Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY TBK
Hedi Afandi Ritonga, Yenni Samri Juliarti Nasution
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Mengukur
kinerja keuangan penting bagi bisnis karena hasil pengukuran kinerja keuangan
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh rasio lancar, rasio perputaran
total aset, rasio utang terhadap total aset, dan rasio pengembalian aset terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Laba
Sebelum Pajak. Penelitian ini dilakukan di PT.Ultra
Jaya Milk Industry Tbk yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Sampel
penelitian adalah laporan neraca dan laba rugi perusahaan
dengan 3 tahun pengamatan yaitu tahun 2019-2021, maka diperoleh 48 data. Data dikumpulkan
dan kemudian diuji dengan analisis SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio lancar, rasio
utang terhadap total aset
dan rasio pengembalian aset berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap Laba Sebelum Pajak, sedangkan rasio perputaran total aset berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Sebelum Pajak.
Kata Kunci: Laporan Keuangan,
Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan
Abstract
Measuring
financial performance is important for businesses because the results of
measuring financial performance can be used as a basis for decision making. The
purpose of this research is to obtain empirical evidence regarding the effect
of current ratio, total asset turnover ratio, debt to total asset ratio, and
asset return ratio on financial performance as measured by Profit Before Tax.
This research was conducted at PT. Ultra Jaya Milk
Industry Tbk which is listed on the Indonesia Stock
Exchange. The research sample is the company's quarterly financial statements
with 3 years of observation, namely 2019-2021, so 48 data are obtained. Data
were collected and then tested by SPSS analysis. The results show that the
current ratio, the ratio of debt to total assets and the ratio of return on
assets have a positive and insignificant effect on Profit Before Tax, while the
ratio of total assets turnover has a significant positive effect on Profit
Before Tax.
Keywords: Financial Statement,
Financial Performance, Financial Ratio
Pendahuluan
Sebuah bisnis harus mampu
bersaing dengan tetap mempertahankan eksistensinya. Hal ini dapat diukur dengan
melihat neraca untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan (Dewi, 2017). Laporan keuangan
yang diungkapkan kepada publik memerlukan pengungkapan kepada investor, kreditur dan pihak berkepentingan lainnya, atau dengan mengajukan
laporan tahunan, ruang lingkup kegiatan
usaha dan bentuk tanggung jawab perusahaan. Informasi dalam laporan menunjukkan
apakah perusahaan berkinerja baik secara finansial. Pengukuran kinerja adalah salah satu elemen kunci dari
setiap perusahaan. Pengukuran ini berfungsi Sebagai dasar untuk merancang
sistem penghargaan perusahaan, hal itu mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan di dalam perusahaan. (Saefullah et
al., 2018).
Ketika membuat keputusan
investasi dan kredit,
sangat penting bagi kreditur, bankir, dan investor untuk memahami kondisi kesehatan perusahaan. Mereka prihatin dengan prospek keuntungan finansial di masa depan, perluasan perusahaan, dan pemahaman hasil investasi serta kondisi kerja atau
situasi keuangan bisnis tertentu. Sangat perlu bagi sebuah
perusahaan dalam menganalisa laporan keuangan dalam perusahaan baik secara menyeluruh hal ini dilakukan
untuk meninjau perbandingan saldo-saldo apakah terlihat dengan baik, yang dapat memperlihatkan posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan tersebut baik seperti
banding khusus ini paling sering disebut sebagai gaya rasio.
Salah satu cara untuk mengukur posisi keuangan adalah dari perspektif
keuangan. menganalisis laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan
perusahaan adalah perhitungan bukti untuk mengevaluasi laporan keuangan perusahaan. Dengan menganalisis item yang tersisa di
atas kertas, menjadi mungkin untuk memahami atau meninjau situasi
keuangan, dan analisis laporan keuangan memberikan gambaran tentang kinerja atau perkembangan perusahaan .
Menganalisis Mendefinisikan
transaksi keuangan suatu perusahaan bukanlah tugas yang mudah karena ada
banyak parameter dalam menganalisis transaksi keuangan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur
hasil keuangan ini adalah dengan
menganalisis statistik keuangan.
Rasio keuangan adalah pengukuran yang muncul sebagai hasil dari membandingkan
satu akun dalam laporan keuangan
dengan akun lain yang signifikan dan layak untuk diperbandingkan. Metode analisis rasio bisa diterapkan
dalam memperkirakan kinerja keuangan suatu perusahaan. Mereka juga dapat digunakan untuk menggambarkan tren dan pola perusahaan, memungkinkan analis untuk mengidentifikasi peluang atau ancaman
yang mungkin dihad� api perusahaan. Rasio keuangan
perusahaan dianggap sebagai tolak ukur
untuk perusahaan (Benishay, 1971). Rasio keuangan adalah hubungan ekonomi yaitu hubungan antara dua angka yang diperoleh dari neraca unit, laporan operasi dan catatan terkait (Chabotar, 1989). Analisis neraca sangat penting, terutama bagi
mereka yang tertarik dengan perusahaan (Samitra, n.d.). Hasil analisis neraca
berdasarkan metrik utama juga dapat mengungkapkan kekurangan dan kekuatan perusahaan. Kinerja manajemen masa lalu ditunjukkan dengan menggunakan masalah dan kekuatan saat ini
(Ariyanti, 2020).
Di Indonesia, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk perusahaan yang beroperasi di berbagai industri juga merupakan produsen produk susu teratas. Sebagai pionir di pasar suzu cair Indonesia, Ultrajaya Milk memiliki sejarah panjang kesuksesan. Pemberitahuan kapasitas produksi lebih dari satu juta
liter per hari menjadi buktinya. Akibatnya, perusahaan telah menjual seluruh produksinya di lebih dari 90% pasar domestik. Diasumsikan PT Ultra Jaya Milk Industri
Tbk terlibat dalam kegiatan keuangan dari 2019 hingga 2021 berdasarkan catatan keuangan. Hal ini berdasarkan pelaporan keuangan memperlihatkan bahwasanya pada tahun 2019 terdapat 6.241.419 transaksi penjualan dan pendapatan usaha, tahun 2020 sebanyak 5.967.362 transaksi, dan tahun 2022 sebanyak 6.616.642 transaksi. Aset lancar turun
2.040.591 pada 2019, 1.649.669 pada 2020, dan 1.598.901 pada 2022 dari 2019 dan 2021.
Berdasarkan tingkat kesehatan peusahaan yang dapat dilihat melalui dokumen keuangan perusahaan ditetapkan prosedur keuangan perusahaan. Disajikan pinjaman keuangan diharapkan dapat menurunkan produktivitas karyawan perusahaan. Kondisi suatu perusahaan
atau bahkan kinerjanya dapat dilihat dari hasil
analisis keuangan data perdagangan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan bisnis dan hubungan karyawan dapat dianggap memiliki hubungan. Rasio keuangan dijadikan sebagai pengukur produktivitasa dalam sebuah perusahaan. Beberapa rasio seperti rasio lancar, total perputaran aset, hutang terhadap total aset, dan pengembalian aset merupakan rasio keuangan yang dipakai pada penelitian ini.
Rasio pertama yaitu rasio likuiditas. Kesanggupan perusahaan guna melaksanakan kewajibannya dengan cepat dikenal sebagai
likuiditas. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali pinjaman yang telah jatuh tempo dengan aset lancar
adalah cara lain untuk melihat likuiditas.
Rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar berfungsi sebagai proxy untuk likuiditas. Rasio lancar perusahaan
harus setidaknya 100% untuk dianggap sehat. Rasio likuiditas,
metrik yang digunakan oleh
PT memperlihatkan tingkat likuiditas perusahaan yang lebih tepat menangkap
tingkat likuiditas perusahaan (Chasanah, 2019). Menggunakan Ultra
Jaya Milk Industry Tbk, rasio
likuiditas suatu perusahaan dihitung (Ina Susianti,
2018). Kemampuan entitas untuk menyelesaikan
semua kewajiban lancar jatuh tempo pada saat permintaan dinilai dalam penelitian
ini dengan menggunakan rasio lancar. Ini mengacu
pada contoh aset lancar termasuk kewajiban lancar, seperti yang telah disebutkan sebelumna (Kinasih & Kamaluddin,
2022). Dengan menggunakan sisa pendapatan operasional (SHU), rasio likuiditas, yang memperlihatkan kemampuan koperasi untuk menutupi kewajiban lancar, memiliki dampak yang lebih tinggi terhadap kinerja keuangan. Walaupun demikian jka
rasio likuiditas terlalu tinggi akan mengakibatka perusahaan dapat dikatakan
tidak afektif dan efesien dalam menggunakan asetnya.
Kinerja keuangan juga dipengaruhi oleh rasio aktivitas. Menurut Kasmir, "merupakan rasio yang digunakan untuk menilai seberapa
banyak seluruh aktivitas perusahaan yang digunakan dalam jangka waktu tertentu
jika dibandingkan dengan pendapatan." Indikator seberapa efisien suatu perusahaan
menggunakan sumber dayanya adalah rasio aktivitas (Rutin et al.,
2019). Perputaran aset total yang digunakan dalam rasio aktivitas
penelitian ini mengukur kapasitas perusahaan untuk menjual semua asetnya.
Perusahaan akan lebih efektif dalam menggunakan
semua aset untuk mendukung operasi penjualan jika Total Assets Turnover lebih tinggi. Kinerja perusahaan meningkat seiring dengan meningkatnya efisiensi (Suyono &
Alexander Gani, 2018)
Rasio selanjutnya yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan yaitu rasio solvabilitas. Menurut Irham Fahmi,
analisis rasio atau perbandingan digunakan dalam menganalisis
jangka Panjang dan hasil usaha didalam posisi
keuangan, dan analisis rasio diharapkan dapat
menjawab beberapa pertanyaan (Faisal et al.,
2018), Semakin tinggi nilai rasio solvabilitas, semakin buruk peringkat perusahaan
tersebut. Jika bisnis mengalami krisis keuangan, menutupi biaya pembayaran hutang dilakukan karena hutang yang dikelola melebihi ekuitas perusahaan (Fuad &
Mughni, 2018). �Istilah
"ratio of debt to total assets" mengacu
pada rasio utang terhadap aset secara keseluruhan
yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan kata lain, besarnya hutang yang dimiliki perusahaan atau persentase aset yang dibiayai oleh hutang akan mempengaruhi manajemen aset. Mengingat seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai aset menurut definisi
rasio solvabilitas, yaitu "ratio of debt to total assets" (Kinasih & Kamaluddin, 2022). Dengan menggunakan
sisa pendapatan operasional (SHU) dan memperlihatkan
bahwasanya lebih sedikit aset yang dibiayai dengan utang, dampak penurunan rasio solvabilitas terhadap kinerja keuangan dan beban utang lebih besar.
Rasio terakhir yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah tingkat suku bunga profitabilitas.
Indikator kinerja utama mengukur kinerja perusahaan menghasilkan keuntungan melalui operasinya (Maysaroh et al., 2022). Untuk dapat berbagi
pendapatan dengan investor
yang telah menanamkan modalnya di perusahaan, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan melalui penggunaan modal yang efisien dan
sumber daya ekonomi yang tersedia diukur dengan rasio
profitabilitasnya (Masyitah &
Harahap, 2018). Rasio profitabilitas mencoba mengukur besarnya efisiensi manajemen dalam mengawasi operasi perusahaan serta kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba selama periode waktu tertentu. Data pengukuran tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kinerja manajerial masa lalu.� Menilai potensi bisnis untuk menghasilkan uang atau menghasilkan uang dalam jangka waktu
tertentu. Return on assets (ROA) adalah
metrik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur
aktivitas manajemen. Ini mewakili pengembalian
semua aset yang digunakan dalam organisasi. Pengetahuan ini mengarah pada penggunaan rasio profitabilitas pengembalian investasi, atau seberapa menguntungkan koperasi dapat membuat aset mereka.
Dengan menggunakan sisa pendapatan operasional (SHU), rasio profitabilitas memiliki dampak yang lebih tinggi pada kinerja keuangan, memperlihatkan seberapa efektif dan efisien koperasi menggunakan aset sebagai modal untuk menghasilkan keuntungan (Kinasih &
Kamaluddin, 2022).
�������������� Selain itu, profitabilitas dapat memberikan perkiraan efektivitas manajemen perusahaan Dalam manajemen persediaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. Menurut signaling theory, perusahaan harus memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangannya. Profitabilitas yang tinggi dalam konteks ini menjadi pertanda baik bagi perusahaan, karena mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan pengembalian yang tinggi kepada pemegang sahamnya. (Wahyuniyasanti et al., 2022).
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. H0.1:� Rasio Likuiditas (Current Ratio) tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja keuangan.
2. Ha.1:
Rasio Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh positif dan signifikar terhadap
Kinerja keuangan.
3. H0.2:
Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Keuangan.
4. Ha..2:
Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan.
5. H0.
3: Rasio Solvabilitas (Debt to Total Aset) tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
6. Ha.
3: Rasio Solvabilitas (Debt to Total Aset) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Keuangan
7. H0.
4: Rasio profitabilitas (Return On Asset) tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
8. Ha.
4: Rasio profitabilitas (Return On Asset) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Keuangan
9. H0.
5: Rasio Likuiditas (CR) Rasio Aktivitas (TAT), Rasio Solvabilitas (DTA),
Rasio Profitabilitas (ROA), tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan.
10. Ha.
5: Rasio Likuiditas (CR) Rasio Aktivitas (TAT), Rasio Solvabilitas (DTA), Rasio
Profitabilitas (ROA), berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Metode Penelitian
�������������� Penelitian menggunakan metode pendekatn kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Kuncoro dalam (Nurvarida, 2017) adalah "teknik untuk menguji teori dengan melihat hubungan antar variabel." Variabel yang ada dihitung menggunakan alat penelitian untuk melakukan analisis statistik pada data numerik. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan dan meneliti pengaruh rasio lancar, rasio perputaran total aset, rasio utang terhadap total aset, dan rasio pengembalian aset terhadap kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk dengan periode tahun 2019 sampai dengan tahun 2021.
�������������� Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan sumber data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung. (Sugiyono, 2019). Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang tersedia di situs BEI www.idx.co.id. Populasi dalam Penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk tahun 2019-2021, dan contoh penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk tahun 2019-2021. Empat variabel independen dianalisis rasio lancar (X1), rasio perputaran total aset (X2), rasio utang terhadap total aset (X3), rasio pengembalian aset (X4), dan variabel terikat yaitu Laba Sebelum Pajak (Y).
�������������� Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan dengan dokumentasi. (Sugishirono, 2019), dokumentasi merupakan cara-cara memperoleh informasi dan data berupa arsip, dokumen, buku, catatan numerik dan gambar, serta dijabarkan pada laporan yang berisi data pendukung untuk penelitian. Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat dan menyalin data dari laporan tahunan perusahaan Di bidang keuangan, Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id. Produk dan layanan statistik (SPSS) digunakan sebagai alat penelitian. Peneliti menggunakan SPSS untuk menganalisis data sekunder dari sumber penelitian dengan menggunakan teknik analisis data.
�������������� Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Regresi berganda memerlukan dua atau lebih variabel independen saat membuat model regresi (Kinasih & Kamaluddin, 2022). Arah dan besaran variabel bebas yang diteliti ditentukan dengan menggunakan teknik analisis ini. Koefisien untuk setiap variabel independen mewakili temuan analisis regresi. Koefisien dihitung dengan menerapkan persamaan untuk memperkirakan nilai variabel dependen (Tampubolon, 2012). Beberapa persamaan regresi linier dapat digunakan untuk menentukan seberapa akurat fungsi regresi mengestimasi nilai sebenarnya:
Persamaan umum untuk regresi linier berganda adalah yakni:
Y�������� =
Kinerja Keuangan
a��������� =
Konstanta
b��������� =
Koefisien Variabel X
X1������ =
Rasio Likuiditas "Current
Ratio"
X2������ =
Rasio Aktivitas "Total
Asset Turnover"
X3������ =
Rasio Solvabilitas "Debt
to Total Aset"
X4������ =
Rasio Profitabilitas
"Return On AsetAset"
e��������� =
Eror Tern
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 2
Hasil Analisis Uji Normalitas Data
Berdasarkan Uji Normalitas Probability Plot pada gambar diperoleh bahwa model regresi berdistribusi normal karena ploting mengikuti garis diagonal seperi gambar di atas.
Tabel 3
Hasil Analisis Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Hasil Analisis Uji Autokorelasi
�������������� Berdasarkan pada hasil dari uji autokorelasi pada table diperoleh nilai dari durbin-watsnon start (DW) adalah K (4) N (12) Jadi du yaitu 1.899, nilai dl 0.5120 dan nilai du (2.1766) < Durbin Watson (3.187) < 4- du (0,813) jadi nilai yang diperoleh sebesar 3.187l lebih besar dari du dari sini kita dapat menyimpulakan bahwa model tidak mengandung autokorelasi.
Tabel 5
Hasil Analisis Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2
Hasil Analisis
Uji Heteroskedastisitas menggunakan
Grafik Scatterplot
Gambar 2 diatas menunjukkan tidak terjadi gelaja
heteroskedasitas, hal ini dapat dilihat
bahwa penyebaran data sampel pembentukan pola acak dan tidak
ditentukan. Jika Anda mengklarifikasi
lagi data didistribusikan
di atas dan di bawah angka 0 dan pada sumbu Y
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Y= -207701.428 +2.027X1 +
10166.764X2+13371.364X3 +40013.535X4+ e
Pengujian Hipotesis
1.
Uji-t (Uji Parsial)
a. Rasio
likuiditas, atau X1, ditampilkan pada tabel di atasatas kemudian� t-hitung 0,035 lebih rendah dari nilai 2,364
yang terdapat pada t-tabel, yang memiliki tingkat signifikansi 0,973, yang
lebih besar dari 0,05,koefisien regresi 2,027, sehingga diterima untuk H0.1
dan ditolak untuk Ha.1 Hal ini memperlihatkan bahwasanya, berdasarkan jumlah
pendapatan sebelum pajak, rasio likuiditas memiliki pengaruh yang menguntungkan
dan dapat diabaikan terhadap situasi pendapatan.
b. H0.2
ditolak dan Ha.2 disetujui untuk X2 karena rasio aktivitas memiliki nilai
signifikansi 0,023 yang lebih kecil dari 0,05, dan thitung keseluruhan 2,904
lebih besar dari nilai t-tabel 2,364. Hal ini memperlihatkan bahwasanya rasio
aktivitas memiliki dampak yang menguntungkan dan cukup besar terhadap
kesuksesan finansial dengan menggunakan jumlah laba sebelum pajak.
c. Karena
Solvency Ratio X3 memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan 0,194,
dan karena t hitung 1,438 lebih kecil dari nilai t tabel 2,364, maka H0.3
diterima dan Ha.3 ditolak. Hal ini memperlihatkan bahwasanya berdasarkan jumlah
pendapatan sebelum pajak, rasio likuiditas memiliki pengaruh yang menguntungkan
dan kecil terhadap situasi pendapatan.
d. Mengingat
rasio profitabilitas (X4) memiliki koefisien regresi 40013,53 dan nilai
signifikansi 0,070, keduanya lebih tinggi dari cutoff point 0,05 dan lebih
rendah dari nilai t-tabel 2,364, maka H0.4 diterima sedangkan Ha.4
ditolak. Ini memperlihatkan bahwasanya rasio profitabilitas berdasarkan laba
sebelum pajak memiliki dampak yang menguntungkan dan dapat diabaikan pada
situasi yang berkaitan dengan pendapatan.
Tabel 7
Hasil Analisis Uji F
Berdasarkan hasil uji F untuk masing-masing rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas, diperoleh hasil F hitung sebesar 4,202 dan F tabel 3,86. Hal ini memperlihatkan bahwasanya F hitung melebihi F tabel, dengan kemungkinan signifikan H0 ditolak sedangkan Ha diterima jika nilainya 0,048 <0,05. Hal ini memperlihatkan bagaimana kinerja keuangan dari besarnya laba sebelum pajak secara simultan dipengaruhi oleh ukuran likuiditas, ukuran aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
Tabel 8
Hasil Analisis Uji Determinasi
Data tersebut
memperlihatkam bahwasanyasanya� tingkat
R Square adalah 0,706, artinya
pengaruh simultan dari "rasio likuiditas", "rasio solvabilitas", dan "profitabilitas"
menyumbang 70,6% dari total
pengaruh, dengan faktor lain yang mempengaruhi
29,4% sisanya.��
Kesimpulan
�������������� Jika kita melihat hasil pengujian dan pembahasan yang telah dijelaskan, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa rasio aktivitas dan rasio likuiditas memiliki dampak positif terhadap kinerja keuangan. Demikian �pula, rasio solvabilitas dan profitabilitas memiliki dampak positif pada kinerja keuangan. Artinya, semakin tinggi tingkat aktivitas, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas maka semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan.������������
BIBLIOGRAFI
Agustin, E. (2016). Analisis Rasio
Keuangan untuk Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Indofarma (persero) Tbk.
(Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002). Jurnal
Ilmu & Riset Manajemen, 5(7), 103�115.
Ariyanti, K. (2020). Analisis Laporan
Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Dzaky Indah
Perkasa Cabang Sungai Tabuk. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 6(2),
218�226. https://doi.org/10.35972/jieb.v6i2.349
Benishay, H. (1971). Economic Information
in Financial Ratio Analysis: A Note. Accounting and Business Research, 1(2),
174�179. https://doi.org/10.1080/00014788.1971.9728563
Chabotar, K. J. (1989). Financial Ratio
Analysis Comes to Nonprofits. The Journal of Higher Education, 60(2),
188�208. https://doi.org/10.1080/00221546.1989.11775021
Chasanah, A. N. (2019). Pengaruh Rasio
Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015-2017. Jurnal
Penelitan Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 39�47.
https://doi.org/10.33633/jpeb.v3i1.2287
Dewi, M. (2017). Analisis Rasio Keuangan
untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Smartfren Telecom, Tbk. Jurnal Penelitian
Ekonomi Akuntansi (JENSI), 1(1), 1�14.
Faisal, A., Samben, R., &
Pattisahusiwa, S. (2018). Analisis kinerja keuangan. Kinerja, 14(1),
6. https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444
Fuad, M., & Mughni, N. Al. (2018).
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 9(2), 116�127.
https://doi.org/10.33059/jseb.v9i2.770
Ina Susianti. (2018). Analisis Laporan
Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT . Gudang Garam Tbk . Pada
Periode 2013 - 2015. Simki-Economic, 02(02), 1�11.
Kinasih, D., & Kamaluddin, N. (2022).
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Koperasi Primkopal Lanal
Tegal. Review of Applied Accounting Research (RAAR), 2(1), 27.
https://doi.org/10.30595/raar.v2i1.12539
Masyitah & Harahap. (2018). Analisis
Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer, 1(1), 46.
Maysaroh, W., Suhendro, S., & Dewi, F.
G. (2022). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress Perusahaan
Asuransi di Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19. E-Jurnal Akuntansi,
32(3), 788. https://doi.org/10.24843/eja.2022.v32.i03.p18
Rutin, R., Triyonowati, T., & Djawoto,
D. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan
Dividen Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan
(JRAP), 6(01), 126�143. https://doi.org/10.35838/jrap.v6i01.400
Saefullah, E., Listiawati, & Abay, P.
M. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Profitabilitas pada PT
XL Axiata Tbk dan PT Indosat Ooredoo Tbk Periode 2011�2016 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Banque Syar�i, 4, 15�32.
Samitra, K. (n.d.). Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftrar Di Bursa Efek
Indonesia Krishnan Samitra Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik.
10.
Suyono, & Alexander Gani, E. (2018).
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Modal Kerja, dan
Rasio Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekominukasi Yang
Terdaftar di BEI (Periode 2011-2016). Jurnal Procuratio, 6(1),
111�121.
Wahyuniyasanti, C. I., Mertha, M., &
Perusahaan, N. (2022). Profitabilitas, Likuiditas, Leverage , Corporate
Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. 1863�1877.
Copyright holder: Hedi Afandi Ritonga,
Yenni Samri Juliarti Nasution (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |