Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN SELF REGULATED LEARNING PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS SISWA SMP
NEGERI 1 SEKAYU
Sawi Sujarwo, Ericka Evionita
Fakultas Psikologi,
Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran
tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian
ini adalah ada hubungan antara
efikasi diri dengan self regulated
learning pembelajaran tatap
muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 555 siswa kelas VII & VIII SMP
Negeri 1 Sekayu. Adapun teknik
pengambilan sampel mengunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala
efikasi diri dan skala self regulated learning. Teknik analisis
mengunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20.Hasil analisis data penelitian dengan� computer menggunakan
program SPSS versi 20 for windows, menunjukan kofisien� korelasi ( r )� sebesar 0,313 koefisien� determinasi (R Square) sebesar
0,098, serta nilai p=
0,000. Hasil analisa yang diperoleh
menunjukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran
tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu sebesar 9,8 %.
Kata kunci : Efikasi diri,
Self Regulated Learning, Tatap
muka terbatas
Abstract
This study aims to determine the relationship between
self-efficacy and self-regulated learning limited face-to-face learning for
students of SMP Negeri 1 Sekayu. The hypothesis
proposed in this study is that there is a relationship between self-efficacy
and self-regulated learning in limited face-to-face learning for students of
SMP Negeri 1 Sekayu. The total population in this
study was 551 students of class VII & VIII of SMP Negeri 1 Sekayu. The sampling technique used simple random sampling
technique. The measuring instrument used in this study is the self-efficacy
scale and the self-regulated learning scale. The analysis technique uses a
simple regression analysis technique with the help of SPSS version 20. The
results of research data analysis using a computer program using SPSS version
20 for windows, show the correlation coefficient (r) of 0.313, the coefficient
of determination (R Square) of 0.098, and the value of p = 0.000. The results
of the analysis obtained indicate a very significant relationship between the
relationship between self-efficacy and self-regulated learning limited
face-to-face learning for students of SMP Negeri 1 Sekayu
by 9.8%.
Keywords: Self-efficacy, Self-Regulated Learning, Limited face-to-face
Pendahuluan
Pembelajaran sebagai suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa. Ini mencakup serangkaian acara
yang dirancang
untuk mendukung dan mempengaruhi proses pembelajaran pada suatu lingkungan belajar (Khuluqo & Istaryatiningtias,
2022). Pendidikan di Indonesia
di masa pandemi COVID-19 telah mengubah
berbagai kegiatan pembelajaran sejak awal Maret 2020. Pembelajaran jarak jauh menjadi
alternatif paling efektif yang dapat diterapkan di
Indonesia yang dilanda wabah COVID-19 untuk
memutus mata rantai penyebaran wabah yang terus tumbuh. Peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid telah memperlambat laju di semua sektor seperti
ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Jumlah pasien positif Covid terus bertambah dan membutuhkan peran serta kiat yang relevan dengan upaya mengatasi dan mengatasinya. Sebuah rantai ekspansi lebih lanjut. Salah satunya
dengan memberikan pembelajaran jarak jauh sehingga kegiatan
belajar siswa dilakukan dari rumah masing-masing.
(Onde et al., 2021) Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, pembelajaran
yang memungkinakan tersampaikanya
behan ajaran ke peserta didik
dengan mengunakan media
internet yang bertujuan menjangkau
kelompok sesuai target yang
masif dan luas (Ahmadi, 2021)
Kualitas pendidikan di Indonesia di yakini lebih rendah daripada
di negara lain selama pandemi COVID-19, karena masalah
lain juga muncul dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Untuk itu, pemerintah mulai merumuskan kebijakan pembelajaran tatap muka. Akibatnya, mulai Juli 2021, kebijakan baru untuk menerapkan pendidikan tatap muka terbatas, termasuk vaksinasi semua tenaga kependidikan, waktu sesi terbatas, dan pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dalam hal ini, siswa
dibagi menjadi Sebuah kelompok belajar atau shift bertujuan untuk membatasi jumlah siswa di dalam ruangan (Onde et al., 2021).
Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi� (Kemendikbudristek)
menyatakan, Seluruh siswa wajib mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas selama
semester kedua
tahun ajaran 2021/2022. Akibatnya, orang tua atau wali siswa tidak
dapat lagi memilih metode
pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran tatap muka (PTM) dibatasi untuk izin domain pemerintah. Dari 514 kabupaten/kota, terdapat 471 sekolah di bawah PPKM tingkat 1-3. Jika dihitung dari jumlah sekolah
hingga 540.000 sekolah,
91% di antaranya
diperbolehkan melakukan PTM
terbatas. (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan)
(Susanti et al., 2021) menegaskan
bahwa efektivitas pembelajaran dapat dipengaruhi oleh metode, media pembelajaran karakteristik guru dan siswa, Efektivitas dalam
pembelajaran melibatkan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengetahuan, berpikir kritis, dan ketajaman analitis� sehingga
ada kesesuaian untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran, walaupun ada hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran. Belajar merupakan suatu tugas utama� bagi
siswa, namun tidak semua siswa mampu mengelola
strategi belajarnya dengan baik dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Strategi belajar yang baik dan keyakinan diri yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar.� Hasil belajar� menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Kurniati, 2022). Pembelajaran Tatap Muka� tindakan
yang direncanakan berdasarkan
atauran pembelajaran yang mempertemukan pendidik dan siswa dalam satu ruang kelas dimana terdapat model komunikasi yang sinkron (tatap muka) dan interaksi aktif antara siswa dan siswa, siswa dan guru. Pembelajaran tatap muka menunjukkan karakteristik
orientasi terencana, berbasis lokasi, dan interaksi social (Christiawan & Divosa
Adisti, 2022).
Pembelajaran tatap muka terbatas
adalah pembelajaran yang dilakukan dengan syarat tertentu harus dipenuhi oleh sekolah dan sesuai dengan protokol kesehatan, diantaranya adalah mengatur jumlah peserta didik yang masuk sekolah. Di setiap kelas jumlah peserta
didik menjadi lebih sedikit dari
jumlah normal. Selain, itu pengaturan juga dilakukan pada meja dan kursi para peserta didik. Jumlah kursinya
dikurangi dan jaraknya diatur sesuai dengan
protokol kesehatan sesuai dengan syarat
yang sudah di tentukan oleh
pemerintah (Chusna et al., 2022).
Fenomena yang terjadi pada pelajaran saat ini selepas
pandemi covid-19 yang mewabah
Indonesia, era pemulihan selepas
pandemi membuat semua sektor kembali
membaik termasuk juga dalam hal sektor
pendidikan, akan tetapi pola sistem
pembelajaran yang sudah di terapkan oleh sekolah di era pandemi membuat pola belajar dan pembiasaan siswa dalam belajar menjadi
berbeda, hal ini yang membuat siswa harus mengatur
ulang strategi pelajaran mereka pada saat sekolah sudah mulai
memperbaiki sistem belajar menjadi tatap muka.
Self
regulated learning merupakan
kemampuan mengatur diri dalam gagasan,
perhatian, dan juga tindakan
yang dapat dilakukan untuk mempertahankan proses belajar. (Gainau & Maryam, 2019) menyatakan self regulated learning� merupakanbagaimana siswa
melihat dirinya sendiri dan mengunakan
strategi� untuk
mencapai hasil akademik yang. Self regulated
learning adalah proses metakognitif yang mengatur proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
kegiatan pembelajaran.
Proses ini
dilandasi oleh �keyakinan
pada kemampuan diri sendiri dan kewajiban untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran atau tugas akademik sehingga
kecakapan, pengetahuan,
dan keterampilan dapat tercapai (Mulyadi et al., 2017).
(Hawadi, 2021) merangkum enam karakteristik self regulated
learning yaitu sebagai berikut: 1. Cinta terhadap belajar, 2. Memiliki kepercayaan diri, 3. Terbuka terhadap tantangan belajar, 4. Memiliki pemahaman diri dalam belajar,
5. Memiliki rasa ingin tahu, 6. Memiliki rasa tangung jawab dalam
kegiatan belajar. Fenomena yang di dapatkan dari hasil observasi
dan wawancara siswa masih kebingungan dalam mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas di karnakan banyaknya pembelajaran dan sedikitnya waktu belajar di sekolah yang terbatas di karnakan masih pandemi� membuatnya kesulitan dalam mengatur sistem pembelajaran yang ia lakukan, siswa
masih sering ragu dan kurang yakin dengan
hasil tugas yang mereka kerjakan hal tersebut dikarenakan pembelajaran di
masa pandemi ini memiliki waktu tatap muka yang terbatas, hal tersebut yang
menyebabkan �waktu pembahasan materi yang diberikan pun menjadi terbatas namun siswa
juga senang karna setelah bebrapa lama sekolah online akhirnya dapat melakukan pembelajaran kembali di sekolah meskipun waktu belajar yang tidak full setiap hari setidaknya membuat mereka bisa bertemu guru dan teman �temanya secara langsung serta dapat berdiskusi
secara langsung bersama guru dan teman �temanya di kelas.
Suciono (2021) self regulated learning dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor
eksternal, faktor internal disebut sebagai self efficacy yaitu suatu keyakinan
pada diri seseorang atas kemampuan yang dia miliki, sedangkan
faktor eksternal� yaitu
observasi diri, penilaian diri dan reaksi diri. �Mulyadi, Basuki & Raharjo (2017) menyatakan bahwa efikasi diri mempunyai
pengaruh yang potensial terhadap penggunaan self regulated learning dan sangat bergantung
pada konsepsi belajar individu, sedangkan bagaimana siswa memberikan makna atau memaknai kegiatan
belajarnya dipengaruhi oleh
lingkungan
Efikasi diri mendasari keyakinan
seseorang tentang kemampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dan mencapai hasil yang diinginkan. (Fitri & Ratna
Kustanti, 2018) mendefinisikan efikasi diri yakni individu yang percaya diri dalam memenuhi kewajibannya, percaya diri dalam mengelola kegiatan belajarnya, dan percaya pada kemampuannya untuk mencapai tujuan akademik yang diharapkanya. Efikasi diri merupakan variabel penting untuk dievaluasi siswa karena dengan percaya
diri, seseorang dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan baik dan benar. (Kartika, 2021) menyatakn� Efikasi diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganiasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan atau kompetensinya untuk melakukan tugas, suatu tujuan dan menghasilkan sesuatu yang ingin� di capai.
(Hastuti, 2021) menyatakan ciri-ciri� individu yang memiliki efikasi diri sebagai berikut :
1) individu yakin dapat mengatsi
rintangan, 2) dapat menangani situasi secara efektif, 3). Gigih dalam berusaha,
4). Yakin terhadap kemampaun
yang dimiliki. Penelitian
yang dilakukan oleh (Jagad & Khoirunnisa,
2018) dengan
judul Hubungan antara efikasi diri dengan self Regulated learning pada siswa
SMPN X dengan hasil menunjukkan hasil adanya hubungan antara efikasi diri dengan self
regulated learning pada siswa di SMPN X. Hubungan ini ditunjukkan
dengan perolehan hasil koefisien korelasi sebesar 0,773 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Artinya,
semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimiliki siswa makan akan
semakin tinggi self regulated learning pada siswa
di SMPN X.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Yunianti et al., 2016) dengan judul Pengaruh self efficacy terhadap self regulated learning pada santriwati� mendapatkan hasil ada pengaruh
yang signifikan self-efficacy
terhadap self-reulated learning pada santriwati
(F = 35.654, R2 = 0.306, p < 0.05). Jadi
self-efficacy memberikan pengaruh
sebesar 30.6% terhadap self-regulated learning, sedangkan sisa 69.4% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti, seperti, lingkungan sosial. Implikasi dari penelitian ini adalah mempertahankan
self-efficacy pada santriwati dengan mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki santriwati dalam menyelesaikan berbagai persoalan self- regulated learning.
Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah kuantittaif Adapun teknik penelitian
ini2adalah teknik probability
sampling yaitu simple random sampling. simple
random sampling adalah suatu
teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strat yang ada di dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2017) Responden yang di gunakan
pada penelitian ini adalah siswa kelas
VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu. Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam
dua tahap, 1.Uji asumsi/prasyarat dan 2. Uji Hipotesis. Uji asumsi/prasyarat meliputi ; (a) Uji normalitas dan (b) uji linieritas. Analisis data untuk keseluruhan perhitungan stastistik dilakukan dengan menggunakan program SPPS (Statistical Packege Sosial
Science) version 20.0 for windows. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bersifat
tertutup, yaitu2subjek diminta
untuk memilih salah satu dari beberapa
pilihan jawaban yang tersedia. Skala likert yang dibuat dalam bentuk
checklist. Skala ini
terbagi menjadi 2 bentuk pernyataan, yakni mencakup pernyataan yang tak mendukung (unfavourrable) serta pernyataan yang mendukung (favourable). Responden yang di gunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas
VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu. Adapun karakterisktik populasi dalam penelitian ini adalah
a.
Siswa Kelas VII &
VIII SMP Negeri 1 Sekayu
b.
Laki-laki dan perempuan
Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Sekayu kelas VII & VIII� yang memiliki jumlah keseluruhan sebanyak 555 siswa. Dari jumlah populasi siswa tersebut adapun teknik yang dipakai oleh peneliti. Menarik sampel penelitian yang ditentukan dengan mengadaptasi dari tabel Isaac dan Michael berdasarkan
tingkat kesalahan 5% Sugiyono (2017). Maka dari jumlah keseluruhan
siswa kelas VII & VIII siswa tersebut berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat
kesalahan 5% diperoleh jumlah sampel sebanyak
221 orang siswa. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap skala2atau Try
Out dari sisa sampel terdapat 334 siswa.
Hasil dan Pembahasan
1.
Deskripsi data penelitian
Tabel 1
Deskripsi data
penelitian
Variabel |
Skor Yang diperoleh (Empirik) |
Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik) |
||||||
|
Mean |
SD |
Xmin |
Xmax |
Mean |
SD |
Xmin |
Xmax |
Self Regulated Learning |
190,07 |
18,657 |
126 |
235 |
180,5 |
18,16 |
49 |
245 |
Efikasi Diri |
188,02 |
26,793 |
103 |
258 |
180,5 |
25,83 |
49 |
245 |
Keterangan :
Mean � :
Nilai Rata-rata������������� ������� Xmin� : Skor total Minimum
SD���� � : Standar Deviasi������� ����������� Xmax� :Skor
Total Maximum
����������� Berdasarkan
table di atas skor empirik yaitu skor
yang diperoleh dilapangan, kemudian skor atau
data skala yang didapat
oleh peneliti akan dihitung atau diolah
dengan menggunakan bantuan apllikasi SPSS (Statistical Package For
Social Science) versi 20.0 for windows. Sedangkan data hipotetik adalah data perkiraan yang didapat sebelum melakukan penelitian. Skor yang didapat dari hipotetik,
menggunakan beberapa rumus untuk mencari
Xmax (Skor Maksimal) yaitu dengan menghitung
jumlah aitem valid skor tertinggi setiap variabel, Xmin (Skor terendah) yaitu menghitung jumlah aitem valid skor terendah setiap
variabel, untuk mencari mean, standar deviasi, Xmax dan Xmin.
����������� Skor empirik
merupakan skor yang di dapat dilapangan. Mean empiric
pada variabel self regulated
learning sebesar� 190,07 dengan standar Deviasi (SD) 18,657 dan mean empiric pada variabel efikasi diri sebesar� 188,02 dengan Standar Deviasi (SD) 26,793. Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang di harapkan dapat di capai oleh sampel penelitian. Mean hipotetik pada variabel self regulated learning� sebesar 180,5 dengan
Standar Deviasi (SD)18,16.
Mean hipotetik pada variabel
efikasi diri sebesar 180,5 dengan Standar Deviasi (SD)� 25,83. Adapun rumus
untuk mencari skor hipotetik adalah rumus mean hipotetik yaitu � = 1/2(X_max+X_min) sedangkan rumus standar deviasi
hipotetik yaitu σ =
1/6(X_max-X_min), dengan X_max : skor maksimal
subjek dan X_min : skor minimal subjek ( Azwar 2013).
����������� Manfaat deskripsi data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah skala self regulated learning dan efikasi
diri termasuk ke kategori tinggi
atau rendah dengan membuat kategori masing-masing variabel berdasarkan deskripsi data penelitian diatas. Arikunto (2013) mengatakan penggolongan subjek dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi, Sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut: skor yang berada X ≥ M sebagai kategori tinggi dan yang berada� pada X < (M) sebagai
kategori rendah
Tabel 2
Kategorisasi self regulated learning
Skor |
Kategorisasi |
N |
% |
X> 190,07 |
Tinggi |
109 |
49,3% |
X< 190,07 |
Rendah |
112 |
50,7% |
Total |
|
221 |
100% |
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 221 siswa SMP Negeri 1 Sekayu yang di jadikan subjek penelitian, terdapat 109 atau 49,3% yang memiliki self regulated learning yang tinggi sedangkan 112 atau 50,7% yang memiliki self regulated learing yang rendah. Jadi dapat di simpulkan bahwa self regulated learning pada siswa SMP Negeri 1 Sekayu memiliki self regulated learning yang rendah.
Tabel 3
Kategorisasi �efikasi diri
Skor |
Kategorisasi |
N |
% |
X> 188,02 |
�Tinggi |
108 |
48,9% |
X< 188,02 |
Rendah |
113 |
51,1% |
Total |
|
221 |
100% |
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
dari sebanyak 221 siswa SMP Negeri 1 Sekayu yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 108 atau 48,9% yang memiliki efikasi diri yang tinggi sedangkan 113 atau 51% yang memiliki efikasi diri yang rendah. Sehingga bisa ditarik kesimpulan
bahwa efikasi diri pada siswa SMP Negeri 1 sekayu memiliki efikasi diri yang rendah.
�Uji Normalitas
Uji normalitas di lakukan untuk mengetahui
apakah data dari variabel penelitian yang didapat berasal dari data yang berdistribusi secara normal atau tidak. diimana yang menjadi syarat untuk dilaksanakan bahwa data tersebut normal apabila nilai data lebih dari tarif
signifikan yang telah ditentukan yaitu p > 0,05 dengan uji Kolmogorov
Smirnov. Kaidah yang digunakan
untuk mengetahi normal tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan
normal, sebaliknya jika p
< 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
Variabel |
KS-Z |
P |
Keterangan |
Self
Regulated Learning |
1,172 |
0.128 |
Normal |
Efikasi Diri |
0,650 |
0,792 |
Normal |
Keterangan :
KS-Z � =
Uji Kolmogorov Smirnov
P �������� =
Signifikansi
Berdasarkan tabel diatas, bahwa
hasil dari kedua data yang diperoleh melalui alat ukur
yang dibuat peneliti berdistribusi normal karena memenuhi kaidah p > 0,05, dapat dilihat dari
nilai p alat ukur tersebut yaitu
sefl regulated learning� p
=0.128 (p > 0,05) dengan KS-Z 1,172 dan efikasi diri p =0,792(p >
0,05) dengan KS-Z 0,650
Uji linieritas merupakan
uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat yaitu self regulated learning dengan
variabel bebas efikasi diri. Kaidah
yang digunakan adalah jika p < 0,05 berarti hubungan antara kedua variabel adalah linier, jika p > 0,05 maka hubungan antara
kedua variabel tidak linier. Hasil uji linieritas
antara self regulated learning� dengan
efikasi diri dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Uji Linieritas
Variabel |
F |
P |
Keterangan |
Efikasi Diri (
X) dengan Self Regulated Learning (Y) |
23,804 |
0,000 |
Linier |
Berdasarkan tabel diatas nilai F merupakan koefisien yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan nilai F = 23,804 dan P=
0,000 Nilai F adalah nilai
yang menunjukkan seberapa
linier hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pada tabel diatas nilai
P = 0,000 < 0,05 sehingga menunjukkan
bahwa terdapat hubungan linier antara efikasi diri (X) dengan self regulated
learning (Y)
Uji Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel efikasi diri dengan self regulated learning. Data yang di dapat pada penelitian ini adalah Kuantitatif, sehingga data tersebut akan dianalisis dengan mengunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression). Uji hipotesis yang digunakan untuk analisis regresi sederhana (simple regression) �Uji regresi sederhana yang dilakukan pada variabel efikasi diri dengan self regulated learning dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Regresi Sederhana
Variabel |
r |
R2 |
P |
Keterangan |
efikasi diri dengan
self regulated learning |
0,313 |
0,098 |
0,000 |
Signifikan |
����������� Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil nilai korelasi antara variabel efikasi diri dengan self regulated learning yaitu r = 0,313 dengan nilai R Square = 0,098 dan P = 0,000 dimana p < 0,01. Nilai ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan self regulated learning pada siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri dan self regulated learning adalah sebesar 9,8% (R2 =0,098 ) jadi masih terdapat 90,2% % pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan self regulated learning namun tidak diteliti oleh peneliti meliputi persepsi diri,self reaction, faktor lingkungan, dukungan pihak lain,motivasi, pengetahuan dan tujuan namun tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang di
peroleh dari analisis data dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan
bahwa ada hubungan signifikan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas siswa SMP
Negeri 1 Sekayu. Penelitian ini dapat menjadi refrensi guna membantu peneliti
selanjutnya yang berminat untuk mengangkat tema yang sama atau memperdalam
penelitian ini dengan mengunakan variabel dan dapat mengkaji lebih banyak
sumber maupun referensi yang terkait. Peneliti selanjutnya dapat mengunakan
populasi dan sampel yang lebih banyak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
menjadi gambaran untuk peneliti selanjutnya mengenai efikasi diri dan self regulated learning pembelajaran
tatap muka terbatas.
BIBLIOGRAFI
Ahmadi,
F. (2021). Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19. Qahar
Publisher.
Christiawan, J.,
& Divosa Adisti, A.
(2022). Akhirnya Kuliah
Tatap Muka,Pengalaman,
Motivasi dan kiat untuk memulai perkuliahan
tatap muka. SCU
Knowledge Media.
Chusna, M., Pratiwi, A. D., Rohmah, N., &
Lestari, R. P. (2022). Model pembelajaran inovatif (1st ed.). Lakeisha.
Fitri, R.,
& Ratna Kustanti, E.
(2018). Hubungan Antara Efikasi
Diri Akademik Dengan Penyesuaian Diri Akademik Pada Mahasiswa Rantau Dari Indonesia Bagian Timur di Semarang. Jurnal Empati, 7,
66�77.
Gainau &
Maryam. (2019). Pengembangan Potensi Diri Anak dan Remaja. Kanisius.
Hastuti, R.
(2021). Psikologi Remaja.
Andi.
Hawadi, L. F.
(2021). Bunga Rampai Kajian Islam dan Psikologi Pendidikan. UI Publishing.
Jagad, H. K.
M., & Khoirunnisa, R. N. (2018). Hubungan antara Efikasi Diri dengan
Self Regulated Learning pada Siswa
SMPN X. Jurnal Penelitian
Psikologi, 5.
Kartika, K. (2021). Keperawatan
Bencana Efektivitas Pelatihan Bencana Pre Hospital Gawat Darurat Dalam
Peningkatan Efikasi Diri Kelompok Siaga
Bencana Dan Non Siaga Bencana Edisi I. Deepublish.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). diakses pada tanggal 12 Januari 2022 , dari
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog
Khuluqo, I. E.
& Istaryatiningtias. (2022). Modul Pembelajaran Manajemen Pengembangan Kurikulum. Febiks Muda Sejahtera.
Kurniati, S.
(2022). Metode Pembelajaran
LBS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. NEM.
Mulyadi, S.,
Basuki, H., & Rahardjo, W. (2017). Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Teori-teori Baru dalam Psikologi
(2nd ed.). Rajawali Press.
Onde, M. K.
L. O., Aswat, H., Sari, E. R., & Meliza, N. (2021).
Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) di masa New
Normal terhadap Hasil Belajar
Matematika di Sekolah
Dasar. Edukatif, 3.
Suciono, W.
(2021). Berfikir Kritis
Tinjauan Melalui Kemandirian Belajar Kemampuan Akademik Dan Efikasi Diri. Adanu Abimata.
Sugiyono.
(2017). Metode Penelitian.
Alfabeta.
Susanti, S., Dewi, P. I. A., & Wulandari,
F. (2021). Desain media pembelajaran SD/MI.
(1st ed.). Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Yunianti,
E., Jaeng, M., & Mustamin.
(2016). Pengaruh Model Pembelajaran
Dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Sma Negeri 1 Parigi. Universitas Tadulako.
Copyright holder: Sawi Sujarwo, Ericka Evionita
(2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |