Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN
KERJA DALAM MEMPENGARUHI KINERJA GURU DI SMPN 27 KOTA BEKASI
Yayuk Sumarsih, Heru Mulyanto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta
Email: Yayuksumarsih27@gmail.com
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh simultan kemampuan pedagogik,
motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru di SMPN 27 Kota Bekasi dan
untuk mengetahui pengaruh parsial antara kompetensi pedagogik, motivasi dan
lingkungan kerja guru di SMPN 27 Kota Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan di
SMPN 27 Kota Bekasi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2022 sampai
dengan Mei 2022. Variabel yang diteliti adalah kompetensi pedagogik, motivasi
dan lingkungan kerja. Instrumen yang digunakan sebagai sarana pengumpulan data
penelitian adalah studi pustaka dan studi lapangan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian berdasarkan data berupa
angka yang diolah dengan analisis statistik untuk mempengaruhi antar variabel
dengan sampel yang digunakan adalah 53 sampel. Pengujian instrumen dengan uji
validasi dan reliabilitas. Analisis data menggunakan software SPSS dengan empat
tahap. Pertama, menguji kualitas data. Tahap kedua, uji asumsi klasik, tahap
ketiga melakukan analisis regresi berganda. Dan yang keempat adalah menguji
hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersamaan, kompetensi
pedagogik (X1), motivasi (X2), dan lingkungan kerja (X3) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja guru. Sebagian terbukti ada pengaruh kompetensi
pedagogik terhadap kinerja guru. Sebagian terbukti ada pengaruh motivasi
terhadap kinerja guru. Sebagian terbukti adanya pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja guru.
Kata Kunci�: Kompetensi Pedagogik, Motivasi,
Lingkungan Kerja, Kinerja Guru
Abstract
The purpose of this study was to determine the
simultaneous effect of pedagogic abilities, motivation and work environment on
teacher performance at SMPN 27 Bekasi City and to determine the partial effect
between pedagogic competence, motivation and the work environment of teachers
at SMPN 27 Bekasi City. This
research was conducted at SMPN 27 Bekasi City. The research was conducted from
February 2022 to May 2022. The variables studied were pedagogic competence,
motivation and work environment. The instruments used as a means of collecting
research data are library studies and field studies. The method used in this
study is quantitative, namely research based on data in the form of numbers
that are processed by statistical analysis to influence between variables and
the sample used is 53 samples. Instrument testing with validation and
reliability tests. Data analysis using SPSS software with four stages. First,
testing data quality. The second stage, the classical assumption test, the
third stage performs multiple regression analysis. And the fourth is to test
the hypothesis. The results showed that simultaneously, pedagogic competence
(X1), motivation (X2), and work environment (X3) had a positive and significant
effect on teacher performance. Partially it is proven that there is an effect
of pedagogic competence on teacher performance. Partially it is proven that
there is an influence of motivation on teacher performance. Partially it is
proven that there is an influence of the work environment on teacher performance.
Keywords: Pedagogic Competence,
Motivation, Work Environment, Teacher Performance
Pendahuluan
Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan (Muhammad, Sulaiman, & Suhaimi, 2021). Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan tranfers ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar (Syuraiani, 2016).
Pendidikan memainkan peran penting dalam mengembangkan kekuatan seseorang secara maksimal karena pendidikan adalah cara untuk terlibat dalam meningkatkan penerimaan, bakat, dan pengalaman sebagai sumber untuk pertumbuhan. Pendidikan diinginkan untuk meningkatkan kesuksesan seseorang. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan, guru sebagai salah satu sumberdaya di sekolah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar mencapai hasil yang optimal (Nurul Zahriani & Wahyuni, 2021). Oleh karena itu, kinerja guru selalu menjadi perhatian karena merupakan faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah.� Sekolah menuntut agar guru mempunyai semangat kerja yang tinggi, ulet dalam bekerja, kompetensi yang tinggi dan disiplin kerja yang tinggi. Namun dalam realitanya masih banyak ditemui guru-guru yang belum maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Sementara peran guru tidak dapat tergantikan oleh apapun.
Penguatan tata kelola guru bagi tenaga teknis yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan visi penyampaian pembelajaran yang sejalan dengan nilai-nilai profesionalisme dan mewujudkan profesionalisme guru. Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 tentang guru mensyaratkan perubahan untuk mengakomodasi tumbuhnya tata kelola guru sebagai pendidik profesional dalam rangka perubahannya. Tantangan utama guru bukan lagi pada konsultan, dan membangun pembelajaran, memungkinkan setiap orang untuk berkembang sendiri. Keinginan untuk mencari sendiri dan menemukan sendiri diketahui telah dikuasai (Nasution, 2017). Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan instruktur, termasuk kelemahan, praktik kerja dan tempat kerja yang berbahaya dan stabil, kegagalan kesempatan untuk memahami keahlian, kurangnya rasa persatuan, kurangnya komitmen dari supervisor dan rekan kerja, disiplin kerja, gaji dan orang lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Jenjang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa guru mempunyai empat kompetensi dasar (Hasanah, 2020), yaitu: (1) kompetensi pedagogik, yaitu kompetensi guru, mengontrol pendidikan; (2) kompetensi teknis, yaitu kemampuan menguasai materi pendidikan yang luas dan mendalam yang dipelajari selama pendidikan keterampilan; (3) kompetensi psikologis, yaitu kemampuan guru sebagai anggota masyarakat untuk berinteraksi dan bersosialisasi secara efektif; dan (4) kompetensi profesional yaitu matang, stabil, matang, matang dan jujur.
Untuk keempat kompetensi tersebut, guru dituntut untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik berbakat. Hal ini karena bersekolah dan belajar tidak hanya dimaksudkan untuk membekali anak dengan berbagai jenis informasi dan teknologi (learning to know) dan yang dibutuhkan dalam kehidupannya (learning to do) tetapi pendidikan harus mampu memberikan siswa pengetahuan yang lebih lengkap (learning to know) menjadi dan kesadaran yang lebih jelas dan menghormati orang lain (learning to live together).
Sumber daya manusia yang unggul merupakan syarat utama dalam terwujudnya bangsa dan negara yang maju. Karena besarnya sumber daya alam yang melimpah, serta modal sarana dan prasarana yang tersedia, membutuhkan tangan handal dari sumber daya manusia untuk mencapai target dan tujuan negara tersebut. Untuk mencetak sumber daya manusia yang handal, diperlukan adanya suatu sistem pendidikan yang baik. Hal ini salah satunya dapat dilakukan melalui jenjang pendidikan di sekolah (Idris, 2016).
Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu sama lainnya serta berkonstribusi pada pencapaian tujuan pendidikan. Komponen-komponen tersebut adalah kurikulum, bahan ajar, siswa sebagai peserta didik, guru sebagai tenaga pendidik, kepala sekolah, sarana dan prasarana, serta tenaga kependidikan lainnya. Semua komponen tersebut harus berkembang sesuai tuntutan zaman dan perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Untuk berkembang tentunya harus ada proses perubahan. Pengembangan ini hendaknya bertolak dari hal-hal yang menyebabkan organisasi tersebut tidak dapat berfungsi dengan sebaik yang diharapkan (Sumar & Razak, 2016).
Untuk mewujudkan generasi yang handal, diperlukan suatu pendidikan yang dilakukan oleh tenaga profesional. Baik dari pihak sekolah, maupun guru serta sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya akan termotivasi untuk mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Untuk menciptakan situasi yang kondusif, kepala sekolah memiliki kewenangan untuk mengawasi bawahannya agar guru-guru dapat melaksankan tugasnya dengan baik dan peserta didik pun dapat belajar dengan tenang. Di samping itu pula, pihak manajemen sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan guru-guru sebagai bawahannya. Serta adanya pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang diraih oleh bawahannya. Karena guru juga memiliki keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan dapat terpenuhi di tempat kerjanya.
Guru yang juga harus memberikan pengajaran yang efektif bagi murid-murid agar materi pelajaran yang diberikan mampu diterima dengan baik oleh para siswa. Oleh karena itu diperlukan juga kompetensi pedagogik, motivasi dan lingkungan kerja dalam mengajar untuk memberikan materi pelajaran kepada para siswa di sekolah, selain itu dengan semangat kerja yang ada pada guru, akan meningkatkan kinerja guru sehingga guru dapat menciptakan materi dan metode mengajar yang mampu diterima oleh siswa/i.
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika (Sholeh, 2016). Dalam meningkatkan kinerja guru, SMPN 27 Kota Bekasi memberikan supervisi bagi guru yang mengajar, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja guru dalam memiliki tujuan kerja sebagai seorang guru. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, masih terlihat guru tidak stabil kinerjanya yang di lihat dari hasil supervisi.
Kompetensi guru diperlukan dalam memberikan pengajaran. Guru yang memiliki kompetensi tinggi merupakan guru yang profesional yang memiliki keterampilan dan pengetahuan. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan(Prayogi, Lesmana, & Siregar, 2019). Sedangkan berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Salah satu yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi, menurut asal katanya, motivasi berasal dari bahasa Latin �movere� yang artinya bergerak. Istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia. Menurut (Mundakir & Zainuri, 2018) motivasi adalah merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan menurut (Catio & Sunarsi, 2020) terdapat dua jenis motivasi, yaitu Motivasi langsung adalah motivasi (materil dan non materil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya dan bonus. Motivasi tidak langsug adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan semangat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, motivasi berupa fasilitas sebagai penunjang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa juga diperlukan.
Dalam mengemban visi, dan misi yang hendak dicapai di sekolah, pihak sekolah harus mampu mempengaruhi dan mendorong para guru dengan baik dan menarik, agar terbina hubungan kerja yang harmonis. Karena dalam pencapaian visi dan misi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten dan memiliki etos kerja yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya dorongan atau motivasi agar tumbuh suatu kebutuhan untuk berubah. Dan dorongan tersebut harus diawali dari dalam diri individu.
Dalam rangka meningkatkan motivasi kerja guru, pemerintah telah melakukan upaya, salah satunya adalah memberikan tunjangan profesi (Tunjangan sertifikasi guru) yang diberikan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan).
Walaupun sudah diberikan tunjangan penghasilan yang memadai, tetapi sebagian besar motivasi kerja guru masih rendah, sehingga masih ada beberapa guru yang dating hanya sekedar finger print, ada juga yang jarang melakukan pembelajaran via zoom hanya memberikan tugas saja.� Hal ini dikarenakan guru belum memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya dan masih banyak guru yang belum memiliki sertifikasi guru, sehingga belum mendapatkan tunjangan sertifikasi guru dari pemerintah. Motivasi kerja guru dari hasil pengamatan masih banyak yang terlihat malas-malasan dalam mengajar, tidak mempersiapkan bahan ajar dan tidak mempunyai buku pegangan.
Oleh karena motivasi kerjanya menurun akan berdampak pada kinerja pula, yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa karena guru tidak antusias dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, jenis motivasi apakah yang mampu memotivasi bawahannya agar tercipta kondisi kerja yang menyenangkan sehingga terbina hubungan baik yang diharapkan mampu meningkatkan semangat mengajar guru, dan prestasi dari peserta didiknya.
Selain faktor kompetensi dan motivasi kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yaitu lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Terlihat suasana di dalam ruangan belajar mengajar yang kurang kondusif, seperti kurangnya penerangan di dalam ruangan, kurang lengkapnya fasilitas belajar di ruangan. Ditegaskan bahwa jika merasakan suasana kerja yang kondusif di sekolahnya maka diharapkan siswa akan mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Disimpulkan bahwa lingkungan pembelajaran di kelas maupun di sekolah mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian (Melianah, Nurahyani, & Missriani, 2020) yang mengatakan bahwa lingkungan kerja memiliki dampak postif secara signifikan terhadap kepuasan dan kinerja.
Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah di
jelaskan, maka dapat diperoleh model yang layak digunakan untuk menjelaskan
pengaruh Kompetensi Pedagogik, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Guru di SMPN 27 Kota Bekasi. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
adalah: Kompetensi Pedagogik, Motivasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh Secara
Parsial terhadap Kinerja Guru di SMPN 27 Kota Bekasi. Kompetensi Pedagogik,
Motivasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh Secara Simultan terhadap Kinerja Guru
di SMPN 27 Kota Bekasi. Kompetensi Pedagogik merupakan faktor yang dominan
pengaruhnya terhadap Kinerja Guru di SMPN 27 Kota Bekasi.
Metode Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode kuantitatif asosiatif yang didukung oleh
pendekatan kualitatif. Menurut (F.
X. Sugiyono, 2017) penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua
variable atau lebih, dan juga penelitian kuantitatif yaitu penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Agus
Sugiyono, 2001). Strategi metode campuran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah urutan analisis kuantitatif dan
kualitatif, tujuan strategi ini adalah untuk mengidentifikasikan komponen
konsep (subkonsep) melalui analisis data kuantitatif dan kemudian mengumpulkan
data kualitatif guna memperluas informasi yang tersedia (Mushlih
et al., 2018). Intinya adalah untuk menyatukan
data kuantitatif dan data kualitatif agar memperoleh analisis yang lebih
komprehensif, valid, reliable, dan obyektif.
Penelitian dilakukan pada Kinerja Guru di SMPN 27 Kota Bekasi dengan pertimbangan sebagai berikut:
SMPN
27 Kota Bekasi, sebagai
sekolah tingkat pertama yang memiliki peran dan fungsi untuk
menciptakan generasi muda dalam rangka pencapaian tujuan pemerintah yang mana belum ada yang meneliti ditempat tersebut.
Disamping
itu tempat penelitian ini memudahkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data
karena peneliti merupakan guru di sekolahan tersebut. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari penulisan proposal hingga
penulisan tesis. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di SMPN 27 Kota Bekasi yang berjumlah 56 orang.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Penelitian
Uji
Normalitas
����������� Pengujian
normalitas secara grafik menghasilkan grafik Normal P-P Plot yang
memperlihatkan titik-titik nilai residual pada grafik Normal P-P Plot menyebar
di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukan bahwa data
variabel yang digunakan untuk analisis regresi ganda berasal dari data yang
berdistribusi normal.
Gambar 1
Normal
P-P Plot Uji Asumsi Normalitas
Uji
Multikolinieritas
Tabel coefficient Collinearity
Statistics diatas digunakan untuk menguji persyarataan analisis
multikolinieritas. Dari tabel tersebut diperoleh masing-masing variabel
independen memiliki nilai Tolerance = 0.471, 0,393, 0,338,� dan VIF 2.122, 2.544, 2.957, Karena nilai
Tolerance lebih besar dari pada persyaratan minimal ( 0.471 > 0.2 ), ( 0,393
> 0.2), (0,338 > 0.2)� dan nilai
VIF lebih rendah dari persyaratan maksimal ( 2.122 < 10 ),( 2.544 < 10
),( 2.957< 10 )� maka dapat
disimpulkan bahwa analisis regresi linier ganda tidak memiliki masalah
multikolinieritas ( model yang dikembangkan sudah tepat ).
Tabel 1
Coefficient
Uji Asumsi Multikolinieritas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
Kompentens_Pedagogik |
.471 |
2.122 |
|
Motivasi |
.393 |
2.544 |
|
Lingkungan_Kerja |
.338 |
2.957 |
a.
Dependent Variable : Kinerja Guru
Uji
Heteroskedastisitas
Grafik
scatter plot memperlihatkan bahwa titik-titik hasil perhitungan menyebar secara
acak diatas dan dibawah titik origin serta tidak membentuk pola tertentu. Hal
ini dapat dikatakan bahwa hasil analisis regresi ganda benar-benar linier
karena tidak memiliki masalah heteroskedastisitas sehingga analisis regresi linier
ganda dapat dilanjutkan.
Gambar 2
Scatterplot
Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Karena
persyaratan analisis (asumsi klasik) telah terpenuhi, yaitu memenuhi
normalitas, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak
terjadi heterokedastisitas maka analisis regresi linier ganda dapat dilanjutkan. Data yang digunakan adalah data
yang telah diuji tanpa melakukan perubahan karena persyaratan asumsi klasik
telah terpenuhi semua.
Uji
Aoutokorelasi
Nilai Durbin-Watson hasil perhitungan sebesar DW = 1.996.
Berdasar kategori yang telah ada, nilai DW termasuk dalam range 1.65 < DW (1.996)
< 2.35 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Oleh karena itu analisis
regresi linier ganda dapat dilanjutkan
Tabel 2
Model
Summary Uji Asumsi Autokorelasi
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.785a |
.617 |
.594 |
5.850 |
1.996 |
b.
Predictors : (Constant) Kompetensi Pedagogik,
Motivasi, Lingkungan Kerja.
c.
Dependen Variable : Kinerja Guru
Uji
Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan
sebanyak dua kali sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu sebagai berikut
:
Pengujian
Hipotesis 1 : Analisa Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Kompentensi terhadap Kinerja Guru SMPN 27 Kota Bekasi. koefesien Regresi Kompentensi pedagogik (X1) sebesar b1 = 0. 0.194 pada model persamaan regresi��� linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1o:
b1 = 0: tidak ada pengaruh
H1a:
b1 ≠ 0: ada pengaruh
Koefisien regresi Kompentensi Pedagogik
(X1) sebesar b1 = 0.0194 memiliki probabilitas t hitung sebesar 1.533 Karena b1
≠ 0 dan probabilitas t hitung lebih besar dari pada taraf uji penelitian
(Sig t > α atau 0,131 > 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti Kompentensi Pedagogik (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
adalah tidak signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa variabel
kompentensi pedagogik bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja guru, tetapi masih ada faktor lain atau variabel lain yang
mempengaruhinya.
Pengujian
Hipotesis 2 : Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Guru
Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru
SMPN 27 Kota Bekasi. nilai koefesien Regresi Motivasi (X2) sebesar b2 = 0,196 pada model persamaan
regresi linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H1o
: b1 = 0 : tidak ada pengaruh
H1a
: b1 ≠ 0 : ada pengaruh
Koefisien regresi Motivasi (X2)
sebesar b2 = 0,196 memiliki probabilitas t hitung sebesar 1,567 Karena b1 ≠ 0 dan
probabilitas t hitung lebih besar daripada taraf uji penelitian (Sig t <
α atau 0,123 > 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti pengaruh Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) adalah
tidak signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis
pertama penelitian ini tidak diterima yang berarti tidak ada pengaruh secara
parsial Motivasi terhadap Kinerja guru.
Pengujian
Hipotesis 3 : Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Guru.
Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Terhadap Kinerja Guru SMPN 27
Kota Bekasi nilai koefesien Regresi Lingkungan Kerja (X3) sebesar b3 = 0,491 pada model persamaan
regresi linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H1o
: b1 = 0 : tidak ada pengaruh
H1a
: b1 ≠ 0 : ada pengaruh
Koefisien regresi Lingkungan Kerja
(X3) sebesar b3 = 0,491 memiliki probabilitas t hitung sebesar 3,085 Karena b1 ≠ 0 dan
probabilitas t hitung lebih besar dari pada taraf uji penelitian (Sig t <
α atau 0,003 < 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti pengaruh Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
adalah signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis
pertama penelitian ini diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh parsial Lingkungan
Kerja terhadap Kinerja Guru dengan arah positif.
Pembahasan
Pengaruh
Kompetensi
Pedagogik terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan olah data diatas
diketahui nilai t hitung (0,194) dengan tingkat signifikan (0.131) > (0.005) maka, Ha ditolak dan Ho
diterima yang artinya tidak ada pengaruh Kompentensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru
SMPN 27 Kota Bekasi. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa Kompentensi Pedagogik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan dengan arah positif yang artinya semakin tinggi Kompentensi Pedagogik yang diterima Guru SMPN 27 Kota Bekasi tidak akan mempengaruhi kinerja guru tersebut. Besarnya pengaruh kompentensi pedagogik terhadap kinerja guru ditunjukan dengan nilai
koefisien regresi kompentensi pedagogik yang ditunjukan dengan symbol β1 =0,194
dengan sig t β1 =0,131 pada model persamaan regresi ganda Y = 9,048
+ 0,194 X1 + 0,196X2 + 0,491X3. Menurut Loughran Berry & Mulhall (2006) bahwa PCK
(Pedagogical Content Knowledge) adalah gagasan akademik yang menyajikan tentang
ide yang berakar dari keyakinan bahwa mengajar memerlukan lebih dari sekedar
pemberian pengetahuan muatan subjek kepada peserta didik dan belajar tidak
sekedar hanya menyerap informasi tetapi lebih dari penerapannya.
Guru akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan bukan mematuhi tugasnya itu dengan paksaan. Kesediaan kerja adalah suatu sikap perilaku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan tugas pokok sebagai seorang guru. Guru harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar guru lain mengikutinya sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Priyono, Qomariah dan Winahyu (2018) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Guru dan Lingkungan Kerja fisik terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Tanggul Jember diperoleh persaman Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2 +0,138 X3. Dimana nilai b untuk variabel Kompetensi Pedagogik sebesar 0,147. Besarnya pengaruh Kompetensi Pedagogik pada persaman ini yaitu 0,147 dengan pengaruh positif. Artinya, apabila Kompetensi Pedagogik naik 1 satuan maka kepuasan pelanggan juga naik satu satuan. Artinya penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang ada.
Dari penjabaran diatas disimpulkan bahwa pada penelitian ini Kompetensi Pedagogik tidak bepengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Yang artinya ketika naik atau turun Kompetensi Pedagogik tidak akan mempengaruhi kinerja karyawan. Atribut-atribut pada tangible seperti peralatan, fasilitas ini tidak akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa factor yang mempengaruhi Kompetensi Pedagogik tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan meliputi :
�
Kurangnya rasa kepedulian
gur terhadap pencapaian Sekolahan.
�
Sedikitnya sampel yang digunakan
pada penelitian ini
�
Kurang lamanya
penelitian, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
�
Kurang seimbangnya antara
responden laki-laki dan perempuan.
Namun demikian, secara simultan
variabel Kompetensi Pedagogik, Motivasi, Lingkungan Kerja memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 68 %.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan
olah data diatas diketahui nilai t hitung (0,196) dengan tingkat signifikan (0123) <
(0.005) maka, Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada pengaruh
Motivasi terhadap SMPN 27 Kota Bekasi. Motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja guru dengan arah positif yang artinya semakin tinggi Motivasi yang
diterima guru SMPN 27 Kota Bekasi maka makin tinggi pula kinerja guru tersebut.
Besarnya pengaruh Motivasi terhadap kinerja guru ditunjukan dengan nilai
koefisien regresi motivasi yang ditunjukan dengan symbol β2 =0,196
pada model persamaan regrresi ganda Y = 9,048 + 0,194 X1 + 0,196X2 + 0,491X3 Artinya Motivasi yang semakin tinggi maka kinerja guru juga
semakin tinggi. Menurut Uno (2007), pengertian motivasi adalah dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya
hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan,
dan penghormatan. Hal ini berarti antara teori dan peneiltian dilapangan
sesuai. Dimana ketika Motivasi meningkat
maka kinerja guru juga meningkat.
Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari P. I., (2018)
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 10 Muaro Jambi Bersama diperoleh persaman
Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2 +0,138 X3 dimana
nilai b untuk variabel Motivasi sebesar
0,164. Artinya ketika Motivasi
mengalami kenaikan maka, kinerja guru juga naik. Begitu juga sebaliknya.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru secara signifikan. Dimana hal tersebut sesuai dengan teori dan penelitian, baik penelitian terdahulu ataupun saat ini. Oleh karena itu diharapkan apa yang sudah dilakukan oleh SMPN 27 Kota Bekasi ke guru terkait dengan pembinaan, pelatihan, diklat tentang sertifikasi, kemampuan dalam menjalankan SOP proses belajar mengajar dan kemampuan dalam mengaplikasikannya di tempat kerja. Agar kinerja guru menjadi bertambah pula dan hal ini juga akan menambah keuntungan untuk SMPN 27 Kota Bekasi itu sendiri.
Pengaruh Lingkungan
Kerja terhadap
kinerja Guru
Berdasarkan
olah data diatas diketahui nilai t hitung (0,491) dengan tingkat signifikan (0.003) <
(0.005) maka, Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMPN 27 Kota Bekasi. Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja guru dengan arah positif yang artinya semakin tinggi
lingkungan kerja yang diterima guru SMPN 27 Kota Bekasi maka makin
tinggi pula kinerja guru tersebut. Besarnya pengaruh Linkungan Kerja terhadap
kinerja guru ditunjukan dengan nilai koefisien regresi Lingkungan Kerja yang
ditunjukan dengan symbol β3 =0,491 pada model persamaan regresi
ganda Y= 9.048 + 0,194 X1+ 0,196 X2 +
0,491 X3. Hasil penelitian
ini sesuai dengan pendapat Menurut Danang (2015, p.38) lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Menurut Sedarmayanti
dalam Desi (2015, p.25) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Subhan (2017) Pengaruh Kompetensi, Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Guru (Studi pada SMK Negeri di Kota
Tasikmalaya) diperoleh persaman Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2
+0,138X3. Dimana nilai b untuk variabel Komitmen Organisasi sebesar 0,188.
Besarnya pengaruh komitmen Organisasi pada persaman ini yaitu 0,188
dengan pengaruh positif. Artinya, apabila Kompetensi naik 1 satuan maka
Kinerja Guru juga naik satu satuan. Hal ini sama halnya pada penelitian ini.
Dapat disimpulakan bahwa baik penelitia terdahulu maupun penelitian saat ini Lingkungan
Kerja memiliki perngaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Berdasarkan
teori dan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
sesuai dengan hipotesis awal yang sudah dikemukakan. Adanya
perhatian khusus dan baik dari SMPN 27 Kota Bekasi atas Lingkungan Kerja yang
diberikan akan berpengaruh juga pada kinerja guru, karena guru akan merasa
diperhatikan oleh Sekolahan yaitu apa yang dibutuhkan dan dikeluhkannya
ditanggapi secara baik oleh pihak Sekolah Semakin baik persepsi guru terhadap
kepedulian yang diberikan oleh Sekolahan maka kinerja guru juga akan semakin
tinggi. Dan jika persepsi guru terhadap kepedulian yang diberikan oleh sekolahan
buruk maka kinerja guru juga akan semakin rendah.
Pengujian
normalitas secara grafik menghasilkan grafik Normal P-P Plot yang
memperlihatkan titik-titik nilai residual pada grafik Normal P-P Plot menyebar
di sekitar dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukan bahwa data
variabel yang digunakan untuk analisis regresi ganda berasal dari data yang
berdistribusi normal.
Gambar 1
Normal
P-P Plot Uji Asumsi Normalitas
Uji
Multikolinieritas
Tabel coefficient Collinearity
Statistics diatas digunakan untuk menguji persyarataan analisis
multikolinieritas. Dari tabel tersebut diperoleh masing-masing variabel
independen memiliki nilai Tolerance = 0.471, 0,393, 0,338,� dan VIF 2.122, 2.544, 2.957, Karena nilai
Tolerance lebih besar dari pada persyaratan minimal ( 0.471 > 0.2 ), ( 0,393
> 0.2), (0,338 > 0.2)� dan nilai
VIF lebih rendah dari persyaratan maksimal ( 2.122 < 10 ),( 2.544 < 10
),( 2.957< 10 )� maka dapat
disimpulkan bahwa analisis regresi linier ganda tidak memiliki masalah
multikolinieritas ( model yang dikembangkan sudah tepat ).
Gambar Tabel 1
Coefficient
Uji Asumsi Multikolinieritas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
Kompentens_Pedagogik |
.471 |
2.122 |
|
Motivasi |
.393 |
2.544 |
|
Lingkungan_Kerja |
.338 |
2.957 |
d.
Dependent Variable : Kinerja Guru
Uji
Heteroskedastisitas
Grafik
scatter plot memperlihatkan bahwa titik-titik hasil perhitungan menyebar secara
acak diatas dan dibawah titik origin serta tidak membentuk pola tertentu. Hal
ini dapat dikatakan bahwa hasil analisis regresi ganda benar-benar linier
karena tidak memiliki masalah heteroskedastisitas sehingga analisis regresi linier
ganda dapat dilanjutkan.
Gambar 2
Scatterplot
Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Karena persyaratan analisis
(asumsi klasik) telah terpenuhi, yaitu memenuhi normalitas, tidak terjadi
autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heterokedastisitas
maka analisis regresi linier ganda dapat dilanjutkan. Data yang digunakan adalah data
yang telah diuji tanpa melakukan perubahan karena persyaratan asumsi klasik
telah terpenuhi semua.
Uji
Aoutokorelasi
Tabel 2
Model
Summary Uji Asumsi Autokorelasi
Model
Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.785a |
.617 |
.594 |
5.850 |
1.996 |
e.
Predictors : (Constant) Kompetensi Pedagogik,
Motivasi, Lingkungan Kerja.
f.
Dependen Variable : Kinerja Guru
Uji
Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan
sebanyak dua kali sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu sebagai berikut
:
Pengujian
Hipotesis 1 : Analisa Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Kompentensi terhadap Kinerja Guru SMPN 27 Kota Bekasi. koefesien Regresi Kompentensi pedagogik (X1) sebesar b1 = 0. 0.194 pada model persamaan regresi��� linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1o:
b1 = 0: tidak ada pengaruh
H1a:
b1 ≠ 0: ada pengaruh
Koefisien regresi Kompentensi Pedagogik
(X1) sebesar b1 = 0.0194 memiliki probabilitas t hitung sebesar 1.533 Karena b1
≠ 0 dan probabilitas t hitung lebih besar dari pada taraf uji penelitian
(Sig t > α atau 0,131 > 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti Kompentensi Pedagogik (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
adalah tidak signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa variabel
kompentensi pedagogik bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja guru, tetapi masih ada faktor lain atau variabel lain yang
mempengaruhinya.
Pengujian
Hipotesis 2 : Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Guru
Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru
SMPN 27 Kota Bekasi. nilai koefesien Regresi Motivasi (X2) sebesar b2 = 0,196 pada model persamaan
regresi linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H1o
: b1 = 0 : tidak ada pengaruh
H1a
: b1 ≠ 0 : ada pengaruh
Koefisien regresi Motivasi (X2)
sebesar b2 = 0,196 memiliki probabilitas t hitung sebesar 1,567 Karena b1 ≠ 0 dan
probabilitas t hitung lebih besar daripada taraf uji penelitian (Sig t <
α atau 0,123 > 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti pengaruh Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) adalah
tidak signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis
pertama penelitian ini tidak diterima yang berarti tidak ada pengaruh secara
parsial Motivasi terhadap Kinerja guru.
Pengujian
Hipotesis 3 : Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Guru.
Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Terhadap Kinerja Guru SMPN 27
Kota Bekasi nilai koefesien Regresi Lingkungan Kerja (X3) sebesar b3 = 0,491 pada model persamaan
regresi linier ganda Ŷ = 9.048 + 0,194 X1 + 0,196 X2 + 0,491 X3 Hipotesis statistik yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H1o
: b1 = 0 : tidak ada pengaruh
H1a
: b1 ≠ 0 : ada pengaruh
Koefisien regresi Lingkungan Kerja
(X3) sebesar b3 = 0,491 memiliki probabilitas t hitung sebesar 3,085 Karena b1 ≠ 0 dan
probabilitas t hitung lebih besar dari pada taraf uji penelitian (Sig t <
α atau 0,003 < 0,05), maka H1o ditolak dan H1a
diterima yang berarti pengaruh Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
adalah signifikan. Signifikansi hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis
pertama penelitian ini diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh parsial
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru dengan arah positif.
Pembahasan
Pengaruh
Kompetensi
Pedagogik terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan olah data diatas diketahui nilai t hitung (0,194) dengan tingkat signifikan (0.131) > (0.005) maka, Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada pengaruh Kompentensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru SMPN 27 Kota Bekasi. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa Kompentensi Pedagogik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan arah positif yang artinya semakin tinggi Kompentensi Pedagogik yang diterima Guru SMPN 27 Kota Bekasi tidak akan mempengaruhi kinerja guru tersebut. Besarnya pengaruh kompentensi pedagogik terhadap kinerja guru ditunjukan dengan nilai koefisien regresi kompentensi pedagogik yang ditunjukan dengan symbol β1 =0,194 dengan sig t β1 =0,131 pada model persamaan regresi ganda Y = 9,048 + 0,194 X1 + 0,196X2 + 0,491X3. Menurut Loughran Berry & Mulhall (2006) bahwa PCK (Pedagogical Content Knowledge) adalah gagasan akademik yang menyajikan tentang ide yang berakar dari keyakinan bahwa mengajar memerlukan lebih dari sekedar pemberian pengetahuan muatan subjek kepada peserta didik dan belajar tidak sekedar hanya menyerap informasi tetapi lebih dari penerapannya. Guru akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan bukan mematuhi tugasnya itu dengan paksaan. Kesediaan kerja adalah suatu sikap perilaku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan tugas pokok sebagai seorang guru. Guru harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar guru lain mengikutinya sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Priyono, Qomariah dan Winahyu (2018) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Guru dan Lingkungan Kerja fisik terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Tanggul Jember diperoleh persaman Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2 +0,138 X3. Dimana nilai b untuk variabel Kompetensi Pedagogik sebesar 0,147. Besarnya pengaruh Kompetensi Pedagogik pada persaman ini yaitu 0,147 dengan pengaruh positif. Artinya, apabila Kompetensi Pedagogik naik 1 satuan maka kepuasan pelanggan juga naik satu satuan. Artinya penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang ada.
Dari penjabaran diatas disimpulkan bahwa pada penelitian ini Kompetensi Pedagogik tidak bepengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Yang artinya ketika naik atau turun Kompetensi Pedagogik tidak akan mempengaruhi kinerja karyawan. Atribut-atribut pada tangible seperti peralatan, fasilitas ini tidak akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa factor yang mempengaruhi Kompetensi Pedagogik tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan meliputi :
�
Kurangnya rasa kepedulian
gur terhadap pencapaian Sekolahan.
�
Sedikitnya sampel yang
digunakan pada penelitian ini
�
Kurang lamanya
penelitian, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
�
Kurang seimbangnya antara
responden laki-laki dan perempuan.
Namun demikian, secara simultan variabel Kompetensi Pedagogik,
Motivasi, Lingkungan Kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
sebesar 68 %.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru
Berdasarkan
olah data diatas diketahui nilai t hitung (0,196) dengan tingkat signifikan (0123) <
(0.005) maka, Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada pengaruh
Motivasi terhadap SMPN 27 Kota Bekasi. Motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja guru dengan arah positif yang artinya semakin tinggi Motivasi yang
diterima guru SMPN 27 Kota Bekasi maka makin tinggi pula kinerja guru tersebut.
Besarnya pengaruh Motivasi terhadap kinerja guru ditunjukan dengan nilai
koefisien regresi motivasi yang ditunjukan dengan symbol β2 =0,196
pada model persamaan regrresi ganda Y = 9,048 + 0,194 X1 + 0,196X2 + 0,491X3 Artinya Motivasi yang semakin tinggi maka kinerja guru juga
semakin tinggi. Menurut Uno (2007), pengertian motivasi adalah dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya
hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan,
dan penghormatan. Hal ini berarti antara teori dan peneiltian dilapangan
sesuai. Dimana ketika Motivasi meningkat
maka kinerja guru juga meningkat.
Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari P. I., (2018)
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 10 Muaro Jambi Bersama diperoleh
persaman Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2 +0,138 X3 dimana
nilai b untuk variabel Motivasi sebesar
0,164. Artinya ketika Motivasi
mengalami kenaikan maka, kinerja guru juga naik. Begitu juga sebaliknya.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru secara signifikan. Dimana hal tersebut sesuai dengan teori dan penelitian, baik penelitian terdahulu ataupun saat ini. Oleh karena itu diharapkan apa yang sudah dilakukan oleh SMPN 27 Kota Bekasi ke guru terkait dengan pembinaan, pelatihan, diklat tentang sertifikasi, kemampuan dalam menjalankan SOP proses belajar mengajar dan kemampuan dalam mengaplikasikannya di tempat kerja. Agar kinerja guru menjadi bertambah pula dan hal ini juga akan menambah keuntungan untuk SMPN 27 Kota Bekasi itu sendiri.
Pengaruh Lingkungan
Kerja terhadap kinerja
Guru
Berdasarkan
olah data diatas diketahui nilai t hitung (0,491) dengan tingkat signifikan (0.003) <
(0.005) maka, Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMPN 27 Kota Bekasi. Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja guru dengan arah positif yang artinya semakin tinggi
lingkungan kerja yang diterima guru SMPN 27 Kota Bekasi maka makin
tinggi pula kinerja guru tersebut. Besarnya pengaruh Linkungan Kerja terhadap
kinerja guru ditunjukan dengan nilai koefisien regresi Lingkungan Kerja yang
ditunjukan dengan symbol β3 =0,491 pada model persamaan regresi
ganda Y= 9.048 + 0,194 X1+ 0,196 X2 +
0,491 X3. Hasil penelitian
ini sesuai dengan pendapat Menurut Danang (2015, p.38) lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan.
Menurut Sedarmayanti
dalam Desi (2015, p.25) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok.
Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subhan (2017) Pengaruh Kompetensi, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap
Kinerja Guru (Studi pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya) diperoleh persaman
Y=-0,005 + 0,147X1 + 0,164X2 +0,138X3. Dimana
nilai b untuk variabel Komitmen
Organisasi sebesar 0,188. Besarnya pengaruh komitmen
Organisasi pada persaman ini yaitu 0,188 dengan pengaruh positif. Artinya,
apabila Kompetensi naik 1 satuan maka Kinerja Guru juga naik satu
satuan. Hal ini sama halnya pada penelitian ini. Dapat disimpulakan bahwa baik
penelitia terdahulu maupun penelitian saat ini Lingkungan Kerja memiliki
perngaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Berdasarkan
teori dan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
sesuai dengan hipotesis awal yang sudah dikemukakan. Adanya
perhatian khusus dan baik dari SMPN 27 Kota Bekasi atas Lingkungan Kerja yang
diberikan akan berpengaruh juga pada kinerja guru, karena guru akan merasa
diperhatikan oleh Sekolahan yaitu apa yang dibutuhkan dan dikeluhkannya
ditanggapi secara baik oleh pihak Sekolah Semakin baik persepsi guru terhadap
kepedulian yang diberikan oleh Sekolahan maka kinerja guru juga akan semakin
tinggi. Dan jika persepsi guru terhadap kepedulian yang diberikan oleh sekolahan
buruk maka kinerja guru juga akan semakin rendah.
Kesimpulan
Kesimpulan menggambarkan jawaban dari hipotesis
dan/atau tujuan penelitian atau temuan ilmiah yang diperoleh. Kesimpulan bukan
berisi perulangan dari hasil dan pembahasan, tetapi lebih kepada ringkasan
hasil temuan seperti yang diharapkan di tujuan atau hipotesis. Bila perlu, di
bagian akhir kesimpulan dapat juga dituliskan hal-hal yang akan dilakukan
terkait dengan gagasan selanjutnya dari penelitian tersebut.
BIBLIOGRAFI
Catio, Mukhlis, & Sunarsi, Denok.
(2020). Analisa Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Guru Pada SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang Kota Tangerang Selatan. Equilibrium:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Ekonomi, 17(02), 16�26.
Hasanah, Isra Jum�atul. (2020). Peran
Pengawasan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Terhadap Kebijakan Strata
Kualifikasi Tenaga Pendidik Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Tampan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Idris, H. Amiruddin. (2016). Pengantar
ekonomi sumber daya manusia. Deepublish.
Melianah, Melianah, Nurahyani, Nurahyani,
& Missriani, Missriani. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan
Prabumulih Utara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(3), 1950�1964.
Muhammad, A. R., Sulaiman, M. A., &
Suhaimi, M. Ag. (2021). PENDIDIKAN KARAKTER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
REVOLUSI MENTAL SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI DI INDONESIA. Ar-Raniry
Press.
Mundakir, Mundakir, & Zainuri,
Mohammad. (2018). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Negeri Sipil dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Business
Management Analysis Journal (BMAJ), 1(1), 26�36.
Mushlih, Ahmad, Rahimah, S. Pd, Ma�fiyatun
Insiyah, S. Pd, Muzdalifah, S. Pd, Uminar, Ajeng Ninda, Imami, Fildzah, Maula,
Inayatul, Parapat, Asmidar, Lestari, Puti, & Khairunnisa, Lina. (2018). Analisis
Kebijakan PAUD: Mengungkap isu-isu menarik seputar AUD. Penerbit Mangku
Bumi.
Nasution, Wahyudin Nur. (2017). Strategi
pembelajaran.
Nurul Zahriani, J. F., & Wahyuni, Neny
Sri. (2021). Upaya Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan Kinerja Guru Dan
Partisipasi Orangtua Terhadap Pelaksanaan Aktivitas Pembelajaran Anak Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Tk Swasta Tunas Bangsa Medan Timur. Pendalas: Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 92�109.
Prayogi, Muhammad Andi, Lesmana, Muhammad
Taufik, & Siregar, Lukman Hakim. (2019). Pengaruh kompetensi dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai. Prosiding FRIMA (Festival Riset Ilmiah
Manajemen Dan Akuntansi), (2), 666�670.
Sholeh, Muhamad. (2016). Keefektifan Peran
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. JDMP (Jurnal Dinamika
Manajemen Pendidikan), 1(1), 41�54.
Sugiyono, Agus. (2001). Metodologi
Ekonomi Positivisme. no.
Sugiyono, F. X. (2017). Neraca
Pembayaran: Konsep, Metodologi dan Penerapan (Vol. 4). Pusat Pendidikan Dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Sumar, Warni Tune, & Razak, Intan
Abdul. (2016). Strategi pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis
soft skill. Deepublish.
Syuraiani, Syuraiani Syuraiani. (2016).
Kinerja Guru Bahasa Indonesia di Smk. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 10(6).
Catio, Mukhlis, & Sunarsi, Denok.
(2020). Analisa Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Guru Pada SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang Kota Tangerang Selatan. Equilibrium:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Ekonomi, 17(02), 16�26.
Hasanah, Isra Jum�atul. (2020). Peran
Pengawasan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Terhadap Kebijakan Strata
Kualifikasi Tenaga Pendidik Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Tampan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Idris, H. Amiruddin. (2016). Pengantar
ekonomi sumber daya manusia. Deepublish.
Melianah, Melianah, Nurahyani, Nurahyani,
& Missriani, Missriani. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan
Prabumulih Utara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(3), 1950�1964.
Muhammad, A. R., Sulaiman, M. A., &
Suhaimi, M. Ag. (2021). PENDIDIKAN KARAKTER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
REVOLUSI MENTAL SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI DI INDONESIA. Ar-Raniry
Press.
Mundakir, Mundakir, & Zainuri,
Mohammad. (2018). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Negeri Sipil dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Business
Management Analysis Journal (BMAJ), 1(1), 26�36.
Mushlih, Ahmad, Rahimah, S. Pd, Ma�fiyatun
Insiyah, S. Pd, Muzdalifah, S. Pd, Uminar, Ajeng Ninda, Imami, Fildzah, Maula,
Inayatul, Parapat, Asmidar, Lestari, Puti, & Khairunnisa, Lina. (2018). Analisis
Kebijakan PAUD: Mengungkap isu-isu menarik seputar AUD. Penerbit Mangku
Bumi.
Nasution, Wahyudin Nur. (2017). Strategi
pembelajaran.
Nurul Zahriani, J. F., & Wahyuni, Neny
Sri. (2021). Upaya Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan Kinerja Guru Dan
Partisipasi Orangtua Terhadap Pelaksanaan Aktivitas Pembelajaran Anak Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Tk Swasta Tunas Bangsa Medan Timur. Pendalas: Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 92�109.
Prayogi, Muhammad Andi, Lesmana, Muhammad
Taufik, & Siregar, Lukman Hakim. (2019). Pengaruh kompetensi dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai. Prosiding FRIMA (Festival Riset Ilmiah
Manajemen Dan Akuntansi), (2), 666�670.
Sholeh, Muhamad. (2016). Keefektifan Peran
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. JDMP (Jurnal Dinamika
Manajemen Pendidikan), 1(1), 41�54.
Sugiyono, Agus. (2001). Metodologi
Ekonomi Positivisme. no.
Sugiyono, F. X. (2017). Neraca
Pembayaran: Konsep, Metodologi dan Penerapan (Vol. 4). Pusat Pendidikan Dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Sumar, Warni Tune, & Razak, Intan
Abdul. (2016). Strategi pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis
soft skill. Deepublish.
Syuraiani, Syuraiani Syuraiani. (2016).
Kinerja Guru Bahasa Indonesia di Smk. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 10(6).
Copyright holder: Yayuk Sumarsih,
Heru Mulyanto (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |