Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No.2, Februari 2023

 

ANALISIS PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) RUPAT, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

 

Baiq Rizky Fatmasari, Agustian Harahap, Amelya Navratilova, Isabella Andjanie, Lintang Annisa

Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Rupat merupakan salah satu dari 16 pulau utama di Kabupaten Bengkalis, Riau, yang memiliki potensi wisata yang luar biasa sehingga ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional melalui Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011. Namun, setelah hampir lebih dari satu dekade ditetapkan menjadi salah satu kawasan strategis, perkembangan pariwisata di Pulau Rupat belum menunjukkan pertumbuhan yang siginifikan. Tujuan utama penilitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan dan ketersediaan infrastruktur pariwisata yang dapat menggambarkan penyebab sektor pariwisata yang kurang berkembang di KSPN Pulau Rupat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis berrdasarkan review literature terhadap data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Hasil dari analisis menunjukkan infrastruktur pariwisata di Pulau Rupat yang mencakup aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata masih belum memadai untuk mendukung kegiataan sektor pariwisata baik dari segi ketersediannya maupun kondisi yang ada.

 

Kata Kunci: aksesibilitas; fasilitas pariwisata; fasilitas umum; infrastruktur pariwisata; prasarana umum; pulau rupat

 

Abstract

Rupat is one of the 16 main islands in Bengkalis Regency, Riau, which has extraordinary tourism potential so that it was designated as a National Tourism Strategic Area through Government Regulation Number 50 of 2011. Strategically, tourism development on Rupat Island has not shown significant growth. The main purpose of this research is to analyze the development and availability of tourism infrastructure that can describe the causes of the underdeveloped tourism sector in Rupat Island. The research method used in this study is a qualitative descriptive method using analysis based on a literature review of secondary data collected from various sources. The results of the analysis show that the tourism infrastructure on Rupat Island which includes accessibility, public infrastructure, public facilities, and tourism facilities is still inadequate to support tourism sector activities both in terms of availability and existing conditions.

 

Keywords: accessibility; public facilities; public infrastructure; rupat island; tourism facilities; tourism infrastructure

 

Pendahuluan

Pulau Rupat merupakan salah satu dari 16 pulau utama di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, dimana pantai dengan hamparan pasir putih sepanjang 17 kilometer mulai dari desa Teluk Rhu, Tanjung Samak (Rupat Utara) sampai dengan Sungai Cingam (Rupat) ini sering juga disebut sebagai pulau harapan oleh masyarakat setempat. Pulau Rupat memiliki luas wilayah 1.524 km dan terdiri dari 2 kecamatan yaitu Rupat dan Rupat Utara. Pulau Rupat merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan berhadapan dengan perairan internasional yang sangat ramai, yaitu selat Malaka sehingga menjadikan posisinya sangat strategis. Pada tahun 2011 Rupat terpilih menjadi salah satu dari 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Ditetapkan nya Rupat menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional tentunya bukan tanpa alasan yang jelas. Potensi wisata bahari yang luar biasa menjadikan Pulau Rupat sebagai destinasi wisata yang seharusnya layak dibanggakan. Adapun potensi wisata yang ada di Pulau Rupat anatara lain:

 

Tabel 1

Potensi Daya Tarik Wisata Pulau Rupat

No

Nama Daya Tarik Wisata

Jenis

Lokasi

1.

Pantai Pesona

Wisata alam

Rupat Utara

2.

Pantai tanjung lapin

Wisata alam

Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara

3.

Pantai Pasir Putih

Wisata alam

Rupat utara

 

Pantai tanjong Punak

Wisata alam

Rupat utara

4.

Pulau beting aceh

Wisata alam

Rupat utara

5.

Pantai makeruh

Wisata alam

Rupat utara

6.

Pantai Ketapang

Wisata alam

Desa Sungai Cingam, Pulau Rupat, Kecamatan Rupat

7.

Hutan mangrove

Wisata alam

Rupat utara

8.

Tarian KAT suku akit

Wisata Budaya

Rupat utara

9.

Makam putri Sembilan

Wisata Budaya

Rupat utara

10.

Mandi safar

Wisata Buatan

Rupat utara

11.

Festival Pantai rupat

Wisata Buatan

Rupat utara

Sumber : RIPPARKAB Bengkalis Tahun 2020

 

Dengan keindahan dan ragam potensi wisata yang ada di Pulau Rupat serta terpilihnya Rupat menjadi salah satu KSPN tidak serta merta membuat sektor pariwisata di Pulau Rupat berkembang. Hal tersebut tergambarkan dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau rupat masih tergolong rendah, dimana pada Tahun 2021 jumlah kunjungan hanya sebesar 31.695 orang. (Sumber : data dinas pariwisata, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga Kabupaten Bengkali) Rendahnya jumlah kunjungan wisatawan disuatu kawasan wisata dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengembangan infrastruktur pariwisata yang belum maksimal. Sejumlah penelitian empiris menunjukkan bahwa ketersediaan infrastruktur menjadi determinan utama dalam menarik wisatawan (Gearing, Swart, & Var, 1974); McElroy, 2003; (Seetanah et al., 2011). (Ritchie & Crouch, 2003) mengemukakan bahwa kesan pertama kunjungan wisatawan mempengaruhi tingkat jumlah pengunjung dikawasan tersebut dan dalam hal ini ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi salah satu faktor penting untuk membentuk pengalaman wisatawan yang berkunjung pada suatu kawasan wisata. Hal ini membuat peran infrastruktur menjadi sangat penting karena dengan pengembangan infrastruktur dan sistem infrastruktur yang tersedia, akan dapat mendorong perkembangan sektor pariwisata. Oleh karean itu, diperlukan penelitian tentang perkembangan dan ketersediaan infrastruktur yang dapat menjelaskan gambaran penyebab sektor pariwisata yang kurang berkembang di KSPN Pulau Rupat.

Infrastruktur merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan pariwisata. Stone dalam (Kodoatie, 2003) mendefinisikan infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.Bila dikaitkan dengan pariwisata, dimana menurut UU No. 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah, maka infrastruktur pariwisata dapat didefinisikan sebagai faslitas dan prasarana yang berfungsi untuk mendukung dan memberikan pelayanan kepada wisatawan sehingga kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan baik.

(Ritchie & Crouch, 2003) dalam bukunya yang berjudul �The Competitive Destination (A Sustainable Tourism Perspective)� mengatakan bahwa sebuah destinasi wisata akan memiliki daya saing yang unggul apabila memiliki infrastruktur yang baik. Prideaux (2009) mengungkapkan bahwa suatu kawasan perlu mengembangkan berbagai infastruktur yang mempengaruhi wisatawan seperti layanan penerbangan, jaringan air bersih, pasokan listrrik konsisten, fasilitas kesehatan dengan standar yang tinggi, fasilitas keamanan dan keselamatan pengunjung, staf dengan standar layanan yang tinggi dan akses internet serta teknologi komunikasi seluler. Oleh karean itu, infrastruktur yang memiliki daya saing harus memberikan kondisi yang efektif dan efisien bagi wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata dengan menciptakan pelayanan dan fasilitas yang terpercaya, bersih, aman, dan sebagainya. Hal ini membuat pembangunan infrastruktur menjadi isu utama yang harus dibenahi oleh destinasi - destinasi yang bercita-cita mengembangkan destinasi pariwisata berdaya saing internasional.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011, disebutkan bahwa arah pembangunan kepariwisataan nasional dalam pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) meliputi : (i) Perwilayahan Pembangunan DPN; (ii) Pembangunan Daya Tarik Wisata; (iii) Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata; (iv) Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata; (v) Pemberdayaan Masyarakat melalui Kepariwisataan; dan (vi) pengembangan investasi di bidang pariwisata. Hal ini berarti pengembangan infrastruktur yang mencakup aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata menjadi salah satu komponen utama yang diprioritaskan dalam pembangunan pariwisata Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Abdullah, Razak, & Jaafar, 2014) yang menjelaskan bahwa pembangunan dan penyediaan infrastruktur pariwisata dipandang sebagai prasyarat untuk menjadi tujuan wisata populer, dimana destinasi wisata yang menarik tidak hanya mengandalkan sumber daya alamnya, tetapi juga infrastruktur dan fasilitas yang tersedia. Selain itu, ketersediaan infrastruktur juga akan mendukung pertumbuhan usahausaha pariwsata disekitar kawasan daya tarik wisata baik oleh masyarakat lokal maupun investor dari luar.Dalam penelittian yang dilakukan oleh (Lerner & Haber, 2001) juga menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur dianggap sebagai salah satu faktor kunci dalam mengembangkan usaha pariwisata. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Jovanovic dan Ivana (2016) juga menyimpulkan bahwa tingkat pembangunan infrastruktur pariwisata yang lebih tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi layanan pariwisata, dan dalam beberapa kasus berkontribusi pada peningkatan pasokan layanan pariwisata di destinasi wisata terpencil.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif menggunakan analisis perbandingan kondisi objek penelitian dengan kondisi ideal yang diharapkan berdasarkan review literature. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terselidiki (Nazir, 2014).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain Dinas Pariwisata,Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Bengkalis, Badan Pusat Statistik, dan dinas terkait lainnya. Data tersebut dianalisis sesuai fokus penelitian yang mengacu pada kondisi dan ketersediaan infrastruktur di Pulau Rupat, Kab. Bengkalis, yang mecankup: aksesibilitas (jaringan jalan dan transportasi); prasarana umum (jaringan listrik, air bersih, dan telekomunikasi); fasilitas umum (fasilitas kesehatan, keamanan, perbankan, perdagangan, dan peribadatan); dan fasilitas pariwisata (fasilitas akomodasi, makan dan minum, serta penunjang wisata). Fokus penelitian ini sesuai dengan komponen infrastruktur yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011, dimana komponen infrastruktur tersebut merupakan bagian dari arah pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional.

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

A. Aksesibilitas

1.   Jaringan Jalan

Jaringan jalan dalam pariwisata merupakan prasarana transportasi yang berfungsi menghubungkan daerah asal wisatawan dengan dearah tujuan wisata. Selain itu jaringan jalan juga menghubungkan antar daya tarik wisata yang berada didalam maupun diluar suatu kawasan wisata sehingga kondisi jaringan jalan suatu wilayah akan berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan serta waktu tempuh wisatawan dalam menjangkau suatu daya tarik wisata. Kondisi jaringan jalan yang buruk merupakan salah satu permasalahan yang ada di Pulau Rupat. Seperti terlihat pada Tabel 2, kondisi permukaan jalan darat di sebagian besar ruas jalan di Pulau Rupat belum berjenis aspal atau beton, bahkan ada yang masih berupa jalan tanah. Kondisi jaringan jalan yang buruk tersebut akan mengurungkan niat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata Pulau Rupat.

 

Tabel 2

Ruas Jalan Utama di Pulau Rupat

Ruas Jalan

Jenis Permukaan Jalan

Panjang Jalan

Tanjung Kapal - Batu Panjang

Beton Standar

15 km

Sukarjo MesimKadur

Beron Rigit

42.7 km

Terkul - Sukarjo Mesim

Diperkeras (kerikil, batu, dll)

13 km

Kadur Tanjung Punak

Diperkeras (kerikil, batu, dll)

7 km

Pangkalan NyirihSukadamai

Diperkeras (kerikil, batu, dll)

62 km

Titi Akar - Muara Sungai Simpur

Tanah

11 km

Sumber : Dinas Pariwisata,Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Bengkalis

 

2.   Transportasi

Transportasi merupakan salah satu kompenen terpenting dalam infrastruktur pariwisata. Mitchniak (2015), menyatakan infrastruktur dan aksesibilitas transportasi merupakan prasyarat penting dalam pembangunan ekonomi daerah dan juga menjadi faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam menentukan daerah tujuan wisata. Wisatawan semakin mudah untuk bepergian dan berkunjung kesuatu destinasi wisata karena tersedianya berbagai moda transportasi. Secara umum moda transportasi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu transportasi darat, laut dan udara.

Pulau Rupat yang berbatasan dengan perairan Kota Dumai di sebelah barat menjadikan kota ini sebagai pusat transit terhadap akses menuju Pulau Rupat. Hal ini memberikan wisatawan beberapa kemudahan pilihan transportasi menuju Pulau Rupat. Kota Dumai sendiri mempunyai Terminal Dumai yang merupakan terminal Tipe A, dimana terdapat 8 Agen Travel yang melayani trayek Kota DumaiRupat Utara. Pembangunan jalan tol PekanbaruDumai yang telah beroperasi sejak akhir September 2020 menjadi salah satu bentuk kemudahan aksesibilitas jalan darat yang dapat menjangkau target wisatawan dari Kota Pekanbaru. Untuk moda transportasi laut, terdapat Pelabuhan Dumai yang menghubungkan ke Pelabuhan Batu Panjang di Kecamatan Rupat dan Pelabuhan Tanjung Medang di Kecamatan Rupat Utara. Selain itu, sarana pelabuhan rakyat ditemui hampir di semua desa pesisir Pulau Rupat. Transportasi laut dari Pelabuhan Dumai ke Pelabuhan Batu Panjang menggunakan Kapal Roro dengan jadwal tetap setiap harinya dan waktu tempuh � 30 menit. Dari Pelabuhan Batu Panjang wisatawan dapat melanjutkan perjalanan melalui jalur darat selama � 3 jam jika ingin menuju kawasan wisata yang ada di Kecamatan Rupat Utara. Pilihan lebih mudah disediakan dengan kapal speed boat dari Pelabuhan Dumai langsung menuju Pelabuhan Tanjung Medang dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Aksesibilitas dari sisi transportasi udara di Pulau Rupat masih bertumpu pada pengoperasian Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru. Dari bandara yang ada, wisatawan harus melanjutkan perjalanan melalui jalur darat ke Kota Dumai dan lanjut dengan jalur laut ke Pulau Rupat.

B.  Prasarana Umum

1.   Jaringan Listrik

Ketersediaan jaringan suplai listrik di Pulau Rupat masih tergolong memadai, dimana berdasarkan data dari RIPPARKAB Kab. Bengkalis Tahun 2020 menyebutkan bahwa Pulau Rupat memiliki daya mampu hingga 10 MW dan beban puncak 6.6 MW sehingga terdapat surplus daya sebesar 3.4 MW.Adanya surplus daya yang tergolong besar ini merupakan bukti bahwa pengembangan Pulau Rupat sebagai suatu kawasan industri pariwisata belum benarbenar dilakukan dan usahausaha pariwisata belum banyak berkembang.�� Hal ini tentunya juga merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan fasilitas atau usaha pariwisata dalam mendukung Pulau Rupat sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

2.   Jaringan Air Bersih

Air bersih merupakan hal yang sangat krusial bukan hanya untuk kepentingan kegiatan wisata tetapi untuk kebutuhan dasar masyarakat Pulau Rupat juga. Sarana air bersih yang disediakan oleh pemerintah belum dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat Pulau Rupat. Pada umumnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di Pulau Rupat adalah air hujan dan air tanah dimana infrastruktur penampungan air hujan biasanya dimiliki langsung oleh penduduk. Berdasarkan hasil penelitian (Rosmiatin, 2018), menyimpulkan bahwa untuk mempermudah kebutuhan air bagi masyarakat dan pengunjung, pemerintahan kecamatan berupaya mensingkronkan dengan pihak pusat melalui pembangunan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di setiap desa, akan tetapi PAMSIMAS yang dibangun tidak terawat dengan baik.

3.   Jaringan Telekomunikasi

Berdasarkan data dari BPS Kab. Bengkalis tahun 2021, jaringan prasarana telekomunikasi di Pulau Rupat dilengkapi dengan 31 menara telepon seluluer yang tersebar di seluruh desa yang ada di kawasan ini. Namun, jaringan telokumikasi tersebut belum cukup baik dalam memberikan layanan komunikasi kepada masyarakat. Dimana sesuai dengan data dari BPS Kab. Bengkalis tahun 2021, masih terdapat beberapa desa di Pulau Rupat yang masih memakai jenis sinyal seluler ataupun layanan internet 3G. Desa atau kawasan yang sudah memiliki sinyal seluler 4G juga memiliki hambatan akibat kekuatan sinyal yang masih lemah. Peran infrastruktur telekomunikasi sangatlah penting dalam memberikan kemudahan akses dan pelayanan informasi bagi masyarakat maupun wisatawan. Dengan keterbatasan akses jaringan telekomunikasi di Pulau Rupat akan berdampak pada kegiatan ekonomi dan efektivitas promosi pariwisata yang pada saat sekarang ini sangat tergantung pada media internet.

4.   Faislitas Umum

Fasilitas umum merupakan fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum guna mendukung masyarakat dalam kegiatannya seharihari. Selain digunakan oleh masyarakat setempat, fasilitas umum ini juga akan mendukung aktivitas wisatawan saat berwisata di Pulau Rupat. Jenis fasilitas umum pendukung pariwisata terdiri dari fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, fasilitas perbankan, fasilitas perdagangan, dan fasilitas peribadatan.

Pulau Rupat merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga fasilitas umum yang tersedia juga terbatas dan kurang memadai. Fasilitas kesehatan yang tersedia di Pulau Rupat hanya didukung oleh dua buah Puskesmas yang terletak di kecamatan Rupat dan Rupat Utara. Keberadaan Rumah sakit hanya terdapat diluar Pulau Rupat yaitu RSUD Kota Dumai dan RSUD Kab. Bengkalis yang mana membutuhkan waktu lebih untuk mencapai rumah sakit tersebut. Untuk fasilitas perbankan, hanya terdapat Bank Kepri Riau dan Bank BRI yang beroperasional. Keberadaan ATM di sekitar daya tarik wisata juga tidak ada yang mengakibatkan wisatawan harus mempersiapkan uang yang cukup ketika mengunjungi kawasan wisata Pulau Rupat.

Sarana ibadah yang terdapat terdapat di Pulau Rupat menggambarkan keragaman agama yang dianut oleh masyarakat yaitu ada gereja, wihara, musholla dan masjid. Tempat-tempat ibadah ini umumnya dalam keadaan sangat baik dan juga sudah terdapat Masjid Raya yang dapat dikategorikan cukup besar. Sementara itu, fasilitas perdagangan seperti komplek pertokoan, pasar umum dan pasar desa juga tersedia di Pulau Rupat.

Ketersediaan fasilitas keamanan di Pulau Rupat tergolong tidak memadai bahkan bisa dibilang tidak ada. Berdasarkan data dari BPS Kab. Bengkalis tahun 2021, sama sekali tidak terdapat ramburambu dan jalur evakuasi bencana serta sistem peringatan dini bencana alam di Pulau Rupat. Mengingat keamanan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi niat kunjungan wisatawan maka penyediaan fasilitas keamanan sangatlah penting dikawasan wisata.

C. Fasilitas Pariwisata

1.   Fasilitas Akomodasi

Yang dimaksud dengan akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya, sedangkan klasifikasi dan manajemen pengelolaanya dapat dibedakan sesuai dengan tingkat standar dan kualitasnya seperti: hotel bintang & non bintang, hotel melati, penginapan (losmen), guest house, dan apartemen yang memiliki pangsa pasar tersendiri (Isdarmanto, 2017). Dengan adanya fasilitas akomodasi maka wisatawan dapat menginap dan menghabiskan waktunya lebih lama di suatu kawasan wisata. Hal ini membuat wisatawan dapat mengeksplorasi tempat ataupun daya tarik wisata lebih banyak. Selain itu, manfaat ekonomi juga akan lebih dirasakan karena pengeluaran wisatawan akan semakin besar akibat waktu yang dihabiskan dalam aktivitas wisata lebih lama.

Ketersediaan akomodasi di Pulau Rupat masih tergolong minim, dimana berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bengkalis pada tahun 2021, jumlah akomodasi di Kecamatan Rupat dan Rupat Utara hanya berjumlah 23 penginapan. Jenis akomodasi tersebut berupa hotel non bintang seperti wisma dan homestay dengan standar dan pelayanan yang terbatas. Minimnya kualitas dan jenis akomodasi yang ditawarkan dapat mengakibatkan wisatawan tidak mau berlama � lama berwisata dan bahkan menurunkan keinginan untuk berwisata di Pulau Rupat.

 

Tabel 3

Jumlah Akomodasi di Pulau Rupat

Tahun 2017 � 2021

Tahun

Hotel Bintang

Hotel Non Bintang

2017

-

15

2018

-

15

2019

-

17

2020

-

18

2021

-

23

������������������������������������ Sumber : BPS Kab. Bengkalis, 2017 - 2021

 

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pembangunan fasilitas penginapan bagi wisawatawan dari tahun 2017 hingga 2021 terjadi peningkatan pada sisi hotel non bintang. Namun peningkatan jumlah akomodasi yang ada masih tergolong belum signifikan, terutama peningkatan yang terjadi hanya pada sisi jenis hotel non bintang saja. Pembangunan hotel bintang di Pulau Rupat belum ada sama sekali, dimana hal ini mengindikasikan belum adanya usaha pemerintah dalam menarik dan merangkul pihak swasta ataupun investor dalam menanamkan modalnya dikawasan wisata Pulau Rupat. Mengingat bahwa kawasan wisata Pulau Rupat memiliki potensi pariwisata yang cukup besar untuk dikembangankan, mulai dari potensi wisata alam pesisir yang indah disekitar kawasan wisata hingga potensi budaya yang masih melekat di dikehidupan masyarakat sekitar.

2.   Fasilitas Makan dan Minum

Menurut (Soekresno, 2001), Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara professional. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa fasilitas makan dan minum yang ada di kawasan wisata Pulau Rupat masih tergolong kurang, terutama di Kecamatan Lipat Utara yang sebagian besar daya tarik wisata berada di kawasan wisata ini. Kurangnya ketersediaan jasa makanan dan minuman ini tentunya akan berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan kepada wisatawan yang datang. Penyediaan fasilitas jasa makan dan minum sangat dibutuhkan oleh kawasan wisata karena pada hakikatnya setiap wisatawan dalam perjalanan dan kegiatan wisatanya harus terjamin kebutuhan makan dan minumnya. Selain sebagai fasilitas pendukung kegiatan wisata, penyediaan fasilitas makanan dan minuman juga bisa menjadi suatu daya tarik yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Penyediaan restoran atau rumah makan yang menawarkan makanan khas dan tradisional setempat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung yang ingin merasakan wisata kuliner suatu daerah.

 

Tabel 4

Jumlah Fasilitas Makan dan Minum

di Pulau Rupat Tahun 2022

Fasilitas Makan dan Minum

Kecamatan Rupat

Kecamatan

Rupat Utara

Restoran

1

-

Rumah Makan

6

3

Warung Makan

12

1

Caf�

2

-

Kedai Makan dan Minum

1

4

������������������ Sumber : Dinas Pariwisata,Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga

������������������ Kabupaten Bengkalis

 

3.   Fasilitas Penunjang Wisata

Keberadaan fasilitas penunjang wisata seperti agen perjalanan wisata, usaha hiburan dan rekreasi, souvenir shop, pusat informasi pariwisata, hingga papan informasi wisata belum memadai di kawasan wisata Pulau Rupat. Kurangnya atau tidak memadainya fasilitas penunjang wisata yang ada di Pulau Rupat dapat berdampak pada sepinya pengunjung. Tidak dapat pungkiri bahwa walaupun fasilitas tersebut bukan faktor utama yang menjadi penentu wisatawan berkunjung, namun kurangnya ketersediaan fasilitas penunjang tersebut akan mengganggu kenyamanan dan kemudahan wisatawan untuk mengunjungi Pulau Rupat.

 

Tabel 5

Analisis Ketersediaan Insfrastruktur

Pariwisata di Pulau Rupat

Infrastruktur Pariwisata

Komponen

Ketersediaan

Indikator

Aksesibilitas

Jaringan Jalan

Belum Memadai

Dari 150,7 km jalan utama di Pulau Rupat, hanya 57,7 km jalan yang berjenis beton, sisanya merupakan jalan dengan jenis permukaan kerikil/batu dan tanah

 

Transportasi

Memadai

Terdapat 8 Agen Travel yang melayani transportasi darat Kota DumaiRupat Utara

 

 

 

Terdapat 2 pelabuhan di Pulau Rupat (Batu Panjang dan Tanjung Medang) yang terhubung dengan Pelabuhan Dumai

 

 

 

Pilihan transportasi laut menggunakan Kapal Roro dengan jadwal tetap setiap hari dan speed boat

 

 

 

Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam

Prasarana Umum

Jaringan Listrik

Memadai

Memiliki daya mampu hingga 10 MW dan beban puncak hanya 6.6 MW sehingga terdapat surplus 3.4 yang bisa dimanfaatkan

 

Jaringan Air Bersih

Belum Memadai

Sumber air masyarakat berasal dari air hujan dan air tanah

 

 

 

Program Penyediaan Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) tidak terawat dengan baik

 

Jaringan Telekomunikasi

Belum Memadai

Terdapat 31 menara telepon seluler tapi sebagian masih berupa sinyal seluler 3G

 

 

 

Jenis sinyal selulur 4G memiliki kekuatan sinyal yang lemah

Fasilitas Umum

Fasilitas Kesehatan

Belum Memadai

Hanya terdapat 2 Puskesmas

 

 

 

Rumah Sakit hanya terdapat di luar Pulau Rupat

 

Fasilitas Keamanan

Belum Memadai

Tidak terdapat ramburambu dan jalur evakuasi bencana

 

 

 

Tidak tersedia sistem peringatan dini bencana alam

 

Fasilitas Perbankan

Belum Memadai

Hanya terdapat 2 bank yang beroperasional (Bank Kepri Riau dan BRI)

 

 

 

Tidak tersedia ATM di sekitar daya tarik wisata

 

Fasilitas Perdagangan

Memadai

Terdapat komplek pertokoan, pasar umum dan pasar desa

 

Fasilitas Peribadatan

Memadai

Terdapat gereja, wihara, musholla, masjid

Fasilitas Pariwisata

Fasilitas Akomodasi

Belum Memadai

Hanya tersedia 23 jenis akomodasi dengan kategori hotel non bintang

 

Fasilitas Makan dan Minum

Belum Memadai

Jumlah restoran yang terbatas terutama kategori restoran dan rumah makan

 

Fasilitas Penunjang Wisata

Belum Memadai

Tidak tersedia agen perjalanan wisata, usaha hiburan dan rekreasi, souvenir shop, pusat informasi pariwisata

 

 

 

Papan informasi wisata yang tidak layak

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2022)

 

Dengan belum memadainya ketersediaan infrastruktur pariwisata di Pulau Rupat menunjukkan progres pengembangan KSPN Rupat yang tergolong lambat. Terlebih penunjukkan Pulau Rupat sebagai KSPN telah ditetapkan sejak satu dekade yang lalu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011. Permasalahan ketersediaan infrastruktur pariwisata di Pulau Rupat juga disebabkan oleh belum rampungnya dokumen strategis perencanaan yang terdiri dari dokumen Feasability Study (FS), dokumen master plan, dan dokumen Detail Engineering Design (DED) yang diperlukan dalam usulan penyediaan infrastruktur. Hal ini juga disebabkan oleh keterlamabatan terbitnya Peraturan Daerah yang mengatur tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Bengkalis dimana baru tersedia pada tahun 2020. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur ini tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pariwisata,Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Bengkalis saja sebagai pengelola dan penggerak sektor pariwisata di Pulau Rupat, tetapi seluruh sektor lembaga pemerintah baik ditingkat Kabupaten Bengkalis, maupun Provinsi Riau dan Kementerian Indonesia.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka solusi kebijakan pengelolaan dan pengembangan pariwisata tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek multi sektoral yang secara substantif terkait bagi wilayah Pulau Rupat. Perbaikan dan integrasi di segala sektor merupakan kunci keberhasilan pengembangan pariwisata di KSPN Rupat. Selain pemenuhan infrastruktur baik sarana dan prasarana di bidang pariwisata, perbaikan kualitas dan kuantitas di segala sektor yang terkait dengan aktivitas pariwisata juga harus dilakukan sehingga pembangunan kepariwisataan Pulau Rupat bukan hanya untuk kepentingan sektor pariwisata saja, melainkan lebih kepada kepentingan yang lebih besar yaitu pengembangan wilayah dan masyarakat Pulau Rupat. Dengan penyediaan dan perbaikan infrastruktur secara keseluruhan di Pulau Rupat akan mendukung keberhasilan pembangunan kepariwisataan dan mempunyai daya saing pariwisata yang lebih kompetetitif. Hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rupat yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa secara keseluruhan infrastruktur pariwisata di KSPN Rupat masih jauh dari kata memadai untuk mendukung kegiatan sektor pariwisata baik dari segi ketersediaan maupun kondisi yang sudah ada. Kurangnya atau tidak memadainya infrastruktur yang ada di tempat wisata, dapat berdampak pada sepinya pengunjung. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas dari destinasi wisata ialah menyediakan infrastruktur pariwisata yang lengkap untuk seluruh wisatawan. Peran dan tanggung jawab lembaga pemerintah teruatama pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau merupakan andil utama dalam menyediakan infrastruktur pariwisata di Pulau Rupat baik untuk kepentingan masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rupat. Selain itu, ketersediaan infrastruktur pariwisata memungkinkan pariwisata untuk berkembang, sehingga harus ada rencana strategis dan manajemen pengelolaan yang baik dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis agar KSPN Rupat dapat memberikan fasilitas dan pelayanan yang efektif terhadap aktivitas wisatawan. Infrastruktur pariwisata inilah yang nantinya dapat mendukung terciptanya kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan bagi para wisatawan saat mengunjungi kawasan wisata Pulau Rupat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

(BPS), Badan Pusat Statistik. (2022a). Kabupaten Bengkalis Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. Google Scholar

 

(BPS), Badan Pusat Statistik. (2022b). Kecamatan Rupat Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. Google Scholar

 

(BPS), Badan Pusat Statistik. (2022c). Kecamatan Rupat Utara Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. Google Scholar

 

Abdullah, Shardy, Razak, Arman Abdul, & Jaafar, Mastura. (2014). Public tourism infrastructure: challenges in the development and maintenance activities. SHS Web of Conferences, 12, 1096. EDP Sciences. Google Scholar

 

Gearing, Charles E., Swart, William W., & Var, Turgut. (1974). Establishing a measure of touristic attractiveness. Journal of Travel Research, 12(4), 1�8. Google Scholar

 

Indonesia, Presiden Republik. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Google Scholar

 

Isdarmanto, Isdarmanto. (2017). Dasar Dasar Kepariwisataan Dan Pengelolaan Destinasi Wisata. Gebang Media Aksara: Yogyakarta. Google Scholar

 

Jovanovi�, Sonja, & Ivana, ILI�. (2016). Infrastructure as important determinant of tourism development in the countries of Southeast Europe. Ecoforum Journal, 5(1). Google Scholar

 

Kodoatie, Robert J. (2003). Manajemen dan Rekayasa infrastruktur. Pustaka Pelajar. Google Scholar

 

Lerner, Miri, & Haber, Sigal. (2001). Performance factors of small tourism ventures: The interface of tourism, entrepreneurship and the environment. Journal of Business Venturing, 16(1), 77�100. Google Scholar

 

McElroy, Jerome L. (2003). Tourism development in small islands across the world. Geografiska Annaler: Series B, Human Geography, 85(4), 231�242. Google Scholar

 

Michniak, Daniel. (2015). Main problems of transport infrastructure development in Slovakia and effects on regional development. Geographia Polonica, 88(1), 21�39. Google Scholar

 

Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian Cet. 9. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Google Scholar

 

Pariwisata, Dinas. (2020). Kebudayaan,Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bengkalis. Google Scholar

 

Răbonţu, C. I., & Vasile, M. (2012). The evolution of romanian tourism in terms of economic instability. Annals of the �Constantin Br�ncuşi� University of T�rgu Jiu, Economy Series, (2). Google Scholar

 

Ritchie, J. R. Brent, & Crouch, Geoffrey Ian. (2003). The competitive destination: A sustainable tourism perspective. Cabi. Google Scholar

 

Rosmiatin. (2018). Analisis Program Pembangunan Pulau Terluar Indonesia (Studi Pesisir Utara Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Get Citation. Google Scholar

 

Seetanah, Boopen, Juwaheer, Thanika Devi, Lamport, Matthew John, Rojid, Sawkut, Sannassee, Raja Vinesh, & Subadar, Agathee U. (2011). Does infrastructure matter in tourism development? University of Mauritius Research Journal, 17, 89�108. Google Scholar

 

Soekresno. (2001). Manajemen Food & Baverage Service Hotel. Jakarta: Gramedia. Google Scholar

 

Copyright holder:

Baiq Rizky Fatmasari, Agustian Harahap, Amelya Navratilova, Isabella Andjanie, Lintang Annisa (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: