Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 2, Februari 2023

 

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN SELF REGULATED LEARNING PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS SISWA SMP NEGERI 1 SEKAYU

 

Sawi Sujarwo, Ericka Evionita

Fakultas Psikologi, Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 555 siswa kelas VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu. Adapun teknik pengambilan sampel mengunakan teknik simple random sampling. Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala efikasi diri dan skala self regulated learning. Teknik analisis mengunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20.Hasil analisis data penelitian dengan� computer menggunakan program SPSS versi 20 for windows, menunjukan kofisien� korelasi ( r )� sebesar 0,313 koefisien� determinasi (R Square) sebesar 0,098, serta nilai p= 0,000. Hasil analisa yang diperoleh menunjukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu sebesar 9,8 %.

 

Kata kunci : Efikasi diri, Self Regulated Learning, Tatap muka terbatas

Abstract

This study aims to determine the relationship between self-efficacy and self-regulated learning limited face-to-face learning for students of SMP Negeri 1 Sekayu. The hypothesis proposed in this study is that there is a relationship between self-efficacy and self-regulated learning in limited face-to-face learning for students of SMP Negeri 1 Sekayu. The total population in this study was 551 students of class VII & VIII of SMP Negeri 1 Sekayu. The sampling technique used simple random sampling technique. The measuring instrument used in this study is the self-efficacy scale and the self-regulated learning scale. The analysis technique uses a simple regression analysis technique with the help of SPSS version 20. The results of research data analysis using a computer program using SPSS version 20 for windows, show the correlation coefficient (r) of 0.313, the coefficient of determination (R Square) of 0.098, and the value of p = 0.000. The results of the analysis obtained indicate a very significant relationship between the relationship between self-efficacy and self-regulated learning limited face-to-face learning for students of SMP Negeri 1 Sekayu by 9.8%.

 

Keywords: Self-efficacy, Self-Regulated Learning, Limited face-to-face

 

Pendahuluan

Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa. Ini mencakup serangkaian acara yang dirancang untuk mendukung dan mempengaruhi proses pembelajaran pada suatu lingkungan belajar (Khuluqo & Istaryatiningtias, 2022). Pendidikan di Indonesia di masa pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai kegiatan pembelajaran sejak awal Maret 2020. Pembelajaran jarak jauh menjadi alternatif paling efektif yang dapat diterapkan di Indonesia yang dilanda wabah COVID-19 untuk memutus mata rantai penyebaran wabah yang terus tumbuh. Peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid telah memperlambat laju di semua sektor seperti ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Jumlah pasien positif Covid terus bertambah dan membutuhkan peran serta kiat yang relevan dengan upaya mengatasi dan mengatasinya. Sebuah rantai ekspansi lebih lanjut. Salah satunya dengan memberikan pembelajaran jarak jauh sehingga kegiatan belajar siswa dilakukan dari rumah masing-masing. (Onde et al., 2021) Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, pembelajaran yang memungkinakan tersampaikanya behan ajaran ke peserta didik dengan mengunakan media internet yang bertujuan menjangkau kelompok sesuai target yang masif dan luas (Ahmadi, 2021)

Kualitas pendidikan di Indonesia di yakini lebih rendah daripada di negara lain selama pandemi COVID-19, karena masalah lain juga muncul dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Untuk itu, pemerintah mulai merumuskan kebijakan pembelajaran tatap muka. Akibatnya, mulai Juli 2021, kebijakan baru untuk menerapkan pendidikan tatap muka terbatas, termasuk vaksinasi semua tenaga kependidikan, waktu sesi terbatas, dan pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dalam hal ini, siswa dibagi menjadi Sebuah kelompok belajar atau shift bertujuan untuk membatasi jumlah siswa di dalam ruangan (Onde et al., 2021).

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi� (Kemendikbudristek) menyatakan, Seluruh siswa wajib mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas selama semester kedua tahun ajaran 2021/2022. Akibatnya, orang tua atau wali siswa tidak dapat lagi memilih metode pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran tatap muka (PTM) dibatasi untuk izin domain pemerintah. Dari 514 kabupaten/kota, terdapat 471 sekolah di bawah PPKM tingkat 1-3. Jika dihitung dari jumlah sekolah hingga 540.000 sekolah, 91% di antaranya diperbolehkan melakukan PTM terbatas. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

(Susanti et al., 2021) menegaskan bahwa efektivitas pembelajaran dapat dipengaruhi oleh metode, media pembelajaran karakteristik guru dan siswa, Efektivitas dalam pembelajaran melibatkan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengetahuan, berpikir kritis, dan ketajaman analitis� sehingga ada kesesuaian untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran, walaupun ada hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran. Belajar merupakan suatu tugas utama� bagi siswa, namun tidak semua siswa mampu mengelola strategi belajarnya dengan baik dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Strategi belajar yang baik dan keyakinan diri yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar.� Hasil belajar� menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran
(Kurniati, 2022). Pembelajaran Tatap Muka� tindakan yang direncanakan berdasarkan atauran pembelajaran yang mempertemukan pendidik dan siswa dalam satu ruang kelas dimana terdapat model komunikasi yang sinkron (tatap muka) dan interaksi aktif antara siswa dan siswa, siswa dan guru. Pembelajaran tatap muka menunjukkan karakteristik orientasi terencana, berbasis lokasi, dan interaksi social (Christiawan & Divosa Adisti, 2022).

Pembelajaran tatap muka terbatas adalah pembelajaran yang dilakukan dengan syarat tertentu harus dipenuhi oleh sekolah dan sesuai dengan protokol kesehatan, diantaranya adalah mengatur jumlah peserta didik yang masuk sekolah. Di setiap kelas jumlah peserta didik menjadi lebih sedikit dari jumlah normal. Selain, itu pengaturan juga dilakukan pada meja dan kursi para peserta didik. Jumlah kursinya dikurangi dan jaraknya diatur sesuai dengan protokol kesehatan sesuai dengan syarat yang sudah di tentukan oleh pemerintah (Chusna et al., 2022).

Fenomena yang terjadi pada pelajaran saat ini selepas pandemi covid-19 yang mewabah Indonesia, era pemulihan selepas pandemi membuat semua sektor kembali membaik termasuk juga dalam hal sektor pendidikan, akan tetapi pola sistem pembelajaran yang sudah di terapkan oleh sekolah di era pandemi membuat pola belajar dan pembiasaan siswa dalam belajar menjadi berbeda, hal ini yang membuat siswa harus mengatur ulang strategi pelajaran mereka pada saat sekolah sudah mulai memperbaiki sistem belajar menjadi tatap muka.

Self regulated learning merupakan kemampuan mengatur diri dalam gagasan, perhatian, dan juga tindakan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan proses belajar. (Gainau & Maryam, 2019) menyatakan self regulated learning� merupakanbagaimana siswa melihat dirinya sendiri dan mengunakan strategi� untuk mencapai hasil akademik yang. Self regulated learning adalah proses metakognitif yang mengatur proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pembelajaran. Proses ini dilandasi oleh �keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan kewajiban untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran atau tugas akademik sehingga kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan dapat tercapai (Mulyadi et al., 2017).

(Hawadi, 2021) merangkum enam karakteristik self regulated learning yaitu sebagai berikut: 1. Cinta terhadap belajar, 2. Memiliki kepercayaan diri, 3. Terbuka terhadap tantangan belajar, 4. Memiliki pemahaman diri dalam belajar, 5. Memiliki rasa ingin tahu, 6. Memiliki rasa tangung jawab dalam kegiatan belajar. Fenomena yang di dapatkan dari hasil observasi dan wawancara siswa masih kebingungan dalam mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas di karnakan banyaknya pembelajaran dan sedikitnya waktu belajar di sekolah yang terbatas di karnakan masih pandemi� membuatnya kesulitan dalam mengatur sistem pembelajaran yang ia lakukan, siswa masih sering ragu dan kurang yakin dengan hasil tugas yang mereka kerjakan hal tersebut dikarenakan pembelajaran di masa pandemi ini memiliki waktu tatap muka yang terbatas, hal tersebut yang menyebabkan �waktu pembahasan materi yang diberikan pun menjadi terbatas namun siswa juga senang karna setelah bebrapa lama sekolah online akhirnya dapat melakukan pembelajaran kembali di sekolah meskipun waktu belajar yang tidak full setiap hari setidaknya membuat mereka bisa bertemu guru dan teman �temanya secara langsung serta dapat berdiskusi secara langsung bersama guru dan teman �temanya di kelas.

Suciono (2021) self regulated learning dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal disebut sebagai self efficacy yaitu suatu keyakinan pada diri seseorang atas kemampuan yang dia miliki, sedangkan faktor eksternal� yaitu observasi diri, penilaian diri dan reaksi diri. �Mulyadi, Basuki & Raharjo (2017) menyatakan bahwa efikasi diri mempunyai pengaruh yang potensial terhadap penggunaan self regulated learning dan sangat bergantung pada konsepsi belajar individu, sedangkan bagaimana siswa memberikan makna atau memaknai kegiatan belajarnya dipengaruhi oleh lingkungan

Efikasi diri mendasari keyakinan seseorang tentang kemampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dan mencapai hasil yang diinginkan. (Fitri & Ratna Kustanti, 2018) mendefinisikan efikasi diri yakni individu yang percaya diri dalam memenuhi kewajibannya, percaya diri dalam mengelola kegiatan belajarnya, dan percaya pada kemampuannya untuk mencapai tujuan akademik yang diharapkanya. Efikasi diri merupakan variabel penting untuk dievaluasi siswa karena dengan percaya diri, seseorang dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan baik dan benar. (Kartika, 2021) menyatakn� Efikasi diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganiasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan atau kompetensinya untuk melakukan tugas, suatu tujuan dan menghasilkan sesuatu yang ingin� di capai.

(Hastuti, 2021) menyatakan ciri-ciri� individu yang memiliki efikasi diri sebagai berikut :

1) individu yakin dapat mengatsi rintangan, 2) dapat menangani situasi secara efektif, 3). Gigih dalam berusaha, 4). Yakin terhadap kemampaun yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh (Jagad & Khoirunnisa, 2018) dengan judul Hubungan antara efikasi diri dengan self Regulated learning pada siswa SMPN X dengan hasil menunjukkan hasil adanya hubungan antara efikasi diri dengan self regulated learning pada siswa di SMPN X. Hubungan ini ditunjukkan dengan perolehan hasil koefisien korelasi sebesar 0,773 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Artinya, semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimiliki siswa makan akan semakin tinggi self regulated learning pada siswa di SMPN X.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Yunianti et al., 2016) dengan judul Pengaruh self efficacy terhadap self regulated learning pada santriwati� mendapatkan hasil ada pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap self-reulated learning pada santriwati (F = 35.654, R2 = 0.306, p < 0.05). Jadi self-efficacy memberikan pengaruh sebesar 30.6% terhadap self-regulated learning, sedangkan sisa 69.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, seperti, lingkungan sosial. Implikasi dari penelitian ini adalah mempertahankan self-efficacy pada santriwati dengan mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki santriwati dalam menyelesaikan berbagai persoalan self- regulated learning.

 

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah kuantittaif Adapun teknik penelitian ini2adalah teknik probability sampling yaitu simple random sampling. simple random sampling adalah suatu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strat yang ada di dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2017) Responden yang di gunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu. Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, 1.Uji asumsi/prasyarat dan 2. Uji Hipotesis. Uji asumsi/prasyarat meliputi ; (a) Uji normalitas dan (b) uji linieritas. Analisis data untuk keseluruhan perhitungan stastistik dilakukan dengan menggunakan program SPPS (Statistical Packege Sosial Science) version 20.0 for windows. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat tertutup, yaitu2subjek diminta untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban yang tersedia. Skala likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Skala ini terbagi menjadi 2 bentuk pernyataan, yakni mencakup pernyataan yang tak mendukung (unfavourrable) serta pernyataan yang mendukung (favourable). Responden yang di gunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu. Adapun karakterisktik populasi dalam penelitian ini adalah

a.              Siswa Kelas VII & VIII SMP Negeri 1 Sekayu

b.              Laki-laki dan perempuan

Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Sekayu kelas VII & VIII� yang memiliki jumlah keseluruhan sebanyak 555 siswa. Dari jumlah populasi siswa tersebut adapun teknik yang dipakai oleh peneliti. Menarik sampel penelitian yang ditentukan dengan mengadaptasi dari tabel Isaac dan Michael berdasarkan tingkat kesalahan 5% Sugiyono (2017). Maka dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII & VIII siswa tersebut berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh jumlah sampel sebanyak 221 orang siswa. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap skala2atau Try Out dari sisa sampel terdapat 334 siswa.

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

1.              Deskripsi data penelitian

Tabel 1

Deskripsi data penelitian

Variabel

Skor Yang diperoleh (Empirik)

 

Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik)

 

Mean

SD

Xmin

Xmax

Mean

SD

Xmin

Xmax

Self Regulated Learning

190,07

18,657

126

235

180,5

18,16

49

245

Efikasi Diri

188,02

26,793

103

258

180,5

25,83

49

245

 

Keterangan :

Mean � : Nilai Rata-rata������������� ������� Xmin� : Skor total Minimum

SD���� � : Standar Deviasi������� ����������� Xmax� :Skor Total Maximum

����������� Berdasarkan table di atas skor empirik yaitu skor yang diperoleh dilapangan, kemudian skor atau data skala yang didapat oleh peneliti akan dihitung atau diolah dengan menggunakan bantuan apllikasi SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 20.0 for windows. Sedangkan data hipotetik adalah data perkiraan yang didapat sebelum melakukan penelitian. Skor yang didapat dari hipotetik, menggunakan beberapa rumus untuk mencari Xmax (Skor Maksimal) yaitu dengan menghitung jumlah aitem valid skor tertinggi setiap variabel, Xmin (Skor terendah) yaitu menghitung jumlah aitem valid skor terendah setiap variabel, untuk mencari mean, standar deviasi, Xmax dan Xmin.

����������� Skor empirik merupakan skor yang di dapat dilapangan. Mean empiric pada variabel self regulated learning sebesar� 190,07 dengan standar Deviasi (SD) 18,657 dan mean empiric pada variabel efikasi diri sebesar� 188,02 dengan Standar Deviasi (SD) 26,793. Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang di harapkan dapat di capai oleh sampel penelitian. Mean hipotetik pada variabel self regulated learning� sebesar 180,5 dengan Standar Deviasi (SD)18,16. Mean hipotetik pada variabel efikasi diri sebesar 180,5 dengan Standar Deviasi (SD)� 25,83. Adapun rumus untuk mencari skor hipotetik adalah rumus mean hipotetik yaitu � = 1/2(X_max+X_min) sedangkan rumus standar deviasi hipotetik yaitu σ = 1/6(X_max-X_min), dengan X_max : skor maksimal subjek dan X_min : skor minimal subjek ( Azwar 2013).

����������� Manfaat deskripsi data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah skala self regulated learning dan efikasi diri termasuk ke kategori tinggi atau rendah dengan membuat kategori masing-masing variabel berdasarkan deskripsi data penelitian diatas. Arikunto (2013) mengatakan penggolongan subjek dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi, Sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut: skor yang berada X ≥ M sebagai kategori tinggi dan yang berada� pada X < (M) sebagai kategori rendah

 

 

Tabel 2

Kategorisasi self regulated learning

Skor

Kategorisasi

N

%

X> 190,07

Tinggi

109

49,3%

X< 190,07

Rendah

112

50,7%

Total

 

221

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 221 siswa SMP Negeri 1 Sekayu yang di jadikan subjek penelitian, terdapat 109 atau 49,3% yang memiliki self regulated learning yang tinggi sedangkan 112 atau 50,7% yang memiliki self regulated learing yang rendah. Jadi dapat di simpulkan bahwa self regulated learning pada siswa SMP Negeri 1 Sekayu memiliki self regulated learning yang rendah.

 

Tabel 3

Kategorisasi �efikasi diri

Skor

Kategorisasi

N

%

X> 188,02

�Tinggi

108

48,9%

X< 188,02

Rendah

113

51,1%

Total

 

221

100%

 

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 221 siswa SMP Negeri 1 Sekayu yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 108 atau 48,9% yang memiliki efikasi diri yang tinggi sedangkan 113 atau 51% yang memiliki efikasi diri yang rendah. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa efikasi diri pada siswa SMP Negeri 1 sekayu memiliki efikasi diri yang rendah.

 

�Uji Normalitas

Uji normalitas di lakukan untuk mengetahui apakah data dari variabel penelitian yang didapat berasal dari data yang berdistribusi secara normal atau tidak. diimana yang menjadi syarat untuk dilaksanakan bahwa data tersebut normal apabila nilai data lebih dari tarif signifikan yang telah ditentukan yaitu p > 0,05 dengan uji Kolmogorov Smirnov. Kaidah yang digunakan untuk mengetahi normal tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas

Variabel

KS-Z

P

Keterangan

Self Regulated Learning

1,172

0.128

Normal

Efikasi Diri

0,650

0,792

Normal

Keterangan :

KS-Z � = Uji Kolmogorov Smirnov

P �������� = Signifikansi

Berdasarkan tabel diatas, bahwa hasil dari kedua data yang diperoleh melalui alat ukur yang dibuat peneliti berdistribusi normal karena memenuhi kaidah p > 0,05, dapat dilihat dari nilai p alat ukur tersebut yaitu sefl regulated learning� p =0.128 (p > 0,05) dengan KS-Z 1,172 dan efikasi diri p =0,792(p > 0,05) dengan KS-Z 0,650

 

Uji Linieritas

Uji linieritas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat yaitu self regulated learning dengan variabel bebas efikasi diri. Kaidah yang digunakan adalah jika p < 0,05 berarti hubungan antara kedua variabel adalah linier, jika p > 0,05 maka hubungan antara kedua variabel tidak linier. Hasil uji linieritas antara self regulated learning� dengan efikasi diri dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Hasil Uji Linieritas

Variabel

F

P

Keterangan

Efikasi Diri ( X) dengan Self Regulated Learning (Y)

23,804

0,000

Linier

Berdasarkan tabel diatas nilai F merupakan koefisien yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan nilai F = 23,804 dan P= 0,000 Nilai F adalah nilai yang menunjukkan seberapa linier hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pada tabel diatas nilai P = 0,000 < 0,05 sehingga menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara efikasi diri (X) dengan self regulated learning (Y)

 
Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel efikasi diri dengan self regulated learning. Data yang di dapat pada penelitian ini adalah Kuantitatif, sehingga data tersebut akan dianalisis dengan mengunakan teknik analisis regresi sederhana (simple regression). Uji hipotesis yang digunakan untuk analisis regresi sederhana (simple regression) �Uji regresi sederhana yang dilakukan pada variabel efikasi diri dengan self regulated learning dengan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 6

Hasil Uji Regresi Sederhana

Variabel

r

R2

P

Keterangan

efikasi diri dengan self regulated learning

0,313

0,098

0,000

Signifikan

 

����������� Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil nilai korelasi antara variabel efikasi diri dengan self regulated learning yaitu r = 0,313 dengan nilai R Square = 0,098 dan P = 0,000 dimana p < 0,01. Nilai ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan self regulated learning pada siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri dan self regulated learning adalah sebesar 9,8% (R2 =0,098 ) jadi masih terdapat 90,2% % pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan self regulated learning namun tidak diteliti oleh peneliti meliputi persepsi diri,self reaction, faktor lingkungan, dukungan pihak lain,motivasi, pengetahuan dan tujuan namun tidak digunakan dalam penelitian ini.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang di peroleh dari analisis data dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa ada hubungan signifikan antara efikasi diri dengan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas siswa SMP Negeri 1 Sekayu. Penelitian ini dapat menjadi refrensi guna membantu peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengangkat tema yang sama atau memperdalam penelitian ini dengan mengunakan variabel dan dapat mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait. Peneliti selanjutnya dapat mengunakan populasi dan sampel yang lebih banyak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat menjadi gambaran untuk peneliti selanjutnya mengenai efikasi diri dan self regulated learning pembelajaran tatap muka terbatas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Ahmadi, F. (2021). Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19. Qahar Publisher.

 

Christiawan, J., & Divosa Adisti, A. (2022). Akhirnya Kuliah Tatap Muka,Pengalaman, Motivasi dan kiat untuk memulai perkuliahan tatap muka. SCU Knowledge Media.

 

Chusna, M., Pratiwi, A. D., Rohmah, N., & Lestari, R. P. (2022). Model pembelajaran inovatif (1st ed.). Lakeisha.

 

Fitri, R., & Ratna Kustanti, E. (2018). Hubungan Antara Efikasi Diri Akademik Dengan Penyesuaian Diri Akademik Pada Mahasiswa Rantau Dari Indonesia Bagian Timur di Semarang. Jurnal Empati, 7, 66�77.

 

Gainau & Maryam. (2019). Pengembangan Potensi Diri Anak dan Remaja. Kanisius.

Hastuti, R. (2021). Psikologi Remaja. Andi.

 

Hawadi, L. F. (2021). Bunga Rampai Kajian Islam dan Psikologi Pendidikan. UI Publishing.

 

Jagad, H. K. M., & Khoirunnisa, R. N. (2018). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Self Regulated Learning pada Siswa SMPN X. Jurnal Penelitian Psikologi, 5.

 

Kartika, K. (2021). Keperawatan Bencana Efektivitas Pelatihan Bencana Pre Hospital Gawat Darurat Dalam Peningkatan Efikasi Diri Kelompok Siaga Bencana Dan Non Siaga Bencana Edisi I. Deepublish.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). diakses pada tanggal 12 Januari 2022 , dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog

 

Khuluqo, I. E. & Istaryatiningtias. (2022). Modul Pembelajaran Manajemen Pengembangan Kurikulum. Febiks Muda Sejahtera.

 

Kurniati, S. (2022). Metode Pembelajaran LBS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. NEM.

 

Mulyadi, S., Basuki, H., & Rahardjo, W. (2017). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Teori-teori Baru dalam Psikologi (2nd ed.). Rajawali Press.

 

Onde, M. K. L. O., Aswat, H., Sari, E. R., & Meliza, N. (2021). Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) di masa New Normal terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Edukatif, 3.

 

Suciono, W. (2021). Berfikir Kritis Tinjauan Melalui Kemandirian Belajar Kemampuan Akademik Dan Efikasi Diri. Adanu Abimata.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Alfabeta.

 

Susanti, S., Dewi, P. I. A., & Wulandari, F. (2021). Desain media pembelajaran SD/MI. (1st ed.). Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

 

Yunianti, E., Jaeng, M., & Mustamin. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 1 Parigi. Universitas Tadulako.

Copyright holder:

Sawi Sujarwo, Ericka Evionita (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: