Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 11, November
2022
PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI MELALUI
IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Erna Kusumawati��
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian untuk melihat implementasi pelaksanaan Total Quality Management (TQM) di SDN Poris Pelawad 3. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai alat pengumpul data. Narasumber terdiri dari kepala sekolah, guru, staf sekolah dan komite sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SDN Poris Pelawad 3 telah melaksanakan TQM dengan baik. Hal ini ditandai dengan Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 sudah mengadopsi konsep Total Quality Management.� Hasil penelitian mengacu pada teori dari Goetsch dan Davis yaitu: 1. Fokus pada pelanggan. 2. Obsesi terhadap kualitas. 3. Pendekatan ilmiah. 4. Komitmen jangka panjang. 5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan. 7. Pendidikan dan pelatihan. 8. Kebebasan yang terkendali. 9. Kesatuan tujuan. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan. Implikasinya agar semua stakeholder sekolah mampu melaksanakan TQM sehingga mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 khususnya dan sekolah dasar negeri lainnya dapat terjaga dan terus meningkat.
Kata kunci: Total Quality Management, Mutu Pendidikan, Sekolah Dasar Negeri.
Abstract
The purpose of the study was to see the implementation of
Total Quality Management (TQM) implementation at SDN Poris Pelawad 3. This
qualitative descriptive research uses interview, observation, and documentation
methods as a data collection tool. The speakers consisted of principals,
teachers, school staff and school committees. The results of this study show
that SDN Poris Pelawad 3 has implemented TQM well. This is marked by Poris
Pelawad 3 State Elementary School has adopted the concept of Total Quality
Management.� The results of the study
refer to the theories of Goetsch and Davis, namely: 1. Focus on the customer.
2. Obsession with quality. 3. Scientific approach. 4. Long-term commitment. 5.
Teamwork, partnerships, and relationships are established and fostered. 6.
Continuous improvement of the system. 7. Education and training. 8. Controlled
freedom. 9. Unity of purpose. 10. Engagement and empowerment. The implication
is that all school stakeholders are able to implement TQM so that the quality
of education at SDN Poris Pelawad 3 in particular and other public elementary
schools can be maintained and continue to improve.
Keywords: Total Quality Management, Quality of
Education, State Elementary Schools.
Pendahuluan
Kemajuan
pesat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan untuk
mendorong masyarakat mewujudkan cita-cita melalui proses pendidikan yang
bermutu (Kholis, 2014). Pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari lulusannya
saja, akan tetapi pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami
masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun
penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat (Kholis, 2014). Sekolah dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
standar mutu yang berlaku. Total Quality Management in Education (TQME) adalah
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara terpadu terus dilaksanakan
secara bertahap dan berkelanjutan di berbagai jenjang pendidikan, tidak
terkecuali di sekolah dasar (Putri, 2020). Pendekatan TQM tidak hanya melibatkan pencapaian kualitas
tinggi tetapi juga mempengaruhi semua segmen prosespen didikan, organisasi,
manajemen, hubungan interpersonal, material, dan sumber daya manusia (Khurniawan et al., 2020).
Dewasa
ini, muncul sebuah sistem peningkatan mutu disebut Total Quality Management
(TQM) yang dipercaya sebagai jawaban bagi berbagai lembaga pendidikan. TQM
adalah suatu konsep manajemen mutu yang dilaksanakan oleh setiap civitas
sebagai komitmen untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan (Rabiah, 2019). Banyak lembaga pendidikan bahkan perguruan tinggi menerapkan
TQM sebagai landasan upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan yang mereka
laksanakan. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik TQM yang diyakini cocok
dengan keadaan pada masa kini seperti visi misi yang mengutamakan kepuasan
konsumen, menjalin komunikasi yang baik antar semua pihak, dan mengembangkan
SDM karyawan dan lain-lain (Ali & Mardiati, 2021).
Konsep Total Quality Management manajemen mutu
pendidikan merupakan sebuah konsep yang berasal dari Total Quality Management
(TQM). Total Quality Management pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an
oleh Edward Deming yang diakui sebagai �Bapak Mutu�. Tokoh manajemen mutu yang
lain adalah Joseph M. Juran. Joseph M. Pandangan Juran mengenai mutu
merefleksikan pendekatan rasional yang berdasarkan pada fakta terhadap
organisasi bisnis dan sangat menekankan pada pentingnya proses perencanaan dan
kontrol mutu (Rofiqoh et al.,
2020).
Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan adalah
proses mengelola pendidikan dalam usaha perbaikan dan pengembangan dan menuntut
dukungan serta keinginan pemerintah, warga sekolah dan warga masyarakat (Hendartho,
2014). Manajemen mutu terpadu di sekolah
merupakan sebuah pemberian/pelayanan jasa maupun produk (Rahmawati &
Supriyanto, 2020). Istilah mutu terpadu terhadap
pendidikan dalam konteks aplikasinya konsep manajemen mutu terpadu terhadap
pendidikan ditegaskan oleh (Darifah, 2016) bahwa manajemen mutu terpadu
menekankan pada dua konsep utama. Pertama, sebagai filosofi perbaikan
terus-menerus dan kedua berhubungan dengan alat-alat teknik seperti (analisis
lapangan), uang untuk perbaikan kualitas dan harapan pelanggan.
Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO
9001: 2008 menjadi ISO 9001: 2015 terjadi beberapa perubahan-perubahan yang
cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari
8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu. Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu
terdiri dari 8 prinsip diantaranya, 1. Costumer Focus, 2. Leadership, 3. Involvement
of People, 4. Process Approach, 5. System Approach to management, 6. Continual
Improvement, 7. Factual Approach Decision Making, 8. Mutual Benficial Suppliers
Relationship. Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan
menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.
Peneliti
melihat Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 mempunyai usaha yang dapat
diapresiasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terpadu (TQM). Artikel
membahas dan mengkaji penerapan TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN
Poris Pelawad 3 Kota Tangerang. Pemilihan sekolah ini didasarkan pada lembaga
yang memperhatikan pendidikan anak usia dini dan selalu berupaya mengadakan
pendidikan yang bermutu serta memiliki visi dan misi untuk mewujudkan generasi
yang cerdas, terampil, berwawasan dan berakhlak mulia.
Metode Penelitian
����������������������� Penelitian dilakukan
dengan pendekatan kualitatif karena untuk memahami fenomena yang terjadi di
lapangan penelitian, data yang dibutuhkan bersifat ilmiah, deskriptif dan hasil
penelitian lebih mementingkan proses yang dilalui. Jenis yang digunakan adalah studi
kasus sehingga hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas dan rapi
tentang unsur-unsur tertentu sehingga menambah validasi dari hasil penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mengolah data ada 4 yaitu
mengumpulkan data, mengklasifikasi, memaparkan, lalu menyimpulkan. Teknik dan
sumber perolehan adalah (1) observasi atau pengamatan untuk memperoleh data
terkait kegiatan belajar mengajar dalam maupun luar kelas, kegiatan yang
diadakan sekolah, hingga aktivitas peserta didik di luar kelas (2) wawancara
kepada berbagai pihak seperti kepala sekolah, guru-guru, komite sekolah dan (3)
menelaah berkas-berkas seperti jurnal, buku, dan juga dokumentasi sekolah dan
untuk mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik ketekunan pengamatan
dan triangulasi data (Creswell, 2019).
Hasil dan Pembahasan
Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3
sudah mengadopsi konsep Total Quality Management. Hasil penelitian berdasarkan teori dari Goetsch dan Davis.
1. Fokus pada pelanggan.
Hasil wawancara,
observasi dan studi dokumentasi diketahui bahwa SDN Poris Pelawad 3 sudah berupaya
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat, hal ini terlihat dengan hasil
prestasi siswa, lulusan yang
baik dan diatas nilai KKM serta prestasi dalam bidang akademik tetapi juga bidang ekstrakurikuler. Sekolah sangat
menghargai karakteristik siswan yang beragam. Pendidikan inklusi mengharuskan
sekolah dasar negeri juga menerima murid-murid kebutuhan khusus. Perhatian
terhadap perbedaan karakter setiap anak sangatlah penting (Afifah et al.,
2018; Mukti & Harimi, 2021) karena setiap anak memang diciptakan
berbeda dan hidup di lingkungan yang berbeda sehingga perbedaan karakteristik
setiap anak sangatlah tidak bisa dihindari. Seorang anak sangatlah butuh untuk
dididik dan dikembangkan, saling menghargai perbedaan sehingga tumbuh sikap
peduli dan toleransi antar sesama, saling memotivasi dan tidak berniat untuk
menyakiti (Afifah et al.,
2018; Rusman & Riadi, 2021).
2. Obsesi terhadap kualitas.
Berdasarkan hasil wawancara bahwa SDN Poris Pelawad 3 sudah
memberikan yang terbaik terhadap siswa, jika dilihat dari dalam proses
pembelajaran terkait fasilitas yang sudah dilengkapi dengan AC dan kipas angin di ruang
kelas, perlengkapan belajar yang lengkap, perpustakaan, tempat upacara dan bermain yang sesuai
dengan kebutuhan serta lingkungan
sekolah yang aman bersih. Iventarisasi
aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui
sebab-sebabnya. Dalam hal ini
kegiatan inventaris meliputi kegiatan
mencatat, serta kegiatan pembuatan laporan perlengkapan sekolah sudah
dilaksanakan dengan baik, karena setiap tahunnya harus ada laporan terkait
kepihak yayasan. Penerapan TQM
pada lembaga pendidikan harus terobsesi terhadap mutu pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan secara internal dan eksternal. Penjaminan mutu
internal meliputi; (1) kebijakan dan prosedur penjaminan mutu, (2) pemantauan
terhadap program secara berkala, (3) evaluasi personel lembaga pendidikan, (4)
kualitas guru/ staf, (5) sumber belajar, (6) sistem informasi, (7)
informasi publik. Penjaminan mutu eksternal meliputi; (1) Penerapan prosedur,
(2) pengembangan proses, (3) kriteria terhadap keputusan, (4) proses sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, (5) pelaporan, (6) tindak lanjut, (7)
peninjauan terhadap pelaksanaan secara berkala, dan (8) analisis seluruh sistem. Obsesi terhadap mutu pada
lembaga pendidikan diharapkan dapat melebihi dari mutu yang diharapkan oleh
pengguna lulusan (Hasnadi, 2021).
3. Pendekatan Ilmiah.
Sangat diperlukan dalam penerapan TQM
terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga
(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. Penerapan TQM pada
lembaga pendidikan membutuhkan pendekatan ilmiah untuk mendesain tugas setiap
personel lembaga pendidikan dan mendesain proses pengambilan keputusan serta pemecahan
masalah yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas.
Langkah-langkah untuk melakukan pendekatan ilmiah dalam TQM adalah; pengumpulan
data, mengidentifikasi sumber dari penyebab suatu masalah, menghasilkan solusi
yang tepat, dan merencanakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik (Hasnadi, 2021).
4. Komitmen Jangka Panjang
Sangat penting mengadakan perubahan
budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. Hasil observasi menyebutkan bahwa disiplin
waktu dan kerja semakin meningkat indikatornya edengan memahami peraturan jam kerja peraturan
berpakaian dan berprilaku dalam bekerja, serta mematuhi peraturan cara-cara
melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain. Hal ini membuktikan bahwa orangtua atau wali
murid memiliki rasa puas dan kepercayaan terhadap kinerja sekolah dalam
mendidik anaknya walaupun menurut pengakuan wali murid dan masyarakat sekitar
bahwa biaya yang dikeluarkan setiap bulannya memang tidak sedikit, tapi itu sebanding
dengan hasil pendidikan yang terbukti di lapangan. Di lain sisi, sekolah tetap
membuka masukan-masukan atau kritik yang membangun sehingga terjadi sebuah
komunikasi dan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah dan wali murid demi
peningkatan mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 (Idris et al.,
2021).
5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina.
Baik antar karyawan perusahaan maupun
dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. Komunikasi dan kerjasama dalam
sebuah organisasi dan lembaga merupakan 2 hal yang vital terutama dalam
peningkatan mutu pendidikan (Damayanti,
2019). Konsep TQM pun, sebuah lembaga
dituntut untuk memiliki komunikasi dan kerjasama yang baik antara semua pihak (Eferi, 2016). Kerjasama dan komunikasi termasuk
dalam hal yang sangat primer dalam menjalankan sebuah organisasi maupun lembaga
pendidikan sehingga muncul rasa saling menghargai dan percaya antara satu sama
lain dalam mengambil keputusan sesuai dengan tanggung jawab yang sudah
diamanahkan selama masih dalam tujuan yang sama. Karakteristik TQM berkaitan
dengan hal ini yaitu empowerment atau wewenang dan partisipasi karyawan dalam
mengambil sebuah keputusan dalam berorganisasi (Ibadillah,
2022). Wewenang pengambilan keputusan
yang diberikan tetap dalam ranah tujuan yang sama dan dilandaskan berdasarkan
data, fakta maupun bukti nyata yang terukur serta mampu menciptakan nilai
tambah produk yang dihasilkan (Ibadillah,
2022).
6. Perbaikan Sistem
Secara berkesinambungan agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. Sarana prasarana yang dibangun memenuhi semua persyaratan dan berfungsi dengan baik. Berdasrkan hasil observasi dan �wawancara diketahui bahwa sarana prasarana SDN Poris Pelawad 3 sudah berfungsi dengan baik, dan jika ada kerusakan selalu diadakan perbaikan, serta sarana pra-sarana sudah sesuai dengan persyaratan akreditasi yang didapat. Semua sistem yang dimiliki sekolah diperbaiki secara kontinyu untuk meningkatkan mutu sekolah. Kontrol yang efektif dari atasan langsung melalui pengawasan melekat. Sekolah tetap mengadakan evaluasi yang berkelanjutan dengan adanya rapat mingguan, bulanan bahkan tahunan dari pihak internal lembaga sekolah maupun melibatkan pihak luar lembaga sekolah seperti komite dan lain-lain. Tentunya, evaluasi yang berkelanjutan sangat berdampak pada upaya lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan (Mohamad & Ahmad, 2020). Di lain sisi, perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) merupakan salah satu karakteristik konsep TQM juga (Pratama, 2019).
7. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental
Setiap orang dalam institusi dapat meningkatkan
keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. Kerjasama demi peningkatan
administrasi sekolah agar mendapatkan peningkatan dalam mutu sekolah
berkemajuan. Salah satu yang
menonjol dari usaha lembaga dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan
adalah upaya lembaga dalam meningkatkan SDM yang didalamnya termasuk guru-guru
pendidik. Karena berdasarkan penelitian yang ada, semakin SDM guru meningkat maka
proses pendidikan pun akan meningkat pula (Maujud, 2017). Berdasrkan hasil wawancara bahwa dalam meningkatkan keterampiln dan
keahlian bekerja para pendidik dan staf� yaitu dengan� adanya kegiatan sebagai guru Pamong PLP
(pelatihan pembuatan kurikulum melalui SIPLAH), PPG (mengembangkan kinerja guru menjadi guru
profesional dalam hal mengajar),
dan Pelatihan Dapodik (untuk mempermudah penginputan data). Bentuk kerjsa sama
juga sudah berjalan dengan sanat baik, seperti pembuatan kurikulum, persiapan
akreditasi, persiapan perlombaan anak-anak, mempersiapkan pentas darama musikal
di akhir tahun, serta menyiapkan acara penting dengan orang tua. Adanya proses dan progress yang nyata itu
merupakan hasil implementasi secara tidak langsung dari konsep process approach
dan continuous improvement dalam karakteristik TQM (Vebriyani et
al., 2021). Dari segi ini juga sehingga karyawan
merasa dihargai dan tidak terbebani dalam mengajar karena mereka didukung untuk
selalu berkembang.
8. kebebasan yang terkendali.
Kekeliruan dalam bekerja yang
berdampak menimbulkan ketidak puasan dan komplain masyarakat yang dilayani
semakin berkurang. Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi,
dalam memberikan pelayanan memang masih sering terjadi kekeliruan, misalnya
dalam penyampainya kepada para orang tua murit soal keuangan� tetapi untuk mesiasati agar tidak terjadi nya
lagi kekeliruan kepala sekolah, serta staf yang mengurus keuangan melakukan
penyampaian melalui surat edaran yang di jelaskan sebagaimana yang telah di
tetapkan dalam informasi apapun yang akan disampaikan. Penerapan konsep TQM pada lembaga pendidikan memiliki budaya
lembaga pendidikan yang melibatkan dan memberdayakan personel sekolah dalam
pengambilan keputusan serta pemecahan masalah. Keterlibatan personel sekolah
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa memiliki
dan tanggungjawab personel sekolah terhadap pencapaian tujuan dan mempengaruhi
kualitas lembaga pendidikan. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan
menjadi kekuatan dalam mengambil peluang dalam bisnis yang dapat secara
signifikan mempengaruhi hasil produktivitas (Hasnadi, 2021).
9. Kesatuan Tujuan
Tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya
mengenai upah dan kondisi kerja.
Dalam proses pembelajarannya, sekolah lebih menekankan pembelajaran berbasis proses pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dimana proses ini akan melatih dan menumbuhkan
kreativitas, efektivitas, kepekaan terhadap lingkugan sosial-masyarakat dan
rasa percaya diri (Anas, 2018). Proses ini diharapkan menjadi salah
satu faktor yang mampu membuat anak terbiasa dengan kemandirian dalam
memecahkan masalah yang ada sehingga anak didik sudah mulai memiliki kemampuan
problem solving sejak dini yang dibutuhkan dalam kehidupan masa depannya nanti (Rahayu, 2021).
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Dapat meningkatkan kemungkinan
dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih
efektif. Keterlibatan dan
pemberdayaan sumber daya manusia pada lembaga pendidikan sangat penting
dilakukan dalam penerapan TQM. Keterlibatan
personel sekolah dapat bermanfaat untuk meningkatkan keputusan, rencana, dan
perbaikan yang lebih baik dan lebih efektif. Keterlibatan personel sekolah juga
bermanfaat untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan
yang melibatkan personel yang harus melaksanakannya. Keterlibatan karyawan
berpengaruh terhadap kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (Susyanto, 2019).
Kesimpulan
Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 sudah mengadopsi konsep Total Quality Management. Hasil penelitian berdasarkan teori dari Goetsch dan Davis yaitu: 1. Fokus pada pelanggan. 2. Obsesi terhadap kualitas. 3. Pendekatan ilmiah. 4. Komitmen jangka panjang. 5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan. 7. Pendidikan dan pelatihan. 8. Kebebasan yang terkendali. 9. Kesatuan tujuan. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan. Implikasinya agar semua stakeholder sekolah mampu melaksanakan TQM sehingga mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 khususnya dan sekolah dasar negeri lainnya dapat terjaga dan terus meningkat.
BIBLIOGRAFI
Afifah, I. R. H., Prasetiyo, N., & Ramadhan, R. A.
(2018). Penanaman Nilai Karakter Kepedulian Sosial pada Anak Usia Dini dalam
Permainan Tradisional Kucing Tikus di TK IT Mutiara Hati. KoPeN: Konferensi
Pendidikan Nasional, 1(1), 124�128.
Ali, A., & Mardiati, A. (2021). Implementasi
Manajemen Mutu Terpadu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anshor
Cibungbulang Kabupaten Bogor. Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik, 3(1),
1�10. https://doi.org/10.46799/jequi.v3i1.30
Anas, A. (2018). Strategi Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Multikultural Di SMA Negeri 6 Palu. IAIN
Palu.
Bakobat, H., Wulur, M., & Sumarauw, J. S. B.
(2021). Analisis Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Sakit Budi Mulia
Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
9(4), 622�631. https://doi.org/10.35794/emba.v9i4.36492
Creswell, J. W. (2019). Research Design.
Pustaka Pelajar.
Damayanti, N. (2019). Pentingnya Kerjasama bagi
Peningkatan Mutu Pendidikan. Pendidikan.
Darifah, U. H. (2016). Konsep Total Quality Management
Edward Sallis dalam Perspektif Pendidikan Islam. Online Thesis, 10(1),
151�206.
Eferi, A. (2016). Urgensi Penilaian Lingkungan
Internal Dan Eksternal Dalam Penerapan Total Quality Management (Tqm) Di
Lembaga Pendidikan Islam. ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and
Education, 1(1), 149�178.
https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v1i1.149-178
Hasnadi, H. (2021). Total Quality Management: Konsep
Peningkatan Mutu Pendidikan. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 6(2).
https://doi.org/10.30998/sap.v6i2.9331
Hendartho, D. (2014). Analisis Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
Indonesia. Transparansi: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 6(2),
124�138. https://doi.org/10.31334/trans.v6i2.37.g33
Ibadillah, B. I. (2022). Penerapan Konsep TQM Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan SD Islam Daarul Muwahidin Semarang. Jurnal
Manajemen Pendidikan, 13(2), 59�75.
https://doi.org/10.21009/jmp.v13i2.30695
Idris, S., Rambe, D., Afriani, D., & Hastuti, H.
(2021). Manajemen Kolaborasi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Masyarakat
(Studi Deskriptif pada Organisasi Ikatan Keluarga Besar Baringin Sip). Hikmah,
18(1), 1�12. https://doi.org/10.53802/hikmah.v18i1.100
Kholis, N. (2014). Paradigma Pendidikan Islam Dalam
Undang-undang Sisdiknas 2003. Jurnal Kependidikan, 2(1), 71�85.
https://doi.org/10.24090/jk.v2i1.542
Khurniawan, A. W., Sailah, I., Muljono, P.,
Indriyanto, B., & Maarif, M. S. (2020). An Analysis of Implementing Total
Quality Management in Education: Succes and Challenging Factors. International
Journal of Learning and Development, 10(2), 44�59.
https://doi.org/10.5296/ijld.v10i2.17270
Maujud, F. (2017). Peran partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan mutu pendidikan madrasah (studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah
Islahul Muta�allim Pagutan Kota Mataram). PALAPA, 5(2), 92�121.
https://doi.org/10.36088/palapa.v5i2.48
Mohamad, F., & Ahmad, Z. (2020). JURNAL NASIONAL:
Membangun Pengawasan Berkelanjutan di Bidang Pendidikan. Jurnal
Intelektualita: Keislaman, Sosial, Dan Sains, 9(2).
Mukti, P. Y., & Harimi, A. C. (2021). Manajemen
Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Kelas Inklusi di SD
Terpadu Putra Harapan Purwokerto. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah
Dasar (JP2SD), 9(1), 74�83.
https://doi.org/10.22219/jp2sd.v9i1.15561
Pratama, Y. A. (2019). Implementasi Manajemen
Pembelajaran Karakter Berbasis Total Quality Management di SMP Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1),
1�22.
Putri, D. I. I. (2020). Manajemen Pengembangan Peserta
Didik Berbasis Total Quality Management di MI Al-Hidayah Bagor Miri Sragen. Millah:
Jurnal Studi Agama, 63�88. https://doi.org/10.20885/millah.vol20.iss1.art3
Rabiah, S. (2019). Manajemen Pendidikan tinggi dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Jurnal Sinar Manajemen, 6(1),
58�67. https://doi.org/10.56338/jsm.v6i1.551
Rahayu, K. N. S. (2021). Sinergi pendidikan
menyongsong masa depan indonesia di era society 5.0. Edukasi: Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(1), 87�100.
https://doi.org/10.55115/edukasi.v2i1.1395
Rahmawati, S. N. A., & Supriyanto, A. (2020).
Pentingnya Kepemimpinan dan Kerjasama Tim Dalam Implemeentasi Manajemen Mutu
Terpadu. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan), 5(1), 1�9.
https://doi.org/10.26740/jdmp.v5n1.p1-9
Rofiqoh, Y. A., Istikomah, I., & Hidayatulloh, H.
(2020). Implementation of School Quality Management in Indonesia. Proceedings
of The ICECRS, 6. https://doi.org/10.21070/icecrs2020378
Rusman, A. A., & Riadi, A. (2021). Sinkronisasi
Pendidikan Karakter dan Toleransi Masyarakat di Desa Marancar Julu, Kec.
Marancar, Kab. Tapanuli Selatan. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1),
722�729.
Susyanto, H. (2019). Pengaruh Kepemimpinan,
Keterlibatan Karyawan dan Kepuasan Kerja terhadap Kesiapan untuk Berubah dalam
Menghadapi Perubahan Organisasi. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 21(1).
https://doi.org/10.32424/jeba.v21i1.1287
Vebriyani, V., Hanik, E. U., Mubarok, I. S. H.,
Sudarto, L. R., & Nikmah, I. (2021). Implementasi Total Quality Management
(TQM) Pendidikan dalam Tantangan Globalisasi di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
(SIKL). JEID: Journal of Educational Integration and Development, 1(3),
195�209. https://doi.org/10.55868/jeid.v1i3.95
Copyright holder: Erna Kusumawati (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |