Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
12, Desember 2022
PERAN
MINDFULNESS DALAM MENURUNKAN KECEMASAN PADA MAHASISWA DIMODERASI OLEH GENDER
Nabilla Nathania, Ratna Djuwita, Joevarian Hudiyana
Universitas Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang penting untuk diperhatikan pada mahasiswa. Dari studi kepustakaan diketahui bahwa salah satu cara yang dapat menurunkan tingkat kecemasan adalah mindfulness. Namun dari penelitian terdahulu ditemukan adanya ketidakkonsistenan hubungan antara mindfulness dengan gender. Oleh dari itu penulis ingin mengetahui apakah gender dapat memoderasi mindfulness dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, dengan jumlah partisipan 272 mahasiswa. Uji analisis yang digunakan adalah uji regresi dengan hasil p value 0.179 (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya efek moderasi gender terhadap mindfulness dalam menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa.
Kata kunci: gender differences; kecemasan; mahasiswa; mindfulness
Abstract
Anxiety is one of the mental issues that we should be
concerned about, especially for college�s
students. A method that could reduce anxiety is mindfulness. Yet, previous research showed that there is an
inconsistency in association between mindfulness and gender.� Therefore, the authors want to explore whether mindfulness could be moderated
by gender in reducing anxiety on college�s students. We use convenience sampling
as the sampling method with 272 participants. We also use a regression test for
statistical measurement. The result of p value is 0.179 (p>0.05). The
conclusion of this research is gender does not moderate mindfulness in reducing anxiety.
Keyword: anxiety; college student;
gender differences; mindfulness.
�����������
Pendahuluan
Kesehatan mental adalah hal penting yang untuk dimiliki oleh setiap individu. Khususnya pada mahasiswa, kesehatan mental secara signifikan memiliki pengaruh pada performa akademik (Wahyu Nugroho, 2022). Beberapa penelitian mengatakan bahwa masalah pada kesehatan mental adalah hal penting yang untuk dimiliki oleh setiap individu. Khususnya pada mahasiswa, kesehatan mental secara signifikan memiliki pengaruh pada performa akademi (Wahyuni & Bariyyah, 2019). Salah satu masalah kesehatan mental yang dapat menurunkan performa akademik adalah kecemasan (Ningrum & Amna, 2020). Mahasiswa di Indonesia juga diketahui mengalami kecemasan yang berdampak pada performa akademik mereka (Christianto, Kristiani, Franztius, Santoso, & Ardani, 2020). Terlebih setelah pandemi Covid-19 dan adanya perubahan metode belajar yang berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). PJJ juga meningkatkan kecemasan pada mahasiswa (Septiani & Samputra, 2021). PJJ menyebabkan kecemasan yang terkait karena ketidakstabilan internet yang digunakan oleh mahasiswa, pemahaman mahasiswa yang menjadi tidak maksimal karena metode belajar daring, serta terbatasnya interaksi sosial (Fathurohman, 2021). Dari paparan ini dapat disimpulkan bahwa kecemasan menjadi salah satu isu dalam kesehatan mental yang dapat menurunkan performa akademik mahasiswa. Oleh dari itu diperlukan penanganan untuk menurunkan tingkat kecemasan tersebut.
Beberapa cara yang dapat menurunkan kecemasan pada mahasiswa adalah systematic desensitization (Fitriani & Supradewi, 2019), guided imagery (Utay & Miller, 2006) dan mindfulness (Shapiro, Carlson, Astin, & Freedman, 2006). Systematic desensitization adalah cara yang dilakukan dengan memaparkan individu dengan hal yang membuat individu tersebut merasa cemas di waktu yang bersamaan dengan diberikannya relaksasi, sehingga efek kecemasan akan berkurang (Nia, 2022). Guided imagery dilakukan dengan meminta individu membayangkan tempat favorit atau hal-hal yang menyenangkan bagi mereka (Sugiyanti, Suhariyanti, & Priyanto, 2017). Sementara mindfulness adalah melatih individu untuk dapat membawa kesadaran mereka pada pengalaman saat ini (Faulinna, 2022). Mindfulness juga diketahui lebih bertahan lama dalam menurunkan kecemasan (Sriati et al., 2022). Namun pada beberapa penelitian menemukan bahwa mindfulness memiliki efek yang kecil meskipun secara statistik tetap signifikan dalam menurunkan kecemasan (Sriati et al., 2022). Dengan adanya hasil dari penelitian tersebut, penulis ingin mengeksplorasi apakah terdapat moderator yang dapat menguatkan efek mindfulness dalam menurunkan kecemasan.
Gender diketahui dapat menjadi moderator mindfulness terhadap agresivitas (Novrizal, 2018) dan theory of mind (AZIIZAH, 2019). Namun terdapat penelitian lain yang menunjukkan ketidakkonsistenan hubungan antara mindfulness dan gender (Marisa & Afriyeni, 2019). Selanjutnya ada pula penelitian yang membuktikan bahwa laki-laki memiliki tingkat mindfulness yang lebih tinggi Sementara penelitian lain menunjukkan Zubair bahwa kelompok (Yuniarto, 2013) mindfulness pada perempuan lebih memiliki hasil yang signifikan dibandingkan kelompok laki-laki (Kang et al., 2018). Pada penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan memiliki skor yang lebih tinggi khusus pada dimensi observing, sementara laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi pada dimensi acting with awareness (Amru & Ambarini, 2021).Ketidakkonsistenan ini yang kemudian membuat penulis ingin mengetahui apakah jenis kelamin dapat memoderasi mindfulness terhadap kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa.
Mindfulness dapat memberikan individu kemampuan untuk sadar secara penuh atas apa yang ia alami saat ini serta memberikan penerimaan apa adanya atas pengalaman tersebut (Maharani, 2019). Mindfulness memiliki 5 dimensi (Dyah & Fourianalistyawati, 2018) yaitu; a) Acting with awareness, dimana individu secara sadar melakukan sesuatu. Lawan dari dimensi adalah automatic pilot, dimana individu terbiasa untuk melakukan segala sesuatu secara otomatis, tanpa sungguh-sungguh menaruh perhatian atas apa yang sedang ia lakukan; b) Describing, dimana individu dapat menjelaskan apa yang ia rasakan atau pikirkan; c) Observing, dimana individu mengamati apa yang terjadi baik secara eksternal maupun internal (di dalam tubuh); d) non-reactivity to inner experience, dimana individu menyadari bahwa pikiran serta perasaan adalah sesuatu yang dapat datang & pergi, dan individu tidak perlu terlarut bersama pikiran atau perasaan itu; e) non-judging of inner experience, individu tidak memberikan penilaian/penghakiman atas apa yang mereka rasakan seperti sensasi dan emosi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat efek moderasi gender terhadap mindfulness dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa.
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0: Tidak adanya efek moderasi gender terhadap mindfulness dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa
H1: Adanya efek moderasi gender terhadap
mindfulness dalam
menurunkan kecemasan pada mahasiswa.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan hubungan antara mindfulness dengan kecemasan pada mahasiswa, dimoderasi oleh gender. Metode sampling yang digunakan ialah convenience sampling, dimana sampel setuju untuk memberikan informasi mengenai diri mereka (IMANI, 2022). Sampel didapatkan dari menyebarkan flyer atau pesan berantai pada media sosial.� Berdasarkan metode sampling tersebut, penulis berhasil mendapatkan 272 partisipan dengan usia berkisar 18-22 tahun (M= 19,54), dengan persebaran laki-laki sebanyak 110 partisipan dan perempuan sebanyak 162 partisipan. Partisipan juga merupakan mahasiswa yang berasal dari beberapa Universitas di Jabodetabek. Alat ukur dari penelitian ini menggunakan DASS-21 untuk mengukur kecemasan yang dikembangkan dengan total item 21. Karena penelitian ini hanya fokus pada kecemasan, maka penulis hanya menggunakan subscale kecemasan yang berjumlah 7 item. Alat ukur ini diujicoba kepada mahasiswa di Korea dengan reliabilitas (α = 0,84) untuk subscale kecemasan. Penelitian ini juga menggunakan alat ukur FFMQ-15 (Syati, 2017)yang terdiri dari 15 item (α = 0.819) untuk mengukur mindfulness. Analisis data menggunakan analisis regresi moderasi.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian regresi dilakukan dengan bertahap dengan tiga persamaan. Persamaan pertama yaitu mindfulness dengan kecemasan, persamaan kedua antara variabel gender dengan kecemasan, dan persamaan ketiga yaitu antara mindfulness yang dimoderasi oleh gender terhadap kecemasan.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi
Variabel |
Koefisien Determinasi |
Signifikansi |
Mindfulness |
0.294 |
0.000 |
Kecemasan |
||
Mindfulnes-Gender |
0.309 |
0.103 |
Kecemasan |
||
Mindfulness-moderasi gender |
0.318 |
0.179 |
Kecemasan |
Berdasarkan uji regresi pada variabel mindfulness terhadap kecemasan didapatkan p value sebesar 0.000 (p<0,05), yang memiliki arti bahwa mindfulness memiliki peranan terhadap variabel kecemasan. Sementara uji regresi berikutnya antara variabel mindfulness & gender dengan kecemasan, didapatkan p value sebesar 0.103 (p>0,05), nilai ini berarti mindfulness & gender tidak memiliki peranan terhadap kecemasan partisipan. Kemudian untuk uji regresi untuk melihat efek moderasi gender kepada mindfulness, p value menunjukkan angka 0.179 (p>0,05), hasil ini menunjukkan bahwa gender tidak memiliki efek moderasi pada mindfulness dalam perannya terhadap kecemasan. Dengan tidak adanya efek moderasi gender terhadap mindfulness, maka H1 tidak diterima.
Laki-laki memiliki kecenderungan untuk fokus pada satu hal/pekerjaan
saja, hal ini dapat menjelaskan
pada beberapa penelitian terdahulu laki-laki memiliki skor mindfulness yang lebih
tinggi dibandingkan perempuan. Pada penelitian yang sama pula disebutkan bahwa perempuan lebih detail dalam memperhatikan sesuatu, sehingga perempuan juga memungkinkan untuk memiliki nilai mindfulness yang tinggi
(Saleh, Russeng, & Tadjuddin, 2020) terutama pada dimensi
observing. Selanjutnya
diketahui pula perempuan lebih rentan dalam
mengalami tekanan psikologis dan lebih rentan mengalami tingkat perubahan stress (Muis, Syafiq, & Savira, 2011). Sejalan dengan
hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh (Nolen-Hoeksema & Jackson, 2001), membuktikan bahwa
perempuan memiliki skor rumination yang
lebih tinggi daripada laki-laki. Sikap ruminative yang
tinggi ini dapat menghalangi perempuan untuk meningkatkan kesadaran mereka secara penuh
atas pengalaman saat ini, atau
mencapai keadaan mindful. Perbedaan
kecenderungan ini dapat menjelaskan bahwa gender tidak dapat menjadi moderasi
bagi mindfulness, serta
memiliki efek moderasi pada mindfulness.
Selain efek moderasi, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa mindfulness juga secara signifikan berperan negatif terhadap kecemasan. Hasil ini mendukung penelitian-penelitian lain bahwa mindfulness dapat menurunkan tingkat kecemasan pada mahasiswa (Wawa, 2022). Menurut (Dewi, 2021) mindfulness memungkinkan mahasiswa untuk menyadari pikiran & perasaan mereka tanpa meresponse secara otomatis, dapat melepaskan pikiran serta perasaan mereka dan tidak terlarut dengan pikiran dan perasaan tersebut, membuat para mahasiswa dapat memisahkan diri dari pristiwa atau emosi dalam diri mereka sendiri, sehingga mengarahkan pada perubahan pada cara berpikir dan pada akhirnya dapat menurunkan tingkat cemas.
Penelitian ini menguji mindfulness sebagai trait. Diketahui bahwa mindfulness terbagi menjadi trait & state. Mindfulness trait adalah kemampuan individu untuk menjadi mindful yang terbentuk dari pengalaman sehari-hari individu itu sendiri (Baer dkk, 2006), mindfulness trait cenderung lebih stabil. Sementara mindfulness state adalah keadaan yang dapat dipengaruhi oleh Latihan (Nolen-Hoeksema & Jackson, 2001), mindfulness state cenderung dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi individu. Penelitian selanjutnya dapat mencoba mengukur efek moderasi terhadap mindfulness state untuk mendapatkan gambaran yang lebih kaya mengenai mindfulness.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah mindfulness secara signifikan berperan negatif terhadap kecemasan dan tidak adanya efek
moderasi gender terhadap
mindfulness.
BIBLIOGRAFI
Amru, Muhammad Fahizza, &
Ambarini, Tri Kurniati. (2021). Hubungan antara Trait Mindfulness dan Kesepian
pada Orang Dewasa Awal. Buletin Penelitian Psikologi Dan Kesehatan Mental
(BRPKM), 1(2), 1064�1074.
AZIIZAH, SARAH NURUL. (2019). PENGARUH
SELF-COMPASSION TERHADAP CYBERBULLYING PADA MAHASISWA KORBAN CYBERBULLYING DI
UNIVERSITAS X. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Christianto, Laurentius Purbo, Kristiani,
Reneta, Franztius, David Nicholas, Santoso, Sebastian Darren, & Ardani,
Aurelia. (2020). Kecemasan mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Jurnal
Selaras: Kajian Bimbingan Dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 3(1),
67�82.
Dewi, Mia Chandra. (2021). Hubungan
Mindfulness Sufistik Dengan Penerimaan Diri Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Jurusan Tasawuf Dan Psikoterapi UIN walisongo Semarang. Skripsi Fakultas
Ushuluddin Dan Humaniora Universitas UIN Walisongo Semarang.
Dyah, Ayu Suci Purnamaning, &
Fourianalistyawati, Endang. (2018). Peran trait mindfulness terhadap
kesejahteraan psikologis pada lansia. Jurnal Psikologi Ulayat, 5(1),
109�122.
Fathurohman, Fahmi. (2021). ANALISIS
MEDIA ZOOM MEETING UNTUK PEMBELAJARAN DARING DIMASA COVID-19 PADA MATA
PELAJARAN PPKN DI SMA PASUNDAN 7 BANDUNG (Studi Kualitatif Deskriptif).
FKIP UNPAS.
Faulinna, Na�ita. (2022). Pengaruh
Pelatihan Mindfulness Based Stres Reduction (Mbsr) Untuk Menurunkan Kecemasan
Pada Perawat Gugus Tugas Covid-19 Rsud X. Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
Fitriani, Anisa, & Supradewi, Ratna.
(2019). Desensitisasi Sistematis dengan Relaksasi Zikir untuk Mengurangi Gejala
Kecemasan pada Kasus Gangguan Fobia. PHILANTHROPY: Journal of Psychology,
3(2), 75�88.
IMANI, TIURINNA CATHLIN. (2022). HUBUNGAN
MAWAS DIRI TERHADAP CITRA TUBUH REMAJA PEREMPUAN PENGGUNA INSTAGRAM DI FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI. UNIVERSITAS JAMBI.
Kang, Yoona, Rahrig, Hadley, Eichel,
Kristina, Niles, Halsey F., Rocha, Tomas, Lepp, Nathaniel E., Gold, Jonathan,
& Britton, Willoughby B. (2018). Gender differences in response to a
school-based mindfulness training intervention for early adolescents. Journal
of School Psychology, 68, 163�176.
Maharani, Ega Asnatasia. (2019). Eksplorasi
Mindful Teaching Sebagai Strategi Inovatif dalam Pembelajaran Bagi Guru PAUD. Seminar
Nasional Pendidikan 2015, 152�158.
Marisa, Dinda, & Afriyeni, Nelia.
(2019). Kesepian dan self compassion mahasiswa perantau. Psibernetika, 12(1).
Muis, Tamsil, Syafiq, Muhammad, &
Savira, Siti Ina. (2011). Bentuk, penyebab, dan dampak dari tindak kekerasan
guru terhadap siswa dalam interaksi belajar mengajar dari perspektif siswa di
smpn kota surabaya: sebuah survey. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 1(2),
63�74.
Nia, Diniyatul Aini. (2022). Konseling
islam dengan behavioral therapy untuk mengatasi kecemasan seorang remaja di
Kabupaten Gresik. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ningrum, Fifyn Srimulya, & Amna,
Zaujatul. (2020). Cyberbullying victimization dan kesehatan mental pada remaja.
INSAN Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 5(1), 35�48.
Nolen-Hoeksema, Susan, & Jackson,
Benita. (2001). Mediators of the gender difference in rumination. Psychology
of Women Quarterly, 25(1), 37�47.
Novrizal, Ikhwansyah. (2018). PENGARUH
DISKRIMINASI ETNIK TERHADAP PENYESUAIAN AKADEMIK DIMODERASI STRATEGI COPING
(Studi Pada Siswa Suku Bajo di Kabupaten Wakatobi). University Of
Muhammadiyah Malang.
Saleh, Lalu Muhammad, Russeng, Syamsiar S.,
& Tadjuddin, Istiana. (2020). Manajemen stres kerja (sebuah kajian
keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek psikologis pada ATC).
Deepublish.
Septiani, Indri, & Samputra, Palupi
Lindiasari. (2021). Analisis Pengaruh Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Akibat Dampak Pandemik Covid-19 Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Sains Sosio Humaniora, 5(1), 240�249.
Shapiro, Shauna L., Carlson, Linda E.,
Astin, John A., & Freedman, Benedict. (2006). Mechanisms of mindfulness. Journal
of Clinical Psychology, 62(3), 373�386.
Sriati, Aat, Hernawaty, Taty, Khaerera,
Annisa, Aulia, Fitri, Yolanda, Yolanda, Rahmawati, Siti, & Yuda, Nandi
Prima. (2022). INTERVENSI MINDFULNESS UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN
PENYAKIT KRONIS: NARRATIVE REVIEW. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(3),
953�962.
Sugiyanti, Desi Ari, Suhariyanti, Enik,
& Priyanto, Sigit. (2017). Pengaruh Guided Imagery Dalam Menurunkan Stress
Siswa Menghadapi Proses Boarding School Di Smk Kesdam IV Kota Magelang. Journal
of Holistic Nursing Science, 4(2), 50�58.
Syati, Sutria Nirda. (2017). HUBUNGAN
TEMAN SEBAYA DAN CITRA TUBUH TERHADAP STATUS GIZI WANITA USIA SUBUR PRANIKAH DI
MAN 1 LAMPUNG TENGAH KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.
Utay, Joe, & Miller, Megan. (2006).
Guided Imagery as an Effective Therapeutic Technique: A Brief Review of its
History and Efficacy Research. Journal of Instructional Psychology, 33(1).
Wahyu Nugroho, Wahyu. (2022). Buku Ajar:
HUKUM LINGKUNGAN DAN PENGELOAAN SUMBER DAYA ALAM.
Wahyuni, Esa Nur, & Bariyyah, Khairul.
(2019). Apakah spiritualitas berkontribusi terhadap kesehatan mental mahasiswa?
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(1), 46�53.
Wawa, Laola Badu. (2022). PENGARUH
KUALITAS PERSAHABATAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DIMODERASI RELIGIUSITAS
SANTRI. Universitas Muhammadiyah Malang.
Yuniarto, Bambang. (2013). Membangun
kesadaran warga negara dalam pelestarian lingkungan. Deepublish.
Copyright holder: Nabilla Nathania, Ratna Djuwita, Joevarian Hudiyana (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |