Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 8, No. 2, Februari
2023
PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KREDIT
BERMASALAH SERTA KINERJA KEUANGAN PADA BANK BPD TAHUN 2014-2018
Haris Resmawan��
Universitas Pasundan, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memperoleh hasil analisis mengenai faktor eksternal dan mengetahui pengaruhnya terhadap kredit bermasalah serta implikasinya terhadap kinerja keuangan pada Bank BPD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini yaitu Bank Pembangunan Daerah periode 2014 sampai dengan 2018 yang dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria laporan keuangan bank BPD yang telah diaudit dan terjadi beberapa fenomena yang dapat memberikan gambaran terbaru mengenai NPL dan kinerja keuangan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data panel. Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) terdapat pengaruh tingkat suku� bunga�� terhadap kredit bermasalah dengan arah pengaruh yang positif, 2) terdapat pengaruh kurs terhadap kredit bermasalah dengan arah hubungan yang negatif, 3) terdapat pengaruh Gross Domestic Product terhadap kredit bermasalah dengan arah pengaruh yang positif, serta 4) terdapat pengaruh kredit bermasalah terhadap Return on Assets dengan arah hubungan yang negatif.
Kata kunci: Tingkat Suku� Bunga, Kurs, Gross Domestic Product, Kredit Bermasalah, Return on Assets.
Abstract
This study aims to determine and obtain the results of the
analysis of external factors and determine their effect on non-performing loans
and their implications for financial performance at Bank BPD. The method used
in this study is a descriptive method using a quantitative approach. The sample
in this study is the Regional Development Bank for the period 2014 to 2018
which was selected by the purposive sampling method with the criteria of the
BPD bank financial statements that have been audited and several phenomena
occur that can provide the latest picture of NPL and financial performance. The
data were analyzed using panel data analysis techniques. In general, this study
concludes that 1) there is an effect of interest rates on non-performing loans
in a positive direction, 2) there is an effect of the exchange rate on
non-performing loans in a negative direction, 3) there is an influence of Gross
Domestic Product on non-performing loans with a direction of influence that is
negative. positive, and 4) there is an effect of non-performing loans on Return
on Assets with a negative relationship direction.
Keywords: Interest Rate, Exchange Rate, Gross Domestic
Product, Non-performing Loans, Return on Assets.
Pendahuluan
Bank merupakan lembaga yang bertugas menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi bank yang seperti ini disebut sebagai
fungsi intermediasi. Apabila proses intermediasi tersebut berjalan dengan baik,
maka semua pihak baik bank, pihak yang kelebihan dana, pihak yang kekurangan
dana, dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh
manfaat dari keberadaan suatu bank (Suseno & Abdullah, 2014).
Kredit perbankan memiliki peran penting dalam
pembiayaan perekonomian nasional dan merupakan motor penggerak pertumbuhan
ekonomi. Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi
yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang
tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri. Selain itu dengan permasalahan moral
hazard dan adverse selection yang umum terjadi, bank memainkan peran penting
dalam mengalokasikan kapital dan melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa
dana masyarakat disalurkan pada kegiatan yang memberikan benefit optimal.
Terlepas dari mulai meningkatnya peran pembiayaan melalui pasar modal,
pembiayaan melalui perusahaan keuangan yang meliputi bank dan lembaga
pembiayaan, kredit perbankan masih mendominasi total kredit kepada sektor
swasta dengan rata-rata sebesar 85% (Buletin Ekonomi Moneter
& Perbankan, Oktober 2017).
Berdasarkan laporan tahunan PWC untuk perekonomian
Indonesia tahun 2019, sektor perbankan di Indonesia masih menarik, sebab
memiliki net interest margin tertinggi dibandingkan perbankan di negara ASEAN
lainnya, sehingga masih menarik bagi investor asing. Kondisi tersebut
dibuktikan dengan semakin tingginya kepemilikan asing pada sektor perbankan
Indonesia. Fakta ini juga menunjukkan industri perbankan Indonesia masih mampu
bersaing pada komunitas ekonomi ASEAN. Salah satu perusahaan yang
kepemilikannya didominasi oleh pemerintah adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD).
BPD merupakan perbankan dengan kepemilikan didominasi oleh pemerintah daerah,
bisa pemerintah provinsi ataupun kabupaten. Keberadaan BPD sangat penting
dimana BPD didirikan untuk mendorong pembangunan daerah, terutama untuk
menopang pembangunan infrastruktur, UMKM, pertanian dan lain-lain kegiatan
ekonomi dalam rangka pembangunan daerah (Sunarsip, 2018).
Selanjutnya juga dinyatakan bahwa dalam perkembangannya, peran tersebut makin
berkurang, yang terlihat dari struktur pendanaan (dana pihak ketiga) dan
pembiayaan yang dimiliki oleh BPD. Dari 26 BPD yang beroperasi di Indonesia,
pada tahun 2018 porsi kredit yang diberikan oleh BPD hanya sebesar 7,76% dari
total kredit perbankan nasional. Menurut catatan Bank Indonesia, selama tahun
2016-2018 pelaksanaan fungsi intermediasi BPD terus mengalami peningkatan.
Namun demikian, penyaluran kredit BPD tidak terfokus pada kredit produktif dan
lebih banyak pada kredit konsumtif.
Penempatan BPD dari sisi aset pada Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dari tahun ke tahun meningkat, yaitu mencapai 24,35% dari total
SBI perbankan pada tahun 2018 (Amir, 2018).
Selanjutnya juga dinyatakan bahwa dana pihak ketiga BPD didominasi oleh dana
Pemda yang bersifat jangka pendek dan tidak dapat disalurkan dalam bentuk
kredit. Sehingga tidak salah apabila� BPD
dianggap belum sepenuhnya menjalankan fungsi intermediasi dan menjadi penggerak
utama bagi pengembangan ekonomi di daerah. Di sisi lain, aset BPD mengalami
pertumbuhan dan bahkan ada salah satu BPD, yaitu bank bjb, yang sudah melakukan
penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2018, Bank
Indonesia mencatat kinerja keuangan BPD dinilai baik.
Menurut Iqbal Firdausi (2016), kinerja bank mempunyai dua indikator dan dua
dimensi penting. Indikator kinerja bank adalah indikator kualitas dan indikator
kuantitas. Sedangkan dimensi kinerja bank adalah dimensi profitabilitas dan
dimensi risiko. Di sisi lain ukuran profitabilitas bank yang biasa dipergunakan
adalah ROA (return on assets) dan ROE (return on equity). Sedangkan ukuran
risiko bank yang biasa dipergunakan adalah LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CAR
(capital adequacy ratio) dan NPL (Non-Performing Loan). Sedangkan ukuran
prestasi manajemen bank dapat dilihat dan dianalisa dengan BOPO (beban
operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional). Saat ini, sebagian
besar BPD masuk kategori bank BUKU 2 dan BUKU 3 yang jumlah modal intinya
adalah Rp10 triliun sampai Rp30 triliun. Namun, masih ada BPD yang memiliki
modal inti di bawah Rp10 triliun. Modal inti penting dalam mendorong
peningkatan kinerja bank termasuk BPD.
Berdasarkan hasil analisis Biro Riset Majalah
Infobank (2017) , kinerja BPD tahun 2017 dapat dilihat antara lain, sebanyak 17 BPD (65
persen) berhasil meraih predikat sangat bagus, sedangkan sisanya sejumlah 9 BPD
(35 persen) berkinerja kurang bagus. Majalah Infobank juga menyimpulkan bahwa
BPD Jawa Tengah tahun 2017 mencetak skor tertinggi (90,50) di kelompok aset
Rp25 triliun ke atas, melampaui BPD lain di kelasnya, yaitu Bank DKI (84,48).
BPD pada kelompok aset Rp10 triliun sampai dengan Rp25 triliun, skor tertinggi
diduduki BPD Bali (93,39), melampaui BPD lain di kelasnya, diantaranya Bank BPD
Kalimantan Selatan (91,05). Sedangkan kelompok aset di bawah Rp10 triliun, skor
tertinggi diraih BPD Nusa Tenggara Timur (92,31) yang berpredikat sangat bagus.
Beberapa BPD kategori bank BUKU 1 dengan aset Rp5
triliun lebih tahun 2015 yang mencatat skor tertinggi yakni BPD DIY (93,25),
mengalahkan BPD lain di kelasnya, diantaranya BPD Lampung (91,56). BPD kategori
bank BUKU 1 kelompok aset Rp2,5 triliun sampai di bawah Rp5 triliun, skor
tertinggi diraih oleh BPD Bengkulu (89,74), yang mengalahkan BPD lain di
kelasnya, yaitu BPD Sulawesi Tengah (88,29); dan BPD Kalimantan Tengah (86,69) (Majalah Infobank, 2017).
�
Tabel 1.
Tabel Perbandingan Kinerja Bank BPD dan Umum tahun
2015 � 2018
Sumber:
Statistik Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, 2018
�
Potensi yang dimiliki BPD sangat besar untuk
menjadi kontributor utama dalam membangun perekonomian daerah masing-masing.
Oleh karena itu BPD dianggap perlu bertransformasi karena masih ada beberapa
masalah yang harus dibenahi secara struktural. Karena selama ini kontribusi BPD
terhadap pembangunan di daerah masih terbilang rendah, hal ini terlihat dari
kecilnya pangsa kredit produktif karena selama ini pangsa kredit di BPD
didominasi dengan kredit konsumptif.
BPD seharusnya menjadi motor pembangunan di negeri
sendiri karena berfungsi sebagai agent of development, apalagi BPD seharusnya
memiliki kontribusi yang besar bagi pembangunan daerahnya, secara umum
kontribusi perbankan RI terhadap PDB masih rendah jika dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya. Menurut data BI, kontribusi perbankan nasional terhadap
PDB baru di kiasaran 20%-30%, sedangkan perbankan di negara ASEAN lainnya sudah
rata-rata di atas 50% terhadap kontribusi PDB di negaranya.
Kinerja BPD dengan rasio-rasio yang telah
ditampilkan dan dijelaskan secara singkat terus mengalami peningkatan dan mampu
bersaing dengan Bank Umum Nasional,� dan
apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi maka tentunya akan menjadi potensi
kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional serta
dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional,
khususnya di daerah masing-masing.
Kajian mengenai pengaruh NPL terhadap
profitabilitas, khususnya ROA, telah dilakukan oleh Limpaphayom dan Polwitoon (2010),
Puspitasari (2009),
Anbar dan Alper (2011),
Ahmad, et al. (2012),
serta Febriyono (2015).
Anbar dan Alper (2011) serta
Ahmad, et al. (2102)
menemukan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, dan Puspitasari
(2009)
menemukan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Dari temuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa peningkatkan NPL akan menurunkan profitabilitas atau
ROA bank. Disisi lain, Limpaphayom dan Polwitoon (2010)
menemukan bahwa NPL berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,
sedangkan Febriyono (2015) menemukan bahwa NPL tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
Kemampuan bank dalam menyalurkan kredit tentu
tidak terlepas dari rasio keuangan bank itu sendiri, seperti yang dikemukakan
oleh Christopher dan Bamidele M (2011) bahwa rasio bank seperti bank�s deposit
to capital ratio, loan to capital ratio, natural log of bank�s own assets
berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit, selain faktor makro seperti
inflasi dan nilai tukar. Temuan yang sama juga ditemukan oleh Jose M.
Berrospide and Rochelle M. Edge (2010) yang
mengemukakan bahwa rasio keuangan bank (diantaranya loan growth,
securities/asset, lending standards) berpengaruh terhadap pemberian kredit,
selain variabel makro ekonomi yaitu GDP. Sementara itu, menurut Keeton (2010) dan Weiss (2011) beberapa faktor yang mempengaruhi
penyaluran kredit UMKM, antara lain: Inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, dana
pihak ketiga, hutang, ekuitas , profit, akses informasi, nilai jaminan.
Hermawan (2011)
menyatakan pada dasarnya, ada tiga faktor umum yang menyebabkan terjadinya Non
Performing Loan (NPL) pada sektor perbankan yaitu faktor internal debitur,
faktor internal bank, dan faktor eksternal non bank dan debitur. Faktor internal
debitur meliputi usia, baik buruknya karakter debitur, atau kemunduran usaha
debitur. Faktor internal bank meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR), Kualitas
Aktiva Produktif (KAP), Capital Adequacy Ratio (CAR), tingkat bunga pinjaman,
penilaian anggunan, lokasi, petugas bank, dan besaran kredit. Sedangkan faktor
eksternal non bank dan debitur meliputi inflasi, kurs, GDP per kapita riil,
bencana alam, penurunan kondisi moneter negara, tingkat PDB, usaha, dan
peraturan pemerintah.
Secara umum, NPL dipengaruhi oleh faktor eksternal
maupun internal bank (Keeton & Morris,
2010). Kondisi ekonomi dan siklus bisnis (Keeton & Morris,
2010; De Lis, Pages, Saurina, 2010; Salas & Saurina, 2012; Jimenez &
Saurina, 2011), tingkat pertumbuhan GDP (Jimenez & Saurina,
2010; Das & Ghosh, 2010), suku bunga riil (Jimenez & Saurina, 2011;
Aver, 2008; Fofack, 2010), tingkat inflasi serta real effective exchange
rate (REER) (Fofack, 2010)
merupakan faktor-faktor eksternal yang telah banyak diteliti dan terbukti
memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat NPL.
Banyak pula penelitian yang mempelajari pengaruh
faktor internal bank terhadap tingkat NPL. Data menunjukkan bahwa faktor-faktor
internal bank yang memiliki pengaruh terhadap tingkat NPL antara lain adalah
tingkat pertumbuhan kredit (Keeton, 2011),
tingkat pengambilan risiko (Keeton & Morris,
2010), ukuran (Ranjan & Dhal,
2010; Hu, 2010; Das & Ghosh, 2012; Barrel et al., 2010),
struktur kepemilikan (Salas & Saurina,
2012; Micco et al., 2010; Hu et al., 2011), dan tingkat efisiensi (Berger & DeYoung,
2010; Kwan & Eisenbeis, 2012).
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal (Irate (Tingkat Suku� Bunga SBI), Kurs (Exchange Rate) dan Gross
Domestic Product (GDP) terhadap kredit bermasalah serta implikasinya pada
kinerja keuangan di bank BPD.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode
verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang
signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi faktor eksternal, kredit bermasalah (NPL) dan
profitabilitas yang diperoleh dari laporan keuangan bank BPD, data faktor
internal diperoleh dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id)
Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan laba/rugi� yang diterbitkan dari bank BPD dari tahun 2014 sampai dengan 2018 yang meliputi dua puluh enam (26) bank. Teknik penentuan sampel dalam penelitian adalah sampling jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Metode analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi data panel. Operasi regresi data panel dalam penelitian ini menggunakan software Eviews 7. Menurut Endri (2011), data panel/panel data/pooled data merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section).
Hasil dan
Pembahasan
Berikut� hasil
analisis terhadap faktor eksternal (Irate (Tingkat
Suku� Bunga SBI), Kurs (Exchange Rate) dan Gross Domestic Product (GDP), Non Performing Loan (NPL) serta profitabilitas (Return On Assets) pada bank BPD.
Tabel 2.
Hasil Analisis Faktor Internal, Kredit Bermasalah
dan Profitabilitas Pada Bank BPD
Variabel |
Rata � Rata |
Kriteria |
Tingkat Suku Bunga SBI |
6.30% |
Tinggi |
Kurs (Exchange Rate) |
Rp 13.168 |
Tinggi |
Gross Domestic Product (GDP) |
5.03% |
Sedang |
Kredit Bermasalah (NPL) |
2.52% |
Sehat |
Return on Assets (ROA) |
2.74% |
Sehat |
Sumber : Hasil Perhitungan Eviews 7, 2021
Pengaruh
Faktor Eksternal Terhadap Kredit Bermasalah Serta Kinerja Keuangan Pada Bank Bpd
Berikut adalah hasil perhitungan pengaruh faktor eksternal terhadap
kredit bermasalah serta kinerja keuangan pada bank BPD, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.
Hasil Perhitungan
Regresi Dengan Pendekatan Common Effect
Faktor Eksternal Terhadap
Kredit Bermasalah (NPL)
Dependent Variable: NPL? |
|
|
||
Method: GLS (Cross-section weights) |
|
|||
Date: 03/17/20�� Time: 11:45 |
|
|
||
Sample: 2014 2018 |
|
|
||
Periods included: 5 |
|
|
||
Number of cross-sections used: 26 |
|
|
||
Total panel (balanced) observations: 130 |
|
|||
One-step weighting matrix |
||||
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors
& Covariance |
||||
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
3.102403 |
0.020125 |
3.410201 |
0.0000 |
Irate? |
0.472235 |
0.027684 |
3.245320 |
0.0012 |
Kurs? |
-0.307354 |
0.052131 |
-1.513515 |
0.6500 |
GDP? |
0.508524 |
0.033644 |
3.214680 |
0.0012 |
Weighted Statistics |
|
|
||
R-squared |
0.435103 |
Mean dependent var |
0.820130 |
|
Adjusted R-squared |
0.502134 |
S.D. dependent var |
0.978120 |
|
S.E. of regression |
0.632140 |
Sum squared resid |
44.21036 |
|
F-statistic |
16.12403 |
Durbin-Watson stat |
2.013030 |
|
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
|
|
|
Unweighted Statistics |
|
|
||
R-squared |
0.502014 |
Mean dependent var |
0.478210 |
|
Adjusted R-squared |
0.352320 |
S.D. dependent var |
0.681201 |
|
S.E. of regression |
0.732013 |
Sum squared resid |
46.01203 |
|
Durbin-Watson stat |
1.702152 |
|
|
Sumber : Hasil Perhitungan Eviews 7
Tabel 4
Hasil Perhitungan
Regresi Dengan Pendekatan
Common Effect Kredit Bermasalah
(NPL)
Terhadap Profitabilitas
(ROA)
Dependent Variable: ROA? |
|
|
||
Method: Pooled Least Squares |
|
|||
Date: 03/17/20�� Time: 11:45 |
|
|
||
Sample: 2014 2018 |
|
|
||
Periods included: 5 |
|
|
||
Number of cross-sections used: 26 |
|
|
||
Total panel (balanced) observations: 130 |
|
|||
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
86.98763 |
19.33237 |
499583 |
0.0015 |
NPL? |
-0.488390 |
0.094480 |
-1.169223 |
0.5206 |
|
|
|
|
|
R-squared |
0.812907 |
Mean dependent var |
71.25000 |
|
Adjusted R-squared |
0.771331 |
S.D. dependent var |
2.701010 |
|
S.E. of regression |
1.291606 |
Akaike info
criterion |
3.561967 |
|
Sum squared resid |
15.01421 |
Schwarz
criterion |
3.683194 |
|
Log likelihood |
18.37180 |
��� F-statistic |
19.55222 |
|
Durbin-Watson stat |
3.16853 |
� Prob(F-statistic) |
0.000530 |
Sumber : Hasil Perhitungan Eviews 7
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui pengaruh faktor
eksternal terhadap kredit bermasalah
serta kinerja keuangan pada bank bpd, yaitu sebagai berikut:
1.
Irate (Tingkat Suku� Bunga SBI)
Nilai
t-statistik IRATE (Tingkat Suku� Bunga
SBI) sebesar 3.245320. Nilai t-tabel pada
tingkat signifikansi 5% sebesar 2.147.
Perbandingan kedua nilai tersebut adalah �t statistik lebih besar t tabel : (3.245320 > 2.147). Hal ini
berarti bahwa IRATE (Tingkat Suku� Bunga
SBI) berpengaruh terhadap Kredit bermasalah (NPL). Nilai probabilitstik atau p-value sebesar 0.0012 < 0.05 dan
arah pengaruhnya positif. Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
IRATE (Tingkat Suku� Bunga SBI) dan
Kredit bermasalah (NPL). Kesimpulan yang peneliti peroleh adalah menolak H0
yang berarti bahwa secara parsial IRATE (Tingkat Suku� Bunga SBI) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kredit bermasalah (NPL) pada bank BPD dengan
arah pengaruh yang positif.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh (Dhendawidjaya, 2014) tingkat
suku bunga merupakan sejumlah keuntungan yang diperoleh bank atau pun nasabah.
Bagi bank besarnya tingkat suku bunga kredit tentu akan sangat menentukan laba
yang diperoleh oleh sebuah bank, bagi nasabah semakin tinggi tingkat suku bunga
bank umum tentu akan mendorong besarnya keuntungan yang diperoleh nasabah.
Walaupun demikian ketika tingkat suku bunga tinggi risiko kredit bermasalah
menjadi meningkat. Meningkatnya suku bunga akan mendorong jumlah pembayaran
kredit yang harus segera dibayarkan menjadi semakin tinggi.
2.
Kurs (Exchange
Rate)
Nilai
t-statistik Kurs (Exchange Rate)
sebesar -1.513515. Nilai t-tabel pada
tingkat signifikansi 5% sebesar -2.147.
Perbandingan kedua nilai tersebut adalah �t statistik lebih kecil t tabel : (-1.513515 < -2.147). Hal ini berarti bahwa Kurs (Exchange Rate) tidak
berpengaruh terhadap Kredit bermasalah (NPL) pada bank BPD.
Nilai probabilitstik atau p-value
sebesar 0.6500 > 0.05 dan arah pengaruhnya negatif. Ini berarti tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara Kurs
(Exchange Rate) dan Kredit bermasalah (NPL). Kesimpulan yang
peneliti peroleh adalah menerima H0 yang berarti bahwa secara
parsial Kurs (Exchange Rate) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Kredit bermasalah (NPL) pada bank BPD
dengan arah hubungan yang negatif.
Hasil
yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa perubahan kurs tidak mempengaruhi
nilai Non Performing Loan yang
dimiliki oleh bank BPD. Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis
tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis seperti yang diungkapkan (Dhendawidjaya, 2012) yang menyatakan
kurs merupakan nilai tukar mata uang sebuah negara, jika terjadi penurunan
nilai kurs tentu nilai mata uang sebuah negara akan mengalami penurunan nilai,
ketika hal tersebut terjadi mengakibatkan nilai hutang yang harus dibayarkan
kepada bank bagi debitur akan meningkat, situasi tersebut tentu akan mendorong
meningkatnya kemungkinan kredit macet yang terlihat NPL yang dimiliki sebuah
bank
3.
Gross
Domestic Product (GDP)
Nilai
t-statistik Gross
Domestic Product (GDP) sebesar 3.214680. Nilai t-tabel pada
tingkat signifikansi 5% sebesar 2.147.
Perbandingan kedua nilai tersebut adalah �t statistik lebih besar t tabel : (3.214680 > 2.147). Hal ini
berarti bahwa Gross
Domestic Product (GDP) berpengaruh terhadap Kredit bermasalah (NPL).
Nilai probabilitstik atau p-value
sebesar 0.0312 < 0.05 dan arah pengaruhnya positif. Ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara Gross Domestic Product (GDP) dan Kredit bermasalah (NPL).
Kesimpulan yang peneliti peroleh adalah menolak H0 yang berarti
bahwa secara parsial Gross
Domestic Product (GDP) berpengaruh secara signifikan terhadap Kredit
bermasalah (NPL) pada bank BPD dengan
arah pengaruh yang positif.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian empiris yang dilakukan oleh
penelitian sebelumnya oleh (Salas & Saurina, 2010). Salas &
Saurina melakukan penelitian kombinasi antara variabel makroekonomi dan
mikroekonomi terhadap perbankan Spanyol untuk periode tahun 1985- 1997. Mereka
menemukan pengaruh yang positif dan signifikan efek pertumbuhan GDP terhadap
NPL, juga menyimpulkan bahwa perkembangan makroekonomi yang positif memberikan
kemampuan agen-agen ekonomi untuk dapat melunasi hutang � hutang mereka. Lebih
lanjut mengenai NPL, berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
data dari 16 bank dari negara Tunisia periode waktu tahun 2003- 2012
disimpulkan bahwa NPL yang terjadi di perbankan banyak dipengaruhi oleh
variabel makroekonomi, variabel makroekonomi tersebut terdiri dari GDP,
inflasi, dan tingkat suku bunga (Abid, et al., 2014).
4.
Kredit bermasalah (NPL)
Nilai
t-statistik Kredit bermasalah (NPL) sebesar -1.169223. Nilai ���t-tabel
pada tingkat signifikansi 5% sebesar -2.147.
Perbandingan kedua nilai tersebut adalah �t statistik lebih kecil t tabel :� (-1.169223 < -2.147). Hal ini
berarti bahwa Kredit bermasalah (NPL) tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA) pada bank BPD.
Nilai probabilitstik atau p-value
sebesar 0.5206 > 0.05 dan arah pengaruhnya
negatif. Ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kredit
bermasalah (NPL) dan Return on Assets
(ROA). Kesimpulan yang peneliti peroleh adalah menerima H0 yang
berarti bahwa secara parsial Kredit bermasalah (NPL) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Return on Assets (ROA) pada bank BPD
dengan arah pengaruh yang negatif.
Hasil
penelitian yang menunjukkan pengaruh negatif ini memiliki arti, apabila terjadi
peningkatan terhadap NPL maka profitabilitasnya (ROA) mengalami penurunan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kredit bermasalah
akan berakibat pada kerugian bank karena tidak diterimanya kembali dana yang
sudah disalurkan beserta pendapatan bunganya yang berakibat pada penurunan
pendapatan secara total (Ismail, 2014). Ketika ada
kegagalan debitur untuk membayar, itu akan menurunkan profitabilitas bank (Kristianti, 2016). Oleh karena itu
bank dituntut untuk selalu menjaga kredit tidak dalam posisi NPL yang tinggi.
Pada
hasil estimasi, diperoleh besaran R-squared
sebesar 0.435103. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh� faktor eksternal yang meliputi IRATE
(Tingkat Suku� Bunga SBI), Kurs (Exchange Rate) dan Gross Domestic Product (GDP)
terhadap kredit bermasalah (NPL) sebesar
43,51% sedangkan sisanya sebesar 56,49% dijelaskan faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam model. Faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model,
yang turut mempengaruhi kredit
bermasalah (NPL) yaitu Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Equity to Asset Ratio (EAR) dan inflasi.
Kesimpulan
����������� Faktor� eksternal pada bank BPD
yang diukur dengan rasio IRATE
(Tingkat Suku� Bunga SBI), Kurs (Exchange Rate) dan Gross Domestic Product (GDP)
menunjukan hasil sebagai berikut :
a) Tingkat� suku bunga SBI selama 5 tahun
2014 � 2018 bervariasi dengan nilai terendah sebesar 4.56% tahun 2017 dan nilai
tertinggi sebesar 7.54% di tahun 2014. Mengacu pada tabel kriteria tingkat suku bunga rata-rata persentase tingkat suku bunga selama 5 tahun sebesar 6.30% dan masuk pada kriteria tinggi. b) Kurs (exchange
rate) selama 5 tahun 2014 � 2018 bervariasi dengan nilai terendah
sebesar 11.878 tahun 2014 dan nilai tertinggi sebesar 13.882 di tahun 2018. Mengacu pada tabel kriteria kurs (exchange rate)
rata-rata persentase kurs (exchange
rate) �selama 5 tahun sebesar 13.168 dan masuk
pada kriteria tinggi. c) Gross Domestic Product (GDP)
selama 5 tahun 2014 � 2018 bervariasi dengan nilai terendah sebesar 5.01% tahun 2014 dan nilai tertinggi
sebesar 5.17% di tahun 2018. Mengacu
pada tabel kriteria Gross
Domestic Product (GDP) rata-rata persentase Gross Domestic Product (GDP)
�selama
5 tahun sebesar 5.03 dan masuk pada kriteria sedang.
Kredit bermasalah (NPL) pada
bank BPD selama kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 sebanyak
26 BPD memiliki nilai rata-rata kredit bermasalah (NPL) sebesar
2.52. Hal ini berarti kemampuan manajemen bank dalam mengelolah kredit
bermasalah pada bank BPD
rata-rata berkisar 2.52 yaitu sehat. NPL tertinggi diperoleh pada Bank Papua
untuk tahun 2016 sebesar 15.03 yang berarti kemampuan manajemen bank tersebut
dalam mengelolah kredit bermasalah yang terjadi dibank tersebut buruk atau
tidak baik, karena semakin besar nilai rasio kredit bermasalah (NPL)
yang dimiliki suatu bank maka bank tersebut memiliki potensi berbahaya dalam
kelangsungan usahanya.
Kinerja keuangan
pada bank BPD �yang diukur dengan rasio Return on Assets (ROA) selama kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun
2018 sebanyak 26 BPD memiliki nilai rata-rata Return on Assets (ROA) sebesar
2.74. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset pada bank BPD
rata-rata berkisar 2.74 yaitu sehat.
Besarnya pengaruh
faktor internal yang meliputi IRATE
(Tingkat Suku� Bunga SBI), Kurs (Exchange Rate) dan Gross Domestic Product (GDP)terhadap kredit bermasalah pada bank BPD
sebesar 43,51%. Sedangkan
sisanya sebesar 56,49%.
Kredit
bermasalah (NPL) berpengaruh
terhadap Return on Assets (ROA) pada bank BPD sebesar 71.04% dengan arah hubungan yang negatif.
Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan negatif ini memiliki arti, apabila
terjadi peningkatan terhadap NPL maka profitabilitasnya (ROA) mengalami
penurunan. Untuk itu semakin tinggi rasio CAR maka akan semakin tinggi
kemampuan permodalan bank.
BIBLIOGRAFI
�Abdullah, Faisal. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang.
Ahmad, F. and Bashir, T. 2013. Explanatory Power of
Bank Specific Variables as Determinants of Non-performing Loans: Evidence from
Pakistan Banking Sector, World Applied Sciences Journal, 22(9): 1220-1231.
Arens, Alvin A., dan James K.Loebbecke. 2010. Auditing
an Integrated Approach, 8th edition. Prentice Hall. New Jersey : Englewood.
Bhaduri, S.N. 2012. Determinants of Corporate
Borrowing: Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of
Economics and Finance. Vol. 26. No.2. hal 200-215
Baltagi, B.H 2011. Econometric Analysis of Panel Data.
England: John Wiley and Sons Ltd.
Beatty, Anne, dan Anne Gron. 2011, Capital, Portfolio,
and Growth: Bank Behavior Under Risk-Based Capital Guidelines. Journal of
Financial Services Research, Vol. 20, No. 1, pp. 5-31.
Berger, A. N. and DeYoung, R. 2010. Problem Loans and
Cost Efficiency in Commercial Banks, Journal of Banking and Finance, 21:
849-870.
Berger, A. N.; Demirguc-Kunt, A.; Levine, R. and
Haubrich, J. G. 2012. Bank Concentration and Competition: An Evolution in The
Making, Journal of Money, Credit and Banking, 36(3): 433-451.
Berrospide, Jose M., dan Edge, Rochelle M. 2010. The
Effects of Bank Capital on Lending: What Do We Know, and What Does It
Mean?.Journal of Economic Literature.
Brigham & Ehrhardt, 2015. Financial management :
Theory And Practice, Eleventh Edition, Thomson South-Western Ohio, United
States Of America
Carlson, Mark, Hui Shan, dan Missaka Warusawitharana.
2010. Capital Ratios and Bank Lending: A Matched Bank Approach. Journal of
Economic Literature.
Christianto, Mario dan Parengkuan, Tommy dan Saerang,
Ivonne. 2014. Analisa Terhadap Rasio-Rasio Keuangan Untuk Mengukur Profitabilitas
Pada Bank-Bank Swasta Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA Vol.2
No.4. hal. 817-830
Clair, Robert T. 2012. Loan Growth and Loan Quality:
Some Preliminary Evidence from Texas Banks, Federal Reserve Bank of Dallas
Economic Review, QIII: 9-22.
Das, A., & Ghosh, S. 2012. Determinants of Credit
Risk in Indian State-Owned Banks: An Empirical Investigation. Economic Issues
Vol. 12 Issue 2.
Dash, M.K, & Kabra, G. 2010. The Determinants of
Non-Performing Assets in Indian Commercial Bank: An Econometric Study. Middle
Eastern Finance and Economics Issue 7.
Davis, E. Philip and Karim, D. 2013. Comparing Early
Warning Systems for Banking Crises, Journal of Financial Stability, 4(2):
89-120.
Demirg��-Kunt, Asli & Maksimovic, Vojislav. 2011.
Financial Constraints, Uses of Funds, and Firm Growth: An International
Comparison. World Bank mimeo.
Dietrich, A & Wanzenried, G. 2011. Determinants of
Bank Profitability Before and During the Crisis: Evidence from Switzerland.
Journal of International Financial Markets, Institution & Money. Vol. 21.
hal 307-327.
Demirguc-Kunt, A. &�
Huizinga, H. 2014. Determinants of commercial bank interest margins and
profitability: Some international evidence. The World Bank Economic Review,
13(2), 379-408.
Djiogap, F.&�
Ngomsi, A. 2012. : Determinants of bank long-term lending behavior in
the Central African Economic and Monetary Community (CEMAC).� Review of Economics & Finance;
1923-7529-2012-02-107-08,
ECB. 2010. Beyond ROE: How to Measure Bank Performance,
Germany: European Central Bank.
Ekanayake,�
E.M.N.N� &� Azeez, A.A. 2015.� Determinants of non-performing loans in
licensed commercial banks: evidence from Sri Lanka.� Asian Economic and Financial Review,
5(6):868-882. Retrieve from http://www.aessweb.om/journals/5002.
Festic, Mejra and Kavkler, A. 2012. The Roots of The
Banking Crisis in The New EU Member States: A Panel Regression Approach,
Romanian Journal of Economic Forecasting, 1: 20-40.
Ferreira, C. 2012. The Banking Sector, Economic Growth,
and EU Integration, Journal of Economic Studies, 35(6): 512-527.
Firdausy C. 2015. Roles, Problems and Policies of the
Indonesian Small and Medium Enterprises in Globalization. In Globalization and
World Economic Policies: Effect and Policies Responses of Nations and their
Grouping. Editor Tisdell C. 249�272. Serial Publication, New Delhi.
Fofack, Hippolyte 2015. Non-performing loans in
sub-Saharan Africa: Causal Analysis and Macroeconomic Implications. World Bank
Policy Research Working Paper No. 3769.
Fiordelisi, F.; Marques, D. and Molyneux, P. 2013.
Efficiency and Risk Taking in European Banking, Bangor Business School Working
Paper, 09/004.
Hu, Jin-Li; Li, Yang and Chiu, Yung-ho 2014. Ownership
and Non-performing Loans: Evidence from Taiwan�s Banks, The Developing
Economies, 42(3): 405-420.
Inekwe & Murumba, 2013, �The Relationship between
Real GDP and Non-performing Loans: Evidence from Nigeria (1995 � 2009)�,
International Journal of Capacity Building in Education and Management
(IJCBEM), ISSN: 2350-2312 (Online) ISSN: 23467231 (Print),Vol. 2, No 1.
Jimenez, G., Lopez, J.A., & Saurina, J. 2013. How
Does Competition Impact Bank Risk-Taking?. Federal Reserve Bank of San
Francisco Working Paper No. 23.
Jimenez, G., Saurina, J. 2013. Credit Cycles, Credit
Risk and Prudential Regulation. International Journal of Central Banking.
Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta : PT Raja Grafindo.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta : Edisi keenam.Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kuncoro, Mudrajad. 2012. Manajemen Perbankan, Teori dan
Aplikasi. Jakarta : PT Penerbit Erlangga.
Keeton, W. R. 2011. Does Faster Loan Growth Lead to
Higher Loan Losses?, Federal Reserve Bank of Kansas City: Economic Review, Q2:
57-75.
Khemraj, T. and Pasha, S. 2013. The Determinants of
Non-Performing Loans: An Econometric Case Study of Guyana. Paper presented to
the Caribbean Centre for Banking and Finance Bi-annual Conference on Banking
and Finance, St. Augustine, Trinidad.
Klein, N. 2013. Non-Performing Loans in CESEE:
Determinants and Impact on Macroeconomic Performance, International Monetary
Fund Working Paper, 13/72.
Kornai, J. 2010. The Soft Budget Constraint, Kyklos,
39(1): 3-30.
Kornai, J.; Maskin, E. and Roland, G. 2013.
Understanding The Soft Budget Constraint, Journal of Economic Literature,
41(4): 1095-1136.
Louzis, Dimitrios P.; Vouldis, Angelos T. and Metaxas,
Vasilios L. 2010. Macroeconomic and Bank-specific Determinants of
Non-performing Loans in Greece: A Comparative Study of Mortgage, Business and
Consumer Loan Portfolios, Bank of Greece Working Paper, 10/118.
Linsley, PM. dan P.J. Shrives. 2015. Examining Risk
Reporting in UK Public Companies. The Journal of Risk Finance, Vol 6, No. 4 pp
292 � 305
Macroeconomic Dashboard UGM. 2012. Indonesian Economic
Review and Outlook, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Marcucci, J. and Quagliariello, M. 2013. Is Bank
Portfolio Riskiness Procyclical?: Evidence From Italy Using a Vector
Autoregression, Journal of International Financial Markets, Institutions and
Money, 18(1): 46-63.
Mishkin, Frederic S. 2011. How Big a Problem is Too Big
to Fail? A Review of Gary Stern and Ron Feldman�s Too Big to Fail: The Hazards
of Bank Bailouts, Journal of Economic Literature, 44(4): 988-1004.
Ozurumba, B. A. 2016. Impact of non-performing loans on
the performance of selected commercial banks in Nigeria. Research Journal of
Finance and Accounting 7(16), 95-109. www.iiste.org. ISSN 2222-1697 (Paper)
ISSN 2222-2847 (Online).
Podpiera, J. and Weill, L. 2013. Bad Luck or Bad
Management? Emerging Banking Market Experience, Czech National Bank Working
Papers, 07/5.
Rajan, R. G. 2014. Why Bank Credit Policies Fluctuate:
A Theory and Some Evidence, The Quarterly Journal of Economics, 109(2):
399-441.
Ranjan, R. and Dhal, S. C. 2013. Non-Performing Loans
and Terms of Credit of Public Sector Banks in India: An Empirical Assessment,
Reserve Bank of India Occasional Papers, 24(3): 81-121.
Raphael, G. 2013. Bank-specific, industryspecific and
Macroeconomic Determinants of Bank Efficiency in Tanzania : A Two Stage
Analysis. European Journal of Business and Management.
Rinaldy, E. 2010. Membaca Neraca Bank, Jakarta:
Indonesia Legal Center Publishing.
Rose, Peter S. and Hudgins, Sylvia C. 2013. Bank
Management and Financial Services, Singapore: McGraw Hill.
Salas, Vincente and Jesus Saurina 2012. Credit Risk in
Two Institutional Regimes: Spanish Commercial and Savings Banks. Journal of
Financial Services Research.
Shingjergji, A. 2013. The Impact of Bank Specific
Variables on the Non Performing Loans Ratio in the Albanian Banking System,
Research Journal of Finance and Accounting, 4(7): 148-152.
Copyright holder: Haris Resmawan (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |