Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 1, Januari 2023

 

ANALISIS SEMIOTIKA KRITIK SOSIAL PADA LAGU �FAKE AS F*CK� KARYA FADE2BLACK

 

Geosseptine Bawono, Angga Intueri Mahendra

Universitas Amikom, Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Musik dibuat oleh orang atau sekelompok orang yang ingin mengatakan sesuatu kepada penonton. Musik digunakan oleh pencipta atau musisi untuk menyampaikan konsep. Musik menyediakan sarana bagi musisi untuk mengekspresikan ide dan pesan yang ingin mereka sampaikan. Komunikasi adalah salah satu tujuan musik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dikarenakan data-data yang diperoleh berupa kata-kata atau lirik lagu itu sendiri, dokumentasi dari portal berita yang membahas lagu tersebut serta wawancara kepada pencipta lagu. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis semiotik lirik lagu "Fake As F*ck" dari Fade2Black. Berdasarkan analisis semiotik lirik, penelitian ini menunjukkan bahwa trikotomi pertama sering kali memiliki makna indeks dan simbol. Pada trikotomi kedua, makna umum dapat dijelaskan sebagai fakta bahwa masih banyak kata-kata yang representatif tetapi tidak dapat menjadi tanda karena ketidaktepatan representasi. Pada trikotomi ketiga, maknanya menonjol, mengungkapkan bahwa karakternya adalah preposisi dan karya tersebut berfungsi sebagai pengantar.

 

Kata kunci: Analisis Isi, Lirik Lagu, Semiotika.

 

Abstract

Music is made by a person or group of people who want to say something to the audience. Music is used by creators or musicians to convey concepts. Music provides a means for musicians to express the ideas and messages they want to convey. Communication is one of the purposes of music. This research uses a descriptive qualitative approach because the data obtained in the form of words or lyrics of the song itself, documentation from news portals that discuss the song and interviews with the songwriter. The data analysis technique used is Charles Sanders Peirce semiotic analysis. The purpose of this research is to describe the semiotic analysis of the lyrics of the song "Fake As F*ck" from Fade2Black. Based on the semiotic analysis of the lyrics, this research shows that the first trichotomy often has index and symbol meanings. In the second trichotomy, the general meaning can be explained as the fact that there are still many words that are representative but cannot become signs due to the inaccuracy of representation. In the third trichotomy, the meaning is prominent, revealing that the character is prepositional and the work serves as an introduction.

 

Keywords: Content Analysis, Song Lyrics, Semiotics.

 

Pendahuluan

Musik adalah bentuk ekspresi artistik yang mencerminkan budaya pendengarnya (Hartini, Kasnadi, & Astuti, 2021). Baik aspek formal maupun informal dari proses akulturasi dipengaruhi oleh norma-norma music (Mawikere & Hura, 2022). Secara kultural dan struktural, musik adalah bentuk seni tunggal. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sartika, 2021), musik adalah seni yang menghasilkan karya seni (bunyi) dengan keseimbangan dan kesatuan antara nada-nada dalam suatu pola susunan seperti irama, lagu, dan keharmonisan (termasuk yang menghasilkan bunyi-bunyi tersebut). Musik adalah seni yang memadukan unsur ekspresi nada atau suara, kombinasi, dan hubungan temporal (Sartika, 2021).

Komunikasi yang memanfaatkan media audio adalah musik. Musik adalah bentuk komunikasi suara inovatif yang bertujuan untuk menyampaikan informasi (Isnaeni & Hildayah, 2020). Sebagai bagian dari sebuah karya seni, musik dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain (Hidayat & Abdillah, 2019). Karena seorang musisi ingin menjelaskan, menghibur, dan mengekspresikan melalui musik, maka salah satu tujuan musik adalah untuk berkomunikasi (Hidayat, 2014). Musik berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan keinginan seseorang musisi (Suradika, Farokhah, & Zamzami, 2020).

Salah satu musisi atau grup musik yang berkomunikasi melalui musik yaitu Fade2Black. Fade2Black adalah kelompok musik Rap yang lahir di kota Bogor pada tahun 2000. Fade2Black memiliki rasa perubahan yang tajam dan keinginan untuk sesuatu yang baru untuk menginspirasi kaum muda dengan potensi kreativitas. Sepanjang perjalanan karirnya, Fade2Black seperti berjalan melawan arus, disebabkan Fade2Black lebih mengusung tema lagu yang bersifat motivasi dan kritik sosial dibandingkan dengan band-band lain yang mengusung lagu-lagu yang bertema cinta.

Fade2Black memanfaatkan musik sebagai media untuk menyapaikan kritik sosial.� Fade2Black mengkritisi fenomena yang terjadi di media sosial melalui sebuah lagu yang berjudul �Fake As F*ck�. Lagu �Fake As F*ck� mengandung kritikan-kritikan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di media soisal. Fade2Black merasa jengah terhadap kepalsuan sensasi yang dibuat oleh konten kreator di media sosial.

Kritik sosial digunakan untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi masyarakat (Kurniawan, 2011). Salah satu strategi untuk memposisikan sastra sebagai sarana pelepas perasaan resah, gelisah, prihatin, bahkan amarah masyarakat adalah dengan menyampaikan kritik sosial melalui sastra (Sarmadi, 2009). Seorang pengarang tidak bisa lepas dari pengaruh sosial budaya masyarakatnya karena kritik sosial merupakan respon pengarang terhadap fenomena permasalahan di lingkungannya (Kurniasih, 2020).

Dalam penelitian sastra, kritik sosial memiliki peran yang sangat penting dalam mempertimbangkan baik buruknya dari hasil karya sastra tersebut. Kritik memerlukan penyajian fakta-fakta secara bertanggung jawab sehingga orang lain atau kelompok yang terlibat dapat melakukan evaluasi diri sendiri (Ismail & Sofwani, 2016). Sastra pada umumnya menggambarkan kehidupan sosial tertentu. Nilai-nilai pembaca dan pendengar dapat diubah oleh kondisi sosial yang digambarkan oleh pengarang karya tersebut (Silaswati, 2019). Sastra menggambarkan masalah sosial dan menunjukkan kepekaan pengarang yang tinggi ketika menerjemahkan lingkungan sosial. Karya sastra juga dapat menyembunyikan kritik sosial (Fatimah, Utami, & Wismanto, 2020).

Berangkat dari latar belakang tersebut, peneliti memilih lagu "Fake As F*ck" karya Fade2Black sebagai judul penelitian karena tertarik untuk mengungkap makna kritik sosial dalam lagu tersebut dan memilih judul untuk penelitian ini adalah Analisis Semiotika Kritik Sosial Pada Lagu �Fake As F*CK� karya Fade2Black.

 

Metode Penelitian

������������������������������� Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode semiotik, yang mengkaji tanda, digunakan dalam penelitian ini. Semiotika pemikiran Charles Sander Peirce akan menjadi metode semiotika dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini adalah tanda-tanda yang terdapat pada lagu �Fake As F*ck� yang diciptakan oleh grup Fade2Black. Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui pengamatan langsung terhadap subjek penelitian, khususnya lagu Fade 2 Black "Fake As F*ck". Data yang berasal dari sumber lain dan dapat membantu penelitian disebut data sekunder. Informasi tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk buku-buku dan karya tulis lainnya yang membahas tentang musik dan mendukung penelitian. Orientasi penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini, yang dilakukan dengan menggunakan penelitian kepustakaan untuk mengumpulkan data berdasarkan referensi yang dianggap relevan. Membaca dan mendengarkan, invertarisasi, identifikasi, dan klasifikasi juga digunakan dalam metode pengumpulan data penelitian ini.

Dalam penelitian ini digunakan analisis data deskriptif kualitatif, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.    Memahami semiotika dan makna lirik lagu.

b.    Mengklasifikasikan semiotika dan makna lirik lagu.

c.    Penafsiran Charles Sanders Peirce tentang semiotika dan makna lirik lagu

d.   Memberikan gambaran umum tentang semiotika dan makna lirik lagu sebagai temuan penelitian dan rekomendasi.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Profil Fade2Black

Fade2Black adalah band kecil dari skena musik Bogor yang menyadari perlunya perubahan dan ingin mencoba sesuatu yang baru untuk memotivasi anak muda yang berpotensi. Hal ini terutama dalam kaitannya dengan Asosiasi Musik Hitam, yang sebenarnya memiliki sejumlah keterampilan dan minat yang belum sepenuhnya dieksplorasi di Bogor. Fade2Black secara bertahap membangun kerajaan Hip hop di kota Bogor dengan mensosialisasikan pesan-pesan moral melalui lirik-lirik lagu yang bertemakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan Hip hop Bogor itu sendiri dan juga dengan cara yang kami sebut sosialisasi yang membumi. Artinya merangkul semua komunitas Hip hop berskala kecil yang banyak tersebar di seluruh penjuru kota Bogor agar menjadikan komunitas Hip hop yang lebih besar dan kuat sehingga komunitas ini dapat maju dan menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat luas. Kembalinya "Demam" breakdance yang merupakan komponen hip hop dan biasa disebut sebagai "budaya B-Boys" menjadi ciri khas dari komunitas hip hop yang tersebar di seluruh wilayah ini.

Proses sosialisasi ini tidak berhenti sampai di situ. Fade2Black mencoba melebarkan sayap hip hopnya dengan menghadiri setiap acara di dalam dan luar kota. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa komunitas hip hop Bogor itu ada dan Hip hop Bogor bisa dianggap sebagai bagian dari komunitas hip hop kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja, Solo, dan Semarang. Dengan bantuan keluarga besar Fade2Black, kami bisa menikmati pengalaman dari panggung ke panggung dan menghadiri acara demi acara, yang memiliki banyak sisi kebahagiaan dan kesedihan. Fade2Black telah berkembang dari menerima pekerjaan dengan imbalan "terima kasih," dan hanya dalam bentuk "Nasi Bungkus," ke tingkat negosiasi "Real - Deal", dengan karyawan baru berikut ini sejak pertengahan tahun 2002: Coky (Nizto) dan Adhit (Rat'z).

Sejak tahun 2004, Bondan telah mengerjakan proyek musik yang menggabungkan berbagai genre musik untuk menciptakan genre musik baru. Rapper Titz, yang juga seorang mahasiswa di Universitas Indonesia, kemudian diajak untuk bergabung dengannya. Titz, di sisi lain, percaya bahwa jika bandnya, Fade 2 Black, bergabung, band tersebut akan menjadi lebih kuat. Bondan dan Fade 2 Black memasuki studio rekaman menjelang akhir tahun 2004. Beberapa lagu mereka menggabungkan unsur rap, rock, dan funk. Instrumen, looping, dan aransemen diciptakan oleh Bondan Prakoso, sementara Fade 2 Black menulis liriknya. Ari (Santos), Reza (Lezzano), dan Tito (Tit'z) adalah tiga anggota Fade 2 Black saat itu.

Album debut mereka, "RESPECT," secara resmi dirilis pada bulan Agustus 2005 di bawah Sony BMG Music Indonesia setelah hanya empat bulan persiapan. Album ini menampilkan berbagai gaya musik, termasuk rap sebagai vokal utama album dan suara Bondan di beberapa lagu. Untuk album 12 track mereka, Bondan Prakoso & Fade 2 Black juga menerima sejumlah penghargaan, termasuk Penghargaan Musik Indonesia untuk Produksi Album Rap Terbaik pada tahun 2006. Album kedua mereka, "UNITY," dirilis pada bulan November 2007. Album yang menampilkan lagu "Keroncong Protol" ini semakin memantapkan Bondan Prakoso & Fade 2 Black sebagai grup kreatif yang mampu mengeluarkan sesuatu yang segar. Sebagai hasil dari album ini, mereka memenangkan Penghargaan Musik Indonesia 2008 untuk Produksi Album Rap Terbaik. Setelah itu, mereka mengeluarkan album ketiga mereka, For All For All, yang memiliki lagu-lagu dari setiap genre di dalamnya pada beberapa titik dan lebih mudah diakses oleh semua orang. Judul album keempat mereka, "Respect & Unity For All," adalah kombinasi dari judul album mereka sebelumnya.

Hingga pada tahun 2013 Fade 2 Black & Bondan Prakoso memilih vakum untuk waktu yang tidak terbatas, dikarenakan ingin fokus dengan mimpi masing-masing. Pada tahun 2014, Fade 2 Black merekrut personil lamanya yang tidak sempat bergabung pada kolaborasi bersama Bondan Prakoso, yaitu Choky (Nisto) dan meluncurkan lagu pertamanya yang berjudul �Pasti Bisa� sebagai permulaan karir mereka setelah berakhirnya kontrak kolaborasi bersama Bondan Prakoso. Pada akhir tahun 2015 Fade 2 Black mengeluarkan lagu kedua yang berjudul �Saat Hujan� dan mendapatkan penghargaan AMI Award dengan nominasi �Lagu Rap Terbaik�. Di Pertengahan tahun 2017, Fade 2 Black kembali meluncurkan lagu ketiga dengan Judul �Cukup Dia� dan merilis album pertama Fade 2 Black dengan judul �Tabik� yang terdiri dari sebelas lagu. Dengan perilisan album �Tabik�, Fade 2 Black telah berhasil lepas dari bayang-bayang Bondan Prakoso.

Perjalanan Fade 2 Black tidak sampai disitu saja, di tahun 2021 Fade 2 Black merilis sebuah mini album yang berjudul �Opsi�. Di mini album �Opsi� terdiri dari enam lagu yaitu �Tuhan Takkan Ingkar Janji. Fake As F*ck, Fin(e), Yang Abadi, Tantang Dunia� dan lagu unggulan di mini album ini adalah �Dia Yang Bertahan�. Melalui mini album �Opsi� Fade2Black ingin menyederhanakan musik sebanyak mungkin. Hal ini terlihat dari pemilihan notasi, chorus yang mudah dipahami, dan kerangka lagu yang lugas untuk suara instrumen. Lirik khas album ini juga lebih enak didengar dan optimis dibanding rilisan-rilisan sebelumnya.

Ada total enam lagu dalam mini album "Opsi," yang semuanya berisi pesan spiritual dan motivasi, yang menunjukkan bahwa generasi ini memiliki semangat perjuangan dan penetapan tujuan yang abadi. Dalam kasus mini album Fade 2 Black, Opsi, musik dan lagu berfungsi sebagai pesan komunikatif yang mendorong dan mendorong orang untuk melakukan hal-hal yang lebih baik-terutama remaja, dalam hal ini. Di sini, motivasi dapat dianggap sebagai tujuan mental yang memotivasi orang untuk melakukan hal-hal tertentu dan untuk alasan-alasan tertentu dalam menanggapi lingkungan mereka.

1.      Analisis Kritik Sosial lagu �Fake As F*ck� milik Fade2Black

a.      Lirik rap dari Ari:

Kita semua lemah mudah untuk percaya

Sajak mewah Nana Zola, gincu merah, cantik rupa

Apa yang terlihat mata itu cuma drama

Yang terdengar di telinga ternyata itu naskah

I am a big fan of Narcos, no Mamos Muchos

Esco's Medellin cut the law you'll be blown

Motiva, Cultura, Mentira Meditatum

Benar ataupun salah be ready we got new album

Tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini adalah �Apa yang terlihat mata itu cuma drama, Yang terdengar di telinga ternyata itu naskah� menginterpretasikan bahwa semua yang terdapat dalam setiap tayangan di media sosial sebagian besar merupakan hasil rekayasa dari seorang Youtuber atau Selebgram. Mereka selalu merekayasa kemewahan dan suatu kejadian dengan scenario yang rapih, sehingga konten yang dibuat oleh Youtuber dan Selebgram terkesan seperti realita yang nyata.

b.      Lirik rap dari Choky:.

Cerita pangeran cabul dan kodok zuma

Dan iklan influencer butuh algoritma

Citra baik dan popularitas nama

Demi Gucci, LV, Mini, dan semua drama

Konten sensasi, disclaimer di deskripsi

Berkelit klarifikasi tutupi yang kurang presisi

Ya ga salah, walau di mata jadi crunchy

Atur aja gimana brengseknya sesuai hati

Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini adalah �Cerita pangeran cabul dan kodok zuma� menginterpretasikan pria atau wanita yang mencari pasangan hanya untuk mengincar kepuasan hasrat pribadinya. Tanda kedua adalah �Dan iklan influencer butuh algoritma� menginterpretasikan seorang influencer yang harus memiliki �personal branding� yang kuat, disiplin dalam membuat konten, mampu menjalin komunikasi terhadap pengikut di media sosialnya, dan selalu mengikuti setiap perkembangan. Hal ini dilakukan oleh seorang influencer suntuk menjaga citra yang dibangun. Dan tanda terakhir �Konten sensasi, disclaimer di deskripsi, Berkelit klarifikasi tutupi yang kurang presisi�. menginterpretasikan konten kreator yang rela melakukan hal apapun hanya untuk mendongkrak konten. Ketika konten yang dibuat telah mengundang kontra, barulah si youtuber atau selebram tersebut membuat sebuah konten klarifikasi meminta maaf kepada pengguna internet. Semua itu dilakukan hanya semata-mata untuk menaikan popularitas.

c.       Lirik rap dari Eza:

Besar di jaman si Doel dan Nokia

Hampir semua karya tanpa komen netizen yang maha esa

Makan dimakan seperti Nissan dan Kia

Hidup penuh imitasi dan kehilangan rasa

Semua berlomba, cari insight cari laba

Tutupi hal yang buruk, demi figur demi rupa

Paripurna, lupa pijak kaki di dunia

Postingan bagus tapi halu dan tidak nyata

Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini. Tanda pertama adalah �Makan dimakan seperti Nissan dan Kia� menginterpretasikan pergerakan konten kreator itu diibaratkan seperti Nissan dan Kia. Nissan dan kia merupakan brand mobil yang saling bersaing dalam pasar mobil Indonesia. Begitu juga konten kreator yang saling bersaing menciptakan konten semaksimal mungkin sehingga konten yang dibuatt ditonton oleh banyak orang dan menjadi trending di internet. Kemudian tanda kedua adalah �Hidup penuh imitasi dan kehilangan rasa� menginterpretasikan ada beberapa konten kreator yang bersaing dalam membuat konten penuh dengan kepalsuan dan cenderung menyinggung perasaan orang lain, contohnya konten berbagi ke orang lain. Konten berbagi ke orang lain dilakukan dengan cara membagikan sedekah dalam bentuk uang atau bentuk lainnya ke orang yang kurang mampu, tanpa disadari oleh sang kreator bahwa apa yang dilakukannya itu telah menyinggung perasaan orang yang menerimanya. Dan tanda yang terakhir �Semua berloma cari insight cari laba, Tutupi hal yang buruk demi figure demi rupa�. menhinterpretasikan banyak konten kreator yang menutupi kekurangan dan keburukannya dengan kepalsuan konten yang dibuat, demi menjaga ketenarannya di media sosial. Banyak konten kreator yang rela melakukan apapun untuk konten hanya semata-mata mencari keuntungan pribadi.

d.      Lirik rap dari Tito:

You don't trust what you see! (shut 'em up)

Yang kasat mata semuanya itu ilusi

Set-up sensasi, umbar birahi

Berlomba jadi Anya dan Kimi dalam instastory

Nothing is organic, fake logic, aestetic, statistics and fuck metrics!

Semua hanya kontestasi legitimasi

Kejar validasi dan haus apresiasi

Ada beberapa tanda yang muncul dalam penggalan lirik �ini. Tanda yang pertama adalah �Yang kasat mata semuanya itu ilusi� Dari tanda tersebut menginterpretasikan bahwa semua yang kita lihat dalam media sosial penuh dengan kepalsuan. Kemudian tanda kedua adalah �Set-up sensasi, umbar birahi�. Tanda ini menginterpretasikan bahwa banyak dari konten kreator yang ingin mngejar popularitas dengan membuat sebuah sensasi yang rapih. Ada beberapa konten kreator wanita yang memamerkan penampilan yang vulgar untuk meningkatkan sensasi dan mendongkrak kontennya supaya semakin banyak yang melihatnya. Tanda ketiga dalam penggalan lirik tersebut adalah �Berlomba jadi Anya dan Kimi dalam instastory�. Tanda ini menginterpretasikan bahwa ada beberapa pengguna instagram, khususnya wanita yang belomba-lomba untuk berpenampilan menyerupai Anya Geraldine dan Kimi Hime dalam hal kecantikan dan �memancing sensasi dengan mengumbar kevulgaran supaya mendapatkan banyak yang menyukai postingan yang dibuat. Anya Geraldine merupakan model cantik asal Indonesia yang memulai kariernya pada tahun 2016. Sedangakan Kimi Hime merupakan youtuber gamer asal Indonesia. Dalam video yang diunggah oleh Kimi Hime menampilkan dirinya yang memainkan game online dengan gaya berpenampilannya yang cukup vulgar, sehingga banyak sekali yang menonton video yang diunggahnya. Dan tanda yang terakhir adalah �Semua hanya kontestasi legitimasi. Kejar validasi dan haus apresiasi� menginterpretasikan bahawa semua yang dilakukan konten kreator dan pengguna media sosial seperti membuat sensasi, berlomba-lomba cantik dalam paras dan mengumbar kevulgaran hanya untuk mendapatkan pengakuan di media sosial, dan untuk meningkatkan jumlah orang yang menyukai setiap postingan yang dibuat.

e.       Reff:

Open your eyes and you will see

Everything never looks alright

Nothing is real as they could be

Every things is fake as fu*k

Bait reff pada lagu ini merupakan cara dari pencipta lagu mengingatkan kepada pendengarnya, bahwa semua yang terlihat di media sosial tidak semuanya benar-benar terjadi. Banyak kepalsuan yang dibuat oleh konten kreator, ifluencer maupun pengguna media sosial lainnya.

 

Kesimpulan

Lagu adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling rumit. Lagu-lagu yang ditampilkan untuk masyarakat umum dapat mencakup berbagai pesan, narasi, atau kritik sosial terhadap masalah sosial. Lagu juga dapat berdampak pada masyarakat dalam hal informasi yang mereka sampaikan dan bentuk yang mereka lakukan.

Salah satu bentuk komunikasi yang paling rumit adalah lagu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu Fade2Black "Fake As F*ck" mengandung komentar sosial. Masalah kepalsuan di media sosial adalah fokus dari komentar sosial Fade2Black dalam lagu "Fake As F*ck". Fade2Black mengecam para pembuat konten, influencer, dan pengguna media sosial yang selalu mengedepankan sensasi, vulgar, dan kebodohan. Kritik sosial yang disampaikan lagu "Fake As F*ck" dari Fade2Black ini sangat bermanfaat untuk intopeksi diri guna mencegah atau menyelesaikan masalah di masa depan.


BIBLIOGRAFI

 

�Fatimah, Siti, Utami, H. R., & Wismanto, Agus. (2020). Konflik Dan Kritik Dalam Perspektif Semiotika Sosial Terhadap Novel Yang Bertahan Dan Binasa Perlahan Karya Okky Madasari. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 503�525.

 

Hartini, Sri, Kasnadi, Kasnadi, & Astuti, Cutiana Windri. (2021). Gaya Bahasa Lirik Lagu dalam Album Jadi Aku Sebentar Saja. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 8(2).

 

Hidayat, Rahmat. (2014). Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu �Laskar Pelangi� Karya Nidji. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 243�258.

 

Hidayat, Rahmat, & Abdillah, Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan: Konsep, Teori Dan Aplikasinya.

 

Ismail, M. H., & Sofwani, Ahmad. (2016). Konsep dan Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik. JRP (Jurnal Review Politik), 6(2), 195�224.

 

Isnaeni, Neni, & Hildayah, Dewi. (2020). Media Pembelajaran Dalam Pembentukan Interaksi Belajar Siswa. Jurnal Syntax Transformation, 1(05), 148�156.

 

Kurniasih, Nurhidayati. (2020). Nilai Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilanggur Salusin Kisdap Banjar Karya Hatmiati Masy�ud. UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa Dan Sastra, 16(2), 297�310.

 

Kurniawan, Muhammad Ardi. (2011). Kritik sosial dalam novel Menunggu Matahari Melbourne karya Ramy Sylado: tinjauan sosiologi sastra. Jurnal Bahastra, 26(1), 1�17.

 

Mawikere, Marde Christian Stenly, & Hura, Sudiria. (2022). Paradigma Teologi Injili Mengenai Pendayagunaan Matra-Matra Budaya Dalam Pekabaran Injil Kontekstual. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(11), 59�79.

 

Sarmadi, L. G. (2009). Kajian strukturalisme dan nilai edukatif dalam cerita rakyat kabupaten Klaten. UNS (Sebelas Maret University).

 

Sartika, Dani. (2021). Islam Moderat antara Konsep dan Praksis di Indonesia. Tsamratul Fikri| Jurnal Studi Islam, 14(2), 183.

 

Silaswati, Diana. (2019). Analisis wacana kritis dalam pengkajian wacana. METAMORFOSIS| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia Dan Pengajarannya, 12(1), 1�10.

 

Suradika, Agus, Farokhah, Laely, & Zamzami, Emmy. (2020). Analisis Konten Lagu �Maritirukan� Sebagai Media Pengembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Jurnal Ilmiah Visi, 15(2), 161�174.

 

 

Copyright holder:

Geosseptine Bawono, Angga Intueri Mahendra (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: