacam yang dilansir dalam
KOMPAS. Com (Kompas, 2019) lewat video dokumenter Sexy Killer,
penciptaan WatchDoc menguak riwayat pengembangan PLTU yang sejauh ini berbeda
dari pemberitaan. video ini menceritakan alur menimpa ekspedisi batu bara dari
hulu ke hilir dan akibat yang ditimbulkannya sepanjang ekspedisi terhadap
penduduk sekitar. dimulai dari tempat penambangan`transmigran yang sudah
menempati posisi semenjak masa Orde Baru saat ini wajib �pasrah menanggung�
kehancuran lahan yang ditenggarai diakibatkan oleh kegiatan tambang. Tidak
hanya pencemaran hawa, krisis air bersih, dan kehancuran bangunan, kegiatan
tambang yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat pula meninggalkan lubang
galian yang menelan korban jiwa. Di tahun 2011- 2018, tercatat sebanyak 32 korban
tenggelam dalam lubang galian tambang. Setidaknya ada 3500 lubang galian di
Kalimantan Timur. Dengan terdapatnya permasalahan tersebut dikenal kalau
kinerja kurang baik pertambangan dalam pengelolaan area, sosial dan ekonomi
masih sangat banyak terjalin, Perusahaan cuma mementingkan keutungan (profit)
namun tidak memikirkan akibat yang di timbulkan dari aspek sosial dan area.
Oleh sebab itu pengungkapan sustainability report sangatlah berarti buat
mempertanggungjawabkan keadaan area, sosial, dan ekonomi yang terdapat sehabis
pertambangan menyudahi beroperasi.
Pada permasalahan tersebut perusahaan yang
terdaftar indeks LQ45 yang ikut dan dalam sexy killers ialah PT Adaro Energy
Tbk (ADRO). �PT Adaro Energy Tbk� ialah perusahaan �pertambangan unggul dan produsen
batu bara� terbanyak �kedua� di �Indonesia�. Perusahaan ini mengoperasikan
pertambangan batu bara tunggal terbanyak di Indonesia (di Kalimantan Selatan)
dan bertujuan jadi tim pertambangan dan tenaga besar di Asia Tenggara. Salah
satu penanda perusahaan- perusahaan yang terdaftar di pasar modal yang
mempunyai kinerja yang baik merupakan LQ45. LQ45 merupakan indeks 45 saham yang
sangat likuid di Bursa efek indonesia. Banyak ahli saham di Indonesia setuju
kalau catatan saham yang masuk dalam LQ45 biasanya dari perusahaan esar dengan
fundamental yang menjanjikan dan nyaman buat di transaksikan (Latief, 2018).
Tidak hanya likuiditas dan frekuensi perdagangan, pengukuran kinerja perusahaan
bisa dilihat dari rasio keuangan. Salah satu rasio keuangan merupakan Return on
asset (ROA). Bagi (Kasmir, 2016), ROA
digunakan buat menampilkan keahlian perusahaan menciptakan laba dengan memakai
total peninggalan yang dipunyai. Return on asset (ROA) menampilkan keahlian
perusahaan dalam menciptakan laba dari aktiva yang digunakan.
Telah banyak penelitian mengenai pengaruh
sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan hasil
penelitian yang berbeda-beda. Misalnya penelitian (Riski & Dani, 2017) dan penelitian (Eliyana & subakir, 2020)
hasilnya menyatakan sustainability report kinerja ekonomi berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan, akan tetepi penelitian (Desiy dkk (2020)
menyatakan sustainability report kinerja ekonomi tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Dalam mengungkapkan kinerja ekonomi, kejelasan
mengenai dampak ekonomi stakeholder atas kegiatan organisasi perusahaan akan
semakin transparan sehingga menumbuhkan kepercayaan stakeholder.
Pengungkapan kinerja ekonomi dalam sustainability report hendak
tingkatkan transparansi perusahaan yang berakibat pada keyakinan investor serta kinerja keuangan
perusahaan. Dengan terdapatnya keyakinan dari investor hingga jumlah pendanaan pada perusahaan hendak bertambah. Pendanaan ini bisa
digunakan oleh perusahaan buat tingkatkan kinerja keuangan yang terdapat.
H1: Ada Pengaruh
Kinerja Ekonomi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Pengungkapan kinerja lingkungan
jadi perihal yang sangat berarti buat menampilkan eksistensi serta keikutsertaan perusahaan dalam menanggulangi permasalahan lingkungan. Keikutsertaan tersebut ialah salah satu
wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan di mana tempat perusahaan beroperasi. Dengan terdapatnya tanggung jawab tersebut, dapat tingkatkan citra perusahaan. dan hasilnya, investor dapat tertarik buat berinvestasi di perusahaan tersebut, sebab perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan yang berarti perusahaan mempunyai resiko lingkungan yang relatif rendah.
H2: Ada Pengaruh
Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Pengungkapan sosial berarti
dicoba sebab pengungkapan ini hendak memunculkan kesan yang positif dimata publik. Dimata warga, perusahaan
hendak menemukan predikat sebagai Perusahaan yang mempunyai simpat serta empati pada
warga sebab sudah menunjukan hal- hal apa
yang dicoba demi kemaslahatan
masyarkat. Kinerja sosial mengenali aplikasi ketenagakerjaan, hak asasi manusia,
warga, serta tanggung jawab atas produk.
H3: Ada Pengaruh
Kinerja Sosial terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Metode Penelitian
������������������������������� Metode
Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu memakai
informasi sekunder lewat media perantar. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 dan masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang memberikan laporan berkelanjutan (sustainability report) tahun 2017- 2019.
Pengumpulan informasi yang digunakan ialah informasi sekunder dengan memakai informasi
laporan berkelanjutan (sustainability report) lewat web formal www. idx. co.
Id. Setelah itu informasi tersebut digunakan buat mengenali pengaruh
sustainability report kepada kinerja keuangan perusahaan.
Adapun pengukuran setiap
variabel adalah sebagai berikut:
1.
Kinerja Ekonomi (EC)
Berkaitan dengan dampak
organisasi/perusahaan terhadap keadaan ekonomi bagi para pemangku kepentingan (stakeholder)
dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Kinerja
ekonomi merupakan dasar pemahaman sebuah perusahaan dan keberlanjutannya.
Namun, biasanya informasi ini sudah dilaporkan dalam laporan keuangan. Akan
tetapi, yang dilaporkan tidak lengkap dan diinginkan oleh pengguna laporan
berkelanjutan untuk mengetahui kontribusi perusahaan dalam keberlanjutan suatu
sistem ekonomi yang lebih besar (GRI, 2011). Pengungkapan kinerja ekonomi
terkait bagaimana perusahaan memikirkan dampak pada kondisi ekonomi dan sistem
ekonomi lokal, nasional maupun tingkat global. Berikut adalah rumus dalam
pengungkapan kinerja ekonomi (EC) :
EcDI� = Economic Disclosure Index
K�������� = jumlah item yang diungkapkan
perusahaan
n
�������� = jumlah item yang diharapkan
1
Kinerja Lingkungan (EN)
Berhubungan dengan dampak organisasi pada sistem alam yang
hidup dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Kinerja
lingkungan menyangkut bagaimana dampak perusahaan bagi sistem alam hidup maupun
non-hidup, yaitu : ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator
lingkungan meliputi kinerja perusahaan yang bersangkutan dengan input (misal :
material, energy, air) dan output (misal : emisi, limbah cair maupun padat).
Selain itu, indikator ini juga mencakup bagaimana kinerja perusahaan yang
berhubungan dengan keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan dan informasi
relevan yang lainnya seperti biaya lingkungan hidup dan dampak produk dan jasa (GRI,
2011). Berikut adalah rumus dalam pengungkapan kinerja
lingkungan (EN):
EcDI
� = Enviromental
Disclosure Index
k �������� =
jumlah item yang diungkapkan perusahaan
n �������� =
jumlah item yang diharapkan
2. Kinerja Sosial (SO)
Berkaitan mengenai dampak
yang diperoleh perusahaan terhadap sistem sosial dimana perusahaan
beroperasi.Kinerja sosial menyangkut bagaimana dampak sebuah perusahaan dalam
sistem sosial bersamaan dengan beroperasinya perusahaan. Indikator-indikator
kinerja sosial mengidentifikasi aspek-aspek kinerja meliputi Labor Practices,
Human Rigths, Society, and Product Responbility (GRI,
2011). Berikut adalah
rumus dalam pengungkapan kinerja sosial (SO) :
�����������
SoDI�� = Social
Disclosure Index
k��������� = jumlah item yang diungkapkan
perusahaan
n��������� = jumlah item yang diharapkan
Gambaran pencapaian hasil
kerja dari berbagai bagian dan aktivitas dalam suatu perusahaan yang
tercerminkan pada kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
menyangkut aspek pengumpulan dan penyaluran dana yang dinilai berdasarkan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan adalah gambaran pencapaian
hasil kerja dari berbagai bagian dan aktivitas dalam suatu perusahaan yang
tercerminkan pada kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
menyangkut aspek pengumpulan dan penyaluran dana yang dinilai berdasarkan
indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan. Apabila
kinerja perusahaan baik maka nilai usaha perusahaan akan tinggi. Nilai usaha
yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga
akan terjadi kenaikan harga saham perusahaan (Kesuma,
2018).
Dalam penelitian untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
diukur dengan menggunakan ROA.
1. Return of Asset (ROA)
ROA merupakan pengukur keuntungan bersih
yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Rasio ini dihitung
dengan membagi bersih terhadap total asset (Eliyana & Subakir, 2020).
Berikut adalah rumus dalam perhitungan ROA :
Hasil dan Pembahasan
Analisis
Data
a. Uji
Statistik Deskriptif
Tabel
1: Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi statistik |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. .Deviation |
Return
on asset |
135 |
-,057 |
,467 |
,08159 |
,079164 |
Kinerja Ekonomi |
135 |
,111 |
,778 |
,47160 |
,162591 |
Kinerja Lingkungan |
135 |
,559 |
,941 |
,74357 |
,089229 |
Kinerja Sosial |
135 |
,625 |
,979 |
,76451 |
,084540 |
Valid N (listwise) |
135 |
|
|
|
|
Sumber: hasil output SPSS 21
Tabel 1, menampilkan data
deskriptif variabel- variabel semacam Return on asset, Pengungkapan kinerja
Ekonomi, Pengungkapan Kinerja lingkungan, dan Pengungkapan Kinerja Sosial.
Bersumber pada tabel diatas bisa dipaparkan mean Return on asset senilai 0.
08159, bisa dikatakan variabel Return on asset bertabiat heterogen. Mean
Pengungkapan Kinerja Ekonomi senilai 0. 47160 dan standar deviasi senilai 0.
162591, bisa dikatakan variabel Pengungkapan Kinerja Ekonomi bertabiat
heterogen. Mean Pengungkapan Kinerja Lingkungan senilai 0.74357 dan standar
deviasi senilai 0. 089229, hingga bisa dikatakan variabel Pengungkapan Kinerja
Lingkungan bertabiat heterogen. Mean Pengungkapan Kinerja Sosial senilai 0.
76451 dan standar deviasi senilai 0. 084540, bisa dikatakan variabel Pengungkapan
Kinerja Sosial bertabiat heterogen.
b. Uji
Normalitas
Tabel 2. Tabel
Hasil Uji Normalitas
|
.Unstandardized Residual. |
|
N |
135 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
,07740405 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
,135 |
Positive |
,135 |
|
Negative |
-,093 |
|
Kolmogorov-Smirnov
Z |
1,567 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,063 |
Sumber: hasil output SPSS 21
Pada tabel 2 hasil
nya Kolmogrov- smirnov test menampilkan kalau nilai signifikansi model regresi
awal= 0. 063 > 0.05. Hingga bersumber pada hasil tersebut bisa disimpulkan
kalau model regresi ini penuhi anggapan normalitas.
c. Uji
Multikolinearitas
Tabel 3. Tabel
Hasil Uji Multikolinearitas (Return on asset)
.Model. |
.Unstandardized
Coefficients. |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
�(Constant) |
,078 |
,068 |
|
1,143 |
,255 |
|
|
Kinerja
Ekonomi |
,012 |
,050 |
,025 |
,244 |
,008 |
,680 |
1,471 |
|
Kinerja Lingkungan |
-,037 |
,105 |
-,042 |
-2,355 |
,003 |
,520 |
1,923 |
|
Kinerja Sosial |
,180 |
,109 |
,192 |
1,650 |
,049 |
,537 |
1,862 |
Sumber:
hasil output SPSS 21
Pada tabel 3 hasil uji multikolinearitas
variabel dependen Return on asset (Y)
menunjukkan bahwa nilai Tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, yaitu nilai
tolerance Pengungkapan Kinerja Ekonomi sebesar 0.680 > 0.10, Pengungkapan
Kinerja Lingkungan sebesar 0.520 > 0.10, Pengungkapan Kinerja Sosial sebesar
0.5371 > 0.10. Nilai VIF Pengungkapan Kinerja Ekonomi sebesar 1.471 < 10,
Pengungkapan Kinerja Lingkungan sebesar 1.923 < 10, dan Pengungkapan Kinerja
Sosial sebesar 1.862 < 10. Maka berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi ini.
d. Uji
Heterokedastisitas
Tabel
4. Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas (Return on asset)
.Model. |
.Unstandardized Coefficients> |
.Standardized Coefficients. |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
�(Constant) |
-,078 |
,068 |
|
-1,143 |
,255 |
Kinerja Ekonomi |
-,012 |
,050 |
-,025 |
-,244 |
,808 |
|
Kinerja Lingkungan |
,037 |
,105 |
,042 |
,355 |
,723 |
|
Kinerja Sosial |
,180 |
,109 |
,192 |
1,650 |
,101 |
Sumber: hasil output SPSS 21
Pada tabel 4 hasil uji heterokedastisitas
menampilkan kalau nilai signifikansi 0.05. Nilai
Signifikansi Pengungkapan Kinerja Ekonomi senilai 0. 808, Pengungkapan Kinerja
lingkungan senilai 0.723, dan Pengungkapan Kinerja Sosial senilai 0.101. Hingga
bersumber pada hasil tersebut bisa disimpulkan kalau tidak terjalin
heterokedastisitas dalam model regresi ini sehingga bisa digunakan buat
analisis selanjutnya.
e. Uji
autokorelasi
Tabel
5: Table Hasil Uji Autokorelasi (Return on asset)
|
.Unstandardized
Residual. |
Test Valuea |
-,01259 |
Cases <
Test Value |
67 |
Cases >=
Test Value |
68 |
Total Cases |
135 |
Number of Runs |
56 |
Z |
-2,159 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,081 |
Sumber:
hasil output SPSS 21
Pada tabel 5 dihasilkan nilai Assymp. Sig
senilai 0. 081, nilai tersebut lebih�
dari 0. 05. Hingga bersumber pada nilai tersebut bisa disimpulkan kalau
informasi yang digunakan pada riset ini merupakan random (acak), sehingga
informasi tidak ada permasalahan autokorelasi.
Analisis
Regresi
Tabel
6: Tabel Hasil analisis regresi (Return on asset)
.Model. |
�Unstandardized
Coefficients� |
�Standardized
Coefficients� |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
�(Constant) |
,125 |
,043 |
|
-2,914 |
,004 |
Kinerja
Ekonomi |
-,032 |
,032 |
,098 |
1,004 |
,317 |
|
Kinerja Lingkungan |
-,105 |
,066 |
,177 |
1,584 |
,116 |
|
Kinerja Sosial |
,116 |
,069 |
,185 |
1,691 |
,093 |
Sumber: hasil output SPSS 21
Dari nilai analisis regresi di tabel, menunjukan bahwa
ROA= 0, 125 � 0. 032 EC � 0. 105 EN+ 0. 116 SO.
g. UJI
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel
7. Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi
.Model. |
R |
R Square |
.Adjusted R Square. |
.Std. Error of the Estimate. |
1 |
,393a |
,154 |
,135 |
,04915 |
Sumber: hasil output SPSS 21
Pada tabel 7 tersebut dipaparkan aria ariable
dependen (Y1) dalam model ialah Return on asset dipaparkan senilai 13, 5% oleh
variable independen ialah Pengungkapan Kinerja Ekonomi, Pengungkapan Kinerja
Lingkungan, dan Pengungkapan Kinerja Sosial sebaliknya sisanya 86, 5%
dipaparkan hal lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi.
h. Uji
Statistik F
Tabel 8. Table
Hasil Uji Statistik F
.Model |
.Sum of
Squares. |
Df |
.Mean Square. |
F |
Sig. |
|
1 |
�Regression. |
,058 |
3 |
,019 |
7,968 |
,000b |
Residual |
,316 |
131 |
,002 |
|
|
|
Total |
,374 |
134 |
|
|
|
Sumber: hasil output SPSS 21
Dari nilai uji tabel 8 nilai signifikansi
F variabel Return on asset merupakan senilai 0. 000 dan Fhitung 7, 968 F tabel
2, 67. Hingga variabel independen secara simultan mempengaruhi terhadap
variabel dependen
j. Uji
Statistik t
Table
9. Table Nilai Uji Statistik t (Return on asset)
Model |
.Unstandardized
Coefficients. |
Standardized
.Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
� (Constant)� |
,078 |
,068 |
|
1,143 |
,255 |
Kinerja
Ekonomi |
,012 |
,050 |
,025 |
,244 |
,008 |
|
Kinerja Lingkungan |
-,037 |
,105 |
-,042 |
-2,355 |
,003 |
|
Kinerja Sosial |
,180 |
,109 |
,192 |
1,650 |
,049 |
Sumber:
hasil output SPSS 21
Pada tabel diatas membuktikan kalau kinerja ekonomi dan
kinerja sosial mempengaruhi postifi terhadap kinerja keuangan perusahaan
sebaliknya kinerja sosial mempengaruhi negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Pembahasan
A.
Pengaruh Pengungkapan Kinerja Ekonomi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Nilai pengujian terhadap hipotesis awal didapatkan kalau
pengungkapan kinerja ekonomi mempengaruhi terhadap kinerja keuangan perusahaan
dilihat dari hasil uji statistik t yang mana nilai signifikansi Return on asset
telah bisa meyakinkan mempengaruhi signifikan. Perihal ini menampilkan kalau
terus menjadi banyak perusahaan mengatakan kinerja ekonomi ialah aspek kinerja
ekonomi, keadaan pasar, akibat ekonomi tak langsung, dan aplikasi bisa
menampilkan seberapa besar keahlian perusahaan dalam menciptakan keuntungan.
Pengungkapan kinerja ekonomi mampu meningkatkan dukungan
dari stakeholder yang dapat mendorong kelangsungan hidup perusahaan yaitu
investasi yang masuk. Jadi, dapat disimpulkan semakin tinggi pengungkapan
kinerja ekonomi dapat berdampak pada seberapa besar tingkat keberhasilan
perusahaan dalam membiayai kewajibannya dengan aset dan tidak bergantung kepada
kreditur atau pinjaman luar.
Hasil uji hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa
kinerja ekonomi, berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
diproksikan dengan profitabilitas (return on asset). Hal ini tidak sesuai
dengan hasil penelitian (Desi dkk., 2018)
yang juga mengukur kinerja keuangan melalui rasio return on asset. Menurut (Burhan & Rahmanti, 2012), pengungkapan sustainability
report sebagai suatu pertanggung jawaban perusahaan akan berdampak positif
hanya jika praktik sustainability report diintegrasikan dalam model bisnis dan
keputusan strategik perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Eliyana & Subakir, 2020) yang menyatakan bahwa semakin
luas pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan maka
akan meningkatkan ROA perusahaan satu tahun yang akan datang. Hal ini
dikarenakan pengungkapan sustainability report oleh perusahaan akan memberikan
informasi positif tentang hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan
dengan masalah-masalah kinerja ekonomi. Bagaimanapun informasi dalam
sustainability report dapat menjadi salah satu media promosi terhadap publik
sehingga sikap positif masyarakat terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal
ini dapat berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba (Eliyana dan Subakir, 2020). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Eliyana dan Subakir, 2020) menyatakan bahwa Sustainability Report kinerja ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
B.
Pengaruh Pengungkapan Kinerja lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Nilai pengujian terhadap perkiraan kedua didapatkan kalau
pengungkapan kinerja lingkungan mempengaruhi terhadap kinerja keuangan
perusahaan dilihat dari hasil uji statistik t yang mana nilai signifikansi
Return on asset telah bisa meyakinkan mempengaruhi negatif signifikan. Hasil
riset ini menampilkan kalau terus menjadi banyak perusahaan yang mengatakan
kinerja lingkungan ialah akibat terhadap area akibat dari kegiatan perusahaan
yang meliputi bahan, ekosistem, tanah, hawa, air, emisi dan limbah tidak bisa
menampilkan seberapa besar keahlian perusahaan dalam menciptakan keuntungan.
Hal ini karena peneliti mengasumsikan bahwa total pengaduan tentang dampak pada
lingkungan akibat dari kegiatan operasional perusahaan yang tercantum di dalam
pengungkapan kinerja lingkungan merupakan biaya tambahan untuk perusahaan yang
akan berdampak kepada pengurangan keuntungan perusahaan. Semakin banyak perusahaan
menggunakan biaya lingkungan maka akan semakin menurun kinerja keuangan
perusahaan.
Selain itu, di Indonesia kesadaran dan pemahaman tentang
pengungkapan sustainability report masih kurang dan belum dirasa penting
walaupun sudah ada undang-undang yang mewajibkan. Oleh karena itu, semakin
tinggi pengungkapan kinerja lingkungan tidak berdampak pada semakin tinggi
kinerja perusahaannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengungkapan kinerja
lingkungan berpengaruh negatif kepada kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kinerja lingkungan,
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan
profitabilitas (return on asset). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian (Riski dan Dani, 2017)
yang juga mengukur kinerja keuangan melalui rasio return on asset. Menurut (Burhan dan Rahmanti, 2012), pengungkapan sustainability report sebagai suatu
pertanggung jawaban perusahaan akan berdampak positif hanya jika praktik
sustainability report diintegrasikan dalam model bisnis dan keputusan strategik
perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Eliyana dan Subakir, 2020) yang menyatakan bahwa semakin luas pengungkapan
sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan maka akan mengurangi ROA
perusahaan satu tahun yang akan datang. Hal ini dikarenakan pengungkapan
sustainability report oleh perusahaan akan memberikan informasi negatif tentang
hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan masalah-masalah
kinerja lingkungan. Bagaimanapun informasi dalam sustainability report dapat
menjadi salah satu media terhadap publik sehingga sikap negatif masyarakat
terhadap perusahaan akan semakin besar menurun. Hasil penelitian ini sesuai
dengan pendapat (Eliyana dan Subakir, 2020) menyatakan bahwa Sustainability Report kinerja lingkungan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
C.
Pengaruh Pengungkapan Kinerja Sosial terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Nilai pengujian terhadap perkiraan ketiga didapatkan kalau
pengungkapan kinerja sosial mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan dilihat
dari nilai uji statistik t yg mana nilai signifikansi Return on asset telah
bisa meyakinkan mempengaruhi positif signifikan. Hasil riset ini menampilkan
kalau terus menjadi banyak perusahaan mengatakan kinerja sosial ialah akibat
terhadap sosial warga dimana perusahaan beroperasi hingga hendak terus menjadi
baik kinerjanya. Perihal ini sebab periset berasumsi kalau pengungkapan kinerja
sosial hendak mempertanggung jawabkan efek yang sangat bisa jadi terjalin
akibat produk ataupun jasa perusahaan hendak memunculkan kenaikan keyakinan
konsumen dan supplier terhadap perusahaan.
Selain itu, di Indonesia kesadaran dan pemahaman tentang
pengungkapan sustainability report masih kurang dan belum dirasa penting
walaupun sudah ada undang-undang yang mewajibkan. Oleh karena itu, semakin
tinggi pengungkapan kinerja lingkungan tidak berdampak pada semakin tinggi
kinerja perusahaannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengungkapan kinerja
lingkungan berpengaruh positif kepada kinerja keuangan
perusahaan.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian (Desiy dkk, 2018)
yang juga mengukur kinerja keuangan melalui rasio return on asset. Menurut (Burhan dan Rahmanti, 2012), pengungkapan sustainability report sebagai suatu
pertanggung jawaban perusahaan akan berdampak positif hanya jika praktik
sustainability report diintegrasikan dalam model bisnis dan keputusan strategik
perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Eliyana & Subakir, 2020) yang menyatakan bahwa semakin
luas pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan maka
akan meningkatkan ROA perusahaan satu tahun yang akan datang. Hal ini
dikarenakan pengungkapan sustainability report oleh perusahaan akan memberikan informasi
positif tentang hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan
masalah-masalah kinerja ekonomi. Bagaimanapun informasi dalam sustainability
report dapat menjadi salah satu media promosi terhadap publik sehingga sikap
positif masyarakat terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal ini dapat
berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba (Eliyana & Subakir, 2020). Hasil penelitian ini sesuai
dengan pendapat (Eliyana dan Subakir, 2020) menyatakan bahwa Sustainaility Report kinerja sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Kesimpulan
Pengungkapan kinerja ekonomi bisa menampilkan keahlian perusahaan buat menciptakan laba. Perihal ini
menarangkan kalau pengungkapan kinerja ekonomi yang diukur dengan GRI- G4 Guidelines mempengaruhi
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Dampak ndonesia. Pengungkapan kinerja lingkungan tidak bisa menampilkan keahlian perusahaan buat menciptakan laba. Perihal ini
menarangkan kalau pengungkapan kinerja area yang diukur dengan GRI- G4 Guidelines mempengaruhi negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Dampak ndonesia. Pengungkapan kinerja sosial bisa menampilkan keahlian perusahaan buat menciptakan laba. Perihal ini
menarangkan kalau pengungkapan kinerja sosial yang diukur dengan GRI- G4 Guidelines mempengaruhi
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Dampak ndonesia.
BIBLIOGRAFI
Bukhori, M. R. T. and D. J. J. S. Sopian (2017).
"Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan."� 2 (1): 35-48.
Burhan, A. H. N., et al. (2012). "The impact of
sustainability reporting on company performance."� 15 (2): 257-272.
Dewi, K. E. C. and I. P. J. E.-J. A. U. U. Sudana (2015).
"Sustainability reporting dan profitabilitas (studi pada pemenang
indonesian sustainability reporting awards)."� 12 (2015): 623-640.
Eliyana, S. "Pengungkapan Sustainability Report
Terhadap Return on Assets (Roa) Perusahaan Manufaktur Bidang
Pertambangan."
Indonesia, I. A. (2015). "PSAK No. 2 Tentang Laporan
Arus Kas� edisi revisi 2015." Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan:
PT. Raja Grafindo.
Initiative, G. R. (2011). "Pedoman Laporan
Berkelanjutan G4.Amsterdam."
Initiative, G. R. (2013). "Sustainability Reporting
Guidelines, Version 3.1."
Kasmir, S. (2015). Studi Kelayakan Bisnis: Edisi
Revisi, Prenada Media.
Kesuma, A. J. J. M. d. K. (2018). "Analisis faktor
yang mempengaruhi struktur modal serta pengaruhnya terhadap harga saham
perusahaan real estate yang go public di Bursa Efek Indonesia."� 11 (1): 38-45.
Keuangan, O. J. (2017). "Infografis Lembaga Jasa
Keuangan dan Emiten Penerbit Sustainability Report."
latief, Z. (2018). "Kepanjangan dan Pengertian
LQ45 dari Prakarya ".
Sakiyah, D. E., et al. (2020). "Pengaruh
Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar di BEI 2016-2018."� 9 (10).
Soelistyoningrum, J. N. and A. Prastiwi (2011).
Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia), Universitas
Diponegoro.
Sulistiawati, E. and N. J. J. R. A. D. K. Dirgantari (2016).
"Analisis Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia."� 6 (1).
Tarigan, J. and H. J. J. A. d. K. Semuel (2014).
"Pengungkapan sustainability report dan kinerja keuangan."� 16 (2): 88-101.
Wijayanti, R. J. S. P. A. F. U. (2016). "Pengaruh
pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan perusahaan."� 6: 39-51.
������������������������������������������������
Copyright holder: Ago Rival Pramono,
Jawoto Nusantoro, Gustin Padwa Sari (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
�����������������������������������