Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
4, Maret 2023
OPTIMASI
KONDUKTIFITAS ELEKTROLIT PADA TANAH CLAY�������������������������������������� MELALUI
SIMULASI POPULASI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMART BIOSOILDAM
Nugroho Widiasmadi
Fakultas Teknik
Universitas Wahid Hasyim
Semarang
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan lapisan tanah dalam
mendistribusikan unsur hara
dan memulihkan kesehatan
dan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Melalui aktivitas mikroba yang dikendalikan dengan cara menyebar melalui
biohole horizontal, melalui
mikrokontroler penelitian ini mengamati dalam
periode waktu terhadap perubahan : kemasaman tanah,
laju infiltrasi, tingkat konduktivitas elektrolit dan tingkat porositas melalui ini dilakukan pada tanah clay, khususnya untuk perkebunan sayuran, laju infiltrasi
tanah. Menggunakan metode simulasi dengan variabel populasi mikroba dapat diketahui tingkat konduktifitas elektrolit (EC) dan parameter lainnya.
Metode ini menggunakan teknologi Smart Biosoildam (Biodam) yang dapat di simulasikan menyamai dengan proses sebenarnya (real time). Dari pengamatan
grafik dan standar EC dapat diketahui bahwa kemampuan tanah untuk menurunkan
tingkat asam dan meningkatkan kesuburan. Janis tanah ini sampai
hari ke 45 tingkat kesuburan tanah belum mencapai
= 700 uS/cm dengan populasi mikroba = 10 3 / cfu untuk mendukung
masa pertumbuhan vegetatif maupun pada masa pertumbuhan generatif, sehingga kita akan mengetahui
kapan waktu yang tepat untuk melakukan:
pemulihan tanah melalui infiltrasi nutrisi, penanaman awal umbi/bunga/buah dapat mulai
dikondisikan. hingga matang berdasarkan nilai gizi yang diamati melalui sensor yang mengubah parameter analog oleh mikrokontroler
menjadi informasi digital
yang dikirimkan melalui wifi secara real time. Kondisi awal sebelum
simulasi nilai kesuburan tanah dengan parameter EC adalah 344 uS/cm, hasil simulasi
adalah: Simulasi 1 : Kandungan hara untuk pertumbuhan generatif dicapai pada hari ke 27 dengan
tingkat kesuburan = 825 uS/cm dengan Populasi
Mikroba 10 8 / cfu. Simulasi 2: Kandungan nutrisi untuk pertumbuhan
generatif dicapai pada hari ke 45 pada tingkat kesuburan = 900 uS / cm dengan populasi mikroba = 105 / cfu. Simulasi 3: kandungan nutrisi untuk pertumbuhan generatif tidak dapat diamati.
Kata kunci: biohole , biosoildam, electrolyte, conductivity infiltrasi, keasaman tanah, mikroba, microcontroler, Clay
Abstract
This study aims to determine the
ability of the soil layer to distribute nutrients and restore soil health and
fertility due to the use of chemical fertilizers and pesticides. Through
microbial activity controlled by spreading through horizontal bioholes, through microcontrollers this study observed in
time periods of changes: soil acidity, infiltration rate, electrolyte
conductivity level and porosity level through this was done on clay soils,
especially for vegetable plantations, soil infiltration rates. Using simulation
methods with variable microbial populations, the level of electrolyte
conductivity (EC) and other parameters can be known. This method uses Smart Biosoildam (Biodam) technology
that can be simulated to match the actual process (real time). From
observations of charts and EC standards it can be seen that the ability of soil
to lower acid levels and increase fertility. Until day 45 the soil fertility
level has not reached = 700 uS / cm with microbial
population = 10 3 / cfu to support vegetative growth
and sexual growth, so we will know when is the right time to do: soil recovery
through nutrient infiltration, early planting of tubers / flowers / fruits can
begin to be conditioned. until mature based on nutritional value observed
through sensors that convert analog parameters by the microcontroller into
digital information transmitted via WiFi in real
time. The initial condition before simulating soil fertility values with EC
parameters was 344 uS/cm, the simulation results
were: Simulation 1: Nutrient content for generative growth was achieved on day
27 with fertility rate = 825 uS/cm with Microbial
Population 10 8/cfu. Simulation 2: Nutrient content
for sexual growth was achieved at day 45 at fertility rate = 900 uS/cm with microbial population = 105/cfu.
Simulation 3: nutrient content for generative growth could not be observed.
Keywords: biohole, biosoildam, electrolyte, conductivity infiltration, soil
acidity, microbe, microcontroler, clay
Pendahuluan
Infiltrasi adalah proses air
yang mengalir ke dalam tanah yang umumnya berasal dari curah hujan,
sedangkan laju infiltrasi adalah jumlah air yang masuk ke dalam tanah
per satuan waktu (Widiasmadi, 2019). Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dari siklus
hidrologi yang dapat mempengaruhi jumlah air yang ada di permukaan tanah. Air di permukaan tanah akan masuk
ke dalam tanah kemudian mengalir ke sungai
(Sunjoto, 1988). Tidak semua air permukaan mengalir ke dalam
tanah, tetapi sebagian air tetap berada di lapisan tanah atas untuk
selanjutnya diuapkan kembali ke atmosfer
melalui permukaan tanah atau penguapan
tanah (Suliyati, 2016).
Kapasitas infiltrasi adalah kemampuan tanah untuk menyerap
air dalam jumlah besar ke dalam
tanah dan dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme di dalam tanah (Widiasmadi, 2020). Kapasitas infiltrasi yang besar dapat mengurangi limpasan permukaan. Pori- pori tanah yang mengecil, umumnya disebabkan oleh pemadatan tanah, dapat menyebabkan
penurunan infiltrasi. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pencemaran tanah (Widiasmadi, 2020) akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan yang juga mengeraskan tanah.
Smart-Biosoildam atau disingkat Biodam merupakan pengembangan teknologi Biodam yang melibatkan aktivitas mikroba dalam meningkatkan laju inflasi yang terukur dan terkendali. Aktivitas biologis melalui peran mikroba
sebagai agen pengurai biomassa dan konservasi tanah menjadi informasi penting bagi upaya
konservasi tanah dalam mendukung ketahanan pangan yang sehat (Widiasmadi, 2019).
����������� Pengembangan tersebut telah menggunakan mikrokontroler untuk secara efektif memantau aktivitas agen tersebut melalui
parameter konduktivitas elektrolit
sebagai input analog dari
sensor EC yang tertanam di dalam
tanah dan selanjutnya diubah menjadi informasi digital oleh mikrokontroler
(Widiasmadi, 2022b).
Untuk mengendalikan aktivitas agens hayati diperlukan variabel lain seperti informasi pH, kelembaban (M) dan suhu tanah (T) yang diperoleh dari sensor pH, sensor
T, sensor M (Widiasmadi, 2023b). Sensor- sensor ini terhubung ke mikrokontroler
yang dapat diakses melalui pin yang berfungsi sebagai GPIO (General Port Input Output) di Modul ESP8266 sehingga memberikan kemampuan tambahan mikrokontroler berkemampuan WIFI untuk mengirim semua respons analog ke digital dalam real-time, setiap detik, menit,
jam, hari dan bulanan (Widiasmadi, 2022c). Selanjutnya data tersebut dapat kita tampilkan dalam bentuk tabel
infografis dan numerik untuk disimpan dan diolah di WEB
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati jumlah mikroba yang menyebar secara radial melalui biohole horizontal sebagai pusat penyebaran mikroba yang diamati secara real time menggunakan
sensor parameter tanah.� Penelitian ini akan menunjukkan
karakteristik tanah dalam kemampuannya meningkatkan kesuburan alam dan kemampuan menyuburkan tanah dari racun yang berasal dari pencemaran
air dan udara (Ramdhan, 2021). Penelitian dilakukan pada lahan padsol yang selama puluhan tahun menjadi
sumber mata pencaharian masyarakat Desa Gemba Kecamatan Watimetal Kabupaten Seram Bangian Barat Provinsi Maluku. Pengelolaan lahan tidak memiliki konservasi tanah dan air. Orang-
orang menggunakan pupuk kimia & pestisida secara berlebihan yang mengeraskan tekstur tanah, mengasamkan tanah dan menurunkan hasil panen. Lahan
pertanian yang mengeras
juga memicu banjir, karena kemampuan tanah untuk menyerap
berkurang. Penelitian yang berlangsung pada Mei� Oktober
2021 ini bertujuan untuk mengembalikan daya dukung lahan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Mikrokontroler Arduino UNO,Wifi ESP8266, Sensor parameter tanah
: Suhu (T) DS18B20, Kelembaban
(M) V1.2, Electrolit Conductivity (EC) G14 PE, Acidity
pH) Tipe SEN0161-V2 , LCD modul
pengontrol HD44780, Biohole
sebagai Injector untuk Biosoildam, Biofertilizer Mikrobia
Alfafaa MA-11, sedotan red
union sebagai sarang mikroba , Abney level, , Double Ring Infiltrometer, Erlemeyer, penggaris, Stop watch,
ember plastik, tally sheet, gelas
ukur, skala mikro , hidrometer dan air (Widiasmadi, 2022a).
1. Menentukann Area Amatan & Posisi Sensor
Untuk menentukan koordinat
amatan (plot) dan sensor, penelitian ini menggunakan sebaran sampling pada
berbagai jarak: 1,5; 2; 3
meter dari pusat Biohole dengan diameter 1 meter sebagai pusat penyebaran
radial agen hayati Mikroba Alfaafa MA-11 melalui proses injeksi air. Laju infiltrasi dan distribusi agen biologis secara radial radial dapat dikontrol
secara real-time melalui
sensor pengukuran dengan
parameter: EC/ion garam (makronutrien), pH, kelembaban dan suhu tanah. Dan sebagai kontrol berkala, laju infiltrasi dengan Double Ring Infiltrometer pada variabel
jarak dari pusat Biohole diukur
secara manual. Selanjutnya,
sampel tanah juga diambil untuk dianalisis
karakteristiknya, seperti tekstur tanah, kandungan bahan organik dan bulk density (Douglas, 1988).
Gambar 1
Double Ring
Infiltrometer & Sensors
Gambar 2
Pemasangan
�Double Ring Infiltrometer�
Gambar 3
Penyebaran & Struktur Biohole
�����������
2. Proses Perhitungan
a. Debit Pengantar
Inovasi Smartbiosoildam
menggunakan debit limpasan sebagai media distribusi agen hayati melalui
inlet/inflow Biohole sebagai pusat distribusi populasi mikroba dengan air.
Perhitungan debit limpasan sebagai dasar rumus Inflow Biosoildam memerlukan
tahapan sebagai berikut:
1. melakukan analisis curah hujan,
2. menghitung luas daerah tangkapan air, dan
3. menganalisis lapisan tanah/batuan.
Struktur biosoildam dapat dibuat dengan
lubang-lubang pada lapisan tanah tanpa atau menggunakan pipa air/pipa dengan
lapisan berlubang yang memungkinkan mikroba menyebar secara radial. Kita dapat menghitung debit yang masuk ke dalam
biohole sebagai fungsi dari karakteristik
daerah tangkapan dengan rumus rasional:
Q = 0,278 CIA (1)
dimana C adalah nilai koefisien limpasan, I adalah curah hujan dan A adalah luas (Sunjoto, 2011). Berdasarkan rumus tersebut, Tabel tersebut menyajikan hasil debit limpasan.
b. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses
masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Ini umumnya digunakan dalam
ilmu hidrologi dan tanah. Kapasitas infiltrasi didefinisikan sebagai laju
infiltrasi maksimum (Widiasmadi & Suwarno, 2022). Hal
ini paling sering diukur dalam meter per hari tetapi juga dapat diukur dalam
satuan jarak lain dari waktu ke waktu jika perlu. Kapasitas
infiltrasi menurun dengan meningkatnya kadar air tanah lapisan permukaan tanah. Jika laju presipitasi melebihi laju infiltrasi, limpasan biasanya akan terjadi kecuali
ada penghalang fisik. Infiltrometer, permeameter, dan simulator curah hujan adalah
semua perangkat yang dapat digunakan untuk mengukur laju infiltrasi. Infiltrasi disebabkan oleh beberapa faktor termasuk; gravitasi, gaya kapiler, adsorpsi
dan osmosis. Banyak karakteristik tanah juga dapat berperan dalam menentukan
laju terjadinya infiltrasi (Widiasmadi,
2022d).
Penyebaran mikroba sebagai
agen pengurai biomassa dapat dikendalikan melalui perhitungan laju infiltrasi
pada radius titik dari Biohole sebagai pusat penyebaran mikroba. dengan
menggunakan metode Horton. Horton mengamati bahwa infiltrasi dimulai dari nilai standar
fo dan menurun secara eksponensial ke kondisi konstan
fc. Salah satu persamaan infiltrasi paling awal yang
dikembangkan oleh Horton adalah:
f(t) = fc + (fo � fc)e-kt (2)
di mana :
k adalah reduksi konstan ke dimensi [T -1] atau laju infiltrasi
menurun konstan. fo adalah kapasitas
laju infiltrasi pada awal pengukuran.
fc adalah kapasitas infiltrasi konstan yang tergantung pada jenis tanah.
Parameter fo dan fc diperoleh dari pengukuran lapangan menggunakan infiltrometer cincin ganda. Parameter fo dan fc merupakan fungsi dari jenis dan tutupan tanah. Tanah berpasir atau berkerikil
nilainya tinggi, sedangkan tanah lempung gundul nilainya kecil, dan untuk permukaan tanah berumput (gambut) nilainya meningkat (Widiasmadi, 2019). Data perhitungan infiltrasi hasil pengukuran pada 15 menit pertama, 15 menit kedua, 15 menit ketiga dan 15 menit keempat pada masing-masing jarak dari pusat Biohole
dikonversikan dalam satuan cm/jam dengan rumus sebagai berikut:
Laju infiltrasi =
(ΔH/t x 60)��� (3)
dimana: H = penurunan ketinggian (cm) dalam selang waktu tertentu,
T = selang waktu yang dibutuhkan air dalam H untuk masuk ke
dalam tanah (menit) (Huang, Z, dan L Shan.2017). Pengamatan
ini dilakukan setiap 3 hari sekali
selama satu bulan.
c. Populasi Mikroba
Analisis ini menggunakan agens
hayati MA-11 yang telah diuji oleh Laboratorium Mikrobiologi Universitas Gadjah
Mada berdasarkan standar Peraturan Menteri: No 70/Permentan/SR.140/10 2011,
meliputi:
No |
Population Analysis |
Result |
No |
Population Analysis |
Result |
1 |
Total of Micobes |
18,48 x 108cfu |
8 |
Ure-Amonium-Nitrat Decomposer |
Positive |
2 |
Selulotik Micobes |
1,39 x 108cfu |
9 |
Patogenity for plants |
Negative |
3 |
Proteolitik Micobes |
1,32 x 108cfu |
10 |
Contaminant E-Coly
& Salmonella |
Negative |
4 |
Amilolitik Micobes |
7,72 x 108cfu |
11 |
Hg |
2,71 ppb |
5 |
N Fixtation Micobes |
2,2 x 108cfu |
12 |
Cd |
<0,01 mg/l |
6 |
Phosfat Micobes |
1,44 x 108cfu |
13 |
Pb |
<0,01 mg/l |
7 |
Acidity |
3,89 |
14 |
As |
<0,01 ppm |
(Widiasmadi, 2019)
Aplikasi di Biosoildam adalah mengkonsentrasikan mikroba ke dalam "media populasi", sebagai sumber kondisioner tanah untuk meningkatkan laju infiltrasi dan memulihkan kesuburan alam.
Faktor penting yang mempengaruhi penyerapan unsur hara (EC) oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (pH tanah), suhu (T) dan kelembaban (M). Tingkat Keasaman
Tanah (pH) sangat mempengaruhi
laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Douglas, 1988).
Aktivitas mikroba sebagai penyumbang nutrisi tanah dari hasil
dekomposisi biomassa dapat dikontrol melalui tingkat salinitas larutan nutrisi yang dinyatakan melalui konduktivitas serta parameter
lain sebagai input analog. Konduktivitas dapat diukur dengan menggunakan EC, Elektrokonduktivitas atau aliran konduktivitas elektrik(EC) yang merupakan kepadatan nutrisi dalam larutan. Semakin pekat larutan, semakin besar pengiriman arus listrik dari kation (+) dan anion (-) ke anoda dan katoda EC meter.
Dengan demikian, itu menghasilkan EC yang lebih tinggi. Satuan pengukuran EC adalah mS/cm (millisiemens) (John M Lafle, PhD,
Junilang Tian, Profesor ChiHua Huang,
PhD, 2017) dalam
(Widiasmadi, 2019).
Penelitian ini menggunakan mikrokontroler Arduino
Uno yang memiliki 14 pin digital, dimana terdapat
6 pin yang digunakan sebagai
output Pulse Width Modulation atau PWM yaitu pin D.3, D.5, D.6, D.9, D.10 , D.11, dan 6 pin input analog untuk elemen parameter tanah ini yaitu EC, T, pH, M. Input analog pada
Arduino Uno menggunakan bahasa
C dan untuk pemrogramannya menggunakan software
yang kompatibel
untuk semua jenis Arduino (Ardiyanto et al., 2021).
Mikrokontroler
Arduino Uno dapat memfasilitasi
komunikasi antara Arduino
Uno dengan komputer termasuk smartphone. Mikrokontroler ini menyediakan fasilitas USART (Universal Synchronous and Asynchronous Serial
Receiver and Transmitter) yang terletak pada pin D.0
(Rx) dan pin D.1 (Tx) (Dawoud & Dawoud, 2020).
Hasil dan Pembahasan
Intensitas rancangan curah hujan ditentukan dengan menggunakan data curah hujan dari Stasiun Ambon tahun 2012-2018 Analisis statistik dilakukan untuk menentukan tipe sebaran yang digunakan, yang dalam penelitian ini adalah Log Person III. Pengecekan distribusi peluang hujan dapat diterima atau tidak dihitung dengan menggunakan uji Chi Square dan uji Kolmogorov Smirnov (Widiasmadi & Suwarno, 2022). Selanjutnya, intensitas hujan rencana dihitung dengan menggunakan rumus mononobe.
Debit
rencana sebagai katalis mikroba MA-11 menggunakan intensitas curah hujan selama
1 jam karena
diperkirakan durasi curah hujan paling dominan di daerah penelitian adalah 1 jam. Koefisien limpasan untuk berbagai koefisien aliran permukaan adalah 0,70 � 0,95 (Widiasmadi, 2023a), sedangkan dalam penelitian ini kami menggunakan nilai koefisien aliran terkecil yaitu 0,70.
Debit rencana memiliki daerah tangkapan air yang bervariasi, antara 9 m2 sampai dengan 110 m2
dengan hubungan yang proporsional. Semakin besar plot, semakin besar debit rencana yang dihasilkan sebagai inflow
biohole.Kedalaman Biohole di daerah penelitian pada kala ulang 25 tahun berkisar antara 0,80 m sampai 1,50 m.Volume penyerapan akan menentukan kapasitas maksimum air yang terkandung dalam Biohole. Semakin besar volume Biohole, semakin besar wadah airnya (Widiasmadi, 2019).
Gambar 5
�Grafik Laju Infilrasi
TIME
(DAY) |
EC (uS/cm) |
||
POPULATION |
|||
108/cfu |
105/cfu |
103/cfu |
|
24 |
1151,8 |
972,0 |
604,8 |
25 |
1162,8 |
979,2 |
716,0 |
26 |
1176,0 |
986,4 |
720,8 |
27 |
1198,0 |
995,4 |
732,0 |
28 |
1209,0 |
906,2 |
738,4 |
29 |
1220,0 |
917,0 |
744,8 |
30 |
1242,0 |
924,2 |
748,0 |
31 |
1253,0 |
936,8 |
756,0 |
32 |
1272,8 |
954,8 |
760,8 |
33 |
1281,6 |
962,0 |
764,0 |
34 |
1297,0 |
976,4 |
773,6 |
35 |
1441,0 |
980,0 |
780,0 |
36 |
1474,0 |
990,8 |
784,8 |
37 |
1418,0 |
998,0 |
788,0 |
38 |
1440,0 |
1001,6 |
792,8 |
39 |
1462,0 |
1207,0 |
796,0 |
40 |
1506,0 |
1010,6 |
805,6 |
41 |
1523,6 |
1012,4 |
812,0 |
42 |
1545,6 |
1112,4 |
821,6 |
43 |
1550,0 |
1114,2 |
828,0 |
44 |
1556,6 |
1216,0 |
834,4 |
45 |
1561,0 |
1216,0 |
836,0 |
������������������������
����������� Simulasi kesuburan tanah organosol berdasarkan jumlah populasi mikroba dengan: Varibale 1 = Populasi Mikroba 10 8 / cfu., Varibale 2 = Populasi Mikroba 10 5 / cfu. & Varibale 3 = Populasi Mikroba 10 3 / cfu.
Kandungan nutrisi
awal sebelum simulasi menggunakan parameter
Electrolyte Conductivity (EC) adalah 644 uS/cm. Kondisi hara tanah akan diperbaiki
berdasarkan standar pertanian total organik, yaitu pertumbuhan tanaman (masa vegetatif) yang membutuhkan hara tanah minimal
900 uS/cm dan masa pemupukan
(masa generatif) yang membutuhkan
hara tanah minimal 1200 uS/cm.
Hasil simulasi berdasarkan variabel jumlah populasi mikroba yang dihasilkan:
i.
Simulasi A: masa vegetatif
dicapai pada hari ke-18 dengan tingkat kesuburan = 950 uS/cm dan pada
masa generatif dicapai pada
hari ke-27 dengan tingkat kesuburan (Elektrolit Konduktivitas) = 1225 uS / cm . Aktifitas peningatan ini dipacu oleh mikroba dengan populasi = 108/cfu. Sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kadar hara optimal adalah 9 hari.
ii.
Simulasi B : masa vegetatif) dicapai pada hari ke-27 dengan angka
fertilitas = 920 uS/cm dan pada masa generatif dicapai pada hari
ke-42 dengan angka fertilitas = 1200 uS / cm . Aktifitas peningatan ini dipacu oleh mikroba dengan populasi = 105/cfu. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar nutrisi optimal adalah 15
hari
iii.
Simulasi C : masa vegetatif) dicapai pada hari ke
34 dengan tingkat fertilitas = 915 uS/cm dan pada
masa generatif tidak dapat diamati karena
pada pengamatan sampai hari ke 45 daya
hantar elektrolit tidak mencapai = 1200 uS / cm. Aktifitas peningatan ini dipicu oleh mikroba dengan populasi = 10 3 / cfu.
iv.
Parameter tanah tersebut di atas dapat dikontrol dengan laju infiltrasi,
dimana grafik laju infiltrasi menunjukkan nilai konstan pada tingkat 20 sampai
80 cm/jam dicapai setelah 25 hari dengan nilai berkisar antara 350 sampai 550
uS/cm. Aktivitas agen hayati
pada tanah organosol dengan tingkat infiltrasi akan optimal pada hari
ke-40.
Kesimpulan
������������� Pada tanah padsol, waktu peningkatan hara awal untuk mencapai standar
EC pada pertumbuhan vegetatif lebih
lama daripada waktu
untuk mencapai periode generatif. Secara
teknis, tanah organosol memiliki daya dukung yang cukup baik sebagai lahan
pertanian untuk semua
komoditas karena mampu mencapai kadar
hara untuk masa generatif cukup
cepat, yaitu hanya 15 hari. Daya dukung
sebagai lahan pertanian
yang baik adalah karena didukung
oleh populasi mikroba
yang cukup, atau sebaliknya daya dukung lahan akan menurun dengan
menurunnya jumlah populasi mikroba akibat penggunaan pupuk dan
pestisida kimia. Penggunaan pupuk dan pestisida
anorganik/kimia yang berlebihan akan meningkatkan keasaman tanah dan membunuh mikroba tanah
sehingga akan menurunkan daya dukung tanah gambut baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
BIBLIOGRAFI
Ardiyanto, A., Ariman, A., &
Supriyadi, E. (2021). Alat Pengukur Suhu Berbasis Arduino Menggunakan Sensor
Inframerah Dan Alarm Pendeteksi Suhu Tubuh Diatas Normal. Sinusoida, 23(1),
11�21.
Dawoud, D. S., & Dawoud, P. (2020). 2
Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (Uart).
Douglas, M. G. (1988). Integrating
Conservation Into Farming Systems: The Malawi Experience.
Ramdhan, M. (2021). Metode Penelitian.
Cipta Media Nusantara.
Suliyati, T. (2016). Penataan Drainase
Perkotaan Berbasis Budaya Dalam Upaya Penanganan Banjir Di Kota Semarang. Humanika,
19(1), 59�69.
Sunjoto, S. (1988). Optimasi Sumur Resapan
Air Hujan Sebagai Salah Satu Usaha Pencegahan Instrusi Air Laut. Yogyakarta:
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Sunjoto, S. (2011). Teknik Drainase
Pro-Air. Yogyakarta: Fakultas Teknik Ugm.
Widiasmadi, N. (2019). Peningkatan Laju
Infiltrasi Dan Kesuburan Lahan Dengan Metode Biosoildam Pada Lapisan Tanah
Keras Dan Tandus. Prosiding Seminar Sains Nasional Dan Teknologi, 1(1).
Widiasmadi, N. (2020). Analisa Elektrolit
Konduktifitas & Keasaman Tanah Secara Real Time Menggunakan Smart
Biosoildam. Prosiding Seminar Nasional Nciet, 1(1), 11�24.
Widiasmadi, N. (2022a). Konservasi Lahan
Pantai Dengan Fermentasi Limbah Ikan Biolimax. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (Jpdk), 4(5), 2538�2547.
Widiasmadi, N. (2022b). Pertanian
Berwawaskan Konservasi Dengan Teknologi Biofertilizer Ma-11. Jurnal Pendidikan
Dan Konseling (Jpdk), 4(5), 2958�2966.
Widiasmadi, N. (2022c). Simulasi Populasi
Mikroba Untuk Optimasi Konduktifitas Elektrolit Pada Tanah Latosol Menggunakan
Teknologi Smart Biosoildam. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11),
15379�15391.
Widiasmadi, N. (2022d). Simulation Of The
Number Of Microbial Populations For Fertility Optimization In Clay Soils Using
Smart Biosoidam Technology. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(7),
9395�9409.
Widiasmadi, N. (2023a). Optimasi Ec Pada
Tanah Clay Untuk Lahan Bawang Merah Melalui Simulasi Populasi Mikroba
Menggunakan Teknologi Smart Biosoildam. Jurnal Cahaya Mandalika, 4(2),
86�95.
Widiasmadi, N. (2023b). Teknologi
Biosoildam Untuk Mendukung Sistem Agro Konservasi Pada Tanah Laterit. Journal
On Education, 5(3), 9510�9522.
Widiasmadi, N., & Suwarno, D. (2022).
Biohole Effectiveness Analysis Through The Distribution Pattern Of Microbes At
Each Depth In Real Time On Coastal Sand. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia P, 7(6-8�22), 1�18.
Copyright holder: Nugroho Widiasmadi (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |