Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 12, Desember 2022

 

GAMBARAN TERAPI ANTIVIRAL DAN KESINTASAN PASIEN COVID-19 PERIODE JANUARI 2021

 

Kevin Sanjaya Listiono

Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran� Universitas Tarumanagara

Email: [email protected]

 

Abstrak

COVID-19 merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan dunia yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan suatu benda yang terinfeksi droplet kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut. SARS-CoV-2 merupakan virus penyebab dari penyakit ini dan mengakibatkan lebih dari 3,8 juta kematian di seluruh dunia serta berdampak pada sektor sosioekonomi. Pemberian antiviral dapat dipertimbangkan sebagai penanganan COVID-19 dalam menurunkan angka mortalitas yang tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada terapi antiviral yang spesifik untuk penatalaksanaan COVID-19. Berdasarkan kesintasannya, pasien COVID-19 dapat dikelompokkan menjadi hidup dan meninggal. Pasien hidup dikelompokkan menjadi pasien rawat jalan dan pasien yang pulang atas permintaan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terapi antiviral dan kesintasan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan data pasien dilakukan melalui pengambilan data rekam medik dan menunjukan bahwa terdapat beberapa outcome seperti hidup dan meninggal. Dari data 105 pasien, diperoleh sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (57,1%) dan berusia 60 tahun (34,3%). Mayoritas pasien mendapatkan 1 terapi antiviral (86,7%). Beberapa terapi antiviral yang digunakan adalah favipiravir, oseltamivir dan remdesivir dengan penggunaan terapi terbanyak adalah oseltamivir (63,6%). Mayoritas pasien COVID-19 menggunakan terapi antiviral dalam waktu 5 hari (60,3%). Berdasarkan data kesintasan, diperoleh kesintasan pasien COVID-19 yaitu hidup (86,7%) dan meninggal (13,3%). Dari pasien yang hidup, didapatkan 5,7% pasien yang meminta pulang atas permintaan sendiri. Kelompok usia pasien meninggal yang paling banyak yaitu 60 tahun (71,4%). Pasien COVID-19 berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat mortalitas yang tinggi yaitu 78,6%.

 

Kata Kunci : COVID-19, SARS-CoV-2, antiviral, kesintasan.

 

Abstract

COVID-19 is a disease that become global health problem which can spread rapidly through direct or indirect contact with an object infected with droplets and then touching eyes, nose, or mouth. SARS-CoV-2 is a virus that causes this disease resulting in more than 3.8 million deaths worldwide. Administration of antiviral drugs can be considered as treatment for COVID-19 in reducing the mortality of COVID-19. So far, there is no specific antiviral therapy for COVID-19. Based on survival rate, COVID-19 patients can be categorized into alive and death. Alive patients can be categorized into outpatient and leaving against medical advice. This study aims to find out the overview of antiviral therapy and survival rate of COVID-19 at Private Hospital West Jakarta. This study is an observational descriptive with cross-sectional design. The data is taken from medical record and show there are several outcomes such as alive and dead. From 105 data, show that the most of the patients are men (57.1%) age 60 years (34,3%). The most of the patients obtain 1 antiviral therapy. There are some antiviral therapies used like favipiravir, oseltamivir and remdesivir with most commonly used is oseltamivir (63,6%). The majority of COVID-19 patients use antiviral therapy within 5 days. The survival data found are alive (86,7%) and dead (13,3%). There are 5,7% patients leaving against medical advice. The age distribution of deaths is dominated by 60 years (71,4%).� Men with COVID-19 have a higher rate of in-hospital mortality (78,6%).

 

Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, antivirals, survival.

 

Pendahuluan

COVID-19 merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan dunia yang mengakibatkan lebih dari 3.8 juta kematian di seluruh dunia (DI ITALIA & NABILA, n.d.). Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada bulan Desember 2019 (Hairunisa & Amalia, 2020). Pada tanggal 11 maret 2020, SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat ke berbagai negara di dunia sehingga WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi. Sejak ditetapkan sebagai pandemi, COVID-19 berdampak ke berbagai negara dan merusak banyak sistem pelayanan Kesehatan (Khaedir, 2020). Pandemi juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari, bisnis, mengganggu pergerakan dan perdagangan dunia (Orinaldi, 2020).

Berdasarkan data World Health Organization, terdapat 237.655.302 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 4.846.981 kasus kematian hingga pada tanggal 12 Oktober 2021 (Fitrianty, Retnaningsih, & Nizmi, 2021). Sampai dengan tanggal 12 Oktober 2021, kasus COVID-19 tertinggi terjadi di Amerika Serikat dengan jumlah kasus 43.792.254 diikuti oleh India dan Brazil yang menduduki peringkat pertama dan kedua. Kasus kematian COVID-19 tertinggi di dunia juga dipegang oleh Amerika Serikat dengan jumlah 703.599 kasus kematian. Di Indonesia sudah terdapat 3.462.800 kasus positif dan 97.291 kematian (Mahardhani & KP, 2020).

Penularan COVID-19 melalui inhalasi atau kontak dengan droplet orang yang terinfeksi ketika batuk dan bersin. Droplet ini mampu menyebar 1-2 m dan menempel di permukaan benda (Purba, Munthe, & Bangun, 2021). Memegang permukaan benda yang terkontaminasi droplet kemudian menyentuh mata, hidung dan mulut dapat menyebabkan seseorang terinfeksi COVID-19.6 Mengidentifikasi penyakit pada fase awal menjadi sangat penting untuk mengontrol penyebaran COVID-19 yang sangat cepat dari orang ke orang lain (Lestyowati & Kautsarina, 2020).

Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan pada 4530 pasien COVID-19, 4149 pasien (91,6%) diantaranya survive dan 381 pasien (8,4%) meninggal. Pasien yang survive terbanyak pada usia 45-59 tahun (28,1%) sedangkan pasien dengan kematian terbanyak berusia ≥70 tahun (2,7%) dari total populasi (Mansyah, 2020).

Pandemi COVID-19 menjadi masalah yang serius karena penyebarannya yang sangat cepat dan persentase angka mortalitas yang tinggi (Fuadi, 2020). Namun hingga saat ini, belum ada terapi antiviral yang spesifik untuk penatalaksanaan COVID-19. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran terapi antiviral dan kesintasan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional menggunakan desain cross-sectional (potong lintang) (Oktarina, Abadi, & Bachsin, 2014). Pengambilan data pasien dilakukan melalui pengambilan data rekam medik. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat pada bulan April 2022-Mei 2022. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat pada bulan April 2022-Mei 2022. Metode yang kami lakukan ialah dengan melakukan tinjauan pustaka tentang COVID-19 Mengajukan surat izin penelitian di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat untuk mengambil data rekam medik pasien COVID-19, setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti datang ke Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat untuk mengambil data rekam medik pasien COVID-19, analisis data rekam medik, menyajikan data rekam medik . Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan merupakan rekam medik yang didapatkan di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat dan termasuk ke dalam kriteria inklusi. Pada penelitian ini, data rekam medik yang masuk dalam kriteria eksklusi tidak diikutsertakan.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 105 pasien COVID-19 yang diberikan terapi antiviral dengan menggunakan data rekam medik yang diambil di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat Periode Januari 2021. Cara pengambilan data dengan menggunakan teknik total sampling.

����������������������� Berdasarkan jenis kelaminnya, pasien laki-laki memiliki jumlah lebih banyak yaitu 60 orang (57,1%) jika dibandingkan dengan pasien perempuan yang berjumlah 45 orang (42,9%). Jika dikelompokkan berdasarkan usia, responden dengan jumlah paling banyak pada usia 60 tahun sebanyak 36 orang (34,3%) sedangkan responden paling sedikit berada pada rentang usia 6-18 tahun yang berjumlah 1 orang (1,0%).

 

Tabel 1. Karakteristik Pasien COVID-19 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Karakteristik

Jumlah

(n = 105)

%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Usia

6-18 tahun

19-30 tahun

31-45 tahun

46-59 tahun

60 tahun

 

60

45

 

1

12

21

35

36

 

57,1%

42,9%

 

1,0%

11,4%

20,0%

33,3%

34,3%

 

1.      Gambaran Terapi Antiviral

Berdasarkan data terapi antiviral pasien COVID-19 yang diambil dari rekam medik, diketahui bahwa pasien yang mendapatkan 1 terapi merupakan pasien dengan jumlah penggunaan terapi antiviral terbanyak yaitu 91 orang (86,7%). Jumlah pasien dengan 2 terapi yaitu sebanyak 12 orang (11,4%). Responden dengan 3 terapi yang berjumlah 2 orang (1,9%) merupakan responden paling sedikit dalam menggunakan terapi antiviral. Beberapa terapi antiviral yang digunakan adalah favipiravir, oseltamivir dan remdesivir. Sebagian besar pasien (63,6%) menggunakan terapi oseltamivir. Selain itu, beberapa pasien (24,0%) juga mendapatkan favipiravir sebagai terapi COVID-19. Remdesivir merupakan terapi yang paling sedikit digunakan (12,4%). Lama penggunaan terapi antiviral pasien COVID-19 berkisar antara 1-10 hari. Durasi penggunaan terapi antiviral yang paling lama adalah 10 hari sedangkan yang paling sebentar adalah 1 hari. Rata-rata sebagian besar pasien menggunakan terapi antiviral dalam waktu 5 hari sebanyak 73 orang (60,3%).

����������������������� Dari penelitian ini, diperoleh data jumlah terapi antiviral yang dikelompokkan berdasarkan usia dimana sebagian besar pasien (35,2%) yang berusia 46-59 tahun menggunakan 1 terapi. Pasien dengan usia 60 tahun menggunakan 2 terapi yang berjumlah 9 orang. Terdapat 2 responden yang menggunakan 3 terapi antiviral yaitu pasien dengan usia 19-30 tahun dan 60 tahun. Pasien yang berusia 46-59 tahun paling banyak menggunakan terapi oseltamivir dan paling sedikit menggunakan terapi remdesivir.

 

Tabel 2. Jumlah Terapi Antiviral Pasien COVID-19

Jumlah Terapi

Jumlah

(n = 105)

%

1 Terapi

2 Terapi

3 Terapi

91

12

2

86,7%

11,4%

1,9%

 

Tabel 3 Terapi Antiviral Pasien COVID-19

Terapi

Jumlah

(n = 105)

%

Favipiravir

Oseltamivir

Remdesivir

29

77

15

27,6%

73,3%

14,3%

 

Tabel 4. Durasi Terapi Antiviral Pasien COVID-19

Durasi Terapi

Jumlah

(n = 105)

%

1 hari

2 hari

3 hari

4 hari

5 hari

6 hari

7 hari

8 hari

9 hari

10 hari

5

6

9

12

73

5

6

1

1

3

4,1%

5,0%

7,4%

9,9%

60,3%

4,1%

5,0%

0,8%

0,8%

2,5%

 

Tabel 5. Gambaran Usia dan Jumlah Terapi Antiviral Pasien COVID-19

Usia Pasien

Jumlah Terapi

1 Terapi

(n = 91)

2 Terapi

(n = 12)

3 Terapi

(n = 2)

6-18 tahun

19-30 tahun

31-45 tahun

46-59 tahun

60 tahun

1 (1,1%)

11 (12,1%)

21 (23,1%)

32 (35,2%)

26 (28,6%)

0 (0,0%)

0 (0,0%)

0 (0,0%)

3 (25,0%)

9 (75,0%)

0 (0,0%)

1 (50,0%)

0 (0,0%)

0 (0,0%)

1 (50,0%)

 

Tabel 6. Gambaran Usia dan Terapi Antiviral Pasien COVID-19

Usia Pasien

Terapi

Favipiravir

(n = 29)

Oseltamivir

(n = 77)

Remdesivir

(n = 15)

6-18 tahun

19-30 tahun

31-45 tahun

46-59 tahun

60 tahun

0 (0,0%)

2 (6,9%)

0 (0,0%)

11 (37,9%)

16 (55,2%)

1 (1,3%)

11 (14,3%)

21 (27,3%)

25 (32,5%)

19 (24,7%)

0 (0,0%)

1 (6,7%)

0 (0,0%)

2 (13,3%)

12 (80,0%)

 

2.      Kesintasan Pasien COVID-19

Dari penelitian yang dilakukan pada 105 responden, diperoleh data kesintasan pasien COVID-19 yang hidup sebanyak 91 orang (86,7%) dan pasien meninggal sebanyak 14 orang (13,3%). Dari 91 responden yang hidup, terdapat 6 orang (5,7%) diantaranya yang meminta pulang atas permintaan sendiri.

Jika diklasifikasikan berdasarkan usia, pasien COVID-19 yang hidup terbanyak pada rentang usia 46-59 tahun (35,2%) dan paling sedikit pada rentang usia 6-18 tahun (1,1%). Jumlah pasien yang dinyatakan meninggal adalah 14 orang dengan kelompok usia terbanyak yaitu 60 tahun sebanyak 10 orang (71,4%) sedangkan pasien meninggal dengan jumlah paling sedikit dalam rentang usia 31-45 tahun berjumlah 1 orang (7,1%). Berdasarkan jenis kelaminnya, pasien laki-laki yang dinyatakan hidup sebanyak 49 orang (53,8%) sedangkan pasien perempuan yang dinyatakan hidup sebanyak 42 orang (46,2%). Pasien COVID-19 yang meninggal dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 11 orang (78,6%) sedangkan pasien COVID-19 perempuan yang meninggal sebanyak 3 orang (21,4%). Sebanyak 80,2% pasien yang hidup menggunakan oseltamivir dan mayoritas pasien mendapatkan 1 terapi yaitu sebesar 84 orang (92,3%).

 

Tabel 7. Kesintasan Pasien COVID-19

Kesintasan

 

Jumlah

(n = 105)

%

Hidup

Meninggal

Rawat Jalan

85

81,0%

5,7%

13,3%

Pulang Atas Permintaan Sendiri

�������������������������������������������

6

14

 

Tabel 1. Karakteristik Kesintasan Pasien COVID-19 Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Terapi dan Jumlah Terapi

 

Hidup

(n = 91)

Meninggal

(n = 14)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Usia

6-18 tahun

19-30 tahun

31-45 tahun

46-59 tahun

60 tahun

Terapi

Favipiravir

Oseltamivir

Remdesivir

Jumlah Terapi

1 Terapi

2 Terapi

3 Terapi

 

49 (53,8%)

42 (46,2%)

 

1 (1,1%)

12 (13,2%)

20 (22,0%)

32 (35,2%)

26 (28,6%)

 

21 (23,1%)

73 (80,2%)

5 (5,5%)

 

84 (92,3%)

6 (6,6%)

1 (1,1%)

 

11 (78,6%)

3 (21,4%)

 

0 (0,0%)

0 (0,0%)

1 (7,1%)

3 (21,4%)

10 (71,4%)

 

8 (57,1%)

4 (28,6%)

10 (71,4%)

 

7 (50,0%)

6 (42,9%)

1 (7,1%)

 

Dari penelitian yang dilakukan pada 105 pasien, 60 orang (57,1%) diantaranya merupakan pasien laki-laki dan 45 orang (42,9%) sisanya merupakan pasien perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Chang et al., 2020)dengan 10 pasien laki-laki (76,9%) dan 3 pasien perempuan (23,1%). Hasil yang sejalan didapatkan pada penelitian (Ramatillah & Isnaini, 2021) yang dilakukan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta dengan 72 responden yang terdiri dari 45 orang laki-laki (62,5%) dan 27 orang perempuan (37,5%). Hal yang berbeda diperlihatkan penelitian (Lan et al., 2021) yang menunjukkan bahwa pasien perempuan memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan laki-laki yaitu 52,5%. Perbedaan persentase antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan banyak faktor seperti aktivitas merokok yang lebih tinggi pada laki-laki dan adanya peningkatan ekspresi ACE2 pada laki-laki (Mangiwa, Sumarny, Laksmitawati, & Septini, 2022).

����������������������� Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat, didapatkan pasien terbanyak pada rentang usia 60 tahun yaitu 36 responden (34,3%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ponangsera, Apriyadi, Hartono, & Wilopo, 2021) yang menunjukkan kelompok usia 31-45 tahun mendominasi persentase kasus pasien positif COVID-19. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hu et al., 2021) dengan sampel 32 pasien yang terdiri dari 19 pasien berusia 60 tahun dan 13 pasien berusia 60 tahun.

Pada penelitian ini, didapatkan sebagian besar pasien menggunakan 1 terapi sebagai terapi antiviral pasien COVID-19 yaitu sebanyak 91 orang (86,7%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hasanah, Puji, Ismaya, Irnia, & Indah, 2022) pada 328 responden dimana pasien COVID-19 yang menggunakan terapi antiviral berjumlah 260 orang (79,3%). Begitu pula dengan penelitian (Gong et al., 2021) yang menunjukkan 81,6% pasien diberikan terapi antiviral. Hal ini karena terapi antiviral dapat mengobati COVID-19 secara efektif.

Pasien COVID-19 dalam penelitian ini diberikan favipiravir, oseltamivir dan remdesivir. Lebih dari separuh pasien (73,3%) menggunakan terapi oseltamivir. Penelitian ini serupa dengan studi yang dilakukan oleh Hasanah H et al di Rumah Sakit Umum Zahirah di Jakarta Selatan yang menunjukkan 3 antiviral yang diberikan pada pasien COVID-19 secara umum yaitu favipiravir, oseltamivir dan remdesivir.38 Penelitian ini juga sejalan dengan (Mangiwa et al., 2022) yang menunjukkan lebih dari separuh pasien (57,14%) diberikan terapi oseltamivir. Penelitian ini berbeda dengan (Suryanti, Rahem, & Purnamayanti, 2022) dimana sebagian besar pasien diberikan favipiravir (90,54%). Lama pemakaian terapi antiviral pasien COVID-19 berkisar antara 1-10 hari. Mayoritas pasien menggunakan terapi dengan durasi 5 hari yaitu sebanyak 70,0%.

����������������������� Sebagian besar pasien yang berusia 46-59 tahun menggunakan 1 terapi antiviral dengan jumlah 32 orang (35,2%). Pada kelompok usia 60 tahun, pasien paling banyak menggunakan 1 terapi berjumlah 26 orang (28,6%). Pasien yang mendapatkan 2 terapi antiviral berjumlah 12 orang (11,4%) dengan mayoritas berada pada kelompok usia 60 tahun (75,0%) diikuti oleh kelompok usia 46-59 tahun (25,0%). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sirijatuphat R dimana sejumlah 75,0% pasien yang terkonfirmasi COVID-19 mendapatkan 2 terapi antiviral. Jumlah pasien dalam penelitian ini yang diberikan 3 terapi antiviral hanya sedikit yaitu sebanyak 2 orang. Perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan penggunaan dosis terapi antiviral dan komorbid yang diderita pasien. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rubina, Babu, Avinash, Ranjana, & Tanica, 2022) yang memperlihatkan bahwa pasien yang mendapatkan 3 terapi antiviral sebesar 26 orang.

����������������������� Oseltamivir merupakan obat yang paling banyak digunakan pasien COVID-19 yaitu sebesar 77 orang (63,6%) terutama pada pasien dengan rentang usia 46-59 tahun sedangkan remdesivir merupakan obat yang paling sedikit digunakan sebesar 15 orang (12,4%). Pengunaan favipiravir terbanyak didominasi oleh kelompok usia 60 tahun sebanyak 16 orang (55,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ivashchenko et al., 2020) yang memperlihatkan bahwa setelah memperoleh terapi favipiravir, hasil tes PCR pasien negatif pada hari ke 5 dan 10 dengan viral clearance berturut-turut 62,5% dan 92,5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terapi favipiravir bermanfaat dalam menekan angka mortalitas pasien 60 tahun.

Pada penelitian ini, diperoleh kesintasan pasien COVID-19 berupa hidup dan meninggal. Pasien COVID-19 yang dinyatakan hidup berjumlah 91 orang (86,7%) sedangkan pasien yang dinyatakan meninggal berjumlah 14 orang (13,3%). Hasil yang sejalan didapatkan pada penelitian (Ramatillah & Isnaini, 2021) yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Jakarta yang menunjukkan dari 72 responden, 52 responden (72,2%) diantaranya sembuh dan sisanya (27,8%) meninggal. Sebuah studi juga memperlihatkan bahwa diperoleh angka kesembuhan yang cukup tinggi pada penelitian (Priya et al., 2021) yaitu sebesar 91,6% dan angka kematian yang cukup rendah yaitu 8,4%. Pasien yang hidup sebanyak 4149 orang sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 381 orang. Studi lain yang dilakukan oleh (Wan et al., 2020) menunjukkan bahwa 15 pasien (11,1%) dipulangkan dan 1 pasien (0,7%) meninggal.

����������������������� Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh data bahwa pasien COVID-19 yang hidup paling banyak pada rentang usia 46-59 tahun (35,2%) dan paling sedikit pada rentang usia 6-18 tahun (1,1%). Jumlah pasien yang dinyatakan meninggal adalah 14 orang dengan kelompok usia terbanyak yaitu 60 tahun sebanyak 10 orang (71,4%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priya S et al yang menunjukkan bahwa kasus kematian terbanyak terjadi pada pasien dalam kelompok usia 60 tahun yaitu sebanyak 226 pasien (59,3%). Persentase kasus kematian yang cukup tinggi pada kelompok usia ini mungkin disebabkan karena adanya inflamasi, hipertrombosis dan badai sitokin yang terlibat dalam pathogenesis COVID-19 dan penyakit penyerta pada pasien.

����������������������� Hasil penelitian di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat menunjukkan bahwa dari 91 pasien yang hidup, 49 orang (53,8%) diantaranya merupakan pasien laki-laki dan sisanya perempuan (46,2%). Pasien COVID-19 yang meninggal dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 11 orang (78,6%) sedangkan pasien COVID-19 perempuan yang meninggal sebanyak 3 orang (21,4%). Hal ini menunjukkan bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dalam kasus kematian dibandingkan perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di India yang memperlihatkan bahwa pasien laki-laki yang meninggal berjumlah 287 orang (75,3%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramatillah DL di Jakarta. Pada penelitian tersebut diperoleh jumlah pasien laki-laki yang meninggal sebanyak 15 orang (75,0%) sedangkan jumlah pasien perempuan yang meninggal sebanyak 5 orang (25,0%). Hal ini berarti kematian pada laki-laki yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi dibandingkan perempuan. Tingkat mortalitas yang rendah pada perempuan terhadap infeksi COVID-19 disebabkan karena adanya keterlibatan kromosom X dan faktor hormonal yang berperan penting dalam sistem imun adaptif dan bawaan. Studi yang dilakukan oleh Chen et al menemukan bahwa pasien laki-laki berusia lanjut dengan penyakit penyerta lebih berisiko teinfeksi COVID-19 yang disebabkan fungsi sistem imun yang menurun seiring dengan pertambahan usia.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta Jakarta Barat mengenai gambaran terapi antiviral dan kesintasan pasien COVID-19 periode Januari 2021, dari data 105 pasien yang diambil pada rekam medik, diperoleh bahwa sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 orang (57,1%) dan berusia 60 tahun sebanyak 36 orang (34,3%). Mayoritas pasien mendapatkan 1 terapi antiviral dengan jumlah 91 orang (86,7%). Beberapa terapi antiviral yang digunakan adalah favipiravir, oseltamivir dan remdesivir dengan penggunaan terapi terbanyak adalah oseltamivir (63,6%). Sebanyak 73 orang (60,3%) menggunakan terapi antiviral dalam waktu 5 hari. Dari hasil penelitian ini didapatkan data kesintasan pasien COVID-19 yang hidup sebanyak 91 orang (86,7%) dan pasien yang meninggal sebanyak 14 orang (13,3%). Dari 91 pasien yang hidup, terdapat 6 orang (5,7%) yang meminta pulang atas permintaan sendiri. Kelompok usia pasien meninggal yang paling banyak yaitu 60 tahun sebesar 10 orang (71,4%). Pasien COVID-19 dengan jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat mortalitas yang tinggi yaitu 78,6%. Sebanyak 80,2% pasien yang hidup menggunakan oseltamivir dan mayoritas pasien mendapatkan 1 terapi yaitu sebesar 84 orang (92,3%).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Chang, De, Lin, Minggui, Wei, Lai, Xie, Lixin, Zhu, Guangfa, Cruz, Charles S. Dela, & Sharma, Lokesh. (2020). Epidemiologic and clinical characteristics of novel coronavirus infections involving 13 patients outside Wuhan, China. Jama, 323(11), 1092�1093.

 

Di Italia, Ancaman Keamanan Manusia, & Nabila, Lala. (n.d.). Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) SEBAGAI.

 

Fitrianty, Fitrianty, Retnaningsih, Umi Oktyari, & Nizmi, Yusnarida Eka. (2021). Peran World Health Organization (WHO) Dalam Menangani Covid-19 Di Indonesia (2019-2021). Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(7), 1889�1914.

 

Fuadi, Tuti Marjan. (2020). Covid 19: antara angka kematian dan angka kelahiran. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1(3), 199�211.

 

Gong, Xiaowei, Kang, Shiwei, Guo, Xianfeng, Li, Yan, Gao, Haixiang, & Yuan, Yadong. (2021). Associated risk factors with disease severity and antiviral drug therapy in patients with COVID-19. BMC Infectious Diseases, 21(1), 1�15.

 

Hairunisa, Nany, & Amalia, Husnun. (2020). Penyakit virus corona baru 2019 (COVID-19). Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(2), 90�100.

 

Hasanah, Nur, Puji, Lela Kania Rahsa, Ismaya, Nurwulan Adi, Irnia, Vini, & Indah, Fenita Puranamasari. (2022). Profile and Clinical Character of COVID-19 Patients at Zahirah Hospital, South Jakarta. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)(e-Journal), 8(2), 75�87.

 

Hu, Chunling, Li, Junlu, Xing, Xia, Gao, Jing, Zhao, Shilong, & Xing, Lihua. (2021). The effect of age on the clinical and immune characteristics of critically ill patients with COVID-19: A preliminary report. PLoS One, 16(3), e0248675.

 

Ivashchenko, Andrey A., Dmitriev, Kirill A., Vostokova, Natalia V, Azarova, Valeria N., Blinow, Andrew A., Egorova, Alina N., Gordeev, Ivan G., Ilin, Alexey P., Karapetian, Ruben N., & Kravchenko, Dmitry V. (2020). AVIFAVIR for treatment of patients with moderate COVID-19: interim results of a phase II/III multicenter randomized clinical trial. MedRxiv, 2007�2020.

 

Khaedir, Yordan. (2020). Perspektif Sains Pandemi Covid-19: Pendekatan Aspek Virologi Dan Epidemiologi Klinik. Maarif, 15(1), 40�59.

 

Lan, Fen, Zhu, Chen, Jin, Rui, Zhou, Lingxiao, Hu, Yue, Zhao, Jianping, Xu, Shuyun, Xia, Yang, & Li, Wen. (2021). Clinical characteristics of COVID-19 patients with complications: implications for management. Therapeutic Advances in Chronic Disease, 12, 20406223211041924.

 

Lestyowati, Jamila, & Kautsarina, Abdila Faza. (2020). Implementasi Realokasi Anggaran Dan Refocussing Kegiatan Di Masa Pandemi Covid-19 Studi Kasus Bdk Yogyakarta. Simposium Nasional Keuangan Negara, 2(1), 424�439.

 

Mahardhani, Ardhana Januar, & KP, M. (2020). Menjadi Warga Negara yang Baik pada Masa Pandemi Covid-19: Persprektif Kenormalan Baru. JPK (Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan), 5(2), 65�76.

 

Mangiwa, Jeanette, Sumarny, Ros, Laksmitawati, Dian Ratih, & Septini, Renni. (2022). Evaluasi Klinis dan Efek Samping Terapi Obat Antivirus Pada Pasien Covid-19 Di RSPAD Gatot Soebroto. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(2), 191�199.

 

Mansyah, Barto. (2020). Pandemi covid 19 terhadap kesehatan mental dan psikososial. MNJ (Mahakam Nursing Journal), 2(8), 353�362.

 

Oktarina, Anastasia, Abadi, Adnan, & Bachsin, Ramli. (2014). Faktor-faktor yang memengaruhi infertilitas pada wanita di klinik fertilitas endokrinologi reproduksi. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 46(4), 295�300.

 

Orinaldi, Mohammad. (2020). Peran E-commerce dalam Meningkatkan Resiliensi Bisnis diera Pandemi. ILTIZAM Journal of Shariah Economics Research, 4(2), 36�53.

 

Ponangsera, Iko Sarikanti, Apriyadi, Rio Khoirudin, Hartono, Dedy, & Wilopo, Wilopo. (2021). Identifikasi Karakteristik Covid-19 Terhadap Persepsi Jumlah Kasus Positif, Sembuh dan Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia. PENDIPA Journal of Science Education, 5(3), 277�283.

 

Priya, S., Meena, M. Selva, Sangumani, J., Rathinam, Prabhakaran, Priyadharshini, C. Brinda, & Anand, V. Vijay. (2021). Factors influencing the outcome of COVID-19 patients admitted in a tertiary care hospital, Madurai.-a cross-sectional study. Clinical Epidemiology and Global Health, 10, 100705.

 

Purba, Ivan Elisabeth, Munthe, Seri Asnawati, & Bangun, Henny Arwina. (2021). Enam Langkah Mencuci Tangan Yang Benar Dalam Pencegahan Penularan Virus Covid 19. Jurnal Abdimas Mutiara, 2(2), 14�24.

 

Ramatillah, Diana Laila, & Isnaini, Suri. (2021). Treatment profiles and clinical outcomes of COVID-19 patients at private hospital in Jakarta. PloS One, 16(4), e0250147.

 

Rubina, Mulchandani, Babu, Giridhara R., Avinash, Kaur, Ranjana, Singh, & Tanica, Lyngdoh. (2022). Factors associated with differential Covid-19 mortality rates in the SEAR nations: a narrative review. IJID Regions.

 

Suryanti, Etik, Rahem, Abdul, & Purnamayanti, Anita. (2022). Profil Penggunaan Obat Antivirus Covid-19 Di Rsud Dr. Murjani-Sampit. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 7(1), 116�123.

 

Wan, Suxin, Xiang, Y. I., Fang, Wei, Zheng, Yu, Li, Boqun, Hu, Yanjun, Lang, Chunhui, Huang, Daoqiu, Sun, Qiuyan, & Xiong, Yan. (2020). Clinical features and treatment of COVID‐19 patients in northeast Chongqing. Journal of Medical Virology, 92(7), 797�806.

 

Copyright holder:

Kevin Sanjaya Listiono (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: