Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
�p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari �2023
PERAN
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEBERHASILAN PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN DI BIDANG PELAYARAN
Tri Cahyadi, Agus Dina Mirianto� �������������������������
Politeknik Pelayaran Malahayati, Indonesia
Politeknik Pelayaran Surabaya, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Teknologi Informasi (TI) dapat digunakan untuk media pembelajaran dalam dunia pendidikan di bidang pelayaran yang struktur kurikulumnya hampir 70% adalah praktikum. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi kasus tempat penelitian Politeknik Pelayaran Surabaya. metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dengan beberapa tahapan yaitu 1) menganalisis gaya belajar taruna, 2) pemilihan model pembelajaran, 3) pemilihan media pembelajaran berbasis TI, 4) evaluasi respon taruna terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis TI. Hasil penilitian menunjukan gaya belajar yang menjadi dominan gaya belajar taruna adalah kinestetik sebesar 36,9%, visual 25,6%, Auditori 18,2%, Global 14,9% dan Analitik 4,4%. Model pembelajaran cenderung pada model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), hal ini disebabkan hampir 96% dosen melibatkan taruna dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai kosep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Media pembelajaran hampir 70% menggunakan laboratorium, simulator maupun bengkel untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran e-learning, simulator dan game edukasi sudah dikembangkan mendapat respon positif taruna adalah 89%, artinya penggunaan media pembelajaran berbasis TI berdampak positif terhadap pembelajaran. Hasil belajar taruna diperoleh data taruna yang lulus kompetensi sebanyak 89 taruna dan tidak lulus kompetensi sebanyak 11 taruna, sehingga ketuntasan hasil belajar taruna adalah 89%. Berdasarkan hasil analisi data, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis TI di Politeknik Pelayaran Surabaya bekualitas baik dan sangat optimal digunakan dalam proses belajar mengajar.
Kata kunci: Teknologi Informasi, Pendidikan, Model Pembelajaran, Media Pembelajaran.
Abstract
This study aims to describe
Information Technology (IT) can be used for learning media in the world of
education in the field of shipping whose curriculum structure is almost 70%
practicum. This type of research is a descriptive research
with a case study of the Surabaya Shipping Polytechnic research site. the
descriptive method is fact-finding with proper interpretation with several
stages, namely 1) analyzing the learning style of cadets, 2) selection of
learning models, 3) selection of IT-based learning media, 4) evaluation of
cadets' responses to the use of IT-based learning media. The results of the
study showed that the learning styles that became dominant in cadet learning
styles were kinesthetic by 36.9%, visual by 25.6%, auditory by 18.2%, global by 14.9% and analytics by 4.4%. The
learning model tends to be a problem-based learning model (Problem Based
Learning), this is because almost 96% of lecturers involve cadets in solving
problems by integrating various concepts and skills from various disciplines.
Almost 70% of learning media use laboratories, simulators and workshops to
support teaching and learning activities. E-learning learning media, simulators
and educational games have been developed to receive a positive response from
cadets is 89%, meaning that the use of IT-based learning media has a positive
impact on learning. The learning outcomes of cadets obtained data on cadets who
passed the competence of 89 cadets and did not pass the competence of 11
cadets, so that the completeness of cadet learning outcomes was 89%. Based on
the results of data analysis, it can be concluded that IT-based learning media
at Politeknik Pelayaran
Surabaya is of good quality and is very optimally used in the teaching and
learning process.
Keywords:
Information Technology, Education,
Learning Models, Learning Media.
Pendahuluan
Industri pelayaran internasional bertanggung jawab atas sekitar 90% dari perdagangan dunia. Ada sekitar 60.000 kapal dagang, yang mengangkut setiap jenis barang. Armada dunia terdaftar di lebih dari 150 negara, dan diawaki oleh lebih dari satu juta pelaut, yang berarti keselamatan kapal sangat penting (Specialty, 2019).
Lebih dari 230.000 klaim industri asuransi kelautan dengan nilai hampir $ 10 miliar antara bulan Juli 2013 dan Juli 2018 oleh Allianz Global Corporate & Speciality (AGCS) menunjukkan bahwa kasus tenggelamnya kapal/tabrakan adalah penyebab kerugian paling mahal bagi perusahaan asuransi, terhitung 16% dari total nilai klaim-setara dengan lebih dari $ 1,5 miliar (Specialty, 2019).
Gambar 1
Keselamatan dan Pengiriman
Sumber: AGCS Safety & Shiping Review 2019
Berdasarkan data diatas terdapat 30 kerugian yang disebabkan oleh kapal karam/tenggelam, terdapat 2.698 kasus pengiriman pada tahun 2018, dimana kerusakan mesin menjadi penyebab utama, terdapat 48 kasus pembajakan di Nigeria pada tahun 2018, terdapat 544 kasus pada 2018 di Mediterania Timur dan Laut hitam dan terdapat 1 dari 4 kerugian pada tahun 2018 di Tiongkok Selatan, Indochina, Indonesia dan Filipina (Hoogervorst & Boivin, 2018).
Keselamatan transportasi laut untuk selanjutnya disebut keselamatan pelayaran adalah hal yang mutlak harus dipenuhi, keselamatan pelayaran setidaknya harus memenuhi 2 kriteria yaitu layak laut dan layak layar (Fulconis & Lissillour, 2021). Layak laut adalah terpenuhnya 12 kriteria sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam International Safety Management (ISM) Code bab IX yang diterbitkan oleh IMO (Lasse, 2014). Sedangkan layak layar adalah suatu keadaan terpenuhinya keamanan kapal untuk berlayar yang terdiri atas 4 kriteria. Kemanan kapal disini meliputi kondisi kapal dan crew kapal yang memenuhi syarat untuk menjaga kemanan kapal (Wulandari et al., 2020).
Keselamatan pelayaran secara internasional tercantum dalam Safety of Life at Sea (SOLAS) pasal IX yaitu International Safety Managemen (ISM) Code berlaku bagi semua kapal yang melakukan pelayaran antara pelabuhan-pelabuhan di dunia (Badaruddin et al., 2021).
Beberapa faktor dominan yang menyebabkan kecelakaan kapal adalah disebabkan oleh faktor alam (Force Majeur), Faktor Manusia (Human Error) dan faktor lainnya (Others Factor)(Jasruddin et al., 2020)
Data kecelakaan kapal dari tahun 2011 sampai 2015 yang terjadi diseluruh wilayah hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, sumber data diperoleh dari Mahkama Pelayaran (Handoyo, 2020).
Tabel 1
Putusan Mahkamah Pelayaran Menurut Faktor Kecelakaan
Tabel 2
Putusan Mahkamah Pelayaran Berdasarkan Jenis Kecelakaan
Tabel 3
Putusan Mahkamah Pelayaran Berdasarkan Wilayah Kecelakaan
Berdasarkan putusan Mahkamah Pelayaran masih terdapat 9,4 % kecelakaan kapal disebabkan oleh faktor manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia meliputi perusahaan/pemilik kapal tidak mematuhi
klausul layak laut dalam ISM Code yang berhubungan dengan sumber daya
manusia/crew, penempatan crew tidak sesuai kulaifikasi
yang dibutuhkan, kurangnya pengalaman, kurangnya komunikasi secara efektif dalam situasi
darurat (Adrie et al., 2020).
Politeknik Pelayaran Surabaya adalah perguruan tinggi kedinasan dibawah Kementerian Perhubungan, salah satu tugasnya adalah mencetak lulusan tenaga profesional di bidang pelayaran yang terampil dan prima (Rahman, 2019).
Saat ini terdapat 495 taruna angkatan 2018 yang saat ini semester IV berasal dari berbagai
daerah dan memiliki gaya belajar berbeda-beda
yang tersebar di 3 prodi yaitu, D3 Nautika, D3 Teknika dan D3 Elektro Pelayaran dan 2 jurusan yaitu jurusan DP-III Nautika Non Diploma dan DP-III Teknika Non Diploma.
Gaya belajar merupakan cara berbeda yang dimiliki setiap individu untuk memproses, mendalami dan mempelajari informasi baru dengan mudah
(Putrian & Kurniasari, 2022). Gaya belajar terdiri dari gaya belajar
visual yaitu kemampuan belajar dengan melihat, gaya belajar
auditori yaitu mampu memahami sesuatu lebih baik
dengan cara mendengarkan, gaya belajar kinestetik yaitu gaya belajar
dengan melibatkan gaya gerak, gaya
belajar global yaitu memiliki kemampuan memahami sesuatu secara menyeluruh dan gaya belajar analitik
yaitu memiliki kemampuan dalam memandang sesuatu cenderung ditelaah terlebih dahulu secara terperinci, spesifik dan teratur (Putrian & Kurniasari, 2022).
Berdasarkan data
yang diperoleh dari Unit Psikologi Pusat Pembangunan Karakter
Politeknik Pelayaran
Surabaya, bahwa taruna angkatan 2018 memiliki gaya belajar yang berbeda-beda seperti pada table berikut ini.
Tabel 4
�Sebaran Gaya Belajar Taruna Angkatan 2018
Berdasarkan tabel diatas yang menjadi dominan gaya belajar taruna
adalah kinestetik sebesar 36,9%, visual 25,6%, Auditori
18,2%, Global 14,9% dan Analitik 4,4%. Hal ini disebabkan sistem pendidikan vokasi dan kurikulum di Politeknik Pelayaran Surabaya 70%
adalah praktikum. Seiring dengan perkembangan dan pengalaman yang didapat oleh taruna, sangat mungkin taruna mendapatkan cara yang dirasakannya lebih efektif dan nyaman dalam mempelajari sesuatu. Tetapi perubahan gaya belajar tidak akan berubah dalam waktu semalam
(Nur & Rini, 2013).
Grafik 1
Sebaran Asal Taruna
Berdasarkan grafik diatas yang menjadi dominan asal taruna adalah
Provinsi Jawa Timur sebesar 67%, Jawah Tengah 13,8%, Jawa Barat 4,9%, DKI 3% dan 11% Propinsi
Lainnya di Indonesia.
Teori belajar yang dikemukakan oleh
Robert M Gagne (1982) merupakan perpaduan anatara konsep behaviorisme dan kognitivisme,
yang berpangkal pada teori
proses informasi, cara berpikir sesorang tergantung pada keterampilan apa yang telah dipunyainya dan keterampilan serta hirearki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas.
Terdapat sistematika 5 jenis belajar adalah informasi verbal (verbal
information) Merupakan pengetahuan
yang dimiliki seseorang dan
dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa,
lisan, dan tertulis.
Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill) merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu
representasi. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive Strategy) merupakan
suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikir sendiri, sehingga ia dapat menggunakan
cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama. Keterampilan Motorik (Motor Skill) merupakan
kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertent,
dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Sikap (Attitude) merupakan
kemampuan seseorang yang
sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk
bagi dirinya sendiri (Sitompul, 2016).
Terdapat 4 fase belajar yaitu
fase penerimaan (apprehending phase) merupakan
rangsangan uang diterima
oleh sesorang pada saat belajar, fase penguasaan
(acquisition phase) merupakan perubahan kemampuan dan sikap setelah belajar, fase pengendapan (storage phase) merupakan
sesuatu yang telah dipelajari, dimiliki dan disimpan dalam ingatan dengan tujuan digunakan untuk memecahkan masalah (Harefa & Telaumbanua, 2020).
Model pembelajaran menurut para ahli dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis diantaranya model pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran quantum, pembelajaran
terpadu, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran langsung dan pembelajaran diskusi.
Media pembelajaran adalah sumber belajar dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
(Arini & Lovisia, 2019). Efek revolusi industri
4.0 dan pandemi covid-19 membawa
dampak perubahan yang
sangat signifikan terutama
pada media pembelajaran di dunia pendidikan
khusunya pelayaran.
Seiring perkembangan teknologi informasi (TI) berbagai inovasi teknologi telah dikembangkan yaitu dalam dunia bisnis dikenal dengan e-business atau e-commerce, dalam dunia pemerintah dikenal dengan e-government. Sedangkan
dalam dunia pendidikan kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI dikenal dengan istilah e-learning� (Jimi, 2020).
Inovasi pembelajaran� e-learning�
merupakan model pembelajaran
baru dalam pendidikan dimana memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan (Silahuddin, 2015). Hal ini untuk menjawab
kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi (TI) yang mempunyai standar platform
internet bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung, murah, sederhana dan terbuka sehingga internet bisa digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja
(everywhere), kapan
saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every
one) (Hadisi & Muna, 2015).
Model pembelajaran dengan e-learning dapat
bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Melalui e-learning
materi pembelajaran dapat diakses kapan
saja dan dari mana saja[9], disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui
oleh pengajar (Januarisman & Ghufron, 2016).
Sistem e-learning yang sudah
umum digunakan ada bermacam-macam diantaranya edmodo, moodle dan google
classroom. Edmodo merupakan platform
pembelajaran berbasis jejaring sosial yang diperuntukan untuk guru, murid sekaligus orang tua murid. Edmodo sendiri
merupakan program e-learning yang menerapkan sistem pembelajaran yang mudah, efisien sekaligus lebih menyenangkan. Moodle
adalah sebuah platform belajar
yang didesain untuk digunakan oleh para pendidik dan
administrator dan pelajar sebagai
sebuah sistem terintegrasi yang andal dan aman sehingga menjadi
sebuah lingkungan belajar yang cocok untuk masing-masing pengguna. Sedangkan Google
Classroom adalah layanan
berbasis Internet yang disediakan
oleh Google sebagai
sebuah� sistem e-learning. Service ini
didesain untuk membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada pelajar
secara paperless (Dermawan & Fahmi, 2020).
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin
mengetahui optimalisasi pembelajaran berbasis TI (e-learning) dalam
pendidikan dan pelatihan di
bidang pelayaran.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan studi kasus tempat penelitian Politeknik Pelayaran Surabaya. metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dalam penelitian data dikumpulkan diolah dan dikelompokan untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pembelajaran berbasis TI.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data yang dikumpulkan, masih terdapat kecelakaan kapal di dunia terutama di wilayah Indonesi, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya mesin mati, pembajakan, faktor manusia dan faktor alam. Di Indonesia sendiri kecelakaan faktor manusia masih 9,4%. Hal ini sangat mempengaruhi sistem pendidikan di bidang pelayaran (Erwin, 2022).
Politeknik Pelayaran Surabaya sudah menerapkan berbagai metode/model pembelajaran yang diawali dengan mengetahui gaya belajar taruna, sedangkan penilaian hasil/ketuntasan belajar taruna ditentukan dengan Penilaian Atas Patokan (PAP) yaitu semua taruna memiliki kemampuan sama hanya waktu pencapaian yang berbeda.
Dominannya gaya belajar kinestetik dan visual ditunjukan dengan banyaknya taruna pada saat proses pembelajaran cenderung praktek di laboratorium dan simulator, taruna mengerjakan skenario-skenario praktek baik secara individu maupun kelompok serta senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan taruna lain saat belajar dikelas, di laboratorium maupun di simulator.
Pada dasarnya, kelima gaya belajar dimiliki oleh taruna, namun taruna tersebut memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar, bahkan tidak menutup kemungkinan taruna mengkombinasikan gaya belajar tersebut guna menunjang proses belajarnya (Laventia, 2021).
Model pembelajaran di Politeknik Pelayaran Surabaya cenderung pada model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), hal ini disebabkan hampir 96% dosen melibatkan taruna dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai kosep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Model pembelajaran tersebut dilakukan dengan cara dosen memberikan permasalahan kehidupan nyata di kapal yang mudah dirumuskan oleh taruna dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Kemudia taruna menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya (laporan skenario praktikum) dan mendemonstrasikan, dosen sebagai fasilitator (Gagne, 1989).�
Media pembelajaran di Poltekpel
Surabaya hampir 70% menggunakan
laboratorium, simulator maupun
bengkel untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Poltekpel Surabaya juga mengembangan
media pembelajaran berbasis
TI yang dapat diakses dari jarak jauh
(e-learning) (Wahyuni et al., 2020).
E-learning di Poltekpel Surabaya dapat diakses pada laman www.e-learning.poltekpel-sby.ac.id,� berikut ini tampilan e-learning di Poltekpel Surabaya.
Gambar 2
Tampilan
E-Learning Poltekpel
Surabaya
e-learning yang dikembangkan sangat membantu taruna, taruna dapat mengakses kapan saja dan dimana saja materi, modul dan video pembelajaran, bahkan jurnal-jurnal ilmiah hasil penelitian.
Dosen Poltekpel Surabaya juga mengembangakan simulator yang dapat diakses dari jarak jauh berbasis web based untuk menunjang praktikum, simulator yang dikembangkan adalah simulator yang menyerupai ECDIS, dapat menampilkan peta digital (google map), dapat menentukan posisi titik koordinat, dapat menghitung jarak antar titik koordinat, dapat menghitung arah haluan kapal, dapat menghitung estimasi waktu tempuh kapal, dapat menghitung konsumsi bahan bakar kapal dan dapat menghitung biaya operasional kapal (Molenda, 2015).
Gambar 3
Ploting Perjalanan Kapal dari Semarang ke Banjarmasin dengan Simulator
Gambar 4
Ploting Perjalanan Kapal dari Semarang ke Banjarmasin dengan ECDIS
Dari gambar 3 dan 4 dapat dilihat secara interface/tampilan dan perhitungan simulator yang dikembangkan oleh dosen Poltekpel Surabaya sudah menyerupai ECDIS (Xiaoxia & Chaohua, 2002).
Sedangkan untuk elekto pelayaran media pembelajaran berbasis TI sudah dikembangkan game edukasi taruna Phet Simulator yang dapat mensimulasikan matematika sains dan elektronika yang menyenangkan. Berikut ini contoh simulasi Mengamati perubahan� pada persamaan dan kabel saat bermain dengan Resistivity, Length dan Area.
Gambar 5
�Contoh
Simulasi Phet 1
Contoh lain adalah Persamaan hukum Ohm dengan rangkaian sederhana. Mengamati perubahan yang terjadi ketika memainkan Slider pada Volt dan Resistance.
Gambar 6
Contoh Simulasi Phet 2
Respon taruna terahadap media pembelajar berbasis TI baik e-laarning, simulator dan game edukasi adalah dengan mengambil sampel sebanyak 100 taruna dari 495 taruna dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel
4
Respon
Taruna
No. |
Aspek |
Nilai |
1 |
Banyak
Respon Positif Taruna |
89 |
2 |
Banyak
Respon Negatif Taruna |
11 |
Jumlah |
100 |
Banyaknya respon positif
taruna �
Banyak respon positif taruna adalah 89%, artinya penggunaan media pembelajaran berbasis TI berdampak positif terhadap pembelajaran. Hasil belajar taruna
diperoleh data taruna yang lulus kompetensi sebanyak 89 taruna dan tidak lulus kompetensi sebanyak
11
taruna, sehingga ketuntasan hasil belajar taruna adalah 89%. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gavrilis (2020) bahwa A third characteristic of
high quality materials is that students appreciate the learning program and
that desired learning takes place. Dengan demikian media pembelajaran simulator memenuhi kriteria baik.
Di Poltekpel Surabaya pembelajaran berbasis TI tidak hanya untuk mata kuliah teori saja, melainkan sebagian mata kuliah praktikum juga sudah dapat diakses oleh taruna dari jarak jauh dan mendapat respon positif dari taruna. Hal ini sangat membantu kecenderungan taruna yang memiliki gaya belajar kinestetik.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis TI di Politeknik Pelayaran Surabaya berjalan dengan baik (Optimal) dan sangat membatu
proses pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi
covid-19. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya: Memetakan gaya belajar taruna
sebelum proses pembelajaran;
1) Menentukan metode pembelajaran yang baik; 2) Menentukan media pembelajaran berbasis TI yang interaktif
(e-learning, simulator dan game edukasi). 3) Membuat sekenario praktik sesuai permasalahan nyata; 4) Mengevaluasi proses pembelajaran.
BIBLIOGRAFI
Adrie, A., Makahaube, M., & Rahmah, A. (2020).
Analisis prosedur penanganan klaim asuransi kapal pada PT. Vallianz offshore
maritim jakarta. JURNAL KARYA ILMIAH TARUNA ANDROMEDA, 4(1),
49�57.
Arini, W., & Lovisia, E. (2019). Respon
Siswa Terhadap Media Pembelajaran Alat Pirolisis Sampah Plastik Berbasis
Lingkungan di Smp Kabupaten Musi Rawas. Thabiea: Journal of Natural Science
Teaching, 2(2), 95�104. https://doi.org/10.21043/thabiea.v2i2.5950
Badaruddin, B., Renggong, R., & Hasan,
Y. A. (2021). Analisis Tanggung Jawab Hukum Nakhoda Terhadap Keselamatan
Pelayaran di Wilayah Kesyahbandaran Utama Makassar. Indonesian Journal of
Legality of Law, 3(2), 79�87.
Dermawan, D., & Fahmi, R. (2020).
Pengembangan E-Modul Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri
Kelas XI SMK. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 3(3), 508�515.
Erwin, R. (2022). Tanggung Jawab Negara
Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kapal Transportasi Laut Menurut Hukum
Internasional Dan Hukum Nasional. SUPREMASI: Jurnal Hukum, 4(2),
177�199. https://doi.org/10.36441/supremasi.v4i2.716
Fulconis, F., & Lissillour, R. (2021).
Toward a behavioral approach of international shipping: a study of the
inter-organisational dynamics of maritime safety. Journal of Shipping and
Trade, 6, 1�23. https://doi.org/10.1186/s41072-021-00092-4
Gagne, R. M. (1989). Geometrical aspects of
computed tomography: Sensitivity profile and exposure profile. Medical
Physics, 16(1), 29�37.
Gagn�, R. M. (1982). Developments in
learning psychology: Implications for instructional design; and effects of
computer technology on instructional design and development. Educational
Technology, 22(6), 11�15.
Gavrilis, V., Mavroidis, I., & Giossos,
Y. (2020). Transactional distance and student satisfaction in a postgraduate
distance learning program. Turkish Online Journal of Distance Education,
21(3), 48�62. https://doi.org/10.17718/tojde.762023
Hadisi, L., & Muna, W. (2015).
Pengelolaan teknologi informasi dalam menciptakan model inovasi pembelajaran
(e-learning). Al-TA�DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 8(1),
117�140.
Handoyo, S. (2020). Pengaturan Tentang
Kompetensi (Kewenangan) Dalam Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar Kapal
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Balikpapan. Journal de Facto, 7(1),
127�150.
Harefa, D., & Telaumbanua, T. (2020). Belajar
berpikir dan bertindak secara praktis dalam dunia pendidikan: kajian untuk
akademis. Insan Cendekia Mandiri.
Hoogervorst, T., & Boivin, N. (2018).
Invisible Agents of Eastern Trade: Foregrounding Island Southeast Asian Agency
in Pre-Modern Globalisation. Globlization in Prehistory: Contact, Exchange
and the �People Without History, 205�231.
Januarisman, E., & Ghufron, A. (2016).
Pengembangan media pembelajaran berbasis web mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam untuk siswa kelas VII. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 3(2),
166�182. https://doi.org/10.21831/jitp.v3i2.8019
Jasruddin, J., Putra, Z., & Butuni, S.
(2020). Analisis Tanggung Jawab Syahbandar Dalam Pelayaran Pada Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 5(2), 410�415.
https://doi.org/10.17977/um019v5i2p410-415
Jimi, A. (2020). Perancangan Sistem
E-Learning Berbasis Web Pada Smp N 2 Busalangga. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi (JUKANTI), 3(1), 29�37.
https://doi.org/10.37792/jukanti.v3i1.108
Lasse, D. A. (2014). Keselamatan pelayaran
di lingkungan teritorial pelabuhan dan pemanduan kapal. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Laventia, F. (2021). Pembelajaran daring
dalam peningkatan minat belajar siswa: Studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Ma�arif Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Molenda, M. (2015). In search of the
elusive ADDIE model. Performance Improvement, 54(2), 40�42.
Nur, G., & Rini, R. (2013). Gaya
Belajar Kajian Teoritik. Yokyakarta: Pustaka Belajar.
Putrian, A. A., & Kurniasari, I.
(2022). Kemampuan Berpikir Lateral Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah
Matematika Open-Ended Ditinjau Dari Gaya Belajar Sensing dan Intuition. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika Volume, 11(2), 513�524.
https://doi.org/10.26740/mathedunesa.v11n2.p513-524
Rahman, P. (2019). Implementasi Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek pada Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Selatan (Studi Kasus Legalitas Ojek Online). Jurnal
Pemerintahan Dan Politik, 4(1), 36�45.
https://doi.org/10.36982/jpg.v4i1.685
Silahuddin, S. (2015). Penerapan e-learning
dalam inovasi pendidikan. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro,
1(1), 48�59. https://doi.org/10.22373/crc.v1i1.310
Sitompul, H. (2016). Metode Keteladanan Dan
Pembiasaan Dalam Penanaman Nilai-Nilai dan Pembentukan Sikap Pada Anak. Darul
Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan Dan Keislaman, 4(1), 54�62.
https://doi.org/10.24952/di.v4i1.425
Specialty, A. G. C. &. (2019). Safety
and Shipping Review 2019. Allianz Global Corporate & Specialty Munich,
Germany.
Wahyuni, S., Erman, E., Sudikan, S., &
Jatmiko, B. (2020). Edmodo-based interactive teaching materials as an
alternative media for science learning to improve critical thinking skills of
junior high school students.
Wulandari, Y., Bastian, Y., & Pratiwi,
Y. M. (2020). Prosedur Pemeriksaan Dokumen Kapal Pada Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhanwaingapu. Jurnal Kemaritiman Dan Transportasi, 2(1),
24�31.
Xiaoxia, W., & Chaohua, G. (2002).
Electronic chart display and information system. Geo-Spatial Information
Science, 5(1), 7�11.
Copyright holder: Tri Cahyadi, Agus Dina Mirianto� (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |