Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT

 

Erna Kusumawati��

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Tujuan penelitian untuk melihat implementasi pelaksanaan Total Quality Management (TQM) di SDN Poris Pelawad 3. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai alat pengumpul data. Narasumber terdiri dari kepala sekolah, guru, staf sekolah dan komite sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SDN Poris Pelawad 3 telah melaksanakan TQM dengan baik. Hal ini ditandai dengan Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 sudah mengadopsi konsep Total Quality Management.� Hasil penelitian mengacu pada teori dari Goetsch dan Davis yaitu: 1. Fokus pada pelanggan. 2. Obsesi terhadap kualitas. 3. Pendekatan ilmiah. 4. Komitmen jangka panjang. 5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan. 7. Pendidikan dan pelatihan. 8. Kebebasan yang terkendali. 9. Kesatuan tujuan. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan. Implikasinya agar semua stakeholder sekolah mampu melaksanakan TQM sehingga mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 khususnya dan sekolah dasar negeri lainnya dapat terjaga dan terus meningkat.

 

Kata kunci: Total Quality Management, Mutu Pendidikan, Sekolah Dasar Negeri.

 

Abstract

The purpose of the study was to see the implementation of Total Quality Management (TQM) implementation at SDN Poris Pelawad 3. This qualitative descriptive research uses interview, observation, and documentation methods as a data collection tool. The speakers consisted of principals, teachers, school staff and school committees. The results of this study show that SDN Poris Pelawad 3 has implemented TQM well. This is marked by Poris Pelawad 3 State Elementary School has adopted the concept of Total Quality Management.� The results of the study refer to the theories of Goetsch and Davis, namely: 1. Focus on the customer. 2. Obsession with quality. 3. Scientific approach. 4. Long-term commitment. 5. Teamwork, partnerships, and relationships are established and fostered. 6. Continuous improvement of the system. 7. Education and training. 8. Controlled freedom. 9. Unity of purpose. 10. Engagement and empowerment. The implication is that all school stakeholders are able to implement TQM so that the quality of education at SDN Poris Pelawad 3 in particular and other public elementary schools can be maintained and continue to improve.

 

Keywords: Total Quality Management, Quality of Education, State Elementary Schools.

 

Pendahuluan

Kemajuan pesat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan untuk mendorong masyarakat mewujudkan cita-cita melalui proses pendidikan yang bermutu (Kholis, 2014). Pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari lulusannya saja, akan tetapi pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat (Kholis, 2014). Sekolah dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Total Quality Management in Education (TQME) adalah usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara terpadu terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan di berbagai jenjang pendidikan, tidak terkecuali di sekolah dasar (Putri, 2020). Pendekatan TQM tidak hanya melibatkan pencapaian kualitas tinggi tetapi juga mempengaruhi semua segmen prosespen didikan, organisasi, manajemen, hubungan interpersonal, material, dan sumber daya manusia (Khurniawan et al., 2020).

Dewasa ini, muncul sebuah sistem peningkatan mutu disebut Total Quality Management (TQM) yang dipercaya sebagai jawaban bagi berbagai lembaga pendidikan. TQM adalah suatu konsep manajemen mutu yang dilaksanakan oleh setiap civitas sebagai komitmen untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan (Rabiah, 2019). Banyak lembaga pendidikan bahkan perguruan tinggi menerapkan TQM sebagai landasan upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan yang mereka laksanakan. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik TQM yang diyakini cocok dengan keadaan pada masa kini seperti visi misi yang mengutamakan kepuasan konsumen, menjalin komunikasi yang baik antar semua pihak, dan mengembangkan SDM karyawan dan lain-lain (Ali & Mardiati, 2021).

Konsep Total Quality Management manajemen mutu pendidikan merupakan sebuah konsep yang berasal dari Total Quality Management (TQM). Total Quality Management pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an oleh Edward Deming yang diakui sebagai �Bapak Mutu�. Tokoh manajemen mutu yang lain adalah Joseph M. Juran. Joseph M. Pandangan Juran mengenai mutu merefleksikan pendekatan rasional yang berdasarkan pada fakta terhadap organisasi bisnis dan sangat menekankan pada pentingnya proses perencanaan dan kontrol mutu (Rofiqoh et al., 2020).

Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan adalah proses mengelola pendidikan dalam usaha perbaikan dan pengembangan dan menuntut dukungan serta keinginan pemerintah, warga sekolah dan warga masyarakat (Hendartho, 2014). Manajemen mutu terpadu di sekolah merupakan sebuah pemberian/pelayanan jasa maupun produk (Rahmawati & Supriyanto, 2020). Istilah mutu terpadu terhadap pendidikan dalam konteks aplikasinya konsep manajemen mutu terpadu terhadap pendidikan ditegaskan oleh (Darifah, 2016) bahwa manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama. Pertama, sebagai filosofi perbaikan terus-menerus dan kedua berhubungan dengan alat-alat teknik seperti (analisis lapangan), uang untuk perbaikan kualitas dan harapan pelanggan.

Komponen-komponen dalam manajemen mutu terpadu menurut (Bakobat et al., 2021) menyebutkan ada sepuluh unsur utama yaitu: 1. Fokus pada pelanggan yaitu TQM baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. 2. Obsesi terhadap kualitas, yaitu dengan kualitas yang ditetapkan organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. 3. Pendekatan ilmiah, yang sangat diperlukan dalam penerapan TQM terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. 7. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang dalaminstitusi dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali. 9. Kesatuan tujuan tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 10.Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan sehingga dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif.

Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 menjadi ISO 9001: 2015 terjadi beberapa perubahan-perubahan yang cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu. Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu terdiri dari 8 prinsip diantaranya, 1. Costumer Focus, 2. Leadership, 3. Involvement of People, 4. Process Approach, 5. System Approach to management, 6. Continual Improvement, 7. Factual Approach Decision Making, 8. Mutual Benficial Suppliers Relationship. Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.

Peneliti melihat Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 mempunyai usaha yang dapat diapresiasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terpadu (TQM). Artikel membahas dan mengkaji penerapan TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 Kota Tangerang. Pemilihan sekolah ini didasarkan pada lembaga yang memperhatikan pendidikan anak usia dini dan selalu berupaya mengadakan pendidikan yang bermutu serta memiliki visi dan misi untuk mewujudkan generasi yang cerdas, terampil, berwawasan dan berakhlak mulia.

 

Metode Penelitian

����������������������� Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena untuk memahami fenomena yang terjadi di lapangan penelitian, data yang dibutuhkan bersifat ilmiah, deskriptif dan hasil penelitian lebih mementingkan proses yang dilalui. Jenis yang digunakan adalah studi kasus sehingga hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas dan rapi tentang unsur-unsur tertentu sehingga menambah validasi dari hasil penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mengolah data ada 4 yaitu mengumpulkan data, mengklasifikasi, memaparkan, lalu menyimpulkan. Teknik dan sumber perolehan adalah (1) observasi atau pengamatan untuk memperoleh data terkait kegiatan belajar mengajar dalam maupun luar kelas, kegiatan yang diadakan sekolah, hingga aktivitas peserta didik di luar kelas (2) wawancara kepada berbagai pihak seperti kepala sekolah, guru-guru, komite sekolah dan (3) menelaah berkas-berkas seperti jurnal, buku, dan juga dokumentasi sekolah dan untuk mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi data (Creswell, 2019).

 

Hasil dan Pembahasan

Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 sudah mengadopsi konsep Total Quality Management. Hasil penelitian berdasarkan teori dari Goetsch dan Davis.

1. Fokus pada pelanggan.

Hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi diketahui bahwa SDN Poris Pelawad 3 sudah berupaya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat, hal ini terlihat dengan hasil prestasi siswa, lulusan yang baik dan diatas nilai KKM serta prestasi dalam bidang akademik tetapi juga bidang ekstrakurikuler. Sekolah sangat menghargai karakteristik siswan yang beragam. Pendidikan inklusi mengharuskan sekolah dasar negeri juga menerima murid-murid kebutuhan khusus. Perhatian terhadap perbedaan karakter setiap anak sangatlah penting (Afifah et al., 2018; Mukti & Harimi, 2021) karena setiap anak memang diciptakan berbeda dan hidup di lingkungan yang berbeda sehingga perbedaan karakteristik setiap anak sangatlah tidak bisa dihindari. Seorang anak sangatlah butuh untuk dididik dan dikembangkan, saling menghargai perbedaan sehingga tumbuh sikap peduli dan toleransi antar sesama, saling memotivasi dan tidak berniat untuk menyakiti (Afifah et al., 2018; Rusman & Riadi, 2021).

2. Obsesi terhadap kualitas.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa SDN Poris Pelawad 3 sudah memberikan yang terbaik terhadap siswa, jika dilihat dari dalam proses pembelajaran terkait fasilitas yang sudah dilengkapi dengan AC dan kipas angin di ruang kelas, perlengkapan belajar yang lengkap, perpustakaan, tempat upacara dan bermain yang sesuai dengan kebutuhan serta lingkungan sekolah yang aman bersih. Iventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya. Dalam hal ini kegiatan inventaris meliputi kegiatan mencatat, serta kegiatan pembuatan laporan perlengkapan sekolah sudah dilaksanakan dengan baik, karena setiap tahunnya harus ada laporan terkait kepihak yayasan. Penerapan TQM pada lembaga pendidikan harus terobsesi terhadap mutu pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan secara internal dan eksternal. Penjaminan mutu internal meliputi; (1) kebijakan dan prosedur penjaminan mutu, (2) pemantauan terhadap program secara berkala, (3) evaluasi personel lembaga pendidikan, (4) kualitas guru/ staf, (5) sumber belajar, (6) sistem informasi, (7) informasi publik. Penjaminan mutu eksternal meliputi; (1) Penerapan prosedur, (2) pengembangan proses, (3) kriteria terhadap keputusan, (4) proses sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (5) pelaporan, (6) tindak lanjut, (7) peninjauan terhadap pelaksanaan secara berkala, dan (8) analisis seluruh sistem. Obsesi terhadap mutu pada lembaga pendidikan diharapkan dapat melebihi dari mutu yang diharapkan oleh pengguna lulusan (Hasnadi, 2021).

3. Pendekatan Ilmiah.

Sangat diperlukan dalam penerapan TQM terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. Penerapan TQM pada lembaga pendidikan membutuhkan pendekatan ilmiah untuk mendesain tugas setiap personel lembaga pendidikan dan mendesain proses pengambilan keputusan serta pemecahan masalah yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas. Langkah-langkah untuk melakukan pendekatan ilmiah dalam TQM adalah; pengumpulan data, mengidentifikasi sumber dari penyebab suatu masalah, menghasilkan solusi yang tepat, dan merencanakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik (Hasnadi, 2021).

4. Komitmen Jangka Panjang

Sangat penting mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. Hasil observasi menyebutkan bahwa disiplin waktu dan kerja semakin meningkat indikatornya edengan memahami peraturan jam kerja peraturan berpakaian dan berprilaku dalam bekerja, serta mematuhi peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain. Hal ini membuktikan bahwa orangtua atau wali murid memiliki rasa puas dan kepercayaan terhadap kinerja sekolah dalam mendidik anaknya walaupun menurut pengakuan wali murid dan masyarakat sekitar bahwa biaya yang dikeluarkan setiap bulannya memang tidak sedikit, tapi itu sebanding dengan hasil pendidikan yang terbukti di lapangan. Di lain sisi, sekolah tetap membuka masukan-masukan atau kritik yang membangun sehingga terjadi sebuah komunikasi dan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah dan wali murid demi peningkatan mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 (Idris et al., 2021).

5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina.

Baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. Komunikasi dan kerjasama dalam sebuah organisasi dan lembaga merupakan 2 hal yang vital terutama dalam peningkatan mutu pendidikan (Damayanti, 2019). Konsep TQM pun, sebuah lembaga dituntut untuk memiliki komunikasi dan kerjasama yang baik antara semua pihak (Eferi, 2016). Kerjasama dan komunikasi termasuk dalam hal yang sangat primer dalam menjalankan sebuah organisasi maupun lembaga pendidikan sehingga muncul rasa saling menghargai dan percaya antara satu sama lain dalam mengambil keputusan sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diamanahkan selama masih dalam tujuan yang sama. Karakteristik TQM berkaitan dengan hal ini yaitu empowerment atau wewenang dan partisipasi karyawan dalam mengambil sebuah keputusan dalam berorganisasi (Ibadillah, 2022). Wewenang pengambilan keputusan yang diberikan tetap dalam ranah tujuan yang sama dan dilandaskan berdasarkan data, fakta maupun bukti nyata yang terukur serta mampu menciptakan nilai tambah produk yang dihasilkan (Ibadillah, 2022).

6. Perbaikan Sistem

Secara berkesinambungan agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. Sarana prasarana yang dibangun memenuhi semua persyaratan dan berfungsi dengan baik. Berdasrkan hasil observasi dan �wawancara diketahui bahwa sarana prasarana SDN Poris Pelawad 3 sudah berfungsi dengan baik, dan jika ada kerusakan selalu diadakan perbaikan, serta sarana pra-sarana sudah sesuai dengan persyaratan akreditasi yang didapat. Semua sistem yang dimiliki sekolah diperbaiki secara kontinyu untuk meningkatkan mutu sekolah. Kontrol yang efektif dari atasan langsung melalui pengawasan melekat. Sekolah tetap mengadakan evaluasi yang berkelanjutan dengan adanya rapat mingguan, bulanan bahkan tahunan dari pihak internal lembaga sekolah maupun melibatkan pihak luar lembaga sekolah seperti komite dan lain-lain. Tentunya, evaluasi yang berkelanjutan sangat berdampak pada upaya lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan (Mohamad & Ahmad, 2020). Di lain sisi, perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) merupakan salah satu karakteristik konsep TQM juga (Pratama, 2019).

7. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental

Setiap orang dalam institusi dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. Kerjasama demi peningkatan administrasi sekolah agar mendapatkan peningkatan dalam mutu sekolah berkemajuan. Salah satu yang menonjol dari usaha lembaga dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan adalah upaya lembaga dalam meningkatkan SDM yang didalamnya termasuk guru-guru pendidik. Karena berdasarkan penelitian yang ada, semakin SDM guru meningkat maka proses pendidikan pun akan meningkat pula (Maujud, 2017). Berdasrkan hasil wawancara bahwa dalam meningkatkan keterampiln dan keahlian bekerja para pendidik dan staf� yaitu dengan� adanya kegiatan sebagai guru Pamong PLP (pelatihan pembuatan kurikulum melalui SIPLAH), PPG (mengembangkan kinerja guru menjadi guru profesional dalam hal mengajar), dan Pelatihan Dapodik (untuk mempermudah penginputan data). Bentuk kerjsa sama juga sudah berjalan dengan sanat baik, seperti pembuatan kurikulum, persiapan akreditasi, persiapan perlombaan anak-anak, mempersiapkan pentas darama musikal di akhir tahun, serta menyiapkan acara penting dengan orang tua. Adanya proses dan progress yang nyata itu merupakan hasil implementasi secara tidak langsung dari konsep process approach dan continuous improvement dalam karakteristik TQM (Vebriyani et al., 2021). Dari segi ini juga sehingga karyawan merasa dihargai dan tidak terbebani dalam mengajar karena mereka didukung untuk selalu berkembang.

8. kebebasan yang terkendali.

Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidak puasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dalam memberikan pelayanan memang masih sering terjadi kekeliruan, misalnya dalam penyampainya kepada para orang tua murit soal keuangan� tetapi untuk mesiasati agar tidak terjadi nya lagi kekeliruan kepala sekolah, serta staf yang mengurus keuangan melakukan penyampaian melalui surat edaran yang di jelaskan sebagaimana yang telah di tetapkan dalam informasi apapun yang akan disampaikan. Penerapan konsep TQM pada lembaga pendidikan memiliki budaya lembaga pendidikan yang melibatkan dan memberdayakan personel sekolah dalam pengambilan keputusan serta pemecahan masalah. Keterlibatan personel sekolah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab personel sekolah terhadap pencapaian tujuan dan mempengaruhi kualitas lembaga pendidikan. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan menjadi kekuatan dalam mengambil peluang dalam bisnis yang dapat secara signifikan mempengaruhi hasil produktivitas (Hasnadi, 2021).

9. Kesatuan Tujuan

Tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. Dalam proses pembelajarannya, sekolah lebih menekankan pembelajaran berbasis proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari dimana proses ini akan melatih dan menumbuhkan kreativitas, efektivitas, kepekaan terhadap lingkugan sosial-masyarakat dan rasa percaya diri (Anas, 2018). Proses ini diharapkan menjadi salah satu faktor yang mampu membuat anak terbiasa dengan kemandirian dalam memecahkan masalah yang ada sehingga anak didik sudah mulai memiliki kemampuan problem solving sejak dini yang dibutuhkan dalam kehidupan masa depannya nanti (Rahayu, 2021).

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif. Keterlibatan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada lembaga pendidikan sangat penting dilakukan dalam penerapan TQM. Keterlibatan personel sekolah dapat bermanfaat untuk meningkatkan keputusan, rencana, dan perbaikan yang lebih baik dan lebih efektif. Keterlibatan personel sekolah juga bermanfaat untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan yang melibatkan personel yang harus melaksanakannya. Keterlibatan karyawan berpengaruh terhadap kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (Susyanto, 2019).

 

Kesimpulan

Sekolah Dasar Negeri Poris Pelawad 3 sudah mengadopsi konsep Total Quality Management. Hasil penelitian berdasarkan teori dari Goetsch dan Davis yaitu: 1. Fokus pada pelanggan. 2. Obsesi terhadap kualitas. 3. Pendekatan ilmiah. 4. Komitmen jangka panjang. 5. Kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan. 7. Pendidikan dan pelatihan. 8. Kebebasan yang terkendali. 9. Kesatuan tujuan. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan. Implikasinya agar semua stakeholder sekolah mampu melaksanakan TQM sehingga mutu pendidikan di SDN Poris Pelawad 3 khususnya dan sekolah dasar negeri lainnya dapat terjaga dan terus meningkat.

 


BIBLIOGRAFI

 

Afifah, I. R. H., Prasetiyo, N., & Ramadhan, R. A. (2018). Penanaman Nilai Karakter Kepedulian Sosial pada Anak Usia Dini dalam Permainan Tradisional Kucing Tikus di TK IT Mutiara Hati. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 1(1), 124�128.

 

Ali, A., & Mardiati, A. (2021). Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anshor Cibungbulang Kabupaten Bogor. Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik, 3(1), 1�10. https://doi.org/10.46799/jequi.v3i1.30

 

Anas, A. (2018). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Multikultural Di SMA Negeri 6 Palu. IAIN Palu.

 

Bakobat, H., Wulur, M., & Sumarauw, J. S. B. (2021). Analisis Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Sakit Budi Mulia Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4), 622�631. https://doi.org/10.35794/emba.v9i4.36492

 

Creswell, J. W. (2019). Research Design. Pustaka Pelajar.

 

Damayanti, N. (2019). Pentingnya Kerjasama bagi Peningkatan Mutu Pendidikan. Pendidikan.

 

Darifah, U. H. (2016). Konsep Total Quality Management Edward Sallis dalam Perspektif Pendidikan Islam. Online Thesis, 10(1), 151�206.

 

Eferi, A. (2016). Urgensi Penilaian Lingkungan Internal Dan Eksternal Dalam Penerapan Total Quality Management (Tqm) Di Lembaga Pendidikan Islam. ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education, 1(1), 149�178. https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v1i1.149-178

 

Hasnadi, H. (2021). Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 6(2). https://doi.org/10.30998/sap.v6i2.9331

 

Hendartho, D. (2014). Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia. Transparansi: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 6(2), 124�138. https://doi.org/10.31334/trans.v6i2.37.g33

 

Ibadillah, B. I. (2022). Penerapan Konsep TQM Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SD Islam Daarul Muwahidin Semarang. Jurnal Manajemen Pendidikan, 13(2), 59�75. https://doi.org/10.21009/jmp.v13i2.30695

 

Idris, S., Rambe, D., Afriani, D., & Hastuti, H. (2021). Manajemen Kolaborasi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Masyarakat (Studi Deskriptif pada Organisasi Ikatan Keluarga Besar Baringin Sip). Hikmah, 18(1), 1�12. https://doi.org/10.53802/hikmah.v18i1.100

 

Kholis, N. (2014). Paradigma Pendidikan Islam Dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Jurnal Kependidikan, 2(1), 71�85. https://doi.org/10.24090/jk.v2i1.542

 

Khurniawan, A. W., Sailah, I., Muljono, P., Indriyanto, B., & Maarif, M. S. (2020). An Analysis of Implementing Total Quality Management in Education: Succes and Challenging Factors. International Journal of Learning and Development, 10(2), 44�59. https://doi.org/10.5296/ijld.v10i2.17270

 

Maujud, F. (2017). Peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah (studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah Islahul Muta�allim Pagutan Kota Mataram). PALAPA, 5(2), 92�121. https://doi.org/10.36088/palapa.v5i2.48

 

Mohamad, F., & Ahmad, Z. (2020). JURNAL NASIONAL: Membangun Pengawasan Berkelanjutan di Bidang Pendidikan. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial, Dan Sains, 9(2).

 

Mukti, P. Y., & Harimi, A. C. (2021). Manajemen Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Kelas Inklusi di SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 9(1), 74�83. https://doi.org/10.22219/jp2sd.v9i1.15561

 

Pratama, Y. A. (2019). Implementasi Manajemen Pembelajaran Karakter Berbasis Total Quality Management di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 1�22.

 

Putri, D. I. I. (2020). Manajemen Pengembangan Peserta Didik Berbasis Total Quality Management di MI Al-Hidayah Bagor Miri Sragen. Millah: Jurnal Studi Agama, 63�88. https://doi.org/10.20885/millah.vol20.iss1.art3

 

Rabiah, S. (2019). Manajemen Pendidikan tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jurnal Sinar Manajemen, 6(1), 58�67. https://doi.org/10.56338/jsm.v6i1.551

 

Rahayu, K. N. S. (2021). Sinergi pendidikan menyongsong masa depan indonesia di era society 5.0. Edukasi: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 87�100. https://doi.org/10.55115/edukasi.v2i1.1395

 

Rahmawati, S. N. A., & Supriyanto, A. (2020). Pentingnya Kepemimpinan dan Kerjasama Tim Dalam Implemeentasi Manajemen Mutu Terpadu. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan), 5(1), 1�9. https://doi.org/10.26740/jdmp.v5n1.p1-9

 

Rofiqoh, Y. A., Istikomah, I., & Hidayatulloh, H. (2020). Implementation of School Quality Management in Indonesia. Proceedings of The ICECRS, 6. https://doi.org/10.21070/icecrs2020378

 

Rusman, A. A., & Riadi, A. (2021). Sinkronisasi Pendidikan Karakter dan Toleransi Masyarakat di Desa Marancar Julu, Kec. Marancar, Kab. Tapanuli Selatan. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1), 722�729.

 

Susyanto, H. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Keterlibatan Karyawan dan Kepuasan Kerja terhadap Kesiapan untuk Berubah dalam Menghadapi Perubahan Organisasi. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 21(1). https://doi.org/10.32424/jeba.v21i1.1287

 

Vebriyani, V., Hanik, E. U., Mubarok, I. S. H., Sudarto, L. R., & Nikmah, I. (2021). Implementasi Total Quality Management (TQM) Pendidikan dalam Tantangan Globalisasi di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). JEID: Journal of Educational Integration and Development, 1(3), 195�209. https://doi.org/10.55868/jeid.v1i3.95

 

Copyright holder:

Erna Kusumawati (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: