Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
12, Desember 2022
PERINGATI HARI LINGKUNGAN
HDIUP DENGAN EDUKASI TREND FAST FASHION YANG MENIMBULKAN DAMPAK PADA KESEHATAN
DAN LINGKUNGAN
Bersellynica Azarine
Azzahra, Tarissa Diandra
Putri Wibowo, Putri Bunga Triviera, Jordy Maulana
Ahmad, Brihastami Sawitri
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected] , [email protected],
[email protected]
Abstrak
Setiap tahun, lebih tepatnya setiap tanggal 5 Juni, kita memperingati
Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Hari itu diperingati demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi. Namun, masih banyak
kebiasaan atau habit kita sebagai makhluk
hidup yang sebenarnya justru �menyakiti� bumi kita. pola konsumtif
dan perubahan tren
yang berubah dengan cepat menyebabkan munculnya konsep ready
to wear, yaitu fast . Fast fashion
dideskripsikan sebagai koleksi busana murah yang mengikuti tren serta waktu
produksi yang cepat. Survei menempatkan Zara, H&M
dan Uniqlo pada urutan kedua,
keempat, dan ketujuh merek fast fashion yang diminati
di seluruh dunia. Alasan
kami memilih topik ini karena kami ingin mengedukasi masyarakat terkait bahaya fast fashion terhadap
kesehatan dan lingkungan.
Kami melakukan sebanyak 3 (tiga) kali intervensi. Intervensi pertama terdiri dari Opening
Volunteer, upgrading peserta, dan Live
Instagram. Intervensi kedua
terdiri dari Webinar
& QnA tentang Dampak Fast Fashion terhadap
Kesehatan, Buruh Kerja, dan
Lingkungan, Talkshow
& QnA, serta workshop
recycle pakaian bekas
bersama dengan dokter, influencer, dan eksternal
partner. Pada intervensi kedua
ini kami juga mengadakan pre-test
dan post-test untuk mengevaluasi
hasil pemahaman yang didapatkan oleh responden, dengan total responden sebanyak 187 responden. Pada intervensi ketiga, kami membagikan sebuah lookbook yang berisi tentang hasil pemotretan
model yang menggunakan sustainable fashion, serta melakukan follow-up Quiz
dengan nilai rata-rata
86,75%.
Kata kunci: fast
fashion, sustainable fashion, trendy, edukasi
Abstract
Every year, more precisely every
June 5, we commemorate World Environment Day. The day is commemorated in order
to raise global awareness of the need to take positive environmental action for
the protection of nature and planet Earth. However, there are still many habits
or habits of us as living beings that actually 'hurt' our earth.
consumptive patterns and rapidly changing trends led to the emergence of
the concept of ready to wear, namely fast fashion. Fast fashion is described as
a trend-following collection of cheap fashion as well as fast production times . The survey ranked Zara, H&M and Uniqlo second,
fourth, and seventh in the fast fashion brands in demand worldwide
. The reason we chose this topic is because we want to educate the
public about the dangers of fast fashion to health and the environment. We made
3 (three) interventions. The first intervention consisted of Opening
Volunteers, upgrading participants, and Instagram Live. The second intervention
consisted of a Webinar & QnA on the Impact of
Fast Fashion on Health, Labor, and the Environment, Talkshow
& QnA, as well as a workshop on recycling used
clothing together with doctors, influencers, and external partners. In this
second intervention, we also held a pre-test and post-test to evaluate the
results of understanding obtained by respondents, with a total of 187
respondents. In the third intervention, we shared a lookbook
about the results of shooting models using sustainable fashion, as well as
conducting a follow-up Quiz with an average score of 86.75%.
Keywords: fast fashion, sustainable fashion,
trendy, education
Pendahuluan
Setiap tahun, lebih tepatnya setiap tanggal 5 Juni, kita memperingati
Hari Lingkungan Hidup Sedunia (Qonaah,
2019). Hari itu
diperingati demi meningkatkan
kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi (Wahyu
Nugroho, 2022). Namun, masih banyak kebiasaan
atau habit kita sebagai makhluk hidup yang sebenarnya justru �menyakiti� bumi kita. Salah satu contoh yang kita tidak sadari
adalah kecenderungan pola konsumtif
dan perubahan tren
yang berubah dengan cepat menyebabkan munculnya konsep ready
to wear, yaitu fast fashion (Johnny
& Arief, n.d.).
���� Fast fashion dideskripsikan sebagai koleksi busana murah yang mengikuti tren serta waktu produksi
yang cepat (Rimanovita,
2021). Survei menempatkan Zara, H&M dan Uniqlo pada urutan kedua, keempat,
dan ketujuh merek fast
fashion yang diminati di seluruh
dunia. Ketiga merek fast
fashion ini merupakan merek yang paling digemari di
Indonesia (Situmorang,
Letsoin, Briyan, Suryani, & Ekasari, 2021).
���� Cepatnya perubahan tren dalam industri tekstil salah satunya menyebabkan tingginya limbah yang dihasilkan oleh industri satu ini
(Bakti
et al., 2022). Limbah-limbah
ini dapat berasal dari proses produksi pakaian itu sendiri maupun
pakaian bekas yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di dunia, fashion berkontribusi 92 juta ton sampah solid di (Dory,
2018). Secara
Global, Industri mode menyumbang
20% dari limbah air dunia
yang berdampak pada ketersediaan
air bersih. Industri mode
juga menyumbang 10% dari
total emisi karbon dunia
yang (MUFIDHAH,
Santosa, & Psi, 2020).
���� Industri fast
fashion biasanya menggunakan
pewarna tekstil yang murah dan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan beresiko terhadap kesehatan manusia (Ni
Kadek, 2021). Hal ini
terjadi karena limbah dapat terakumulasi
dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut (Shabrina,
2022).
���� Selain melihat dari sisi
limbah yang dihasilkan, industri fast fashion seringkali
mengabaikan dampak negatif terhadap sumber daya manusia
dan mengorbankan keselamatan
pekerja (Nugroho
et al., 2022). Sebagian besar
industri fast fashion berada
di negara berkembang seperti
Asia, Bangladesh, India bahkan Indonesia (Rufikasari,
2022).
���� Mereka biasanya mempekerjakan perempuan berpendidikan rendah, perempuan muda dan imigran (bukan penduduk). Pekerja bekerja 14 jam sehari, memiliki upah rendah, tidak
ada asuransi jiwa atau jaminan
keselamatan kerja, dan harus bekerja dalam
situasi berbahaya untuk membuat produk
fast fashion (Diantari,
2021).
���� Berdasarkan kuisioner yang telah kami sebar, kami mendapatkan 533 responden, 343 orang (64,4% responden) pernah mendengar istilah �Fast Fashion�,
sementara 190 orang lainnya
(35,6% responden) belum pernah mendengar istilah �Fast Fashion�. Sebanyak
302 orang (56,7% responden) mengerti
perbedaan antara slow
fashion dan fast fashion, sementara 231 orang lainnya (43,3% responden) belum mengerti perbedaan antara slow fashion dan
fast fashion.
���� Dalam upaya menjaga bumi,
kesehatan masyarakat, dan menekan budaya konsumtif masyarakat, upaya untuk melakukan
edukasi kepada masyarakat sangatlah penting dilakukan. Edukasi dapat dilakukan
dengan mudah dan dapat menjangkau banyak sasaran karena adanya perkembangan
teknologi, seperti
Instagram, TikTok, Twitter, dan lain-lain (Mufirdah,
n.d.).
Metode Penelitian
Terdapat tiga
kali intervensi yang kami lakukan,
yaitu pre-event, main-event, dan post-event.
Pre-event dibuka dengan
membuka pendaftaran volunteer
yang ingin bergabung menjadi Fast Fashion Fighter, kampanye
melalui Live Instagram bersama
influencer mengenai kombinasi
antara dunia kesehatan dan fashion,
dan upgrading peserta yang diikuti
oleh pre-test dan post-test, untuk� mengetahui peningkatan pengetahuan peserta upgrading (Novengel, 2021). Kemudian
pada main-event kami mengadakan webinar bersama dengan Dr. Prihartini Widiyanti., drg., M.Kes., S.Bio., dan Andika Pananrang (@sayapilibumi),
dan workshop daur ulang
baju bekas menjadi baju baru. Pada rangkaian main-event
ini, kami juga mengadakan
pre-test dan post-test agar dapat mengukur peningkatan pengetahuan dari peserta. Terakhir, pada rangkaian post-event, kami mengadakan
fashion show yang berisi rekomendasi
local brand yang mendukung slow fashion dan
diunggah pada Instagram, dan lookbook
�berisi kampanye yang mendukung slow
fashion dan hasil dari pemotretan model menggunakan produk slow fashion sebagai
inspirasi bagi peserta, serta follow-up Quiz.
Rata-rata peningkatan pre-test dan post-test dihitung dengan cara:
Hasil dan Pembahasan
1.
Upgrading
���� Dalam rangkaian pre-event, LATERESPON mengadakan
kuis berupa pre-test
dan post-test mengenai fast-fashion dan
dampaknya.
Tabel 1 Hasil Kuis Pre-Test dan Post-Test Upgrading Seputar
fast-fashion
Pertanyaan |
Hasil Presentase Pre-Test (%) |
Hasil Presentase Post-Test (%) |
Selisih |
Soal 1 |
12,8% |
12,2% |
-0,6% |
Soal 2 |
28,6% |
75,5% |
46,9% |
Soal 3 |
70% |
89,3% |
19,3% |
Soal 4 |
96,1% |
100% |
3,9% |
Soal 5 |
25,1% |
34,7% |
9,6% |
Rata-Rata |
46,5% |
62,3% |
15,8% |
���� Berdasarkan selisih distribusi nilai jawaban benar
pada pre-test dan post-test di setiap soal, didapatkan kenaikan persentase rata-rata sebesar 34% dengan seluruh pertanyaan mengalami kenaikan nilai, kecuali pertanyaan nomor 1 yang mengalami penurunan nilai.
2.
Webinar
& Talkshow
Tabel 2 Hasil Kuis Pre-Test dan Post-Test Webinar & Talkshow Seputar fast-fashion
Pertanyaan |
Hasil Presentase Pre-Test (%) |
Hasil Presentase Post-Test (%) |
Selisih |
Soal 1 |
92,9% |
96,8% |
3,9% |
Soal 2 |
90,5% |
96,8% |
6,3% |
Soal 3 |
60,7% |
78,6% |
17,9% |
Soal 4 |
82,1% |
93,6% |
11,5% |
Soal 5 |
83,3% |
91,4% |
8,1% |
Soal 6 |
53% |
71,6% |
18,6% |
Soal 7 |
74,4% |
88,8% |
14,4% |
Rata-Rata |
46,5% |
62,3% |
11,5% |
���� Berdasarkan selisih distribusi nilai jawaban benar
pada pre-test dan post-test di setiap soal, didapatkan kenaikan persentase rata-rata sebesar 15% dengan seluruh pertanyaan
mengalami kenaikan nilai.
3.
Follow-Up
Quiz
Tabel 3 Hasil
Follow-Up Quiz Seputar fast-fashion
Nilai |
Frekuensi |
Presentase (%) |
0 |
0 |
0 |
20 |
1 |
1 |
40 |
4 |
4 |
60 |
15 |
15 |
80 |
34 |
34 |
100 |
37 |
37 |
���� Dari tabel di atas didapatkan hasil nilai follow-up quiz
peserta yang diberikan H+7 hari setelah pelaksanaan
webinar & talkshow untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta setelah pelaksanaan acara. Dari data di atas
didapatkan jumlah peserta yang mendapatkan nilai 100 sebanyak 37 orang
(37%), nilai 80 sebanyak 34
orang (34%), nilai 60 sebanyak
15 orang (15%), nilai 40 sebanyak
4 orang (4%), nilai 20 sebanyak
1 orang (1%), dan tidak ada
yang mendapatkan nilai 0.
Nilai rata-rata follow-up quiz ini mencapai 81,5%.
4.
Evaluasi
���� Pada rangkaian kegiatan ini, kami juga mengirimkan link evaluasi setelah sesi Upgrading,
Webinar & Talkshow. yang bertujuan untuk mengetahui feedback dari peserta mengenai materi Dampak Fast Fashion
terhadap kesehatan dan lingkungan, kesesuaian acara dan materi, kebermanfaatan materi, kemudahan dipahami oleh peserta, dan fasilitas peserta menggunakan skala 1-4. Total peserta yang mengisi link evaluasi tersebut adalah 196 responden untuk Upgrading, dan 87 responden
untuk Webinar & Talkshow.
Skala 1 menyatakan sangat kurang
baik, skala 2 menyatakan kurang baik, skala 3 menyatakan
baik, dan skala 4 menyatakan sangat baik.
5.
Hasil
Evaluasi Materi oleh peserta
Tabel 4 Hasil Evaluasi Peserta Upgraging Seputar fast-fashion
Skala |
Uraian |
Jumlah |
Presentase (%) |
1 |
Sangat
Kurang Baik |
0 |
0 |
2 |
Kurang Baik |
1 |
1 |
3 |
Baik |
32 |
32 |
4 |
Sangat Baik |
163 |
163 |
���� Dari tabel di atas didapatkan bahwa materi upgrading seputar fast-fashion mendapatkan
nilai sangat baik dari peserta. Dengan
hasil 1 orang (1%) menilai kurang baik, 32 orang (32%) menilai baik, dan 163 orang
(163%) menilai sangat baik.
Tabel 5
Hasil Evaluasi Peserta Webinar & Talkshow Seputar fast-fashion
Skala |
Uraian |
Jumlah |
Presentase (%) |
1 |
Sangat
Kurang Baik |
0 |
0 |
2 |
Kurang Baik |
2 |
2 |
3 |
Baik |
14 |
14 |
4 |
Sangat Baik |
71 |
71 |
���� Dari tabel di atas didapatkan bahwa materi upgrading seputar fast-fashion mendapatkan
nilai sangat baik dari peserta. Dengan
hasil 2 orang (2%) menilai kurang baik, 14 orang (14%) menilai baik, dan 71 orang (71%) menilai sangat baik
Kesimpulan
Dari hasil edukasi yang telah kami lakukan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat mengenai dampak fast-fashion
terhadap kesehatan dan lingkungan, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai hal tersebut meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari hasil
edukasi kami pada pre-event, pada setiap pertanyaan yang diberikan, mengalami peningkatan nilai sebanyak hampir 50%, dan mendapatkan kenaikan presentase rata-rata nilai sebesar 34%. Pada main-event, didapatkan
peningkatan nilai pada setiap pertanyaan sebesar 4%-19%, dan kenaikan presentase rata-rata nilai sebesar 15%. Selanjutnya pada post-event,
yaitu follow-up quiz, didapatkan
nilai rata-rata peserta telah memenuhi btas penilaian yang baik yaitu 80%. Selain itu, dari
hasil evaluasi kegiatan edukasi yang telah dilakukan, acara ini mendapatkan tanggapan dan reaksi yang positif dari masyarakat
yaitu dengan mayoritas peserta menilai acara edukasi ini sangat baik.
BIBLIOGRAFI
Bakti, Andi Budi, Matthew, Arief, Muflikhun, Muhammad
Akhsin, Saputra, Muhammad Rizky Aprilla, Akbar, Ridwan Firdaus, Tiffani,
Sabrina, Wijaya, Theodorus Jonathan, & Antonius, Yulanda. (2022). Kumpulan
Karya Literasi Mahasiswa Indonesia: Indonesia Dan Revolusi Industri 4.0.
Deepublish.
Diantari, Ni Kadek Yuni. (2021). Fast
Fashion Sebagai Lifestyle Generasi Z Di Denpasar. Sandi: Seminar Nasional
Desain, 1, 98�104.
Dory, Kaya. (2018). Why Fast Fashion Needs
To Slow Down. Un Environment.
Johnny, W., & Arief, B. (N.D.). Survive,
Plan, Grow-Kiat Menghadapi Gelombang Krisis. Guepedia.
Mufidhah, Ikhwani, Santosa, Budi, &
Psi, S. (2020). Hubungan Kecerdasan Spiritual Dengan Perilaku Altruistik
Pada Relawan Di Komunitas Joli Jolan Surakarta. Iain Surakarta.
Mufirdah, Dinda. (N.D.). Pengaruh
Convenience, Performance, Dan Privacy Dalam Penerapan Aplikasi Mobile Banking
Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Dalam Berbelanja Online. Jakarta: Fitk
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ni Kadek, Yuni Diantari. (2021). Fast Fashion
Sebagai Lifestyle Generasi Z Di Denpasar (Fast Fashion As A Generation Z
Lifestyle In Denpasar). Seminar Nasional Desain�Sandi, 1.
Novengel, Jesica. (2021). Perancangan
Event Webinar Flawsome. Universitas Multimedia Nusantara.
Nugroho, Sigit Sapto, Sh, M., Nurchayati,
Zulin, Psi, S., Nurhidayati, Hindun, Sos, S., & Kom, M. I. (2022). Komodifikasi
Pariwisata Berbasis Masyarakat & Kearifan Lokal. Penerbit Lakeisha.
Qonaah, Siti. (2019). Strategy Kampanye
Gerakan# Bijakberplastik Pt Danone Aqua Dalam Merayakan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia 2018. Komunikasi: Jurnal Komunikasi, 10(1), 48�55.
Rimanovita, Lidwina Vallery. (2021). Pengaruh
Kualitas Pesan Kampanye# Hmconscious Terhadap Persepsi Khalayak Di Yogyakarta.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Rufikasari, Yohana Defrita. (2022). Telaah
Teologi, Ekonomi Dan Ekologi Terhadap Fenomena Fast Fashion Industry. Teologis-Relevan-Aplikatif-Cendikia-Kontekstual,
1(2), 64�83.
Shabrina, Mutiara Hikmah. (2022). Bioakumulasi
Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah Anadara Granosa L.
Di Perairan Biringkassi, Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan= Bioaccumulation Of
Heavy Metals Lead (Pb) And Cadmium (Cd) In Blood Shells Anadara Granosa L. In
Biring. Universitas Hasanuddin.
Situmorang, Enrico, Letsoin, Boginskaya,
Briyan, Arton, Suryani, Liya, & Ekasari, Ayu. (2021). Perilaku Pembelian
Merek Fast Fashion Pada Generasi Milenial Di Indonesia. Jurnal Aplikasi
Bisnis Dan Manajemen (Jabm), 7(3), 778.
Wahyu Nugroho, Wahyu. (2022). Buku Ajar:
Hukum Lingkungan Dan Pengeloaan Sumber Daya Alam.
Copyright holder: Bersellynica Azarine
Azzahra, Tarissa Diandra
Putri Wibowo, Putri Bunga Triviera, Jordy Maulana
Ahmad, Brihastami Sawitri (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |