Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
1, Januari 2023
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN
STATUS VAKSIN COVID 19 PADA ANAK UMUR 6-11 TAHUN
Irmawati
Mathar, Mertisa Dwi Klevina, Cintika
Yorinda Sebtalesy
Stikes Bhakti Husada
Mulia
Email: [email protected], [email protected],
Abstrak
Vaksinasi anak-anak dapat mengurangi penularan penyakit dan memungkinkan kembalinya aktivitas sosial dan rekreasi yang penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Pada bulan September 2022 Di Sekolah SD Negeri Muneng Madiun masih terdapat siswa yang belum melakukan vaksin. Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah adakah hubungan tingkat pengetahuan dan sikap� ibu dengaan� status vaksin pada anak SD Negeri Muneng Madiun. Tujuan penelitian adalah untuk menguji hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status vaksin COVID 19 pada anak 6 -11 tahun dan� menguji hubungan antara sikap ibu dengan status vaksin COVID 19 pada anak usia 6-11 tahun. Jenis penelitian ini menggunakan metode Observasional Analitik, melalui pengukuran variable dalam waktu bersamaan atau cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2022 dengan jumlah sampel 61 orang tua dari siswa SDN Muneng Madiun. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dan status vaksin pada anak, serta ada hubungan antara sikap dengan status vaksin pada anak usia 6-11 tahun di SDN Muneng dengan signifikasi 0,000 (<0.01). Masih terdapat ibu yang ragu untuk vaksinasi anaknya. Maka peneliti menyarankan untuk meningkatkan peran masyarakat, sekolah, pemerintah dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam penyebarluasan informasi mengenai manfaat vaksin pada anak sehingga tidak ada lagi ibu yang merasa khawatir dan ragu dalam pemberian vaksin pada anak usia 6-11 tahun.
Kata Kunci : Vaksin COVID 19, Anak, Pengetahuan, Sikap Ibu
Abstract
Vaccination of children can reduce
the transmission of the disease and allow the return of social and recreational
activities that are important to maintain their physical and mental health. In September
2022, at SD Negeri Muneng Madiun,
there are still students who have not been vaccinated. In this study, the formulation
of the problem is whether there is a relationship between the level of knowledge
and attitudes of mothers with vaccine status in children of SD Negeri Muneng Madiun. The purpose of the
study was to test the relationship between maternal knowledge level and COVID
19 vaccine status in children 6-11 years old and test the relationship between maternal
attitudes and COVID 19 vaccine status in children aged 6-11 years. This type of
research uses the Analytical Observational method, through measuring variables at
the same time or cross sectional. This study was conducted in March 2022 with a
total sample of 61 parents from students of SDN Muneng
Madiun. The results of the study found that there was
a relationship between knowledge and vaccine status in children, and there was
a relationship between attitudes and vaccine status in children aged 6-11 years
at SDN Muneng with a signification of 0.000 (<0.01).
There are still mothers who are hesitant to vaccinate their children. So researchers suggest increasing the role of the community,
schools, government and health care facilities in disseminating information about
the benefits of vaccines in children so that no more mothers feel worried and hesitant
in administering vaccines to children aged 6-11 years.
Keywords :�COVID 19 Vaccine, Children, Knowledge, Mother's
Attitude
Pendahuluan
COVID-19 umumnya merupakan
penyakit ringan pada anak-anak dengan kurang dari 2% dari anak-anak bergejala yang memerlukan perawatan di rumah sakit.1�10
Tingkat perawatan intensif anak-anak yang dirawat di rumah sakit berkisar
antara 2% dan 13%. dilaporkan
dari Amerika Serikat. Namun, angka-angka ini sering kali mencakup anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 dan bukan karena COVID-19, dan karenanya melebih-lebihkan tingkat keparahannya. Pada anak-anak dan remaja, risiko kematian akibat infeksi SARS-CoV-2 adalah 0,005%,35 dan pada mereka
yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 adalah 0%�0,7%. Namun, sekali lagi, angka-angka
ini sering kali mencakup anak-anak yang meninggal karena infeksi SARS-CoV-2 dan bukan karena itu (penelitian
berbasis populasi baru-baru ini menunjukkan
bahwa hanya 41% kematian anak yang dilaporkan akibat infeksi SARS-CoV-2 berasal dari COVID-19). Oleh karena itu, pencegahan infeksi SARS-CoV-2 bukanlah argumen yang kuat untuk memvaksinasi semua anak yang sehat seperti halnya
untuk orang dewasa. Namun ini menjadi
berubah karena varian baru muncul
yang menyebabkan penyakit
yang lebih parah pada anak-anak yang sehat (Idul, n.d.).
Salah satu
rasionalisasi vaksinasi
COVID-19 pada anak-anak adalah
melindungi populasi yang rentan terhadap COVID-19. Berdasarkan data saat ini, anak dengan
COVID-19 dapat menularkan ke anak lain maupun
orang dewasa disekitarnya (BATUBARA, 2022).
Penggunaan vaksin bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari infeksi
virus yang terjadi (Lestari & Saepudin, 2021).
Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan
untuk memutus penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak selain dengan
upaya protokol� kesehatan
yang ketat, perlu dilakukan percepatan imunisasi COVID 19� pada
anak golongan usia 6-11 tahun. Anak dengan penyakit komorbid seperti kondisi kronis yang stabil mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
komplikasi bila menderita infeksi COVID 19, oleh karena itu anak
-anak dengan kondisi tersebut dapat diberikan imunisasi setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang merawatnya. Anak� dapat� tertular� dan� atau� menularkan� virus�
corona� dari� dan� ke� orang� dewasa� disekitarnya (Amir, 2022)
Banyak negara belum menawarkan vaksin COVID-19 kepada anak-anak (termasuk di Inggris Raya kepada semua anak berusia
5 hingga 11 tahun) (Gani et al., 2020).
Vaksinasi kelompok usia yang lebih muda dapat membantu
untuk mengakhiri pandemi saat ini
karena anak-anak telah menjadi bagian
dari siklus penularan COVID-19 (Marzuki et al., 2021)
Vaksinasi anak-anak dapat
mengurangi penularan penyakit dan memungkinkan kembalinya aktivitas sosial dan rekreasi yang penting untuk menjaga
kesehatan fisik dan mental mereka. Hambatan dalam pemberian vaksin COVID pada anak adalah orang tua� mempunyai niat yang sedikit untuk bersedia
menerima vaksin COVID pada anak -anaknya (Saragih et al., 2022).
Orang tua
dengan anak di bawah usia 12 tahun
lebih ragu untuk memberikan vaksinasi COVID-19 kepada anak-anak mereka daripada orang tua dengan anak
di atas usia 12 tahun. Mayoritas orang tua dan wali khawatir
tentang keamanan dan efek samping vaksin
(Salsabila & Widhianingsih, 2022).
Salah satu
factor yang mempengaruhi perilaku� menurut
Lawrence green adalah sikap.
Penelitian yang dilakukan (Salsabila & Widhianingsih, 2022), dkk
didapatkan sebagian besar ibu sangat setuju tentang pentingnya vaksin (79%), namun hampir seperempat
ibu ragu-ragu terhadap imunisasi anak (24,31%). Persentase yang sama dari ibu yang bermaksud
memvaksinasi anak-anak mereka terhadap COVID-19 dalam 6 bulan ke
depan dilaporkan (24%). Keragu-raguan vaksin ditemukan menjadi prediktor signifikan niat ibu. Tingkat pendidikan ibu secara signifikan terkait dengan keraguan terhadap imunisasi anak serta niat untuk
menerima vaksin COVID-19 di
masa depan (p <0,05) (Salsabila & Widhianingsih, 2022).
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO) memaknai keraguan
terhadap vaksin ini sebagai �penundaan
dalam penerimaan atau penolakan� (delay in
acceptance or refusal) terhadap vaksinasi
meskipun layanan vaksinasi sudah tersedia. skeptisisme terhadap vaksin rupanya memiliki hubungan dengan rendahnya kepercayaan warga terhadap pemerintah. Tentu hal ini menjadi
pekerjaan rumah yang serius, mengingat vaksinasi adalah salah satu ikhtiar kita
ditengah pandemic (Alfreda, 2021).
Pada bulan maret 2022 Di Sekolah SD Negeri Muneng Kota Madiun masih terdapat siswa yang belum melakukan vaksin. Oleh karenanya perlu menganalisis penyebab mengapa siswa tersebut belum vaksin COVID 19. Mengingat program vaksinasi merupakan strategi yang efektif dalam mencegah penyakit menular dan mengendalikan epidemi, sehingga adanya permasalahan tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dan penanganan tinjau dari segi peningkatan pengetahuan dan sikap karena keberhasilan program ini bergantung pada pemahaman dan penerimaan masyarakat akan manfaat vaksinasi.
Metode Penelitian
Analisis data yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu analisa dengan metode analisis ��analisa univariat. Analisa
univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karaktersitik setiap variabel penelitian. Data yang yang diolah adalah
tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu
dan status vaksin COVID pada anak,
data yang didapatkan tersebut
kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan presentase tiap variable (Wahyu, 2018). Analisa bivariat dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau ada korelasi.
Analisis bivariat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status vaksin COVID pada anak serta hubungan
sikap ibu dengan vaksin COVID 19 pada anak.� Pengolahan analisis bivariat dilakukan dengan bantuan komputerisasi. Uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square dan korelasi
Kendall-Tau, yang bertujuan untuk
menguji hubungan antara satu variable dependen berupa status vaksin COVID pada anak dan� variabel
independen berupa pengetahuan dan sikap ibu dengan data berbentuk ordinal dengan jumlah sampel lebih
dari 10 anggota. Uji korelasi Kendall-Tau ini digunakan pada sebaran data yang berdistribusi tidak normal.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
analisis univariat
1. Pendidikan Ibu
Tabel 1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan
tingkat Pendidikan Ibu
No |
Pendidikan |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
1 |
SMA |
59 |
96.7% |
2 |
S1 |
2 |
3.3% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022.
Dari tabel 1, diketahui
bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah berpendidikan SMA dengan jumlah sebanyak
59 responden atau 96.7% dari jumlah total 61 responden.
2. Usia Ibu
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
responden berdasarkan usia
No |
Usia |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
1 |
16-25 tahun |
8 |
13.11% |
2 |
26-35 tahun |
26 |
42.62% |
3 |
36-45 tahun |
27 |
44.26% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022.
Dari tabel 2, diketahui
bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah responden dengan rentang usia 36-45 tahun dengan jumlah sebanyak
27 responden atau 44.26% dari jumlah total 61 responden
3. Pengetahuan Ibu
Tabel 3 distribusi frekuensi
responden berdasarkan tingkat Pengetahuan
No |
Pengetahuan |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
1 |
Baik |
0 |
0% |
2 |
Cukup |
35 |
57.38% |
3 |
Kurang |
26 |
42.62% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022
Dari tabel 3, diketahui sebanyak 35 responden/ibu dari
siswa SDN Muneng Madiun memiliki pengetahuan cukup tentang vaksin COVID 19 pada anak usia 6-11 tahun atau 57.38% dari jumlah total 61 responden.
4. Sikap Ibu
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
responden berdasarkan sikap
No |
Sikap |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
1 |
Setuju |
49 |
80.33% |
2 |
Ragu-ragu |
8 |
13.11% |
3 |
Tidak Setuju |
4 |
6.56% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022.
Dari tabel 4, diketahui bahwa sikap responden
tentang vaksin COVID19 pada
anak usia 6-11 tahun, yang paling banyak adalah sikap setuju
sebesar 80% dan ragu-ragu sebanyak
13.11% .
Status Vaksin Anak
Tabel 5 distribusi frekuensi
status vaksin COVID pada Anak SD Negeri Muneng Madiun
No |
Status |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
1 |
Belum Vaksin |
12 |
19.67% |
2 |
Sudah Vaksin |
49 |
80.33% |
Total |
61 |
100% |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022
Dari tabel 5.5 menunjukkan
bahwa sebanyak 49 siswa yang telah vaksin atau 80.33% dari jumlah total 61 siswa Kelas 2 SDN Muneng .
Hasil analisis bivariat
Hubungan pengetahuan ibu dengan status vaksin pada anak usia 6-11 tahun
Tabel 6 distribusi silang
antara pengetahuan ibu dengan status vaksin
pada anak usia 6-11 tahun.
Pengetahuan Ibu |
Status Vaksin |
|||||
Belum |
Sudah |
Total |
||||
|
F |
% |
F |
% |
F |
% |
Baik |
0 |
0% |
0 |
0% |
0 |
0% |
Cukup |
1 |
1.64% |
34 |
55.74% |
35 |
57.4% |
Kurang |
11 |
18.03% |
15 |
24.59% |
26 |
42.6% |
Total |
12 |
19.7% |
49 |
80.3% |
61 |
100% |
p- Value |
0.000 |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022
Dari tabel 6, ada
34 responden/ibu yang pengetahuannya cukup dan anaknya telah vaksin
COVID. Adapun ibu dengan pengetahuan kurang tetapi anaknya telah divaksin sebanyak 15 responden (24.59%).
Hasil statistik uji hubungan
antara pengetahuan ibu dengan status vaksin COVID pada Anak dihasilkan
tingkat signifikansi 0,000,
artinya H0 ditolak, H1 diterima yang berarti �ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan status vaksin COVID pada anak Usia 6-11 tahun di Sekolah SDN Muneng Madiun.
Hubungan sikap ibu dengan status vaksin pada anak usia 6-11 tahun
Tabel 7 distribusi silang
antara sikap ibu dengan status vaksin pada
anak usia 6-11 tahun.
Pengetahuan Ibu |
Status Vaksin |
|||||
Belum |
Sudah |
Total |
||||
|
F |
% |
F |
% |
F |
% |
Setuju |
0 |
0% |
49 |
80.3% |
49 |
80.3% |
Ragu-ragu |
8 |
13.1% |
0 |
0% |
8 |
13.1% |
Tidak Setuju |
4 |
6.6% |
0 |
0% |
4 |
6.6% |
Total |
12 |
19.7% |
49 |
80.3% |
61 |
100% |
p-value |
0.000 |
Sumber : Data Primer, Tahun 2022
Dari tabel 7, ada 49 responden/ibu yang setuju dengan vaksin COVID 19 pada anak usia 6-11 tahun dan anaknya telah vaksin COVID. Adapun ibu dengan masih
ragu dan anaknya belum divaksin sebanyak 8 responden �serta ibu yang tidak setuju dengan vaksin
COVID 19 ada 4 orang dengan
status anak belum divaksin. �
Hasil statistik hubungan
antara sikap ibu tentang vaksin
covid 19 pada Anak dengan status vaksin
COVID 19 pada anak usia
6-11 tahun di Sekolah
Negeri Muneng didapatkan tingkat signifikansi 0,000, artinya H0 ditolak, H1 diterima yang berarti �ada hubungan antara
sikap ibu dengan status vaksin COVID pada anak Usia 6-11 tahun di Sekolah SDN Muneng Madiun.
Hasil penelitian yang dilakukan
di SDN Muneng Madiun pada bulan maret 2022 diketahui bahwa 35 ibu dari Siswa
SDN Muneng memiliki pengetahuan cukup mengenai vaksin COVID 19 dan diantara ibu tersebut
hanya satu ibu yang anaknya belum melakukan vaksin dikarenakan sakit. Hasil uji statistik menggunakan uji chi
square diketahui taraf signifikansi 0,000 (< 0,05), maka
artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya �ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status vaksin COVID pada anak�. �
Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objek dari indra
yang dimilikinya (Notoatmodjo,
2012).
Martina Pakpahan
(2021) bahwa pengetahuan berperan penting untuk membentuk sikap seseorang. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang positif maka semakin positif
juga sikapnya.
Salah satu strategi untuk
meningkatkan niat ibu agar anaknya divaksinasi COVID-19 dapat memperkuat kepercayaan ibu dalam proses pengembangan dan persetujuan
COVID-19 (Limbers & Thompson, 2022). Sangat penting untuk
meningkatkan tingkat penerimaan vaksin di antara wanita hamil
dan ibu dari anak kecil (Takahashi et al., 2022).
Strategis ini dengan mempromosikan komunikasi untuk mengurangi kekhawatiran terhadap vaksin COVID-19 (Di Giuseppe, Pelullo, Volgare, Napolitano, &
Pavia, 2022).
Pada penelitian ini juga di dapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap Ibu tentang vaksin COVID pada anak Usia 6-11 tahun dengan penerimaan
vaksin pada anaknya.� Sikap ibu ragu terhadap efek samping yang akan timbul setelah
anaknya di vaksin atau kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI)
Orang tua dengan anak di bawah usia 12 tahun
lebih ragu untuk memberikan vaksinasi COVID-19 kepada anak-anak mereka daripada orang tua dengan anak
di atas usia 12 tahun. Mayoritas orang tua dan wali khawatir
tentang keamanan dan efek samping vaksin.
Orang tua yang percaya bahwa vaksin akan
melindungi anak-anak mereka dari penyakit
dan bahwa vaksinasi diperlukan untuk kesehatan anak mereka tidak ragu-ragu untuk membuat anak-anak
mereka diimunisasi. Informasi pemerintah dan kesehatan masyarakat dapat meminimalkan keraguan vaksinasi di antara orang tua dan meningkatkan penyerapan vaksin di antara anak-anak. Rencana strategis kampanye vaksinasi Thailand di kalangan anak-anak harus fokus pada orang tua dengan anak di bawah usia 12 tahun,
orang tua yang menolak untuk mendapatkan imunisasi COVID-19, pendidikan
yang buruk, dan status sosial
ekonomi yang rendah. Kampanye imunisasi Thailand yang sukses untuk vaksin
COVID-19 dapat mencakup
program pendidikan yang dibuat
khusus dengan pesan yang jelas tentang keamanan dan kemanjuran vaksin, serta meningkatkan sikap yang menguntungkan di antara orang tua dan wali berdasarkan studi berbasis bukti terkini dan statistik saat ini. di Thailand, untuk mengurangi keragu-raguan vaksinasi di antara orang tua Thailand. Imunisasi anak usia sekolah
terhadap COVID-19 sangat penting,
namun keragu-raguan vaksin di antara orang tua dan wali akan
menunda program vaksinasi
yang efektif (Kitro et al., 2022).
Pemberian informasi kepada ibu tentang manfaat
vaksin COVID pada anak
sangat penting sehingga ibu� dapat bersedia jika dilakukan
vaksin COVID pada anaknya. Pemerintah dan seluruh pihak baik tenaga
kesehatan, pihak sekolah maupun tokoh masyarakat hendaknya memberikan atau menyebarluakan informasi terkait manfaat vaksin covid 19 pada anak sehingga semua
ibu/orang tua siswa tidak lagi� mempunyai keragu -raguan terhadap pemberian vaksin COVID pada anak (Meiherayenti, Rusli, & Mayarni, 2022).
Kesimpulan
Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status vaksin pada anak usia 6-11 tahun, dengan nilai signifikasi 0.000.(< 0.05). serta ada hubungan antara sikap ibu dengan penerimaan vaksin COVID 19 pada anak dengan nilai signifikasi 0.000. Pada variable sikap diketahui bahwa masih terdapat ibu yang ragu-ragu akan penerimaan vaksin pada anak usia 6-11 tahun.
BIBLIOGRAFI
Alfreda, Jessica. (2021). Tinjauan
Komunikasi Publik Di Era Pandemi Covid-19 Terkait Optimalisasi Vaksinasi
Covid-19. Sosioedukasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 10(2),
229�238.
Amir, Nirmala. (2022). EFEKTIVITAS
KONSELING TERHADAP PENURUNAN MASALAH KESEHATAN MENTAL PADA PASIEN DIAGNOSIS
KANKER PAYUDARA DAN MENJALANI KEMOTERAPI: A SISTEMATIK REVIEW. Universitas
Hasanuddin.
BATUBARA, ADINDA MUTIARA PUTRI. (2022). DAMPAK
SOSIALISASI PROGRAM VAKSINASI COVID-19 TERHADAP KESADARAN MASYARAKAT DESA
MARINDAL DUA KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG.
Di Giuseppe, Gabriella, Pelullo, Concetta
Paola, Volgare, Andrea Salvatore, Napolitano, Francesco, & Pavia, Maria.
(2022). Parents� willingness to vaccinate their children with COVID-19 vaccine:
Results of a survey in Italy. Journal of Adolescent Health, 70(4),
550�558.
Gani, Nur Salwiyani, Fitriana, A. Dian,
Sila, Anugrahwati M., Fitriani, R., Yuliarti, Astinana, Thalib, Fajar,
Hermansyah, Bambang, Aslam, Muhammad, Sahid, Muhammad, & Umar, Nugrah
Juniar. (2020). Covid 19 Dalam Bingkai Komunikasi. IAIN Parepare
Nusantara Press.
Idul, Muhammad. (n.d.). MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI MASA PANDEMI COVID 19. BERKARYA BERSAMA DI TENGAH COVID-19, 64.
Kitro, Amornphat, Sirikul, Wachiranun,
Dilokkhamaruk, Ekkamon, Sumitmoh, Gowgeat, Pasirayut, Sarisa, Wongcharoen,
Amnart, Panumasvivat, Jinjuta, Ongprasert, Krongporn, & Sapbamrer, Ratana.
(2022). COVID-19 vaccine hesitancy and influential factors among Thai parents
and guardians to vaccinate their children. Vaccine: X, 11,
100182.
Lestari, Sri, & Saepudin, Sudin.
(2021). Analisis sentimen vaksin sinovac pada twitter menggunakan algoritma
Naive Bayes. Seminar Nasional Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
Universitas Nusa Putra, 1(01), 163�170.
Limbers, Christine A., & Thompson,
Rachel. (2022). Maternal Attitudes and Intentions About the COVID-19 Vaccine
for Children Aged 5�11 Years. Journal of Pediatric Health Care, 36(5),
416�429.
Marzuki, Ismail, Bachtiar, Erniati,
Zuhriyatun, Fitria, Purba, Agung Mahardika Venansius, Kurniasih, Hesti, Purba,
Deasy Handayani, Chamidah, Dina, Jamaludin, Jamaludin, Purba, Bonaraja, &
Puspita, Ratna. (2021). COVID-19: seribu satu wajah. Yayasan Kita
Menulis.
Meiherayenti, Meiherayenti, Rusli, Zaili,
& Mayarni, Mayarni. (2022). Partisipasi Masyarakat dalam Vaksinasi Covid-19
di Kabupaten Kampar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(4),
913�933.
Salsabila, Citra Satelina, &
Widhianingsih, Dhyani. (2022). Gambaran perilaku orang tua dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak usia 6-12 tahun selama masa pandemi
covid-19:(kajian pada sd islam al-amanah kabupaten bandung). Jurnal
Kedokteran Gigi Terpadu, 4(1).
Saragih, Elfirayani, Masruroh, Masruroh,
Mukhoirotin, Mukhoirotin, Herawati, Tutik, Hutagaol, Aureliya, Cathryne, Joice,
Sumiyati, Sumiyati, Shintya, Lea Andy, Ernawati, Naya, & Hasnidar,
Hasnidar. (2022). Kesehatan Ibu dan Anak. Yayasan Kita Menulis.
Takahashi, Yoko, Ishitsuka, Kazue, Sampei,
Makiko, Okawa, Sumiyo, Hosokawa,
Yoshihiko, Ishiguro, Akira, Tabuchi,
Takahiro, & Morisaki, Naho. (2022). COVID-19 vaccine literacy and vaccine
hesitancy among pregnant women and mothers of young children in Japan. Vaccine,
40(47), 6849�6856.
Wahyu, Afnijar. (2018). Efektifitas
Relaksasi Benson terhadap penurunan nyeri pasien pasca Sectio Caesarea. Jurnal
Keperawatan Silampari, 2(1), 236�251.
������
Copyright holder: Irmawati Mathar, Mertisa
Dwi Klevina, Cintika Yorinda Sebtalesy (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |