Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 8, No. 1, Januari
2023
ANALISIS SEMIOTIKA KRITIK SOSIAL PADA LAGU
�FAKE AS F*CK� KARYA FADE2BLACK
Geosseptine Bawono, Angga Intueri Mahendra
Universitas Amikom, Yogyakarta, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Musik dibuat oleh orang atau sekelompok orang yang ingin mengatakan sesuatu kepada penonton. Musik digunakan oleh pencipta atau musisi untuk menyampaikan konsep. Musik menyediakan sarana bagi musisi untuk mengekspresikan ide dan pesan yang ingin mereka sampaikan. Komunikasi adalah salah satu tujuan musik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dikarenakan data-data yang diperoleh berupa kata-kata atau lirik lagu itu sendiri, dokumentasi dari portal berita yang membahas lagu tersebut serta wawancara kepada pencipta lagu. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis semiotik lirik lagu "Fake As F*ck" dari Fade2Black. Berdasarkan analisis semiotik lirik, penelitian ini menunjukkan bahwa trikotomi pertama sering kali memiliki makna indeks dan simbol. Pada trikotomi kedua, makna umum dapat dijelaskan sebagai fakta bahwa masih banyak kata-kata yang representatif tetapi tidak dapat menjadi tanda karena ketidaktepatan representasi. Pada trikotomi ketiga, maknanya menonjol, mengungkapkan bahwa karakternya adalah preposisi dan karya tersebut berfungsi sebagai pengantar.
Kata kunci: Analisis Isi, Lirik Lagu, Semiotika.
Abstract
Music is made by a person or group of people who want to
say something to the audience. Music is used by creators or musicians to convey
concepts. Music provides a means for musicians to express the ideas and
messages they want to convey. Communication is one of the purposes of music.
This research uses a descriptive qualitative approach because the data obtained
in the form of words or lyrics of the song itself, documentation from news
portals that discuss the song and interviews with the songwriter. The data
analysis technique used is Charles Sanders Peirce semiotic analysis. The
purpose of this research is to describe the semiotic analysis of the lyrics of
the song "Fake As F*ck" from Fade2Black. Based on the semiotic
analysis of the lyrics, this research shows that the first trichotomy often has
index and symbol meanings. In the second trichotomy, the general meaning can be
explained as the fact that there are still many words that are representative
but cannot become signs due to the inaccuracy of representation. In the third
trichotomy, the meaning is prominent, revealing that the character is prepositional
and the work serves as an introduction.
Keywords: Content Analysis, Song Lyrics, Semiotics.
Pendahuluan
Musik
adalah bentuk ekspresi artistik yang mencerminkan budaya pendengarnya (Hartini, Kasnadi, &
Astuti, 2021). Baik aspek formal maupun informal dari proses akulturasi dipengaruhi
oleh norma-norma music (Mawikere & Hura, 2022). Secara kultural dan struktural, musik adalah bentuk seni
tunggal. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sartika, 2021), musik adalah seni yang menghasilkan karya seni (bunyi)
dengan keseimbangan dan kesatuan antara nada-nada dalam suatu pola susunan seperti
irama, lagu, dan keharmonisan (termasuk yang menghasilkan bunyi-bunyi
tersebut). Musik adalah seni yang memadukan unsur ekspresi nada atau suara,
kombinasi, dan hubungan temporal (Sartika, 2021).
Komunikasi
yang memanfaatkan media audio adalah musik. Musik adalah bentuk komunikasi
suara inovatif yang bertujuan untuk menyampaikan informasi (Isnaeni & Hildayah,
2020). Sebagai bagian dari sebuah karya seni, musik dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain (Hidayat & Abdillah,
2019). Karena seorang musisi ingin menjelaskan, menghibur, dan
mengekspresikan melalui musik, maka salah satu tujuan musik adalah untuk
berkomunikasi (Hidayat, 2014). Musik berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan
keinginan seseorang musisi (Suradika, Farokhah, & Zamzami,
2020).
Salah
satu musisi atau grup musik yang berkomunikasi melalui musik yaitu Fade2Black.
Fade2Black adalah kelompok musik Rap yang lahir di kota Bogor pada tahun 2000.
Fade2Black memiliki rasa perubahan yang tajam dan keinginan untuk sesuatu yang
baru untuk menginspirasi kaum muda dengan potensi kreativitas. Sepanjang
perjalanan karirnya, Fade2Black seperti berjalan melawan arus, disebabkan
Fade2Black lebih mengusung tema lagu yang bersifat motivasi dan kritik sosial
dibandingkan dengan band-band lain yang mengusung lagu-lagu yang bertema cinta.
Fade2Black
memanfaatkan musik sebagai media untuk menyapaikan kritik sosial.� Fade2Black mengkritisi fenomena yang terjadi
di media sosial melalui sebuah lagu yang berjudul �Fake As F*ck�. Lagu �Fake As
F*ck� mengandung kritikan-kritikan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
media soisal. Fade2Black merasa jengah terhadap kepalsuan sensasi yang dibuat
oleh konten kreator di media sosial.
Kritik
sosial digunakan untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi masyarakat (Kurniawan, 2011). Salah satu strategi untuk memposisikan sastra sebagai
sarana pelepas perasaan resah, gelisah, prihatin, bahkan amarah masyarakat
adalah dengan menyampaikan kritik sosial melalui sastra (Sarmadi, 2009). Seorang pengarang tidak bisa lepas dari pengaruh sosial
budaya masyarakatnya karena kritik sosial merupakan respon pengarang terhadap
fenomena permasalahan di lingkungannya (Kurniasih, 2020).
Dalam
penelitian sastra, kritik sosial memiliki peran yang sangat penting dalam
mempertimbangkan baik buruknya dari hasil karya sastra tersebut. Kritik
memerlukan penyajian fakta-fakta secara bertanggung jawab sehingga orang lain
atau kelompok yang terlibat dapat melakukan evaluasi diri sendiri (Ismail & Sofwani, 2016). Sastra pada umumnya menggambarkan kehidupan sosial
tertentu. Nilai-nilai pembaca dan pendengar dapat diubah oleh kondisi sosial
yang digambarkan oleh pengarang karya tersebut (Silaswati, 2019). Sastra menggambarkan masalah sosial dan menunjukkan
kepekaan pengarang yang tinggi ketika menerjemahkan lingkungan sosial. Karya
sastra juga dapat menyembunyikan kritik sosial (Fatimah, Utami, &
Wismanto, 2020).
Berangkat
dari latar belakang tersebut, peneliti memilih lagu "Fake As F*ck"
karya Fade2Black sebagai judul penelitian karena tertarik untuk mengungkap
makna kritik sosial dalam lagu tersebut dan memilih judul untuk penelitian ini
adalah Analisis Semiotika Kritik Sosial Pada Lagu �Fake As F*CK� karya
Fade2Black.
Metode Penelitian
������������������������������� Penelitian
ini bersifat kualitatif. Metode semiotik, yang mengkaji tanda, digunakan dalam
penelitian ini. Semiotika pemikiran Charles Sander Peirce akan menjadi metode
semiotika dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini adalah tanda-tanda
yang terdapat pada lagu �Fake As F*ck�
yang diciptakan oleh grup Fade2Black. Data primer adalah informasi yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui pengamatan langsung terhadap
subjek penelitian, khususnya lagu Fade 2 Black "Fake As F*ck". Data
yang berasal dari sumber lain dan dapat membantu penelitian disebut data
sekunder. Informasi tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk
buku-buku dan karya tulis lainnya yang membahas tentang musik dan mendukung
penelitian. Orientasi penelitian digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian ini, yang dilakukan dengan menggunakan penelitian
kepustakaan untuk mengumpulkan data berdasarkan referensi yang dianggap
relevan. Membaca dan mendengarkan, invertarisasi, identifikasi, dan klasifikasi
juga digunakan dalam metode pengumpulan data penelitian ini.
Dalam penelitian ini
digunakan analisis data deskriptif kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Memahami
semiotika dan makna lirik lagu.
b. Mengklasifikasikan
semiotika dan makna lirik lagu.
c. Penafsiran
Charles Sanders Peirce tentang semiotika dan makna lirik lagu
d. Memberikan
gambaran umum tentang semiotika dan makna lirik lagu sebagai temuan penelitian
dan rekomendasi.
Hasil dan Pembahasan
A. Profil Fade2Black
Fade2Black
adalah band kecil dari skena musik Bogor yang menyadari perlunya perubahan dan
ingin mencoba sesuatu yang baru untuk memotivasi anak muda yang berpotensi. Hal
ini terutama dalam kaitannya dengan Asosiasi Musik Hitam, yang sebenarnya
memiliki sejumlah keterampilan dan minat yang belum sepenuhnya dieksplorasi di
Bogor. Fade2Black secara bertahap membangun kerajaan Hip hop di kota Bogor
dengan mensosialisasikan pesan-pesan moral melalui lirik-lirik lagu yang
bertemakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan Hip hop Bogor itu
sendiri dan juga dengan cara yang kami sebut sosialisasi yang membumi. Artinya
merangkul semua komunitas Hip hop berskala kecil yang banyak tersebar di
seluruh penjuru kota Bogor agar menjadikan komunitas Hip hop yang lebih besar
dan kuat sehingga komunitas ini dapat maju dan menunjukkan eksistensinya kepada
masyarakat luas. Kembalinya "Demam" breakdance yang merupakan
komponen hip hop dan biasa disebut sebagai "budaya B-Boys" menjadi ciri khas dari komunitas hip hop yang tersebar
di seluruh wilayah ini.
Proses
sosialisasi ini tidak berhenti sampai di situ. Fade2Black mencoba melebarkan
sayap hip hopnya dengan menghadiri setiap acara di dalam dan luar kota.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa komunitas
hip hop Bogor itu ada dan Hip hop Bogor bisa dianggap sebagai bagian dari
komunitas hip hop kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,
Jogja, Solo, dan Semarang. Dengan bantuan keluarga besar Fade2Black, kami bisa
menikmati pengalaman dari panggung ke panggung dan menghadiri acara demi acara,
yang memiliki banyak sisi kebahagiaan dan kesedihan. Fade2Black telah
berkembang dari menerima pekerjaan dengan imbalan "terima kasih," dan
hanya dalam bentuk "Nasi Bungkus," ke tingkat negosiasi "Real -
Deal", dengan karyawan baru berikut ini sejak pertengahan tahun 2002: Coky
(Nizto) dan Adhit (Rat'z).
Sejak
tahun 2004, Bondan telah mengerjakan proyek musik yang menggabungkan berbagai
genre musik untuk menciptakan genre musik baru. Rapper Titz, yang juga seorang
mahasiswa di Universitas Indonesia, kemudian diajak untuk bergabung dengannya.
Titz, di sisi lain, percaya bahwa jika bandnya, Fade 2 Black, bergabung, band
tersebut akan menjadi lebih kuat. Bondan dan Fade 2 Black memasuki studio
rekaman menjelang akhir tahun 2004. Beberapa lagu mereka menggabungkan unsur
rap, rock, dan funk. Instrumen, looping, dan aransemen diciptakan oleh Bondan
Prakoso, sementara Fade 2 Black menulis liriknya. Ari (Santos), Reza (Lezzano),
dan Tito (Tit'z) adalah tiga anggota Fade 2 Black saat itu.
Album
debut mereka, "RESPECT," secara resmi dirilis pada bulan Agustus 2005
di bawah Sony BMG Music Indonesia setelah hanya empat bulan persiapan. Album
ini menampilkan berbagai gaya musik, termasuk rap sebagai vokal utama album dan
suara Bondan di beberapa lagu. Untuk album 12 track mereka, Bondan Prakoso
& Fade 2 Black juga menerima sejumlah penghargaan, termasuk Penghargaan
Musik Indonesia untuk Produksi Album Rap Terbaik pada tahun 2006. Album kedua
mereka, "UNITY," dirilis pada bulan November 2007. Album yang
menampilkan lagu "Keroncong Protol" ini semakin memantapkan Bondan
Prakoso & Fade 2 Black sebagai grup kreatif yang mampu mengeluarkan sesuatu
yang segar. Sebagai hasil dari album ini, mereka memenangkan Penghargaan Musik
Indonesia 2008 untuk Produksi Album Rap Terbaik. Setelah itu, mereka
mengeluarkan album ketiga mereka, For All For All, yang memiliki lagu-lagu dari
setiap genre di dalamnya pada beberapa titik dan lebih mudah diakses oleh semua
orang. Judul album keempat mereka, "Respect & Unity For All,"
adalah kombinasi dari judul album mereka sebelumnya.
Hingga
pada tahun 2013 Fade 2 Black & Bondan Prakoso memilih vakum untuk waktu
yang tidak terbatas, dikarenakan ingin fokus dengan mimpi masing-masing. Pada
tahun 2014, Fade 2 Black merekrut personil lamanya yang tidak sempat bergabung
pada kolaborasi bersama Bondan Prakoso, yaitu Choky (Nisto) dan meluncurkan
lagu pertamanya yang berjudul �Pasti Bisa� sebagai permulaan karir mereka
setelah berakhirnya kontrak kolaborasi bersama Bondan Prakoso. Pada akhir tahun
2015 Fade 2 Black mengeluarkan lagu kedua yang berjudul �Saat Hujan� dan
mendapatkan penghargaan AMI Award dengan nominasi �Lagu Rap Terbaik�. Di
Pertengahan tahun 2017, Fade 2 Black kembali meluncurkan lagu ketiga dengan
Judul �Cukup Dia� dan merilis album pertama Fade 2 Black dengan judul �Tabik�
yang terdiri dari sebelas lagu. Dengan perilisan album �Tabik�, Fade 2 Black telah
berhasil lepas dari bayang-bayang Bondan Prakoso.
Perjalanan
Fade 2 Black tidak sampai disitu saja, di tahun 2021 Fade 2 Black merilis
sebuah mini album yang berjudul �Opsi�. Di mini album �Opsi� terdiri dari enam
lagu yaitu �Tuhan Takkan Ingkar Janji. Fake As F*ck, Fin(e), Yang Abadi,
Tantang Dunia� dan lagu unggulan di mini album ini adalah �Dia Yang Bertahan�.
Melalui mini album �Opsi� Fade2Black ingin menyederhanakan musik sebanyak
mungkin. Hal ini terlihat dari pemilihan notasi, chorus yang mudah dipahami,
dan kerangka lagu yang lugas untuk suara instrumen. Lirik khas album ini juga
lebih enak didengar dan optimis dibanding rilisan-rilisan sebelumnya.
Ada
total enam lagu dalam mini album "Opsi," yang semuanya berisi pesan
spiritual dan motivasi, yang menunjukkan bahwa generasi ini memiliki semangat
perjuangan dan penetapan tujuan yang abadi. Dalam kasus mini album Fade 2
Black, Opsi, musik dan lagu berfungsi sebagai pesan komunikatif yang mendorong
dan mendorong orang untuk melakukan hal-hal yang lebih baik-terutama remaja,
dalam hal ini. Di sini, motivasi dapat dianggap sebagai tujuan mental yang
memotivasi orang untuk melakukan hal-hal tertentu dan untuk alasan-alasan
tertentu dalam menanggapi lingkungan mereka.
1. Analisis Kritik Sosial
lagu �Fake As F*ck� milik Fade2Black
a. Lirik rap dari Ari:
Kita semua lemah mudah
untuk percaya
Sajak mewah Nana Zola,
gincu merah, cantik rupa
Apa
yang terlihat mata itu cuma drama
Yang
terdengar di telinga ternyata itu naskah
I am a big fan of Narcos,
no Mamos Muchos
Esco's Medellin cut the
law you'll be blown
Motiva, Cultura, Mentira
Meditatum
Benar ataupun salah be
ready we got new album
Tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini adalah �Apa yang terlihat mata itu cuma
drama, Yang terdengar di telinga ternyata itu naskah� menginterpretasikan
bahwa semua yang terdapat dalam setiap tayangan di media sosial sebagian besar
merupakan hasil rekayasa dari seorang Youtuber atau Selebgram. Mereka selalu
merekayasa kemewahan dan suatu kejadian dengan scenario yang rapih, sehingga
konten yang dibuat oleh Youtuber dan Selebgram terkesan seperti realita yang
nyata.
b.
Lirik
rap dari Choky:.
Cerita pangeran cabul dan kodok zuma
Dan iklan influencer butuh algoritma
Citra
baik dan popularitas nama
Demi
Gucci, LV, Mini, dan semua drama
Konten sensasi, disclaimer di deskripsi
Berkelit klarifikasi tutupi yang kurang
presisi
Ya ga
salah, walau di mata jadi crunchy
Atur
aja gimana brengseknya sesuai hati
Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini adalah �Cerita pangeran cabul dan kodok zuma�
menginterpretasikan pria atau wanita yang mencari pasangan hanya untuk
mengincar kepuasan hasrat pribadinya. Tanda kedua adalah �Dan iklan influencer butuh
algoritma� menginterpretasikan seorang influencer yang harus memiliki �personal branding� yang kuat, disiplin
dalam membuat konten, mampu menjalin komunikasi terhadap pengikut di media
sosialnya, dan selalu mengikuti setiap perkembangan. Hal ini dilakukan oleh
seorang influencer suntuk menjaga citra yang dibangun. Dan tanda terakhir �Konten
sensasi, disclaimer di deskripsi, Berkelit klarifikasi tutupi yang kurang
presisi�. menginterpretasikan konten kreator yang rela melakukan hal
apapun hanya untuk mendongkrak konten. Ketika konten yang dibuat telah
mengundang kontra, barulah si youtuber atau selebram tersebut membuat sebuah
konten klarifikasi meminta maaf kepada pengguna internet. Semua itu dilakukan
hanya semata-mata untuk menaikan popularitas.
c.
Lirik
rap dari Eza:
Besar
di jaman si Doel dan Nokia
Hampir
semua karya tanpa komen netizen yang maha esa
Makan dimakan seperti Nissan dan Kia
Hidup penuh imitasi dan kehilangan rasa
Semua berlomba, cari insight cari laba
Tutupi hal yang buruk, demi figur demi rupa
Paripurna,
lupa pijak kaki di dunia
Postingan
bagus tapi halu dan tidak nyata
Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini. Tanda pertama adalah �Makan dimakan seperti Nissan dan
Kia� menginterpretasikan pergerakan konten kreator itu diibaratkan
seperti Nissan dan Kia. Nissan dan kia merupakan brand mobil yang saling
bersaing dalam pasar mobil Indonesia. Begitu juga konten kreator yang saling
bersaing menciptakan konten semaksimal mungkin sehingga konten yang dibuatt
ditonton oleh banyak orang dan menjadi trending di internet. Kemudian tanda
kedua adalah �Hidup penuh imitasi dan kehilangan rasa� menginterpretasikan
ada beberapa konten kreator yang bersaing dalam membuat konten penuh dengan
kepalsuan dan cenderung menyinggung perasaan orang lain, contohnya konten
berbagi ke orang lain. Konten berbagi ke orang lain dilakukan dengan cara membagikan
sedekah dalam bentuk uang atau bentuk lainnya ke orang yang kurang mampu, tanpa
disadari oleh sang kreator bahwa apa yang dilakukannya itu telah menyinggung
perasaan orang yang menerimanya. Dan tanda yang terakhir �Semua berloma cari insight cari laba,
Tutupi hal yang buruk demi figure demi rupa�. menhinterpretasikan
banyak konten kreator yang menutupi kekurangan dan keburukannya dengan
kepalsuan konten yang dibuat, demi menjaga ketenarannya di media sosial. Banyak
konten kreator yang rela melakukan apapun untuk konten hanya semata-mata
mencari keuntungan pribadi.
d.
Lirik
rap dari Tito:
You
don't trust what you see! (shut 'em up)
Yang kasat mata semuanya itu ilusi
Set-up sensasi, umbar birahi
Berlomba jadi Anya dan Kimi dalam instastory
Nothing
is organic, fake logic, aestetic, statistics and fuck metrics!
Semua hanya kontestasi legitimasi
Kejar validasi dan haus apresiasi
Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini. Tanda yang pertama adalah �Yang
kasat mata semuanya itu ilusi� Dari tanda tersebut menginterpretasikan
bahwa semua yang kita lihat dalam media sosial penuh dengan kepalsuan. Kemudian
tanda kedua adalah �Set-up sensasi, umbar birahi�. Tanda ini
menginterpretasikan bahwa banyak dari konten kreator yang ingin mngejar popularitas
dengan membuat sebuah sensasi yang rapih. Ada beberapa konten kreator wanita
yang memamerkan penampilan yang vulgar untuk meningkatkan sensasi dan
mendongkrak kontennya supaya semakin banyak yang melihatnya. Tanda ketiga dalam
penggalan lirik tersebut adalah �Berlomba jadi Anya dan Kimi dalam
instastory�. Tanda ini menginterpretasikan bahwa ada beberapa pengguna
instagram, khususnya wanita yang belomba-lomba untuk berpenampilan menyerupai
Anya Geraldine dan Kimi Hime dalam hal kecantikan dan �memancing sensasi dengan mengumbar kevulgaran
supaya mendapatkan banyak yang menyukai postingan yang dibuat. Anya Geraldine
merupakan model cantik asal Indonesia yang memulai kariernya pada tahun 2016.
Sedangakan Kimi Hime merupakan youtuber gamer asal Indonesia. Dalam video yang
diunggah oleh Kimi Hime menampilkan dirinya yang memainkan game online dengan
gaya berpenampilannya yang cukup vulgar, sehingga banyak sekali yang menonton
video yang diunggahnya. Dan tanda yang terakhir adalah �Semua hanya kontestasi legitimasi.
Kejar validasi dan haus apresiasi� menginterpretasikan bahawa semua
yang dilakukan konten kreator dan pengguna media sosial seperti membuat
sensasi, berlomba-lomba cantik dalam paras dan mengumbar kevulgaran hanya untuk
mendapatkan pengakuan di media sosial, dan untuk meningkatkan jumlah orang yang
menyukai setiap postingan yang dibuat.
e. Reff:
Open
your eyes and you will see
Everything
never looks alright
Nothing
is real as they could be
Every
things is fake as fu*k
Bait reff pada lagu ini merupakan cara dari pencipta lagu mengingatkan kepada pendengarnya, bahwa semua yang terlihat di media sosial tidak semuanya benar-benar terjadi. Banyak kepalsuan yang dibuat oleh konten kreator, ifluencer maupun pengguna media sosial lainnya.
Kesimpulan
Lagu adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling rumit.
Lagu-lagu yang ditampilkan untuk masyarakat umum dapat mencakup berbagai pesan,
narasi, atau kritik sosial terhadap masalah sosial. Lagu juga dapat berdampak
pada masyarakat dalam hal informasi yang mereka sampaikan dan bentuk yang
mereka lakukan.
Salah satu bentuk komunikasi yang paling rumit adalah lagu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu Fade2Black "Fake As F*ck"
mengandung komentar sosial. Masalah kepalsuan di media sosial adalah fokus dari
komentar sosial Fade2Black dalam lagu "Fake As F*ck". Fade2Black
mengecam para pembuat konten, influencer, dan pengguna media sosial yang selalu
mengedepankan sensasi, vulgar, dan kebodohan. Kritik sosial yang disampaikan
lagu "Fake As F*ck" dari Fade2Black ini sangat bermanfaat untuk
intopeksi diri guna mencegah atau menyelesaikan masalah di masa depan.
BIBLIOGRAFI
�Fatimah, Siti, Utami, H. R., & Wismanto, Agus.
(2020). Konflik Dan Kritik Dalam Perspektif Semiotika Sosial Terhadap Novel
Yang Bertahan Dan Binasa Perlahan Karya Okky Madasari. Seminar Nasional
Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 503�525.
Hartini, Sri, Kasnadi, Kasnadi, & Astuti, Cutiana
Windri. (2021). Gaya Bahasa Lirik Lagu dalam Album Jadi Aku Sebentar Saja. Jurnal
Bahasa Dan Sastra, 8(2).
Hidayat, Rahmat. (2014). Analisis Semiotika Makna
Motivasi Pada Lirik Lagu �Laskar Pelangi� Karya Nidji. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 2(1), 243�258.
Hidayat, Rahmat, & Abdillah, Abdillah. (2019). Ilmu
Pendidikan: Konsep, Teori Dan Aplikasinya.
Ismail, M. H., & Sofwani, Ahmad. (2016). Konsep
dan Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik. JRP (Jurnal Review Politik),
6(2), 195�224.
Isnaeni, Neni, & Hildayah, Dewi. (2020). Media
Pembelajaran Dalam Pembentukan Interaksi Belajar Siswa. Jurnal Syntax
Transformation, 1(05), 148�156.
Kurniasih, Nurhidayati. (2020). Nilai Lingkungan dalam
Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati Masy�ud. UNDAS:
Jurnal Hasil Penelitian Bahasa Dan Sastra, 16(2), 297�310.
Kurniawan, Muhammad Ardi. (2011). Kritik sosial dalam
novel Menunggu Matahari Melbourne karya Ramy Sylado: tinjauan sosiologi sastra.
Jurnal Bahastra, 26(1), 1�17.
Mawikere, Marde Christian Stenly, & Hura, Sudiria.
(2022). Paradigma Teologi Injili Mengenai Pendayagunaan Matra-Matra Budaya
Dalam Pekabaran Injil Kontekstual. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(11),
59�79.
Sarmadi, L. G. (2009). Kajian strukturalisme dan
nilai edukatif dalam cerita rakyat kabupaten Klaten. UNS (Sebelas Maret
University).
Sartika, Dani. (2021). Islam Moderat antara Konsep dan
Praksis di Indonesia. Tsamratul Fikri| Jurnal Studi Islam, 14(2),
183.
Silaswati, Diana. (2019). Analisis wacana kritis dalam
pengkajian wacana. METAMORFOSIS| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia Dan
Pengajarannya, 12(1), 1�10.
Suradika, Agus, Farokhah, Laely, & Zamzami, Emmy.
(2020). Analisis Konten Lagu �Maritirukan� Sebagai Media Pengembangan
Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Jurnal Ilmiah Visi,
15(2), 161�174.
Copyright holder: Geosseptine Bawono, Angga
Intueri Mahendra (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |