Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 12, No.
7, Juli 2021
PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN INNOVATIVE BEHAVIOR: PERAN AMBIDEXTROUS
ORGANIZATIONAL CULTURE SEBAGAI MODERATOR
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek moderasi dari ambidextrous organizational culture pada hubungan antara psychological capital dengan innovative behavior. Penelitian ini mengambil data melalui survei online dengan karakteristik partisipan yang bekerja di wilayah DKI Jakarta dengan masa kerja 1 tahun (N=126) yang dipilih berdasarkan convinience sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data moderation model (PROCESS Model 1) dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological capital dan innovative behavior berkorelasi positif (r = 0.575, p < 0.01) dan terdapat pengaruh yang signifikan antara psychological capital terhadap innovative behavior (Sig. 0.000 < 0.05; R square 0.362). Sedangkan ambidextrous organizational culture tidak signifikan memoderasi hubungan antara psychological capital dengan innovative behavior (Sig. 5.245 > 0.005).
Kata Kunci: ambidextrous
organizational culture; innovative behavior; psychological capital;
Abstract
This study aims to
investigate the moderating effect of ambidextrous organizational culture in the
relationship between psychological capital and innovative behavior. Data were
collected using an online survey. Participatnts of
this study were 126 employees in DKI Jakarta with a minimum 1year work
experience. Convinience sampling was used as the
sampling technique. Data were analyzed by moderation model technique (PROCESS
Model 1) using Hayes PROCESS macro on SPSS Software. Results showed that
psychological capital was positively correlated with innovative behavior (r =
0.575, p < 0.01) and psychological capital significantly influenced
innovative behavior (Sig. 0.000 < 0.05; R square 0.362). However,
ambidextrous organizational culture not significantly moderate the influence
between psychological capital an innovative behavior (Sig. 5.245 > 0.005).
Keywords: ambidextrous organizational culture; innovative
behavior; psychological capital;
Pendahuluan
Kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia, meniscayakan perubahan situasi dan kondisi bisnis saat ini
Inovasi dapat memberdayakan karyawan untuk meningkatkan pekerjaan serta mewujudkan beberapa manfaat seperti peningkatan kinerja, kepuasan kerja, pengurangan stres dan pertumbuhan personal
Organisasi yang membutuhkan innovative behavior pada karyawannya, tentu perlu untuk mempelajari faktor-faktor yang berperan dalam memunculkan perilaku tersebut. Innovative behavior dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang diperkirakan dapat meningkatkan munculnya innovative behavior pada karyawan antara lain, competitive pressures dan social � political pressures. Untuk faktor internal yang mempengaruhi innovative behavior karyawan ialah kepemimpinan (interaksi dengan atasan) dan team work (interaksi dengan kelompok rekan kerja). Selain itu, faktor internal yang berasal dari karyawan secara individu dipelajari memiliki peran penting sebagai faktor innovative behavior. Salah satu aspek individual yang sangat membatnu munculnya innovative behavior pada individu dapat dipelajari melalui perspektif psikologis.
PsyCap terbukti memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap work
performance, kepuasan kerja,
dan citizenship behavior
Faktor penting lain yang dianggap memiliki peran penting dalam menghasilkan
innovative behavior ialah budaya.
Budaya dalam organisasi berperan sebagai sistem kontrol yang mengandung nilai yang menjadi dasar Tindakan anggota dalam organisasi. Budaya organisasi juga�� secara signifikan mempengaruhi nilai, standar, dan perilaku karyawannya
Budaya organisasi dianggap sebagai salah satu faktor kontekstual yang penting
Pada budaya organisasi
yang ambidextrous, karyawan didorong
untuk menghargai perbedaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, serta terbuka pada perbedaan, membangun nilai, norma dan tujuan bersama. Karyawan memahami visi dan tujuan bersama, memiliki perasaan akan pentingnya
keterbukaan dan kerja sama yang ditekankan oleh organisasi, mereka lebih cenderung untuk mengambil tindakan yang berwenang. Pada penelitian ini, ambidextrous
organizational culture dianggap sebagai
budaya yang pro-inovasi dari pada jenis budaya organisasi lainnya dengan alasan bahwa budaya
ambidextrous dikembangkan dengan
proses bottom-up daripada pendekatan
top-down tradisional yang menekankan
keterlibartan dan partisipasi
individu,
Penelitian terkait efek pscyholgical
capital terhadap innnovative
behavior pada karyawan yang dimoderasi
oleh ambidextrous organizational culture masih sedikit dilakukan. Hal tersebut didukung dari hasil analisis
menggunakan Publish or Perish 7 dan VosViewer yang menujukkan bahwa ketiga variabel
tersebut masih berada di zona hijau. Penelitian terhadap ketiga variabel tersebut masih dilakukan secara terpisah dalam penelitian-penelitian sebelumnya
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian����� kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian cross-sectional yaitu dengan mengambil data penelitian
partisipan dalam satu waktu (Time1)
Pengambilan data dilakukan menggunakan
online survey sebagai metode pengumpulan data penelitian. Online survey pada
peneltian ini memanfaatkan platform SurveyMonkey, yang nantinya link survei
atau kuesioner akan didistribusikan peneliti melalui pesan menggunakan aplikasi
WhatsApp, Line dan media sosial lainnya. Kriteria partisipan penelitian ini
ialah karyawan yang berada di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya serta sudah
bekerja minimal selama satu tahun.
Alasan penggunaan subjek penelitian
berdasarkan jangka waktu minimal selama satu tahun adalah partisipan sudah
merasakan dan mengetahui kondisi pekerjaan dan lingkungan dalam perusahaan
tempat mereka bekerja. Peneliti juga menganalisis beberapa variabel kontrol
seperti karakteristik demografis yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan,
dan masa kerja yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku inovatif pada
karyawan.
Penelitian ini terdiri dari tiga instrumen
ukur yaitu, psychological capital� innovative behavior, dan ambidextrous
organizational culture. Uji coba skala telah dilakukan dengan 39 responden
untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan.
Analisis data statistik dalam penelitian
ini menggunakan SPSS version of PROCESS
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini, responden terdiri dari 126 orang karyawan yang aktif
bekerja di wilayah DKI Jakarta. Responden pada penelitian ini didominasi oleh
karyawan wanita sebanyak 58% (73 orang) dan karyawan pria sejumlah 53 orang.
Usia karyawan yang mengikuti penelitian ini 81,7% berkisar dari 21 hingga 30
tahun (103 orang) dan sisanya berusia di atas 30 tahun (21 orang) dan di bawah
20 tahun (2 orang). Jumlah karyawan dengan masa jabatan di perusahaan sebanyak
50,8% di bawah 3 tahun (64 orang) dan 28,5% telah bekerja di perusahaan selama
lebih dari 5 tahun (36 orang).
Tabel�1
Demografi�Partisipan (N = 126)
Karakteristik |
N |
% |
Gender |
|
|
Pria |
53 |
42.0% |
Wanita |
73 |
58.0% |
Usia |
|
|
Di Bawah 20 Tahun 21-30 Tahun |
2�������������������������
103 |
� 1.6% 81.7% |
Di Atas 30 Tahun |
21 |
16.7% |
Masa Jabatan |
|
|
Di Bawah 3 Tahun |
64 |
50.8% |
3-5 Tahun |
26 |
20.7% |
Di Atas 5 Tahun |
36 |
28.5% |
Peneliti terlebih dulu menguji hubungan antar variabel penelitian dan
variabel demografi dari partisipan (Tabel 2). Perhitungan statistik menunjukkan
variabel demografi usia (r = .720, p < .01) dan gender (r = .204, p <
.05) memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel masa jabatan karyawan.
Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel
demografi (usia, gender, dan masa jabatan) dengan innovative behavior
pada karyawan. Hal ini menujukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam innovative behavior dilihat dari usia, jenis kelamin dan masa
jabatan karyawan.
Tabel�2
Mean, Standar Deviasi, dan Korelasi antar Variabel
|
Mean |
SD |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
1 PsyCap |
57.10 |
8.16 |
1 |
|
|
|
|
|
2. AOC |
33.23 |
5.95 |
.458** |
1 |
|
|
|
|
3. IB |
39.63 |
8.10 |
.575** |
.422** |
1 |
|
|
|
4. Usia |
��� 27.52 |
��� 5.05 |
.162 |
.102 |
.083 |
1 |
|
|
5. Jenis Kelamin |
� 1.42 |
� .49 |
.112 |
.072 |
.157 |
.101 |
1 |
|
6. Masa Jabatan |
��� 49.21 |
� 54.69 |
.158 |
.064 |
.096 |
.720** |
.204* |
1 |
N = 126. Signifikansi **
p < .01,
* p < .05. PsyCap = Psychological Capital. AOC
= �Ambidextrous Organization Culture. IB = Innovative
Behavior. Usia
dan masa jabatan diukur dengan menggunakan angka. Jenis Kelamin merupakan variabel dummy (1=Perempuan, 2=Laki-laki) |
Selanjutnya, hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa psychological
capital berkorelasi secara signifikan dengan innovative behavior
karyawan (r = .575, p < .01). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil
penelitian secara empiric mendukung hipotesa penelitian ini, dimana semakin
tinggi psychological capital, maka akan semakin tinggi pula innovative
behavior yang dimiliki karyawan dan sebaliknya, semakin rendah psychological
capital akan semakin rendah pula innovative behavior karyawan. Hal
ini didukung dengan sikap positif dan harapan untuk mencapai masa depan yang
lebih baik, sehingga karyawan akan terus berusaha untuk menerapkan ide-ide baru.
Psychological capital�dapat membantu meningkatkan motivasi,
ketekunan, dan pemikiran kreatif karyawan dalam situasi stress. Karyawan dengan
psychological capital tinggi beradaptasi lebih baik dan memiliki harapan, yang
nantinya menghasilkan motivasi yang kuat untuk mencari cara alternatif mencapai
kesukesan di tempat kerja mereka
Uji hipotesa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi moderator menggunakan PROCESS Model 1 (Tabel 3). Perhitungan statistik
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara psychological capital
dengan innovative behavior karyawan (b = .4737, t(122) = 5.8415, p <
.005), namun pada hasil analisis ditemukan tidak terdapat efek interaksi yang
signifikan pada hubungan psychological capital dengan innovative
behavior melalui peran moderasi ambidextrous organizational culture
(b = .0076, t (122) = .6383, p > .005, CI 95% [.0266, .0311]. Berdasarkan
hasil analisis tersebut maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Tabel�3
Hasil Analisis Moderation Model Hayes (N = 126)
|
coeff |
se |
t |
p |
LLCI |
ULCI |
constant |
39.4597 |
.6392 |
61.7357 |
.0000 |
38.1944 |
40.7250 |
PsyCap |
�� .4737 |
.0811 |
5.8415 |
.0000 |
��� .3131 |
��� .6342 |
AOC |
�� .2765 |
.1107 |
2.4970 |
.0013 |
��� .0573 |
��� .4957 |
Int_1 |
�� .0076 |
.0119 |
� .6383 |
.5245 |
��� .0266 |
��� .0311 |
Sumber: Analisis Statistik
Efek hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat
dimoderasi oleh variabel lain apabila nilai signifikansi dapat diprediksi oleh
varibel moderator
Penelitian ini menunjukkan bahwa ambidextrous organization culture
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan psychological
capital dengan innovative behavior karyawan. Hal ini menjadi menarik
bagi peneliti karena konsep ambidextrous organizational culture menekankan
keterlibatan dan partisipasi karyawan, yang sejalan dengan sudut padang bahwa
inovasi organisasi dicapai dengan perilaku inovatif dari karyawannya. Lebih
lanjut pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ambidextrous
organizational culture dianggap sebagai faktor yang mendukung inovasi
Ambidextrous organizational culture�memiliki pengaruh positif yang
signifikan pada PsyCap karyawan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa faktor
kontekstual seperti ambidextrous organizational culture dapat secara
positif mempengaruhi keadaan psikologis individu karyawan, yang�� pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
organisasi
Lebih lanjut peneliti juga
melakukkan analisis Harman�s one-factor test untuk mengidentifikasi dan
mengatasi adanya common method bias yang mungkin saja terjadi dalam
penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada penelitian ini berada di
bawah 50%. Artinya, penelitian ini tidak memiliki masalah terhadap common
method bias.
Kesimpulan
Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh psychological capital terhadap innovative
behavior melalui peran moderasi ambidextrous organizational culture.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa psychological capital dan
innovative behavior memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang
signifikan. Namun, pada efek moderasi amibidextrous organizational culture
didapatkan bahwa peran variabel moderator tidak signifikan terhadap hubungan
antara psychological capital dengan innovative behavior. Penelitian ini
berkontribusi pada literasi dengan memberikan konfirmasi bahwa antara
psychological capital� dan innovative
behavior memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan.
Akan
tetapi dalam penelitian selanjutnya, penggunaan ambidextrous organizational
culture sebagai variabel moderator dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Ada
beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini dan harus
diperhatikan. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada organisasi di
wilayah DKI Jakarta, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan pada perusahaan daerah yang berbeda atau di luar dari DKI
Jakarta karena tidak menutupnya kemungkinan adanya perbedaan struktur
organisasi.
Kedua,
hasil analisis efek moderasi yang tidak signifikan menunjukkan bahwa perlu
adanya eksplorasi variabel lain yang menjadi moderator antara variabel
independen dan variabel dependen. Hal ini disarankan untuk dapat mengetahui
variabel apa yang dapat mempengaruhi hubungan antara psychological capital
dengan innovative behavior karyawan yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan
orgnisasi. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkontrol
unsur budaya saat pengambilan data sehingga partisipan dalam penelitian
memiliki pemahaman yang sama terhadap nilai budaya dalam organisasi.
Ketiga, meskipun pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya common method bias peneliti menyarankan untuk menerapkan desain penelitian yang menggunakan metode time lagged dalam proses pengambilan data guna mengantisipasi terjadinya common method bias pada peneliti selanjutnya.
BIBLIOGRAPHY
Avey, J. B., Reichard, R. J., Luthans, F., & Mhatre, K. H.
(2011). Meta‐analysis of the impact of positive psychological capital on
employee attitudes, behaviors, and performance. Human Resource Development
Quarterly, 22(2), 127�152.
Carmeli, A., & Spreitzer, G. M. (2009). Trust, connectivity, and thriving: Implications for innovative behaviors at work. The Journal of Creative Behavior, 43(3), 169�191.
Gunawan, Y., & Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting terhadap nilai perusahaan dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating. Jurnal Akuntansi Trisakti, 2(1), 1�12.
Hartnell, C. A., Ou, A. Y., & Kinicki, A. (2011). Organizational culture and organizational effectiveness: a meta-analytic investigation of the competing values framework�s theoretical suppositions. Journal of Applied Psychology, 96(4), 677.
Hayes, A. F. (2013). Mediation, moderation, and conditional process analysis. Introduction to Mediation, Moderation, and Conditional Process Analysis: A Regression-Based Approach, 1, 20.
Jafri, M. H. (2012). Psychological capital and innovative behaviour: An empirical study on apparel fashion industry. Journal of Contemporary Management Research, 6(1), 42.
Janssen, O., van de Vliert, E., & West, M. (2004). The bright and dark sides of individual and group innovation: A special issue introduction. Journal of Organizational Behavior, 25(2), 129�145.
Johnson, R. B., & Christensen, L. (2019). Educational research: Quantitative, qualitative, and mixed approaches. Sage publications.
Lee, J. Y., Seo, Y., Jeung, W., & Kim, J. (2019). How ambidextrous organizational culture affects job performance: A multilevel study of the mediating effect of psychological capital. Journal of Management & Organization, 25(6), 860�875.
Liu, Y., Wang, W., & Chen, D. (2019). Linking ambidextrous organizational culture to innovative behavior: A moderated mediation model of psychological empowerment and transformational leadership. Frontiers in Psychology, 10, 2192.
Luthans, F., & Youssef, C. M. (2007). Emerging positive organizational behavior. Journal of Management, 33(3), 321�349.
Newman, A., Herman, H. M., Schwarz, G., & Nielsen, I. (2018). The effects of employees� creative self-efficacy on innovative behavior: The role of entrepreneurial leadership. Journal of Business Research, 89, 1�9.
Peterson, S. J., Luthans, F., Avolio, B. J., Walumbwa, F. O., & Zhang, Z. (2011). Psychological capital and employee performance: A latent growth modeling approach. Personnel Psychology, 64(2), 427�450.
Pieterse, A. N., van Knippenberg, D., Schippers, M., & Stam, D. (2010). Transformational and transactional leadership and innovative behavior: The moderating role of psychological empowerment. Journal of Organizational Behavior, 31(4), 609�623.
Pryce-Jones, J. (2011). Happiness at work: Maximizing your psychological capital for success. John Wiley & Sons.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R. S. (2020). Studi eksploratif dampak pandemi COVID-19 terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1�12.
Rego, A., Sousa, F., Marques, C., & e Cunha, M. P. (2012). Authentic leadership promoting employees� psychological capital and creativity. Journal of Business Research, 65(3), 429�437.
Rhee, J., Seog, S. D., Bozorov, F., & Dedahanov, A. T. (2017). Organizational structure and employees� innovative behavior: The mediating role of empowerment. Social Behavior and Personality: An International Journal, 45(9), 1523�1536.
Rubera, G., & Kirca, A. H. (2012). Firm innovativeness and its performance outcomes: A meta-analytic review and theoretical integration. Journal of Marketing, 76(3), 130�147.
Singh, M., & Sarkar, A. (2012). The relationship between psychological empowerment and innovative behavior. Journal of Personnel Psychology.
Wang, C. L., & Rafiq, M. (2014). Ambidextrous organizational culture, Contextual ambidexterity and new product innovation: a comparative study of UK and C hinese high‐tech Firms. British Journal of Management, 25(1), 58�76.
Yuan, F., & Woodman, R. W. (2010). Innovative behavior in the workplace: The role of performance and image outcome expectations. Academy of Management Journal, 53(2), 323�342.
Copyright holder: Alia Shinta Dewi, Alice Salendu (2022)
|
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |